PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 FOATUNE
TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSTTAS GADIAH MADA
5-6 September 2019; Hoel Alana Yogyakarta
GEOLOGI, ALTERASI DAN MINERALISASI ENDAPAN EPITERMAL
SULFIDASI TINGGI DI DAERAH WONOTIRTO DAN SEKITARNYA,
KABUPATEN BLITAR, PROVINSI JAWA TIMUR, INDONESIA
Salma Difa Masti’, Arifudin Idrus",
Departemen Tele Geologi, Universitas Gada Mada fin. Grafika No.2 Bulaksumur Yogyakarta
Corresponding Author: aifidruseugm.ac id
ABSTRAK. Secara fidograi daerah penditia tamasuk ke dalan Zona Pegunungan Sdatan
Pendlitian ini bertujuan untuk memahami aspek geologi dan karakterstik endapan mineral di
daerah penclitian yang difokuskan pada aspek tipe alterast dan mineralisat bijth Metode
penditin yang digunakan adalah pemetaan geologi yang meliputi data litologi dan struktur
geologi, sata pemetaan alterasi dan mineralisast bijh, Analisis petrografi, XRD, mikroskopi
bij, dan FA-AAS dilakulan untuk mengkarakterisast mineralogi alteras, mineral bijih, dan
kadar logan. Daerah penclitian disusun oleh litolog) berupa andestt porfiry, tuf, breks
monomik, breksi polimik, dan batugamping (graiistone). Andestt porfits,tuf, brekst monomik,
dan breks polimik merup akan satuan batuan bagian dari Formasi Mandalika (Oligosen akhir -
Miosen Awal). Intust yang berumur Miosm Awal menyebabkan batuan samping (Formas
Mandala) mengalami alterasi hidrotamal Tipe alterasi hidrotamal yng berkembang
maiputi aterast kuarsa-dunit pirofit-diaspor, alterasi kuarsaparagonitilit, dteras: smektit-
kuarsa alteras epidot-Hlontt, dan alterasi Klont-kaatikalsedon. Alteras kuarsa-alunit pirofilit-
diaspor terbentuk pada satu andestt porfirt dan tuf. Alterast kuarsa-paragonitlit terbentuk
pada satun andes porfini, tuf, dan breksi monomik, alteras smektitiuarsa dan alteras
epidot Hort terbentuk pada satuan andest porfirt. Alterasi Klort-kalstikalsedon terbentuk
pada satuan brekai poliruk dan tuf, Struktur geologs yang mengontrol mineralisas berupa sesar
geser dekstral turun berarah tenggara - barat laut dan slisiikas yang berarah timur laut -
barat daya Mineralisa dominan texadi secara diseminas pada tipe alterad kuarsa-dunit-
diaspor (mengisi vug), pada breksi monomik dan polimik, sata pada urat kuarsa dengan
Ketebalan 1 em Mineralisasi bith yang dijumpat adalah pirtt eS.) dan pada beberpa sampel
mengandung amas (Au) sebesar 0.01 ppm. Umumya mineral logam yang hadir tah
mengdlami oksidasi sangat kuat. Adapun mineral oksida yang hadir meliputt hematit crusey
dm poudey FeO) sata jerostt powdery (KFe(OH).(SO)):). Berdasarkan tipe alterat dan
mineral bijih yang hair, disimpulken bahwa tipe endapan daerah penditin meupakan
endapan epitamal sulfidast ting yang besifat dangkal. Pendlitin ini diharpkan dapat
memberikan kontribust dalam eksplorast endapan mineral di Zona Pegunungan Selatan Jawa
Timur.
Kata kundi: Geologi, Alterasi, Minerdisasi, Epitemal Sulfidasi Tinggi, Zona Pegunungan
Selatan Jawa Timur
1078
eran tin Yebumian Dab Pergembangan Geowisata, Geokonsenasi&.Geoheriage
Serta Memperingat 35 Tahun rampusLapangan GeobgiUGM Prof. Soeroso Notohadiprawio” Baya, tenPROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 FOATUNE
TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSTTAS GADIAH MADA
5-6 September 2019; Hoel Alana Yogyakarta
I. PENDAHULUAN
Pulau Jawa bagian timur saat ini sedang menarik perhatian para geologis
tambang untuk dikaji mengenai potensi endapan mineralnya, Pulau Jawa bagian timur
termasuk ke dalam zona Pegunungan Selatan dimana beberapa formasi penyusunnya
telah mengalami alterasi hidrotermal Karena terobosan magma yang lebih muda
(Bemmelen, 1949; Smyth dkk., 2008; Widodo dan Simanjuntak, 2002).
