Anda di halaman 1dari 6

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lansia merupakan kelompok usia yang rentan mengalami perubahan-perubahan
akibat proses penuaan. Perubahan-perubahan tersebut menimbulkan permasalahan
yang dapat mempengaruhi kualitas hidup lansia. Salah satu permasalahan yang
sering dijumpai pada lansia selain permasalahan fisiologis adalah permasalahan
yang berkaitan dengan kesehatan mental atau psikologis. (Ekawati Sutikno, 2015)
Masalah kesehatan jiwa akan menjadi “The global burden of disease”. Hal ini
akan menjadi tantangan tenaga kesehatan dimana standar pengukuran untuk
kesehatan secara tradisional adalah kematian akibat penyakit fisik. Ini telah
menyebabkan gangguan jiwa seolah- olah bukan masalah. Dengan adanya indikator
baru, yaitu Disability Adjusted Life Year (DALY), diketahuilah bahwa gangguan
jiwa merupakan masalah kesehatan utama secara internasional (Yosep, 2010).
Tinggi nya angka gangguan jiwa di dunia tersebut dikarenakan karena adanya
faktor tuntutan sosial, ekonomi maupun politik, yang terus saja berkembang pesat.
Inividu yang tidak mampu beradaptasi, akan mengalami gangguan jiwa yang
nantinya akan berdampak pada kehidupan selanjutnya. Gangguan jiwa kian
menghantui masyarakat baik itu di dunia maupun di Indonesia ini. Jumlah penderita
sakit jiwa kian tahun semakin bertambah karena adanya krisis ekonomi maupun
krisis sosial yang terjadi. Jenis macam gangguan jiwa adalah beragam. Dari mulai
yang terkecil sampai dengan tingkatan yang berat juga ada. Munculnya masalah
kesehatan jiwa adalah merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang
besar dibandingkan dengan masalah kesehatan yang umum dan juga lainnya yang
ada dimasyarakat.( Sri Adiyati & Angga Sugiarto, 2016)
Menurut Undang – undang No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan menyatakan
sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan
hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian yang luas, sehat
adalah suatu keadaan dinamis dimana individu dapat menyesuaikan diri dengan
perubahan lingkungan internal ( seperti psikologis, intelektual, spiritual, dan

1
2

penyakit ) dan lingkungan eksternal ( seperti lingkungan fisik, sosial, dan ekonomi )
dalam mempertahankan kesehatannya.( zulfan saam, 2014 ).
Orang yang sehat jiwa secara umum dapat dilukiskan sebagai orang yang
mampu berkembang secara wajar, sanggup berfungsi dengan baik, dan sanggup
menjalankan tugasnya sehari-hari sebagaimana mestinya
Kesehatan jiwa adalah terhindarnya sseorang dari gejala – gejala gangguan dan
penyakit jiwa, dapat menyesuaikan diri, dapat memnfaatkan segala potensi dan
bakat yang ada semaksimal mungkin dan membawa kepada kebahagian bersama
serta mencapai keharmonisan jiwa dalam hidup.
Menurut UU No 36, 2009 Kesehatan jiwa merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari kesehatan secara umum serta merupakan dasar bagi pertumbuhan
dan perkembangan manusia. Kesehatan jiwa membuat perkembangan fisik,
intelektual dan emosional seseorang berkembang optimal selaras dengan
perkembangan orang lain.
Kesehatan jiwa masih menjadi salah satu permasalahan kesehatan yang
signifikan di dunia, termasuk di Indonesia. Menurut data WHO (2016), terdapat
sekitar 35 juta orang terkena depresi, 60 juta orang terkena bipolar, 21 juta terkena
skizofrenia, serta 47,5 juta terkena dimensia. Di Indonesia, dengan berbagai faktor
biologis, psikologis dan sosial dengan keanekaragaman penduduk; maka jumlah
kasus gangguan jiwa terus bertambah yang berdampak pada penambahan beban
negara dan penurunan produktivitas manusia untuk jangka panjang.
Gangguan jiwa adalah sindrom pola perilaku seseorang yang secara khas
berkaitan dengan suatu gejala penderitaan (distress) atau hendaya (impairment) di
dalam satu atau lebih fungsi yang penting dari manusia, yaitu fungsi psikologik,
perilaku, biologik, dan gangguan itu tidak hanya terletak di dalam hubungan antara
orang itu tetapi juga dengan masyarakat (Maramis, 2010 dalam Naura Nabina
Fairuzahida,2017 )
Gangguan jiwa menurut American Psychiatric Association (APA) adalah
sindrom atau pola psikologis atau pola perilaku yang penting secara klinis, yang
terjadi pada individu dan sindrom itu dihubungkan dengan adanya distress
(misalnya, gejala nyeri, menyakitkan) atau disabilitas (ketidakmampuan pada salah

