Anda di halaman 1dari 18

Ringkasan penelitian tidak lebih dari 500 kata yang berisi latarbelakang penelitian, tujuan dan

tahapan metode penelitian, luaran yang ditargetkan, serta uraian TKT penelitian yang diusulkan.

RINGKASAN
Skizofrenia adalah gangguan yang terjadi pada fungsi otak. Skizofrenia

sebagai penyakit neorologis yang mempengaruhi persepsi klien, cara berpikir,

bahasa,emosi, dan prilaku sosialnya (Yosep, 2014)1. Indonesia mengalami

peningkatan jumlah penderita skizofrenia cukup banyak, diperkirakan

prevelensi skizofrenia di Indonesia pada tahun 2013 adalah 1.728 orang.

Jumlah penderita skizofrenia di Indonesia ini terkait dengan tingginya stress

yang muncul di daerah perkotaan. Adapun proposi rumah tangga yang pernah

memasung ART gangguan jiwa berat sebesar 1.655 rumah tangga dari 14,3%

terbanyak tinggal di pedesaan, sedangkan yang tinggi diperkotaan sebanyak

10,7% (Riskesdes,2013)2.

Diagnosa keperawatan dengan skizofrenia salah satunya adalah

halusinasi. Halusinasi merupakan proses akhir dari pengamatan yang diawali

oleh proses diterimanya stimulus oleh alat indera, kemudian individu ada

perhatian, lalu diteruskan otak dan baru kemudian individu menyadari tentang

sesuatu yang dinamakan persepsi. halusinasi disebabkan oleh jenis dan jumlah

sumber yang dapat dibangkitkan oleh individu untuk mengatasi stress.

Diperoleh baik dari klien maupun keluarganya, Faktor preposisi dapat meliputi

faktor perkembangan, sosiokultural, biokimia, psikologis, dan generik

(Yosep,2013)3.

Keluarga mempunyai peran dan tugas dibidang kesehatan yang perlu

dipahami dan dilakukan yang meliputi mengenal masalah kesehatan,

memutuskan tindakan yang tepat bagi keluarga, memberikan perawatan


terhadap keluarga yang sakit, memodifikasi lingkungan keluarga untuk

menjamin kesehatan keluarga, menggunakan pelayanan kesehatan

(Sarafino,2012)4.

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan merupakan alat yang

dijadikan sebagai panduan oleh seorang perawat jiwa ketika berinteraksi

dengan klien dengan gangguan halusinasi. Strategi pelaksanaan adalah

penerapan standar asuhan keperawatan yang diterapkan pada pasien yang

bertujuan untuk mengurangi masalah keperawatan jiwa yang ditangani. Strategi

pelaksanaan pada pasien halusinasi mencakup kegiatan mengenal halusinasi,

mengajarkan pasien bercakap-cakap dengan orang lain saat halusinasi muncul,

serta melakukan aktifitas terjadwal untuk mencegah halusinasi.

(Sarafino,2012)4.

Tujuan Penelitian adalah mengetahui pengaruh intervensi strategi

pelaksanaan halusinasi terhadap kemampuan dan pengetahuan keluarga dalam

merawat klien skizofrenia dengan halusinasi.

Penelitian ini menggunakan metode quasi-eksperimental atau

eksprimen semu dengan pendekatan rancangan pre eksprimen post test two

control group design. Yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan

observational deskriptip. Penelitian ini dilakukan di RSKJ SOEPRAPTO

Bengkulu. Sampel Penelitian ini adalah seluruh keluarga yang mendampingi

anggota keluarganya yang mengalami gangguan jiwa.

Luaran Penelitian adalah publikasi pada jurnal nasional tidak

terakreditasi atau dimuat di prosiding nasional atau internasional.


TKT berada di tingkat 3 yaitu rancangan metodologi yang digunakan

untuk menjawab pertanyaan penelitian telah disusun, rancangan penentuan

sampling dan teknik pengumpulan data telah disusun, kecukupan data dan

kelengkapan data telah ditetapkan, evaluasi tekinis dan dan prediksi hail telah

ditetapkan, skenario dan alternatif untuk kelengkapan data telah disusun, dan

desain litbang telah komplit.