Daerah perelitian berada di Desa Wonotirto, Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa
Timur. Peneliti terdahulu, Widodo (2018), melakukan perelitian menggunakan metode
TerraSpec High Resolution dan menyimpulkan bahwa tipe endapan daerah Wonotirto
adalah endapan epitermal sulfidasi tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk memahami
aspek geologi dan karakteristik endapan mineral di daerah penelitian yang difokuskan,
pada aspek tipe alterasi dan mineralisasi bijih dengan menggunakan metode yang
berbeda dari penelitian sebelumnya.
Il. GEOLOGI REGIONAL
Secara fisiografis daerah Wonotirto, Kabupaten Blitar, termasuk ke dalam zona
Pegunungan Selatan Jawa bagian timur (van Bemmelen, 1949), Secara stratigrafi
menurut Syarifudin dan Hamidi (1992) daerah penelitian tersusun oleh formasi
Mandalika Formasi mandalika (Oligosen akhir ~ Miosen awal) yang tersusun atas lava
andesit-basal, latit porfiri, riolit, dan dasit. Kemudian terendapkan anggota tuf formasi
mandalika (Oligosen akhir — Miosen awal) yang tersusun atas tuf kaca, tuf kristal, tuf
breksi dan pumis, Formasi ini terbentuk saling menjari dengan formasi Mandalika
Kedua formasi ini kemudian diterobos oleh intrusi dasit yang diperkirakan berumur
Miosen awal. Di atas formasi tersebut diendapkan secara tidak selaras formasi
campurdarat (Miosen awal) yang tersusun atas batugamping kristalin dengan sisipan.
batulempung. Formasi wonosari (Miosen tengah - Miosen akhir) tersusun atas
batugamping oral, batugamping lempungan-tufan-pasiran, napal, batulempung hitam
bergambut, Adapun struktur geologi yang berkembang di daerah Wonotirto dan
sekitarnya berupa kelurusan-kelurusan yang berarah relatif utara timur laut — selatan
barat daya. Blok-blok sesar berkembang di bagian tenggara lokasi penelitian (Syafrudin,
dan Hamidi, 1992).
III. METODOLOGI
Untuk mencapai tujuan perelitian, penulis melakukan metode penelitian berupa
pemetaan geologi pada skala 1:25000 dan aralisis laboratorium. Metode analisis
laboratorium yang dilakukan berupa analisis petrografi, analisis mikroskopi bijih,
analisis X-Ray Diffraction (XRD), dan analisis Fire Assay - Atomic Absorption
Spectrophotometry (FA-AAS). Analisis petrografi, mikroskopi bijh dan XRD dilakukan
di Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada sedangkan,
analisis FA-AAS dilakukan di PT. Intertek Indonesia.
