Anda di halaman 1dari 8

KAJIAN ALAT BANTU PENDARATAN LOCALIZER BAGI KESELAMATAN

PENERBANGAN DI PERUSAHAAN UMUM LEMBAGA PENYELENGGARA


PELAYANAN NAVIGASI PENERBANGAN INDONESIA (PERUM LPPNPI)
DISTRIK BATAM

Endang Sugih Arti, SE, MSi(1),Erwin Kurniadi, ST, SSiT, MM(2), Badra R(3)
Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia Curug-Tangerang.
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah alat bantu
pendaratan Localizer sudah sesuai dengan standar dan apakah
dampak yang ditimbulkan bila Localizer tidak berfungsi terhadap
keselamatan penerbangan.
Penelitian ini dilaksanakan di Perum LPPNPI Distrik Batam.
Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif dan disertai
metode pengumpulan data dokumentasi, observasi lapangan,
wawancara, studi pustaka.

Keselamatan penerbangan, Localizer, go around, dampak.


Kata Kunci

The aim of this research to know Localizer already


Abstraction
standardized and whether the impact for aviation safety arising
when localizer not working. This research was conducted at Perum
LPPNPI Distrik Batam. Research methods used is descriptive and
data collection methods are documentation, field observations,
interviews and library studies.

Key Words Localizer, go around, Aviation safety

59
Jurnal Ilmiah Aviasi Langit Biru Vol. 9 No 3 Oktober 2016 Hal 1 : 66

PENDAHULUAN 1. Apakah alat bantu pendaratan


Localizer di Perum LPPNPI Distrik
A. Latar Belakang Batam sudah sesuai dengan standar
Pelayanan lalu lintas udara diberikan ?
oleh seorang pemandu lalu lintas 2. Apakah dampak yang ditimbulkan
penerbangan yang berazaskan pada Five alat bantu pendaratan Localizer
Objectives of Air Traffic Services jika tidak berfungsi terhadap
berdasarkan ICAO Annex 12 – Air Traffic keselamatan penerbangan di Perum
Services didukung berbagai peralatan LPPNPI Distrik Batam ?
navigasi udara yang diharapkan menjamin
keselamatan penerbangan namun dalam
pelaksanaannya kadang berbeda. Demikian C. Lokasi Dan Waktu Penelitian
pula selama melaksanakan pengamatan di 1. Lokasi Penelitian
Perum LPPNPI Distrik Batam ditemukan Di Unit Aerodrome Control Tower,
kendala pada alat bantu pendaratan Perum LPPNPI Distrik Batam.
Localizer yang diperoleh dari laporan pilot
yang tidak menerima pancaran signal dari 2. Waktu Penelitian
Localizer, yakni pesawat yang gagal Sejak tanggal 06 April 2015
melakukan pendaratan karena saat itu sampai dengan 06 April 2016.
weather Instrument Meteorological
Condition (IMC) dan tidak dapat melakukan
Instrument Landing System (ILS) approach TINJAUAN PUSTAKA
procedures. 1) Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun
Tercatat beberapa pesawat yang mengalami 2001 tentang Keamanan dan
go around (pendekatan yang gagal dan Keselamatan Penerbangan,
berupaya melakukan pendekatan kembali keselamatan penerbangan adalah
untuk mendarat), dari kejadian tersebut di suatu kondisi untuk mewujudkan
atas terdapat ketidaksesuaian dengan penerbangan dilaksanakan secara
Undang-undang No. 1 Tahun 2009 tentang aman dan selamat sesuai dengan
Penerbangan Pasal 219 dan Pasal 272. Oleh rencana penerbangan dan juga
karena itu, maka penulis tertarik keselamatan penerbangan
mengangkatnya ke dalam tugas akhir merupakan keadaan yang terwujud
dengan berjudul : “KAJIAN ALAT dari penyelenggaraan penerbangan
BANTU PENDARATAN LOCALIZER yang lancar sesuai dengan prosedur
BAGI KESELAMATAN operasi dan persyaratan kelaikan
PENERBANGAN DI PERUSAHAAN teknis terhadap sarana dan
UMUM LEMBAGA prasarana penerbangan beserta
PENYELENGGARA PELAYANAN penunjangnya.
NAVIGASI PENERBANGAN
INDONESIA (PERUM LPPNPI) 2) Peraturan Menteri Perhubungan No
DISTRIK BATAM”. : K.M. 8 Tahun 2010 tentang
Program Keselamatan Penerbangan
B. Identifikasi Masalah Nasional, Keselamatan