Kata kunci maksimal 5 kata


Kata_kunci_1; Strategi Pelaksanaan, kata_kunci_2; Skizofrenia, Kata_kunci_3;
Keluarg

Latar belakang penelitian tidak lebih dari 500 kata yang berisi latar belakang dan permasalahan
yang akan diteliti, tujuan khusus, dan urgensi penelitian. Pada bagian ini perlu dijelaskan uraian
tentang spesifikasi khusus terkait dengan skema.
LATAR BELAKANG
Skizofrenia adalah gangguan yang terjadi pada fungsi otak. Skizofrenia

sebagai penyakit neorologis yang mempengaruhi persepsi klien, cara berpikir,

bahasa,emosi, dan prilaku sosialnya (Yosep, 2014)1. Indonesia mengalami

peningkatan jumlah penderita skizofrenia cukup banyak, diperkirakan

prevelensi skizofrenia di Indonesia pada tahun 2013 adalah 1.728 orang.

Jumlah penderita skizofrenia di Indonesia ini terkait dengan tingginya stress

yang muncul di daerah perkotaan. Adapun proposi rumah tangga yang pernah

memasung ART gangguan jiwa berat sebesar 1.655 rumah tangga dari 14,3%

terbanyak tinggal di pedesaan, sedangkan yang tinggi diperkotaan sebanyak

10,7% (Riskesdes,2013)2.
Diagnosa keperawatan dengan skizofrenia salah satunya adalah

halusinasi. Halusinasi merupakan proses akhir dari pengamatan yang diawali

oleh proses diterimanya stimulus oleh alat indera, kemudian individu ada

perhatian, lalu diteruskan otak dan baru kemudian individu menyadari tentang

sesuatu yang dinamakan persepsi. halusinasi disebabkan oleh jenis dan jumlah

sumber yang dapat dibangkitkan oleh individu untuk mengatasi stress.

Diperoleh baik dari klien maupun keluarganya, Faktor preposisi dapat meliputi

faktor perkembangan, sosiokultural, biokimia, psikologis, dan generik

(Yosep,2013)3.

Keluarga mempunyai peran dan tugas dibidang kesehatan yang perlu

dipahami dan dilakukan yang meliputi mengenal masalah kesehatan,

memutuskan tindakan yang tepat bagi keluarga, memberikan perawatan

terhadap keluarga yang sakit, memodifikasi lingkungan keluarga untuk

menjamin kesehatan keluarga, menggunakan pelayanan kesehatan

(Sarafino,2012)4.

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan merupakan alat yang

dijadikan sebagai panduan oleh seorang perawat jiwa ketika berinteraksi

dengan klien dengan gangguan halusinasi. Strategi pelaksanaan adalah

penerapan standar asuhan keperawatan yang diterapkan pada pasien yang

bertujuan untuk mengurangi masalah keperawatan jiwa yang ditangani. Strategi

pelaksanaan pada pasien halusinasi mencakup kegiatan mengenal halusinasi,

mengajarkan pasien bercakap-cakap dengan orang lain saat halusinasi muncul,


serta melakukan aktifitas terjadwal untuk mencegah halusinasi.

(Sarafino,2012)4.

Tujuan Penelitian adalah mengetahui pengaruh intervensi strategi

pelaksanaan halusinasi terhadap kemampuan dan pengetahuan keluarga dalam

merawat klien skizofrenia dengan halusinasi.

Penelitian ini sangat penting karena keluarga adalah orang yang terdekat

dekat pasien dan menjadi pendukung kesembuhan pasien. Keluarga harus

mengetahui dan memahami cara merawat pasien setelah berada di rumah

karena dukungan keluarga adalah jalan kesembuhan bagi pasien. Pasien yang

sudah pulang dari Ruamh Sakit Jiwa dan dinyatakan sembuh dengan tetap

rutin minum obat sering mengalami kekambuhan setelah berada di rumah

karena ketidaktahuan dan ketidakmampuan keluarga dalam memberikan

perawatan. Strategi pelaksanaan adalah suatu metode intervensi yang

mengajarkan keluarga merawat anggota keluarga dengan skizofrenia.

