Anda di halaman 1dari 6

Birokrasi

Birokrasi adalah sebuah struktur dengan tugas-tugas operasi yang sangat rutin yang dicapai melalui spesialisasi,
aturan dan ketentuan yang sangat formal, tugas-tugas yang dikelompokkan ke dalam berbagai departemen
fungsional, wewenang terpusat, rentang kendali yang sempit, dan pengambilan keputusan yang mengikuti rantai
komando.

Kekuatan utama birokrasi ada kemampuannya menjalankan kegiatan-kegiatan yang terstandar secara sangat
efisien, sedangkan kelemahannya adalah dengan spesialisasi yang diciptakan bisa menimbulkan konflik-konflik
subunit, karena tujuan-tujuan unit fungsional dapat mengalahkan tujuan keseluruhan organisasi. Kelemahan
besar lainnnya adalah ketika ada kasus yang tidak sesuai sedikit saja dengan aturan, tidak ada ruang untuk
modifikasi karena birokrasi hanya efisien sepanjang karyawan menghadapi masalah yang sebelumnya telah
mereka hadapi dan sudah ada aturan keputusan terprogram yang mapan.

Fungsi Birokrasi
 Melaksanakan pelayanan publik.
 Pelaksana pembangunan yang profesional.
 Perencana, pelaksana, dan pengawas kebijakan.
 Alat pemerintah untuk melayani kepentingan masyarakat dan bukan merupakan bagian dari kekuatan
politik (netral).

Peran Birokrasi

 Sejalan dengan tujuan pemerintahan.


 Melaksanakan kegiatan dan program demi tercapainya visi dan misi pemerintah dan negara.
 Melayani masyarakat dan melaksanakan pembangunan dengan netral dan profesional.
 Menjalankan manajemen pemerintahan, mulai dari perencanaan, pengawasan, evaluasi, koordinasi,
sinkronisasi, represif, prefentif, antisipatif, resolusi, dll.
 Birokrasi sering sekali dipandang negatif karena kinerja mereka cenderung menyusahkan masyarakat.
Tidak hanya itu, birokrasi juga dinilai masyarakat sebagai organisasi yang boros, tidak efisien, dan tidak efektif.
 Masyarakat berpendapat bahwa birokrasi adalah alat penindas masyarakat miskin dan hanya membela
kepentingan orang kaya. Namun demikian, birokrasi tetap dibutuhkan masyarakat sebagai penghubung antara
negara dan masyarakat. Birokrasi mempunyai kewajiban melayani masyarakat dan menjadikan masyarakat
sebagai prioritas utama.

Struktur matriks
Struktur matriks adalah sebuah struktur yang menciptakan garis wewenang ganda dan menggabungkan
departementalisasi fungsional dan produk. Struktur matriks dapat ditemukan di agen-agen periklanan,
perusahaan pesawat terbang, laboratorium penelitian dan pengembangan, perusahaan konstruksi, rumah sakit,
lembaga-lembaga pemerintah, universitas, perusahaan konsultan manajemen, dan perusahaan hiburan. Juga
pada lingkungan yang luas dan ekstrim, biasanya dihadapi perusahaan multinasional (MNC), koordinasi
keseluruhan dilakukan dengan menciptakan struktur matriks (Doz and Prahalad, 1984, 1991).

Pada hakikatnya, struktur matriks menggabungkan dua bentuk departementalisasi: fungsional dan produk.
Kekuatan departementalisasi fungsional terletak, misalnya, pada penyatuan para spesialis, yang meminimalkan
jumlah yang diperlukan sembari memungkinkan pengumpulan dan pembagian sumber daya khusus untuk
keseluruhan produk. Kelemahan terbesarnya adalah sulitnya mengoordinasi tugas para spesialis fungsional yang
beragam agar kegiatan mereka rampung tepat waktu dan sesuai anggaran. 

Departementalisasi produk, di lain pihak, memiliki keuntungan dan kerugian yang berlawanan.
Departementalisasi ini memudahkan koordinasi di antara para spesialis untuk menyelesaikan tugas tepat waktu
dan memenuhi target anggaran. Lebih jauh, departementalisasi ini memberikan tanggung jawab yang jelas atas
semua kegiatan yang terkait dengan sebuah produk, tetapi dengan duplikasi biaya dan kegiatan. Matriks
berupaya menarik kekuatan tersebut sembari menghindarkan kelemahan-kelemahan mereka.