1079
eran tin Yebumian Dab Pergembangan Geowisata, Geokonsenasi&.Geoheriage
Serta Memperingat 35 Tahun rampusLapangan GeobgiUGM Prof. Soeroso Notohadiprawio” Baya, tenPROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 FOATUNE
TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSTTAS GADIAH MADA
5-6 September 2019; Hoel Alana Yogyakarta
IV. HASIL DAN PENELITIAN
1. Geologi Daerah Penelitian
Morfologi daerah perelitian terbagi menjadi dua yaitu satuan perbukitan intrusi
berlereng curam dan satuan perbukitan karst berlereng sedang (lihat Gambar 1.), Pola
penyaluran yang berkembang di daerah penelitian yaitu pola penyaluran sub paralel
dan pola penyaluran dendritik. Penulis mengelompokan struktur geologi daerah
perelitian berdasarkan hubungannya dengan proses mineralisasi. Penamaan struktur
geologi dibuat berdasarkan Klasifikasi jenis struktur oleh Rickard (1972). Struktur
geologi syrt mineralisasi daerah penelitian berupa sesar geser dekstral turun yang
berarah tenggara — barat laut dan urat/silisifikasi yang berarah timur laut — barat daya
sedangkan struktur post mineralisasi berupa sesar geser sinistral turun berarah timur
laut — barat daya, sesar geser sinistral naik yang berarah timur laut - barat daya, dan
sesar geser sinistral yang berarah tenggara — barat laut. Litologi penyusun daerah
perelitian adalah satuan andesit porfiri kemudian secara tidak selaras terbentuk satuan,
tuf, satuan breksi monomik dan breksi polimik. Kemudian diendapkan secara tidak
selaras satuan batugamping. Satuan andesit porfiri, tuf, breksi monomik, dan breksi
polimik mengalami alterasi hidrotermal sedangkan batugamping tidak mengalami
alterasi hidrotermal (lihat Gambar 2.)
2. Alterasi Hidrotermal
Berdasarkan hasil pengamatan petrografi dan data XRD, tipe alterasi
hidrotermal yang berkembang di daerah penelitian terbagi menjadi 5 (lihat Gambar 3.)
yaitu alterasi kuarsa-alunit-pirofilit, alterasi kuarsa-paragonit-ilit, alterasi smektit-
kuarsa, alterasi epidot-Klorit, dan alterasi Klorit-Kalsit/kalsedon,
Pelamparan alterasi kuarsa-alunit-pirofilit-diaspor hanya dijumpai secara
setempat. Kenampakan di lapangan (lihat Gambar 5.), batuan alterasi int memiliki
tekstur masif atau berlubang (ogy). Adapun mineral penciri alterasi ini adalah kuarsa
sekunder, alunit, dan pirofilit (hat Gambar 8). Mineral lain yang hadir berupa diaspor.
Berdasarkan hasil XRD, jenis alunit yang hadir adalah natroalunit (ihat Gambar 11.)
Intensitas alterasi terjadi secara total sehingga batuan induk (ltost rock) tidak dapat
diketahui,
Zona tipe alterasi Kuarsa-paragonit.ilit melampar paling luas hampir sekitar
30% daerah penelitian. Di lapangan (lihat Gambar 5.) kenampakan batuan alterasi ini
masih mengandung kvarsa yang dominan namun mineral lempung mulai hadir
menyusun batuan alterasi. Paragonit dan ilit merupakan pencini tipe alterasi ini.
Adapun berdasarkan data XRD, mineral lain yang muncul berupa alunit dan diaspor
(hat Gambar 8, dan Gambar 12.), Satuan andesit porfiri, satuan tuf, dan satuan breksi
monomik mengalami tipe alterasi ini.
Tipe alterasi smektit-kuarsa dapat ditemukan di bagian utara dan bagian tengah
daerah penelitian yang secara lateral berdampingan dengan zona alterasi kuarsa-
paragonit-ilit. Di lapangan (Lihat Gambar 6.), mineral lempung mendominasi penyusun,
batuan alterasi ini, Adapun mineral peneciri alterasi ini adalah interlayering smektit-lit
1080
eran tin Yebumian Dab Pergembangan Geowisata, Geokonsenasi&.Geoheriage
Serta Memperingat 35 Tahun rampusLapangan GeobgiUGM Prof. Soeroso Notohadiprawio” Baya, tenPROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 FOATUNE
TEKNIK GEOLOG!, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS GADIAH MADA
5:6 September 2019; Hotel Alona Yogyokara
(Ghat Gambar 9. dan Gambar 13), Batuan induk dani tipe alterasi ini adalah andesit
porfiri dan tuf.