Diharapkan dengan metode intervenis strategi pelaksanaan ini angka kejadian

pasien mengalami kekambuhan dan harus kembali di rawat di Rumah Sakit

Jiwa minimal berkurang bahkan tidak mengalami kekambuhan sama sekali.

Tinjauan pustaka tidak lebih dari 1000 kata dengan mengemukakan state of the art dalam
bidang yang diteliti. Bagan dapat dibuat dalam bentuk JPG/PNG yang kemudian disisipkan
dalam isian ini. Sumber pustaka/referensi primer yang relevan dan dengan mengutamakan hasil
penelitian pada jurnal ilmiah dan/atau paten yang terkini. Disarankan penggunaan sumber
pustaka 10 tahun terakhir.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Halusinasi
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa pada individu yang

ditandai dengan perubahan sensori persepsi, halusinasi merasakan sensasi

palsu berupa suara, penglihatan, penciuman, perabaan atau penghidungan.

Klien merasakan stimulus yang sebenarnya tidak ada (Keliat, 2010)5.

Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana klien

mengalami perubahan sensori persepsi, merasakan sensasi palsu berupa suara,

penglihatan, pengecap, perabaan atau penghinduan. Klien merasa stimulus

yang sebetulnya tidak ada (Damaiyanti, 2008)6. Klien memberi persepsi atau

pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau rangsangan yang nyata.

Jenis – jenis halusinasi menurut Yosep (2012)7 terdiri dari delapan jenis:

a. Halusinasi Pendengaran (Auditif, Akustik)

Paling sering dijumpai dapat berupa bunyi mendenging atau suara bising

yang mempunyai arti,tetapi lebih sering terdengar sebagai sebuah kata

atau kalimat yang bermakna. Biasanya suara tersebut ditunjukan pada

penderitan sehingga tidak jarang penderita bertengkar dan berdebat

dengan suara-suara tersebut.

b. Halusinasi Penglihatan (visual, Optik)

Lebih sering terjadi pada keadaan delirium (penyakit organik). Biasanya

sering muncul bersamaan dengan penurunan kesabaran, menimbulkan

rasa takut akibat gambaran-gambaran yang mengerikan.

c. Halusinasi Penciuman (Olfaktorik)

Halusinasi ini biasanya berupa mencium sesuatu bau tertentu dan

dirasakan tidak enak,melambangkan rasa bersalah pada penderita. Bau


dilambangkan sebagai pengalaman yang dianggap penderita sebagai

suatu kombinasi moral.

d. Halusinasi Pengecapan (Gustatorik)

Walaupun jarang terjadi,biasanya bersamaan dengan halusinasi

penciuman.Penderita merasa mengecap sesuatu. Halisinasi gastroik lebih

jarang dari halusinasi Gustatorik.

e. Halusinasi Perabaan (Taktil)

Merasa diraba, disentuh, ditiup, atau seperti ada ulat yang bergerak

dibawah kulit, terutama pada keadaan delirum toksis dan skizofrenia.

f. Halusinasi Seksual, ini termasuk halusinasi raba

Penderita merasa diraba dan diperkosa sering pada skizofrenia dengan

waham kebesaran terutama mengenai organ-organ tubuh.

g. Halusinasi Kinestetik

Penderita merasa badannya bergerak-gerak dalam suatu ruang atau

anggota badannya bergerak-gerak. Misalnya ”phantom phenomenom”

atau tungkai yang diamputasi selalu bergerak-gerak (phantom limb).

Sering pada skizofrenia dalam keadaan toksik tertentu akibat pemakaian

obat tetentu.

h. Halusinasi Viseral

Timbulnya perasaan tertentu di dalam tubuhnya.

1) Depersonalisasi adalah perasaan yang aneh pada dirinya bahwa

pribadinya sudah tidak seperti biasanya lagi serta tidak sesuai dengan
kenyataan yang ada. Sering pada skizofrenia dan sindrom lobus

parietalis. Misalnya sering merasa dirinya terpecah dua.

