Anda di halaman 1dari 13

Mekanika kuantum

Untuk artikel pendahuluan, lihat Pengantar mekanika kuantum.


Mekanika kuantum, termasuk teori medan kuantum, adalah
cabang dasar fisika yang menggantikan mekanika klasik pada
tataran sistem atom dan subatom. Sistem yang mengikuti mekanika
kuantum ini dapat berada dalam superposisi kuantum pada keadaan
yang berbeda, tidak seperti pada fisika klasik. Ilmu ini memberikan
kerangka matematika untuk berbagai cabang fisika dan kimia,
termasuk fisika atom, fisika molekular, kimia komputasi, kimia
kuantum, fisika partikel, dan fisika nuklir. Mekanika kuantum
adalah bagian dari teori medan kuantum dan fisika kuantum
umumnya, yang, bersama relativitas umum, merupakan salah satu
pilar fisika modern. Dasar dari mekanika kuantum adalah bahwa
energi itu tidak kontinyu, tetapi diskrit—berupa 'paket' atau 'kuanta'.
Konsep ini cukup revolusioner, karena bertentangan dengan fisika
klasik yang berasumsi bahwa energi itu berkesinambungan. Penyelesaian Persamaan Schrödinger untuk
atom hidrogen pada tingkat energi yang
Mekanika kuantum berkembang dari penyelesaian Max Planck berbeda. Semakin terang areanya, semakin
tahun 1900 pada masalah radiasi benda-hitam (dilaporkan 1859) tinggi probabilitas menemukan elektron.
dan paper Albert Einstein tahun 1905 yang menawarkan teori
berbasis-kuantum untuk menjelaskan efek fotolistrik (dilaporkan
1887). Teori kuantum lama dipahami secara mendalam pada pertengahan 1920an.

Teori ini dirumuskan dalam berbagai rumus matematika yang dikembangkan. Salah satunya, sebuah fungsi matematika yaitu
fungsi gelombang, memberikan informasi mengenai amplitudo probabilitas dari posisi, momentum, dan properti fisik lainnya dari
sebuah partikel.

Aplikasi penting dari teori kuantum[1] diantaranya adalah magnet superkonduktor, diode pancaran cahaya (LED), laser, transistor
dan semikonduktor seperti prosesor mikro, pencitraan penelitian dan medis seperti magnetic resonance imaging dan mikroskop
elektron.

Daftar isi
Sejarah
Eksperimen penemuan
Perumusan matematika
Aplikasi
Elektronik
Kriptografi
Komputasi kuantum
Efek kuantum skala makro
Teori kuantum
Contoh
Partikel bebas
Potensial berupa Step
Partikel dalam boks
Osilator harmonis
Bukti dari mekanika kuantum
Referensi
Daftar pustaka
Pranala luar

Sejarah
Artikel utama: Sejarah mekanika kuantum
Penyelidikan sains tentang cahaya dimulai pada abad ke-17 dan 18, ketika para ilmuwan seperti Robert Hooke, Christiaan
Huygens dan Leonhard Euler mengajukan teori gelombang cahaya berbasis pengamatan eksperimen.[2] Tahun 1803, Thomas
Young, polymath berkebangsaan Inggris, melakukan percobaan celah-ganda yang nantinya ia jelaskan pada paper berjudul On the
nature of light and colours. Percobaan ini memainkan peranan penting dalam dukungan pada teori gelombang cahaya.

Tahun 1838, Michael Faraday menemukan sinar katoda. Penelitian ini kemudian diikuti oleh pernyataan masalah radiasi benda-
hitam tahun 1859 yand dikemukakan oleh Gustav Kirchhoff, petunjuk oleh Ludwig Boltzmann tahun 1877 bahwa keadaan energi
sebuah sistem fisika dapat berupa diskret, dan hipotesis kuantum tahun 1900 oleh Max Planck.[3] Pada tahun 1900, Max Planck
memperkenalkan ide bahwa energi teradiasi dan terserap dalam "kuanta" diskret (atau paket-paket energi). Ide ini secara khusus
digunakan untuk menjelaskan sebaran intensitas radiasi yang dipancarkan oleh benda hitam.

Tahun 1896, Wilhelm Wien secara empiris menentukan hukum distribusi radiasi benda-hitam,[4] kemudian dikenal dengan nama
Hukum Wien. Ludwig Boltzmann secara independen juga mendapatkan hasil ini dengan beberapa pertimbangan dari persamaan
Maxwell. Namun, hasilnya hanya valid pada frekuensi tinggi dan mengabaikan radiansi pada frekuensi rendah. Nantinya, Planck
memperbaiki model ini menggunakan interpretasi statistik Boltzmann untuk termodinamika dan mengajukan apa yang saat ini
disebut sebagai Hukum Planck, yang mengarah pada pengembangan mekanika kuantum.

Pada tahun 1905, Albert Einstein menjelaskan efek fotolistrik dengan menyimpulkan bahwa energi cahaya datang dalam bentuk
kuanta yang disebut foton. Sekitar tahun 1900-1910, teori atom dan teori korpuskular cahaya[5] pertama kali diterima sebagai
fakta sains; teori ini secara berurutan dapat dilihat sebagai teori kuantum dari zat dan radiasi elektromagnetik.