Tipe alterasi epidot-Klorit memiliki pelamparan yang sempit dan terbatas pada
bagian barat daerah perelitian. Di lapangan (ihat Gambar 6.) batuan alterasi ini tampak
masih segar. Hal ini disebabkan Karena alterasi hidrotermal terjadi secara selektif
dimana plagioklas dan Klinopiroksen masih dapat diidentifikast dengan jelas dan
mengalami penggantian menjadi epidot atau Klorit (lihat Gambar 9.), Mineral penciri
alterasi ini adalah epidot. Adapun batuan induk tipe alterasi ini adalah andesit porfiri
Tipe alterasi Klorit-Kalsit/kalsedon dapat di temukan di utara dan selatan bagian
barat daerah perelitian, Mineral penciri alterasi ini berupa interlayening Klorit-lit, kalsit,
dan atau Kalsedon (ihat Gambar 10. dan Gambar 14,), Batuan alterasi_ yang
mengandung kalsit dijumpai di bagian selatan pada satuan tuf sedangkan yang
mengandung kalsedon hadir di bagian utara pada satuan breksi polimik (ihat Gambar
7).
3. Mineralisasi
Tidak banyak mineral logam yang dijumpai di daerah penelitian. Pirit adalah
satu-satunya mineral logam yang hadir di daerah penelitian (lihat Gambar 11), Pirit
hadir secara diseminasi pada breksi polimik, mengisi vug pada batuan alterasi kuarsa-
alunit-diaspor dan hadir dalam bentuk urat berukuran 1 cm, Berdasarkan hasil data
FA-AAS (lihat Tabel 1.) pada batuan yang mengalami mineralisasi, menunjukan bahwa
terdapat kandungan emas (Au) sebesar 0.01 ppm. Keterdapatan mineral logam sulit
ditemukan di lokasi penelitian karena mineral logam telah mengalami proses oksidasi
membentuk mineral-mineral oksida seperti jarosit (dominan) dan hematit, Di lapangan,
kenampakan jarosit memiliki tekstur powdery sedangkan hematit memiliki tekstur
drussy dan powdery (tekstur dominan). Adapun peta sebaran mineral oksida daerah
perelitian dapat dilihat pada Gambar 4.
V. DISKUSI
1. Tipe Endapan
Berdasarkan hasil kompilasi mengenai KaraKteristik tipe endapan menurut
Corbett dan Leach (1997), dan Sillitoe (1999), bahwa tipe endapan daerah perelitian
adalah endapan epitermal sulfidasi tinggi yang bersifat dangkal (Lihat Tabel 1.), Salah
satu aspek karakteristik endapan pada daerah perelitian yaitu tipe alterasi,
menunjukan kesamaan dengan pola tipe alterasi endapan epitermal sulfidasi tinggi
yang diajukan oleh Arribas (1995). Dalam model endapan Arribas (1995), alterasi
kuarsa atau silisifikasi menjadi pusat alterasi sekaligus sebagai jalur utama fluida
hidrotermal bereaksi dengan batuan dinding, Kemudian ke arah lateral, tipe alterasi
berubah secara gradual membentuk alterasi argilik lanjut, alterasi argilik, dan alterasi
propilitik, Corbett dan Leach (1997) menyebutkan bahwa alterasi argilik lanjut
tersusun oleh kelompok mineral kaolin, alterasi argilik divakili oleh kelompok mineral
ilit, dan alterasi propilitik diwakili oleh kehadiran Klorit atau epidot. Kedua pola ini
terlihat pada tipe alterasi yang berkembang di daerah perelitian yaitu (urutan dari
1081
eran tin Yebumian Dab Pergembangan Geowisata, Geokonsenasi&.Geoheriage
Serta Memperingat 35 Tahun rampusLapangan GeobgiUGM Prof. Soeroso Notohadiprawio” Baya, tenPROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 FOATUNE
TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSTTAS GADIAH MADA
5-6 September 2019; Hoel Alana Yogyakarta
pusat Ke tepi) alterasi Kuarsa-alunit pirofilitdiaspor, alterasi Kuarsa-paragonitilit,
alterasi smektit-kuarsa, alterasi epidot-Klorit, alterasi Klorit-kalsit/kalsedon,
Keterdapatan pirit di daerah penelitian bukan menjadi penciri suatu tipe
endapan Karena pirit dapat terbentuk pada berbagai kedalaman (Corbett dan Leach,
1997), Tetapi umumnya markasit dan melnikovit-pirit hadir pada kedalaman yang
dangkal (Corbett dan Leach, 1997), Mineralisasi di daerah penelitian dapat dijumpai
pada tipe alterasi kuarsa-alunit-pirofilit-diaspor, sebagai pengisi kekar (urat), dan pada
breksi polimik, Umumnya pirit hadir secara diseminasi. Adapun berdasarkan analisis
FA-AAS, daerah penelitian mengandung emas sebesar 0.01 ppm.
