Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DENGAN

MASALAH KESEHATAN POPULASI

PENYAKIT INFEKSI

Di Susun Oleh :
1. Dwi Mulyantika (1733019)
2. Ryan Faisaldo Sirad (1733021)
3. Nur Afni (1733027)
4. Wennie Sandrina (1733029)
5. Jhon Eben (1733031)
6. Dello (1733033)
7. Juanda Roki Saputra (1733037)
8. Ranti Meiniati (1733039)
9. Bella Resmina Simatupang (1733041)
10. Islami Dina (1733043)
Dosen Pengampu : Ns. Bangun Dwi Hardika, S.Kep., M.K.M

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KATOLIK MUSI CHARITAS

PALEMBANG 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Asuhan Keperawatan Komunitas Dengan Masalah Kesehatan Populasi
Penyakit Infeksi ini.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar dalam pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah mendukung dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari itu semua, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala kritik dan saran dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Asuhan Keperawatan


Komunitas Dengan Masalah Kesehatan Populasi Penyakit Infeksi ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Palembang, Mei 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3
A. Pengertian......................................................................................................3
B. Etiologi..........................................................................................................3
C. Mekanisme Penularan...................................................................................4
D. Manisfestasi Klinis........................................................................................4
E. Macam- macam penyakit infeksi..................................................................4
F. Penatalaksanaan Medis.................................................................................5
G. Asuhan Keperawatan.................................................................................6
BAB III PENUTUP...............................................................................................11
A. Kesimpulan.................................................................................................11
B. Saran............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit infeksi masih merupakan penyebab utama morbiditas dan
mortalitas di dunia. Disamping itu penyakit infeksi juga bertanggung jawab
pada penurunan kualitas hidup jutaan penduduk diberbagai Negara maju dan
berkembang. Menurut WHO sebanyak 25 juta kematian di seluruh dunia pada
tahun 2011, sepertinganya dibebkan oleh penyakit infeksi. (Health Care-
Associated, 2012)
Masalah kesehatan yang menjadi keprihatinan pada umumnya pada
masyarakat di Indonesia adalah terjadinya KLB penyakit Infeksi. Penyakit
infeksi yang diderita oleh masyarakat sebagian besar adalah penyakit infeksi
tuberculosis paru yang saat ini menduduki urutan ketiga terbanyak didunia,
infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), malaria dan diare. Selain itu
Indonesia juga menghadapi emerging disease (penyakit yang baru
berkembang) seperti HIV / AIDS dan Severe Acute Respiratory Syndrom
(SARS) dan re-emerging disease (penyakit yang sebelumnya mulai menurun,
tetapi menigkat kembali) seperti demam berdarah dengue (DBD) dan TB
Paru. (Kemenkes RI, 2013)
Sedangkan tujuan dari MDGs (Millenium Defelopment Goalds) tahun
2008, Tujuan ke enam adalah memerangi HIV Aids, TB Paru, dan Malaria
yang merupakan penyakit infeksi hal ini membuktikan bahwa masih
tingginya penyakit infeksi dan merupakan prioroitas didalam tujuan
pembangunan kesehatan di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian dari penyakit infeksi ?
2. Apa saja etiologi dari penyakit infeksi ?
3. Bagaimana mekanisme penularan penyakit infeksi ?
4. Apa saja manifestasi klinis penyakit infeksi ?
5. Apa saja macam-macam penyakit infeksi ?

1
6. Bagaimna penatalaksanaan medis penyakit infeksi ?
7. Bagaimana asuhan keperawatan penyakit infeksi ?
C. Tujuan Penulisan
1. Memahami pengertian dari penyakit infeksi
2. Memahami etiologi dari penyakit infeksi
3. Memahami mekanisme penularan penyakit infeksi
4. Memahami manifestasi klinis penyakit infeksi
5. Memahami macam-macam penyakit infeksi
6. Memahami penatalaksanaan medis penyakit infeksi
7. Memahami asuhan keperawatan penyakit infeksi

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Infeksi adalah masuknya mikroba ke dalam tubuh disertai
berkembangbiaknya mikroba tersebut di dalam tubuh. Jika proses ini disertai
respons tubuh seperti reaksi imunologis sehingga timbul gejala klinis, maka
disebut dengan penyakit infeksi (Nasronudin, 2011).

Penyakit infeksi merupakan suatu kumpulan jenis-jenis penyakit yang


mudah menyerang anak-anak yang disebabkan oleh infeksi virus, bakteri dan
parasit (Mutsaqof, Wiharto and Suryani, 2015).

