NIM : 181440117
1. Bencana Lokal
Bencana ini biasanya memberikan dampak pada wilayah sekitarnya yang
berdekatan.Bencana terjadi pada sebuah gedung atau bangunan-bangunan
disekitarnya.Biasanya adalah karena akibat factor manusia seperti kebakaran,
ledakan, terorisme, kebocoran bahan kimia dan lainnya.
2. Bencana Regional
Jenis bencana ini memberikan dampak atau pengaruh pada area geografis yang
cukup luas, dan biasanya disebabkan oleh faktor alam seperti badai, banjir, letusan
gunung, tornado dan lainnya. Bencana alam dapat dibagi menjadi beberapa
kategori, yaitu bencana alam yang bersifat meteorologis, bencana alam yang
bersifat geologis, wabah dan bencana ruang angkasa.Adapun pendapat lainnya,
bencana alam dapat dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu bencana alam yang
bersifat meteorologist, bencana alam yang bersifat geologis, wabah dan bencana
ruang angkasa.
E. Mitigasi
Mitigasi ialah tindakan-tindakan yang memfokuskan perhatian pada
pengurangan dampak dari ancaman, sehingga dengan demikian mengurangi
kemungkinan dampak negatif pencegahan ialah langkah-langkah yang dilakukan
untuk menghilangkan sama sekali atau mengurangi secara drastis akibat dari ancaman
melalui pengendalian dan pengubahsuaian fisik dan lingkungan. Tindakan-tindakan
ini bertujuan untuk menekan penyebab ancaman dengan cara mengurangi tekanan,
mengatur dan menyebarkan energi atau material ke wilayah yang lebih luas atau
melalui waktu yang lebih panjang (Smith, 1992). Kejadian bencana terhadap
kehidupan dengan cara-cara alternatif yang lebih dapat diterima secara ekologi
(Carter, 1991). Kegiatan-kegiatan mitigasi termasuk tindakan-tindakan non-rekayasa
seperti upaya-upaya peraturan dan pengaturan, pemberian sangsi dan penghargaan
untuk mendorong perilaku yang lebih tepat, dan upaya-upaya penyuluhan dan
penyediaan informasi untuk memungkinkan orang mengambil keputusan yang
berkesadaran. Upaya-upaya rekayasa termasuk pananaman modal untuk bangunan
struktur tahan ancaman bencana dan/atau perbaikan struktur yang sudah ada supaya
lebih tahan ancaman bencana (Smith, 1992).
Mitigasi bencana yang efektif harus memiliki tiga unsur utama, yaitu penilaian
bahaya, peringatan dan persiapan.
1. Penilaian bahaya (hazard assessment), diperlukan untuk mengidentifikasi populasi
dan aset yang terancam, serta tingkat ancaman. Penilaian ini memerlukan
pengetahuan tentang karakteristik sumber bencana, probabilitas kejadian bencana,
serta data kejadian bencana di masa lalu. Tahapan ini menghasilkan Peta Potensi
Bencana yang sangat penting untuk merancang kedua unsur mitigasi lainnya.
2. Peringatan (warning), diperlukan untuk memberi peringatan kepada masyarakat
tentang bencana yang akan mengancam (seperti bahaya tsunami yang diakibatkan
oleh gempa bumi, aliran lahar akibat letusan gunung berapi, dan sebagainya).
Sistem peringatan didasarkan pada data bencana yang 185 terjadi sebagai
peringatan dini serta menggunakan berbagai saluran komunikasi untuk
memberikan pesan kepada pihak yang berwenang maupun masyarakat. Peringatan
terhadap bencana yang akan mengancam harus dapat dilakukan secara cepat, tepat
dan dipercaya.
3. Persiapan (preparedness), kegiatan kategori ini tergantung kepada unsur mitigasi
sebelumnya (penilaian bahaya dan peringatan), yang membutuhkan pengetahuan
tentang daerah yang kemungkinan terkena bencana dan pengetahuan tentang
sistem peringatan untuk mengetahui kapan harus melakukan evakuasi dan kapan
saatnya kembali ketika situasi telah aman. Tingkat kepedulian masyarakat dan
pemerintah daerah serta pemahamannya sangat penting pada tahapan ini untuk
dapat menentukan langkah yang diperlukan untuk mengurangi dampak akibat
bencana. Selain itu, jenis persiapan lainnya adalah perencanaan tata ruang yang
menempatkan lokasi fasilitas umum dan fasilitas sosial di luar zona bahaya
bencana (mitigasi non struktur), serta usaha keteknikan untuk membangun
struktur yang aman terhadap bencana dan melindungi struktur akan bencana
(mitigasi struktur).
