Anda di halaman 1dari 13

BAB I

FORMULASI MODEL-MODEL PEMROGRAMAN LINIER

A. PENDAHULUAN
1. Diskripsi Umum

Pada BAB ini akan diuraiakan tentang definisi dari pemrograman linier
serta bagaimana ciri dari masalah atau kasus yang dapat diselesaikan dengan
pemrograman linier. Selain itu, juga akan diuraikan bagaimana cara mengubah
masalah menjadi sebuah model matematika dari masalah pemrograman linier.

2. Relevansi
Untuk bisa memahami materi pada bab ini diharapkan mahasiswa
mengingat kembali tentang unsur – unsur yang ada pada persamaan atau
pertiksamaan linier. Dengan memahami materi pada bab ini mahasiswa akan
dapat menentukan cara atau metode apa yang harus digunakan untuk
menyelesaikan masalah pemrograman linier.

3. Kemampuan Akhir
Kemampuan Akhir yang diharapkan dengan mempelajari bab ini adalah
Mahasiswa dapat mengkonstruksi / membuat formulasi model – model optimasi
linier dari masalah yang diberikan ataupun yang ditemukan dalam kehidupan
sehari – hari.

4. Indikator
Untuk mengukur ketercapaian kemampuan akhir dari materi pada bab
ini, maka indikator – indikatornya adalah sebagai berikut :
a) Mahasiswa dapat menyebutkan kembali pengertian pemrograman linier
b) Mahasiswa mengetahui sifat – sifat masalah program linier

Formulasi Model – Model Pemrograman linier | 1


c) Mahasiswa dapat membuat formulasi model-model optimasi linier dari
masalah program linier
B. PENYAJIAN MATERI
B.1. Definisi Pemrograman Linier

Pemrograman Linier merupakan salah satu metode dalam matematik yang


terkait dengan masalah bagaimana mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk
mencapai suatu tujuan seperti memaksimumkan keuntungan dan meminimumkan
biaya. Pemrograman Linier banyak diterapkan dalam masalah ekonomi, industri,
militer, social dan lain-lain. Pemrograman Linier berkaitan dengan penjelasan suatu
kasus dalam dunia nyata sebagai suatu model matematik yang terdiri dari sebuah
fungsi tujuan linier dengan beberapa kendala linier.

Dengan memperhatikan uraian definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa


tidak semua masalah memaksimumkan ataupun meminimumkan bisa dikatakan
sebagai masalah pemrograman linier. Oleh sebab itu, perlu untuk diketahui apa saja
ciri atau sifat – sifat dari masalah pemrogram linier.

Karakteristik masalah pemrograman linier adalah bersifat linear. Sifat


linieritas suatu kasus dapat ditentukan dengan menggunakan beberapa cara. Secara
statistik, kita dapat memeriksa kelinearan menggunakan grafik (diagram pencar)
ataupun menggunakan uji hipotesa. Secara teknis, linearitas ditunjukkan oleh adanya
sifat proporsionalitas, additivitas, divisibilitas dan kepastian fungsi tujuan dan
pembatas.

Sifat proporsional dipenuhi jika kontribusi setiap variabel pada fungsi tujuan
atau penggunaan sumber daya yang membatasi proporsional terhadap level nilai
variabel. Jika harga per unit produk misalnya adalah sama berapapun jumlah yang
dibeli, maka sifat proporsional dipenuhi. Atau dengan kata lain, jika pembelian dalam
jumlah besar mendapatkan diskon, maka sifat proporsional tidak dipenuhi. Jika

Formulasi Model – Model Pemrograman linier | 2


penggunaan sumber daya per unitnya tergantung dari jumlah yang diproduksi, maka
sifat proporsionalitas tidak dipenuhi.