Di antara mereka yang pertama kali mempelajari fenomena kuantum di alam adalah Arthur Compton, C. V. Raman, dan Pieter
Zeeman, masing-measing mereka memiliki nama efek kuantum dari nama mereka. Robert Andrews Millikan mempelajari efek
fotolistrik secara eksperimen, dan Albert Einstein mengembangkan teori untuk itu. Pada waktu yang sama, Ernest Rutherford
secara eksperimen menemukan model atom nuklir, dan Niels Bohr mengembangkan teori struktur atom miliknya, yang nantinya
dikonfirmasi oleh eksperimen Henry Moseley. Tahun 1913, Peter Debye memperluas teori struktur atom Niels Bohr,
memperkenalkan orbit elips, konsep yang juga diperkenalkan oleh Arnold Sommerfeld.[6] Teori-teori di atas, meskipun sukses,
tetapi sangat fenomenologikal: tidak ada penjelasan jelas untuk kuantisasi. Mereka dikenal sebagai teori kuantum lama.

Menurut Planck, tiap elemen energi (E) berbanding lurus dengan frekuensinya (ν):

dengan h adalah konstanta Planck.

Planck secara berhari-hati bersikukuh bahwa ini hanyalah aspek proses absopsi dan emisi radiasi sederhana dan tidak ada
hubungannya dengan realitas fisika radiasi itu sendiri.[7] Nyatanya, ia menganggap hipotesis kuantumnya adalah trik matematika
untuk mendapatkan jawaban yang benar.[8] Meski begitu, tahun 1905 Albert Einstein menerjemahkan hipotesis kuantum Planck
dan menggunakannya untuk menjelaskan efek fotolistrik, dimana cahaya sinar pada
beberapa benda dapat melepas elektron dari material. Ia memenangkan Hadiah Nobel
Fisika tahun 1921 untuk penelitiannya ini.

Einstein lebih jauh mengembangkan ide ini untuk menunjukkan bahwa gelombang
elektromagnetik seperti cahaya juga dapat dijelaskan sebagai partikel (nantinya disebut
foton), dengan kuantum energi diskret yang tergantung dari frekuensinya.[9]

Dasar-dasar mekanika kuantum


didirikan selama pertengahan awal
abad ke-20 oleh Max Planck, Niels
Bohr, Werner Heisenberg, Louis de
Broglie, Arthur Compton, Albert
Einstein, Erwin Schrödinger, Max Max Planck dianggap
sebagai Bapak Teori
Born, John von Neumann, Paul
Kuantum.
Dirac, Enrico Fermi, Wolfgang
Pauli, Max von Laue, Freeman
Dyson, David Hilbert, Wilhelm Wien, Satyendra Nath Bose, Arnold
Konferensi Solvay di Brussels tahun 1927.
Sommerfeld, dan lain-lain. Interpretasi Kopenhagen Niels Bohr diterima
secara luas.

Pada tahun 1920-an, pengembangan dalam mekanika kuantum menjadikannya rumusan standar untuk fisika atom. Musim panas
1925, Bohr dan Heisenberg mempublikasikan hasil yang mendekati teori kuantum lama. Untuk menyebut perilaku seperti-
partikel dalam beberapa proses dan pengukuran, kuanta cahaya akhirnya disebut foton (1926).

Pada tahun 1930, mekanika kuantum semakin disatukan dan diformalkan melalui hasil kerja David Hilbert, Paul Dirac dan John
von Neumann[10] dengan penekanan lebih ke pengukuran, dan spekulasi filosofis mengenai 'pengamat'nya. Semenjak itu muncul
pada disiplin ilmu baru seperti kimia kuantum, elektronika kuantum, optika kuantum, dan sains informasi kuantum.
Pengembangan modern-nya yang spekulatif diantaranya teori senar dan teori gravitasi kuantum. Teori ini juga memberikan
kerangka dasar bagi tabel periodik modern, dan menjelaskan perilaku atom selama berikatan kimia dan aliran elektron pada
semikonduktor, dan oleh karena itu memainkan peranan penting dalam banyak teknologi modern.

Meski mekanika kuantum didirikan untuk menjelaskan dunia benda amat kecil, namun teori ini juga diperlukan untuk
menjelaskan beberapa fenomena makroskopik seperti superkonduktor,[11] dan superfluida.[12]

Kata kuantum berasal dari bahasa Latin yang berarti "seberapa besar" atau "seberapa banyak".[13] Dalam mekanika kuantum ia
merujuk pada suatu satuan diskret yang nemepel pada besaran fisika tertentu seperti energi sebuah atom pada waktu diam (lihat
Gbr 1). Ditemukan bahwa partikel merupakan paket-paket energi diskret dengan properti seperti-gelombang mendorong bidang
fisika yang mempelajari sistem atom dan subatom yang saat ini dikenal dengan mekanika kuantum. Bidang ini memberikan
kerangka matematika bagi banyak bidang fisika dan kimia lainnya, termasuk diantaranya fisika benda terkondensasi, fisika fasa
padat, fisika atom, fisika molekuler, fisika komputasi, kimia komputasi, kimia kuantum, fisika partikel, kimia nuklir, dan fisika
nuklir.[14] Beberapa aspek dasar teori ini masih dipelajari sampai sekarang.[15]

Mekanika kuantum penting untuk menjelaskan perilaku sistem pada skala atom atau lebih kecil. Jika sifat fisika atom hanya
dijelaskan oleh mekanika klasik, elektron tidak akan mengorbit nukleus, karena elektron yang mengorbit melepas radiasi (akibat
gerak melingkar) dan akhirnya akan bertabrakan dengan nukleus karena kehilangan energi ini. Kerangka ini tidak dapat
menjelaskan stabilitas atom. Pada nyatanya, elektron mengelilingi nukleus dengan orbital gelombang-partikel yang tak tentu, tak
pasti dan probabilistik, melawan asumsi lama mekanika klasik dan elektromagnetisme.[16]
Mekanika kuantum pada awalnya dikembangkan untuk memberikan penjelasan dan deskripsi yang lebih baik tentang atom,
terutama perbedaannya dalam spektrum cahaya yang dilepaskan oleg isotop dari elemen kimia yang berbeda, juga partikel
subatomik. Singkatnya, model atom mekanika kuantum dengan sukses yang tidak dapat dijelaskan mekanika klasik dan
elektromagnetisme.

