didengar, dirasakan, diraba, atau dicium. Kata-kata konkret lebih mudah dipahami dan lebih
efektif jika dipakai dalam deskripsi sebab kata-kata dapat mengacu panca indera.
Makna dari konkret sifatnya melambangkan atau menyimbolkan sesuatu. Contohnya kata
meja dan kursi jelas sekali merupakan konkret akan tetapi contoh lain kata pendidikan atau
pembodohan, juga kemiskinan dan kepandaian jelas merupakan kata-kata yang tidak dapat
diindera.
Bentuk salah:
Bentuk disunting:
- Selamat Datang di Kampus Kerakyatan Tertua.
Penjelasan:
Harus dibedakan secara tegas antara perposisi ‘di’ dan preposisi ‘ke’
dalam berbahasa indonesia Ketika orang mengatakan ‘selamat datang’,
tentu yang dikenai tuturan itu adalah pihak-pihak yang sudah datang di
lokasi yang disebutkan itu. Jadi, sangat tidak logis kalau dikatakan
‘selamat datang ke’. Pilihan kata para penyunting bahasa, para peneliti,
dan para penulis yang baik haruslah pada bentuk ‘selamat datang di’.
Bentuk salah:
- Kuliah tambahan Bahasa Indonesia akan diadakan pada jam 10.00 besok.
Bentuk disunting:
- Kuliah tambahan Bahasa Indonesia akan diadakan pada pukul 10.00 besok.
Penjelasan:
Bentuk salah:
- Persoalan ini memang sangat rumit sekali dan tidak boleh dianggap ringan.
Bentuk disunting:
- Persoalan ini memang sangat rumit dan tidak boleh dianggap ringan.
Penjelasan:
Bentuk seperti ‘sangat rumit sekali’ sangat lazim muncul di dalam bahasa
lisan. Makna kata ‘sangat’ dan makna kata ‘sekali’ sesungguhnya hampir sama,
atau malahan persis sama. Maka sesungguhnya, bentuk ‘sangat rumit sekali’
adalah bentuk yang rancu dan mubazir. Cukup dikatakan saja, ‘rumit sekali’ atau
‘sangat rumit’, tidak perlu dikatakan ‘sangat rumit sekali’.
Bentuk disunting:
- Dua orang peneliti itu dari tadi terus saling membantah bak tidak akan
berakhir.
Penjelasan:
Bentuk disunting:
- Namun, data yang nakal itu harus disimpan sementara untuk dijadikan data
pemorak hasil penelitian.
Penjelasan:
Kesalahan Pembentukan kata, baik dalam bahasa lisan maupun dalam bahasa tulis.
Penganggalan pada judul cerita dalam surat kabar diperbolehkan. Namun, dalam teks
beritanya awalan me- harus eksplisit. Dibawah ini diperhatikan bentuk yang salah dan
bentuk yang benar.
Contoh:
Kata-kata yang berawalan Ber- sering mengandalkan awalan Ber. Padahal awalan Ber
harus dieksplisitkan secara jelas. Berikut ini contoh salah dan benar dalam pemakaian.
Contoh:
1
3. Peluluhan Bunyi /c/
Kata dasar yang diawali bunyi c sering menjadi luluh apabila mendapat awalan
me. Padahal tidak seperti itu.
Contoh:
Pada kenyataan sehari-hari, kata-kata yang seharusnya berawalan ter sering diberi
awalan ke. Hal itu disebabkan oleh kekurang cermatan dalam memilih awalan
yang tepat.
Contoh:
Perlu tiketahui bahwa awalan ke hanya dapat menempel pada kata bilangan.
Selain di depan kata bilangan, awalan ke tidak dapat dipakai kecuali pada kata
kekasih, kehendak, dan ketua.
Pemakaian kata akhiran –ir sangat produktif dalam penggunaan bahasa Indonesia
sehari-hari. Padahal, dalam bahasa Indonesia baku untuk akhiran –ir adalah asi
atau isasi.
Contoh:
Terjadi ketika pemakaian bahasa yang kurang cermat memilih padanan yang
serasi, yang muncul dalam kehitupan sehari-hari adalah padanan yang tidak
sepadan atau yang tidak serasi. Hal itu, terjadi karena dua kaidah yang berselang,
atau yang bergabung dalam sebuah kalimat.
Contoh:
1. a) karena modal dibank dibank terbatas sehingga tidak semua pengusaha lemah
memperoleh kredit.(salah)
Yang dimaksud kata singkatan adalah PLO, UI, dan lain-lain. Sedangkan yang
dimaksud dengan bentuk singkat ialah lab (laboratorium), memo
(memeorandum) dan lain-lain. Pemakaian akronim dan singkatan dalam bahasa
Indonesia kadang-kadang tidak teratur.2
2
https://7assalam9.wordpress.com/kesalahan-pembentukan-dan-pemilihan-kata/ , diakses pada 11 oktober 2018
DEFINISI NOMINAL
Dalam definisi ini suatu kata dibatasi dengan kata lain yang merupakan
sinonimnya (padanan), dan dengan terjemahannya atau menunjukkan asal katanya
(etimologi).
Contoh:
DEFINISI FORMAL
DEFINISI OPERASIONAL
Definisi ini kita perlukan jika kita mengadakan penelitian sehubungan dengan
hal – hal yang tidak dapat diamati atau diukur secara langsung.
Contoh:
1. Kepadatan penduduk ialah jumlah rata – rata penduduk per kilometer persegi.
2. Daya angkut mobil sampah ialah jumlah sampah dalam meter kubik yang dapat
dimuatkan pada bak mobil.3
3
http://jappar0.blogspot.com/2010/11/definisi-formal-nominal-operasional.html, diakses pada 11 oktober 2018