Anda di halaman 1dari 14

1

MODUL PRAKTIKUM REKAYASA MATERIAL


2

MODUL
HEAT TREATMENT (QUENCHING)

1. Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Perlakuan panas adalah suatu proses pemanasan dan pendinginan logam dalam keadaan padat
untuk mengubah sifat-sifat mekaniknya. Baja dapat dikeraskan sehingga tahan aus dan
kemampuan memotong meningkat atau dapat dilunakan untuk memudahkan proses
pemesinan lanjut. Melalui perlakuan panas yang tepat, tegangan dalam dapat dihilangkan,
ukuran butir dapat diperbesar atau diperkecil. Selain itu ketangguhan ditingkatkan atau dapat
dihasilkan suatu permukaan yang keras disekeliling inti yang ulet. Untuk memungkinkan
perlakuan panas tepat, komposisi kimia baja harus diketahui karena perubahan komposisi
kimia, khususnya karbon dapat mengakibatkan perubahan sifat-sifat fisis.

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuan dari praktikum ini adalah melakukan proses pengerasan metode quenching pada baja
karbon, menguji kekerasan hasil perlakuan panas dan menganalisa hasil perlakuan panas.

2. Landasan Teori
Proses perlakuan panas (Heat Treatment) adalah suatu proses mengubah sifat logam dengan
cara mengubah struktur mikro melalui proses pemanasan dan pengaturan kecepatan
pendinginan dengan atau tanpa merubah komposisi kimia logam yang bersangkutan. Tujuan
proses perlakuan panas untuk menghasilkan sifat-sifat logam yang diinginkan. Perubahan
sifat logam akibat proses perlakuan panas dapat mencakup keseluruhan bagian dari logam
atau sebagian dari logam.

Adanya sifat alotropik dari besi menyebabkan timbulnya variasi struktur mikro dari berbagai
jenis logam. Alotropik itu sendiri adalah merupakan transformasi dari satu bentuk susunan
atom (sel satuan) ke bentuk susunan atom yang lain. Pada temperatur dibawah 910ºC sel
satuannya Body Center Cubic (BCC), temperatur antara 910º C dan 1392º C sel satuannya
Face Center Cubic (FCC) sedangkan temperatur diatas 1392º C sel
satuannya kembali menjadi BCC.

MODUL PRAKTIKUM REKAYASA MATERIAL


3

Berikut adalah macam-macam proses Heat Treatment yang biasanya dilakukan :


a. Hardening
Hardening adalah perlakuan panas terhadap logam dengan sasaran meningkatkan
kekerasan alami logam. Perlakuan panas menuntut pemanasan benda kerja menuju suhu
pengerasan, jangka waktu penghentian yang memadai pada suhu pengerasan dan
pendinginan (pengejutan) berikutnya secara cepat dengan kecepatan pendinginan kritis.

b. Tempering
Tempering didefinisikan sebagai proses pemanasan logam setelah dikeraskan pada
temperatur tempering (di bawah suhu kritis), yang dilanjutkan dengan proses pendinginan.
Baja yang telah dikeraskan bersifat rapuh dan tidak cocok untuk digunakan, melalui proses
tempering kekerasan dan kerapuhan dapat diturunkan sampai memenuhi persyaratan
penggunaan. Kekerasan turun, kekuatan tarik akan turun pula sedang keuletan dan
ketangguhan baja akan meningkat.

c. Anealing
Anealing adalah perlakuan panas logam dengan pendinginan yang lambat
berfungsi untuk memindahkan tekanan internal atau untuk mengurangi dan
menyuling struktur kristal (melibatkan pemanasan di atas temperatur kritis
bagian atas).

d. Normalizing
Normalizing adalah perlakuan panas logam di sekitar 40ºC di atas batas kritis logam,
kemudian di tahan pada temperatur tersebut untuk masa waktu yang cukup dan dilanjutkan
dengan pendinginnan pada udara terbuka.

e. Quenching
Proses quenching melibatkan beberapa faktor yang saling berhubungan. Pertama yaitu
jenis media pendingin dan kondisi proses yang digunakan, yang kedua adalah komposisi
kimia dan hardenbility dari logam tersebut. Hardenbility merupakan fungsi dari komposisi
kimia dan ukuran butir pada temperatur tertentu. Selain itu, dimensi dari logam juga
berpengaruh terhadap hasil proses quenching.