60
Kajian Alat Bantu Pendaratan Localizer bagi…(Endang Sugih Arti.,SE.,MSi)

Penerbangan adalah suatu keadaan b) Untuk mempertahankan


terpenuhinya persyaratan kesiapan fasilitas bandar
keselamatan dalam pemanfaatan udara, badan usaha bandar
wilayah udara, pesawat udara, udara, atau unit penyelenggara
bandar udara, angkutan udara, alat bandar udara wajib melakukan
navigasi penerbangan, serta perawatan dalam jangka waktu
fasilitas penunjang dan fasilitas tertentu dengan cara
umum lainnya. pengecekan, tes, verifikasi,
dan/atau kalibrasi.
3) Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No. 3 tahun 2001 5) Penyelenggara Pelayanan Navigasi
tentang keamanan dan Penerbangan, Pasal 272 ayat 2.
keselamatan penerbangan Kewajiban pelayanan navigasi
mencantumkan : penerbangan sebagaimana
Pasal 50. Penyelenggaraan Bandar dimaksud pada ayat (1) dimulai
Udara wajib menjaga lingkungan sejak kontak komunikasi pertama
Bandar Udara guna menghindari sampai dengan kontak komunikasi
terjadinya : terakhir antara kapten penerbang
a) Populasi burung dilingkungan dengan petugas atau fasilitas
kerja Bandar Udara. navigasi penerbangan.
b) Populasi binatang lain yang
berkeliaran di sisi udara
c) Gangguan terhadap hygiene A. Analisis Masalah
dan sanitasi.
d) Gangguan kebisingan. 1. Alat bantu pendaratan Localizer di
e) Gangguan lainnya yang dapat Perum LPPNPI Distrik batam
membahayakan keamanan dan Unit Air Traffic Control
keselamatan penerbangan. (ATC) harus didukung dengan
fasilitas dan sarana penunjang untuk
4) Undang-undang RI nomor 1 Tahun mempermudah kerjanya dan
2009 tentang Penerbangan, khususnya pada fasilitas navigasi
Paragraf 2 Fasilitas Bandar Udara (VOR, DME, ILS, dan NDB) harus
Pasal 219 yaitu : ayat 1 dan ayat 3. dalam kondisi baik dan terawat.
Tetapi di Perum LPPNPI Distrik
a) Setiap badan usaha bandar Batam ditemukan kendala pada
udara atau unit penyelenggara peralatan Instrument Landing System
bandar udara wajib sebagai alat bantu pendaratan
menyediakan fasilitas bandar secara instrument (non visual) yang
udara yang memenuhi digunakan pilot dalam melakukan
persyaratan keselamatan dan prosedur pendekatan untuk
keamanan penerbangan, serta pendaratan pesawat di bandar udara.
pelayanan jasa bandar udara Peralatan ILS mempunyai 3
sesuai dengan standar komponen peralatan pendukung,
pelayanan yang ditetapkan. yaitu Peralatan Localizer, Glide