Penyakit infeksi adalah enyakit yang disebabkan karena masuknya bibit


penyakit. Penyakit ini menular dari orang ke orang lain (Werner, Thuman and
Maxwell, 2010).

B. Etiologi
Penyakit- penyakit infeksi disebabkan oleh bakteri dan organisme lain
yang membahayakan tubuh, dan kemudian kuman-kuman ini menyebar
dengan berbagai cara (Werner, Thuman and Maxwell, 2010).

Penyebab infeksi dibagi menjadi 4 kategori, yaitu :

1. Bakteri
Bakteri merupakan penyebab terbanyak dari infeksi. Ratusan spesies
bakteri dapat menyebabkan penyakit pada tubuh manusia dan dapat hidup
didalamnya, bakteri bisa masuk melalui air, tanah, udara, makanan, cairan
dan jaringan tubuh dan benda mati lainnya.
2. Virus
Virus terutama berisi asam nukleat (nucleic acid), karenanya harus masuk
dalam sel hidup untuk diproduksi.

3
3. Fungi

C. Mekanisme Penularan
Kuman dapat menular atau berpindah keorang lain dengan berbagai cara
seperti kontak langsung dengan penderita melalui oral, fekal, kulit atau darah.
Adapun komtak tidak langsung melalui jarum atau balutan bekas luka pasien,
peralatan yang terkontaminasi, makanan yang diolah tidak tepat, melalui
vector nyamuk atau lalat.

D. Manisfestasi Klinis
Manifestasi yang biasanya muncul, antara lain (Juanda, 2006) :

1. Demam

2. Pembesaran kelenjar limfa di leher bagian belakang

3. Sakit kepala

4. Lesu

5. Rasa sakit pada bagian otot

6. Pada keadaan berat, dapat terjadi kejang spontan yang makin lama makin
sering dan lama, gangguan saraf otonom seperti hiperpireksia,
hiperhidrosis, kelainan irama jantung dan akhirnya hipoksia yang berat.

E. Macam- macam penyakit infeksi


Adapun macam-macam dari penyakit infeksi, yaitu (Mutsaqof, Wiharto
and Suryani, 2015) :

1. Diare

2. Demam tifoid

3. Demam berdarah

4. Infeksi saluran pernapasan (influenza, amandel, radang tenggorokan akut)

5. Radang paru-paru

4
6. Observasi febris

F. Penatalaksanaan Medis
Pelaksanaan medik pada penyakit infeksi bertujuan untuk :

1. Eliminasi Kuman

a. Debridement

Untuk menghilangkan suasana anaerob, dengan cara membuang


jaringan yang rusak, membuang benda asing, merawat luka/ infeksi,
membersihkan liang telinga/ otitis media dan caires gigi.

b. Antibiotika

Penisilna prokain 50.000-100.000 ju/kg/hari IM, dan dilakukan


minimal selama 10 hari. Antibiotika lain ditanmabhkan sesuai dengan
penyulit yang timbul.

2. Netralisasi toksin

Toksin yang dapat dinetralisir adalah toksin yang belum melekat pada
jaringan. Netralisasi toksin dapat diberikan ATS 5.000-100.000 KI.

3. Perawatan intensif

Perawatan pada penderita infeksi harus intensif dan rasional :

a. Nutrisi dan cairan

1) Pemberian cairan IV sesuaikan jumlah dan jenis dengan keadaan


penderita, seperti pasien sering mengalami kejang dan sebagainya.

2) Beri nutrisi tinggi kalori, bila perlu dengan nutrisi parenteral

3) Bila sounde naso gastrik telah dapat dipasang (tanpa mempernerat


kejang) pemberian makan peroral hendaknya segera dilaksanakan

b. Menjaga agar pernafasan tetap efisien

1) Pembersihan jalan nafas dari lendir

2) Pemberian zat asam tambahan

5
3) Pada tetanus berat dapat dilakukan trakeostomi

c. Mengurangi kekuan dan mengatasi kejang

1) Antikonvulsan diberikan secara tetrasi, disesuaikan dengan


kebutuhan dan respon klinis

2) Pada penderita yang cepat melmah/memburuk (serangan semkain


lama dan sering), pemberian antikonvulsan dirubah seperti pada
awal terapi yaitu mulai lagi dengan pemberian bolus, dilanjutkan
dengan dosis rumatan.