MODUL PRAKTIKUM REKAYASA MATERIAL


4

Pada proses quenching media pendinginan sangat berpengaruh pada struktur logam serta
kemmpuan mekanik yang dapat dicapai oleh logam tersebut, berikut adalah beberapa
media pendingin yang sering digunakan :
1. Air memiliki massa jenis yang besar tapi lebih kecil dari air garam, kekentalannya
rendah sama dengan air garam. Laju pendinginannya lebih lambat dari air garam. Air
menghasilkan tingkat pendinginan mendekati tingkat maksimum.
2. Oli memiliki nilai viskositas atau kekentalan yang tertinggi dibandingkan dengan
media pendingin lainnya dan massa jenis yang rendah sehingga laju pendinginannya
lambat.

f. Holding Time
Holding time dilakukan untuk mendapatkan kekerasan maksimum dari suatu bahan pada
proses hardening dengan menahan pada temperatur pengerasan untuk memperoleh
pemanasan yang homogen sehingga struktur austenitnya homogen atau terjadi kelarutan
karbida ke dalam austenite, difusi karbon dan unsur paduannya.

g. Diagram Fe-Fe3C
Diagram Fe-Fe3C adalah diagram yang menampilkan hubungan antara temperatur dimana
terjadi perubahan fasa selama proses pendinginan lambat dan pemanasan lambat dengan
kandungan karbon (%C). Diagram fasa besi dan karbida besi Fe3C ini menjadi landasan
untuk laku panas kebanyakan jenis baja yang kita kenal.

Gambar 1. Diagram Fe-Fe3C

MODUL PRAKTIKUM REKAYASA MATERIAL


5

Komposisi eutectoid terdapat pada 4,3 % (berat) karbon (17 % atom) dan suhu eutectoid
adalah 1148°C. Besi cor berada di daerah eutektid ini karena rata-rata mengandung 2.5 %
– 4 %. Pada bagian diagram antara 700°C-900°C dan daerah karbon antara 0%-1% ini
mikrostruktur baja dapat diatur dan dan disesuaikan dengan keinginan. Struktur-struktur
yang ada pada diagram fasa Fe-Fe3C :

1. Ferrit (Besi α) adalah suatu komposisi logam yang mempunyai batas maksimum
kelarutan Carbon 0,025 % C pada temperature 723°C, struktur kristalnya BCC (Body
Center Cubic) dan pada temperature kamar mempunyai batas kelarutan Carbon 0,008
% C. Sifat-sifatnya adalah ketangguhan rendah, keuletan tinggi, kekerasan < 90 HRB,
struktur paling lunak pada diagram Fe-Fe3C dan ketahanan korosi medium.

2. Austenit (Besi γ) adalah suatu larutan padat yang mempunyai batas maksimum
kelarutan Carbon 2,11 % C pada temperature 1148°C, struktur kristalnya FCC (Face
Center Cubic). Sifat-sifatnya adalah ketangguhan baik sekali, ketahanan korosi yang
paling baik dari SS yang lain, non hardened heat treatment, mudah dibentuk dan paling
banyak dipakai dalam industri.

3. Cementit (Besi Karbida) adalah suatu senyawa yang terdiri dari unsur Fe dan C dengan
perbandingan tertentu (mempunyai rumus empiris) dan struktur kristalnya
Orthohombic. Sifat-sifatnya adalah sangat keras dan bersifat getas.

4. Lediburite ialah campuran Eutectic antara besi Gamma dengan Cementid yang
dibentuk pada temperature 1130°C dengan kandungan Carbon 4,3%C.

5. Pearlit adalah Eeutectoid mixture dari ferrite dan cementite (α+Fe3C), terjadi pada
temperatur 723°C, mengandung 0,8 % karbon

MODUL PRAKTIKUM REKAYASA MATERIAL


6

3. Alat dan Bahan Praktikum


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
a. Laboratory Chamber Furnace

Gambar 2. Laboratory Chamber Furnace Carbolite CWF 1300

b. Media Pendinginan (tanpa perlakuan,air dan oli)


c. Baja karbon AISI 1045

Gambar 3. Carbon Steel Medium (Komposisi Carbon 0,43-0,50 %) AISI 1045

4. Prosedur kerja
Prosedur kerja praktikum ini adalah :
a. Siapkan material baja dan media pendinginan air dan oli
b. Pastikan Baca Prosedur cara penggunaan alat sebelum praktikum cara menghidupkan,
cara penggunaan dan cara mematikan alat.