2. Kontrol Geologi
Proses alterasi dan mineralisasi daerah perelitian dikontrol oleh struktur
geologi dan litologi. Kontrol struktur geologi tampak sangat memengaruhi proses
alterasi dan mineralisasi daerah penelitian sebab host rock yang dominan hadir yaitu
andesit porfiri merupakan batuan yang impermeable, Struktur geologi sy mineralisasi
diidentifikasi melalui struktur yang terisi mineral logam dapat berupa kekar terisi
(urat) atau sesar, dan orientasi alterasi kuarsa-alunit-pirofilit-diaspor (diasumsikan
sebagai pusat alterasi utama). Adapun struktur sy mineralisasi daerah penelitian
berupa sesar geser dekstral turun berarah tenggara — barat laut dan urat/silisifikasi yang
berarah timut laut — barat daya,
Keterdapatan breksi monomik dan polimik di daerah perelitian menambah
permeabilitas batuan sehingga kehadiran keduanya mengontrol proses alterasi dan
mineralisasi. Hal ini ditunjukan adanya pirit yang terbentuk secara diseminasi pada
tubuh breksi polimik dan hematit dussy yang terbentuk pada tubuh breksi monomik.
VI. KESIMPULAN
Morfologi daerah penelitian terbagi menjadi dua yaitu satuan perbukitan intrusi
dan satuan perbukitan karst. Adapun litologi penyustn dari tua ke muda adalah satuan,
andesit porfiri, satuan tuf, satuan breksi monomuk, satuan breksi polimik dan satuan,
batugamping, Adapun struktur geologi yang mengontrol alterasi hidrotermal dan
mineralisasi berupa silisifikasi berarah timur laut — barat daya dan sesar geser dekstral
turun berarah tenggara — barat laut. Tipe alterasi hidrotermal yang berkembang yaitu
alterasi Kuarsa-alunit-pirofilit-diaspor, alterasi Kuarsa-paragonit-iit, alterasi smektit-
kuarsa, alterasi epidot-Klorit, dan alterasi Klorit-kalsit/kalsedon. Mineralisasi daerah
perelitian terjadi secara diseminasi pada breksi polimik, mengisi wg pada batuan
alterasi kuarsa-alunit-pirofilit-diaspor, dan pada urat kuarsa. Mineral logam yang hadir
adalah pirit, dan selebihnya mineral logam telah teroksidasi_ membentuk jarosit
bertekstur powdery (dominan) dan hematit bertekstur powdery dan drussy (minor).
Adapun kandungan emas (Au) di daerah penelitian sebesar 0.01 ppm. Berdasarkan
karakteristik alterasi dan mineralisasi disimpulkan bahwa tipe endapan daerah
perelitian adalah endapan epitermal sulfidasi tinggi yang bersifat dangkal.
1082
eran tin Yebumian Dab Pergembangan Geowisata, Geokonsenasi&.Geoheriage
Serta Memperingat 35 Tahun rampusLapangan GeobgiUGM Prof. Soeroso Notohadiprawio” Baya, tenPROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 FOATUNE
TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSTTAS GADIAH MADA
5-6 September 2019; Hoel Alana Yogyakarta
ACKNOWLEDGEMENT
Penelitian ini sebagian dibiayai melalui Hibah Penelitian Skripsi $1 Departemen
Teknik Geologi FT-UGM 2019 dan Hibah Program RTA (Rekognisi Tugas Akhir) 2019
dari Universitas Gadjah Mada yang diberikan kepada penuulis pertama dengan Nomor
Kontrak 3339/UNI/DITLIT/DIT-LIT/LT/2019. Terima Kasih atas bantuan dana
perelitian dan dukungan semua pihak
REFERENSI
Amibas Jr, A, 1995, Characteristics of High-Sulfidation Epithermal Deposits, aud Their Relation to
Magnatic Fiuid dalam Thompson, JFH., 1995, Magmas, Fluids, aud Ore Deposits,
‘Mineralogical Association of Canada Short Course Vol. 23.