Secara luas, mekanika kuantum menggabungkan 4 kelas fenomena dimana fisika klasik tak dapat menjelaskannya:

kuantisasi properti fisika tertentu


quantum entanglement
azas ketidakpastian
dualitas gelombang-partikel

Eksperimen penemuan
Penelitian radiasi benda hitam antara 1850 dan 1900, yang tidak dapat dijelaskan tanpa konsep kuantum.
Henri Becquerel menemukan radioaktivitas (1896)
Joseph John Thomson - eksperimen tabung sinar kathoda (menemukan elektron dan muatan negatifnya) (1897)
Robert Millikan - eksperimen tetesan minyak, membuktikan bahwa muatan listrik terjadi dalam kuanta, (1909)
Ernest Rutherford - eksperimen lembaran emas menggagalkan model puding plum atom yang menyarankan
bahwa muatan positif dan masa atom tersebar dengan rata. (1911)
Otto Stern dan Walter Gerlach melakukan eksperimen Stern-Gerlach, yang menunjukkan sifat kuantisasi partikel
spin (1920)
Clyde L. Cowan dan Frederick Reines meyakinkan keberadaan neutrino dalam eksperimen neutrino (1955)

Perumusan matematika
Artikel utama: Formulasi matematika mekanika kuantum
Lihat pula: Logika kuantum
Perumusan matematis mekanika kuantum dikembangkan oleh Paul Dirac,[17] David Hilbert,[18] John von Neumann,[19] dan
Hermann Weyl.[20] Keadaan yang mungkin dari suati sistem mekanika kuantum dilambangkan[21] sebagai vektor satuan (disebut
vektor keadaan).

Dalam mekanika kuantum, keadaan sebuah sistem pada waktu tertentu dijelaskan dengan fungsi gelombang kompleks, juga
disebut dengan vektor keadaan pada vektor ruang kompleks.[22] Prinsip ketidakpastian Heisenberg mengkuantifisasi
ketidakmampuan dalam mencari lokasi partikel secara presisi.[23]

Selama pengukuran, di sisi lain, perubahan fungsi gelombang awal ke fungsi gelombang berikutnya tak dapat ditentukan, tak
dapat diprediksi (acak). Simulasi evolusi-waktu dapat dilihat disini.[24][25]

Persamaan gelombang berubah seiring waktu. Persamaan Schrödinger menjelaskan bagaimana fungsi gelombang berubah
terhadap waktu, mirip seperti hukum kedua Newton pada mekanika klasik. Persamaan Schrödinger memprediksi bahwa pusat
paket gelombang akan berpindah melalui ruang pada kecepatan konstan (seperti partikel klasik tanpa gaya yang bekerja padanya).
Namun, paket gelombang juga menyebar seiring waktu, berarti posisi menjadi tak tentu.[26]

Aplikasi
Mekanika kuantum telah sukses[27] dalam menjelaskan berbagai fitur di alam semesta. Mekanika kuantum seringkali menjadi
satu-satunya alat yang ada yang dapat menjelaskan perilaku individu dari partikel subatomik yang membentuk segala bentuk zat
(elektron, proton, neutron, foton, dsb). Mekanika kuantum mempengaruhi teori dawai, kandidat untuk teori segala sesuatu (lihat
reduksionisme).
Mekanika kuantum juga sangat penting untuk memahami bagaimana atom individu bergabung secara kovalen membentuk
molekul. Aplikasi mekanika kuantum ke kimia dikenal dengan kimia kuantum. Mekanika kuantum relativistik secara matematis
dapat menjelaskan sebagian besar kimia. Mekanika kuantum dapat memberikan penjelasan kuantitatif pada proses ikatan ion dan
ikatan kovalen dengan secara eksplisit menunjukkan molekul mana yang secara energi lebih menarik ke yang lain beserta besaran
energinya.[28] Lebih jauh lagi, sebagian besar perhitungan kimia komputasi modern mengandalkan mekanika kuantum.

Banyak teknologi modern beroperasi pada skala dimana efek kuantum berpengaruh signifikan.

Elektronik
Banyak peralatan modern didesain menggunakan mekanika kuantum. Beberapa contohnya adalah laser, transistor (juga
mikrocip), mikroskop elektron, dan magnetic resonance imaging (MRI). Penelitian semikonduktor mendorong penemuan dioda
dan transistor, bagian-bagian yang tak dapat dipisahkan dari sistem elektronika, komputer, dan peralatan telekomunikasi modern.
Aplikasi lainnya adalah dioda pancaran cahaya (LED) yang merupakan sumber cahaya dengan efisiensi tinggi.