Karakteristik struktural paling nyata dari matriks adalah bahwa ia mematahkan konsep kesatuan komando
sehingga karyawan dalam struktur matriks memiliki dua atasan -manajer departemen fungsional dan manajer
produk. Karena itulah matriks memiliki rantai komando ganda.

Sense of duty
Tanggung jawab dalam organisasi adalah sebuah kewajiban yang harus kita laksanakan sebagai
bagian dari anggota sebuah organisasi untuk melaksanakan semua kewajiban agar tujuan organisasi
dapat tercapai.
Akan tetapoi organisasi juga mempunyai tangungjawab, salah satunya yaitu tanggungjawab sosial
dimana perusahaan harus melakukan kewajiban-kewajiban sosial terutama pada lingkungan sekitar.
Tanggunjawab sosial ini dapat berupa memberikan kesejahteraan bagi masyarakat di lingkungan
perusahaan dengan cara memberdayakan mereka, membantu mereka untuk mendapatkan pekerjaan
dan juga tanggungjawab lingkungan, dengan tidak membuang limbah sembarangan.
Oleh sebab itu, biasanya, perusahaan besar mempunyai program CSR, program ini merupakan salah
satu bentuk tanggungjawab organisasi terhadap masyarakat sekitar.

Sentralisasi

adalah memusatkan seluruh wewenang kepada sejumlah kecil manajer atau yang berada di posisi
puncak pada suatu struktur organisasi. Sentralisasi banyak digunakan pada pemerintahan lama di
Indonesia sebelum adanya otonomi daerah.

Kelemahan dari sistem sentralisasi adalah di mana seluruh keputusan dan kebijakan di daerah
dihasilkan oleh orang-orang yang berada di pemerintah pusat, sehingga waktu yang diperlukan untuk
memutuskan sesuatu menjadi lama. Kelebihan sistem ini adalah di mana pemerintah pusat tidak
harus pusing-pusing pada permasalahan yang timbul akibat perbedaan pengambilan keputusan,
karena seluluh keputusan dan kebijakan dikoordinir seluruhnya oleh pemerintah pusat.

Desentralisasi

adalah pendelegasian wewenang dalam membuat keputusan dan kebijakan kepada manajer atau
orang-orang yang berada pada level bawah dalam suatu struktur organisasi. Pada saat sekarang ini
banyak perusahaan atau organisasi yang memilih serta menerapkan sistem desentralisasi karena
dapat memperbaiki serta meningkatkan efektifitas dan produktifitas suatu organisasi.

Pada sistem pemerintahan yang terbaru tidak lagi banyak menerapkan sistem sentralisasi, melainkan
sistem otonomi daerah atau otda yang memberikan sebagian wewenang yang tadinya harus
diputuskan pada pemerintah pusat kini dapat di putuskan di tingkat pemerintah daerah atau pemda.
Kelebihan sistem ini adalah sebagian besar keputusan dan kebijakan yang berada di daerah dapat
diputuskan di daerah tanpa adanya campur tangan dari pemerintahan di pusat. Namun kekurangan
dari sistem desentralisasi pada otonomi khusus untuk daerah adalah euforia yang berlebihan di mana
wewenang tersebut hanya mementingkat kepentingan golongan dan kelompok serta digunakan untuk
mengeruk keuntungan pribadi atau oknum. Hal tersebut terjadi karena sulit untuk dikontrol oleh
pemerintah di tingkat pusat.
organik
 Proses kepemimpinan mencakup persepsi tentang keyakinan dan kepercayaan antara atasan
dan bawahan dalam segala persoalan.

 Proses motivasi berusaha menimbulkan motivasi melalui metode Partisipasi.

 Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir secara bebas
keseluruh orgranisasi yaitu ke atas ke bawah dan kesamping.

 Proses interaksi bersifat terbuka dan ekstensif, bai atasan ataupun bawahan dapat
mempengaruhi tujuan dan metode partemental.

 Proses pengambilan keputusan dilaksanakan di semua tingkatan melalui proses kelompok.

 Proses penyusunan tujuan mendorong timbulnya partisipasi kelompok untuk menetapkan


sasaran yang tinggi dan realistis.

 Proses kendali menyeber ke seluruh orgranisasi dan menekan pemecahan masalah dan
pengendalian diri.

Mekanistik
 Proses kepemimpinan tidak mencakup persepsi tentang keyakinan dan kepercayaan.

 Proses motivasi hanya menyadap motif fisik, rasa aman dan ekonomi melalui
perasaan takut dan sanksi.

 Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir ke


bawah dan cenderung terganggu tidak akurat.

