Anda di halaman 1dari 62

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A

METODE KERJA
PEKERJAAN MANAJEMEN DAN KESELAMATAN LALU LINTAS (1.8)
No. Dok. : Tgl. Diterbitkan : Hal :
No. Rev. : Tgl. Kaji Ulang : Paraf :

1. Ruang Lingkup : Instruksi kerja ini berlaku untuk pengawasan pekerjaan manajemen dan
keselamatan lalu lintas, di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga.

2. Acuan : 1. Standar Dokumen Lelang, Kementerian PU Ditjen Bina Marga, Pengadaan


Jasa Pemborongan Pelelangan Nasional, Kontrak Harga Satuan-Bab VII
Spesifikasi Umum.

3. Definisi : Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas adalah pengaturan lalu lintas yang
disediakan dan dipasang untuk mengendalikan dan melindungi pengguna jalan
yang melalui daerah konstruksi.

4. Tata Cara : (Lihat Tata Cara verifikasi pada Lampiran 1.8.A lembar berikut)

1. Kontraktor harus menyediakan perlengkapan dan pelayaran lalu lintas


untuk mengendalikan dan melindungi karyawan Kontraktor, Direksi
Teknik dan Direksi Pekerjaan serta Pengguna Jalan yang melalui daerah
konstruksi.

2. Kontraktor harus menyiapkan dan mengajukan kepada Direksi


Pekerjaan Rencana Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas (RMKL).

3. Kontraktor harus menyediakan tenaga Koordinator Manajemen dan


Keselamatan Lalu Lintas (KMKL) dan staf minimal 2 orang.

4. Bila pelaksanaan jembatan memerlukan pembongkaran atau penutupan


seluruh jembatan lama, maka program penutupan harus dikoordinasikan
dengan Direksi Pekerjaan agar pengalihan lalu lintas (detour) atau
perlengkapan alternatif lainnya dapat disediakan untuk memperkecil
gangguan terhadap lalu lintas.

5. Gunakan Instruksi Kerja Pengawasan Pekerjaan yang berkaitan dengan


pekerjaan ini meliputi :
- Instruksi Kerja Pengawasan Pembongkaran Struktur (7.15)

5. Bukti Kerja : - Daftar Simak Pengawasan Pekerjaan Manajemen dan Keselamatan Lalu
Lintas

6. Lampiran : - Contoh Format Daftar Simak Pengawasan Pekerjaan Manajemen dan


Keselamatan Lalu Lintas (Lampiran 1.8.B)

1 – 1
Pekerjaan Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas R 1.3.(1)
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A

METODE KERJA
PEKERJAAN MANAJEMEN DAN KESELAMATAN LALU LINTAS (1.8)
No. Dok. : Tgl. Diterbitkan : Hal :
No. Rev. : Tgl. Kaji Ulang : Paraf :

Lampiran 1.8.A

KETENTUAN PADA MASING-MASING LANGKAH KERJA

Verifikasi 1 (Persiapan)
• Periksa persiapan pekerjaan meliputi Gambar Kerja,
peralatan dan metode kerja.
• Periksa penyediaan rambu lalu lintas yang diperlukan,
barikade, bendera dan petunjuk lalu lintas sepanjang
zona kerja.

Verifikasi 2 (Rencana Manajemen dan Keselamatan Lalu


Lintas (RMKL) S 3.1.1)
• Pastikan Kontraktor menyiapkan dan mengajukan
Rencana Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
(RMKL) untuk pengoperasiannya selama periode
pelaksanaan.

Verifikasi 3 (Check)
• Periksa Rencana Manajemen dan Keselamatan Lalu
Lintas (RMKL) yang diajukan Kontraktor.
• Pastikan RMKL telah memperhitungkan dan
menyediakan fasilitas khusus untuk pejalan kaki dan
kendaraan bermotor jika berada di sekitar daerah kerja.

Verifikasi 4 (Implementasi Pekerjaan Manajemen dan


Keselamatan Lalu Lintas S 1.8.1)
• Kendalikan agar Kontraktor menyediakan tenaga
Koordinator Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
(KMKL) dan staf minimum 2 orang yang memenuhi
syarat dan memadai untuk seluruh pengendalian dari
manajemen dan kesalamatan lalu lintas termasuk
koordinasi dengan pejabat lalu lintas setempat.
• Pastikan KMKL melaksanakan tugas-tugas mencakup
sebagai berikut :
1) Memahami persyaratan kontraktual, termasuk
denah, spesifikasi dan lingkungan pelaksanaan
pekerjaan.
2) Menginspeksi rutin kondisi dan keefektifan dari
pengaturan lalu lintas.
3) Meninjau dan mengantisipasi kebutuhan atas
pengaturan lalu lintas yang sesuai dan memastikan
RMKL telah diimplementasikan.

1 – 2
Pekerjaan Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas R 1.3.(1)
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A

METODE KERJA
PEKERJAAN MANAJEMEN DAN KESELAMATAN LALU LINTAS (1.8)
No. Dok. : Tgl. Diterbitkan : Hal :
No. Rev. : Tgl. Kaji Ulang : Paraf :

4) Mengkoordinasikan pemeliharaan dan


pengoperasian lalu lintas dengan Direksi
Pekerjaan.
5) Melakukan rapat keselamatan lalu lintas dengan
Kontraktor sebelum pelaksanaan dimulai, dan rapat
berkala yang dianggap perlu.

Verifikasi 5 (Jembatan Sementara & Detour S 1.8.1)


• Kendalikan bila posisi jembatan yang akan dilaksanakan
pada lokasi jembatan lama, maka diperlukan
pembuatan jembatan sementara & detour.

Verifikasi 6 (Pengaturan Pemakaian Tanah untuk


Jembatan Sementara S 1.8.1)
• Kendalikan Kontraktor harus melakukan pengaturan
yang diperlukan atas pemakaian tanah dan harus
memperoleh persetujuan dari pejabat yang berwenang
dari Direksi Pekerjaan.

Verifikasi 7 (Pembangunan Jembatan Sementara dan


Detour S 1.8.1)
• Kendalikan jembatan sementara dengan
memperhatikan pembangunan keselamatan dan
kekuatan struktur.

Verifikasi 8 (Pemasangan Rambu Lalu Lintas S 1.8.1)


• Pastikan rambu lalu lintas telah dipasang.

Verifikasi 9 (Check)
• Jembatan sementara dan detour disetujui Direksi
Pekerjaan sebelum dibuka untuk lalu lintas umum.

Verifikasi 10 (Pembangunan Jembatan Digunakan dan


Jembatan Lama Dibongkar)
• Pembongkaran jembatan lama gunakan Instruksi Kerja
Pengawasan Pembongkaran Struktur (7.15).

Verifikasi 11 (Relokasi Jembatan)


• Pembongkaran jembatan lama gunakan Instruksi Kerja
Pengawasan Pembongkaran Struktur (7.15).

Verifikasi 12 (Akses Menuju Daerah Kerja S 1.8.2)

1 – 3
Pekerjaan Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas R 1.3.(1)
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A

METODE KERJA
PEKERJAAN MANAJEMEN DAN KESELAMATAN LALU LINTAS (1.8)
No. Dok. : Tgl. Diterbitkan : Hal :
No. Rev. : Tgl. Kaji Ulang : Paraf :

• Periksa Kontraktor harus menyiapkan jalan akses ke


tempat kerja.

Verifikasi 13 (Rambu-Rambu untuk Pekerjaan)


• Pastikan Kontraktor menyediakan rambu jalan atau
perlengkapan penanganan lalu lintas.
• Kendalikan penyediaan dan penempatan rambu ini
sekurang-kurangnya harus sesuai dengan Pedoman
Perambuan Sementara untuk Pekerjaan Jalan
Pd-T-12-2003.

Verifikasi 14 (Pemeriksaan untuk Keselamatan Lalu Lintas


S 1.8.5)
• Kendalikan untuk jalan alih sementara dan pemasangan
pengendali lalu lintas dipelihara agar tetap aman dan
dalam kondisi pelayanan yang memenuhi ketentuan.

Verifikasi 15 (Pengukuran Hasil Pekerjaan S 1.8.6)


• Pengukuran Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
berdasarkan gabungan mobilisasi, demobilisasi dan
pembayaran bulanan.

Verifikasi 16 (Pembayaran S 1.8.6)


• Pekerjaan Manajemen dan Lalu Lintas dibayar atas
dasar lumpsum memuat jadwal pembayaran yang
terdapat dalam Kontrak.

1 – 4
Pekerjaan Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas R 1.3.(1)
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A

METODE KERJA
PEKERJAAN MANAJEMEN DAN KESELAMATAN LALU LINTAS (1.8)
No. Dok. : Tgl. Diterbitkan : Hal :
No. Rev. : Tgl. Kaji Ulang : Paraf :

Lampiran 1.8.B

DAFTAR SIMAK

Tanggal :
Pekerjaan : No. Gambar Referensi :

Lokasi : No. Gambar Kerja :

NO URAIAN JENIS PEMERIKSAAN HASIL PEMERIKSAAN


1 PERSIAPAN 1. Penyediaan rambu lalu lintas yang
Ada Tidak Ada
diperlukan
2. Barikade Ada Tidak Ada
3. Petunjuk lalu lintas Ada Tidak Ada
4. Bendera Ada Tidak Ada
5. Rencana Manajemen dan Keselamatan
Ada Tidak Ada
Lalu Lintas (RMKL)
2 PELAKSANAAN 1. Kordinator Manajemen dan Keselamatan
Ada Tidak Ada
Lalu Lintas
2. Staff pengendalian Manajemen dan
Ada Tidak Ada
keselamatan Lalu Lintas (2 orang)
3. Dilakukan inspeksi rutin dan keefektifan
Ya Tidak
pengaturan lalu lintas
4. Implementasi RMKL Ya Tidak
5. Dilakukan kordinasi pengoperasian lalu
Ya Tidak
lintas dengan Direksi Pekerjaan
6. Jembatan sementara dan Detour Ada Tidak Ada
Tidak
7. Pemasangan rambu lalu lintas Lengkap
Lengkap
8. Dilakukan pemeliharaan jalan alih
sementara dan pemasangan pengendali Ya Tidak
lalu lintas
3 KESELAMATAN 1. Personil Manajemen dan Keselamatan
Ya Tidak
DAN KESEHATAN Lalu Lintas berusia minimal 18 tahun
KERJA (K3) 2. Personil Manajemen dan Keselamatan
lalu Lintas mengenakan baju reflektif, Ya Tidak
sepatu boot dan helm kerja
3. Operasi pada malam hari menggunakan
Ya Tidak
lampu dan atau sistem reflektif
4. Sistem penerangan dioperasikan
sedemikian agar dapat menghindarkan
Ya Tidak
sorot cahaya terhadap pengguna jalan
yang mendekati lokasi
1 – 5
Pekerjaan Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas R 1.3.(1)
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A

METODE KERJA
PEKERJAAN MANAJEMEN DAN KESELAMATAN LALU LINTAS (1.8)
No. Dok. : Tgl. Diterbitkan : Hal :
No. Rev. : Tgl. Kaji Ulang : Paraf :

5. Tidak menggunakan lampu pijar


TANDA TANGAN - TGL CATATAN

Nama :
Jabatan :

1 – 6
Pekerjaan Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas R 1.3.(1)
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A
 
METODE KERJA  
PEKERJAAN PERSIAPAN PENGECORAN BETON (7.1) 
              No. Dok.  :                                                     Tgl. Diterbitkan  :                                          Hal  : 
              No. Rev.   :                                                     Tgl. Kaji Ulang    :                                          Paraf  : 
   
1. Ruang Lingkup : Instruksi kerja ini berlaku untuk pengawasan pekerjaan persiapan pengecoran
beton, di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga.

2. Acuan : 1. Standar Dokumen Lelang, Kementerian PU Ditjen Bina Marga, Pengadaan


Jasa Pemborongan Pelelangan Nasional, Kontrak Harga Satuan-Bab VII
Spesifikasi Umum.
2. Spesifikasi Khusus Interim Seksi 7.1 Beton Bervolume Besar.

3. Definisi : Beton adalah campuran antara semen Portland atau semen hidraulik yang
setara, agregat halus, agregat kasar dan air dengan atau tanpa bahan
tambahan membentuk massa padat.

Pekerjaan Beton Bervolume besar adalah pekerjaan yang terdiri dari elemen
struktur dengan ukuran terkecil > 1,2 m atau struktur dengan ukuran dimana
harus dilakukan pengendalian temperatur untuk mengurangi terjadinya retak
pada beton akibat panas hidrasi.
4. Tata Cara : (Lihat Tata Cara verifikasi pada Lampiran 4.1 lembar berikut)
1. Umum (S 7.1.1) :
1) Kontraktor harus mengajukan contoh dari seluruh bahan yang akan
digunakan dengan data pengujian yang memenuhi seluruh sifat bahan
yang disyaratkan.
2) Kontraktor harus membuat rancangan campuan (mix design) dan
melakukan campuran percobaan (trial mix) untuk memperoleh
persetujuan Formula Campuran Kerja (Job Mix Formula, JMF)
3) Kontraktor harus mengajukan gambar detail seluruh perancah dan
bekisting yang akan digunakan untuk disetujui.
4) Semen harus disimpan pada tempat yang kering dan tertutup rapat,
ditumpuk dengan jarak setinggi minimum 30 cm dari lantai ruangan,
tidak menempel pada dinding ruangan dan tinggi timbunan maksimum
8 zak semen.

2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K-3) (S 1.19)


Pastikan bahwa selama pelaksanaan pekerjaan persyaratan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dipenuhi (lihat daftar simak).
3. Gunakan Instruksi Kerja Pengawasan Pekerjaan yang berkaitan dengan
pekerjaan ini meliputi :
1) Instruksi Kerja Pengawasan Pekerjaan Pemasangan Baja Tulangan
(7.3)
2) Instruksi Kerja Pengawasan Pekerjaan Pembongkaran Struktur (7.15)
3) Instruksi Kerja Pengawasan Pekerjaan Galian (3.1)
4) Instruksi Kerja Pengawasan Manajemen dan Keselamatan Lalu-Lintas

  1  –  1 
Pekerjaan Persiapan Pengecoran Beton (7.1) 
   
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A
 
INSTRUKSI KERJA  
PENGAWASAN PEKERJAAN PERSIAPAN PENGECORAN BETON (7.1) 
              No. Dok.  :                                                     Tgl. Diterbitkan  :                                          Hal  : 
              No. Rev.   :                                                     Tgl. Kaji Ulang    :                                          Paraf  : 
   
5. Bukti Kerja : - Daftar Simak Pengawasan Pekerjaan Persiapan Pengecoran Beton

6. Lampiran : - Lampiran 6.1 Contoh Format Daftar Simak Pengawasan Pekerjaan


Persiapan Pengecoran Beton

  1  –  2 
Pengawasan Pekerjaan Persiapan Pengecoran Beton (7.1) 
   
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A
 
METODE KERJA  
 PEKERJAAN PERSIAPAN PENGECORAN BETON (7.1) 
              No. Dok.  :                                                     Tgl. Diterbitkan  :                                          Hal  : 
              No. Rev.   :                                                     Tgl. Kaji Ulang    :                                          Paraf  : 
   
Lampiran 4.1

KETENTUAN PADA MASING-MASING LANGKAH KERJA

Verifikasi 1 (Persiapan)
• Periksa persiapan pelaksanaan pengecoran meliputi item
pekerjaan, mutu beton, rancangan campuran (mix
design), campuran percobaan, Formula Campuran Kerja
(Job Mix Formula, JMF), tempat kerja, gambar kerja,
sistem pencampuran serta perancah dan bekisting.