3) Pengobatan rumat dengan pemberian fenobarbital dosis


maintenance : 8-10 mg/kg BB dibagi 2 dosis pada hari pertama,
kedua diteruskan dengan 4-5 mg/kg BB dibagi 2 dosis pada hari
berikutnya

4) Bila dosis maksimal telai diberikan namun kejang belum teratas,


harus dilakukan pelumpuhan otot secara total dan dibantu dengan
pernafasan maknaik (ventilator)

4. Pengobatan penunjang saat serangan kejang:

a. Semua pakaian ketat harus dibuka

b. Posisi kepala sebaiknya miring untuk mencegah aspirasi isi lambung

c. Usahakan agar jalan nafas bebas untuk menjamin kebutuhan oksigen

d. Pengisapan lendir harus dilakukan secara teratur dan diberikan oksigen

G. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Status mekanisme pertahanan
Pertahanan primer tidak adequat (kulit/mukosa rusak, jaringan
trauma, obstruksi aliran limfe, gangguan peristaltik, penurunan
mobilitas)
Pertahanan sekunder tidak adequat (penurunan Hb, supresi SDP,
supresi respon inflamasi, leukopenia).

6
b. Kerentanan klien
1) Usia
Bayi mempunyai pertahanan yang lemah terhadap infeksi, lahir
mempunyai antibody dari ibu, sedangkan system imunnya masih
imatur. Seiring bertumbuhnya anak, sistem imun semakin matur,
namun bayi masih rentan terhadap organisme penyebab demam,
infeksi usus, dan penyakit infeksius lainnya (mumps dan campak).
Dewasa awal sistem imun telah memberikan pertahanan pada
bakteri yang menginvasi. Pada usia lanjut, karena fungsi dan
organ tubuh mengalami penurunan, system imun juga mengalami
perubahan.
2) Status nutrisi
Pengurangan asupan protein dan dan nutrien lain seperti
karbohidrat menyebabkan penurunan pertahanan tubuh. Perawat
mengkaji asupan diet klien dan kemampuan klien untuk
mengkonsumsi makanan (ada tidak gangguan dalam proses
menelan maupun sistem pencernaannya).
3) Stress
Tubuh berespon terhadap stess emosi atau fisik melalui sindrom
adaptasi umum. Jika stess terus berlangsung, kadar kortison yan
tinggi menyebabkan daya tahan tubuh menurun.
4) Hereditas
Kelainan hereditas tertentu mengganggu pertahanan individu
terhadap infeksi.
5) Proses penyakit
Klien yang sakit pada system imun berisiko terutama terhadap
infeksi. Klien yang mengalami sakit komplek (komplikasi) lebih
berisiko terhadap infeksi.

6) Terapi medis

7
Beberapa obat dan terapi medis mempengaruhi system imun.
Perawat perlu mengkaji obat yang dikonsumsi klien.
c. Penampilan klinis
Tanda dan gejala infeksi bisa berupa infeksi lokal maupun sistemik.
Perawat perlu mengkaji tanda yang muncul pada klien.
d. Data laboratorium
Perawat mengkaji hasil pemeriksaan laboratorium klien.

2. Diagnosa
a) Risiko infeksi b.d gangguan imunitas
b) Risiko infeksi b.d kerusakan jaringan
c) Risiko cidera b.d gangguan imunitas
d) Kerusakan integritas kulit b.d gangguan sirkulasi
e) Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kebiasaan diet yg
buruk
f) Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d gangguan fungsi
GI
3. Perencanaan
Tujuan umum dari perawatan termasuk hal berikut:
a) Pencegahan paparan terhadap organisme infeksius
b) Memantau & menurunkan penyebaran infeksi
c) Mempertahankan resistensi terhadap infeksi
d) Klien& keluarga belajar tentang kontrol infeksi

4. Implementasi
Pencegahan penyakit (menghancurkan reservoar infeksi, mengontrol
portal keluar dan masuk, menghindari tindakan penularan, mencegah
bakteri menemukan tempat untuk tumbuh) Tindakan perawatan akut
(pemberian antibiotik yg tepat dan tindakan perawatan lainnya).