 Proses interaksi bersifat tertutup dan terbatas, hanya sedikit pengaruh bawahan atas
tujuan dan metode departemental.

 Proses pengambilan keputusan hanya di tingkat atas, keputusan Relatif.

 Proses penyusun tujuan dilakukan di tingkat puncak original, tanpa mendorong


adanya partisipasi kelompok.

 Proses kendali dipusatkan dan menekankan upaya memperhalus kesalahan

Tipe fungsional

Departementasi fungsional dapat dijumpai di setiap tipe organisasi. fungsi fungsi utama
biasanya adalah produksi, pemasaran dan keuangan, fungsi-fungsi vital yang memungkinkan
perusahaan beroperasi dan menjaga kelangsungan hudupnya
Tipe produk

Departemantasi produk merupakan pengelompokan kegiatan-kegiatan atas dasar perbedaan


barang-barang dan atau jasa-jasa menurut perbedaan-perbedaan cara produksi atau
pemrosesan dan atau pemakaian akhir.

Teori Neoklasik
Teori ini memandang bahwa organisasi sebagai pengelompokan orang-orang dengan tujuan umum.
Perubahan atas teori klasik tidak lain adalah merubah asumsi dasar. Pada neoklasik asumsi yang
digunakan mencakup aspek-aspek psikologis dan sosial dari pekerja, dan hendaknya pekerja individu
dan pekerja kelompok haruslah ditegaskan.

(https://www.researchgate.net/profile/Priyono_Priyono/publication/304748841_BUKU_PENGANTA
R_MANAJEMEN/links/57795f7e08aead7ba076419a/BUKU-PENGANTAR-MANAJEMEN.pdf?
origin=publication_detai)

Rensis Likert

yang telah mengidentifikasikan dan melakukan penelitiannya secara intensif mengenai


empat sistem manajemen.

 Organisasi sebagai suatu keseluruhan dan pendekatan manajer individual untuk


pengawasan harus sesuai dengan situasi.
 Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen pekerja terhadap tujuan
organisasi sangat dibutuhkan.
 Manajemen harus sistematik, dan pendekatan yang digunakan harus dengan
pertimbangan secara hati-hati.
 Manajemen teknik dapat dipandang sebagai suatu proses teknik secara ketat
(peranan prosedur dan prinsip).

(https://www.researchgate.net/profile/Priyono_Priyono/publication/304748841_BUKU_PENGANTA
R_MANAJEMEN/links/57795f7e08aead7ba076419a/BUKU-PENGANTAR-MANAJEMEN.pdf?
origin=publication_detai)

TEORI X DAN TEORI Y (Douglas Mc Gregor)

 Teori X : asumsi terhadap bawahan sebagai orang yang tak suka kerja, tak berambisi, tak ber-
tanggungjawap, menolak perubahan, menyukai dipimpin daripada memimpin
Kepemimpinan : ketat & banyak pengarahan
 Teori Y : asumsi terhadap bawahan sebagai orang yang suka bekerja, bertanggung jawab,
mandiri, self control, kreatif
Kepemimpinan : flkeksibel, pelimpahan wewenang

DEMOKRATIS vs OTORITAS

Otoritas Demokratis
Pemimpin Memiliki power kuat & tidak ada hambatan Punya power dan otoritas yg
untuk mempergunakannya, berusaha terbatas, terdapat kelompok
mempertahankan posisinya (status quo), oposisi, keterbatasan waktu,
memandang situasi dalam keadaan kritis tidak mudah memberi sangsi
pada bawahan
Pengikut Sangat tergantung pada pemimpin, jarang Menghendaki kewenangan
diminta pendapat, mengakui adanya situasi untuk kendalikan tugas,
kritis, tidak menuntut kebebasan termasuk kelas menengah yg
punya profesi tertentu,
kebutuhan sosial cukup tinggi
Situasi kerja Perlu disiplin tinggi, pengawasan ketat, butuh Perlu tanggung jawab bersama,
skill rendah, perlu perubahan cepat banyak hambatan potensial,
perubahan yg perlu kerja sam a
tim utk menghadapinya

(http://www.tekim.undip.ac.id/images/download/MANAJEMEN%20INDUSTRI.pdf)