Sifat additivitas mengasumsikan bahwa tidak ada bentuk perkalian silang


diantara berbagai aktivitas, sehingga tidak akan ditemukan bentuk perkalian silang
pada model. Sifat additivitas berlaku baik bagi fungsi tujuan maupun pembatas
(kendala). Sifat additivitas dipenuhi jika fungsi tujuan merupakan penambahan
langsung kontribusi masing-masing variabel keputusan. Untuk fungsi kendala, sifat
additivitas dipenuhi jika nilai kanan merupakan total penggunaaan masing-masing
variabel keputusan. Jika dua variabel keputusan misalnya merepresentasikan dua
produk substitusi, dimana peningkatan volume penjualan salah satu produk akan
mengurangi volume penjualan produk lainnya dalam pasar yang sama, maka sifat
additivitas tidak terpenuhi.

Sifat divisibilitas berarti unit aktivitas dapat dibagi ke dalam sembarang level
fraksional, sehingga nilai variabel keputusan non integer dimungkinkan. Selanjutnya
sifat kepastian menunjukkan bahwa semua parameter model berupa konstanta.
Artinya koefisien fungsi tujuan maupun fungsi pembatas merupakan suatu nilai pasti,
bukan merupakan nilai dengan peluang tertentu.

Keempat asumsi (sifat) ini dalam dunia nyata tidak selalu dapat dipenuhi.
Untuk meyakinkan dipenuhinya keempat asumsi ini, dalam pemrograman linier
diperlukan analisis sensitivitas terhadap solusi optimal yang diperoleh.

B.2. Formulasi Masalah Pemrograman Linier

Untuk menemukan formulasi dari masalah pemrogram linier tahap pertama


yang harus dilakukan adalah mengembangkan pernyataan yang ada dalam masalah
untuk memperoleh gambaran tentang apa tujuan yang ingin dicapai, keterbatasan
sumber daya yang tersedia, alternatif keputusan yang mungkin dalam hal ini apa saja

Formulasi Model – Model Pemrograman linier | 3


kegiatan atau aktivitas yang dilakukan, dan bagaimana hubungan dari bagian – bagian
masalah tersebut.

Tahap berikutnya adalah membuat model matematika dengan memperhatikan


bagaimana hubungan antara bagian – bagian atau unsur – unsur yang ada dalam
masalah pemrograman linier. Model matematika merupakan representasi kuantitatif
tujuan dan sumber daya yang membatasi sebagai fungsi variabel keputusan. Model
matematika permasalahan optimal terdiri dari dua bagian. Bagian pertama
memodelkan tujuan optimasi. Model matematika tujuan selalu menggunakan bentuk
persamaan. Bentuk persamaan digunakan karena kita ingin mendapatkan solusi
optimum pada satu titik. Fungsi tujuan yang akan dioptimalkan hanya satu. Bukan
berarti bahwa permasalahan optimasi hanya dihadapkan pada satu tujuan. Tujuan dari
suatu usaha bisa lebih dari satu. Tetapi pada bagian ini kita hanya akan tertarik
dengan permasalahan optimal dengan satu tujuan.

Model matematika merepresentasikan sumber daya yang membatasi. Fungsi


pembatas bisa berbentuk persamaan (=) atau pertidaksamaan (≤ atau ≥). Fungsi
pembatas disebut juga sebagai konstrain. Konstanta dan koefisien dalam fungsi
pembatas maupun pada tujuan dikatakan sebagai parameter model. Model
matematika mempunyai beberapa keuntungan dibandingakan pendeskripsian
permasalahan secara verbal. Salah satu keuntungan yang paling jelas adala model
matematik menggambarkan permasalahan secara lebih ringkas. Hal ini cenderung
membuat struktur keseluruhan permasalahan lebih mudah dipahami, dan membantu
mengungkapkan relasi sebab akibat penting. Model matematika juga memfasilitasi
yang berhubungan dengan permasalahan dan keseluruhannya dan mempertimbangkan
semua keterhubungannya secara simultan. Terakhir, model matematik membentuk
jembatan ke penggunaan teknik matematik dan komputer kemampuan tinggi untuk
menganalisis permasalahan.