MODUL PRAKTIKUM REKAYASA MATERIAL


7

c. Baja yang digunakan yakni AISI 1045 berbentuk plat Tebal 5 mm.
d. Potong material baja menggunakan Precission Low Speed Saw IsoMet 1000
e. Hidupkan Chamber Furnace Carbolite Gero CWF 1300
f. Atur SPºC pada suhu 700ºC, SPrr OFF, Holding time t1 15-20 menit
g. Gunakan alat-alat keselamatan seperti finger gloves dan tang crusible pada saat
memasukkan dan mengeluarkan material dari Chamber Furnace Carbolite Gero CWF
1300
h. Masukkan material yang telah dipanaskan ke media air, air garam dan oli
i. Setelah dingin, bersihkan permukaan sampai rata dan halus
j. Setelah selesai praktikum, rapihkan, bersihkan dan kembalikan alat-alat yang
digunakan.
k. Pastikan daya listrik telah tercabut (Baca Prosedur Penggunan Alat) dan Isi log book
pengunaan alat.

5. Pengambilan Data
Data yang diperlukan dalam praktikum ini adalah
Tabel 1. Spesifikasi data yang diambil selama praktikum

1. Gambar Baja AISI 1045 2. Gambar Chamber Furnace

3. Gambar Media Pendingin Air 4. Gambar Media Pendingin Oli

MODUL PRAKTIKUM REKAYASA MATERIAL


8

Tabel 2. Data Heat Treatment


KELOMPOK ...................................... MEDIA
SAMPEL
Nama Mesin ...................................... PENDINGIN
Type Timer ...................................... Sampel 1 ...................... Media..................
Suhu ......... °C Sampel 2 ...................... Media..................
Time Holding ......... Menit Sampel 3 ...................... Media..................

6. Kesimpulan
Buatlah kesimpulan yang mengacu pada tujuan praktikum dan saran untuk perbaikan di
masa mendatang

7. Analisis Data dan Pembahasan


Adapun analisis dan pembahasan tentang praktikum ini adalah :
a. Apakah yang dimaksud dengan heat treatment
b. Sebutkan dan jelaskan macam-macam heat treatment
c. Apakah yang dimaksud dengan quenching
d. Jelaskan langkah-langkah quenching
e. Jelaskan fungsi dari Timer (T1, T2, T3, T4 dan T5) pada Chamber Furnace Carbolite
Gero CWF 1300
(Catatan : Setiap point dibahas dalam satu paragraf)

8. Daftar Pustaka
1. Manual Book Precision Low Speed Saw Buehler Isomet 1000, 2019
2. Catalog Precision Low Speed Saw Buehler Isomet 1000, 2019
3. Manual Book Chamber Furnace Carbolite Gero 30-3000ºC, 2019

MODUL PRAKTIKUM REKAYASA MATERIAL


9

Formulir Asistensi Praktikum


Modul : Heat Treatment
Praktikan Mahasiswa Program Studi Teknik Mesin – ITERA
Kelompok : .........

No. Tanggal Keterangan Paraf

MODUL PRAKTIKUM REKAYASA MATERIAL


10

Lampiran gambar yang harus diambil :

1. Gambar Baja AISI 1045 2. Gambar Chamber Furnace

3. Gambar Media Pendingin Air 4. Gambar Media Pendingin Oli

KELOMPOK ...................................... MEDIA


SAMPEL
Nama Mesin ...................................... PENDINGIN
Type Timer ...................................... Sampel 1 ...................... Media..................
Suhu ......... °C Sampel 2 ...................... Media..................
Time Holding ......... Menit Sampel 3 ...................... Media..................