8
a. Kontrol agen infeksius:
1) Pembersihan
2) Membuang semua material asing seperti kotoran dan materi
organic dari suatu obyek.
3) Desinfeksi
Merupakan proses memusnahkan bakteri, kecuali bagian spora
4) Sterilisasi
Penghancuran dan pemusnahan seluruh mikroorganisme, termasuk
spora.
b. Kontrol reservoir
1) Mandi secara teratur
2) Mengganti balutan yang basah atau kotor
3) Benda terkontaminasi dibuang pada tempat yang tepat
4) Jarum terkontaminasi dibuang pada tempat yang tepat
5) Luka bedah dirawat dengan benar
6) Perawatan botol & kantong drainase
7) Pertahankan larutan dalam botol
c. Pengendalian penularan:
1) Cuci tangan
2) Menghindari penggunaan alat yg sama pada beberapa pasien
3) Menghindari benda kotor menyentuh seragam perawat
4) Instruksikan pengunjung untuk cuci tangan sebelum mengunjungi
klien
5) Biasakan klien untuk cuci tangan

d. Kontrol terhadap portal masuk


1) Mempertahankan integritas kulit & membran mukosa
2) Kulit dijaga tetap lembab
3) Pengaturan posisi
4) Lakukan hygiene oral

9
5) Hati-hati dlm merawat luka
6) Hati-hati dalam membuang alat-alat medis sekali pakai
e. Perlindungan terhadap penjamu yang rentan:
1) Tindakan isolasi
2) Pertahankan status nutrisi
3) Pertahankan personal hygiene
4) Berikan dukungan sosial pd klien yg diisolasi
5) Lingkungan protektif
f. Perlindungan terhadap pekerja:
1) Gown
2) Masker
3) Sarung tangan
4) Kacamata pelindung
5) Pengumpulan specimen
6) Membungkus barang atau linen

5. Evaluasi
Evaluasi tindakan/implementasi yang telah dilakukan, apabila tindakan
belum bisa menyelesaikan masalah maka tindakan keperawatan
diteruskan, bila masalah sudah teratasi, tindakan dihentikan.
Misalnya, jangan lupa mencuci tangan sebelum dan sesudah memeriksa
pasien. Tidak menggunakan satu alat secara berturut-turut pada beberapa
pasien tanpa dibersihkan dengan baik lebih dahulu setelah dipakai pada
seorang pasien. Memandikan dan membersihkan pasien jangan dianggap
pekerjaan rutin yang harus diselesaikan selekasnya, tetapi harus
dikerjakan dengan penuh tanggung jawab akan keselamatan pasien
terhadap ancaman infeksi nosokomial. Untuk ikut serta mencegah
timbulnya resistensi bakteri dan fungi terhadap antibiotik, gunakanlah
antibiotik secara bertanggung jawab, yaitu hanya terhadap bakteri dan
fungi yang rentan, dan dalam jumlah yang memadai serta di bawah
pengawasan dokter.

10
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Infeksi adalah masuknya mikroba ke dalam tubuh disertai
berkembangbiaknya mikroba tersebut di dalam tubuh. Jika proses ini disertai
respons tubuh seperti reaksi imunologis sehingga timbul gejala klinis, maka
disebut dengan penyakit infeksi (Nasronudin, 2011). Penyakit infeksi
merupakan suatu kumpulan jenis-jenis penyakit yang mudah menyerang
anak-anak yang disebabkan oleh infeksi virus, bakteri dan parasit (Mutsaqof,
Wiharto and Suryani, 2015). Etiologi infeksi yaitu : bakteri, virus dan fungi
(Werner, Thuman and Maxwell, 2010).

B. Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat memperluas pemahaman
mahasiswa keperawatan dan khususnya masyarakat umum mengenai apa itu
infeksi serta bagaimana proses bisa sampai terjadinya infeksi.

11
DAFTAR PUSTAKA

Juanda, H. A. (2006) TORCH (Toxo, Rubella, CMV, dan Herpes) Akibat dan
Solusinya. Solo: PT Wangsa Jatra Lestari.
Mutsaqof, A. A. N., Wiharto and Suryani, E. (2015) ‘SISTEM PAKAR UNTUK
MENDIAGNOSIS PENYAKIT INFEKSI MENGGUNAKAN FOWARD
CHAINING’, 4.
Nasronudin (2011) Penyakit Infeksi Di Indonesia & Solusi Kini Mendatang.
Surabaya: AUP.
Werner, D., Thuman, C. and Maxwell, J. (2010) Apa yang anda kerjakan bila
tidak ada dokter (WHERE THERE IS NO DOCTOR). Yogyakarta: YEM.
Health Care-Associated (2012) The burden of health care-associated infection
worldwide: A summary, WHO. Available at: www.who.int (Accessed: 4 July
2020).
Kemenkes RI (2013) Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI.

12

Anda mungkin juga menyukai