61
Jurnal Ilmiah Aviasi Langit Biru Vol. 9 No 3 Oktober 2016 Hal 1 : 66

Path, Marker Beacon. Dari ketiga transmitter 1 (Tx1) active dan


peralatan tersebut ditemui kendala transmitter 2 (Tx2) standby.
pada Localizer dimana Localizer di 3. Adanya obyek yang menghalangi atau
Distrik Batam digunakan untuk memotong pancaran signal dari
pemanduan pendaratan pada Localizer. Obyek disini maksudnya
runway 04 tepatnya berada 1 km adanya populasi burung yang terbang di
dari ujung runway 04. sekitar area pancaran localizer atau
Diperoleh data bahwa alat hingga di antenna Localizer dan objek
navigasi Localizer, pada : mobil yang bergerak di area pancaran
a) Bulan April 2015 ada 8 laporan sehingga perubahan yang diterima
dari Pilot dan TelNav yang antenna monitor akan dianalisis sebagai
menyatakan Unable Receive sebuah kesalahan dan feedback ke
Localizer/Localizer shutdown peralatan Localizer menimbulkan
b) Bulan Mei 2015 ada 13 laporan perintah untuk memindahkan pemancar
dari Pilot, TelNav dan yang sedang active (Tx1) ke pemancar
Tanjungpinang Approach yang lainnya (Tx2) yang sedang dalam posisi
menyatakan Unable Receive standby. Saat pemancar lainya (Tx2)
Localizer/Localizer shutdown active dan pemancar 1 (Tx1) off maka
c) Bulan Juni 2015 ada 4 laporan Localizer tetap beroperasi, namun jika
dari Pilot dan TelNav yang ada hambatan terhadap gelombang
menyatakan Unable Receive pancaran maka mengakibatkan matinya
Localizer/Localizer shutdown kedua pemancar (Tx1 dan Tx2) dan
d) Bulan Januari 2016 ada 1 akhirnya Localizer alarm/shudown.
laporan dari Pilot yang
menyatakan Unable Receive 2. Dampak yang ditimbulkan alat
Localizer bantu pendaratan localizer terhadap
e) Bulan Februari 2016 ada 5 keselamatan penerbangan
laporan dari Pilot yang Berdasarkan laporan Pilot yang
menyatakan Unable Receive menyatakan “Localizer Unable Receive
Localizer Localizer“, petugas ATC segera lapor
f) Bulan Maret 2016 ada 4 ke Unit Telekomunikasi Navigasi untuk
Laporan dari Pilot dan Tanjung dapat dinormalkan agar Localizer
Pinang Approach menyatakan beroperasi dengan baik kembali, namun
Unable Receive pilot tidak menerima pancaran itu,
Localizer/Localizer off menandakan alat bantu pendaratan
Penyebab Localizer tidak beroperasi Localizer alarm/shutdown.
dengan baik, adalah : Pada saat peralatan tersebut
1. Perawatan Localizer masih terbatas alarm/shutdown maka pesawat yang
karena tidak adanya teknologi sensor akan melakukan proses pendekatan
Passive Infra Red (PIR). untuk mendarat tidak menerima
2. Power Supply Unit hanya tersedia 1 pancaran signal dari Localizer. Pilot
(satu) unit, sehingga beban menjadi tidak dapat melakukan ILS Approach
lebih berat untuk mengoperasikan Procedure karena salah satu peralatan
pemancar Localizer yang terdiri dari ILS shutdown, sehingga Pilot harus

62
Kajian Alat Bantu Pendaratan Localizer bagi…(Endang Sugih Arti.,SE.,MSi)

melakukan Visual Approach dengan Approach. Kemudian pesawat


syarat kondisi weather (cuaca) Visual Wings Air dengan callsign WON
Meteorological Condition (VMC). 1273 go around dikarenakan
Dikhawatirkan pada saat keadaan altitude pesawat tersebut melebihi
Instrument Meteorological Condition ketinggian dari batas normal
(IMC) akan berdampak bagi (overshoot) saat approach ke
keselamatan penerbangan pada runway 04.
umumnya dan khusus pada keselamatan
pilot dan pesawat dikarenakan jarak B. PEMECAHAN MASALAH
pandang rendah, sehingga beresiko 1. Alat bantu pendaratan localizer di
mengalami go around (pendekatan Perum LPPNPI Distrik Batam
yang gagal dan berupaya melakukan Diperoleh data bahwa alat bantu
pendekatan kembali), undershoot pendaratan Localizer di Perum LPPNPI
(pendaratan yang terlalu -rendah Distrik Batam bermasalah pada saat jam
terhadap landasan pacu), ataupun operasional. Hal ini menyebabkan
overshoot (pendaratan yang melampaui/ ketidaksesuaian dengan :
terlalu jauh dari landasan pacu). a) Undang-undang No. 1 tahun 2009
Kekhawatiran terjadi karena tidak tentang Penerbangan Pasal 219 ayat
beroperasi dengan baiknya alat navigasi 1 karena persyaratan keselamatan
Localizer yang berakibat pada penerbangan tidak terpenuhi
keselamatan penerbangan. semuanya, dan pasal 272 ayat 2
Hal ini sejalan dengan karena pelayanan navigasi tidak
adanya pesawat go around karena sampai dengan kontak komunikasi
pada saat itu weather IMC dan terakhir, serta pasal 219 ayat 3
pesawat tidak menerima pancaran karena pertahanan/keandalan
dari Localizer dan tidak dapat fasilitas navigasi belum semuanya
melakukan ILS Approach terlaksana sebab alat navigasi
Procedure, tercatat selama bulan Localizer bermasalah.
April 2015 sampai dengan 30 b) Peraturan pemerintah No. 3 Tahun
Maret 2016 terjadi 4 kali go 2001 tentang Keamanan dan
around karena pesawat tidak Keselamatan Penerbangan karena
menerima pancaran dari Localizer alat navigasi Localizer tidak
yakni pada pesawat Citilink memenuhi kelaikan teknis sarana
dengan callsign CTV 933 yang dan prasarana penerbangan.
menggunakan runway 04 untuk c) Peraturan Menteri Perhubungan No :
Approach. Untuk pesawat Lion KM 8 tahun 2010 tentang Program
Air dengan callsign LNI 951 Keselamatan Penerbangan Nasional
yang menggunakan runway 04 karena tidak memenuhi persyaratan
untuk Approach go around keselamatan dikarenakan pelayanan
karena pada saat itu hujan tiba- navigasi penerbangan terganggu.
tiba. Sedangkan pesawat Lion Air Upaya yang dilakukan adalah
dengan callsign LNI 370 go Corrective Maintenance
around karena weather IMC (pemeliharaan perbaikan) yang
menggunakan runway 22 untuk bertujuan untuk mengembalikan

