Anda di halaman 1dari 4

Masalah 1

•Imajinasi Pada Anak-Anak.


Dunia anak adalah dunia yang penuh kejutan. Dunia bermain yang kaya akan
cetusan-cetusan imajinasi anak dalam bungkus ekspresi yang demikian jujur dan
alami serta menakjubkan.
Imajinasi anak ini berkembang seiring dengan berkembangnya kemampuan
berbicara. Dan menjadi sarana bagi anak untuk belajar memahami realitas
keberadaan dirinya juga lingkungannya.
Imajinasi lahir dari proses mental yang manusiawi. Proses ini mendorong semua
kekuatan yang bersifat emosi untuk terlibat dan berperan aktif dalam merangsang
pemikiran dan gagasan kreatif, serta memberikan energi pada tindakan kreatif.
Kemampuan imajinatif anak merupakan bagian dari aktivitas otak kanan yang
bermanfaat untuk kecerdasannya.
Di masa balita, imajinasi merupakan bagian dari tugas perkembangannya.
Sementara pada anak usia sekolah, imajinasi anak berada pada tahap intensitas
paling kuat. Sehingga anak memiliki daya menghafal paling kuat, memorisasi yang
paling kuat dengan materi ingatan yang paling banyak.
Periode seperti inilah yang harus menjadi perhatian orangtua agar tidak terlewati
begitu saja dan bisa membantu menumbuhkan imajinasi anak.
Untuk membantu anak menumbuhkan imajinasi mereka, ada baiknya kita
mengetahui manfaat imajinasi anak.
Beberapa manfaat imajinasi anak :

1. Membuat anak terampil bersosialisasi dan berkomunikasi.


2. Membuat anak mampu berpikir kreatif dan menganalisa.
3. Memperkaya pengetahuan anak.
4. Membuat anak lebih percaya diri, mandiri dan mampu bersaing.
5. Memunculkan bakat anak-anak .

Kemampuan anak berimajinasi akan mengantarkan anak menjadi pemikir kreatif


yang tentu saja amat bermanfaat bagi tumbuh kembang anak di masa depan. Agar
anak mampu menghadapi dan mencari solusi atas setiap permasalahan yang
dihadapinya kelak.

•Uraian tetang kreativitas.

Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan


data, informasi, atau unsur-unsur yang ada.  Dalam hal ini, Munandar
mengartikan bahwa kreativitas sesungguhnya tidak perlu menciptakan hal-hal
yang baru, tetapi merupakan gabungan (kombinasi) dari hal-hal yang sudah ada
sebelumnya. Sedangkan yang dimaksud dengan data, informasi, atau unsur-unsur
yang ada, dalam arti sudah ada atau sudah dikenal sebelumnya, adalah semua
pengalaman yang telah diperoleh seorang selama hidupnya termasuk segala
pengetahuan yang pernah diperolehnya. Oleh karena itu, semua pengalaman
memungkinkan seseorang mencipta, yaitu dengan menggabung-gabungkan
(mengkombinasikan) unsur-unsurnya menjadi sesuatu yang baru. Kreativitas
(berpikir kreatif atau berpikir divergen) adalah kemampuan berkreasi berdasarkan
data atau informasi yang tersedia dalam menemukan banyak kemungkinan
jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekanannya adalah pada kuantitas,
ketepatgunaan, dan keragaman jawaban.  Jawaban-jawaban yang diberikan harus
sesuai dengan masalah yang dihadapi dengan memperhatikan kualitas dan mutu
dari jawaban tersebut. Berpikir kreatif dalam menjawab segala masalah adalah
dengan menunjukkan kelancaran berpikir (dapat memberikan banyak jawaban),
menunjukkan keluwesan dalam berpikir (fleksibilitas), memberikan jawaban yang
bervariasi, dan melihat suatu masalah dari berbagai sudut tinjauan. Secara
operasional kreativitas dapat dirumuskan sebagai “kemampuan yang
mencerminkan  kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), dan orisinalias dalam
berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan,
memperkaya, memperinci) suatu gagasan.

Masalah 2
Berbagai atau semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang
dapat digunakan siswa dalam belajar, baik secara terpisah maupun terkombinasi
sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar.