Banyak peralatan elektronik beroperasi dengan efek quantum


tunneling. Bahkan muncul pada saklar lampu yang sederhana.
Saklar tidak akan bekerja jika elektron tidak dapat melewati
terowongan kuantum melalui lapisan oksidasi pada permukaan
kontak logam. Cip memori kilat pada USB drive menggunakan
quantum tunneling untuk menghapus sel memorinya. Beberapa
peralatan resistansi diferensial negatif juga menggunakan efek
quantum tunneling, seperti resonant tunneling diode. Tidak
seperti dioda biasa, arusnya dibawa oleh resonant tunneling
melalui 2 hambatan potensial (lihat gambar di samping). Perilaku
resistensi negatifnya hanya dapat dipahami dengan mekanika
kuantum: Ketika kondisi terbatas naik mendekati tingkat Fermi,
arus terowongan meningkat. Ketika sudah lewat, arusnya turun. Mekanisme kerja alat resonant tunneling diode,
Mekanika kuantum penting untuk mendesain peralatan seperti didasarkan dari fenomena quantum tunneling
ini. melalui hambatan potensial. (Kiri: band diagram;
tengah: koefisien transmisi; Kanan: karakteristik
tegangan saat ini) Seperti ditunjukkan oleh band
Kriptografi diagram(kiri), meski ada 2 penghalang, elektron
masih lewat melalui kondisi terbatas antara 2
Para ilmuwan saat ini sedang meneliti untuk mencari metode penghalang (tengah), mengalirkan arus.
paling baik untuk memanipulasi keadaan kuantum. Usaha yang
saat ini dilakukan adalah pengembangan kriptografi kuantum,
yang secara teoretis dapat menjamin pengiriman informasi secara aman.

Komputasi kuantum
Rencana yang lebih jauh adalah pengembangan komputer kuantum, yang rencananya digunakan untuk melakukan tugas
komputasi tertentu dengan kecepatan jauh melebihi komputer biasa. Alih-alih menggunakan bit biasa, komputer kuantum
menggunakan qubits, dapat digunakan di keadaan superposisi. Topik penelitian lainnya yang sedang dilakukan adalah teleportasi
kuantum yang berkutat dengan teknik untuk mengirim informasi kuantum pada jarak yang bebas.

Efek kuantum skala makro


Meski mekanika kuantum pada umumnya digunakan pada zat dan energi pada tataran atomik, beberapa sistem berperilaku
mekanika kuantum pada skala besar. Superfluiditas, aliran fluida tanpa friksi pada temperatur mendekati absolut nol, adalah salah
satu contoh yang umum. Begitu juga dengan fenomena superkonduktivitas, aliran elektron gas tanpa friksi pada material
berkonduksi (arus listrik) pada temperatur yang cukup rendah. fractional quantum hall effect is a topological ordered state which
corresponds to patterns of long-range quantum entanglement.[29] Keadaan dengan susunan topologi yang berbeda (atau pola yang
berbeda dari keterlibatan jarak jauh) tidak dapat berubah menjadi satu sama lain tanpa transisi fase.

Teori kuantum
Teori kuantum juga memberikan deskripsi akurat bagi banyak fenomena yang sebelumnya tidak dapat dijelaskan, seperti radiasi
benda-hitam dan stabilitas orbital elektron pada atom. Ilmu ini juga memberikan gambaran pada banyak sistem biologi seperti
reseptor bau dan struktur protein.[30] Penelitian terbaru mengenai fotosintesis telah memberikan bukti bahwa korelasi kuantum
memainkan peranan penting pada proses dasar pada tanaman dan banyak organisme lainnya.[31] Fisika klasik seringkali juga
dapat memberikan perkiraan yang baik seperti fisika kuantum, umumnya pada kasus dengan partikel jumlah besar atau bilangan
kuantum besar. Karena perumusan klasik jauh lebih sederhana dan mudah untuk dihitung daripada perumusan kuantum, perkiraan
klasik digunakan dan lebih dipilih ketika sebuah sistem cukup besar untuk menjadikan efek mekanika kuantum menjadi kecil.

Contoh

Partikel bebas
Anggap ada sebuah partikel bebas. Dalam mekanika kuantum, terdapat dualitas gelombang-partikel, sehingga properti partikel
dapat dijelaskan seperti properti gelombang. Oleh karena itu, keadaan kuantumnya dapat dinyatakan sebagai gelombang bentuk
bebas dan meluas ke segala ruang sebagai fungsi gelombang. Posisi dan momentum partikel dapat diamati. Prinsip ketidakpastian
Heisenberg menyatakan bahwa posisi dan momentum tak dapat diukur simultan secara presisi. Namun, kita dapat mengukur
posisi (saja) dari partikel yang bergerak bebas, menciptakan posisi eigenstate dengan fungsi gelombang yang sangat besar (Delta
Dirac) pada posisi x tertentu, dan nol pada tempat lainnya. Jika kita melakukan pengukuran posisi pada fungsi gelombang ini,
resultan x akan mendapat probabilitas 100% (presisi sempurna). Hal ini disebut posisi eigenstate-atau, dalam istilah
matematikanya, generalized position eigenstate (eigendistribusi). Jika partikel berada pada posisi eigenstate, maka
momentumnya tidak diketahui. Begitu juga, jika partikel berada pada momentrum eigenstate, maka posisinya tidak diketahui.[32]
Jika momentum eigenstate memiliki bentuk gelombang datar, maka dapat ditunjukkan bahwa panjang gelombang sama dengan
h/p, dengan h adalah konstanta Planck dan p adalah momentum eigenstate.[33]

Potensial berupa Step


Artikel utama: Penyelesaian persamaan Schrödinger untuk potensial berupa step
Potensial pada kasus ini dinyatakan sebagai:

Penyelesaiannya adalah superposisi pada gelombang bergerak ke kiri dan kanan:


dimana vektor gelombang berhubungan
dengan energi melalui

, dan

dengan koefisien A dan B ditentukan dari


kondisi batas dan menerapkan turunan
kontinu pada persamaan.

Tiap sisi persamaan dapat diterjemahkan


sebagai komponen gelombang yang
ditransmisi, memungkinkan perhitungan Potensial berupa step sebesar V0 ditunjukkan warna hijau.
koefisien transmisi dan refleksi. Kebalikan Amplitudo dan arah gelombang yang bergerak ke kiri dan kanan
juga tersedia. Warna kuning adalah incident wave, biru adalah
dengan mekanika klasik, incident particle
gelombang terefleksi dan tertransmisi, merah tidak muncul. E > V0
dengan energi lebih besar daripada step
untuk gambar ini.
potensial direfleksikan secara parsial.

Partikel dalam boks


Artikel utama: Partikel dalam boks
Partikel yang berada dalam boks energi potensial satu-dimensi adalah contoh
yang secara matematis paling sederhana dimana batasannya mengarah ke
kuantisasi tingkat energi. Boks didefinisikan memiliki energi potensial nol
dimanapun di dalam kawasan tertentu, dan energi potensial tak terbatas
dimanapun di luar kawasan tersebut. Untuk kasus pada arah- satu dimensi,
persamaan Schrödinger dapat dituliskan[34]

1-dimensional potential energy box


(or infinite potential well)
Dengan operator diferensial didefinisikan sebagai

persamaan sebelumnya ini mengingatkan pada energi kinetik klasik,

dengan pada kasus ini memiliki energi yang serupa dengan energi kinetik partikel.

Penyelesaian umum persamaan Schrödinger untuk partikel dalam boks adalah

atau, dari rumus Euler,


Infinite potential wall dar boks menentukan nilai C, D, dan k pada x = 0 dan x = L dengan ψ harus sama dengan nol. Maka, pada x
= 0,

dan D = 0. Pada x = L,

dimana C tidak boleh nol karena akan konflik dengan interpretasi Born. Karena sin(kL) = 0, kL haruslah kelipatan bilangan bulat
dari π,

Kuantisasi tingkat energi mengikuti k, karena

Osilator harmonis
Artikel utama: Osilator harmonis kuantum
Seperti pada fisika klasik, potensial untuk osilator harmonis kuantum dinyatakan dengan

Masalah ini dapat diselesaikan dengan menggunakan persamaan Schrödinger atau dengan menggunakan "ladder method" yang
pertama kali diajukan oleh Paul Dirac. Eigenstate dinyatakan dengan

dengan Hn adalah polinomial Hermite

dan tingkat energinya adalah

Ini adalah contoh penggambaran kuantifikasi energi untuk kondisi terikat.


Beberapa lintasan osilator harmonis (bola yang
ditempelkan pada pegas) dalam mekanika klasik
(A-B) dan mekanika kuantum (C-H). Pada
mekanika kuantum, posisi bola dinyatakan dengan
gelombang (disebut fungsi gelombang), dengan
bagian real ditunjukkan dengan warna biru dan
bagian imajiner ditunjukkan dengan warna merah.
Beberapa lintasan (seperti C,D,E, dan F) adalah
standing waves (atau "keadaan stasioner"). Tiap
frekuensi standing-wave berbanding lurus dengan
tingkat energi osilator. "Kuantisasi energi" ini tidak
ada pada fisika klasik, dimana osilator dapat
memiliki energi tertentu.

Bukti dari mekanika kuantum


Mekanika kuantum sangat berguna untuk menjelaskan perilaku atom dan partikel subatomik seperti proton, neutron dan elektron
yang tidak mematuhi hukum-hukum fisika klasik. Atom biasanya digambarkan sebagai sebuah sistem di mana elektron (yang
bermuatan listrik negatif) beredar seputar nukleus atom (yang bermuatan listrik positif). Menurut mekanika kuantum, ketika
sebuah elektron berpindah dari tingkat energi yang lebih tinggi (misalnya dari n=2 atau kulit atom ke-2 ) ke tingkat energi yang
lebih rendah (misalnya n=1 atau kulit atom tingkat ke-1), energi berupa sebuah partikel cahaya yang disebut foton, dilepaskan.
Energi yang dilepaskan dapat dirumuskan sbb:

keterangan:

adalah energi (J)


adalah tetapan Planck, (Js), dan
adalah frekuensi dari cahaya (Hz)
Dalam spektrometer massa, telah dibuktikan bahwa garis-garis spektrum dari atom yang di-ionisasi tidak kontinyu, hanya pada
frekuensi/panjang gelombang tertentu garis-garis spektrum dapat dilihat. Ini adalah salah satu bukti dari teori mekanika kuantum.

