Tugas Perbankan 3
Tugas Perbankan 3
NPM : 110620190080
Kelas : B
Mata Kuliah : Kapita Selekta Hukum Perbankan
Dosen : Prof. Dr. Tarsisius Muwardji, S.H., M.H.
“(1) Anggota Dewan Komisaris, Direksi, atau pegawai bank yang dengan
sengaja:
a. membuat atau menyebabkan adanya pencatatan palsu dalam
pembukuan atau dalam laporan, maupun dalam dokumen atau
laporan kegiatan usaha, laporan transaksi atau rekening suatu bank;
b. menghilangkan atau tidak memasukkan atau menyebabkan tidak
dilakukannya pencatatan dalam pembukuan atau dalam laporan
maupun dalam dokumen atau laporan kegiatan usaha, laporan
transaksi atau rekening suatu bank;
c. mengubah, mengaburkan, menyembunyikan, menghapus, atau
menghilangkan adanya suatu pencatatan dalam pembukuan atau
dalam laporan, maupun dalam dokumen atau laporan kegiatan usaha,
laporan transaksi atau rekening suatu bank, atau dengan sengaja
mengubah, mengaburkan, menghilangkan, menyembunyikan atau
merusak catatan pembukuan tersebut, diancam dengan pidana
penjara sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima
belas) tahun serta denda sekurang-kurangnya Rp.10.000.000.000,00
(sepuluh miliar rupiah) dan paling banyak Rp.200.000.000.000,00
(dua ratus miliar rupiah).
(2) Anggota Dewan Komisaris, Direksi atau pegawai bank yang dengan
sengaja:
a. meminta atau menerima, mengizinkan atau menyetujui untuk
menerima suatu imbalan, komisi, uang tambahan, pelayanan, uang
atau barang berharga, untuk keuntungan pribadinya atau untuk
keuntungan keluarganya, dalam rangka mendapatkan atau
berusaha mendapatkan bagi orang lain dalam memperoleh uang
muka, bank garansi, atau fasilitas kredit dari bank, atau dalam
rangka pembelian oleh bank atas surat-surat wesel, surat promes,
cek, dan kertas dagang atau bukti kewajiban lainnya, ataupun
dalam rangka memberikan persetujuan bagi orang lain untuk
melaksanakan penarikan dana yang melebihi batas kreditnya pada
bank;
b. tidak melaksanakan langkah-langkah yang diperlukan untuk
memastikan ketaatan bank terhadap ketentuan dalam Undang-
Undang ini dan ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya
yang berlaku bagi bank, diancam dengan pidana penjara sekurang-
kurangnya 3 (tiga) tahun dan paling lama 8 (delapan) tahun serta
denda sekurang-kurangnya Rp.5.000.000.000,00 (lima miliar
rupiah) dan paling banyak Rp.100.000.000.000,00 (seratus miliar
rupiah)”,
Dalam rangka mendukung dugaan tipibank ini, hendaknya dapat dibuktikan
dengan alat bukti permulaan yang cukup, antara lain berupa dokumen bank yang
tidak tercantum dalam pencatatan/pembukuan/laporan yang dilakukan dengan
kesengajaan, yaitu bukan dilakukan karena lalai.
A. Sistem Operasional
Bank Konvensional : sistem operasional dijalankan atas prosedur perbankan
yang diatur oleh Pemerintah melalui lembaga keuangan
dan pihak yang terkatit dengan hal tersebut, selain itu
Bank harus tunduk pada aturan Hukum yang berlaku.
Bank Syariah : mengikuti landasan dari prinsip-prinsip syariat Islam dengan
memberlakukan Akad yang sah sesuai prinsip tersebut. Dan
semua aktivitas yang dilakukan Bank Syariah harus sesuai
dengan Fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga MUI yang
berdasarkan syariah Islam. Pelaksanaan operasional Bank
Syariah diawasi juga oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
B. Cara Pengelolaan Dana
Bank Konvensional : bebas menerima dan menyalurkan dana sepanjang itu
menguntungkan dan tidak menyalahi aturan Pemerintah
yang berlaku karena bank memiliki kewajiban terkait
dana simpanan dan investasi kepada nasabah.
Bank Syariah : Pengelolaan dana nasabah harus sesuai dengan syariat Islam,
dengan memberikan pembiayaan hanya kepada kegiatan
yang dapat dinilai halal.
C. Orientasi Perbankan
Bank Konvensional : Lebih cenderung mengedepankan profit oriented.
Bank Syariah : Lebih mengedepankan kemakmuran, kebahagiaan dunia akhirat.
D. Pembagian Keuntungan
Bank Konvensional : menjalankan bisnis dengan konsep bunga, sehingga
keuntungan yang diberikan oleh Bank kepada nasabah
tidak berhubungan dengan kinerja bisnis perbankan.
Bank Syariah : memberikan keuntungan sesuai dengan kinerja Bank tersebut
dengan persentase pembagian Nisbah (bagi hasil) yang sesuai
produk perbankan yang digunakan masyarakat memperoleh
keuntungan lebih ketika Bank Syariah yang digunakan
mengalami peningkatan pendapatan dan sebaliknya.
E. Pengawasan Perbankan
Bank Konvensional : tidak memiliki Dewan Pengawas, tetapi seluruh kegiatan
dan transaksi yang dilakukan harus berdasarkan aturan-
aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Bank Syariah : diawasi oleh Dewan Pengawas yang terdiri dari beberapa ahli
ekonomi dan agama yang mengerti mengenai fiqih muamalah,
agar seluruh proses kegiatan Bank Syariah tidak menyimpang
dengan aturan dan prinsip perbankan syariah yang sesuai
dengan syariat islam.
Peran perbankan dalam menciptakan produk dan jasa yang berdaya saing
menjadi sangat vital. Perbankan yang memiliki fungsi sebagai lembaga intermediasi
diharapkan mampu menyediakan kredit kepada sektor-sektor produktif dengan suku
bunga yang bersaing, apalagi di beberapa negara ASEAN memiliki suku bunga yang
sangat rendah seperti Singapura, Malaysia dan Thailand. Selain itu, peran perbankan
sebagai penyedia sistem pembayaran dapat dioptimalkan. Langkah-langkah
menciptakan inklusi keuangan (financial inclusion) seperti menciptakan layanan uang
elektronik, sistem pembayaran/transaksi online melalui jaringan elektronik, layanan
perbankan tanpa cabang melalui agen dan lain-lain. Dengan demikian, perbankan akan
mampu menyerap setiap aktivitas ekonomi dari masyarakat sehingga mampu
mempercepat putaran ekonomi. Ke depan perbankan diharapkan mampu menciptakan
bisnis-bisnis di wilayah-wilayah yang masih tertinggal secara ekonomi.