Formulasi Model – Model Pemrograman linier | 4


Bentuk umum model matematika masalah pemrograman linier adalah sebagai
berikut :

Fungsi tujuan :

Maksimumkan atau minimumkan z = c1x1 + c2x2 + ... + cnxn

Sumber daya yang membatasi :

a11x1 + a12x2 + ... + a1nxn = /≤ / ≥ b1

a21x1 + a22x2 + … + a2nxn = /≤ / ≥ b2

am1x1 + am2x2 + … + amnxn = /≤ / ≥ bm

x1, x2, …, xn ≥ 0

Simbol x1, x2, ..., xn (xi) menunjukkan variabel keputusan. Jumlah variabel
keputusan (xi) tergantung dari jumlah kegiatan atau aktivitas yang dilakukan untuk
mencapai tujuan. Simbol c1,c2,...,cn merupakan kontribusi masing-masing variabel
keputusan terhadap tujuan, disebut juga koefisien fungsi tujuan pada model
matematikanya.Simbol a11, ...,a1n,...,amn merupakan penggunaan per unit variabel
keputusan akan sumber daya yang membatasi, atau disebut juga sebagai koefisien
fungsi kendala pada model matematikanya. Simbol b1,b2,...,bm menunjukkan jumlah
masing-masing sumber daya yang ada. Jumlah fungsi kendala akan tergantung dari
banyaknya sumber daya yang terbatas.

Pertidaksamaan terakhir (x1, x2, …, xn ≥ 0) menunjukkan batasan non negatif.


Membuat model matematika dari suatu permasalahan bukan hanya menuntut
kemampuan matematika tapi juga menuntut seni permodelan. Menggunakan seni
akan membuat permodelan lebih mudah dan menarik.

Formulasi Model – Model Pemrograman linier | 5


Untuk mempermudah penulisan, model matematika dari masalah pemrogram
linier dapat ditulis dengan menggunakan notasi matriks seperti berikut.

Maksimumkan / Minimumkan z = CX

Sumber daya yang membatasi AX ( = atau ≤ atau ≥) B

X≥0

Keterangan :

C, X dan 0 adalah matriks berordo n x 1, A adalah matriks berordo m x n dan


B matriks berordo m x 1.

Akan tetapi tidak semua model matematika bisa ditulis dalam bentuk
persamaan atau pertidaksamaan matriks, hal ini hanya bisa dilakukan jika model
matematika dari semua sumber daya yang membatasi mempunyai bentuk
penghubung ( =, ≤ atau ≥) yang sama. Untuk memperjelas selanjutnya diuraikan
tentang berbagai macam bentuk dari masalah pemrograman linier ditinjau dari model
matematikanya

B.3. Macam – Macam Masalah Pemrograman Linier Ditinjau Dari Model


Matematikanya

Dengan memperhatikan model matematika dari suatu masalah pemrograman


linier, dapat anda lihat bahwa bentuk dari model matematika dari sumber daya yang
membatasi bisa berbentuk persamaan (=) linier atau pertidaksamaan (≤ atau ≥) linier.
Oleh sebab itu jika ditinjau dari model matematikanya maka masalah pemrograman
linier dapat dibagi menjadi empat macam yaitu :

a. Masalah maksimum baku


Masalah pemrograman linier dikatakan sebagai masalah yang berbentuk
maksimum baku jika model matematika tujuannya memaksimumkan dan semua

Formulasi Model – Model Pemrograman linier | 6


model matematika dari sumber daya yang membatasinya berbentuk
pertidaksamaan (≤).
Bentuk umum :

Maksimumkan z = CX

Sumber daya yang membatasi AX ≤ B

X≥0

Keterangan :

C, X dan 0 adalah matriks berordo n x 1, A adalah matriks berordo m x n dan


B matriks berordo m x 1.

b. Masalah minimum baku


Masalah pemrograman linier dikatakan sebagai masalah yang berbentuk minimum
baku jika model matematika tujuannya meminimumkankan dan semua model
matematika dari sumber daya yang membatasinya berbentuk pertidaksamaan (≥).

Bentuk umum :

Minimumkan z = CX
Sumber daya yang membatasi AX ≥ B
X≥0

Keterangan :

C, X dan 0 adalah matriks berordo n x 1, A adalah matriks berordo m x n dan


B matriks berordo m x 1.

c. Masalah tidak baku


Bentuk masalah pemrograman linier tidak baku tentu saja dapat disimpulkan
ditinjau dari model matematika sumber daya yang membatasi, yaitu masalah

Formulasi Model – Model Pemrograman linier | 7


maksimum / minimum dengan bentuk model matematika sumber daya yang
membatasi mempunyai penghubung yang berbeda – beda.
Untuk memperjelas uraian dari formulasi model – model masalah
pemrograman linier, berikut ini akan diberikan contoh – contoh masalah beserta
model matematikanya.
B.4. Contoh – Contoh Yang Terselesaikan

1. “ BAYU FURNITURE ”memproduksi 2 jenis produk yaitu meja dan kursi yang
harus diproses melalui perakitan dan finishing. Proses perakitan memiliki 60 jam
kerja sedang proses finishing memiliki 48 jam kerja. Untuk menghasilkan satu
meja dibutuhkan 4 jam perakitan dan 2 jam finishing, sedangkan satu kursi
membutuhkan 2 jam perakitan dan 4 jam finishing. Laba untuk tiap meja $8 dan
tiap kursi $6. Sekarang kita harus menentukan kombinasi terbaik dari jumlah
meja dan kursi yang harus diproduksi, agar menghasilkan laba maksimal.

Pembahasan :
Untuk mempermudah dalam memahami soal, kita dapat membuat tabel untuk
merangkum informasi yang diberikan oleh soal.
Jenis produk Proses Perakitan Proses Finishing Laba perunit ($)
(Jam) (jam)
Meja 4 2 8
Kursi 2 4 6
Ketersediaan 60 48
Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi tujuan , alternatif
keputusan dan sumber daya yang membatasi. Berdasarkan informasi yang diberikan
pada soal, tujuan yang ingin dicapai adalah memaksimumkan laba. Alternatif
keputusan adalah jumlah meja dan jumlah kursi yang akan diproduksi. Sumber daya
yang membatasi adalah keterbatasan waktu kerja untuk perakitan dan finishing.

Formulasi Model – Model Pemrograman linier | 8


Berdasarkan keterangan diatas terlihat bahwa tidak ada diskon dari harga, hal
ini menunjukkan bahwa laba yang diperoleh proposinal dan waktu yang digunakan
untuk proses perakitan dan finishing meja dan kursi juga proposional. Laba yang
diperoleh adalah dari penjumlahan meja dan kursi yang terjual, artinya sifat
additivitas terpenuhi. Ada kepastian dari waktu yang dibutuhkan untuk proses
perakitan dan proses finishing dari masing – masing unit meja dan unit kursi, hal ini
menunjukkan bahwa sifat divisibilitas dan kepastian juga terpenuhi. Jadi, masalah
diatas bersifat linier.
Selanjutnya dapat dibuat formula model matematika dari masalah yang terdiri
dari dua variabel yaitu jumlah meja dan jumlah kursi serta dua sumber daya yang
membatasi yaitu waktu untuk proses perakitan dan untuk proses finishing.
Definisikan :
x1 = jumlah meja yang akan diproduksi

x2 = jumlah kursi yang akan diproduksi

Model matematika dari masalah diatas adalah :

Fungsi Tujuan : Memaksimumkan z = 8x1 + 6x2

Dengan kendala – kendala :

4x1 + 2x2 ≤ 60

2x1 + 4x2 ≤ 48

x1 ≥ 0 , x2 ≥ 0

2. Seorang peternak memiliki 200 kambing yang mengkonsumsi 90 kg pakan


khusus setiap harinya. Pakan tersebut disiapkan menggunakan campuran jagung
dan bungkil kedelai dengan komposisi sebagai berikut :

Formulasi Model – Model Pemrograman linier | 9


Bahan Kg per kg bahan Biaya (Rp/kg)
Kalsium Protein Serat

Jagung 0.001 0.09 0.02 2000

Bungkil kedelai 0.002 0.60 0.06 5500


Kebutuhan pakan kambing setiap harinya adalah paling banyak 1% kalsium, paling
sedikit 30% protein dan paling banyak 5% serat. Formulasikan permasalahan di atas
kedalam model matematiknya !