2) Derealisasi adalah sesuatu perasaan aneh tentang lingkungannya yang

tidak sesuai dengan kenyataan,Misalnya perasaan segalah sesuatu

yang dialaminya seperti dalam impian.

Penyebab Halusinasi

Menurut Stuart (2012)8, faktor penyebab terjadinya halusinasi adalah:

a. Faktor Predisposisi

1) Biologis :

Abnormalitas perkembangan sistem saraf yang berhubungan dengan

respon neurobiologis yang maladaptif baru mulai dipahami. Ini

ditunjukan oleh peneliti-peneliti yang berikut:

a) Peneliti pencitraan otak sudah menunjukan keterlibatan otak

yang lebih luas dalam perkembangan skizofrenia. Lesi pada

daerah frontal, temporal dan limbik berhubungan dengan

perilaku psikotik.

b) Beberapa zat kimia di otak seperti dopamin neurotransmitter

yang berlebihan dan masalah-masalah pada syistem reseptor

dopamin dikaitkan dengan terjadinya skizofrenia.

c) Pembesaran ventrikel dan penurunan massa kortikal

menunjukkan terjadinya atropi yang signifikan pada otak

manusia. Pada anatomi otak klien dengan skizofrenia kronis,


ditemukan pelebaran lateral ventrikel, atropi korteks bagian

depan dan atropi otak kecil (cerebellum). Temuan kelainan

anatomi otak tersebut didukung oleh otopsi (post-mortem).

2) Psikologis

Keluarga, pengasuh dan lingkungan pasien sangat mempengaruhi

respon dan kondisi psikologis pasien. Salah satu sikap atau keadan

yang dapat mempengaruhi gangguan orientasi realitas adalah

penolakan atau tindakan kekerasan dalam rentang hidup pasien.

a. Faktor presipitasi

Secara umum pasien dengan gangguan halusinasi timbul gangguan

setelah adanya hubungan yang bermusuhan,tekanan,isolasi,perasan

tidak berguna,putus asa dan tidak berdaya. Penilaian individu

terhadap stressor dan masalah koping dapat mengindikasikan

kemungkinan kekambuhan (Keliat, 2012)9

Rentang Respon Neurobiologis

Respon Adaptik Respon Maladaptif

Pikiran logis Distorsi pikiran (pikiran kotor) Gangguan pikir/delusi

Persepsi akurat Ilusi Halusinasi

Emosi konsisten Reaksi emosi berlebihan Prilaku disorganisasi

Dengan pengalaman atau kurang Isolasi sosial

Perilaku sesuai Prilaku aneh dan tidak biasa


Hubungan sosial Menarik diri

Rentang neurobiologis (Stuart dan Sundeen,2012)8

Perawatan Pasien Halusinasi

Pasien yang mengalami halusinasi sukar untuk mengontrol diri dan

sukar untuk berhubungan dengan orang lain. Untuk itu perawat harus

mempunyai kesadaran yang tinggi agar dapat mengenal, meneriman dan

mengevaluasi perasaan sendiri sehingga dapat menggunakan dirinya secara

terapeutik dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap pasien halusinasi

perawat harus bersikap jujur, empati, terbuka dan selalu memberi penhargaan

namun tidak boleh tenggelam juga menyangkal halusinasi yang pasien alami.

Asuhan keperawatan tersebut dimulai dari tahap pengkajian sampai dengan

evaluasi (Towsend, 2012)10

Perawatan Pasien Halusinasi Di Rumah

Aspek peran keluarga

Peran serta keluarga dalam perawatan keluarga dalam keperawatan

pasien gangguan jiwa sangat penting karena keluarga merupakan tempat


dimana individu memulai hubungan interpersonal dengan lingkungannya. Hal

yang dapat dilakukan keluarga dalam perannya merawat pasien gangguan

jiwa dirumah adalah memastikan bahwa obat-obat dikonsumsi secara teratur

sesuai dengan dosisnya, serta keluarga mengetahui efek sampingnya dan

gejala kekambuhan kembali dari gangguan jiwa pasien. Sehingga keluarga

dapat dengan segera memutuskan untuk kembali mendapatkan perawatan dari

pusat kesehatan jiwa. Dengan peran aktif keluarga seperti ini diharapkan

proses penyembuhan melalui perawatan oleh keluarga dirumah menjadi lebih

baik dan lebih cepat. Keluarga juga sedapat mungkin mengkondisikan

keluarga yang hangat dan rileks, yang terpenting adalah keluarga menemani

penderita dan menawarkan ketenangan (Hary, 2008)11.