63
Jurnal Ilmiah Aviasi Langit Biru Vol. 9 No 3 Oktober 2016 Hal 1 : 66

peralatan yang mengalami Melakukan koordinasi dengan unit


gangguan/ kerusakan ke dalam terkait terhadap potensi atas
kondisi normal, yang kegiatannya kemungkinan kejadian akibat burung
meliputi : Analisis kerusakan dan hewan liar.
peralatan, Penyetelan peralatan,
penggantian 2. Dampak alat bantu pendaratan
komponen/modul/bagian/unit localizer terhadap keselamatan
peralatan, perbaikan penerbangan
modul/bagian/unit/perangkat lunak Setelah mengindentifikasi faktor
peralatan, Modifikasi peralatan, yang mempengaruhi yang menyebabkan
rekondisi atau overhaul peralatan. alat navigasi localizer alarm/shutdown
Salah satu faktor penyebab alat dan dampak terhadap keselamatan
navigasi Localizer alarm/shutdown penerbangan di Perum LPPNPI Distrik
adalah populasi burung di Batam maka diperlukan adanya upaya
lingkungan bandar udara. Hal ini untuk meminimalisir kendala sehingga
menyebabkan ketidaksesuaian keselamatan penerbangan dapat
dengan Peraturan Pemerintah No. 3 ditingkatkan dan sesuai standar.
tahun 2001 tentang Keamanan dan Faktor penyebab keselamatan
Keselamatan Penerbangan pasal 50. penerbangan belum sepenuhnya
Upaya yang dilakukan untuk memenuhi ketentuan, seperti fasilitas
pengawasan dan pengendalian navigational aids khususnya Localizer
bahaya burung dan gangguan hewan tidak beroperasi dengan baik tetapi ada
liar lainya meliputi : beberapa alternatif pemecahan masalah
Mengindentifikasi sedini mungkin yang direkomendasikan yaitu :
adanya potensi bahaya yang timbul a. Perlunya meningkatkan perawatan
akibat keberadaan burung dan dengan cara : pembersihan ruangan;
gangguan hewan liar yang berada di pembersihan peralatan, unit/bagian
bandar udara dan sekitarnya, peralatan atau modul; pemeriksaan
Memahami habitat burung dan peralatan, unit/bagian peralatan atau
hewan liar yang berada di bandar modul peralatan; pemeriksaan meter
udara dan sekitarnya yang dapat pengukuran dan lampu indikator;
membahayakan keselamatan operasi pengukuran dan pencatatan besaran
penerbangan, Meminimalkan atau listrik, elektronika, mekanikal,
menghilangkan penyebab masuknya cahaya, panas, kimia dan radiasi;
burung dan hewan liar, dengan cara penggantian/penambahan air
membersihkan semak belukar, pendingin, bahan bakar minyak, olie,
membatasi ketinggian rumput, grease, dan air murni; penggantian
penutupan drainase, dan mengatur lampu indikator, komponen
tempat pembuangan sampah pengaman dan komponen habis
makanan, Melakukan identifikasi pakai lainnya.
kegiatan kawanan burung dalam b. Perlunya menambah power supply
radius 13 km, Membuat unit dengan cara : analisis kerusakan
penyimpanan catatan pengawasan pada power supply unit; perbaikan
keberadaan burung dan hewan liar,