Corbett, G., Temy, L., 1997, Southwest Pacific Rim Gold-Copper Systems: Structure, Alteration, aud
Mineralization, Short Course Manual
Hall, R,, 2002, Cenozoic Geological aud Plate Tectonic Evolution of SE Asia and the SW Pacific
computer-based reconstructions, model, ard auimations, Journal of Asian Earth Sciences 20
p. 353-431, Elsevier ScienceLtd
Rickard, MJ, 1972, Fault Clasfication ~ Discussion, Geological Society of AmericaBulletin, v.83,
p.2545-2546
Sillitoe RH,, 1999, Styles of High Sulfidation Gold, Silver aud Copper Mineratisation in Porphyry aud
Epithermal Envirouments, Pacrim, Bali
Sjaifudin, MZ, Hamidi, S, 1992, Peta Geologi Lembar Blitar, Java Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi, Bandung.
Smyth, H.R, Robert, H., Gay, JN., 2008, Ceuozoie Voleanic Are History of East Java Indonesia The
Stratigraplae Record of Eruptions on ax Active Coutinental Margin, Special Paper, The
Geological Society of America
Widodo, B, Akhmad, $, Andi, K., 2018, Studi Alterasi Hidrotermal denga: Analisis Spektral Daeralt
Wonotirto dar Sekitanya Kecanatar Wonotirto, Kabupaten Blite, Java Timur, Program
Studi Telauk Geologi FT Universitas Pakuan, Bogor (Tidak diterbitkan)
Widodo, W, Sahat, S, 2002, Hasil Kegiatar Eksplorasi Mineral Logan Kerjasama Telaik Asing
Daerah Pegunungar Selater fava Timur JICAIMMAY — Jeparg) dest Ciayjur (RIGAM ~
Korea), Kolokium Hasil Inventarisasi Sumber Daya Mineral, Direktorat Inventarisast
‘Sumber DayaMineral (DIM).
1083,
eran tin Yebumian Dab Pergembangan Geowisata, Geokonsenasi&.Geoheriage
Serta Memperingat 35 Tahun rampusLapangan GeobgiUGM Prof. Soeroso Notohadiprawio” Baya, tenPROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 FOATUNE
TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSTTAS GADIAH MADA
5-6 September 2019; Hoel Alana Yogyakarta
Tabdl I Haal andias kadar anas FA-AAS) di daerch pendlitia dalam satan ppm
Pengukuran
[aur [Anz wr
[Batas Detekst [001 |0,01 [0,01
IFASIIAA|FASIAA [FASIIAA\
[Kode Sampel
ISDM 10 O01 [00
ISDM/2471 <0.07
ISDMi24/2 0.01
Tabel 2. Parbandingan karakteristik tipe endapan epiterma sulfidasi tinggi daerah penclitian
dengan karakteristik endap an menurut Corbett dan Leach (1997) dan Sillitoe (1999).