SP Keluarga

Strategi Pelaksanaan (SP) merupakan instrumen panduan pelaksanaan

intervensi keperawatan jiwa yang digunakan perawat sebagai acuan saat

berinteraksi atau berkomunikasi secara terapeutik kepada klien dengan

gangguan jiwa. (Lutfi, 2013)12.

Tindakan Keperawatan

Keluarga yang mendukung pasien secara konsisten akan membuat

pasien mampu mempertahankan program pengobatan secara optimal. Namun

demikian jika keluarga tidak mampu merawat pasien, pasien akan kambuh

bahkan untuk memulihkannya lagi akan sangat sulit. Untuk itu perawat harus

memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar keluarga mampu


menjadi pendukung yang efektif bagi pasien dengan halusinasi baik saat di

rumah sakit maupun di rumah. (Keliat, 2014)13.

Tindakan keperawatan yang dapat diberikan untuk keluarga pasien

halusinasi adalah:

a. Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat

pasien

b. Berikan pendidikan kesehatan tentang pengertian halusinasi, jenis

halusinasi yang dialami pasien, tanda dan gejala halusinasi, proses

terjadinya halusinasi, dan cara merawat pasien halusinasi.

c. Berikan kesempatan kepada keluarga untuk memperagakan cara

merawat pasien dengan halusinasi langsung di hadapan pasien

d. Memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang

perawatan lanjutan pasien.

Metode atau cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan ditulis tidak melebihi 600 kata.
Bagian ini dilengkapi dengan diagram alir penelitian yang menggambarkan apa yang sudah
dilaksanakan dan yang akan dikerjakan selama waktu yang diusulkan. Format diagram alir
dapat berupa file JPG/PNG. Bagan penelitian harus dibuat secara utuh dengan penahapan yang
jelas, mulai dari awal bagaimana proses dan luarannya, dan indikator capaian yang ditargetkan.
Di bagian ini harus juga mengisi tugas masing-masing anggota pengusul sesuai tahapan
penelitian yang diusulkan.
METODE
Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode quasi-eksperimental atau

eksprimen semu dengan pendekatan rancangan pre eksprimen post test two

control group design. Yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan

observational deskriptip.
Tempat Penelitian

Lokasi

Penelitian ini dilakukan di RSKJ SOEPRAPTO Bengkulu

Waktu Penelitian

Waktu penelitian akan dilakukan pada bulan Januari 2019

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh keluarga yang dinyatakan

mendampingi anggota keluarganya yang mengalami gangguan jiwa

skizoprenia dengan halusinasi.

Sampel

Sampel Penelitian ini adalah seluruh keluarga yang mendampingi

anggota keluarganya yang mengalami gangguan jiwa halusinasi tahun 2017

bulan febuari dengan berjumlah 10 orang. Teknik Pengambilan sampel

menggunakan teknik Nonprobability sampling yaitu apabila setiap subjek

dalam populasi tidak mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih atau

tidak terpilih sebagai sampel, rancangan yang digunakan adalah Purposive

sampling yaitu cara pengambilan sampel berdasarkan kriteria general.

Teknik Pengumpulan Data

Data Primer

Data primer didapatkan berdasarkan wawancara langsung dengan

responden atau anggota keluarga yang mengambil obat di RSKJ Soeprapto

Kota Bengkulu.
Data Sekunder

Data sekunder didapatkan berdasarkan laporan buku poli di RSKJ

Soeprapto Kota Bengkulu, terkait kunjungan klien dan keluarga.

