Anda di halaman 1dari 3

Nama : REKHA AYUNI RAHMA

NIM : 1904152

KASUS !

Seorang wanita berumur 50 tahun menderita penyakit kanker payudara terminal dengan
metastase yang telah resisten terhadap tindakan kemoterapi dan radiasi. Wanita tersebut
mengalami nyeri tulang yang hebat dimana sudah tidak dapat lagi diatasi dengan pemberian
dosis morphin intravena. Hal itu ditunjukkan dengan adanya rintihan ketika istirahat dan nyeri
bertambah hebat saat wanita itu mengubah posisinya. Walapun klien tampak bisa tidur namun ia
sering meminta diberikan obat analgesik, dan keluarganya pun meminta untuk dilakukan
penambahan dosis pemberian obat analgesik. Saat dilakukan diskusi perawat disimpulkan bahwa
penambahan obat analgesik dapat mempercepat kematian klien.

PEMECAHAN KASUS !

1. Mengembangkan data dasar

a. Orang yang terlibat : Klien, keluarga klien, dokter, dan perawat

b. Tindakan yang diusulkan : tidak menuruti keinginan klien untuk memberikan


penambahan dosis morphin.

c. Maksud dari tindakan tersebut : agar tidak membahayakan diri klien

d. Konsekuensi tindakan yang diusulkan, bila tidak diberikan penambahan dosis morphin,
klien dan keluarganya menyalahkan perawat dan apabila keluarga klien kecewa terhadap
pelayanan di bangsal mereka bisa menuntut ke rumah sakit

2. Mengidentifikasi konflik akibat situasi tersebut

Penderitaan klien dengan kanker payudara yang sudah mengalami metastase mengeluh
nyeri yang tidak berkurang dengan dosis morphin yang telah ditetapkan. Klien meminta
penambahan dosis pemberian morphin untuk mengurangi keluhan nyerinya. Keluarga
mendukung keinginan klien agar terbebas dari keluhan nyeri. Konflik yang terjadi adalah :

a. Penambahan dosis pemberian morphin dapat mempercepat kematian klien.

b.Tidak memenuhi keinginan klien terkait dengan pelanggaran hak klien.


3. Tindakan alternatif tentang rangkaian tindakan yang direncanakan dan konsekuensi
tindakan tersebut

a. Tidak menuruti keinginan pasien tentang penambahan dosis obat pengurang nyeri.

Konsekuensi :

1)      Tidak mempercepat kematian klien

2)      Keluhan nyeri pada klien akan tetap berlangsung

3)      Pelanggaran terhadap hak pasien untuk menentukan nasibnya sendiri

4)      Keluarga dan pasien cemas dengan situasi tersebut

b. Tidak menuruti keinginan klien, dan perawat membantu untuk manajemen nyeri.

Konsekuensi :

1)      Tidak mempercepat kematian pasien

2)      Klien dibawa pada kondisi untuk beradaptasi pada nyerinya (meningkatkan ambang nyeri

3)      Keinginan klien untuk menentukan nasibnya sendiri tidak terpenuhi

c. Menuruti keinginan klien untuk menambah dosis morphin namun tidak sering dan apabila
diperlukan. Artinya penambahan diberikan kadang-kadang pada saat tertentu misalnya pada
malam hari agar klien bisa tidur cukup.

Konsekuensi :

1)      Risiko mempercepat kematian klien sedikit dapat dikurangi

2)      Klien pada saat tertentu bisa merasakan terbebas dari nyeri sehingga ia dapat
cukup beristirahat

3)      Hak klien sebagian dapat terpenuhi.

4)      Kecemasan pada klien dan keluarganya dapat sedikit dikurangi

4. Menentukan siapa pengambil keputusan yang tepat

Pada kasus di atas dokter adalah pihak yang membuat keputusan, karena dokterlah yang
secara legal dapat memberikan ijin penambahan dosis morphin. Namun hal ini perlu
didiskusikan dengan klien dan keluarganya mengenai efek samping yang dapat ditimbulkan dari
penambahan dosis tersebut. Perawat membantu klien dan keluarga klien dalam membuat
keputusan bagi dirinya. Perawat selalu mendampingi pasien dan terlibat langsung dalam asuhan
keperawatan yang dapat mengobservasi mengenai respon nyeri, kontrol emosi dan mekanisme
koping klien, mengajarkan manajemen nyeri, sistem dukungan dari keluarga, dan lain-lain.

5. Mendefinisikan kewajiban perawat

a. Memfasilitasi klien dalam manajemennyeri

b. Membantu proses adaptasi klien terhadap nyeri / meningkatkan ambang nyeri

c. Mengoptimalkan sistem dukungan

d. Membantu klien untuk menemukan mekanisme koping yang adaptif terhadap masalah yang
sedang dihadapi

e. Membantu klien untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan
keyakinannya

6. Membuat keputusan

Dalam kasus di atas terdapat dua tindakan yang memiliki risiko dan konsekuensi masing-
masing terhadap klien. Perawat dan dokter perlu mempertimbangkan pendekatan yang paling
menguntungkan / paling tepat untuk klien. Namun upaya alternatif tindakan lain perlu dilakukan
terlebih dahulu misalnya manajemen nyeri (relaksasi, pengalihan perhatian, atau meditasi) dan
kemudian dievaluasi efektifitasnya. Apabila terbukti efektif diteruskan namun apabila alternatif
tindakan tidak efektif maka keputusan yang sudah ditetapkan antara petugas kesehatan dan klien/
keluarganya akan dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai