Anda di halaman 1dari 4

A.

Harga Diri Sebagai Warga Masyarakat


Setiap manusia diciptakan Tuhan YME lebih daripada makhluk yang lain. Manusia
mempunyai hak dan kewajiban yang tidak diberikan kepada makhluk lain. Manusia mampu
menilai dirinya sendiri.
Harga diri adalah kesadaran akan seberapa nilai yang diberikan kepada diri sendiri. Harga diri
sering disebut juga sebagai kehormatan akan martabat. Harga diri juga merupakan kesadaran
akan seberapa besar nilai yan diberikan kepada diri sendiri. Seseorang dengan kesadarannya
sendiri dapat menilai pribadi masing-masing dengan jujur. Harga diri manusia adalah harkat atau
nilai manusia. Harga diri dibentuk dari hasil perenungan diri serta umpan balik yang diterima
tentang dirinya dari orang lain. Harga diri tidak hanya dimiliki seseorang, tetapi juga dimiliki
oleh keluarga, sekolah dan masyarakat.

Cara menjaga harga diri dalam keluarga antara lain adalah sebagai berikut: meningkatkan
iman & taqwa kepada Tuhan YME, menjauhkan diri dari pebuatan yg merugikan diri sendiri &
orang lain, menghormati orang tua, menjaga nama baik keluarga, menghormati orang tua,
mengendalikan diri dalam bergaul dan mengutamakan sopan santun.
Cara menjaga harga diri masyarakat adalah sebagai berikut:
1. Bergaul dengan siapa saja tanpa membeda-bedakan,
2. Ikut menjaga keamanan,
3. Aktif dalam berorganisasi,
4. Bersikap ramah & sopan, dan
5. Mematuhi peraturan yang berlaku.
Selanjutnya cara menjaga harga diri bangsa antara lain adalah sebagai berikut:
1) Mengutamakan kepentingan bersama,

2) Mematuhi peraturan yang berlaku,

3) Ikut serta dalam pembelaan negara,

4) Mencintai produk dalam negeri,

5) Tidak terpengaruh oleh budaya asing yg menjerumuskan, dan

6) Mengutamakan kepentingan negara.


B. Kebebasan Berorganisasi
Kebebasan artinya kemerdekaan untuk bertindak sesuai dengan kemauan hati.
Kebebasan berorganisasi adalah kemerdekaan/hak asasi seseoang untuk memilih atau
bergabung dengan suatu organisasi yang sesuai dengan hati nurani. Di Indonesia, hak
berorganisasi diatur oleh undang-undang. Hak berorganisasi secara tidak langsung tersirat
dalam UUD 1945, terutama pasal 28 E ayat (3). Dalam pasal tersebut dinyatakan bahwa
setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan menyatakan pendapat.
C. Kemerdekaan Mengeluarkan Pendapat
Kebebasan mengeluarkan pendapat di muka umum di dalam UUD 1945 diatur
dalam pasal 28 E ayat (3) yaitu setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan
mengeluarkan pendapat. Kemerdekaan mengeluarkan pendapat dapat berbentuk ungkapan
atau pernyataan di muka umum, bisa juga dalam bentuk tulisan, aksi unjuk rasa/demonstrasi.
Dalam kenyataan sehari-hari, demonstrasi sering menimbulkan permasalahan.
Tujuan pengaturan mengenai kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum
adalah sebagai berikut:
1. Mewujudkan kebebasan yang bertanggung jawab sebagai salah satu pelaksanaan hak asasi
manusia sesuai Pancasila dan UUD 1945.
2. Mewujudkan perlindungan hukum yang konsisten dan berkesinambungan dalam menjamin
kemerdekaan menyampaikan pendapat.
3. Mewujudkan iklim yang kondusif bagi perkembangan partisipasi dan kreativitas setiap warga
negara sebagai perwujudan hak dan tanggung jawab dalam kehidupan demokrasi.
4. Menempatkan tanggung jawab sosial dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara tanpa mengabaikan kepentingan perorangan atau kelompok.
D. Prestasi Diri
Seseorang dianggap berprestasi, jika dia telah meraih sesuatu dari apa yang telah
diusahakannya, baik melalui belajar, bekerja, berolahraga, dan sebagainya. Prestasi tersebut
merupakan wujud nyata optimalisasi pengembangan potensi diri. Prestasi dapat diraih setelah
seseorang mengerahkan daya dan upaya, baik mencakup kemampuan intelektual, emosional,
spiritual, dan ketahanan diri dalam berbagai bidang kehidupan.
Untuk dapat mewujudkan prestasi, paling tidak ada dua faktor yang mempengaruhi yaitu
sebagai berikut:
a. Faktor intern, yang berupa bakat, minat, keinginan, cita-cita, kemauan, kecerdasan.
b. Faktor ekstern, yang meliputi:
 Keluarga, kondisi keluarga sangat mempengaruhi potensi seseorang dalam berprestasi. Keluarga
yang memahami keadaan individu anggota keluarga yang berbeda-beda akan mendorong
masing-masing individu untuk berprestasi sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.
Dengan demikian, setiap individu akan memiliki semangat berprestasi karena mendapat
dorongan keluarga.
 Sekolah, sebagai tempat mengembangkan bakat, minat dan kemampuan seseorang yang sangat
besar terhadap potensi seseorang dalam mewujudkan prestasi. Sekolah akan memberikan
motivasi terhadap semua siswa untuk berprestasi.
 Masyarakat; masyarakat juga mempunyai pengaruh terhadap potensi seseorang untuk berprestasi
sesuai dengan keadaan lingkungannya. Sikap positif terhadap peluang berprestasi akan tercermin
dalam perbuatan sehari-hari antara lain menghargai hasil karya orang lain, bangga sebagai
bangsa Indonesia.
Ciri-ciri orang yang mempunyai prestasi adalah sebagai berikut:
 Memiliki semangat juang yang tinggi,
 Memiliki disiplin diri,
 Memiliki tekat untuk belajar,
 Memiliki sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain,
 Memiliki sikap terbuka,
 Memiliki kemampuan dalam bersaing dengan orang lain, dan
 Memiliki kemampuan membaca peluang dan kebutuhan.
E. Persamaan Kedudukan Warga Negara
Manusia diciptakan oleh Tuhan YME dengan harkat, martabat dan derajat yang sama
yang masing-masing mempunyai hak dan kewajiban sebagai warga negara. Persamaan
kedudukan warga negara diatur dalam UUD 1945 pasal 27 yang menyatakan bahwa segala
warga negara besamaan kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung
hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. Warga negara juga memiliki hak
konstitusional terkait dengan kehidupannya dalam berbangsa dan bernegara, seperti perlindungan
dan kepastian hukum yang adil, upaya pembelaah negara, bebas dari penyiksaan atau perlakuan
yang merendahkan martabat kemanusiaan, dll.
F. Hidup Aman dan Damai
Hidup aman dan damai merupakan sesuatu yang sangat didambakan oleh setiap warga
negara Indonesia. Kegiatan pembangunan akan berjalan lancar jika keadaan negara aman dan
damai. Rakyat dapat melakukan berbagai kegiatan dengan tenang dan leluasa, seperti bekerja,
sekolah, dll. Sebaliknya, jika negara tidak aman, pembangunan akan terhambat.
Berikut ini beberapa upaya untuk mewujudkan kehidupan yang aman dan damai:
1. Memandang segala perbedaan, baik suku, agaa, adat istiadat, bukan sebagai pemisah, tetapi
sebagai pemersatu dan sumber kekuatan bersama.
2. Mengutamakan kepentingan negara.
3. Mematuhi peraturan yang berlaku.
4. Melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai warga negara,
5. Membina kerukunan dan mengembangkan sikap saling menghormati dan tenggang rasa.
6. Berjuang semaksimal mungkin sesuai bidang masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai