REFERAT
ENTROPION
Oleh
M. Haekal Arfan Boesary
Pembimbing
dr. Sigit Wibisono. Sp.M
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr wb,
Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala
nikmat dan karunia-Nya. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah
saw, keluarga, sahabat, dan para pengikutnya. Atas kehendak Allah sajalah, sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan kasus dengan judul “Entropion dan Trikiasis".
Tugas laporan kasus ini dibuat untuk memenuhi tugas kepaniteraan klinik
Ilmu Kesehatan Mata, penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih jauh dari
sempurna. Kritik dan saran untuk penyempurnaan semoga dapat berguna dan
Wassalamualaikum wr wb,
Penulis
3
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………. 2
Bab I Pendahuluan………………………………………………. 5
1.3 Tujuan…………………………………………………. 6
1.3 Manfaat..………………………………………………. 6
2.2 Anamnesis…………………………………………….. 7
2.8 Penatalaksanaan………………………………………. 12
3.1 Anatomi………………………………………………... 13
3.2. Definsi………..………………………………………… 16
3.3 Epidemiologi.............……….……………………….… 17
3.4 Etiologi……..................................................................... 17
3.8 Tatalaksana…………………………………………… 25
3.9 Komplikasi……………………………………………. 30
Bab IV Pembahasan
Bab V Penutup 35
5.1 Kesimpulan……………………………………………… 35
Daftar Pustaka
5
BAB I
PENDAHULUAN
Entropion merupakan salah satu kelainan yang terdapat pada area palpebra mata.
Bentuk dari kelainan ini adalah melipatnya kelopak mata bagian tepi atau margo
palpebra ke arah dalam sehingga bulu mata menggeser jaringan konjungtiva dan
kornea. Melipatnya kelopak mata bagian tepi ini dapat menyebabkan kelopak mata
bagian lain ikut melipat, penyakit ini dapat mengenai kelopak mata atas ataupun
bawah, dan biasanya kelopak mata bawah yang paling sering dikenai.1,3
Entropion kelopak mata bawah lebih sering terjadi daripada entropion kelopak
mata atas. Entropion pada kelopak mata bawah lebih sering karena proses
involusional pada proses penuaan, sedangkan pada kelopak mata atas sering karena
sikatrikal seperti akibat trakoma. Entropion dapat ditemukan pada seluruh kelompok
umur, dan lebih sering pada wanita, ini mungkin disebabkan lempeng tarsal pada
menyebabkan rasa sensitif akut terhadap cahaya dan angin, serta dapat menyebabkan
infeksi mata, abrasi kornea, atau ulkus kornea. Entropion dapat menimbulkan
seperti
perdarahan, infeksi, dan nyeri1,3. Dengan berbagai macam komplikasi dari penyakit
ini maka penting dilakukan perbaikan kondisi oleh dokter sebelum terjadi kerusakan
6
permanen pada mata, sehingga dalam makalah ini akan membahas mengenai penyakit
etnropion yang disertai dengan dasar diagnose dan tatalaksana penyakit tersebut.
Entopion?
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB II
LAPORAN KASUS
Nama : Nn W
Agama : Islam
Suku/Bangsa : jawa
Alamat : Pagelaran
2.2 Anamnesa
Keluhan Utama :
Februari 2020 pukul 9:45 dengan keluhan pada kedua mata terasa ada yang
mengganjal. Keluhan dirasakan sejak beberapa hari yang lalu, hampir setiap
waktu, dan semakit bertambah keluhan yang dirasakan. Keluhan pada kedua
8
mata disertai dengan rasa mata yang tertusuk, dan banyak keluar air mata.
Pasien juga mengeluhkan adanya rasa nyeri seperti cekot-cekot pada kedua
mata disertai pandangan yang kabur. Keluhannya paling terasa pada mata
beraktivitas disiang hari. Sedikit meredah saat malam hari dan saat tidur.