Kedua pengertian tersebut menunjukkan bahwa pada hakikatnya sumber belajar


begitu luas dan kompleks, lebih dari sekedar media pembelajaran. Segala hal yang
sekiranya diprediksikan akan mendukung dan dapat dimanfaatkan untuk
keberhasilan pembelajaran dapat dipertimbangkan menjadi sumber belajar. Dengan
pemahaman ini maka guru bukanlah satu-satunya sumber tetapi hanya salah satu
saja dari sekian sumber belajar lainnya.

Dengan demikian dapat disimpulakan bahwa Sumber belajar (learning resources)


adalah semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat
digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara
terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar
atau mencapai kompetensi tertentu.

1. B.     Jenis – Jenis Sumber Belajar

Dari pengertian sumber belajar  melahirkan beberapa pembagian jenis sumber


belajar. Ada yang membagi menjadi enam jenis sumber belajar yaitu

1. sumber berupa pesan.


2. manusia,
3. Peralatan
4. teknik/metode
5. lingkungan/setting.
Secara garis besarnya, terdapat dua jenis sumber belajar yaitu:

1. Sumber belajar yang dirancang (learning resources by design), yakni


sumber belajar yang secara khusus dirancang atau dikembangkan sebagai
komponen sistem instruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah
dan bersifat formal.
2. Sumber belajar yang dimanfaatkan(learning resources by utilization), yaitu
sumber belajar yang tidak didesain khusus untuk keperluan pembelajaran dan
keberadaannya dapat ditemukan, diterapkan dan dimanfaatkan untuk
keperluan pembelajaran.

Dari kedua macam sumber belajar, sumber-sumber belajar dapat berbentuk

1. pesan: informasi, bahan ajar; cerita rakyat, dongeng, hikayat, dan


sebagainya
2.  orang: guru, instruktur, siswa, ahli, nara sumber, tokoh masyarakat,
pimpinan lembaga, tokoh karier dan sebagainya
3.  bahan: buku, transparansi, film, slides, gambar, grafik yang dirancang
untuk pembelajaran, relief, candi, arca, komik, dan sebagainya;
4. alat/ perlengkapan: perangkat keras, komputer, radio, televisi, VCD/DVD,
kamera, papan tulis, generator, mesin, mobil, motor, alat listrik, obeng dan
sebagainya;
5. pendekatan/ metode/ teknik: disikusi, seminar, pemecahan masalah,
simulasi, permainan, sarasehan, percakapan biasa, diskusi, debat, talk shaw dan
sejenisnya
6. lingkungan: ruang kelas, studio, perpustakaan, aula, teman, kebun, pasar,
toko, museum, kantor dan sebagainya.

Berbagai jenis sumber belajar tersebut, pada dasarnya tidak boleh dilihat secara
parsial. Hendaknya dipandang sebagai satu kesatuan yang utuh dalam sebuah
proses pembelajaran. Semua jenis sumber belajar yang memang sesuai, perlu
dipertimbangkan demi tercapainya pembelajaran lebih baik. Dengan demikian
diharapkan akan berdampak positif terhadap hasil pembelajaran.
1. C.    Fungsi Sumber Belajar Dalam Pendidikan

Sumber belajar memiliki fungsi :

1. Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jalan: (a) mempercepat


laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu secara lebih baik
dan (b) mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga dapat
lebih banyak membina dan mengembangkan gairah.
2. Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual,
dengan cara: (a) mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional; dan (b)
memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan
kemampuannnya.
3. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan cara:
(a) perancangan program pembelajaran yang lebih sistematis; dan (b)
pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian.
4.  Lebih memantapkan pembelajaran, dengan jalan: (a) meningkatkan
kemampuan sumber belajar; (b) penyajian informasi dan bahan secara lebih
kongkrit.
5. Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu: (a) mengurangi kesenjangan
antara pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan realitas yang
sifatnya kongkrit; (b) memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung.
6.  Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas, dengan
menyajikan informasi yang mampu menembus batas geografis.

Fungsi-fungsi di atas sekaligus menggambarkan tentang alasan dan arti penting


sumber belajar untuk kepentingan proses dan pencapaian hasil pembelajaran siswa.

Anda mungkin juga menyukai