Karakteisti_ | Corbett danLeach
tides ‘1057 Silitoe 0999) Lokast Penehtian
Keddaman
Dangkal Dangkal Dangkal
paleosurfiace a a a
Kuarsealunit
Kelompok —minerd
Kaolin (pirofit Alterast kuarsa-aurut-
ripe ates | tttekaoin, frmayontas) ean | Patol dhagpor,
Kelompok mineral st uarsap aagonstal
(dai pusat rs vuggy quarts, paraes
(ccrisit, alt, smektit), smektitkuarsa, Klorit-
Fete) Montkarbonat tan [MSRM | aetaeedon, epidot
epidot/aktinolit-albit- ome? Klonit
Hont-karbonat pada
kondia lebih dalam,
Matkast, Menikowt | Kovelt Telurides
Minera bith | pint Pint
Tenislogan | As 5b, Au Te Ag Hg Au Ke
Mengisi sng, mengisi Manga ug pada
aiteras uasealunit-
Style kekar (sebaga ure),
mineraisas [dan pada tubuh | Dminasiveinlet | pirofiit-diaspor,
brekst, mengia Kekar (sebagai
ura), dan pada brekst
polimak
08a
eran tin Yebumian Dab Pergembangan Geowisata, Geokonsenasi&.Geoheriage
Serta Memperingat 35 Tahun rampusLapangan GeobgiUGM Prof. Soeroso Notohadiprawio” Baya, tenPROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 FOAIUNE
TERNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSTTAS GADIAH MADA
5-6 September 2019; Hoel Alone Yogyakarta
Tea Gooner Daca Wonoino dan Seblamya ava
‘apt lta, Poin Jona Tir ee
Lasede
eS es
{ V) mm step
= on
1) Bsc
Se Sunes
Gambar 1, Peta geomorfologi daerah penelitian
1085
eran tin Yebumian Dab Pergembangan Geowisata, Geokonsenasi&.Geoheriage
Serta Memperingat 35 Tahun rampusLapangan GeobgiUGM Prof. Soeroso Notohadiprawio” Baya, tenPROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 FOAIUNE
TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSTTAS GADIAH MADA
5-6 September 2019; Hoel Alone Yogyakarta
Peta Geologi Daerah Wonotirto dan Sckitarnya N skate 1: 25,000
Kabupaten ia, Provi! awa Tm =
Legenda
BE swonr
HI secs snoie pre
4 Kotargous FE Scor tr
Scorer Usii
anne <<
ne
a
Gambar 2. Peta geologt daerah pendlitian
1086
eran tin Yebumian Dab Pergembangan Geowisata, Geokonsenasi&.Geoheriage
Serta Memperingat 35 Tahun rampusLapangan GeobgiUGM Prof. Soeroso Notohadiprawio” Baya, tenPROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 FOAIUNE
TERNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSTTAS GADIAH MADA
5-6 September 2019; Hoel Alone Yogyakarta
eta Alena Dasa Wonoio dan Sekiya wan
‘Kabepatn ay Provinal awa Tima ke
Tegenda
Hi weston
ee
ae
Ht ME tat enters
1 rp 9 ra
ee ee
a ee
Mage
Gamibar 3. Peta alterasi daerah penciitian
1087
eran tin Yebumian Dab Pergembangan Geowisata, Geokonsenasi&.Geoheriage
Serta Memperingat 35 Tahun rampusLapangan GeobgiUGM Prof. Soeroso Notohadiprawio” Baya, tenPROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12
TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSTTAS GADIAH MADA
5-6 September 2019; Hoel Alone Yogyakarta
FOAIUNE
Peta Oksidasi Daerah Wonotirto dan Sekitarnya
Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur
‘tat 125000
:
\ es
# Ketewes er. Sart
Gambar 5. Singkapan batuan alterast kuarsa-alunit-pirofilit (kirt) dan batuan alterast kuarsa-
paragonitulit (anan)
eran im Habu
1088
in Dalim Pergembangan Geowisata, Geolonsenasif&. Geoheriage
Serta Memperingat 35 Tahun rampusLapangan GeobgiUGM Prof. Soeroso Notohadiprawio” Baya, tenPROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 FOAIUNE
TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSTTAS GADIAH MADA
5-6 September 2019; Hoel Alone Yogyakarta
Gambar 6. Singkap an batan alterasi smektit-kuarsa (kin) dan batuan alterast epidot-Korit
kam)
Gambar 7. Singkapan batuan alterasi Klorit-kalsit/kalsedon.
1089
eran tin Yebumian Dab Pergembangan Geowisata, Geokonsenasi&.Geoheriage
Serta Memperingat 35 Tahun rampusLapangan GeobgiUGM Prof. Soeroso Notohadiprawio” Baya, tenPROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 FOAIUNE
TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSTTAS GADIAH MADA
5-6 September 2019; Hoel Alone Yogyakarta
Ce on ?
fe Aw souncor
ay
2
¥
sekunder
Gambar 8, Fotomikrograf dari batuan aterasi kuarsa-alunit-pirofilit-diasp or (atas) dan batuan
Aterasi kuarsap aragonitilit (baw aly.