Sampai saat ini pasien mengakui sudah berobat di klinik dekat rumah, dan
mengeluhkan sakit yang sama pada mata kanan saja sekitar 1 tahun lalu,
Riwayat Kebiasaan
Riwayat Pengobatan
Riwayat Alergi : -
Tanda Vital
- Suhu : Afebris
Antropometri
OD KETERANGAN OS
Entropion Entropion
trikiasis
trikiasis
BOLA MATA
GERAKAN BOLA
MATA
FOTO KLINIS
- Dermatokalasis
- Epiblefaron
- Tidak dilakukan
2.8 Penatalaksanaan
-
13
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Kelopak mata (palpebrae) adalah lipatan kulit yang dimodifikasi yang dapat
menutup untuk melindungi bola mata anterior. Terdapat dua bagian kelopak mata,
bagian atas dan bawah, pada saat berkedip palpebra dapat membantu menyebarkan
lapisan air mata, untuk melindungi kornea dan konjungtiva dari dehidrasi. Kelopak
mata bagian atas berakhir di alis, sedangkan bagian bawah menyatu ke pipi. 1,2
14
Kelopak mata terdiri dari lima lapisan dari superfisial ke dalam terdapat kulit,
otot lurik (orbicularis oculi), Jaringan areolar, jaringan fibrosa (pelat tarsal), dan
A. Kulit
Kulit kelopak mata berbeda dari kulit pada sebagian besar area tubuh
yang lain tipis, longgar, dan elastis serta memiliki sedikit folikel rambut dan
jarak pendek mengelilingi tepi orbita. Sebagian serat berjalan ke pipi dan
dahi. Bagian otot yang terdapat di dalam palpebra dikenal sebagai bagian
15
luar palpebra disebut bagian orbita. Orbicularis oculi dipersarafi oleh nervus
facialis.1
C. Jaringan Areolar
D. Tarsus
lateral dan medial serta juluran tarsus tertambat pada tepi orbita dengan
adanya ligamen palpebrae lateralis dan medialis. Lempeng tarsus superior dan
inferior juga tertambat pada tepi atas dan bawah orbita oleh fasia yang tipis
E. Konjungtiva Palpebrae
palpebrae, yang melekat erat pada tarsus. Insisi bedah melalui garis kelabu
konjungtiva palpebrae.1
a. Tepian Anterior1
tidak teratur. Bulu mata atas lebih panjang dan lebih banyak
kecil, yang bermuara ke dalam folikel rambut pada dasar bulu mata.
b. Tepian Posterior1
Pada ujung medial tepian posterior palpebra terdapat penonjolan kecil dengan
lubang kecil di pusat yang terlihat pada palpebra superior dan inferior. Punctum ini
lacrimalis.2,3
3.2 Definisi
Entropion adalah suatu keadaan melipatnya kelopak mata bagian tepi atau margo
palpebra kearah dalam. hal ini menyebabkan trikiasis dimana bulu mata yang
17
biasanya mengarah keluar kini menggosok pada permukaan mata. Hal ini dapat
Trikiasis adalah suatu kelainan dimana bulu mata mengarah ke dalam bola mata
yang dapat menggosok kornea atau konjungtiva yang dapat menyebabkan iritasi.
3.3 Epidemiologi
Entropion kelopak mata bawah lebih sering terjadi dari pada entropion kelopak
mata atas. Entropion pada kelopak mata bawah lebih sering karena proses
involusional pada proses penuaan sedangkan pada kelopak mata atas sering karena
sikatrikal seperti akibat trakoma. entropion dapat terjadi unilateral maupun bilateral.2,3
Trikiasis dapat terjadi pada semua usia namun lebih sering ditemukan pada orang
dewasa. Belum ditemukan bukti adanya predileksi pada ras-ras tertentu ataupun jenis
kelamin.2,3
klasifikasi diantaranya:1,2,4
a. Involusi,
b. Sikatrik
Dapat mengenai kelopak mata atas atau bawah dan disebabkan oleh
tindakan bedah (enukleasi, koreksi ptosis) dan trauma (luka bakar dan
c. Kongenital
mata memutar kearah kornea, sementara pada epiblefaron kulit dan otot
okuli dimana terjadi pembengkakan pada kelopak mata dan spasme otot
atau memiliki kelopak mata yang sedikit menekuk ke arah bola mata.