Verifikasi 2 (Perencanaan Detail S 7.1.1)


• Pastikan kontraktor telah mengajukan Gambar Kerja
(Shop Drawing) berdasarkan Gambar Rencana dan
Gambar Revisi Desain (bila ada) serta gambar detail
perancah disertai perhitungan terinci dan bekisting yang
akan digunakan.

Verifikasi 3 (Gambar Kerja S 7.1.1)


• Periksa gambar kerja, gambar detail perancah dan
bekisting. Rekomendasikan untuk persetujuan Direksi
Pekerjaan.

Verifikasi 4 (Pengajuan Kesiapan Kerja)


• Pastikan kontraktor mengirimkan contoh seluruh bahan
yang akan digunakan dan data pengujian seluruh sifat
bahan yang disyaratkan. (S 7.1.1 dan SKh – 2.7.1.4).
• Pastikan Kontraktor mengirimkan rancangan campuran
mix design untuk setiap mutu beton yang akan
digunakan, sesuai dengan ketentuan SNI 03-2834-
2000.
• Pastikan dilakukan campuran percobaan proporsi
campuran hasil rancangan campuran serta bahan yang
diusulkan sesuai dengan SNI 03-2833-2000.
• Pastikan proporsi bahan dan berat penakaran hasil
perhitungan telah memenuhi kelecakan (workability),
kekuatan (strength) dan keawetan (durability).
• Kelecakan (workability) dan tekstur campuran harus
sedemikian rupa sehingga beton dapat dicor pada
pekerjaan tanpa membentuk rongga, celah, gelembung
udara atau gelembung air, serta pada saat
pembongkaran acuan diperoleh permukaan yang rata,
halus dan padat.
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A
 
METODE KERJA  
PEKERJAAN PERSIAPAN PENGECORAN BETON (7.1) 
              No. Dok.  :                                                     Tgl. Diterbitkan  :                                          Hal  : 
              No. Rev.   :                                                     Tgl. Kaji Ulang    :                                          Paraf  : 
   
• Pekerjaan pencampuran beton sesuai dengan Formula
Campuran Kerja (Job Mix Formula, JMF) hasil
percobaan campuran. yang telah sesuai dan disetujui
oleh Direksi Pekerjaan.
• Pastikan Kontraktor menyerahkan hasil pengujian
percobaan campuran beton (trial mix). dari 4 pasang
benda uji yang diuji pada umur 3,7,14 dan 28 hari
setelah pencampuran.
• Pastikan Kontraktor memberitahu Direksi Pekerjaan
secara tertulis mengenai rencana pelaksanaan
pencampuran atau pengecoran setiap jenis beton
minimal 24 jam sebelum pelaksanaan, disertai dengan
metode pengecoran, kapasitas peralatan yang
digunakan, tanggung jawab personil dan jadwal
pelaksanaannya.
• Pastikan rencana pencampuran atau pengecoran
disetujui oleh Direksi.
• Pastikan Kontraktor menyerahkan secara tertulis
seluruh hasil pengujian pengendalian mutu sesuai
dengan ketentuan kepada Direksi Pekerjaan.
• Kendalikan Penyimpanan dan Perlindungan Bahan
(S 7.1.1.8) sebagai berikut :
a) Semen disimpan di ruangan yang kering dan tertutup
rapat.
b) Semen ditumpuk setinggi minimum 30 cm dari lantai
ruangan.
c) Tinggi timbunan maksimum 8 zak semen.
d) Semen tidak menempel pada dinding ruangan.
e) Dilakukan pemeriksaan untuk semen yang telah
disimpan lebih dari 2 bulan, sebelum digunakan.
f) Semen yang baru datang tidak boleh ditumpuk di
atas tumpukan semen yang sudah ada dan
penggunaannya harus dilakukan menurut urutan
pengiriman.
• Periksa Kondisi Tempat Kerja (S 7.1.1)) sebagai berikut :
1) Temperatur semua bahan harus dijaga maksimal
30°C selama pengecoran, terutama agregat kasar.
2) Hindari sinar matahari langsung selama
pengecoran.
3) Pengecoran tidak boleh dilakukan bila :
a) Tingkat penguapan > 1,0 kg/m²/jam.
b) Lengas nisbi udara < 40%
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A
 
METODE KERJA  
 PEKERJAAN PERSIAPAN PENGECORAN BETON (7.1) 
              No. Dok.  :                                                     Tgl. Diterbitkan  :                                          Hal  : 
              No. Rev.   :                                                     Tgl. Kaji Ulang    :                                          Paraf  : 
   
c) Selama turun hujan.
d) Udara panas debu.
• Pastikan tingkat penahan panas > 0,5 hr. foot²/ BTUI
pada lapisan penutup untuk beton bervolume besar.
• Bahan penahan panas untuk dinding insulasi antara 2-4
hr - foot²/BTUI.
• Periksa Acuan ((S 7.1.4)) dan (SKh-2.7.1.5)
a) Acuan terbuat dari kayu atau baja dengan
sambungan yang kedap dan kaku.
b) Untuk permukaan akhir struktur yang tidak terekspos
digunakan kayu yang tidak diserut permukaannya,
sedangkan untuk permukaan akhir yang terekspos
digunakan kayu yang mempunyai permukaan yang
rata dan seluruh sudut-sudut tajam acuan
ditumpulkan.
c) Acuan harus diberi pelumas (oil form).
• Periksa Sambungan Konstruksi (Construction Joint)
S 7.1.4 sebagai berikut :
1) Sambungan konstruksi diletakan sesuai gambar
dan tidak ditempatkan pada pertemuan elemen
struktur dan pada tembok sayap.
2) Baja tulangan harus menerus melewati sambungan
jika diperlukan sambungan vertikal.
3) Kedalaman lidah alur pada sambungan konstruksi
untuk pelat, dinding, dan antara telapak pondasi
dan dinding > 4 cm.
4) Penggunaan bahan aditif untuk pelekatan
sambungan konstruksi dilakukan atas persetujuan
Direksi, pengerjaannya sesuai petunjuk pabrik.
• Periksa untuk Pekerjaan Pemadatan (S 7.1.4 dan S 7.1.5)
sebagai berikut :
1) Digunakan alat penggetar mekanis dari jenis
berdenyut minimal 5000 putaran/menit untuk beton
dengan slump 2.5 cm atau kurang, radius
penggetaran minimal 45 cm.
2) Jumlah minimum alat penggetar mekanis untuk
setiap kecepatan pengecoran :
a) Kecepatan 4 m3/jam, minimal 2 alat.
b) Kecepatan 8 m3/jam, minimal 3 alat.
c) Kecepatan 12 m3/jam, minimal 4 alat.

IK  – P. Jb – 01     1  –  5 
Pengawasan Pekerjaan Persiapan Pengecoran Beton (7.1) 
   
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A
 
METODE KERJA  
PEKERJAAN PERSIAPAN PENGECORAN BETON (7.1) 
              No. Dok.  :                                                     Tgl. Diterbitkan  :                                          Hal  : 
              No. Rev.   :                                                     Tgl. Kaji Ulang    :                                          Paraf  : 
   
Verifikasi 5 (Check)
• Material yang diajukan oleh Kontraktor sesuai dengan
ketentuan dalam Dokumen Kontrak.
• Periksa proporsi rancangan campuran dengan campuran
setiap jenis beton.
• Konfirmasi proporsi campuran dengan campuran
percobaan.
• Periksa hasil pengujian kekuatan beton dengan umur
beton 3, 7, 14 atau 28 hari.
• Gambar Kerja untuk bekisting dan perancah telah
diajukan.

Verifikasi 6 (Pengaturan Lalu Lintas)


• Periksa penyediaan dan pemasangan Rambu Jalan dan
Patok Pengarah.
• Gunakan Instruksi Kerja Manajemen dan keselamatan
lalu lintas. (1.8)
• Pastikan dilakukan pemasangan pengendali lalu lintas.

Verifikasi 7 (Persiapan Lapangan S 7.1.4 dan SKh –


27.1.5)
• Kendalikan dan Periksa Penyiapan Tempat Kerja sebagai
berikut :
1) Jalan kerja harus stabil.
2) Seluruh telapak pondasi, pondasi dan galian untuk
pekerjaan beton harus selalu kering.
3) Beton tidak boleh dicor di atas tanah berlumpur,
bersampah atau di dalam air.
4) Acuan, tulangan dan benda lain yang harus
dimasukkan ke dalam beton, harus terpasang dan
terikat kuat.
• Persyaratan Tambahan untuk Penyiapan Tempat Kerja
Beton Bervolume Besar sebagai berikut :
(1) Sebelum pelaksanaan pengecoran, Kontraktor
harus menginspeksi dan menguji sistem
pengamatan dan pencatatan temperatur.
(2) Jika digunakan sistem pendinginan mekanis,
kendalikan agar :
- Sistem pendinginan mekanis harus terletak di
dalam elemen beton dan sambungan
permukaan ke pipa pendingin dibuang sampai
kedalaman 10 cm dari permukaan.
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A
 
METODE KERJA  
PEKERJAAN PERSIAPAN PENGECORAN BETON (7.1) 
              No. Dok.  :                                                     Tgl. Diterbitkan  :                                          Hal  : 
              No. Rev.   :                                                     Tgl. Kaji Ulang    :                                          Paraf  : 
   
- Acuan direncanakan agar pembukaan acuan
tidak mengganggu pengamatan sistem
pendingin dan temperatur.
- Pipa pendingin tidak boleh pecah atau melendut
selama pengecoran beton dan terlindung dari
gerakan.
- Sistem pendingin mekanis diuji tekan pada 30
psi selama 30 menit untuk memastikan tidak
ada kebocoran sebelum pengecoran beton.
Sirkulasi pendinginan telah dilakukan saat
pengecoran dimulai.
- Setelah proses pendinginan selesai, pipa
pendingin segera digrouting dengan campuran
grouting tanpa penyusutan yang sesuai dengan
ASTM C-1107 untuk 0,0 persen penyusutan
dan ASTM C-827 untuk pengembangan 0,0 – 4
persen. grouting dilakukan sesuai dengan
rekomendasi pabrik pembuat.
- Setelah sambungan permukaan ke pipa
pendingin dibuka, lubang harus diisi dengan
mortar.
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A

METODE KERJA
PEKERJAAN PELAKSANAAN PENGECORAN BETON (7.1)
No. Dok. : Tgl. Diterbitkan : Hal :
No. Rev. : Tgl. Kaji Ulang : Paraf :

1. Ruang Lingkup : METODE kerja ini berlaku untuk pekerjaan pelaksanaan pengecoran
beton, di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga.

2. Acuan : 1. Standar Dokumen Lelang, Kementerian PU Ditjen Bina Marga, Pengadaan


Jasa Pemborongan Pelelangan Nasional, Kontrak Harga Satuan-Bab VII
Spesifikasi Umum.
2. Spesifikasi Khusus Interim Seksi 7.1 Beton Bervolume Besar.

3. Definisi : Beton adalah campuran antara semen Portland atau semen hidraulik yang
setara, agregat halus, agregat kasar dan air dengan atau tanpa bahan
tambahan membentuk massa padat.

Pekerjaan Beton Bervolume besar adalah pekerjaan yang terdiri dari elemen
struktur dengan ukuran terkecil > 1,2 m atau struktur dengan ukuran dimana
harus dilakukan pengendalian temperatur untuk mengurangi terjadinya retak
pada beton akibat panas hidrasi.

4. Tata Cara : (Lihat Tata Cara verifikasi pada Lampiran 4.1 lembar berikut)
1. Toleransi (S 7.1.1) :
1) Toleransi Dimensi :
• Panjang keseluruhan sampai dengan 6 m. (+ 5 mm)
• Panjang keseluruhan lebih dari 6 m. (+ 15 mm)
• Panjang balok, pelat dek, kolom dinding,
atau antara kepala jembatan. (- 0 dan + 10 mm)
2) Toleransi Bentuk :
• Persegi (selisih dalam panjang diagonal). (10 mm)
• Kelurusan atau lengkungan (penyimpangan dari
garis yang dimaksud) untuk panjang s/d 3 m. (12 mm)
• Kelurusan atau lengkungan untuk panjang 3 – 6 m (15 mm)
• Kelurusan atau lengkungan untuk panjang > 6 m (20 mm)

3) Toleransi Kedudukan (dari titik patokan) :


• Kedudukan kolom pracetak dari rencana (± 10 mm)
• Kedudukan permukaan horisontal dari rencana (± 10 mm)
• Kedudukan permukaan vertikal dari rencana (± 20 mm)

4) Toleransi Alinyemen Vertikal :


• Penyimpangan ketegakan kolom dan dinding (± 10 mm)

5) Toleransi Ketinggian (elevasi) :


• Puncak lantai kerja dibawah pondasi (± 10 mm)
• Puncak lantai kerja dibawah pelat injak (± 10 mm)

2 – 1
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A

METODE KERJA
PEKERJAAN PELAKSANAAN PENGECORAN BETON (7.1)
No. Dok. : Tgl. Diterbitkan : Hal :
No. Rev. : Tgl. Kaji Ulang : Paraf :

• Puncak kolom, tembok kepala, balok melintang (± 10 mm)

6) Toleransi Alinyemen Horisontal : dalam 4 m panjang mendatar (10 mm)


7) Toleransi Untuk Penutup / Selimut Beton Tulangan :
• Selimut beton sampai 3 cm (0 dan + 5 mm)
• Selimut beton 3 cm – 5 cm (- 0 dan + 10 mm)
• Selimut beton 5 cm – 10 cm (± 10 mm)
8) Toleransi untuk Penutup / Selimut Beton Tulangan Beton Bervolume
Besar :
• Selimut beton sampai 3 cm (± 5 mm)
• Selimut beton 3 cm – 5 cm (± 10 mm)
• Selimut beton 5 cm – 10 cm (± 10 mm)

2. Pemberitahuan (S 7.1.4) :
1) Kontraktor harus memberitahu Direksi Pekerjaan secara tertulis minimal
24 jam sebelum memulai atau meneruskan pengecoran (bila tertunda
lebih dari 24 jam).
2) Pemberitahuan meliputi : lokasi, kondisi pekerjaan, mutu beton, tanggal
dan waktu pencampuran.

3. Kondisi Tempat Kerja (S 7.1.1) :


1) Kontraktor harus menjaga temperatur semua bahan, agar selalu
dibawah 30oC sepanjang waktu pengecoran.
2) Pengecoran tidak boleh dilakukan bila, tingkat penguapan lebih 1
kg/m2/jam, lengas nisbi udara kurang dari 40%, selama turun hujan,
udara penuh debu / tercemar. Diagram untuk menentukan tingkat
penguapan air rata-rata disajikan pada gambar 3.2.1 berikut

4. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K-3) (S 1.19)


Pastikan bahwa selama pelaksanaan pekerjaan persyaratan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) dipenuhi (lihat daftar simak).