(Gambar 9. Fotomikrograf dari batuan dlterasi smektit-kuarsa dan batuan alterasi epidot-Klontt.
1090
eran tin Yebumian Dab Pergembangan Geowisata, Geokonsenasi&.Geoheriage
Serta Memperingat 35 Tahun rampusLapangan GeobgiUGM Prof. Soeroso Notohadiprawio” Baya, tenPROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 FOAIUNE
TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSTTAS GADIAH MADA
5-6 September 2019; Hoel Alone Yogyakarta
Gambar 10, Fotomikrograf dari batuan alterasi onit-kalst/i alsedon.
Gambar 11. Hasil paganatan mikroskopi bijh menunjukan keterdapatan pirit dan hematit
(lint: nikol sejajar, Kanan’ nikol bersilang)
1091,
eran tin Yebumian Dab Pergembangan Geowisata, Geokonsenasi&.Geoheriage
Serta Memperingat 35 Tahun rampusLapangan GeobgiUGM Prof. Soeroso Notohadiprawio” Baya, tenPROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 FOATUNE
TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSTTAS GADIAH MADA
5-6 September 2019; Hoel Alana Yogyakarta
4000 — Sampel 16-Q
4 : Bulk
i
3000
3
% 2000
a
1000
°
° 20 40 50 80
‘000 ‘ Sampel 16-C
Bulk
00
00
a
2 400
200
Gambar 11. Hasil andisis XRD padasampd batuan aterasi kuarsa-alunit pirofilit-diaspor,
1092
eran tin Yebumian Dab Pergembangan Geowisata, Geokonsenasi&.Geoheriage
Serta Memperingat 35 Tahun rampusLapangan GeobgiUGM Prof. Soeroso Notohadiprawio” Baya, tenPROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 FOATUNE
TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSTTAS GADIAH MADA
5-6 September 2019; Hoel Alana Yogyakarta
“000 i Sampel 60-QC
4 Bulk
3000
4
2 2000
- 7 i
i
+000
°
10000
4 Sampel 60-QC
000 | Clay
| i — Airarien
4 000
g 4 [Baten eo!
* sooo | | — Hateassoc
| i
2000 \ 1
Theta
Gambar 12. Hail anaisis XRD padasanpd batuan alterasi kuarsa-p aragonitulit,
1093,
eran tin Yebumian Dab Pergembangan Geowisata, Geokonsenasi&.Geoheriage
Serta Memperingat 35 Tahun rampusLapangan GeobgiUGM Prof. Soeroso Notohadiprawio” Baya, tenPROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 FOATUNE
TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSTTAS GADIAH MADA
5-6 September 2019; Hoel Alana Yogyakarta
1600 2 Sampel 09-C
4 Bulk
1200
e00
400
800
Sampel 09-C
7 Clay
600
a 4 — Air i
= 100 —— Fatytenpyeot
z —— Heatea 500
200
2-Theta
(Gambar 13. Hasil nalisis XRD pada sampe batum ateras smektit kuarsa
1094
eran tin Yebumian Dab Pergembangan Geowisata, Geokonsenasi&.Geoheriage
Serta Memperingat 35 Tahun rampusLapangan GeobgiUGM Prof. Soeroso Notohadiprawio” Baya, tenPROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-12 FOATUNE
TEKNIK GEOLOGI, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSTTAS GADIAH MADA
5-6 September 2019; Hoel Alana Yogyakarta
Sampel 08-CE
Bulk
3000
2000
°
0 20 40 60 80
Thee
3000 —
Sampel 08-CE
4 i Clay
i :
g 2000 J { — Aicasiea
| —— ryten yet
{ Heated 550€
1000
° 10 20 30 40
2Theta
Gambar If, Hasil analisis XRD pada sampdl batuan alterasi Morit-kalsitfkalsedon,
1095
eran tin Yebumian Dab Pergembangan Geowisata, Geokonsenasi&.Geoheriage
Serta Memperingat 35 Tahun rampusLapangan GeobgiUGM Prof. Soeroso Notohadiprawio” Baya, ten