Klasifikasi dari trikiasis dibagi dalam beberapa penyebab kelainan bulu mata,
diantaranya:3,7,8
hal ini menyebabkan pertumbuhan bulu mata lebih posterior daripada normal
Barisan kedua dari bulu mata tumbuh dari permukaan kelenjar meibom. Bulu
mata yang tumbuh tersebut mengarah secara vertikel dan pada anak-anak
dapat ditoleransi dikarenakan oleh adanya tear film yang bagus dan sedikit
dari sedikit
22
d. jaringan parut pada margin kelopak mata menyebabkan perubahan arah dari
e. Marginal entropion. Pembalikan dari margin kelopak mata akibat dari proses
Bulu mata yang mengiritasi mata dan menyebabkannya produksi air mata yang
berlebih sehingga mata sangat lembab. Rambut dapat mengikis kornea, menyebabkan
ulkus kornea. Ulkus kornea ini sulit untuk sembuh karena rambut yang terus
jelas, dan ini dapat menyebabkan jaringan parut, yang mengganggu penglihatan.
Keluhan yang sering timbul adalah rasa tidak nyaman seperti adanya sensasi benda
asing, mata berair, mata merah, gatal, mata kabur dan fotofobia.1,2,3
dapat menyebabkan infeksi mata, abrasi kornea atau ulkus kornea. Dari pemeriksaan
Pada pasien dengan trikiasis dapat mengeluhkan sensasi benda asing, iritasi pada
permukaan bola mata yang kronik, lesi pada kelopak mata, gatal, nyeri pada mata,
dan mata bengkak. Abrasi kornea sampai dapat terjadi ulkus kornea, injeksi
konjungtiva, keluarnya cairan mucus, dan pandangan menjadi kabur dapat menyertai
penyakit ini.3
Sebagian besar pasien dengan entropion bermasalah dengan air mata yang terus
mengalir, iritasi, terasa ada benda asing di dalam mata dan mata merah yang
memanjang, keratitis punctata superfisial yang dapat menjadi ulkus dan formasi
24
panus. Pasien dengan entropion sikatrik mungkin terdapat keratinisasi pada tepi
Pemeriksaan fisik pada kelopak mata meliputi test snapback yaitu dengan cara
menarik kelopak mata dengan hati-hati ke arah luar lalu dilihat apakah kelopak mata
dapat kembali ke posisi semula, dan biasanya tes ini tidak menimbulkan rasa sakit.
Dari tes ini dapat dilihat kelemahan pada tonus kelopak mata yang horizontal. Pada
pinggir kelopak mata bawah selalu ditemukan kelengkungan ke arah limbus setelah
entropion terbentuk. Forniks inferior tidak selalu kelihatan dalam dan kelopak mata
mungkin dapat mudah dikeluarkan. Tanda klinis lainnya meliputi gambaran garis
putih dalam ukuran milimeter di bawah tarsal inferior akibat dari pergeseran dari
retraktor kelopak mata dan pergerakan yang sedikit atau tidak ada sama seklai dari
kelopak bawah saat melihat ke bawah. Pindahnya bagian superior dari orbicularis
superior dapat dideteksi dengan melakukan observasi yaitu menutup mata yang
Tarikan dari kelopak mata bawah dan atas menimbulkan bulu mata dan kulit
2) Distikiasis
saluran Meibom.