Catatan Hasil Pengamatan Praktikum :


Asfdhgsjhsdffhkjhdfjhdfjglglkfgjkljgfkhgkgfhlhgk;glhk;glhk;lghk;lhgkl;ghhglkglhklghklghs
dfhjhfbsdbnsknkjnskjndjkwkjfkjejkfjkehkjfhejrkhfkjehrkjfhkjerhjhfjvvvvvvvvvvvvvvvvvvv
Asfdhgsjhsdffhkjhdfjhdfjglglkfgjkljgfkhgkgfhlhgk;glhk;glhk;lghk;lhgkl;ghhglkglhklghklghs
dfhjhfbsdbnsknkjnskjndjkwkjfkjejkfjkehkjfhejrkhfkjehrkjfhkjerhjhfjvvvvvvvvvvvvvvvvvvv
Asfdhgsjhsdffhkjhdfjhdfjglglkfgjkljgfkhgkgfhlhgk;glhk;glhk;lghk;lhgkl;ghhglkglhklghklghs
dfhjhfbsdbnsknkjnskjndjkwkjfkjejkfjkehkjfhejrkhfkjehrkjfhkjerhjhfjvvvvvvvvvvvvvvvvvvv
Asfdhgsjhsdffhkjhdfjhdfjglglkfgjkljgfkhgkgfhlhgk;glhk;glhk;lghk;lhgkl;ghhglkglhklghklghs
dfhjhfbsdbnsknkjnskjndjkwkjfkjejkfjkehkjfhejrkhfkjehrkjfhkjerhjhfjvvvvvvvvvvvvvvvvvvv

MODUL PRAKTIKUM REKAYASA MATERIAL


11

Asfdhgsjhsdffhkjhdfjhdfjglglkfgjkljgfkhgkgfhlhgk;glhk;glhk;lghk;lhgkl;ghhglkglhklghklghs
dfhjhfbsdbnsknkjnskjndjkwkjfkjejkfjkehkjfhejrkhfkjehrkjfhkjerhjhfjvvvvvvvvvvvvvvvvvvv
Asfdhgsjhsdffhkjhdfjhdfjglglkfgjkljgfkhgkgfhlhgk;glhk;glhk;lghk;lhgkl;ghhglkglhklghklghs
dfhjhfbsdbnsknkjnskjndjkwkjfkjejkfjkehkjfhejrkhfkjehrkjfhkjerhjhfjvvvvvvvvvvvvvvvvvvv
Asfdhgsjhsdffhkjhdfjhdfjglglkfgjkljgfkhgkgfhlhgk;glhk;glhk;lghk;lhgkl;ghhglkglhklghklghs
dfhjhfbsdbnsknkjnskjndjkwkjfkjejkfjkehkjfhejrkhfkjehrkjfhkjerhjhfjvvvvvvvvvvvvvvvvvvv
Asfdhgsjhsdffhkjhdfjhdfjglglkfgjkljgfkhgkgfhlhgk;glhk;glhk;lghk;lhgkl;ghhglkglhklghklghs
dfhjhfbsdbnsknkjnskjndjkwkjfkjejkfjkehkjfhejrkhfkjehrkjfhkjerhjhfjvvvvvvvvvvvvvvvvvvv
Asfdhgsjhsdffhkjhdfjhdfjglglkfgjkljgfkhgkgfhlhgk;glhk;glhk;lghk;lhgkl;ghhglkglhklghklghs
dfhjhfbsdbnsknkjnskjndjkwkjfkjejkfjkehkjfhejrkhfkjehrkjfhkjerhjhfjvvvvvvvvvvvvvvvvvvv
Asfdhgsjhsdffhkjhdfjhdfjglglkfgjkljgfkhgkgfhlhgk;glhk;glhk;lghk;lhgkl;ghhglkglhklghklghs
dfhjhfbsdbnsknkjnskjndjkwkjfkjejkfjkehkjfhejrkhfkjehrkjfhkjerhjhfjvvvvvvvvvvvvvvvvvvv
Asfdhgsjhsdffhkjhdfjhdfjglglkfgjkljgfkhgkgfhlhgk;glhk;glhk;lghk;lhgkl;ghhglkglhklghklghs
dfhjhfbsdbnsknkjnskjndjkwkjfkjejkfjkehkjfhejrkhfkjehrkjfhkjerhjhfjvvvvvvvvvvvvvvvvvvv
Asfdhgsjhsdffhkjhdfjhdfjglglkfgjkljgfkhgkgfhlhgk;glhk;glhk;lghk;lhgkl;ghhglkglhklghklghs
dfhjhfbsdbnsknkjnskjndjkwkjfkjejkfjkehkjfhejrkhfkjehrkjfhkjerhjhfjvvvvvvvvvvvvvvvvvvv
Asfdhgsjhsdffhkjhdfjhdfjglglkfgjkljgfkhgkgfhlhgk;glhk;glhk;lghk;lhgkl;ghhglkglhklghklghs
dfhjhfbsdbnsknkjnskjndjkwkjfkjejkfjkehkjfhejrkhfkjehrkjfhkjerhjhfjvvvvvvvvvvvvvvvvvvv
Asfdhgsjhsdffhkjhdfjhdfjglglkfgjkljgfkhgkgfhlhgk;glhk;glhk;lghk;lhgkl;ghhglkglhklghklghs
dfhjhfbsdbnsknkjnskjndjkwkjfkjejkfjkehkjfhejrkhfkjehrkjfhkjerhjhfjvvvvvvvvvvvvvvvvvvv
Asfdhgsjhsdffhkjhdfjhdfjglglkfgjkljgfkhgkgfhlhgk;glhk;glhk;lghk;lhgkl;ghhglkglhklghklghs
dfhjhfbsdbnsknkjnskjndjkwkjfkjejkfjkehkjfhejrkhfkjehrkjfhkjerhjhfjvvvvvvvvvvvvvvvvvvv
Asfdhgsjhsdffhkjhdfjhdfjglglkfgjkljgfkhgkgfhlhgk;glhk;glhk;lghk;lhgkl;ghhglkglhklghklghs
dfhjhfbsdbnsknkjnskjndjkwkjfkjejkfjkehkjfhejrkhfkjehrkjfhkjerhjhfjvvvvvvvvvvvvvvvvvvv
Asfdhgsjhsdffhkjhdfjhdfjglglkfgjkljgfkhgkgfhlhgk;glhk;glhk;lghk;lhgkl;ghhglkglhklghklghs
dfhjhfbsdbnsknkjnskjndjkwkjfkjejkfjkehkjfhejrkhfkjehrkjfhkjerhjhfjvvvvvvvvvvvvvvvvvvv
Asfdhgsjhsdffhkjhdfjhdfjglglkfgjkljgfkhgkgfhlhgk;glhk;glhk;lghk;lhgkl;ghhglkglhklghklghs
dfhjhfbsdbnsknkjnskjndjkwkjfkjejkfjkehkjfhejrkhfkjehrkjfhkjerhjhfjvvvvvvvvvvvvvvvvvvv