Referensi
1. ^ Matson, John. "What Is Quantum Mechanics Good for?". Scientific American. Diakses tanggal 18 May 2016.
2. ^ Max Born & Emil Wolf, Principles of Optics, 1999, Cambridge University Press
3. ^ Mehra, J.; Rechenberg, H. (1982). The historical development of quantum theory. New York: Springer-Verlag.
ISBN 0387906428.
4. ^ Kragh, Helge (2002). Quantum Generations: A History of Physics in the Twentieth Century. Princeton University
Press. hlm. 58. ISBN 0-691-09552-3. Extract of page 58 (https://books.google.com/books?id=ELrFDIldlawC&pg=
PA58)
5. ^ Ben-Menahem, Ari (2009). Historical Encyclopedia of Natural and Mathematical Sciences, Volume 1. Springer.
hlm. 3678. ISBN 3540688315. Extract of page 3678 (https://books.google.com/books?id=9tUrarQYhKMC&pg=PA
3678)
6. ^ E Arunan (2010). "Peter Debye" (PDF). Resonance (journal). Indian Academy of Sciences. 15 (12).
7. ^ Kuhn, T. S. (1978). Black-body theory and the quantum discontinuity 1894-1912. Oxford: Clarendon Press.
ISBN 0195023838.
8. ^ Kragh, Helge (1 December 2000), Max Planck: the reluctant revolutionary, PhysicsWorld.com
9. ^ Einstein, A. (1905). "Über einen die Erzeugung und Verwandlung des Lichtes betreffenden heuristischen
Gesichtspunkt". Annalen der Physik. 17 (6): 132–148. Bibcode:1905AnP...322..132E.
doi:10.1002/andp.19053220607. Reprinted in The collected papers of Albert Einstein, John Stachel, editor,
Princeton University Press, 1989, Vol. 2, pp. 149-166, in German; see also Einstein's early work on the quantum
hypothesis, ibid. pp. 134-148.
10. ^ van Hove, Leon (1958). "Von Neumann's contributions to quantum mechanics" (PDF). Bulletin of the American
Mathematical Society. 64 (3): Part2:95–99. doi:10.1090/s0002-9904-1958-10206-2.
11. ^ Feynman, Richard. "The Feynman Lectures on Physics III 21-4". California Institute of Technology. Diakses
tanggal 2015-11-24. “"...it was long believed that the wave function of the Schrödinger equation would never have
a macroscopic representation analogous to the macroscopic representation of the amplitude for photons. On the
other hand, it is now realized that the phenomena of superconductivity presents us with just this situation.”
12. ^ Richard Packard (2006) "Berkeley Experiments on Superfluid Macroscopic Quantum Effects" (http://physics.ber
keley.edu/sites/default/files/_/lt24_berk_expts_on_macro_sup_effects.pdf)Diarsipkan (https://web.archive.org/we
b/20151125112132/http://research.physics.berkeley.edu/packard/publications/Articles/LT24_Berk_expts_on_macr
o_sup_effects.pdf) November 25, 2015, di Wayback Machine. accessdate=2015-11-24
13. ^ "Quantum - Definition and More from the Free Merriam-Webster Dictionary". Merriam-webster.com. Diakses
tanggal 2012-08-18.
14. ^ Thall, Edwin. "Thall's History of Quantum Mechanics". Florida Community College at Jacksonville. Diarsipkan
dari versi asli tanggal October 7, 2009. Diakses tanggal May 23, 2009.
15. ^ "ysfine.com". ysfine.com. Diakses tanggal 11 September 2015.
16. ^ "QUANTUM MECHANICS". geocities.com. 2009-10-26. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-10-26. Diakses
tanggal 2016-06-13.
17. ^ P.A.M. Dirac, The Principles of Quantum Mechanics, Clarendon Press, Oxford, 1930.
18. ^ D. Hilbert Lectures on Quantum Theory, 1915–1927
19. ^ J. von Neumann, Mathematische Grundlagen der Quantenmechanik, Springer, Berlin, 1932 (English
translation: Mathematical Foundations of Quantum Mechanics, Princeton University Press, 1955).
20. ^ H.Weyl "The Theory of Groups and Quantum Mechanics", 1931 (original title: "Gruppentheorie und
Quantenmechanik").
21. ^ Dirac, P.A.M. (1958). The Principles of Quantum Mechanics, 4th edition, Oxford University Press, Oxford UK,
p. ix: "For this reason I have chosen the symbolic method, introducing the representatives later merely as an aid
to practical calculation."
22. ^ Greiner, Walter; Müller, Berndt (1994). Quantum Mechanics Symmetries, Second edition. Springer-Verlag.
hlm. 52. ISBN 3-540-58080-8., Chapter 1, p. 52 (https://books.google.com/books?id=gCfvWx6vuzUC&pg=PA52)
23. ^ "Heisenberg - Quantum Mechanics, 1925–1927: The Uncertainty Relations". Aip.org. Diakses tanggal 2012-08-
18.
24. ^ Michael Trott. "Time-Evolution of a Wavepacket in a Square Well — Wolfram Demonstrations Project".
Demonstrations.wolfram.com. Diakses tanggal 2010-10-15.
25. ^ Michael Trott. "Time Evolution of a Wavepacket In a Square Well". Demonstrations.wolfram.com. Diakses
tanggal 2010-10-15.
26. ^ Mathews, Piravonu Mathews; Venkatesan, K. (1976). A Textbook of Quantum Mechanics. Tata McGraw-Hill.
hlm. 36. ISBN 0-07-096510-2., Chapter 2, p. 36 (https://books.google.com/books?id=_qzs1DD3TcsC&pg=PA36)
27. ^ Lihat the Feynman Lectures on Physics untuk beberapa aplikasi teknologi yang menggunakan mekanika
kuantum, seperti transistor (vol III, pp. 14–11 ff), sirkuit terpadu, which are follow-on technology in solid-state
physics (vol II, pp. 8–6), dan laser (vol III, pp. 9–13).
28. ^ Pauling, Linus; Wilson, Edgar Bright (1985-03-01). Introduction to Quantum Mechanics with Applications to
Chemistry. ISBN 9780486648712. Diakses tanggal 2012-08-18.
29. ^ Chen, Xie; Gu, Zheng-Cheng; Wen, Xiao-Gang (2010). "Local unitary transformation, long-range quantum
entanglement, wave function renormalization, and topological order". Phys. Rev. B. 82: 155138. arXiv:1004.3835
. Bibcode:2010PhRvB..82o5138C. doi:10.1103/physrevb.82.155138.
30. ^ Anderson, Mark (2009-01-13). "Is Quantum Mechanics Controlling Your Thoughts? | Subatomic Particles".
DISCOVER Magazine. Diakses tanggal 2012-08-18.
31. ^ "Quantum mechanics boosts photosynthesis". physicsworld.com. Diakses tanggal 2010-10-23.
32. ^ Davies, P. C. W.; Betts, David S. (1984). Quantum Mechanics, Second edition. Chapman and Hall. hlm. 79.
ISBN 0-7487-4446-0., Chapter 6, p. 79 (https://books.google.com/books?id=XRyHCrGNstoC&pg=PA79)
33. ^ Baofu, Peter (2007-12-31). The Future of Complexity: Conceiving a Better Way to Understand Order and
Chaos. ISBN 9789812708991. Diakses tanggal 2012-08-18.
34. ^ Derivation of particle in a box, chemistry.tidalswan.com (http://chemistry.tidalswan.com/index.php?title=Quantu
m_Mechanics)