5. Gunakan METODE Kerja Pekerjaan yang berkaitan dengan pekerjaan


ini meliputi :
− METODE Kerja Manajemen dan Keselamatan lalu lintas (1.8)

2 – 2
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A

METODE KERJA
PEKERJAAN PELAKSANAAN PENGECORAN BETON (7.1)
No. Dok. : Tgl. Diterbitkan : Hal :
No. Rev. : Tgl. Kaji Ulang : Paraf :

Gambar 3.2.1 Grafik Syarat Pengecoran Beton

5. Bukti Kerja : - Daftar Simak Pekerjaan Pengecoran Beton

6. Lampiran : - Lampiran 6.1 Contoh Format Daftar Simak Pekerjaan


Pelaksanaan Pengecoran Beton

2 – 3
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A

METODE KERJA
PEKERJAAN PELAKSANAAN PENGECORAN BETON (7.1)
No. Dok. : Tgl. Diterbitkan : Hal :
No. Rev. : Tgl. Kaji Ulang : Paraf :

Lampiran 4.1

KETENTUAN PADA MASING-MASING LANGKAH KERJA

Verifikasi 1 (Penakaran Bahan S 7.1.3)


• Pastikan seluruh komponen bahan beton ditakar
menurut berat, untuk mutu beton fc’ < 20 MPa diijinkan
ditakar menurut volume sesuai SNI 03-3976-1995.
• Pastikan penakaran agregat dan air dilakukan dengan
basis kondisi agregat jenuh kering permukaan (JKP).
• Periksa sertifikat kalibrasi yang masih berlaku untuk
seluruh peralatan yang digunakan.

Verifikasi 2 (Pencampuran S 7.1.3)


• Pastikan beton dicampur dalam mesin yang dijalankan
secara mekanis dari jenis dan ukuran yang disetujui
Direksi Pekerjaan.
• Pastikan pencampur dilengkapi dengan tangki air yang
memadai dan alat ukur yang akurat.
Kendalikan waktu pencampuran sebagai berikut :
1) Waktu pencampuran mulai diukur saat air
dimasukkan ke dalam campuran bahan kering.
2) Seluruh air yang diperlukan dimasukkan sebelum
waktu pencampuran telah berlangsung seperempat
bagian.
3) Waktu pencampuran untuk mesin berkapasitas ≤ ¾
m3 1,5 menit; untuk mesin yang lebih besar, waktu
ditingkatkan 15 detik untuk tiap penambahan
0,5 m3.
4) Pencampuran dengan cara manual dapat
dilakukan jika tidak mungkin menggunakan mesin.
5) Pencampuran dilakukan sedekat mungkin dengan
tempat pengecoran dan digunakan hanya untuk
beton non struktural.

Verifikasi 3 (Pengendalian Mutu di Lapangan S 7.1.6)


• Kendalikan penyesuaian sifat kelecakan (workability)
Apabila sifat kelecakan pada beton dengan proporsi
yang semula dirancang sulit diperoleh maka Kontraktor
dapat melakukan perubahan rancangan agregat,
dengan syarat kadar semen dan rasio air/ semen yang
semula dirancang tidak berubah.

2 – 4
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A

METODE KERJA
PEKERJAAN PELAKSANAAN PENGECORAN BETON (7.1)
No. Dok. : Tgl. Diterbitkan : Hal :
No. Rev. : Tgl. Kaji Ulang : Paraf :

• Pengadukan kembali beton yang telah dicampur dengan


cara menambah air atau dengan cara lain tidak
diizinkan.
• Pastikan seluruh bahan diterima oleh pengawas
penerimaan bahan. dan memiliki bukti tertulis bahan-
bahan tersebut telah sesuai dengan ketentuan
persyaratan bahan.
• Pastikan dilakukan pengujian slump minimal 1 kali
sebelum pengecoran pada setiap pencampuran beton.
• Kendalikan untuk pengujian Kuat Tekan sebagai
berikut :
1) Dibuat sejumlah set benda uji (3 buah benda uji per
set) berdasarkan jumlah beton yang dicorkan untuk
setiap kuat tekan beton dan untuk setiap jenis
komponen struktur yang dicor terpisah pada tiap hari
pengecoran.
2) Benda uji beton berupa silinder dengan diameter 150
mm dan tinggi 300 mm atau kubus 150x150x150mm.
3) Benda uji dicetak bersamaan dan diambil dari beton
yang akan dicor, kemudian dirawat di laboratorium.
4) Pengambilan sampel

CARA PENCAMPURAN
NO INDIKATOR
MANUAL READY MIX
1 Volume Beton 1 hasil uji 1 hasil uji
≤ 60 m³ untuk untuk setiap
setiap max 15 m³ beton
5 m³ beton
2 Volume Beton 1 hasil uji 1 hasil uji
> 60 m³ untuk untuk setiap
setiap max 20 m³
maksimum beton setelah
10 m³ 60 m³ tercapai
beton
setelah 60
m³ tercapai
3 Pengambilan Minimal 1 Minimal 1
minimal per
hari
4 Jumlah hasil Minimal 4 Minimal 4

2 – 5
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A

METODE KERJA
PEKERJAAN PELAKSANAAN PENGECORAN BETON (7.1)
No. Dok. : Tgl. Diterbitkan : Hal :
No. Rev. : Tgl. Kaji Ulang : Paraf :
pengujian hasil uji hasil uji untuk
untuk masing-
masing- masing umur
masing
umur
5) Seluruh beton yang digunakan harus memenuhi kuat
tekan yang disyaratkan dalam spesifikasi.

Verifikasi 4 (Check)
• Toleransi untuk pengujian kelecakan (workability).
• Dilakukan pengambilan hasil lagi untuk pengujian kuat
tekan.

Verifikasi 5 (Kelecakan Beton Tidak Memenuhi


Spesifikasi)
• Pastikan beton tidak digunakan dalam pekerjaan.

Verifikasi 6 (Pengecoran Beton dan Pemadatan S 7.1.4)


• Kendalikan Pelaksanaan Pengecoran sebagai berikut :
1) Kontraktor mengajukan request pekerjaan dimulai
24 jam sebelum pengecoran beton.
2) Direksi Pekerjaan memeriksa perancah, acuan,
tulangan dan kemudian mengeluarkan persetujuan
request.
3) Pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan bila
Direksi Pekerjaan atau wakilnya tidak hadir.
4) Acuan dibasahi dengan air atau diolesi pelumas
disisi dalamnya sebelum pengecoran dimulai.
5) Campuran beton yang telah dicampur > 1 jam tidak
boleh digunakan, kecuali diberikan bahan
tambahan (aditif, untuk memperlambat proses
pengerasan (retarder).
6) Pengecoran beton harus tanpa berhenti sampai
dengan lokasi sambungan pelaksanaan
(construction joint) atau sampai pekerjaan selesai.
7) Pastikan tidak terjadi segregasi antara agregat
kasar dan agregat halus dari campuran.
8) Beton harus dicor dalam cetakan sedekat mungkin
dengan posisi akhir.
9) Pengaliran beton < 1 meter dari tempat awal
pengecoran.

2 – 6
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A

METODE KERJA
PEKERJAAN PELAKSANAAN PENGECORAN BETON (7.1)
No. Dok. : Tgl. Diterbitkan : Hal :
No. Rev. : Tgl. Kaji Ulang : Paraf :

10) Pengecoran ke dalam acuan yang berbentuk rumit


dan penulangan yang rapat dilaksanakan secara
lapis demi lapis dengan tebal ≤ 15 cm. Untuk
dinding beton, tinggi pengecoran pengecoran dapat
sampai 30 cm menerus sepanjang seluruh keliling
struktur.
11) Tinggi jatuh bebas beton ke dalam cetakan ≤ 150
cm.
12) Beton tidak boleh dicor langsung ke dalam air, jika
tidak dapat dilakukan pemompaan dalam waktu 48
jam setelah pengecoran, maka beton harus dicor
dengan metode tremi atau metode Drop-Bottom-
Bucket.
13) Kecepatan pengecoran harus dilakukan
sedemikian rupa hingga campuran beton yang
telah dicor masih plastis.
14) Bidang-bidang beton lama yang akan disambung
dengan beton baru yang akan dicor, harus terlebih
dahulu dikasarkan, dibersihkan dari bahan-bahan
yang lepas dan rapuh dan telah disiram dengan air
hingga penuh.
15) Sesaat sebelum pengecoran beton baru, bidang-
bidang kontak beton lama harus disapu dengan
adukan semen.
16) Dalam waktu 24 jam setelah pengecoran, tidak
boleh ada air yang mengalir di permukaan beton.
17) Pengecoran beton yang menggunakan pompa
beton dari alat Ready Mix, perlu diperhatikan
kapasitas, daya pemompaan, kelecakan beton.
• Kendalikan Pelaksanaan Pemadatan sebagai berikut :
1) Beton dipadatkan dengan penggetar mekanis dari
dalam atau dari luar acuan yang telah disetujui.
2) Alat penggetar tidak boleh digunakan untuk
memindahkan campuran beton dari satu titik ke titik
lain di dalam cetakan.
3) Pemadatan dilakukan secara hati-hati untuk
memastikan semua sudut, di antara dan sekitar
besi tulangan benar-benar terisi tanpa menggeser
tulangan sehingga setiap rongga dan gelembung
udara terisi.

2 – 7
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A

METODE KERJA
PEKERJAAN PELAKSANAAN PENGECORAN BETON (7.1)
No. Dok. : Tgl. Diterbitkan : Hal :
No. Rev. : Tgl. Kaji Ulang : Paraf :

4) Lama penggetaran harus dibatasi, agar tidak terjadi


segregasi pada hasil pemadatan yang diperlukan.
5) Alat penggetar mekanis dari luar mampu
menghasilkan minimal 5000 putaran per menit
dengan berat efektif 0,25 kg, dan boleh diletakkan
di atas acuan agar dapat menghasilkan getaran
yang merata.
6) Alat penggetar mekanis dalam posisi vertical dan
tidak berada pada suatu titik lebih dari 30 detik.
7) Jumlah minimum alat penggetar mekanis dari
dalam diberikan dalam tabel berikut :

Tabel Jumlah Minimum Alat Penggetar Mekanis dari


Dalam
Kecepatan Pengecoran
Jumlah Alat
Beton (m3 / jam)
4 2
8 3
12 4
16 5
20 6

• Kendalikan dan Periksa Peralatan untuk Beton


Bervolume Besar (SKh-2.7.1.3) sebagai berikut :
− Ketentuan Umum
Semua perlatan harus memenuhi persyaratan
dalam pelaksanaan.
− Sensor Temperatur
Sensor temperatur yang digunakan adalah tipe
thermistor atau sejenis, dengan rentang 100 – 950
dan ketepatan 0,50
(1) Sistem pengamatan dan pencatatan
temperatur
Sistem pengamatan dan pencatatan
temperatur terdiri dari alat sensor temperatur
yang dihubungkan ke sistem pengumpul data.
(2) Pembacaan Temperatur
− Pembacaan temperatur automatis
tercatat pada setiap jam atau lebih cepat.

2 – 8
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A

METODE KERJA
PEKERJAAN PELAKSANAAN PENGECORAN BETON (7.1)
No. Dok. : Tgl. Diterbitkan : Hal :
No. Rev. : Tgl. Kaji Ulang : Paraf :

− Pembacaan temperatur dihentikan bila


temperatur maksimum sudah tercapai.
− Perbedaan temperatur di dalam beton
dengan udara harian rata-rata kurang
dari perbedaan temperatur yang diizinkan
selama tiga hari berturut-turut.
(3) Perlindungan Sensor
− Kabel dari sensor temperatur yang
terpasang di dalam harus dilindungi dari
pergerakan.
− Panjang kabel dibuat sependek mungkin.
− Ujung-ujung sensor temperatur tidak
bersentuhan dengan acuan atau
tulangan.
(4) Kegagalan Alat
Segera dilakukan perbaikan pada alat sistem
pengamatan dan pencatatan temperatur.
Kegagalan memenuhi persyaratan temperatur
menyebabkan penolakan beton.
Beton dengan volume besar harus memenuhi
kriteria persyaratan temperatur berikut ini:
(a) Temperatur maksimum yang diizinkan
710C
(b) Bila tidak dinyatakan pada Rencana
Pengendalian Temperatur, perbedaan
temperatur maksimum yang diizinkan
210C

Verifikasi 7 (Check)
• Kondisi Tempat Kerja :
1) Temperatur semua bahan, sepanjang waktu
pengecoran dibawah 30°C
2) Tingkat penguapan, lengas nisbi udara, kondisi
cuaca, debu / pencemaran udara, memenuhi
persyaratan untuk pengecoran beton.
• Pengecoran :
1) Kendalikan agar acuan dibasahi air / minyak.
2) Kendalikan waktu pengecoran agar dalam waktu 1
jam setelah pencampuran.
3) Kendalikan agar pengecoran sampai dengan
sambungan konstruksi.
2 – 9
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A

METODE KERJA
PEKERJAAN PELAKSANAAN PENGECORAN BETON (7.1)
No. Dok. : Tgl. Diterbitkan : Hal :
No. Rev. : Tgl. Kaji Ulang : Paraf :

4) Kendalikan pengecoran agar dicor dalam cetakan


sedekat mungkin.
5) Kendalikan bila beton dicor pada struktur yang
rumit dan tulangan yang rapat.
6) Kendalikan pengecoran untuk dinding beton.
7) Kendalikan tinggi jatuh bebas kedalam cetakan.
8) Kendalikan kecepatan pengecoran.
9) Kendalikan sambungan konstruksi.
10) Kendalikan pengaliran air diatas permukaan beton.

• Pemadatan :
1) Kendalikan pemadatan beton dengan penggetar
mekanis, disertai penusukan secara manual,
dimasukan secara vertikal dan ditarik pelan-pelan.
2) Kendalikan Penggetar tidak untuk memindahkan
campuran beton.
3) Kendalikan semua sudut sekitar tulangan harus
terisi.
• Kendalikan Pelaksanaan terhadap :
1) Toleransi Dimensi,
2) Toleransi Bentuk,
3) Toleransi Kedudukan (dari titik patokan),
4) Toleransi Ketinggian (elevasi),
5) Toleransi Untuk Penutup / Selimut Beton.

Verifikasi 8 (Pengecoran Selesai)


• Pelaksanaan pengecoran dan pemadatan selesai dan
dilanjutkan dengan pekerjaan pengerjaan akhir beton

2 – 10
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A

METODE KERJA
PEKERJAAN PENGIRIMAN DAN PEMASANGAN BETON PRATEKAN PRACETAK (7.2)
No. Dok. : Tgl. Diterbitkan : Hal :
No. Rev. : Tgl. Kaji Ulang : Paraf :

1. Ruang Lingkup : METODE kerja ini berlaku untuk pekerjaan pengiriman dan
pemasangan beton pratekan pracetak, di lingkungan Direktorat Jenderal Bina
Marga.