2
3

satu bagian atau beberapa fungsi penting) atau disertai peningkatan resiko secara
bermagna untuk mati, sakit, ketidakmampuan, atau kehilangan kebebasan (APA,
1994 dalam Jamila Kasim,2018).
Gangguan jiwa adalah kelainan perilaku yang disebabkan oleh ganggua fungsi
jiwa ( ingatan, pikiran, penilaian/persepsi, komunikasi, motivasi,belajar ) sehingga
menyebabkan hambatan dalam melakukan fungsi sosial (interaksi/bergaul).
Penyebab gangguan jiwa adalah ketidakmampuan seseorang beradaptasi dengan
masalah.( Budi Anna Keliat, 2011 )
Dampak gangguan jiwa menyebabkan keluarga kehilangan banyak waktu untuk
merawat, mengalami beban emosional, dan sosial akibat stigma dari masyarakat
(Hogan, 2008). Asmedi (2012), mengungkapkan di Indonesia gangguan jiwa
menimbulkan kerugian ekonomi mencapai Rp 20 triliun, akibat hilangnya
produktivitas, beban ekonomi dan biaya perawatan kesehatan yang harus
ditanggung keluarga dan negara. Klien gangguan jiwa tidak hanya membutuhkan
dukungan ekonomi saja tetapi juga memerlukan sistem dukungan sosial yang
mencakup dukungan emosional, informasional, instrumental dan
penilaian/penghargaan untuk menjalani program pemulihan (recovery) dan
menghadapi stigma di masyarakat.( Fajar Rinawati, Moh Alimansur, 2016 )
Penduduk lansia dapat menjadi sumber daya manusia yang potensial, masih
banyak lansia yang di masa tuanya menjadi tulang punggung keluarga dan harus
bertanggung jawab secara ekonomi bagi seluruh anggota rumah tangga. Di sisi lain,
kondisi kesehatan lansia yang cenderung semakin menurun dengan semakin
meningkatnya usia menyebabkan dapat menjadi faktor penghambat potensi lansia
tadi. Oleh karena itu, direkomendasikan bagi Pemerintah agar secara konsisten
melaksanakan upaya peningkatan kesejahteraan sosial bagi lansia, sehingga
mendukung healty aging dan active aging. ( Misnaniarti,2017)
WHO menyebutkan bahwa faktor yang memengaruhi kesehatan jiwa dan
gangguan jiwa tidak hanya karena atribut individu melainkan juga karena faktor
sosial, ekonomi, dan lingkungan. Memburuknya kondisi ekonomi atau kemiskinan
merupakan contoh kejadian yang memiliki konsekuensi meningkatnya masalah

