Anda di halaman 1dari 6

PENGAWASAN

A. Definisi Pengawasan

Secara umum pengertian pengawasan adalah proses untuk menjamin segala


kegiatan yang dilaksanakan telah sesuai dengan perencanaan yang ditetapkan. Lebih
lengkapnya definisi pengawasan adalah usaha yang disusun secara sistematis untuk
menentukan acuan kerja pada proses perencanaan sistem feedback informasi,
mengkomarasi hasil kerja dengan acuan kerja, menganalisis terjadinya
penyimpangan, dan segera mengambil langkah perbaikan yang dibutuhkan untuk
keterjaminan penggunaan sumber daya organisasi/perusahaan secara efektif dan
efisien dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.

Berdasarkan pengertian pengawasan tersebut pada dasarnya kegiatan pengawasan


dilaksanakaan untuk mengetahui secara segera terkait penyimpangan,
penyalahgunaan, pemborosan, maupun problematika organisasi yang lain, kemudian
dilakukan langkah koreksi dan perbaikan terhadap permasalahan tersebut.

Selain itu pengawasan secara keseluruhan merupakan aktivitas membandingkan


antara hasil yang telah dilaksanakan dengan perencanaan yang telah ditetapkan.
Oleh karena itu dalam pengawasan diperlukan adanya acuan, standar, alat ukur
terkait hasil yang ingin dicapai

Sondang P. Siagian

Pengawasan ialah proses mengamati suatu pelaksanaan dari keseluruhan aktivitas


organisasi untuk menjamin supaya seluruh tugas yang sedang dilaksanakan sesuai
dengan perencanaan sebelumnya.

Victor M. Situmorang dan Jusuf Juhir

Arti pengawasan yaitu segala bentuk upaya dan perbuatan yang ditujukan untuk
mengetahui sejauh mana keberjalanan pekerjaan yang telah dilaksanakan sesuai
dengan aturan dan tujuan yang akan diraih.

Henry Fayol

Fayol menyatakan bahwa pengawasaan terdiri proses pengujian untuk mengetahui


apakah segala sesuatu dilaksanakan sesuai perencanaan dan sesuai perintah dan
aturan yang ada.

Pengawasan bertujuan untuk mengetahui kekurangan dan penyimbangan untuk


segera diperbaiki dan mencegah terjadinya kealahan yang sama di kemudian hari.
Djamaluddin Tanjung dan Supardan

Fungsi pengawasan dalam manajemen adalah salah satu fungsi manajemen yang
bertujuan sebagai penjamin agar segala keberjalanan aktivitas kerja sesuai dengan
acuan yang telah ditentukan dan disusun dalam perencanaan.

Soekarno K

Pada buku Dasar-Dasar Manajemen, pengertian pengawasan yang dikemukakan


Soekarno K adalah suatu proses yang menetapkan terkait hal yang harus
dilaksanakan, tujuan dilaksanakannya hal tersebut, dan supaya yang dilaksanakan
sesuai dengan perencanaan.

Soekarno K dalam menjabarkan arti pengawasan menitikberatkan kegiata


pengawasan sebagai proses dalam penentuan terhadap hal apa saja yang harus
dilaksanakan.

George R. Terry

Terry menjelaskan bahwa pengawasan merupakan upaya untuk menentukan hasil


yang telah diraih, mengevaluasi hasil tersebut, dan menjamin supaya hasil tersebut
sesuai dengan perencanaan.

Sarwoto

Dalam buku yang berjudul Dasar Dasar Organisasi dan Manajemen, pengertian
pengawasan yang dijelaskan Sarwoto adalah aktivitas manajer dalam pengupayakan
supaya tugas dan pekerjaan dapat dijalankan sesuai dengan perencanaan yang
ditentukan.

Pada pengertian pengawasan itu dijelaskan bahwa pelaksana fungsi pengawasan


dalam manajemen adalah manajer dan alat ukur kegiatan pengawasan adalah
perencanaan yang telah disusun sebelumnya.

M. Manullang

Manullang mendeskripsikan pengawasan sebagai proses penentuan tugas dan


tanggung jawab yang telah dijalankan, melakukan penilaian, dan melakukan
tindakan korektif jika diperlukan dengan tujuan agar pelaksanaan yang telah
dijalankan sesuai dengan perecanaan.
B. PROSES PENGAWASAN

Menurut Handoko (1998), proses pengawasan biasanya terdiri dari paling sedikit
lima tahap (langkah). Tahap-tahapnya adalah sebagai berikut:

1. Penetapan standar pelaksanaan

Standar mengandung arti sebagai suatu satuan pengukuran yang dapat digunakan
sebagai patokan untuk penilaian hasil-hasil. Tujuan, sasaran, kuota, dan target
pelaksanaan dapat digunakan sebagai standar. Adapun bentuk standar yang lebih
khusus antara lain target penjualan, anggaran, bagian pasar, marjin keuntungan,
keselamatan kerja dan sasaran produksi.