2. Acuan : 1. Standar Dokumen Lelang, Kementerian PU Ditjen Bina Marga, Pengadaan


Jasa Pemborongan Pelelangan Nasional, Kontrak Harga Satuan-Bab VII
Spesifikasi Umum.
2. Standard Specification for Bridge Contruction BMS 1992

3. Definisi : Beton pratekan adalah struktur beton yang dibuat dengan cara penegangan
sebelum pengecoran (pre-tension) maupun penegangan setelah pengecoran
(post-tension)

4. Tata Cara : (Lihat Tata Cara verifikasi pada Lampiran 4.1 lembar berikut)

1. Pekerjaan ini mencakup pengangkutan dan penyimpanan balok, tiang


pancang, pelat dan elemen struktur dari beton pracetak, yang dibuat
dengan cara pre-tension (penegangan sebelum pengecoran) maupun post-
tension (penegangan setelah pengecoran).
2. Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap penyiapan dan pemeliharaan
dari real penyimpanan, dan harus menyiapkan semua material, peralatan
dan pekerja yang diperlukan untuk pemindahan dari alat pengangkut dan
penyiapan unit-unit
3. Segera setelah unit-unit pracetak diturunkan dari alat pengangkut,
kontraktor harus memeriksa unit-unit dengan disaksikan oleh Direksi Teknik.
Kontraktor harus membuat laporan tertulis kepadda Direksi Pekerjaan
perihal penerimaan unit-unit dalam waktu 7 hari setelah penerimaan.
4. Pemberian tanda unit-unit beton pracetak, untuk identifikasi unit, pada tiang
pancang diberi tanda dimensi dan panjang, penanganan dan pengangkutan,
pengangkutan dalam posisi tegak, unit yang rusak akibat penanganan harus
diganti, cara pengangkutan dan penanganan harus disetujui Direksi,
penyimpanan, dipasang penyangga dengan jarak maksimum 20% ukuran
panjang unit.
5. Selama pengangkutan unit-unit balok pracetak dari areal penyimpanan ke
lokasi jembatan, kontraktor harus menyiapkan penyangga flens atas untuk
menghindari ubit-unit terguling.
6. Dalam waktu 4 minggu sebelum tanggal yang diusulkan untuk penyangga
unit-unit precast, Kontraktor harus mengajukan detail metode pengangkutan
dan pemasangan serta peralatan yang digunakan untuk pelaksanaannya.
7. Operasi pemasangan harus dilaksanakan oleh operator crane yang
berpengalamandan crane harus mempunyai kapasitas yang cukup untuk
operasi pemasangan.

7 – 1
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A

METODE KERJA
PEKERJAAN PENGIRIMAN DAN PEMASANGAN BETON PRATEKAN PRACETAK (7.2)
No. Dok. : Tgl. Diterbitkan : Hal :
No. Rev. : Tgl. Kaji Ulang : Paraf :

8. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K-3) (S 1.19)


Pastikan Bahwa selama pelaksanaan pekerjaan persyaratan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) dipenuhi (lihat daftar simak)

5. Bukti Kerja : - Daftar Simak Pekerjaan Pengiriman dan Pemasangan Beton


Pratekan Pracetak

6. Lampiran : Lampiran 6.1 Contoh Format Daftar Simak Pekerjaan


Pengiriman Dan Pemasangan Beton Pratekan Pracetak.

7 – 2
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A

METODE KERJA
PEKERJAAN PENGIRIMAN DAN PEMASANGAN BETON PRATEKAN PRACETAK (7.2)
No. Dok. : Tgl. Diterbitkan : Hal :
No. Rev. : Tgl. Kaji Ulang : Paraf :

Lampiran 4.1

KETENTUAN PADA MASING-MASING LANGKAH KERJA

Verifikasi 1 (Pemberian Tanda Unit-unit Beton Pracetak


S 7.2.7)
• Periksa setelah pembongkaran acuan samping dan
melaksanakan perbaikan kecil, unit-unit harus diberi
tanda nomor rujukan dan tanggal pengecoran serta
untuk tiang pancang tanda ukuran panjang.

Verifikasi 2 (Penanganan dan Pengangkutan S 7.2.7)


• Periksa agar gelagar dan pelat pracetak harus diangkat
pada posisi tegak dengan alat pengangkat atau melalui
lubang-lubang yang dibuat pada unit-unit tersebut.
• Selama pengangkutan unit-unit balok pracetak harus
dibuat penyangga (bracing) untuk mencegah tergulingnya
unit-unit.
• Kendalikan bila cara pengangkatan dan pengangkutan
gelagar tidak disebutkan dalam Gambar, maka Kontraktor
harus menyerahkan cara yang diusulkan kepada Direksi
Pekerjaan untuk persetujuan.
• Pengiriman untuk unit-unit
1) Untuk unit-unit yang dipabrikasi diluar tempat kerja,
periksa mutu dan kondisinya pada saat barang tiba
di tempat.
2) Jika terdapat cacat atau kerusakan, buat laporan
tertulis kepada Direksi Pekerjaan

Verifikasi 3 (Penyimpanan S 7.2.7)


• Pastikan kontraktor telah menyiapkan areal
penyimpanan material, peralatan dan pekerja yang
diperlukan untuk pemindahan dari alat pengangkut dan
penyimpanan unit-unit pracetak.
• Pastikan dan periksa bahwa konraktor telah memeriksa
unit-unit serta membuat laporan tertulis kepada Direksi
Pekerjaan perihal penerimaan paling lambat 7 hari
setelah penerimaan.
• Pastikan unit-unit ditempatkan pada penyangga kayu di
atas tanah keras dan bebas dari kontak langsung
dengan permukaan tanah.
• Periksa bila unit-unit disusun dalam lapisan-lapisan,
maka tidak melebihi dari 3 lapisan dengan penyangga
7 – 3
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A

METODE KERJA
PEKERJAAN PENGIRIMAN DAN PEMASANGAN BETON PRATEKAN PRACETAK (7.2)
No. Dok. : Tgl. Diterbitkan : Hal :
No. Rev. : Tgl. Kaji Ulang : Paraf :

kayu dipasang diantara tiap lapisan. Penyangga untuk


setiap lapisan harus dipasang diatas lapisan terdahulu.
• Pastikan untuk gelagar dan tiang pancang, penyangga
dipasang pada jarak tidak lebih dari 20% dari ukuran
panjang unit, yang diukur dari setiap ujung.

Verifikasi 4 (Baja Pratekan / Pre-stressing steel S 7.2.7)


• Periksa semua baja Pratekan harus dilindungi dari
kerusakan fisik dan karat.
• Pastikan baja Pratekan dibungkus dalam peti kemas
atau bentuk pengiriman lainnya serta diberi bahan
pencegah korosi.

Verifikasi 5 (Pengangkutan Dari Areal Penyimpanan ke


Lokasi Jembatan)
• Pastikan kontraktor telah mengajukan detail metode
pengangkutan dan pemasangan serta peralatan yang
akan digunakan untuk pemasangannya.
• Pastikan unit-unit diangkut dalam posisi tegak
• Periksa selama pengangkutan unit-unit dari areal
penyimpanan ke lokasi jembatan, harus disiapkan
penyangga (bracing) untuk menghindari tergulingnya
unit-unit
• Jika terdapat cacat atau kerusakan, buat laporan tertulis
kepada Direksi Pekerjaan

Verifikasi 6 (Pelaksanaan Balok Beton Pratekan


Segmental S 7.2.8)
• Kendalikan perakitan segmen pracetak sebagai berikut :
1) Operasi pemasangan balok pracetak segmental
harus sesuai dengan ketentuan dalam S 7.2.7.
2) Kontraktor harus menyerahkan detail rancangan
acuan, metode pemasangan dan perakitan paling
sedikit 4 minggu sebelum tanggal memulai
perakitan segmen-segmen.
3) Segmen-segmen harus dirakit pada acuan atau
pada penyangga di atas tanah lapang.
4) Unit harus dirakit dengan ketepatan alinyemen
selongsong dan permukaan luar serta berada
dalam toleransi ketentuan spesifikasi.

7 – 4
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A

METODE KERJA
PEKERJAAN PENGIRIMAN DAN PEMASANGAN BETON PRATEKAN PRACETAK (7.2)
No. Dok. : Tgl. Diterbitkan : Hal :
No. Rev. : Tgl. Kaji Ulang : Paraf :

Verifikasi 7 (Sambungan Beton S.7.2.8)


• Periksa beton yang digunakan untuk sambungan dan
diafragma untuk pelaksanaan penegangan sesudah
pengecoran (post-tension) harus sesuai dengan
ketentuan S.7.1, kecuali dimodifikasi sebagai berikut :
− Kadar semen tidak kurang dari 450 kg atau tidak
lebih dari 500 kg per meter kubik beton.
− Ukuran efektif maksimum harus 10 mm.
• Periksa sambungan beton antara segmen-segmen
harus ditempatkan dalam cetakan.
• Periksa permukaan yang akan diisi beton harus
dikasarkan.
• Perhatikan selama pengecoran dan pemadatan beton
agar kerusakan pada selongsong dapat dihindari.
• Periksa alat penggetar tidak boleh bersentuhan
langsung dengan selongsong.
• Kendalikan setelah pengecoran beton, permukaan atas
dari sambungan harus diratakan sampai sama dengan
permukaan segmen-segmen yang bersebelahan dan
harus ditutup serta dirawat selama minimum 7 hari.

Verifikasi 8 (Pengecoran Ceruk Angkur S 7.2.8.4))


• Pastikan pengecoran ceruk angkur pada balok
dilaksanakan sesuai yang ditunjukkan pada Gambar
dan ketentuan Spesifikasi.

Verifikasi 9 (Pengangkutan Balok Monolit)


• Pastikan kontraktor telah mengajukan detail metode
pengangkutan dan pemasangan serta peralatan yang
akan digunakan untuk pemasangannya.
• Pastikan unit-unit diangkut dalam posisi tegak
• Periksa selama pengangkutan unit-unit dari areal
penyimpanan ke lokasi jembatan, harus disiapkan
penyangga (bracing) untuk menghindarinya tergulingnya
unit-unit
• Jika terdapat cacat atau kerusakan, buat laporan tertulis
kepada Direksi Pekerjaan

7 – 5
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A

METODE KERJA
PEKERJAAN PENGIRIMAN DAN PEMASANGAN BETON PRATEKAN PRACETAK (7.2)
No. Dok. : Tgl. Diterbitkan : Hal :
No. Rev. : Tgl. Kaji Ulang : Paraf :

Verifikasi 10 (Pemasangan Unit-unit Beton Pratekan


S 7.2.9)
• Periksa Tumpuan untuk unit-unit
1) Unit-unit yang Diletakkan di atas Landasan
Neoprene atau Elastomer.
Bantalan harus diletakkan sesuai Gambar dan
harus ditahan pada posisinya dengan merekatkan
permukaan beton yang berkontak langsung dengan
perletakan menggunakan bahan perekat yang
disetujui.
2) Unit-unit yang Ditanamkan pada Adukan Semen.
Suatu lajur adukan semen harus disiapkan di atas
struktur bagian bawah jembatan segera sebelum
pemasangan unit-unit beton pratekan.
• Periksa Pengaturan posisi unit-unit
1) Semua baut yang tertanam dan lubang untuk
tulangan melintang harus diluruskan selama
pemasangan unit-unit tersebut.
2) Batang baja harus dipasang pada lubang untuk
tulangan melintang sewaktu perakitan berlangsung.
• Pastikan operasi pemasangan dilaksanakan oleh
operator crane yang berpengalaman.
• Pastikan crane yang digunakan mempunyai kapasitas
yang cukup untuk operasi pemasangan.
• Kontraktor tidak diijinkan memulai pemasangan balok
sebelum metode pelaksanaan yang diusulkan kontraktor
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
• Unit pracetak normalnya tidak boleh dipasang sebelum
14 hari pengecoran pier head, jika tidak, harus
dilakukan pengetesn benda uji dengan hasil minimal
90% kekuatan beton karakteristik.
• Bila diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, Kontraktor
harus melaksanakan suatu tes beban untuk memastikan
crane yang diusulkan digunakan stabil terhadap guling
bila dioperasikan pada radius yang diperlukan dengan
beban sesuai dengan unit beton yang akan diangkat.
• Periksa pemasangan lantai unit beton pracetak sebagai
berikut
1) Periksa dimensi melintang dan memanjang struktur
dimana unit lantai beton pracetak akan diletakkan
sebelum penempatan unit lantai beton pracetak
2) Unit-unit panel lantai beton pracetak harus
diletakkan pada sisi memanjang jembatan dengan
7 – 6
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A

METODE KERJA
PEKERJAAN PENGIRIMAN DAN PEMASANGAN BETON PRATEKAN PRACETAK (7.2)
No. Dok. : Tgl. Diterbitkan : Hal :
No. Rev. : Tgl. Kaji Ulang : Paraf :

perekat antar beton yang ditentukan dalam gambar


rencana atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan
3) Periksa elevasi semua unit lantai beton pracetak
sebelum pemasangan kabel prategang

Verifikasi 11 (Pengukuran Hasil Pekerjaan S 7.2.10)


• Unit Beton Pracetak
Kuantitas yang diukur merupakan jumlah (buah) aktual
unit-unit beton struktur pratekan, kecuali tiang pancang
dari berbagai jenis dan ukuran yang dipasang di tempat
selesai dikerjakan dan diterima.
• Beton Cor Langsung di Tempat dengan Penegangan
setelah Pengecoran (Post-Tension)
Beton diukur sesuai dengan Seksi 7.1 (m3) dan baja
tulangan diukur sesuai dengan Seksi 7.3 (kg) serta baja
prategang diukur sebagai berat baja prategang teoritis
dalam kilogram.

Verifikasi 12 (Pembayaran S 7.2.10)


• Pembayaran sesuai Pengukuran Hasil Pekerjaan dibayar
dengan Harga Kontrak untuk Mata Pembayaran dalam
Daftar Kuantitas dan Harga.

7 – 7
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A

METODE KERJA
PEKERJAAN BAJA STRUKTUR
No. Dok. : Tgl. Diterbitkan : Hal :
No. Rev. : Tgl. Kaji Ulang : Paraf :

1. Ruang Lingkup : Instruksi kerja ini berlaku untuk pengawasan pekerjaan baja struktur,
di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga.

2. Acuan : 1. Standar Dokumen Lelang, Kementerian PU Ditjen Bina Marga, Pengadaan


Jasa Pemborongan Pelelangan Nasional, Kontrak Harga Satuan-Bab VII
Spesifikasi Umum.

3. Definisi : Baja Struktur adalah bahan struktur jembatan baja seperti jembatan rangka
baja, gelagar baja, gelagar baja komposit yang digunakan sebagai suatu
komponen konstruksi jembatan.

4. Tata Cara : (Lihat Tata Cara verifikasi pada Lampiran 4.1 lembar berikut)
1. Pekerjaan ini mencakup pekerjaan struktur baja komposit, pelaksanaan
struktur baja baru, pelebaran dan perbaikan struktur, penyediaan, pabrikasi,
pemasangan, galvanisasi dan pengecatan, termasuk baut sambung, paku
keling dan pengelasan.

2. Penyimpanan harus dilindungi terhadap korosi dan bersih, sesuai dengan


design mutunya, baut, mur dan ring sesuai ASTM A 307, grade A,
menggunakan baja mutu tinggi, komposisi kimia, , paku penghubung geser
yang dilas, bahan untuk pengelasan harus bersertifikat, lapisan pelindung
berupa cat, harus dicek jenis cat yang digunakan serta ketebalannya, untuk
struktur jembatan pada daerah yang bebas polusi jika digunakan Galvanis
cek ketebalan galvanis yang disyaratkan, dan cek persyaratan gambar
rencana

3. Elemen baja dengan dimensi diluar toleransi yang disyaratkan tidak akan
diterima untuk digunakan dalam pekerjaan.
Toleransi (S 7.4.1)
1) Diameter lubang
(1) Lubang pada elemen utama : -0,4 mm, + 1,2 mm
(2) Lubang pada elemen sekunder : -0,4 mm, + 1,8 mm

2) Alinyemen lubang
(1) Elemen utama, dibuat di bengkel : -0,4 mm, + 0,4 mm
(2) Elemen sekunder, dibuat di lapangan : -0,6 mm, + 0,6 mm

3) Gelagar
(1) Lendutan Balik
 Penyimpangan lendutan balik (camber) yang disyaratkan
(-0,2 mm, + 0,2 mm) per meter panjang balok atau maksimum
(-6 mm, + 6 mm)

1
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A

METODE KERJA
PEKERJAAN BAJA STRUKTUR
No. Dok. : Tgl. Diterbitkan : Hal :
No. Rev. : Tgl. Kaji Ulang : Paraf :

 Penyimpangan lateral antara pusat-pusat landasan 0,1 mm per


meter panjang balok atau maksimum 3 mm.
 Penyimpangan lateral antara sumbu badan (web) dan sumbu
flens gelagar susun maksimum 3 mm.