Pembahasan :

Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi tujuan , alternatif


keputusan dan sumber daya yang membatasi. Berdasarkan informasi yang diberikan
pada soal, tujuan yang ingin dicapai adalah meminimumkan biaya pembelian bahan
pakan. Alternatif keputusan adalah jumlah jagung dan bungkil kedelai yang akan
digunakan. Sumber daya yang membatasi adalah kandungan kalsium, protein dan
serat pada jagung dan bungkil kedelai, serta kebutuhan jumlah pakan per hari.

Langkah berikutnya adalah memeriksa sifat proporsionalitas, additivitas,


divisibilitas dan kepastian. Informasi di atas tidak menunjukkan adanya pemberian
diskon, sehingga harga pembelian jagung dan bungkil kedelai per kg tidak berbeda
meskipun pembelian dalam jumlah besar. Hal ini mengisyaratkan bahwa total biaya
yang harus dikeluarkan peternak proporsional terhadap jumlah jagung dan bungkil
kedelai yang dibeli. Penggunaan sumber daya yang membatasi, dalam hal ini
komposisi jagung dan bungkil kedelai akan serat, protein dan kalsium proporsional
terhadap jumlah jagung dan bungkil. Dengan demikian dapat dinyatakan sifat
proporsionalitas dipenuhi. Total pengeluaran pembelian bahan pakan merupakan
penjumlahan pengeluaran untuk jagung dan bungkil kedelai. Jumlah masing-masing
serat, protein dan kalsium yang ada di pakan khusus merupakan penjumlah serat,
protein dan kalsium yang ada pada jagung dan bungkil kedelai. Jumlah pakan khusus

Formulasi Model – Model Pemrograman linier | 10


yang dihasilkan merupakan penjumlahan jagung dan bungkil kedelai yang digunakan.
Dengan demikian sifat additivitas dipenuhi. Sifat divisibilitas dan kepastian juga
dipenuhi, hal ini terlihat dari adanya kepastian komposisi dari masing – masing serat,
protein dan kalsium yang ada pada jagung dan bungkil kedelai dan juga adanya
kepastian harga dari jagung dan bungkil kedelai.

Ada dua variabel keputusan dan empat sumber daya yang membatasi. Fungsi
tujuan merupakan minimalisasi, karena semakin kecil biaya akan semakin disukai
oleh peternak. Fungsi kendala pertama (batasan jumlah pakan yang dibutuhkan per
hari) menggunakan persamaan (=), fungsi kendala kedua (kebutuhan kalsium) dan
kendala keempat (kebutuhan serat) menggunakan pertidaksamaan ≤, dan fungsi
kendala ketiga (kebutuhan akan protein) menggunakan pertidaksamaan ≥.

Definisikan :

x1 = jumlah jagung yang akan digunakan

x2 = jumlah bungkil kedelai yang akan digunakan

Model umum Pemrograman linier kasus di atas adalah :