Ada tiga bentuk standar yang umum:

1) Standar-standar phisik; meliputi kuantitas barang atau jasa, jumlah


langganan, atau kualitas produk.
2) Standar-standar moneter; yang ditunjukkan dalam rupiah dan mencakup
biaya tenaga kerja, biaya penjualan, laba kotor, pendapatan penjualan, dan
sejenisnya.
3) Standar-standar waktu; meliputi kecepatan produksi atau batas waktu suatu
pekerjaan harus diselesaikan.

2. Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan

Penetapan standar adalah sia-sia bila tidak disertai berbagai cara untuk mengukur
pelaksanaan kegiatan nyata. Oleh sebab itu, langkah kedua dalam proses
pengawasan adalah menentukan pengukuran pelaksanaan kegiatan secara tepat.

Beberapa pertanyaan yang penting berikut ini dapat digunakan:

Berapa kali (how often) pelaksanaan seharusnya diukur? Setiap jam, harian,
mingguan atau bulanan?
Dalam bentuk apa (what form) pengukuran akan dilakukan? Laporan tertulis,
inspeksi visual, atau melalui telepon?
Siapa (who) yang terlibat? Manajer, staf departemen?

Pengukuran yang dilakukan sebaiknya mudah dilaksanakan dan tidak mahal, serta
dapat diterangkan kepada karyawan.
3. Pengukuran pelaksanaan kegiatan

Ada berbagai cara untuk melakukan pengukuran pelaksanaan, yaitu:


1) pengamatan (observasi)
2) laporan-laporan, baik lisan dan tertulis,
3) metode-metode otomatis
4) inspeksi, pengujian (test), atau dengan pengambilan sampel.

4. Pembandingan pelaksanaan dengan standar dan analisa penyimpangan

Tahap kritis dari proses pengawasan adalah pembandingan pelaksanaan nyata


dengan pelaksanaan yang direncanakan atau standar yang telah ditetapkan.
Penyimpangan-penyimpangan harus dianalisa untuk menentukan mengapa standar
tidak dapat dicapai.

5. Pengambilan tindakan koreksi bila diperlukan

Bila hasil analisa menunjukkan perlunya tindakan koreksi, tindakan ini harus diambil.
Tindakan koreksi dapat diambil dalam berbagai bentuk, seperti:

Mengubah standar mula-mula (barangkali terlalu tinggi atau terlalu rendah)


Mengubah pengukuran pelaksanaan (inspeksi terlalu sering frekwensinya, atau
kurang, atau bahkan mengganti sistem pengukuran itu sendiri.)
Mengubah cara dalam menganalisa dan menginterpretasikan penyimpangan-
penyimpangan.
C. TIPE PENGAWASAN

Pengawasan dibagi menjadi dua yaitu pengawasan internal dan eksternal.


Pengertian pengawasan internal yaitu kegiatan pengawasan yang dijalankan oleh
badan pengawasan yang ada di dalam organisasi yang bersangkutan. Kemudian
pengawasan ekternal ialah pengawasan yang dilaksanakan oleh unit pengawasan
yang berada di lingkukan luar organisasi yang diawasi.

Berdasarkan dua tipe tersebut terdapat jenis jenis pengawasan yang perlu diketahui
sebagai berikut :

1. Preventif dan Represif.


Pengawasan preventif dilaksanakan sebelum suatu aktivitas maupun program
dijalankan. Pengawasan ini memiliki tujuan agar mencegah penyimpangan
dalam suatu kegiatan. Sebagai contoh pengawasan dalam perusahaan pada
bidang keuangan terkait penyusunan usulan anggaran, laporan keuangan
(neraca dan laporan laba rugi). Pengawasan ini dilaksanakan sebagai usaha
menghindari adanya penyelewengan anggaran dalam keberjalanan program
yang akan merugikan perusahaan. Adapun pengawasan represif yaitu
pengawasan yang dilaksanakan pada aktivitas setelah aktvitas tersebut telah
selesai dijalankan. Contohnya pengawasan yang dilakukan pada akhir tahun
anggaran baik pengawasan dana desa hingga anggaran nasional dimana dana
telah ditetapkan saat perencanaan kemudian telah dilaksanakan kegiatan
hingga laporan pertanggungjawabannya.

2. Aktif dan Pasif.

Pengawasan aktif disebut juga pengawasan dekat. Pengawasan ini dijalankan


langsung di lokasi kegiatan yang akan diawasi. Sedangkan pengawasan pasif
dilakukan dari jarak jauh seperti pengawasan dengan penelitian dan
pengujian pada surat ataupun laporan hasil kegiatan yang disertai bukti-bukti
terkait dengan pelaksanakan kegiatan.

3. Pengawasan Kebenaran Formil.


Jenis pengawasan ini merupakan pengawasan menurut menurut hak
(rechtimatigheid) dan memeriksa kebenaran materiil terkait tujuan
dilakukannya pengeluaran (doelmatigheid).

Daftar Pustaka
Handoko, T. Hani. 1998. Manajemen, Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE.

Anda mungkin juga menyukai