(2) Ketidakrataan dari landasan atau dudukan


 Ditempatkan pada penyuntikan (grouting): maksimum 3,0 mm
 Ditempatkan di atas baja, adukan liat : maksimum 0,25 mm

(3) Penyimpangan maksimum dari ketinggian yang disyaratkan untuk


balok dan gelagar yang dilas, diukur pada sumbu badan (web)
sebagai berikut :
 Untuk ketinggian hingga 90 mm : - 3 mm, + 3 mm
 Untuk ketinggian diatas 900 mm hingga 1,8 m : - 5 mm, + 5 mm
 Untuk ketinggian diatas 1, 8 m : - 5 mm, + 8 mm

(4) Batang sambungan geser (struts)


 Penyimpangan maksimum terhadap garis lurus dari masing-
masing flens ke segala arah panjang / 1000 atau 3 mm, diambil
yang terbesar.

(5) Permukaan yang dikerjakan dengan mesin


 Penyimpangan bidang kontak maksimum 0,25 mm.

4. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K-3) (S 1.19)


Pastikan Bahwa selama pelaksanaan pekerjaan persyaratan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) dipenuhi (lihat daftar simak)

5. Bukti Kerja : Daftar Simak Pengawasan Pekerjaan Baja Struktur

6. Lampiran : Lampiran 6.1 Contoh Format Daftar Simak Pengawasan Pekerjaan Baja
Struktur

2
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A

METODE KERJA
PEKERJAAN BAJA STRUKTUR
No. Dok. : Tgl. Diterbitkan : Hal :
No. Rev. : Tgl. Kaji Ulang : Paraf :

Lampiran 4.1

KETENTUAN PADA MASING-MASING LANGKAH KERJA

Verifikasi 1 (Persiapan)
 Periksa persiapan pelaksanaan pekerjaan meliputi
penyediaan, fabrikasi, galvanisasi, dan pengecatan
logam struktur serta peralatan.

Verifikasi 2 (Gambar Kerja)


 Kendalikan Kontraktor mengajukan gambar kerja,
laporan pengujian fisik, program dan metode
pelaksanaan.

Verifikasi 3 (Pengajuan Kesiapan Kerja S 7.4.1)


 Pastikan Kontraktor menyerahkan laporan pengujian
pabrik yang menunjukkan kadar bahan kimia dan
pengujian fisik untuk setiap mutu baja yang akan
digunakan. Bila laporan pengujian ini tidak tersedia,
Kontraktor harus melaksanakan pengujian sebagai
pengganti sertifikat pabrik.
 Pastikan Kontraktor menyerahkan 3 (tiga) salinan
Gambar kerja terinci untuk disetujui Direksi Pekerjaan.
 Pastikan Kontraktor menyerahkan program dan
metode pelaksanaan yang diusulkan, Gambar Kerja,
dan rancangan untuk pekerjaan sementara yang
diperlukan.

Verifikasi 4 (Check)
 Periksa laporan hasil pengujian fisik untuk setiap mutu
baja yang diajukan.
 Periksa Gambar Kerja, program dan metode
pelaksanaan dan rancangan untuk pekerjaan
sementara yang diajukan serta rekomendasikan
persetujuan Direksi Pekerjaan.

Verifikasi 5 (Penyimpanan dan Perlindungan Bahan


S 7.4.1)
 Kendalikan penyimpanan bahan baja, baik fabrikasi
dibengkel dan dilapangan, harus ditumpuk diatas
balok pengganjal atau landasan dan tidak bersentuhan
dengan tanah, serta bila ditumpuk dalam beberapa

3
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A

METODE KERJA
PEKERJAAN BAJA STRUKTUR
No. Dok. : Tgl. Diterbitkan : Hal :
No. Rev. : Tgl. Kaji Ulang : Paraf :

lapis, pengganjal untuk semua lapis harus dalam satu


garis.
 Kendalikan perlindungan bahan dari korosi bebas dari
kotoran, minyak, dan gemuk. Perlindungan korosi
dilakukan dengan galvanisasi dan atau pengecatan.

Verifikasi 6 (Pabrikasi S 7.4.3)


 Periksa semua elemen yang dirakit harus cocok dan
tepat dalam toleransi yang disyaratkan.
 Periksa sambungan dengan baut harus dilengkapi
dengan pelat paking. Celah tidak melampaui 1 mm
untuk baut geser tegangan tinggi dan 2 mm untuk
jenis lainnya.
 Periksa pemotongan harus dilaksanakan secara
akurat dan perhatikan keakuratan ukuran.
 Periksa lubang untuk baut sebagai berikut :
1) Lubang untuk baut tidak terbenam (countersunk)
dan baut hitam, baut silinder (turned barrel bolt)
dan baut geser tegangan tinggi.
 Diameter lubang tidak boleh lebih besar 2 mm
dari diameter paku keling atau baut.
 Semua lubang harus dibor atau dibor kecil
dahulu kemudian diperbesar.
2) Lubang untuk baut pas dan baut geser.
 Diameter lubang harus sama dengan diameter
nominal baut batang (shank) atau silinder
(barrel), toleransi – 0,0 mm, dan + 0,15 mm.
3) Lubang untuk baut geser tegangan tinggi.
 Baut diameter sampai 16 mm, diameter lubang
1 mm lebih besar dari diameter nominal baut.
 Baut diameter diatas 16 mm, diameter lubang
1,5 mm lebih besar dari diameter nominal.
 Jarak dari pusat lubang sampai tepi pelat
sebagai berikut :
 Pelat hasil pemotongan cara geser harus
minimum 1,7 diameter nominal baut.
 Pelat yang di rol atau dipotong dengan las
minimum 1,5 diameter nominal baut.
4) Pengaku.
 Pengaku ujung pada gelagar sebagai
penunjang beban terpusat harus mempunyai
bidang kontrak sepenuhnya pada flens.

4
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A

METODE KERJA
PEKERJAAN BAJA STRUKTUR
No. Dok. : Tgl. Diterbitkan : Hal :
No. Rev. : Tgl. Kaji Ulang : Paraf :

 Pengaku yang tidak menunjang beban terpusat


dipasang dengan cukup rapat untuk menahan
air setelah digalvanisasi.

Verifikasi 7 (Perakitan untuk Pengiriman)


 Perakitan di Bengkel
Bila diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, unit-unit
harus dirakit di bengkel sebelum dikirim ke lapangan.
 Sambungan dengan Baut Standar (Selain Baut Geser
Tegangan Tinggi).
 Baut yang tidak dikencangkan terhadap beban
percobaan (proof load) harus mempunyai mur
tunggal yang dapat mengunci sendiri.
 Panjang baut sedemikian hingga seluruh mur
dapat dimasukkan kedalam baut tetapi
maksimum sepanjang 6 mm di luar mur.
 Baut dimasukkan ke dalam lubang tanpa adanya
kerusakan pada uliran dengan menggunakan
“snap” untuk mencegah kerusakan kepala baut.
 Kepala baut dan mur dikencangkan sampai rapat.
 Baut Geser Tegangan Tinggi.
 Kelandaian permukaan bidang kontak dengan
kepala baut dan mur tidak boleh melebihi 1 : 20
 Semua permukaan yang akan disambung harus
bebas kerak kecuali kerak pabrik yang keras.
 Peralatan yang digunakan untuk pengencangan
baut harus dikalibrasi secara teratur dan
dibuktikan dengan sertifikat kalibrasi.
 Pengencangan dilaksanakan dengan cara putar
separuh maupun dengan cara pengendalian
dengan torsi sesuai dengan manual
pengencangan baut.
 Kekencangan Baut.
Gaya Tarik Baut Minimum Sesuai tabel berikut :

Diameter Nominal Baut (mm) Gaya Tarik Minimum (kN)


16 95
20 145
24 210
30 335
36 400

5
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A

METODE KERJA
PEKERJAAN BAJA STRUKTUR
No. Dok. : Tgl. Diterbitkan : Hal :
No. Rev. : Tgl. Kaji Ulang : Paraf :

 Pengelasan
 Kontraktor harus menyerahkan secara tertulis
prosedur pengelasan baik di bengkel maupun di
lapangan, termasuk keterangan tentang
persiapan permukaan-permukaan yang akan
disambung.
 Pada sambungan dengan pengelasan harus
digunakan pelat penyambung “run – on” dan “run
– off” pada bagian ujung elemen.

Verifikasi 8 (Check)
 Periksa program dan metoda serta prosedur
pengelasan di pabrik dan lapangan terutama
penyiapan permukaan yang disambung.
 Periksa bagian pabrikasi yang dirakit harus tepat
sesuai toleransi.
 Pastikan baja struktural selama pengiriman tidak boleh
mendapat beban, yang menimbulkan tegangan yang
berlebihan, melengkung atau kerusakan lainnya.
 Pastikan semua bagian dirakit secara akurat seperti
diperlihatkan dalam gambar.

Verifikasi 9 (Pengecatan dan Galvanisasi S 7.4.4)


 Pelaksanaan pengecatan sesuai dengan Pedoman
Teknik No. 028/T/BM/1999 (Pedoman
Penanggulangan Korosi Komponen Baja Jembatan
dengan cara Pengecatan).
 Semua komponen struktur baja termasuk komponen
Gelagar Baja Komposit, termasuk balok, pelat, baut,
ring, diafragma dan sejenisnya harus digalvanisasi
dengan sistem pencelupan panas sesuai dengan
AASHTO M 111 M-04 atau ASTM A 123 M-02

Verifikasi 10 (Pengangkutan S 7.4.4)


 Pastikan setiap elemen dicat atau ditandai untuk
identifikasi dan disertai suatu diagram pemasangan
atau manual pemasangan dengan tanda-tanda
pemasangan yang ditunjukkan di dalamnya.
 Kendalikan agar elemen-elemen dapat diangkut dan
dibongkar di tempat tujuannya tanpa mengalami
tegangan, deformasi, atau kerusakan lainnya.
 Pastikan baut, mur dan ring harus dikemas terpisah.
Pen (pin), bagian-bagian yang kecil, dan paket baut,

6
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A

METODE KERJA
PEKERJAAN BAJA STRUKTUR
No. Dok. : Tgl. Diterbitkan : Hal :
No. Rev. : Tgl. Kaji Ulang : Paraf :

ring dan mur harus dikirim dalam kotak, krat atau tong,
berat setiap kemasan tidak melebihi 150 kg.

Verifikasi 11 (Peralatan dan Perancah S 7.4.4)


 Pastikan Kontraktor menyediakan perkakas dan
perancah yang diperlukan untuk penanganan
termasuk pengaku sementara, semua perkakas,
mesin, dan peralatan termasuk pasak pengungkit
(drift) dan baut penyetel.
 Periksa perancah dan pengaku sementara harus
dirancang, dibuat dan dipelihara agar dalam tahap
pemasangan berfungsi dan dapat menahan semua
gaya dan beban struktur baja.

Verifikasi 12 (Perakitan Pekerjaan Baja)


Kendalikan perakitan pekerjaan baja sebagai berikut :
 Komponen yang difabrikasi oleh Penyedia Jasa.
 Setiap bagian harus dirakit dengan akurat sesuai
Gambar dan manual pemasangan serta
mengikuti semua tanda yang telah diberikan.
 Pada komponen struktur baja yang akan
dipasang dengan cara kantilever, pastikan semua
komponen struktur baja sudah tersedia dan
dipasang dengan seksama sehingga didapat
lendutan balik (camber) sesuai dengan desain
atau manual pemasangan.
 Bila penyambungan atau perakitan pada titik
buhul telah selesai, baut pada titik bahul tersebut
harus dikencangkan 100% kekencangan yang
disyaratkan.
 Baut permanen untuk sambungan elemen-
elemen tekan tidak boleh dikencangkan sampai
seluruh bentangan berayun.
 Sambungan (splices) dan penyambungan di
lapangan (field connections) harus setengah
jumlah lubang yang diisi dengan baut dan pen
(pin) silindris untuk pemasangan (setengah baut
dan setengah pin) sebelum dibaut dengan baut
tegangan tinggi.
 Sambungan dan penyambung yang akan dilewati
lalu-lintas selama pemasangan, lubang baut telah
terisi ¾ - nya.

7
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A

METODE KERJA
PEKERJAAN BAJA STRUKTUR
No. Dok. : Tgl. Diterbitkan : Hal :
No. Rev. : Tgl. Kaji Ulang : Paraf :

 Komponen yang disediakan Pengguna Jasa.


Komponen yang disediakan Pengguna Jasa dipasang
sesuai dengan buku petunjuk dan Gambar yang
disediakan pabrik pembuatnya.

Verifikasi 13 (Check)
Periksa hal-hal sebagai berikut :
 Potong secara tepat, hati-hati dan rapi, semua sudut
tidak tajam
 Semua lubang paku atau baut dibor lebih besar dari
diameter paku atau baut
 Prosedur pengelasan sesuai prosedur yang sudah
disetujui. Permukaan yang akan dilas harus bersih dari
kotoran berminyak
 Baut dipasang tepat tanpa merusak alir
 Semua permukaan baja dicat sesuai spesifikasi
 Semua komponen baja galvanis panas sesuai
spesifikasi
 Tiap baja struktural dicat atau dilindungi selama
pemasangan
 Semua pekerjaan tidak boleh keluar dari toleransi

Verifikasi 14 (Perbaikan Hasil Pekerjaan S 7.4.1)


 Periksa pekerjaan baja yang rusak selama
penyimpanan, penanganan dan pemasangan harus
diperbaiki.
 Periksa komponen struktur jembatan yang tidak dirakit
dan/ atau dipasang sesuai ketentuan Spesifikasi harus
diperbaiki.

Verifikasi 15 (Pengukuran Hasil Pekerjaan S 7.4.5)


 Kuantitas baja struktur yang akan diukur untuk
pembayaran sebagai jumlah dalam kilogram pekerjaan
yang telah selesai di tempat dan diterima.

Verifikasi 16 (Pembayaran S 7.4.5)


 Pembayaran sesuai Pengukuran Hasil Pekerjaan
untuk mata pembayaran sesuai Daftar Kuantitas dan
Harga dalam Kontrak.

8
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A
 
METODE KERJA  
  PEKERJAAN PASANGAN BATU (7.9)   
              No. Dok.  :                                                     Tgl. Diterbitkan  :                                          Hal  : 
              No. Rev.   :                                                     Tgl. Kaji Ulang    :                                          Paraf  : 
   

1. Ruang Lingkup : Instruksi kerja ini berlaku untuk pengawasan pekerjaan pasangan batu,
di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga.

2. Acuan : 1. Standar Dokumen Lelang, Kementerian PU Ditjen Bina Marga, Pengadaan


Jasa Pemborongan Pelelangan Nasional, Kontrak Harga Satuan-Bab VII
Spesifikasi Umum.

3. Definisi : Pasangan Batu adalah pembuatan struktur seperti dinding penahan, gorong-
gorong pelat, dan tembok kepala gorong-gorong besar yang terbuat dari batu
dan adukan.

4. Tata Cara : (Lihat Tata Cara verifikasi pada Lampiran 4.1 lembar berikut)

1. Kontraktor harus mengajukan kepada Direksi Pekerjaan dua contoh batu


yang mewakili masing-masing seberat 50 kg.