64
Kajian Alat Bantu Pendaratan Localizer bagi…(Endang Sugih Arti.,SE.,MSi)

dan penyetelan unit/bagian/modul mengganggu dan membahayakan


peralatan yang mengalami keselamatan karena ada pesawat
gangguan/kerusakan, kemudian yang gagal mendarat karena
menambah power supply unit perawatan Localizer belum
tambahan sebagai backup maksimal karena belum adanya
(cadangan). Teknologi Sensor Passive Infra
c. Menjauhkan object dari daerah Red (PIR), Power Supply Unit
pancaran gelombang Localizer. hanya tersedia 1 unit, masih
Untuk populasi burung yakni dengan ditemukan burung dan mobil
cara menyediakan peralatan atau yang bergerak yang menghalangi
binatang untuk pencegahan , gelombang pancaran dari
pengawasan dan pengendalian Localizer.
gangguan burung dan hewan liar B. SARAN
dimana jenis dan jumlah peralatan 1. Agar alat bantu pendaratan
disesuaikan dengan jumlah personel, Localizer diupayakan sesuai
jenis burung dan hewan liar yang standar sehingga memenuhi
ada di bandar udara dan sekitarnya peraturan dan undang-undang
serta menjamin bahwa penggunaan yang berlaku.
peralatan dan binatang sebagai 2. Agar alat bantu pendaratan
musuh alami burung atau binatang Localizer tidak mengganggu dan
liar tidak mengganggu atau tidak membahayakan keselamatan
menimbulkan bahaya bagi penerbangan, maka :
pengoperasian pesawat udara atau a. Agar meningkatkan
pengguna layanan udara, dan untuk perawatan dengan cara
mobil yang lalu-lalang agar pengecekan, tes, verifikasi,
dikondisikan menjauhi ataupun dan/atau kalibrasi sesuai
menghindari area gelombang SKEP/157/IX/03 tentang
pancaran dari Localizer. Pedoman Pemeliharaan dan
Pelaporan Peralatan Fasilitas
Elektronika dan Listrik
KESIMPULAN DAN SARAN Penerbangan
b. Agar menambah power
A. KESIMPULAN supply unit sesuai
1. Alat bantu pendaratan Localizer di SKEP/157/IX/03 tentang
Perum LPPNPI Distrik Batam belum Pedoman Pemeliharaan dan
memenuhi standar sehingga Pelaporan Peralatan Fasilitas
pelayanan navigasi penerbangan Elektronika dan Listrik
terganggu, persyaratan keselamatan Penerbangan
penerbangan tidak terpenuhi, c. Menjauhkan object dari area
pelayanan navigasi tidak sampai pancaran gelombang
dengan kontak komunikasi terakhir. Localizer sesuai
2. Dampak yang ditimbulkan alat SKEP/42/III/10 tentang
bantu Localizer terhadap Petunjuk dan Tata Cara
keselamatan penerbangan yakni Peraturan Keselamatan

65
Jurnal Ilmiah Aviasi Langit Biru Vol. 9 No 3 Oktober 2016 Hal 1 : 66

Penerbangan,
mengkondisikan mobil
sekitar runway agar tidak
lalu-lalang dan menhindari
area gelombang Localizer.

DAFTAR PUSTAKA
Aminarno Budi Pradana, Drs, S.Si.T.,
Metode Penelitian Ilmiah,
Tangerang, Sekolah Tinggi
Penerbangan Indonesia, Jurusan
Keselamatan Penerbangan, 2015
Republik Indonesia, 2009 UU No.1
Penerbangan, Jakarta: Sekretariat
Negara
Republik Indonesia, 2001 Peraturan
Pemerintah Nomor 3 Keselamatan
Penerbangan, Jakarta: Sekretariat
Negara
Republik Indonesia, 10 Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor Program
Keselamatan Penerbangan Nasional,
Jakarta: Menteri Perhubungan
International Civil Aviation Organization,
2013, Annex 11: Air Traffic Services
International Civil Aviation Organization
Doc. 4444, Air Traffic Management,
Fifthteenth Edition 2014.
Republik Indonesia, Peraturan Menteri
Perhubungan SKEP/157/IX/03
Pedoman Pemeliharaan dan
Pelaporan Peralatan Fasilitas
Elektronika dan Listrik
Penerbangan, Jakarta: Menteri
Perhubungan
Republik Indonesia, Peraturan Menteri
Perhubungan SKEP/42/III/10
Petunjuk dan Tata Cara Peraturan
Keselamatan Penerbangan, Jakarta:
Menteri Perhubungan

66

Anda mungkin juga menyukai