Kota Papin secara geografis terletak di tepi Samudra Hindia dan juga dikelilingi
pegunungan. Akses menuju kota Papin harus melewati pegunungan dan laut. Mayoritas
penduduknya adalah nelayan dengan jumlah penduduk 1.741 jiwa. Dengan keindahan
pantainya maka banyak terdapat resort pariwisata di kota papin. Fasilitas medis dikota papin
hanya ada 1 yaitu puskesmas yang terletak 7 km dari pelabuhan di daerah pegunungan. Pihak
pemeintah sudah menginformasikan ke warga kota papin bahwa secara geografis kota papin
rawan terdampak tsunami karena 24 km dari bibir pantai kota papin terdapat gunung api aktif
yang bernama gunung “nurha” pemerintah secara aktif telah melakukan tindakan preventif
promosi tindakan yang harus dilakukan jika terjadi tanda-tanda terjadi tsunami kepada
warganya akan tetapi setiap kegiatan tersebut diadakan segelintir warga yang datang karena
warga tidak antusias terhadap acara tersebut.
Pada suatu ketika di dini hari 02.47 terjadi letusan gunung nurha. Aldi merupakan
seorang satpam sebuah resort yang selalu aktif mengikuti acara penyuluhan tentang tsunami,
melihat adanya tanda-tanda akan terjadinya tsunami seperti air laut yang mendadak menyurut
secara drastis. Oleh kerana itu aldi segera mengingatkan seluruh warga kota papin
menggunakan toa masjid dan meminta bantuan teman-temanya mengingatkan warga untuk
segera mengungsi ke pegunungan karena tsunami akan terjadi.
Tepat pukul 03.47 terjadi gelombang tsunami pertama setinggi 5 m menghantam kota
papin. Pada pukul 03.40 terjadi gelombang stunami kedua setinggi 8m. Aldi selain
mengingatkan warga untuk mengungsi dia juga menguhubungi basarnas bahawa telah tejadi
letusan gunung nurha dan akan terjadi tsunami di kota papin. Berkat jasa aldi korban tsunami
bisa diminimalisir. Dari data basarnas jumlah korban adalah 431 orang, korban hilang 29
orang, korban luka berat 74 orang, korban luka ringan 24 orang, dan sisa nya selamat. Naas
bagi aldi, dia meninggal karena tenggelam di air gelombang tsunami. Dia mengutamakan
keselamatan warga papin. Basarnas dan BNPB dibantu TNI POLRI dan warga sekitar serta
relawan segera melakukan evakuasi kepada warga yang menjadi korban tsunami. Puskesmas
kota papin tidak sanggup untuk merawat korban karena keterbatsan fasilitas sehingga korban-
korban dirujuk ke fasilitas pelayanan terdekat.
Pemahaman Kasus
B. Tipe bencana
Kejadian yang di alami kota papin termasuk ke dalam tipe bencana alam yang
merupakan kejadian alami yaitu tsunami dan gunung meletus. Dan berdasarkan
cangkupan wilayahnya termasuk kedalam bencana regional, karena berdampak dan
berpengaruh pada area geografis yang cukup luas yang disebabkan oleh gunung
meletus dan tsunami.
C. Fase-fase bencana
1. Pra-dampak, pada kasus ini aldi berperan besar dalam hal mengidentifikasi tanda-
tanda akan terjadinya tsunami dan berhasil memperingatkan warga akan terjadi
bencana serta mengantisipsi dan menyarankan warga untuk mengungsi serta
meminta bantuan kepada basarnas.
2. Dampak , disini aldi telah menginstruksi warga kota papin untuk mengungsi dan
selanjutnya Basarnas dan BNPB dibantu TNI POLRI dan warga sekitar serta
relawan segera melakukan evakuasi kepada warga yang menjadi korban tsunami.
3. Paska dampak, dalam kasus ini paska dampak terjadinya bencana ini merupakan
fase pemulihan wilayah. Akan tetapi pada kasus ini tidak tercantum fase
pemulihan wilayahnya. Pada kasus ini terdapat ketidaksanggupan fasilitias
kesehatan yaitu puskesmas menangani korban bencana karena keterbatasan
fasilitas.