Fungsi tujuan : minimumkan z = 2000 x1 + 5500 x2

Kendala :

x1 + x2 = 90

0.001 x1 + 0.002 x2 ≤ 0.9

0.09 x1 + 0.6 x2 ≥ 27

0.02 x1 + 0.06 x2 ≤ 4.5

x1, x2 ≥ 0

Formulasi Model – Model Pemrograman linier | 11


C. LATIHAN 1
Formulasikan masalah – masalah berikut kedalam bentuk model matematiknya !
1. Perusahaan tas “KEN” membuat 2 macam tas yaitu tas merk ANGRY BIRDS dan
merk SPONGEBOB. Untuk membuat tas tersebut perusahaan memiliki 3 mesin.
Mesin 1 khusus untuk memberi logo ANGRY BIRDS, mesin 2 khusus untuk
memberi logo SPONGEBOB dan mesin 3 untuk menjahit tas dan membuat
ritsleting. Setiap lusin tas merk ANGRY BIRDS mula-mula dikerjakan di mesin 1
selama 2 jam, kemudian tanpa melalui mesin 2 terus dikerjakan di mesin 3 selama
6 jam. Sedang untuk tas merk SPONGEBOB tidak diproses di mesin 1, tetapi
pertama kali dikerjakan di mesin 2 selama 3 jam kemudian di mesin 3 selama 5
jam. Jam kerja maksimum setiap hari untuk mesin 1 adalah 8 jam, mesin 2 adalah
15 jam, sedangkan mesin 3 adalah 30 jam. Laba terhadap penjualan untuk setiap
Lusin tas merk ANGRY BIRDS $3, sedangkan merk SPONGEBOB $5.
2. Dua jenis logam campuran X dan Y terdiri atas logam A, B, dan C. Satu kg logam
campuran X terdiri atas 5 ons logam A, 3 ons logam B, dan 2 ons logam C. Satu
kg logam campuran Y terdiri atas 2 ons logam A, 3 ons logam B, dan 5 ons logam
C. Logam M dibuat semurah - murahnya dari logam X dan Y, sedemikian
sehingga sekurang-kurangnya terdiri atas 6 kg logam A, 7,2 kg logam B, dan 6 kg
logam C. Harga logam X Rp. 4000,00/kg dan harga logam Y Rp 2000,00/kg
3. Suatu Bank kecil mengalokasikan dana maksimum Rp 180 juta untuk pinjaman
pribadi dan pembelian mobil satu bulan kedepan. Bank mengenakan biaya suku
bunga per tahun 14% untuk pinjaman pribadi dan 12% untuk pinjaman pembelian
mobil. Kedua tipe pinjaman itu dikembalikan bersama dengan bunganya satu
tahun kemudian. Jumlah pinjaman pembelian mobil paling tidak dua kali lipat
dibandingkan pinjaman pribadi. Pengalaman sebelumnya menunjukkan bahwa
1% pinjaman pribadi merupakan kredit macet.
4. Dua produk dihasilkan menggunakan tiga mesin. Waktu masing-masing mesin
yang digunakan untuk menghasilkan kedua produk dibatasi hanya 10 jam per
hari. Waktu produksi dan keuntungan per unit masing-masing produk

Formulasi Model – Model Pemrograman linier | 12


ditunjukkan tabel di bawah ini :

Produk Waktu produksi (menit)

Mesin 1 Mesin 2 Mesin 3 Harga jual


(puluh ribu)

1 10 6 8 2

2 5 20 15 3

5. Sebuah toko menyediakan dua merk pupuk, yaitu Standard dan Super. Setiap jenis
mengandung campuran bahan nitrogen dan fosfat dalam jumlah tertentu. Jenis
Kandungan Bahan Kimia Nitrogen 2 (kg/sak) dan Fosfat 4 (kg/sak) untuk merk
Standard, sedangkan untuk merk Super kandungan Nitrogen 4 (kg/sak) dan Fosfat 3
(kg/sak). Seorang petani membutuhkan paling sedikit 16 kg nitrogen dan 24 kg fosfat
untuk lahan pertaniannya. Harga pupuk Standar dan Super masing-masing $3 dan $6.
Petani tersebut ingin mengetahui berapa sak masing - masing jenis pupuk harus dibeli
agar total harga pupuk mencapai minimum dan kebutuhan pupuk untuk lahannya
terpenuhi.

Formulasi Model – Model Pemrograman linier | 13

Anda mungkin juga menyukai