2. Pada struktur panjang yang menerus dilatasi harus dibuat untuk panjang
struktur tidak lebih dari 20 m.

3. Toleransi Dimensi (S 7.9.1)


1) Sisi muka masing-masing batu tidak boleh melebihi 1 cm dari profil
permukaan rata-rata pasangan batu di sekitarnya.
2) Tebal minimum setiap pekerjaan pasangan batu 20 cm.

4. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K-3) (S 1.19)


Pastikan Bahwa selama pelaksanaan pekerjaan persyaratan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) dipenuhi (lihat daftar simak)

5. Bukti Kerja : - Daftar Simak Pengawasan Pekerjaan Pasangan Batu

6. Lampiran : Lampiran 6.1 Contoh Format Daftar Simak Pengawasan Pekerjaan Pasangan
Batu

 
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A
 
METODE KERJA  
   PEKERJAAN PASANGAN BATU (7.9)   
              No. Dok.  :                                                     Tgl. Diterbitkan  :                                          Hal  : 
              No. Rev.   :                                                     Tgl. Kaji Ulang    :                                          Paraf  : 
   
Lampiran 4.1

KETENTUAN PADA MASING-MASING LANGKAH KERJA

Verifikasi 1 (Persiapan)
• Periksa persiapan pelaksanaan pekerjaan ini meliputi
material batu dan penyiapan Gambar Kerja.

Verifikasi 2 (Gambar Kerja S 7.9.1)


• Pastikan Kontraktor menyiapkan Gambar Kerja.

Verifikasi 3 (Pengajuan Kesiapan Kerja S 7.9.2)


• Pastikan Kontraktor mengajukan dua contoh batu yang
mewakili, masing-masing seberat 50 kg. Satu contoh batu
akan disimpan oleh Direksi Pekerjaan untuk rujukan.

Verifikasi 4 (Check)
• Gambar Kerja telah disiapkan dan disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.
• Contoh material yang akan digunakan sesuai dengan
ketentuan persyaratan.

Verifikasi 5 (Persiapan Pondasi S 7.9.3)


Persiapan Pondasi
• Kendalikan persiapan pondasi untuk struktur pasangan
batu harus disiapkan sesuai dengan syarat untuk Seksi
3.1 Galian.
• Periksa dasar pondasi untuk struktur dinding penahan
harus tegak lurus, atau bertangga yang juga tegak lurus
terhadap muka dari dinding, kecuali disyaratkan lain atau
ditunjukkan pada Gambar. Untuk struktur lain, dasar
pondasi harus mendatar atau bertangga yang juga
horisontal.
• Periksa penyediaan lapis landasan yang rembes air
(permeable) dan kantung penyaring.
• Kendalikan bila ditunjuk dalam Gambar, atau yang diminta
lain oleh Direksi Pekerjaan, suatu pondasi beton mungkin
diperlukan, maka beton yang digunakan harus memenuhi
ketentuan dari Seksi 7.1.

 
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A
 
METODE KERJA  
   PEKERJAAN PASANGAN BATU (7.9)   
              No. Dok.  :                                                     Tgl. Diterbitkan  :                                          Hal  : 
              No. Rev.   :                                                     Tgl. Kaji Ulang    :                                          Paraf  : 
   
Verifikasi 6 (Pemasangan Batu S 7.9.3)
• Kendalikan Pemasangan Batu sebagai berikut :
1) Tebal landasan dari adukan baru paling sedikit 3 cm,
dipasang pada pondasi yang disiapkan sesaat
sebelum penempatan masing-masing batu pada
lapisan pertama.
2) Batu besar pilihan harus digunakan untuk lapis dasar
dan pada sudut-sudut.
3) Hindari pengelompokkan batu yang berukuran sama.
4) Batu dipasang dengan muka yang terpanjang
mendatar dan muka yang tampak harus dipasang
sejajar dengan muka dinding dari batu yang
terpasang.
5) Penanganan batu agar tidak menggeser atau
memindahkan batu yang telah terpasang.

Verifikasi 7 (Penempatan Lubang Sulingan dan Delatasi


S 7.9.3)
• Periksa dinding dari pasangan batu harus dilengkapi
dengan lubang sulingan, yang ditempatkan dengan jarak
antara tidak lebih dari 2 m dari sumbu satu ke sumbu
lainnya dan harus berdiameter 50 mm.
• Periksa pemasangan delatasi pada struktur panjang yang
menerus. Delatasi harus dibentuk untuk panjang struktur
tidak lebih dari 20 m. Delatasi harus 30 mm lebarnya dan
harus diteruskan sampai seluruh tinggi dinding.
• Periksa timbunan di belakang delatasi harus dari bahan
Drainase Porous berbutir kasar dengan gradasi menerus.

Verifikasi 8 (Penempatan Adukan S 7.9.3)


• Periksa sebelum pemasangan.
1) Landasan yang akan menerima setiap batu juga
harus dibasahi.
2) Batu harus dibersihkan dan dibasahi sampai merata.
3) Adukan disebar pada sisi batu yang bersebelahan
dengan batu yang akan dipasang.
• Pastikan tebal dari landasan adukan harus pada rentang
antara 2 cm sampai 5 cm.
• Pastikan batu hanya dipasang pada adukan baru yang
belum mengeras.

 
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A
 
METODE KERJA  
   PEKERJAAN PASANGAN BATU (7.9)   
              No. Dok.  :                                                     Tgl. Diterbitkan  :                                          Hal  : 
              No. Rev.   :                                                     Tgl. Kaji Ulang    :                                          Paraf  : 
   
Verifikasi 9 (Pekerjaan Akhir Pasangan Batu S 7.9.3)
• Periksa sambungan antar batu pada permukaan harus
dikerjakan hampir rata dengan permukaan, tetapi tidak
sampai menutup batu.
• Periksa permukaan horisontal dari seluruh pasangan batu
dikerjakan dengan tambahan adukan tahan cuaca setebal
2 cm, dan dikerjakan sampai permukaan tersebut rata.
• Periksa segera setelah batu ditempatkan, dan sewaktu
adukan masih baru, seluruh permukaan batu harus
dibersihkan dari bekas adukan.
• Pastikan permukaan yang telah selesai dirawat seperti
yang disyaratkan untuk Pekerjaan Beton.
• Pastikan penimbunan kembali dilaksanakan setelah 14
hari pekerjaan pasangan selesai.
• Periksa lereng yang bersebelahan dengan bahu jalan
harus dipangkas dan untuk memperoleh bidang antar
muka rapat dan halus dengan pasangan batu.

Verifikasi 10 (Check)
• Landasan adukan pada pondasi setebal 3 cm sebelum
penempatan batu lapis pertama sebagai batu yang besar.
• Penempatan batu secara memanjang dan posisi batu
telah stabil.
• Pastikan adukan ditempatkan segera setelah penempatan
batu.
• Pastikan adukan memenuhi rongga antar batu.
• Periksa lubang sulingan.
• Periksa delatasi.
• Permukaan atas dinding setelah ditambah adukan setebal
2 cm harus sesuai dengan yang ditentukan.

Verifikasi 11 (Perbaikan Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi


Ketentuan S 7.9.1)
• Kendalikan pekerjaan pasangan batu yang tidak
memenuhi toleransi yang disyaratkan harus diperbaiki
oleh Kontraktor.
• Kendalikan bila kestabilan dan keutuhan dari pekerjaan
yang telah diselesaikan terganggu atau rusak, yang
menurut pendapat Direksi Pekerjaan diakibatkan oleh
kelalaian Kontraktor, maka Kontraktor harus mengganti
dengan biayanya sendiri.

 
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A
 
METODE KERJA  
   PEKERJAAN PASANGAN BATU (7.9)   
              No. Dok.  :                                                     Tgl. Diterbitkan  :                                          Hal  : 
              No. Rev.   :                                                     Tgl. Kaji Ulang    :                                          Paraf  : 
   
Verifikasi 12 (Pengukuran Hasil Pekerjaan S 7.9.4)
Periksa Pengukuran untuk Pembayaran
• Pasangan batu diukur dalam meter kubik sebagai volume
pekerjaan yang diselesaikan dan diterima, dihitung
sebagai volume teoritis yang ditentukan oleh garis dan
penampang yang disyaratkan dan disetujui.
• Setiap bahan yang dipasang sampai melebihi volume
teoritis yang disetujui harus tidak diukur atau dibayar.
• Landasan rembes air (permeable bedding), penimbunan
kembali dengan bahan porous atau kantung penyaring
harus diukur dan dibayar sebagai Drainase Porous.

Verifikasi 13 (Monitoring)
• Kontraktor bertanggung jawab atas pemeliharaan rutin
dari semua pekerjaan pasangan batu yang telah selesai
dan diterima selama Periode Kontrak.

Verifikasi 14 (Pembayaran)
• Pembayaran sesuai Pengukuran Hasil Pekerjaan
dibayar sesuai Harga Kontrak untuk Mata Pembayaran
dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

Lampiran 6.1

 
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A

METODE KERJA
PEKERJAAN PERLETAKAN (BEARING) JEMBATAN (7.12)
No. Dok. : Tgl. Diterbitkan : Hal :
No. Rev. : Tgl. Kaji Ulang : Paraf :

1. Ruang Lingkup : Instruksi kerja ini berlaku untuk pengawasan pekerjaan perletakan (bearing)
jembatan, di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga.

2. Acuan : 1. Standar Dokumen Lelang, Kementerian PU Ditjen Bina Marga, Pengadaan


Jasa Pemborongan Pelelangan Nasional, Kontrak Harga Satuan-Bab VII
Spesifikasi Umum.
2. Spesifikasi Khusus Interim – Pengadaan Rangka Baja Pabrikasi (SKh-1.7.4).

3. Definisi : Perletakan (Bearing) adalah landasan logam atau elastomerik untuk menopang
gelagar atau pelat seperti yang ditunjukkan pada Gambar dan disyaratkan dalam
Spesifikasi.

4. Tata Cara : (Lihat Tata Cara verifikasi pada Lampiran 7.12.A lembar berikut)

1. Toleransi (S 7.12.1)
1) Penempatan Perletakan.
a) Perletakan, baut pengunci, dowel pelengkap, toleransi terhadap
sumbu posisi yang seharusnya adalah ± 3 mm.
b) Elevasi Permukaan perletakan, mempunyai toleransi ± 0,0001 kali
jumlah bentang yang bersebelahan, dan maksimum ± 5 mm.
2) Permukaan Beton.
a) Tidak boleh melampaui 1/200 dari bidang datar rencana perletakan.
b) Ketidakrataan tempat tersebut tidak melampaui 1 mm tingginya.
3) Landasan Perletakan.
a) Tidak boleh terdapat rongga atau bintik-bintik yang nyata pada
landasan.
b) Bahan landasan harus mampu meneruskan beban tanpa kerusakan.
c) Permukan atas landasan diluar perletakan, harus mempunyai
kelandaian.
4) Penyetel Berulir.
a) Harus dikencangkan merata untuk menghindari tegangan berlebihan.
b) Bila terdapat getaran, pengencang harus dari jenis tahan getaran.
5) Toleransi Dimensi Total Perletakan.
a) Bidang Datar
• Elastomer tebal sampai 200 mm : +6 mm, -3 mm
• Elastomer tebal diatas 200 mm : +6 mm, -3 mm
• Selain Elastomer : ± 3 mm
b) Tebal
• Elastomer tebal sampai 200 mm : ± 1 mm
• Elastomer tebal diatas 200 mm : ± 5 %
1
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A

METODE KERJA
PEKERJAAN PERLETAKAN (BEARING) JEMBATAN (7.12)
No. Dok. : Tgl. Diterbitkan : Hal :
No. Rev. : Tgl. Kaji Ulang : Paraf :

• Selain Elastomer : ± 3 mm
6) Sifat Sejajar Permukaan Luar.
Toleransi bagian atas perletakan yang sejajar, sebagai titik duga,
a) Untuk Permukaan bundar dalam bidang datar, harus 0,2% dari
diameter.
b) Untuk Permukaan segi panjang dalam bidang datar, harus 0.2% dari
sisi panjang.
7) Perletakan Rol (Roll Bearing).
a) Toleransi mendatar pelat rol diukur dari :
• Segala arah harus 0,025 mm untuk panjang sampai 250 mm.
0,01% dari panjang dalam arah pengukuran untuk panjang diatas
250 mm.
b) Kekasaran Permukaan rol tidak boleh melampaui 0,8 mikron.
8) Perletakan Rol Silinder.
a) Toleransi kesilinderan harus 0,025 mm.
b) Toleransi ukuran rol tunggal terhadap diameter nominal harus
+5 mm dan – 0,0 mm.
c) Toleransi ukuran rol berganda terhadap diameter nominalnya harus
+0,08 mm dan – 0,0 mm.
9) Perletakan Rol Bukan Silinder.
a) Permukaan kurva harus bertoleransi 0,3% dari radius yang
dimaksudkan.
b) Toleransi ukuran terhadap tinggi pada sumbu perletakan harus
+ 0,5 mm dan - 0,0 mm.
c) Toleransi sifat sejajar antara garis lengkung penghubung ujung rol
harus 1 mm.
10) Perletakan Goyang (Rocker Bearing).
a) Toleransi mendatar pelat yang berpasangan dengan rocker harus :
• 0,075 mm untuk ukuran panjang sampai 250 mm.
• 0,03% dari panjang untuk ukuran panjang diatas 250 mm.
b) Toleransi profil dan permukaan yang dapat terjadi kontak harus
0,025 mm.
c) Kekasaran permukaan untuk permukaan bergoyang harus tidak
melebihi 0,8 mikron.
11) Perletakan Sendi (Knuckle Bearing)
a) Toleransi mendatar dan profil permukaan perletakan sendi silinder
dan berbentuk bola harus 0,002 x h mm atau 0,24 mm dimana x
adalah panjang tali (chord) (dalam mm) dan h adalah proyeksi dari
PTFE (dalam mm) di atas puncak ceruk (recess) yang mengikat.
b) Toleransi ukuran terhadap radius permukaan kurva pada perletakan
yang telah selesai harus 3 %.

2
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A

METODE KERJA
PEKERJAAN PERLETAKAN (BEARING) JEMBATAN (7.12)
No. Dok. : Tgl. Diterbitkan : Hal :
No. Rev. : Tgl. Kaji Ulang : Paraf :

c) Kekerasan permukaan geser logam yang melengkung maksimum


0,5 mikron.
12) Perletakan Bidang Geser (Plane Sliding Bearing)
a) Toleransi mendatar dari lembaran PTFE untuk diameter sampai 800
mm harus 0,2 mm.
b) Toleransi mendatar dari lembaran PTFE untuk diameter di atas 800
mm harus 0,025 % diameter.
c) Celah antara tepi lembaran PTFE dan tepi ceruk (recess) maksimal
0,5 mm atau 0,1% dimensi bidang datar yang diukur.
d) Pengukuran harus dilakukan pada temperatur 200C - 250C.
13) Perletakan Elastomer.
a) Toleransi sifat sejajar untuk sumbu penulangan pelat terhadap dasar
perletakan harus :
• 1% dari diameter, untuk pelat bulat dalam bidang datar.
• 1% dari sisi pendek untuk pelat empat persegi panjang dalam
bidang datar.
b) Toleransi Ukuran :
• Dimensi bidang datar pelat untuk elastomer harus +3 mm dan
-1 mm.
• Ketebalan lapisan penutup bagian atas dan bawah elastomer,
harus minimal antara +20% dan -0% tebal nominal atau 1 mm.
• Masing-masing ketebalan lapisan dalam Elastomer harus minimal
dari ± 20% dari nilai ketebalan nominal, atau 3 mm.
• Ketebalan lapisan penutup sisi Elastomer, harus +3 mm dan
– 0 mm.
c) Pengujian:
• Elastomer harus diuji tekan sebesar 100% dan diuji geser
sebesar10% untuk masing-masing dimensi.
14) Perletakan Blok Berongga (Pot Bearing).
a) Toleransi ketepatan piston dan blok berongga harus +0,75 mm
sampai + 1,25 mm.
b) Kekasaran Permukaan geser logam tidak lebih dari 0,5 mikron.