3
4

kesehatan jiwa, yang terlihat dari meningkatnya kecanduan alkohol atau angka
bunuh diri (WHO, 2012).
Pada hakikatnya setiap warga negara berhak atas kehidupan yang layak. Oleh
karena itu, setiap orang berhak untuk mendapatkan pelindungan kesehatan jiwa,
baik yang sehat, berisiko maupun Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).
Meningkatnya prevalensi gangguan jiwa memaksa kita untuk menyelami kembali
fokus pelindungan masyarakat terhadap risiko gangguan jiwa. Mencegah lebih baik
daripada mengobati, oleh karena itu pelindungan terhadap mereka yang berisiko
penting untuk memutuskan mata rantai penyakit ini. Usaha untuk melindungi
kesehatan jiwa sudah sampai pada taraf internasional, dimana WHO mendorong
setiap negara untuk melindungi masyarakatnya dengan perangkat hukum yang
komprehensif.(Elga Andina,2013 )
Usaha menurunkan jumlah orang dengan gangguan jiwa harus dimulai dari
akarnya, yaitu pencegahan risiko gangguan kejiwaan. Perlindungan kelompok
berisiko gangguan jiwa bukan hanya tugas pemerintah sebagai penanggung jawab
kesejahteraan negara ini, tetapi juga menjadi kewajiban masyarakat yang menjadi
lingkungan terdekat bagi kelompok risiko. Oleh karena itu perlu diidentifikasikan
kelompok yang berisiko terhadap gangguan jiwa sebagai langkah awal pencegahan
terjadinya gangguan jiwa. Kelompok-kelompok risiko ini dibagi atas 4 kategori
yaitu berdasarkan usia, kondisi psikososial, kondisi ancaman, dan berdasarkan
kondisi fisik.
Data yang diperoleh dari badan pusat statistik kabupaten agam jumlah penduduk
yaitu 48.772 jiwa . Jumlah penduduk lansia tercatat sebanyak 4.002 jiwa.
penduduk nagari batu taba kecamatan ampek angkek kabupaten agam tercatat
sebanyak 6.235 jiwa yang terdiri dari jenis kelamin laki-laki tercatat sebanyak
3.004 jiwa dan jenis kelamin perempuan tercatat sebanyak 3.231 jiwa.
Dari rekapan data kesehatan jiwa puskesmas biaro, diperoleh jumlah data pada
tahun 2016 yaitu 1.032 jiwa dan pada tahun 2017 yaitu 1.022 jiwa yang mengalami
gangguan jiwa.

4
5

Berdasarkan fenomena di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian


lebih lanjut tentang gambaran kesehatan jiwa pada lansia di nagari batu taba
kecamatan ampek angkek kabupaten agam .

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat rumusan masalahnya yaitu
bagaimana kesehatan jiwa pada lansia di nagari batu taba kecamatan ampek angkek
kabupaten agam .

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran kesehatan jiwa
pada lansia di nagari batu taba kecamatan ampek angkek kabupaten agam .

D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna baik secara teoritis maupun
praktis, antara lain :
1. Bagi Tempat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pihak Puskesmas Biaro
dalam upaya menjaga dan meningkatkan perkembangan kesehatan jiwa pada
lansia .

2. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan
peneliti dalam memperoleh informasi tentang kesehatan jiwa pada lansia .
3. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan referensi
kepustakaan bagi institusi serta dapat digunakan untuk menambah wawasan
dan masukan bagi program studi keperawatan fort de kock dan sebagai bahan
perbandingan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian lebih lanjut
mengenai kesehatan jiwa pada lansia .
4. Bagi Masyarakat

5
6

Sebagai sumber informasi dan masukan bagi masyarakat untuk dapat


berperan secara aktif dalam menjaga kesehatan jiwa .

E. Ruang Lingkup
Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa STIKes Fort De Kock program studi
ilmu keperawatan yang meneliti tentang gambaran kesehatan jiwa pada lansia yang
akan dilaksanakan di nagari batu taba kecamatan ampek angkek kabupaten agam .
Dasar pengambilan tempat dan bahasan penelitian adalah untuk melihat dan
mengetahui bagaimana gambaran kesehatan jiwa pada lansia di nagari batu taba
kecamatan ampek angkek kabupaten agam. Populasi pada penelitian ini adalah
masyarakat khususnya pada lansia di nagari tanah bata kecamatan ampek angkek
kabupaten agam .

Anda mungkin juga menyukai