Chris Argyris 
adalah Seorang profesor psikologi berkebangsaan Amerika yang mengajarkan
Administrasi Industri di Universitas Yale. Sejak tahun 1971 ia memberi kuliah di fakultas
Pendidian dan Perilaku Organisasi Universitas Harvard. [1]
Cris Argyris bersama Donald A. Schon meneliti masalah organisasi yang mencakup hubungan
antar individu dalam organisasi dan pengaruhnya terhadap perkembangan individu itu sendiri
dan perkembangan organisasi secara menyeluruh. Dari berbagai penelitian yang dilakukan
berkembanglah teori organisasi yang disebut Organizational Learning.
Argyris beranggapan bahwa setiap orang memiliki potensi yang dapat diwujudkan secara nyata.
Realisasi diri atau aktualisasi diri tidak ganya menguntungkan diri sendiri, tetapi juga orang-
orang disekitarnya, dan organisasi tempat ia bekerja. Sayangnya tidak semua organisasi dapat
manfaatkan keuntungan tersebut, karena organisasi umumnya telah diatur sedemikian rupa
sehingga menimbulkan hambatan bagi perkembangan individu ke arah kedewasaan, tingkat
kemampuan bergaul dengan individu-individu lain, dan sifat pengetahuan organiisasi tempat ia
bekerja.
Pada masa kanak-kanak individu berada dalam posisi tergantung kepada orang lain, dan
memberikan orang lain mengatur dirinya dan pekerjaannya. Kedewasaan idividu ini ditandai
dengan ketidaktergantungan pada orang lain, kemampuannya melihat diri melalui orang lain,
kemampuan melihat ke masa depan, keinginan mencapai cita-cita, dan kemampuan memikul
tanggung jawab sama dengan, atau bahkan lebih dari teman-temannya.
Perkembangan ini menghasilkan energi psikologis yang penuh dan positif. Tiap individu memiliki
berbaggai kebutuhan dan bila ia dihadapkan pada berbagai kebutuhan dan bila ia dihadapkan
pada tantangan yang menjanjikan suatu kepuasan, ia akan mengerahkan energi psikologi untuk
memenuhi tantangan itu.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Chris_Argyris)

Pendekatan Tugas-Teknologi
Teknologi digunakan untuk mengubah input menjadi output. Penelitian mengenai kaitn antar
teknologi dengan organisasi dipelopori oleh Joan Woodward (Industrial Organization), 1965.

( https://slideplayer.info/slide/12002634/)
Tom Burns dan G.M. Stalker.

dua peneliti dari Inggris melalui buku mereka The Management of Information (1961),
melihat kaitan antara elemen lingkungan dengan desain organisasi.Mereka membedakan dua
jenis organisasi:

1. mekanistis:

ditandai oleh spesifikasi kerja yang tinggi, tujuan dan wewenang untuk setiap
individu dalam organisasi ditetapkan secara rinci oleh manajemen, komando/perintah
seperti yang digambarkan oleh organisasi birokrasi, cocok untuk lingkungan yang stabil

2. organis:

organisasi ditandai dengan kelompok kerja, bukan kerja sendirian. Penekenan


bukan pada perintah atau saran sepihak (dari atasan), melainkan pada komunikasi
semua tingkat organisasi untuk memperoleh informasi dan saran-saran, cocok untuk
lingkungan yang tidak stabil.Ide tersebut kemudian diperluas oleh dua peneliti dari
Amerika Serikat, Paul. L. Lawrence dan Jay W. Lorsch melalui buku mereka
“organization and Environment”, Mereka percaya bahwa lingkungan tidak hanya
mempengaruhi organisasi secar keseluruhan, tatapi juga bagian (departemen atau
divisi) dalam organisasi.

( https://slideplayer.info/slide/12002634/)

Deepartemen
“Departemen” menandakan suatu bidang, divisi, atau cabang suatu perusahaan, dimana seorang
manajer mempunyai wewenang untuk melaksanakan kegiatan yang khusus.

(http://aurapantareicomunica.blogspot.com/2009/05/departemantalisasi-organisasi-
manajemen.html)

1. Saling ketergantungan yang menyatu (pooled interdependence)


Bila satuan-satuan organisasi tidak saling tergantung satu dengan yang lain dalam melaksanakan
kegiatan harian tetapi tergantung pada pelaksanaan kerja setiap satuan yang memuaskan untuk suatu
hasil akhir.

2. Saling ketergantungan yang berurutan (sequential interdependence)


Dimana suatu satuan organisasi harus pekerjaannya terlebih dahulu sebelum satuan lain dapat
bekerja.

3. Saling ketergantungan timbal balik (raciprocal interdependence)


Merupakan hubungan memberi dan menerima antar satuan organisasi.

(http://aditiaa.blogspot.com/2009/03/koordinasi-dan-rentang-manajemen.html)

Anda mungkin juga menyukai