2. Penyimpanan Bahan, (S 7.12.1)


1) Pengiriman perletakan harus diperiksa terhadap yang diperlukan dan
tidak rusak.
2) Perletakan harus disimpan di gudang yang kedap di atas tanah dan
dilindungi dari kerusakan dan bebas debu, kotoran, minyak, gemuk,
kelembaban.
3) Kontak bahan yang tidak sejenis harus dihindari. (misal : baja lunak
terhadap baja tahan karat).
3
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A

METODE KERJA
PEKERJAAN PERLETAKAN (BEARING) JEMBATAN (7.12)
No. Dok. : Tgl. Diterbitkan : Hal :
No. Rev. : Tgl. Kaji Ulang : Paraf :

4) Kontak antara tembaga, nikel, logam campuran, baja dengan


aluminium dihindari.
5) Tembaga dapat dipengaruhi oleh kontak langsung dengan beton.

3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K-3) (S 1.19)


Pastikan Bahwa selama pelaksanaan pekerjaan persyaratan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) dipenuhi (lihat daftar simak)

5. Bukti Kerja : - Daftar Simak Pengawasan Pekerjaan Perletakan (Bearing) Jembatan

6. Lampiran : - Contoh Format Daftar Simak Pengawasan Pekerjaan Perletakan (Bearing)


Jembatan (Lampiran 7.12.B)

4
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A

METODE KERJA
PEKERJAAN PERLETAKAN (BEARING) JEMBATAN (7.12)
No. Dok. : Tgl. Diterbitkan : Hal :
No. Rev. : Tgl. Kaji Ulang : Paraf :

Lampiran 7.12.A

KETENTUAN PADA MASING-MASING LANGKAH KERJA

Verifikasi 1 (Persiapan)
 Periksa tipe perletakan sesuai dengan Gambar
Rencana dan Gambar Revisi Desain (bila ada).

Verifikasi 2 (Gambar Kerja)


 Pastikan Kontraktor menyiapkan Gambar Kerja untuk
persetujuan Direksi Pekerjaan.

Verifikasi 3 (Pengajuan Kesiapan Kerja S 7.12.1)


 Pastikan Kontraktor menyerahkan rincian jenis
perletakan yang diusulkan untuk digunakan bersama
sertifikat pabrik pembuatnya.
 Periksa contoh bahan yang diusulkan dan bandingkan
dengan bahan yang telah disetujui sesuai dengan
Gambar Rencana atau Gambar Revisi Desain (bila
ada).

Verifikasi 4 (Check)
1. Umum (S 7.12.3)
1) Gambar Kerja menunjukkan teknik/cara
pemasangan serta penempatan perletakan.
2) Periksa tipe beserta sertifikat pabrik yang diajukan
Kontraktor.
3) Perletakan harus ditandai dengan jelas tentang
jenis dan tempat pemasangan.
4) Perletakan jenis Elastomer tidak boleh dilepas
setelah keluar pabrik.
5) Pemindahan beban bangunan atas jembatan pada
perletakan harus sampai kekuatan landasan telah
kuat menahan beban.
6) Baji perancah baja dan bantalan karet cocok untuk
penyangga sementara di bawah pelat dasar
perletakan.
2. Cek Toleransi
1) Toleransi Penempatan Perletakan.
2) Toleransi Permukaan beton untuk Perletakan.
3) Toleransi Landasan Perletakan.
4) Toleransi Penyetel Berulir.
5) Toleransi Ukuran/ Dimensi Total Perletakan.

5
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A

METODE KERJA
PEKERJAAN PERLETAKAN (BEARING) JEMBATAN (7.12)
No. Dok. : Tgl. Diterbitkan : Hal :
No. Rev. : Tgl. Kaji Ulang : Paraf :

6) Toleransi Sifat Sejajar Permukaan Luar.


7) Toleransi Perletakan Rol (Roll Bearing).
a. Toleransi mendatar pelat rol.
b. Kekasaran Permukaan rol.
c. Rol Silinder.
d. Rol bukan Silinder.
8) Toleransi Perletakan Goyang (Rocker Bearing).
9) Toleransi Perletakan Elastomer.
10) Toleransi Perletakan Blok Berongga (Pot Bearing).
3. Penyimpanan Bahan.
1) Periksa pengiriman perletakan dari kerusakan.
2) Kendalikan cara penyimpanan Perletakan.
a. Gudang yang kedap dan terlindungi.
b. Hindari kontak bahan yang tidak sejenis.

Verifikasi 5 (Persiapan Landasan Perletakan S 7.12.3)


 Pastikan perletakan disetel sebelumnya sesuai dengan
petunjuk Direksi Pekerjaan untuk menampung rangkak
dan penyusutan beton ditambah pergerakan akibat
temperatur pada bangunan atas jembatan.
 Periksa Landasan Perletakan.
1. Bahan yang umum dipakai : adukan semen,
adukan encer (grout), kemasan kering.
2. Hindari penggunaan bahan timbal.
3. Setiap bahan landasan, baik di atas maupun di
bawah perletakan, harus diperluas ke seluruh
daerah perletakan.

Verifikasi 6 (Pemasangan Perletakan)


 Pastikan pemasangan perletakan sesuai dengan
metode pelaksanaan untuk jenis perletakan tersebut
seperti dijelaskan pada verifikasi-verifikasi berikut

Verifikasi 7 (Perletakan Elastomeric S 7.12.3)


 Periksa perletakan elastomer dapat diletakkan langsung
pada beton atau diletakkan pada suatu lapisan bahan
landasan.

Verifikasi 8 (Perletakan Dudukan Cor di Tempat S 7.12.3)


 Kendalikan Penyetelan Perletakan.
1. penyetelan harus dilaksanakan untuk mengatasi
getaran dan benturan.

6
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A

METODE KERJA
PEKERJAAN PERLETAKAN (BEARING) JEMBATAN (7.12)
No. Dok. : Tgl. Diterbitkan : Hal :
No. Rev. : Tgl. Kaji Ulang : Paraf :

2. Sambungan geser atau baut jangkar dipasang


dengan akurat dalam ceruk yang dicetak di dalam
struktur dengan memakai mal.
3. Baut toleransi rapat harus dipasang dengan
memakai perletakan sebagai mal.
4. Perletakan yang akan dipasang pada penyangga
sementara harus ditanam dengan kokoh pada
struktur dengan baut jangkar.
5. Bila bangunan bawah jembatan terbuat dari baja,
maka perletakan dapat langsung dibaut padanya.
6. Bila perletakan telah dipasang sebelumnya, maka
pabrik pembuatnya harus diberitahu pada waktu
pemesanan.
 Perletakan yang menunjang Lantai Beton Cor
di tempat. (S 7.12.3)
1. Periksa bila perletakan dipasang sebelum
pengecoran lantai beton, maka acuan sekitar
perletakan harus ditutup untuk mencegah
kebocoran adukan semen.
2. Pastikan pelat geser harus ditunjang sepenuhnya
untuk mencegah pergeseran.

Verifikasi 9 (Perletakan diatas Beton Pracetak S 7.12.3)


 Kendalikan Penyetelan Perletakan.
1. Untuk mengatasi getaran dan benturan, maka
penyetelan harus dilaksanakan.
2. Sambungan geser atau baut jangkar harus
dipasang dengan akurat dalam ceruk yang
dicetak didalam struktur dengan memakai mal.
3. Baut toleransi rapat harus dipasang dengan
memakai perletakan sebagai mal.
4. Perletakan yang akan dipasang pada penyangga
sementara harus ditanam dengan kokoh pada
struktur dengan baut jangkar.
5. Bila bangunan bawah jembatan terbuat dari baja,
maka perletakan dapat langsung dibaut padanya.
6. Bila perletakan telah dipasang sebelumnya, maka
pabrik pembuatnya harus diberitahu.
 Perletakan yang menyangga Unit Beton Pracetak atau
Baja.
1. Periksa lapisan adukan resin sintetis harus
ditempatkan antara perletakan dan balok.
2. Periksa pelat perletakan sisi luar dapat dibaut
pada pelat jangkar, pada soket yang tertanam
7
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A

METODE KERJA
PEKERJAAN PERLETAKAN (BEARING) JEMBATAN (7.12)
No. Dok. : Tgl. Diterbitkan : Hal :
No. Rev. : Tgl. Kaji Ulang : Paraf :

dalam elemen pracetak, pada pelat tunggal di


atas elemen baja.

Verifikasi 10 (Check Pemasangan)


 Umum.
1. Periksa buku petunjuk pemasangan dari supplier
(Brosur).
2. Periksa agar perletakan telah ditandai.
3. Kendalikan agar jenis Elastomer tidak dilepas
setelah keluar pabrik.
4. Kendalikan pemindahan beban bangunan atas
jembatan pada perletakan.
 Landasan Perletakan.
1. Kendalikan agar bahan landasan, diperluas
keseluruh daerah perletakan.
 Penyetelan Perletakan Selain Elastomer.
1. Kendalikan penyetelan terhadap getaran dan
benturan.
2. Kendalikan keakuratan pemasangan sambungan
geser atau baut jangkar.
3. Kendalikan pemasangan baut toleransi rapat.
4. Periksa kekokohan perletakan pada penyangga
sementara.
 Penyetelan Elastomer.
1. Perletakan Elastomer dapat diletakan langsung
pada beton, bila berada dalam toleransi
kedataran dan kerataan.
 Perletakan penunjang Lantai Beton Cor ditempat.
1. Kendalikan terhadap kebocoran adukan semen.
2. Kendalikan agar pelat geser, kokoh.
 Perletakan penyangga Unit Beton Pracetak / Baja.
1. Kendalikan agar adukan resin sintetis
ditempatkan antara perletakan dan balok.
2. Kendalikan pemasangan pelat perletakan sisi luar
yang kokoh.

Verifikasi 11 (Pengukuran Hasil Pekerjaan S 7.12.4)


 Hitung kuantitas perletakan logam, dihitung
berdasarkan jumlah setiap jenis perletakan yang
dipasang dan diterima.
 Hitung kuantitas bantalan perletakan, dihitung
berdasarkan jumlah tiap jenis, ukuran dan ketebalan
bantalan yang selesai dikerjakan di tempat dan
diterima.
8
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A

METODE KERJA
PEKERJAAN PERLETAKAN (BEARING) JEMBATAN (7.12)
No. Dok. : Tgl. Diterbitkan : Hal :
No. Rev. : Tgl. Kaji Ulang : Paraf :

 Hitung perletakan strip, diukur sebagai jumlah meter


panjang yang selesai dikerjakan di tempat dan
diterima.

Verifikasi 12 (Perbaikan Pekerjaan S 7.12.1)


 Periksa perletakan yang tidak memenuhi toleransi
dimensi tidak boleh dipasang dalam pekerjaan, kecuali
dapat ditunjukkan dengan pengujian dan perhitungan
yang dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan, bahwa
kinerja perletakan tidak terganggu dengan dimensi
diluar toleransi yang diijinkan dan tidak ada beban
tambahan yang dilimpahkan pada bangunan atas atau
bagian bangunan bawah jembatan. Bila pengujian dan
perhitungan ini tidak dapat dibuktikan, maka
perletakan yang tidak memenuhi toleransi dimensi
harus diganti dari tempat kerja.
 Periksa perletakan yang dipasang tidak memenuhi
toleransi pemasangan yang memperhitungkan
pengaruh temperatur, harus dibongkar dan bila tidak
mengalami kerusakan dapat dipasang kembali atas
persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
 Pastikan perletakan yang rusak selama penanganan,
pemasangan, termasuk pelepasan dan pemasangan
kembali sesuai ketentuan di atas, atau selama operasi
lanjutan, harus diganti dari tempat kerja.

Verifikasi 13 (Monitoring Pekerjaan Rutin)


 Pastikan Kontraktor bertanggung jawab atas
pemeliharaan rutin dari semua perletakan yang telah
selesai dan diterima selama Periode Kontrak termasuk
Periode Pemeliharaan.

Verifikasi 14 (Pembayaran)
 Pembayaran sesuai Pengukuran Hasil Pekerjaan
dengan harga satuan kontrak untuk Mata Pembayaran
dan Daftar Kuantitas dan Harga.

9
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A
 
METODE KERJA    
PEKERJAAN SANDARAN (RAILING) JEMBATAN (7.13) 
              No. Dok.  :                                                     Tgl. Diterbitkan  :                                          Hal  : 
              No. Rev.   :                                                     Tgl. Kaji Ulang    :                                          Paraf  : 
   
1. Ruang Lingkup : Instruksi kerja ini berlaku untuk pengawasan pekerjaan sandaran (railing)
jembatan, di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga.

2. Acuan : 1. Standar Dokumen Lelang, Kementerian PU Ditjen Bina Marga, Pengadaan


Jasa Pemborongan Pelelangan Nasional, Kontrak Harga Satuan-Bab VII
Spesifikasi Umum.

3. Definisi : Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan, pabrikasi dan pemasangan sandaran baja
untuk jembatan dan pekerjaan lainnya seperti galvanisasi, pengecatan, tiang
sandaran, pelat dasar, baut pemegang, dan sebagainya, sebagaimana yang
ditunjukkan oleh Gambar.

4. Tata Cara : (Lihat Tata Cara verifikasi pada Lampiran 4.1 lembar berikut)

1. Penyimpanan bahan baja pada rak atau landasan dan tidak boleh
bersentuhan langsung dengan tanah serta dilindungi dari korosi.

2. Sandaran yang mengalami kerusakan pada pengelasan harus dikembalikan


ke bengkel untuk diperbaiki pengelasannya dan digalvanis ulang.

3. Sandaran harus disetel hati-hati agar memperoleh sambungan, alinyemen,


dan camber yang tepat.

4. Toleransi
Diameter lubang : + 1 mm, - 0,4 mm
Tiang Sandaran : Akan dipasang baris demi baris serta ketinggian,
tiang-tiang harus tegak dengan toleransi tidak
melampaui 3 mm per meter tinggi.
Sandaran (railing) : Panel sandaran yang berbatasan harus segaris satu
dengan lainnya dalam rentang 3 mm.
Kelengkungan : Sandaran harus memenuhi kurva jembatan. Kurva ini
dapat dibentuk dengan serangkaian tali antara tiang.
Tampak : Sandaran harus menunjukkan penampilan yang
halus dan seragam jika dalam posisi akhir.

5. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K-3) (S 1.19)


Pastikan Bahwa selama pelaksanaan pekerjaan persyaratan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) dipenuhi (lihat daftar simak)

5. Bukti Kerja : - Daftar Simak Pengawasan Pekerjaan Sandaran (Railing) Jembatan

6. Lampiran : Lampiran 6.1 Contoh Format Daftar Simak Pengawasan Pekerjaan Sandaran
(Railing) Jembatan

   1 

 
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A
 
METODE KERJA  
 PEKERJAAN SANDARAN (RAILING) JEMBATAN (7.13) 
              No. Dok.  :                                                     Tgl. Diterbitkan  :                                          Hal  : 
              No. Rev.   :                                                     Tgl. Kaji Ulang    :                                          Paraf  : 
   
Lampiran 4.1

KETENTUAN PADA MASING-MASING LANGKAH KERJA

Verifikasi 1 (Persiapan)
• Periksa Gambar Rencana untuk sandaran baja yang akan
dipasang.