25
3) Dermatokalasis
yang longgar dengan penonjolan dan kulit kelopak yang banyak. Perubahan
4) Epiblefaron
bulu mata masuk ke dalam. Orientasi dari tarsal plate normal selalu
5) Trikiasis
Kelainan berupa bulu mata yang mengarah ke kornea, sehingga timbul reaksi
kelopak mata ke arah dalam yang dapat disebabkan oleh involusi, sikatrik, atau
kongenital. Selain itu diagnosis banding laiinya adalah distikiasis, diamana kelenjara
tertekan dan mengakibatkan perubahan arah bulu mata menuju kedalam sama seperti
trikiasis.7
3.8 Penatalaksanaan
pipi sehingga menjauh dari bola mata dapat mengurangi gejala sementara terutama
untuk entropion involusi atau spastik. Pengukuran bulu mata bisa dilakukan di tempat
26
lokasi trikiasis. Terapi kontak lensa (hydrogel, hidrogel silicon, yang memiliki
diameter lebih besar dari kornea atau sklera) untuk melindungi kornea.1,6
Pengobatan entropion terbaik adalah dengan operasi plastik atau suatu tindakan
tarsotomi pada entropion akibat trakoma. pembedahan untuk memutar keluar kelopak
mata efektif pada semua jenis entropion. Sebuah tindakan sementara yang bermanfaat
pada entropion evolusional adalah dengan menarik kelopak mata bawah dan
Intervensi bedah diindikasikan, jika salah satu dari kriteria berikut muncul secara
1) Entropion involusional.
sampai batas tarsus. Septum orbita digores dan dibuka, sehingga tepi
kelopak mata bawah terhadap levator, dapat ditutup dengan silk 4.0
yang ditutup dengan jahitan 6.0 biasa, dan jumlah tepi fasia
b. Jahitan quikert
koreksi. 4,6
2) Entropion sikatrik."
Prosedur Weis, jika entropionnya asli sikatrik, blefarotomi dan rotasi merginal
(prosedur Weis) efektif untuk memperbaiki kelopak mata atas atau bawah.
29
Anestesi lokal diberikan pada kelopak mata dan insisi horizontal dibuat 4 mm
dari kelopak sampai kulit dan orbikularis. Dibuat atap marginal yang berada
2-4 mm dari garis tepi kelopak mata. Kelopak kemudian diangkat, dan dalam
hitungan detik dibuat insisi sampai konjungtiva dan tarsus. Gunting Westcott
mele-ati tarsus. Lalu dijahit tiga double-armed dengan silk 6-0 sampai tarsus,
ke atas tarsus yang kemudian keluar melalui kulit dekat bulu mata. Jahitan
untuk pastinya. Kulit yang diinsisi ditutup dengan jahitan 6-0 biasa. Jahitan
diletakkan dengan jahitan yang bisa diserap dan kelopak akan dapat
bawah.4,9
3) Entropion kongenital.
Suntikan toksin botulinum selalu efektif untuk paralisi orbikularis. Efek toksin
botulinum bertahan hanya sekitar 3 bulan, tetapi entropion tidak akan terulang
Pada penatalaksanaan trikiasis jika hanya sedikit bulu mata yang terlibat, dapat
diterapi dengan:
dengan forcep pada slit lamp. Karena pertumbuhan kembali dapat terjadi,
tingkat rekurensinya tinggi, selain itu bulu mata normal yang berdekatan
dapat menjadi rusak dan jaringan parut pada jaringan margin palpebra dapat
menggunakan ujung jarum yang dimasukkan dari ujung silia ke basis silia.