Daftar pustaka
The following titles, all by working physicists, attempt to communicate quantum theory to lay people, using a minimum of
technical apparatus.

Chester, Marvin (1987) Primer of Quantum Mechanics. John Wiley. ISBN 0-486-42878-8
Cox, Brian; Forshaw, Jeff (2011). The Quantum Universe: Everything That Can Happen Does Happen:. Allen
Lane. ISBN 1-84614-432-9.
Richard Feynman, 1985. QED: The Strange Theory of Light and Matter, Princeton University Press. ISBN 0-691-
08388-6. Four elementary lectures on quantum electrodynamics and quantum field theory, yet containing many
insights for the expert.
Ghirardi, GianCarlo, 2004. Sneaking a Look at God's Cards, Gerald Malsbary, trans. Princeton Univ. Press. The
most technical of the works cited here. Passages using algebra, trigonometry, and bra–ket notation can be
passed over on a first reading.
N. David Mermin, 1990, "Spooky actions at a distance: mysteries of the QT" in his Boojums all the way through.
Cambridge University Press: 110-76.
Victor Stenger, 2000. Timeless Reality: Symmetry, Simplicity, and Multiple Universes. Buffalo NY: Prometheus
Books. Chpts. 5-8. Includes cosmological and philosophical considerations.
More technical:

Bryce DeWitt, R. Neill Graham, eds., 1973. The Many-Worlds Interpretation of Quantum Mechanics, Princeton
Series in Physics, Princeton University Press. ISBN 0-691-08131-X
Dirac, P. A. M. (1930). The Principles of Quantum Mechanics. ISBN 0-19-852011-5. The beginning chapters
make up a very clear and comprehensible introduction.
Hugh Everett, 1957, "Relative State Formulation of Quantum Mechanics", Reviews of Modern Physics 29: 454-
62.
Feynman, Richard P.; Leighton, Robert B.; Sands, Matthew (1965). The Feynman Lectures on Physics. 1–3.
Addison-Wesley. ISBN 0-7382-0008-5.
Griffiths, David J. (2004). Introduction to Quantum Mechanics (2nd ed.). Prentice Hall. ISBN 0-13-111892-7.
OCLC 40251748. A standard undergraduate text.
Max Jammer, 1966. The Conceptual Development of Quantum Mechanics. McGraw Hill.
Hagen Kleinert, 2004. Path Integrals in Quantum Mechanics, Statistics, Polymer Physics, and Financial Markets,
3rd ed. Singapore: World Scientific. Draft of 4th edition. (http://www.physik.fu-berlin.de/~kleinert/b5)
Gunther Ludwig, 1968. Wave Mechanics. London: Pergamon Press. ISBN 0-08-203204-1
George Mackey (2004). The mathematical foundations of quantum mechanics. Dover Publications. ISBN 0-486-
43517-2.
Albert Messiah, 1966. Quantum Mechanics (Vol. I), English translation from French by G. M. Temmer. North
Holland, John Wiley & Sons. Cf. chpt. IV, section III.
Omnès, Roland (1999). Understanding Quantum Mechanics. Princeton University Press. ISBN 0-691-00435-8.
OCLC 39849482.
Scerri, Eric R., 2006. The Periodic Table: Its Story and Its Significance. Oxford University Press. Considers the
extent to which chemistry and the periodic system have been reduced to quantum mechanics. ISBN 0-19-
530573-6
Transnational College of Lex (1996). What is Quantum Mechanics? A Physics Adventure. Language Research
Foundation, Boston. ISBN 0-9643504-1-6. OCLC 34661512.
von Neumann, John (1955). Mathematical Foundations of Quantum Mechanics. Princeton University Press.
ISBN 0-691-02893-1.
Hermann Weyl, 1950. The Theory of Groups and Quantum Mechanics, Dover Publications.
D. Greenberger, K. Hentschel, F. Weinert, eds., 2009. Compendium of quantum physics, Concepts, experiments,
history and philosophy, Springer-Verlag, Berlin, Heidelberg.

Pranala luar
3D animations, applications and research for basic quantum effects (http://www.toutestquantique.fr/) (animations
also available in commons.wikimedia.org (https://commons.wikimedia.org/wiki/Special:Contributions/Jubobroff)
(Université paris Sud))
Quantum Cook Book (http://oyc.yale.edu/sites/default/files/notes_quantum_cookbook.pdf) by R. Shankar, Open
Yale PHYS 201 material (4pp)
The Modern Revolution in Physics (http://www.lightandmatter.com/lm/) - an online textbook.
J. O'Connor and E. F. Robertson: A history of quantum mechanics. (http://www-history.mcs.st-andrews.ac.uk/hist
ory/HistTopics/The_Quantum_age_begins.html)
Introduction to Quantum Theory at Quantiki. (https://web.archive.org/web/20080913201312/http://www.quantiki.or
g/wiki/index.php/Introduction_to_Quantum_Theory)
Quantum Physics Made Relatively Simple (http://bethe.cornell.edu/): three video lectures by Hans Bethe
H is for h-bar. (https://web.archive.org/web/20071002191047/http://www.nonlocal.com/hbar/)
Quantum Mechanics Books Collection (http://www.freebookcentre.net/Physics/Quantum-Mechanics-Books.html):
Collection of free books

Materi belajar

Quantum Physics Database - Fundamentals and Historical Background of Quantum Theory. (http://qpdb.eu/)
Doron Cohen: Lecture notes in Quantum Mechanics (comprehensive, with advanced topics). (http://arxiv.org/abs/
quant-ph/0605180)
MIT OpenCourseWare: Chemistry (http://ocw.mit.edu/OcwWeb/Chemistry/index.htm).
MIT OpenCourseWare: Physics (http://ocw.mit.edu/OcwWeb/Physics/index.htm). See 8.04 (http://ocw.mit.edu/Oc
wWeb/Physics/8-04Spring-2006/CourseHome/index.htm)
Stanford Continuing Education PHY 25: Quantum Mechanics (https://www.youtube.com/stanford#g/c/84C10A9C
B1D13841) by Leonard Susskind, see course description (http://continuingstudies.stanford.edu/courses/course.p
hp?cid=20072_PHY%2025) Fall 2007
5½ Examples in Quantum Mechanics (http://www.physics.csbsju.edu/QM/)
Imperial College Quantum Mechanics Course. (http://www.imperial.ac.uk/quantuminformation/qi/tutorials)
Spark Notes - Quantum Physics. (http://www.sparknotes.com/testprep/books/sat2/physics/chapter19section3.rht
ml)
Quantum Physics Online : interactive introduction to quantum mechanics (RS applets). (http://www.quantum-phy
sics.polytechnique.fr/)
Experiments to the foundations of quantum physics with single photons. (http://www.didaktik.physik.uni-erlangen.
de/quantumlab/english/index.html)
AQME (http://www.nanohub.org/topics/AQME) : Advancing Quantum Mechanics for Engineers — by T.Barzso,
D.Vasileska and G.Klimeck online learning resource with simulation tools on nanohub
Quantum Mechanics (https://web.archive.org/web/20091229101144/http://www.lsr.ph.ic.ac.uk/~plenio/lecture.pdf)
by Martin Plenio
Quantum Mechanics (https://web.archive.org/web/20110124130101/http://farside.ph.utexas.edu/teaching/qm/38
9.pdf) by Richard Fitzpatrick
Online course on Quantum Transport (http://nanohub.org/resources/2039)

FAQ

Many-worlds or relative-state interpretation. (http://www.hedweb.com/manworld.htm)


Measurement in Quantum mechanics. (http://www.mtnmath.com/faq/meas-qm.html)

Media

PHYS 201: Fundamentals of Physics II (http://oyc.yale.edu/physics/phys-201#sessions) by Ramamurti Shankar,


Open Yale Course
Lectures on Quantum Mechanics (https://www.youtube.com/view_play_list?p=84C10A9CB1D13841) by Leonard
Susskind
Everything you wanted to know about the quantum world (http://www.newscientist.com/channel/fundamentals/qu
antum-world) — archive of articles from New Scientist.
Quantum Physics Research (http://www.sciencedaily.com/news/matter_energy/quantum_physics/) from Science
Daily
Overbye, Dennis (December 27, 2005). "Quantum Trickery: Testing Einstein's Strangest Theory". The New York
Times. Diakses tanggal April 12, 2010.
Audio: Astronomy Cast (http://www.astronomycast.com/physics/ep-138-quantum-mechanics/) Quantum
Mechanics — June 2009. Fraser Cain interviews Pamela L. Gay.

Filosofi

(Inggris) Entri Quantum Mechanics (http://plato.stanford.edu/entries/{{{1}}}) di Stanford Encyclopedia of


Philosophy
(Inggris) Entri Measurement in Quantum Theory (http://plato.stanford.edu/entries/{{{1}}}) di Stanford
Encyclopedia of Philosophy

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mekanika_kuantum&oldid=14616920"

Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi-BerbagiSerupa Creative Commons; ketentuan tambahan mungkin berlaku.
Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.

Anda mungkin juga menyukai