Lampung Selatan, 2020

(...............................................)

MODUL PRAKTIKUM REKAYASA MATERIAL


12

PROSEDUR PENGGUNAAN CHAMBER FURNACE


CARBOLITE GERO CWF 1300

Spesifikasi Alat Chamber Furnace


Nama : Carbolite Gero CWF 1300
Type : CWF 13/13 220-240 V 1 PH
Serial No. : 21-902498
Max Temp : 1300°C
Listrik : 230 V, 1 Phase, 50-60 Hz
2872 Watts dan 12,5 A
www.carbolite-gero.com

Prosedur pengunaan Furnace Carbolite Gero CWF 1300 :


1. Pastikan sambungan listrik dan grounding (maks 1 volt) terpasang
2. Sebelum menggunakan alat ini, pastikan gunakan Finger gloves dan alat-alat
keselamatan lainnya.
3. Pastikan Crusible Cylinder dalam keadaan baik (tidak pecah).
4. Gunakan tang Crusible untuk memasukkan dan mengelurkan Crusible Cylinder.
5. Untuk menghidupkan Furnace tekan Tombol ON
6. Untuk mengatur temperatur yang diinginkan tekan tombol Menu>Arrow
Keys>SPoC kemudian atur suhu yang diingikan dengan menekan arrow keys ke atas
atau bawah.
7. Setelah suhu diatur, maka lampu pada Heater menyala.
8. SPrr digunakan untuk mengatur kecepatan kenaikan suhu, yakni tekan Menu>Arrow
keys>SPrr. Untuk nilai tekan ke atas atau kebawah. Ex. 1 oC per menit, ketika mode
ini ON maka pada lampu heater akan berkedip karena menyesuaikan kenaikan suhu.
9. Kemudian pilih metode (t1, t2, t3, t4 dan t5 ) yang akan digunakan dengan menekan
1,5 detik pada tombol Menu.
10. Pilih t1 (Type 1) maka ketika suhu mencapai setpoint, maka Timer akan langsung
menghitung mundur dan setelah habis maka furnace secara otomatis akan mati (lampu
heater mati). Pada home display muncul ‘End’.
11. Pilih t2 (Type 2) maka ketika tombol di tekan timer akan langsung menghitung
mundur dan ketika waktu habis furnace akan mati (lampu Heater mati) tanpa
memperhatikan telah setpoint atau belum. Pada home display muncul ‘End’.
12. Pilih t3 (Type 3) maka ketika tombol di tekan, timer akan langsung menghitung
mundur dan ketika waktu habis, switch pada furnace menyalakan daya ke elemen
sehingga type ini dapat digunakan untuk menunda pemanasan awal.
13. Pilih t4 (Type 4) hampir mirip dengan t1 namun setelah waktu habis maka furnace
secara otomatis ke control normal. Pada home display muncul ‘End’.