membutuhkan anestesia lokal infiltrative. Folikel dari bulu mata sangat sensitif
terhadap dingin dan dapat dihancurkan pada suhu -20oC. Area yang terlibat
dibekukan kurang lebih selama 25 detik dan kemudian dibiarkan mencair. Kemudian
secara
lambat untuk double freeze-thaw technique. Bulu mata yang abnormal dapat diangkat
dengan forcep. Kekurangan dari cryotherapy adalah edema yang dapat bertahan
selama beberapa hari, kehilangan pigmen kulit melanosit yang dapat hancur pada
suhu -10oC sehingga dapat hancur terlebih dahulu sebelum folikel rambut
dihancurkan, penebalan
32
margin palpebral, dan kemungkinan gangguan fungsi sel goblet. Metode ini dapat
dikombinasi dengan berbagai tehnik pembedahan dan dapat diulangi jika persisten
atau berulang.7,10
cryotherapy, tetapi dapat sangat berguna ketika hanya sedikit dari bulu mata yang
tersebar membutuhkan ablasi atau ketika stimulasi dari area peradangan yang lebih
besar tidak dibutuhkan. Beberapa pigmen dibutuhkan pada dasar bulu mata untuk
menyerap energi laser dan mengablasi bulu mata, menyebabkan tehnik ini sensitive
terhadap warna rambut. Ablasi menggunakan argon laser membutuhkan sinar dengan
3.9 Komplikasi
1) Konjungtivitis
2) Keratitis
Suatu kondisi dimaan kornea meradang. Masuknya bulu mata dan tepi
kelopak ke kornea dapat menimbulkan iritasi dan rasa sakit. Jaringan parut
3) Ulkus kornea
Ulkus kornea adalah ulkus yang terbentuk di kornea, dan biasanya disebabkan
oleh keratitis. Kondisi ini sangat serius karena dapt menyebabkan kehilangan
33
penglihatan. Sangat penting utnuk segera berobat ke dokter jika mata menjadi
maerah, mata terasa sakit atau seperti ada yang mengganjal di dalam mata.
3.10 Prognosis
penyakitnya.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pasien datang ke poli mata RSUD Kanjuruhan Kepanjen pada 25 Februari 2020
pukul 9:45 dengan keluhan pada kedua mata terasa ada yang mengganjal. Keluhan
dirasakan sejak beberapa hari yang lalu, hampir setiap waktu, dan semakit bertambah
keluhan yang dirasakan. Keluhan pada kedua mata disertai dengan rasa mata yang
tertusuk, dan banyak keluar air mata. Pasien juga mengeluhkan adanya rasa nyeri
seperti cekot-cekot pada kedua mata disertai pandangan yang kabur. Keluhannya
34
paling terasa pada mata kanan beliau. Kadang pasien merasakan keluhan semakin
sakit saat banyak beraktivitas disiang hari. Sedikit meradah saat malam hari saat
tidur. Sampai saat ini pasien mengakui sudah berobat diklinik dekat rumah, dan
diberikan obat tetes mata, namun keluhannya belum menghilang. Sehingga pasien
sakit yang sama pada mata kanan saja sekitar tahun lalu, kemudian dilakukan operasi
Dasar diagnosis pada pasien ini yaitu adanya keluhan pada mata yang terasa ada
benda asing di dalamnya, dengan air mata yang terus mengalir, disertai dengan iritasi,
dan mata merah yang persisten. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kelemahan
kelopak atas, pada test snapback yaitu dengan cara menarik kelopak mata dengan
hati-hati ke arah luar terlihat kelopak mata tidak dapat kembali ke posisi semula.
Tanda klinis lainnya yang ditemukan adanya lipatan bulu mata yang tidak normal,
kelopak mata atas, yang disertai dengan arah pertumbuhan bulu mata yang tidak
sesuai. Diagnosis kerja dari pasien ini adalah, ODS Entropion dengan Trikiasis
Pada kasus ini di diagnosis dengan ODS Entropion dan trikiasis. Dalam rencana
sesuai indikasi. Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan pada pasien, maka
berkenan.
melukai kornea.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Entropion merupakan salah satu kelainan yang terdapat pada area palpebra mata.
Bentuk dari kelainan ini adalah melipatnya kelopak mata bagian tepi atau margo
palpebra ke arah dalam sehingga bulu mata menggeser jaringan konjungtiva dan
kornea. Entropion kelopak mata bawah lebih sering terjadi daripada entropion
kelopak mata atas serta dapat terjadi unilateral maupun bilateral. Entropion dapat
epilasi bulu mata, dan dapat juga dengan melakukan pembedahan (tarsotomi) pada
DAFTAR PUSTAKA