Verifikasi 2 (Gambar Kerja S 7.13.1)


• Pastikan Kontraktor menyiapkan Gambar Kerja untuk
diserahkan disetujui Direksi Pekerjaan.

Verifikasi 3 (Pengajuan Kesiapan Kerja S 7.13.1)


• Pastikan Kontraktor telah menyerahkan Gambar Kerja
untuk sandaran baja yang akan dipasang disertai sertifikat
pabrik pembuatnya.
• Pastikan pabrikasi tidak boleh dimulai sebelum Gambar
Kerja disetujui.

Verifikasi 4 (Check)
• Gambar Kerja serta sertifikat pabrik pembuatnya meliputi
mutu baja, pengelasan dan lain-lain, telah mendapat
persetujuan Direksi Pekerjaan.

Verifikasi 5 (Pabrikasi S 7.13.3)


• Periksa pelaksanaan pabrikasi sesuai dengan ketentuan
dari Seksi 7.4 Baja Struktur. Sandaran harus dipabrikasi
di bengkel yang disetujui.
• Pastikan sambungan pada panel yang berbatasan harus
sangat tepat (match-marked) untuk maksud pemasangan.

Verifikasi 6 (Pengelasan S 7.13.3)


• Periksa untuk lapisan terekspos harus dikupas, digosok,
dikikir dan dibersihkan sebelum digalvanisasi.
• Periksa untuk pelat dasar harus dilas ke tiang-tiang
hingga tiang-tiang akan tegak dalam posisi akhir.

Verifikasi 7 (Galvanisasi S 7.13.3)


• Pastikan pekerjaan pengeboran dan pengelasan sudah
selesai sebelum galvanisasi.
• Periksa pipa harus dilengkapi lubang untuk keluarnya uap
air.
• Periksa pipa harus digalvanis luar dan dalam.
   2 

 
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A
 
METODE KERJA  
 PEKERJAAN SANDARAN (RAILING) JEMBATAN (7.13) 
              No. Dok.  :                                                     Tgl. Diterbitkan  :                                          Hal  : 
              No. Rev.   :                                                     Tgl. Kaji Ulang    :                                          Paraf  : 
   
• Periksa pelaksanaan perbaikan galvanisasi (setelah
semua karat, uap air, galvanis yang mengelupas telah
dibersihkan) dengan 3 lapis cat dasar serbuk seng (zink
dust) yang bermutu tinggi dan awet.

Verifikasi 8 (Pelaksanaan S 7.13.4)


• Kendalikan penyimpanan agar tidak bersentuhan
langsung dengan tanah dan dilindungi dari korosi.
• Kendalikan agar bahan bebas debu, minyak, gemuk dan
benda asing lainnya.
• Periksa permukaan yang dicat baik di pabrik maupun di
lapangan.
• Periksa pemasangan, gunakan Instruksi Kerja
Pengawasan Baja Struktur (7.4).
• Periksa sandaran harus disetel hati-hati sebelum
dimatikan agar memperoleh sambungan, alinyemen,
camber yang tepat.
• Periksa sekrup-sekrup terhadap kerusakan.

Verifikasi 9 (Check)
• Sandaran yang disetel memperoleh sambungan,
alinyemen dan lendutan balik (camber) yang tepat.
• Toleransi ukuran yang tidak memenuhi, sandaran yang
rusak selama pengiriman, penyimpanan, penanganan
atau pemasangan harus diganti.
• Pemasangan sandaran telah disetujui Direksi Pekerjaan
sebelum sandaran dimatikan.

Verifikasi 10 (Perbaikan Pekerjaan S 7.13.1)


• Periksa kerusakan pekerjaan sandaran pada proses
pengelasan, galvanisasi atau pengecatan.
• Kendalikan perbaikan terhadap pekerjaan yang tidak
memenuhi ketentuan sebagai berikut :
1. Sandaran yang mengalami kerusakan pada
pengelasan harus dikembalikan ke bengkel untuk
diperbaiki pengelasannya dan digalvanis ulang.
2. Sandaran yang mengalami kerusakan pada galvanisasi
atau pengecatan harus dikembalikan ke bengkel untuk
diperbaiki sampai baik.
3. Kerusakan kecil pada pekerjaan cat dapat diperbaiki di
lapangan.

 
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A
 
METODE KERJA  
 PEKERJAAN SANDARAN (RAILING) JEMBATAN (7.13) 
              No. Dok.  :                                                     Tgl. Diterbitkan  :                                          Hal  : 
              No. Rev.   :                                                     Tgl. Kaji Ulang    :                                          Paraf  : 
   
Verifikasi 11 (Pengukuran Hasil Pekerjaan S 7.13.5)
• Periksa sandaran baja diukur untuk pembayaran dalam
jumlah meter panjang sandaran sesuai Gambar Kerja
selesai di tempat dan diterima dengan baik.

Verifikasi 12 (Monitoring Pemeliharaan S 7.13.1)


• Pastikan Kontraktor harus bertanggung jawab atas
pemeliharaan rutin selama periode pelaksanaan.

Verifikasi 13 (Pembayaran S 7.13.5)


• Periksa pembayaran kuantitas sandaran sesuai
Pengukuran Hasil Pekerjaan (Verifikasi 11) dalam meter
panjang dengan harga kontrak untuk Mata Pembayaran
dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

   4 

 
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A
 
METODE KERJA  
 PEKERJAAN PEMBONGKARAN STRUKTUR (7.15) 
              No. Dok.  :                                                     Tgl. Diterbitkan  :                                          Hal  : 
              No. Rev.   :                                                     Tgl. Kaji Ulang    :                                          Paraf  : 
   
1. Ruang Lingkup : Instruksi kerja ini berlaku untuk pengawasan pekerjaan pembongkaran struktur,
di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga.

2. Acuan : 1. Standar Dokumen Lelang, Kementerian PU Ditjen Bina Marga, Pengadaan


Jasa Pemborongan Pelelangan Nasional, Kontrak Harga Satuan-Bab VII
Spesifikasi Umum.

3. Definisi : Pembongkaran struktur adalah pembongkaran, baik keseluruhan ataupun


sebagian, dan pembuangan, jembatan lama, gorong-gorong, tembok kepala dan
apron, bangunan dan struktur lain sehingga memungkinkan pembangunan atau
perluasan atau perbaikan struktur.

4. Tata Cara : (Lihat Tata Cara verifikasi pada Lampiran 4.1 lembar berikut)

1. Umum (S 7.15.1) :
1) Pembongkaran harus dilaksanakan tanpa menimbulkan kerusakan
pada bagian struktur yang dipertahankan.
2) Kerusakan atau kehilangan atau dilepas sementara pada bagian
struktur yang akan dipertahankan, harus diperbaiki Kontraktor atas
biaya sendiri.
3) Kontraktor harus melakukan pengaturan untuk lokasi pembuangan akhir
sisa bahan bangunan dan penyimpanan sementara untuk bahan yang
diamankan.
4) Jembatan, gorong-gorong, dan struktur lain yang digunakan oleh lalu
lintas tidak boleh dibongkar sampai pengaturan untuk memperlancar
arus lalu lintas diterima Direksi.

2. Pelepasan Struktur (S 7.15.2) :


1) Jembatan baja dan jembatan kayu bila disyaratkan untuk diamankan,
harus dilepas tanpa menimbulkan kerusakan.
2) Jembatan kayu dengan bentang lebih dari 2 m atau bagian yang perlu
disesuaikan atau terganggu karena pekerjaan harus dilepas seperlunya
dan dipasang kembali dengan bahan semula.
3) Struktur kayu diatas 2 tumpuan dengan bentang kurang dari 2 m yang
menghalangi pekerjaan harus dibongkar hati-hati dan diserahkan
kepada Pemilik atau dipindahkan sesuai perintah Direksi Pekerjaan.

3. Pembongkaran Struktur (S 7.15.2) :


1) Bangunan bawah jembatan struktur lama harus dibongkar sampai dasar
sungai asli.
2) Bagian yang tidak terletak pada sungai harus dibongkar minimal 30 cm
dibawah permukaan tanah aslinya.
3) Bila bagian struktur lama terletak seluruhnya atau sebagian dalam
batas struktur baru, maka bagian tersebut harus dibongkar seperlunya.

 
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A
 
METODE KERJA  
 PEKERJAAN PEMBONGKARAN STRUKTUR (7.15) 
              No. Dok.  :                                                     Tgl. Diterbitkan  :                                          Hal  : 
              No. Rev.   :                                                     Tgl. Kaji Ulang    :                                          Paraf  : 
   
4) Setiap lubang atau rongga harus ditimbun kembali dan dipadatkan
sampai diterima Direksi Pekerjaan.
5) Peledakan atau operasi lainnya untuk pembongkaran struktur lama
yang dapat merusak struktur baru harus selesai dikerjakan sebelum
penempatan pekerjaan baru.

4. Pembuangan Bahan Bongkaran (S 7.15.3) :


1) Semua bahan yang diamankan harus disimpan sebagaimana diminta
Direksi Pekerjaan.
2) Bahan yang tidak ditetapkan untuk dipertahankan atau diamankan
dapat dibakar ataui dikubur atau dibuang seperti yang disetujui Direksi
Pekerjaan.

5. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K-3) (S 1.19)


Pastikan Bahwa selama pelaksanaan pekerjaan persyaratan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) dipenuhi (lihat daftar simak)

5. Bukti Kerja : - Daftar Simak Pengawasan Pekerjaan Pembongkaran Struktur

6. Lampiran : Lampiran 6.1 Contoh Format Daftar Simak Pengawasan Pekerjaan


Pembongkaran Struktur

 
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A
 
METODE KERJA  
 PEKERJAAN PEMBONGKARAN STRUKTUR (7.15) 
              No. Dok.  :                                                     Tgl. Diterbitkan  :                                          Hal  : 
              No. Rev.   :                                                     Tgl. Kaji Ulang    :                                          Paraf  : 
   
Lampiran 4.1

KETENTUAN PADA MASING-MASING LANGKAH KERJA

Verifikasi 1 (Persiapan)
• Kendalikan agar Kontraktor melakukan persiapan
pekerjaan berupa Gambar Sketsa bagian yang akan
dibongkar, metode kerja serta peralatan yang akan
digunakan.

Verifikasi 2 (Rencana Pembongkaran Struktur)


• Periksa Gambar Sketsa rencana pembongkaran dan
metode serta peralatan yang akan digunakan serta
rekomendasikan untuk persetujuan Direksi Pekerjaan.

Verifikasi 3 (Pengaturan Lokasi Pembuangan S 7.15.1)


• Periksa lokasi pembuangan akhir dan penyimpanan
sementara bahan yang diamankan.

Verifikasi 4 (Kontrol Lalu Lintas S 7.15.1)


• Kendalikan pengaturan memperlancar lalu lintas.

Verifikasi 5 (Pelepasan Struktur S 7.15.2)


• Kendalikan pengamanan jembatan baja dan jembatan
kayu, agar dilepas tanpa kerusakan.
• Kendalikan kehati-hatian pelepasan jembatan kayu
dengan bentang lebih dari 2 m.
• Kendalikan kehati-hatian pembongkaran struktur kayu
diatas dua tumpuan dengan bentang kurang dari 2 m.

Verifikasi 6 (Pembongkaran Struktur S 7.15.2)


• Kendalikan bangunan bawah jembatan struktur lama
agar dibongkar sampai dasar sungai asli.
• Kendalikan pembongkaran bagian yang tidak terletak
pada sungai, dibongkar paling sedikit 30 cm di bawah
permukaan tanah aslinya.
• Kendalikan pembongkaran bila bagian struktur lama
terletak dalam batas struktur baru.
• Kendalikan agar setiap lubang atau rongga harus
ditimbun kembali dan dipadatkan.
• Kendalikan peledakan atau operasi lainnya untuk
pembongkaran struktur lama, yang dapat merusak
struktur baru harus dikerjakan sebelum penempatan
pekerjaan baru.

 
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A
 
METODE KERJA  
PEKERJAAN PEMBONGKARAN STRUKTUR (7.15) 
              No. Dok.  :                                                     Tgl. Diterbitkan  :                                          Hal  : 
              No. Rev.   :                                                     Tgl. Kaji Ulang    :                                          Paraf  : 
   
Verifikasi 7 (Material yang Digunakan S 7.15.3)
• Kendalikan agar semua bahan yang diamankan
disimpan sebagaimana diminta Direksi Pekerjaan.

Verifikasi 8 (Material Bongkaran S 7.15.3)


• Kendalikan agar bahan yang tidak dipertahankan atau
diamankan, dibakar / dikubur / dibuang.

Verifikasi 9 (Check)
• Pastikan Kontraktor membuat pengaturan dengan
pemilik pekerjaan untuk mendapatkan lokasi yang
layak sebagai tempat buangan permanen dan atau
penyimpanan sementara material yang akan
digunakan.
• Periksa jembatan kayu yang diperpanjang atau
direkonstruksi dengan material lama harus dibongkar
secara hati-hati.
• Pastikan seluruh material yang digunakan lagi harus
mempunyai data tertulis yang memperlihatkan lokasi,
kondisi dan kuantitas material yang disiapkan untuk
Direksi Pekerjaan.
• Pastikan material buangan atau puing tidak boleh
dibakar atau dikubur tanpa persetujuan Direksi
Pekerjaan.
• Periksa jika pembongkaran/pemindahan struktur
hanya sebagian, harus tanpa mengalami kerusakan
bagian yang tidak dibongkar.

Verifikasi 10 (Perbaikan)
• Pastikan setiap kerusakan atau kehilangan bagian
yang diamankan atau dilepas sementara atau setiap
kerusakan pada bagian struktur yang akan
dipertahankan akibat kelalaian Kontraktor, harus
diperbaiki kembali atas biaya Kontraktor.

Verifikasi 11 (Pengukuran Hasil Pekerjaan)


• Periksa kuantitas yang dihitung untuk pembongkaran
untuk semua jenis bahan harus berdasarkan jumlah
aktual dari hasil pembongkaran dalam meter kubik,
kecuali untuk pembongkaran bangunan gedung,
pembongkaran rangka baja, pembongkaran lantai
jembatan kayu, pembongkaran jembatan kayu dalam

 
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
D I R E K T O R A T J E N D E R A L B I N A M A R G A
 
METODE KERJA  
PEKERJAAN PEMBONGKARAN STRUKTUR (7.15) 
              No. Dok.  :                                                     Tgl. Diterbitkan  :                                          Hal  : 
              No. Rev.   :                                                     Tgl. Kaji Ulang    :                                          Paraf  : 
   
meter persegi dan pembongkaran batangan baja
dalam meter panjang.
• Untuk pengangkutan hasil bongkaran ke tempat
penyimpanan atau pembuangan yang melebihi 5 km
harus dibayar per kubik meter per kilometer.

Verifikasi 12 (Pembayaran)
• Pembayaran sesuai Pengukuran Hasil Pekerjaan
(Verifikasi 11) berdasarkan Harga Kontrak persatuan
pengukuran untuk Mata Pembayaran dan Daftar
Kuantitas dan Harga.

Anda mungkin juga menyukai