MODUL PRAKTIKUM REKAYASA MATERIAL


13

14. Pilih t5 (Type 5) hampir mirip dengan t2 namun ketika waktu habis furnace akan
secara otomatis ke control normal tanpa memperhatikan telah setpoint atau belum.
Pada home display muncul ‘End’.
15. Setelah type-type dipilih, kemudian tekan tombol Menu>t1(contoh)> set waktu
holding.
16. Kemudian tekan tombol Timer dan lampu timer akan menyala.
17. Untuk menu tbnd dapat digunakan pada t1 dan t4, tujuan dari fitur ini memungkinkan
pada saat mengatur Timer dapat berjalan sebelum setpoint tercapai. Ex. ‘tbnd’ set
nilai 3, hasil pada timer akan mulai menghitung mundur 3°C sebelum temperatur
setpoint tercapai.
18. Untuk mereset type, tekan 1,5 detik tombol Timer sampai muncul r5t
19. Untuk mematikan tekan tombol OFF.
20. Kembalikan alat-alat yang digunakan, pastikan daya listrik telah tercabut.
21. Isi log book sesuai dengan penggunaan alat.

Basic Fuction Guide :

1
3

4 5

6 7 8

1 : Tombol ON dan OFF


2 : Tanda Haeter pada Furnace hidup
3 : Display
4 : Time Indicator, menunjukan ketika timer aktif
5 : Output Indicator, menunjukan ketika controller beralih pada elemen pemanas
6 : Menu, untuk mengatur parameter-parameter
7 : Timer untuk mengatur kapan START, VIEW, PAUSE, dan RESET waktu
8 : Arrow Keys untuk menadjust nilai yang dipilih berupa parameter-parameter
dan output power.

SPoC : Set Point oC untuk mengatur (setpoint) temperatur max untuk product
SPrr : Set Point ramp rate untuk mengatur heating rate untuk produk, ex 1oC per
menit, atau 5oC per menit.
ttyp : Untuk mengatur Timer Type
r5t : Untuk mereset Timer (Tekan 1,5 detik tombol Timer)
OPH : Untuk mengatur maksimum output power
Tbnd : Tersedia untuk t1 dan t4, memungkinkan timer memulai hitungan mundur

MODUL PRAKTIKUM REKAYASA MATERIAL


14

sebelum setpoint yang diinginkan tercapai


t1-t5 : Indikasi tipe timer yang digunakan.
t1 : Ketika tombol Timer ditekan, Type 1 menunggu setpoint tercapai, apabila
telah tercapai maka timer akan bekerja dan setelah waktu habis dan mesin
langsung mati. (‘End’ flashes on the display)

t2 : Ketika tombol Timer ditekan, Type 2 Timer langsung menghitung mundur


tanpa memperhatikan setpoint yang di atur dan mesin langsung mati.
(‘End’ flashes on the display)

t3 : Ketika tombol Timer ditekan, Type 3 waktu langsung menghitung mundur


tanpa memperhatikan setpoint yang di atur dan pada saat waktu habis, switch
pada furnace menyalakan daya ke elemen sehingga type ini dapat digunakan
untuk menunda pemanasan awal

t4 : Ketika tombol Timer ditekan, Type 4 menunggu setpoint tercapai, apabila


telah tercapai maka timer akan bekerja dan setelah waktu habis mesin
kembali pada kondisi kerja normal. (‘End’ flashes on the display)

t5 : Ketika tombol Timer ditekan, Type 5 waktu langsung menghitung mundur


tanpa memperhatikan setpoint yang di atur dan pada saat waktu habis, mesin
kembali pada kondisi kerja normal (‘End’ flashes on the display)

MODUL PRAKTIKUM REKAYASA MATERIAL

Anda mungkin juga menyukai