Anda di halaman 1dari 9

Pengertian Konkret adalah kata-kata yang menujuk pada objek yang dapat dipilih,

didengar, dirasakan, diraba, atau dicium. Kata-kata konkret lebih mudah dipahami dan lebih
efektif jika dipakai dalam deskripsi sebab kata-kata dapat mengacu panca indera.

Makna dari konkret sifatnya melambangkan atau menyimbolkan sesuatu. Contohnya kata
meja dan kursi jelas sekali merupakan konkret akan tetapi contoh lain kata pendidikan atau
pembodohan, juga kemiskinan dan kepandaian jelas merupakan kata-kata yang tidak dapat
diindera.

Pengertian abstrak menujukkan konsep atau gagasan, sering dipakai untuk


mengungkapkan gagasan yang cenderung rumit yang lazim digunakan untuk membuat persuasi
atau argumentasi bentuk kebahasaan yang merupakan konsep tentu saja lebh tepat digunakan
untuk menyampaikan gagasan, argumentasi, persuasi, bukan untuk mendeskripsikan atau
menggambarkan barang atau benda contohnya bentuk kebahasaan seperti pembodohan dan
kemiskinan tentu saja merupakan kata-kata abstrak yang hanya dapat ditangkap maknanya
dengan kejernihan, dan ketajaman pikir. Jadi, pemaknaan atau penafsiran makna untuk kata-kata
abstrak itu bukan melalui indera.
Kesalahan dalam pemilhan kata
1. Kesalahan pada kata Sesuai Petunjuk
Bentuk salah:
- sesuai petunjuk yang ada dalam buku pedoman penyuntngan, bagian ini
harus…
Bentuk disunting:
- sesuai dengan petunjuk yang ada dalam buku pedoman penyuntngan, bagian ini
harus…
Penjelasan:
Bentuk ‘sesuai dengan’ tidak boleh direduksi menjadi bentuk ‘sesuai’ saja.
Alasanya, bentuk demikian ini cenderung bersifat idiomatis. Bentuk idiomatic
adalah bentuk yang merupakan senyawa. Karena merupakan senyawa, unsur
kebahasaan yang satu tidak dapat dipisahkan dari unsur lainnya.
2. Kesalahan pada kata Sesuatu Kenyataan
Bentuk salah:
- memang merupakan sesuatu kenyataan yang tidak tersangkalkan bahwa dia…
Bentuk disunting:
- memang merupakan suatu kenyataan yang tidak tersangkalkan bahwa dia…
Penjelasan:
Kalau benar-benar dipermati, bentuk ‘sesuatu’ berjenis nomina atau kata benda.
Demikian pula bentuk ‘kenyataan’ adalah bentuk kebahasaan yang merupakan
nomina atau kata benda. Karena kedua bentuk kebahasaan itu sama-sama
merupakan nomina, bentuk kebahasaan demikian itu dianggap salah dalam bahasa
Indonesia. Supaya menjadi benar, bentuk ‘sesuatu’ yang berjenis nomina atau
benda itu harus diganti dengan numeralia atau kata bilangan. Jadi, bentuk yang
benar adalah ‘suatu kenyataan’, bukan ‘sesuatu kenyataan’.
3. Kesalahan pada kata Selamat datang ke Kampus

Bentuk salah:

- Selamat Datang ke Kampus Kerakyatan Tertua.

Bentuk disunting:
- Selamat Datang di Kampus Kerakyatan Tertua.

Penjelasan:

Harus dibedakan secara tegas antara perposisi ‘di’ dan preposisi ‘ke’
dalam berbahasa indonesia Ketika orang mengatakan ‘selamat datang’,
tentu yang dikenai tuturan itu adalah pihak-pihak yang sudah datang di
lokasi yang disebutkan itu. Jadi, sangat tidak logis kalau dikatakan
‘selamat datang ke’. Pilihan kata para penyunting bahasa, para peneliti,
dan para penulis yang baik haruslah pada bentuk ‘selamat datang di’.

4. Kesalahan pada kata Jam 10.00

Bentuk salah:

- Kuliah tambahan Bahasa Indonesia akan diadakan pada jam 10.00 besok.

Bentuk disunting:

- Kuliah tambahan Bahasa Indonesia akan diadakan pada pukul 10.00 besok.

Penjelasan:

Bentuk ‘jam’ dan ‘pukul’ memang sering menjadi persoalan di dalam


keseharian berbahasa Indonesia. Sesungguhnya, ‘jam’ hanya dapat
digunakan untuk ‘menyatakan jumlah atau lama waktu. Kata ‘pukul’
memang hanya boleh digunakan untuk menyatakan waktu tertentu, bukan
jumlah atau lamanya waktu.

5. Kesalahan pada kata sangat rumit sekali

Bentuk salah:

- Persoalan ini memang sangat rumit sekali dan tidak boleh dianggap ringan.

Bentuk disunting:

- Persoalan ini memang sangat rumit dan tidak boleh dianggap ringan.
Penjelasan:

Bentuk seperti ‘sangat rumit sekali’ sangat lazim muncul di dalam bahasa
lisan. Makna kata ‘sangat’ dan makna kata ‘sekali’ sesungguhnya hampir sama,
atau malahan persis sama. Maka sesungguhnya, bentuk ‘sangat rumit sekali’
adalah bentuk yang rancu dan mubazir. Cukup dikatakan saja, ‘rumit sekali’ atau
‘sangat rumit’, tidak perlu dikatakan ‘sangat rumit sekali’.

6. Kesalahan pada kata saling bantah-membantah


Bentuk salah:
- Dua orang peneliti itu dari tadi terus saling bantah-membantah bak tidak akan
berakhir.

Bentuk disunting:

- Dua orang peneliti itu dari tadi terus saling membantah bak tidak akan
berakhir.

Penjelasan:

Bentuk ‘saling bantah-membantah’ adalah bentuk kebahasaan yang tidak


benar. Bentuk yang benar tentu saja adalah ‘saling membantah’ dan
‘bantah-membantah’. Bahasa Indonesia ragam tulis tidak pernah mengenal
bentuk ‘saling bantah’ atau ‘saling dulu’ atau ‘saling tembak’, tetapi
bentuk ‘saling membantah’, ‘saling mendahului’, ‘saling menembak’.
Bentuk-bentuk kebahasan yang disebut terakhir inilah yang sering salah
pemakaian dalam tulis-menulis atau karang-mengarang.

7. Kesalahan pada kata namun demikian


Bentuk salah:
- Namun demikian, data yang nakal itu harus disimpan sementara untuk
dijadikan data pemorak hasil penelitian.

Bentuk disunting:
- Namun, data yang nakal itu harus disimpan sementara untuk dijadikan data
pemorak hasil penelitian.

Penjelasan:

Bentuk ‘namun demikian’ sekilas tidak mengandung persoalan kebahasan.


Bentuk demikian ini juga sudah banyak digunakan di dalam praktik tulis-
menulis dan karang-mengarang. Akan tetapi, kalau benar-benar dirunut
maknanya, kita akan segera mengetahui bahwa bentuk ‘namun’ maknanya
adalah ‘meskipun demikian’. Kalau bentuk kebahasan yang demikian itu
dipaksakan, akan segera terjadilah bentuk parafrase yang tidak benar,
yakni ‘meskipun demikian demikian’. Bentuk yang disebutkan terakhir itu
tidak jelas dan tidak benar.1

Kesalahan Pembentukan kata, baik dalam bahasa lisan maupun dalam bahasa tulis.

1. Penganggalan Awalan Me-

Penganggalan pada judul cerita dalam surat kabar diperbolehkan. Namun, dalam teks
beritanya awalan me- harus eksplisit. Dibawah ini diperhatikan bentuk yang salah dan
bentuk yang benar.

Contoh:

1.a) Amerika serikat luncurkan pesawat bolak-balik Colombia(salah)

1.b) Amerika serikat meluncurkan pesawat bolak-balik Colombia(benar)

2. Penganggalan Awalan Ber-

Kata-kata yang berawalan Ber- sering mengandalkan awalan Ber. Padahal awalan Ber
harus dieksplisitkan secara jelas. Berikut ini contoh salah dan benar dalam pemakaian.

Contoh:

1. a) Sampai jumpa lagi(salah)

1. b) Sampai berjumpa lagi(benar)

1
3. Peluluhan Bunyi /c/

Kata dasar yang diawali bunyi c sering menjadi luluh apabila mendapat awalan
me. Padahal tidak seperti itu.

Contoh:

1. a) Ali sedang menyuci mobil(salah)

1. b) ali sedang mencuci mobil(benar)

4. Awalan Ke- yang Kelirugunaan

Pada kenyataan sehari-hari, kata-kata yang seharusnya berawalan ter sering diberi
awalan ke. Hal itu disebabkan oleh kekurang cermatan dalam memilih awalan
yang tepat.

Contoh:

1. a) Pengendara mator itu meninggal karena ketambrak oleh kereta api(salah)

1. b) pengendara motor itu meninggal karena tertambrak oleh kereta(benar)

Perlu tiketahui bahwa awalan ke hanya dapat menempel pada kata bilangan.
Selain di depan kata bilangan, awalan ke tidak dapat dipakai kecuali pada kata
kekasih, kehendak, dan ketua.

5. Pemakaian Akhiran –ir

Pemakaian kata akhiran –ir sangat produktif dalam penggunaan bahasa Indonesia
sehari-hari. Padahal, dalam bahasa Indonesia baku untuk akhiran –ir adalah asi
atau isasi.

Contoh:

1. a) Saya sanggup mengkoordinir kegiatan itu(salah)


1. b) Saya sanggup mengkoordinasi kegiatan itu(benar)

6. Padanan yang Tidak Serasi

Terjadi ketika pemakaian bahasa yang kurang cermat memilih padanan yang
serasi, yang muncul dalam kehitupan sehari-hari adalah padanan yang tidak
sepadan atau yang tidak serasi. Hal itu, terjadi karena dua kaidah yang berselang,
atau yang bergabung dalam sebuah kalimat.

Contoh:

1. a) karena modal dibank dibank terbatas sehingga tidak semua pengusaha lemah
memperoleh kredit.(salah)

1. b) karena modal dibank terbatas, tidak semua pengusah lemah memperoleh


kredit(benar)

1. c) modal dibank terbatas sehingga, tidak semua pengusah lemah memperoleh


kredit (benar)

Bentuk-bentuk diatas adalah bentuk yang menggabungkan kata karena dan


sehingga, kata apabila dan maka, dan kata walaupun dan tetapi.

7. Pemakaian Akronim (singkatan)

Yang dimaksud kata singkatan adalah PLO, UI, dan lain-lain. Sedangkan yang
dimaksud dengan bentuk singkat ialah lab (laboratorium), memo
(memeorandum) dan lain-lain. Pemakaian akronim dan singkatan dalam bahasa
Indonesia kadang-kadang tidak teratur.2

2
https://7assalam9.wordpress.com/kesalahan-pembentukan-dan-pemilihan-kata/ , diakses pada 11 oktober 2018
DEFINISI NOMINAL

Definisi ini biasa digunakan dalam kamus.

Dalam definisi ini suatu kata dibatasi dengan kata lain yang merupakan
sinonimnya (padanan), dan dengan terjemahannya atau menunjukkan asal katanya
(etimologi).

Contoh:

1. Badut ialah pelawak.

2. Ikan dalam Bahasa Inggris disebut fish.

DEFINISI FORMAL

Definisi formal terdiri dari ruas atau bagian yaitu :

- Definiendum = bagian yang didefinisikan

- Definiens = bagian yang mendefinisikan

Contoh: 1. Dosen adalah pengajar di perguruan tinggi

2. Kiper adalah pemain bola yang bertugas menjaga gawang.

3. Selat ialah lautan sempit yang terletak diantara dua pulau.

4. SMK adalah lembaga pendidikan di bidang kejuruan.

DEFINISI OPERASIONAL

Definisi ini kita perlukan jika kita mengadakan penelitian sehubungan dengan
hal – hal yang tidak dapat diamati atau diukur secara langsung.

Contoh:

1. Kepadatan penduduk ialah jumlah rata – rata penduduk per kilometer persegi.
2. Daya angkut mobil sampah ialah jumlah sampah dalam meter kubik yang dapat
dimuatkan pada bak mobil.3

3
http://jappar0.blogspot.com/2010/11/definisi-formal-nominal-operasional.html, diakses pada 11 oktober 2018

Anda mungkin juga menyukai