Intrumen

Melakukan SP Halusinasi Keluarga 1-3, lembar observasi pengetahuan

keluarga dan evaluasi tingkat keberhasilannya

Teknik Pengolahan Dan analisa

Teknik Pengolahan Data

Urutan pengolahan data dengan komputer :

a. Editing

Adalah pemeriksaan kembali hasil intervensi pada responden sebelum

diberi kode

b. Coding

Kegiatan merubah data dalam bentuk huruf pada intervensi menurut

macamnya menjadi bentuk angka untuk pengolahan data komputer

c. Data File

Pembuatan program pengolahan data komputer

d. Entry data

Pengetikan kode hasil intervensi pada intervensi ke dalam program

pengolahan data

e. Cleaning data
Pembersihan data hasil entry data agar terhindar dari ketidaksesuaian

dengan koding hasil intervensi pada responden.

Analisa Data

a. Analisa Univariat

Analisis univariat digunakan untuk memperoleh strategi pelaksanaan

keluarga terhadap kemampuan keluarga dalam merawat klien

skizofrenia dengan halusinasi di Rumah Sakit Jiwa Daerah Soeprapto

Kota Bengkulu

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat atau analisis 2 variabel dapat disajikan dalam bentuk

table silang atau kurva untuk melihat hubungan kedua variable

tersebut. Uji statistik yang dipilih tergantung dari skala variabel

independen.

Bagan Alur Penelitian


Hasil penelitian bentuk luarannya untuk tahun Ke-1 adalah publikasi ilmiah jurnal
nasional tidak terakreditasi atau prosiding dalam pertemuan ilmiah nasional atau
internasional
Ketua peneliti menyususn proposal penelitian dan anggota peneliti bertugas
membantu ketua peneliti mengambil data di lapangan. Setelah data terkumpul ketua
dan peneliti menyusun hasil penelitian yang kemudian akan dibuat luaran berupa
publikasi ilmiah.

Jadwal penelitian disusun dengan mengisi langsung tabel berikut dengan memperbolehkan
penambahan baris sesuai banyaknya kegiatan.
JADWAL

Bulan
No Nama Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pemantapan Proposal, Peizinan dan
1
administrasi, Uji Coba Instrumen.
Pelaksanaan
Pengolahan data
2 a. Pengumpulan Data
b. Analisis Data
c. Interpretasi Data
3 Monitoring dan Evaluasi
4 Penyusunan Laporan

5 Diseminasi hasil Penelitian

Daftar pustaka disusun dan ditulis berdasarkan sistem nomor sesuai dengan urutan pengutipan.
Hanya pustaka yang disitasi pada usulan penelitian yang dicantumkan dalam Daftar Pustaka.

DAFTAR PUSTAKA
1. Yosep, Iyus. 2014. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung:PT.Refika Aditama.

2. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). 2013. Badan Penelitian Dan Pengembangan


Kesehatan Kementrian RI. Jakarta : Balitbang Kemenkes RI.
3. Yosep, Iyus. 2013. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung:PT.Refika Aditama

4. Sarafino, E.P. 2012. Health Psychology : Biopsychosocial Interactions Sixth


Edition. USA. The Collegeof New Jersey

5. Keliat, B.A. 2010. Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC.

6. Damaiyanti, Mukhripah &Iskandar. 2013. Asuhan Keperawatan Jiwa. PT.Refika

Aditama.

7. Yosep, Iyus. 2012. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung:PT.Refika Aditama

8. Stuart, Gail W. 2012. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.

9. Keliat,B.A, Akemat, Helena,C.D Novy &Nurhaeni heni. 2010. Keperawatan

Kesehatan Jiwa Komunitas.Jakarta:EGC

10. Towsend, Mary C. 2012. Buku Saku diagnosa Keperawatan Psikiatri. Jakarta:
EGC
11. Hary, Ade. 2008. Buku ajar Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika
12. Lutfi, Riyadi. 2013. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Graha Ilmu

13. Keliat,B.A & Akemat,2012,Keperawatan Jiwa : Terapi Aktivitas

Kelompok.Jakarta:EGC.

Anda mungkin juga menyukai