A. Peran perawat medical bedah dalam kebijakan pelayanan kesehatan (nasional dan
internasional)
1. Definisi Keperawatan Medikal Bedah
Keperawatan Medikal Bedah adalah pelayanan profesional yang
berdasarkan pada ilmu keperawatan medikal bedah dan teknik keperawatan
medikal bedah berbentuk pelayanan Bio-psiko-sosio-spiritual, peran utama
perawat adalah memeberikan asuhan keperawatan kepada manusia (sebagai objek
utama pengkajian filsafat ilmu keperawatan: ontologis).
Pengertian keperawatan medikal bedah Menurut (Raymond H. &
Simamora, mengandung 3 hal ialah :
1) Mengembangkan diri secara terus-menerus untuk meningkatkan
kemampuan professional dalam medikal bedah dengan cara:
a. Menerapkan konsep-konsep keperawatan dalam melaksanakan
kegiatan keperawatan.
b. Melaksanakan kegiatan keperawatan dalam menggunakan
pendekatan ilmiah.
c. Berperan sebagai pembaru dalam setiap kegiatan keperawatan
pada berbagai tatanan pelayanan keperawatan.
d. Mengikuti perkembangan IPTEK secara terus-menerus melalui
kegiatan yang menunjang.
e. Mengembangkan IPTEK keperawatan yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat dan perkembangan ilmu.
f. Berperan aktif dalam setiap kegiatan ilmiah yang relevan dengan
keperawatan.
2) Melaksanakan kegiatan penelitian rangaka pengembangan ilmu
keperawatan medikal bedah dengan cara:
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan dengan menganlisis,
menyintesis informasi yang relevan dari berbagai sumber dan
memerhatikan perspektif lintas budaya.
b. Merencanakan dan melaksanakan penelitian dalam bidang
keperawatan keperawatan medikal bedah.
c. Menerapkan prinsip dan tekhnik penalaran yang tepat dalam
berpikir secara logis, kritis, dan mandiri.
3) Berfungsi sebagai anggota masyarakat yang kreatif, produktif, terbuka
untuk menerima perubahan, dan berorientasi pada masa depan dengan
cara:
a. Menggali dan mengembangkan potensi yang ada pada dirinya
untuk membantu meneyelesaikan masalah masyarakat yang terkait
dengan keperawatan medikal bedah.
b. Membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan
memanfaatkan dan mengelola sumber yang tersedia.
2) Patofisiologi Malaria
Patofisiologi Gejala malaria timbul saat pecahnya eritrosit yang
mengandung parasit. Demam mulai timbul bersamaan pecahnya skizon
darah yang mengeluarkan macam-macam antigen. Antigen ini akan
merangsang makrofag, monosit atau limfosit yang mengeluarkan berbagai
macam sitokin, diantaranya Tumor Necrosis Factor (TNF). TNF akan
dibawa aliran darah ke hipothalamus, yang merupakan pusat pengatur
suhu tubuh manusia. Sebagai akibat demam terjadi vasodilasi periferyang
mungkin disebabkan oleh bahan vasoaktif yang diproduksi oleh parasit.
Limpa merupakan organ retikuloendotelial. Pembesaran limpa disebabkan
oleh terjadi peningkatan jumlah eritrosit yang terinfeksi parasit,
teraktifasinya sistem retikuloendotelial untuk memfagositosiseritrosit yang
terinfeksi parasit dan sisa eritrsit akibat hemolisis. Anemia terutama
disebabkan oleh pecahnya eritrosit dan fagositosis oleh sistem
retikuloendotetial. Hebatnya hemolisis tergantung pada jenis plasmodium
dan status imunitas penjamu. Anemia juga disebabkan oleh hemolisis
autoimun, sekuentrasi oleh limpa pada eritrosit yang terinfeksi maupun
yang normal dan gangguan eritropoisis. Hiperglikemi dan
hiperbilirubinemia sering terjadi. Hemoglobinuria dan Hemoglobinemia
dijumpai bila hemolisis berat. Kelainan patologik pembuluh darah kapiler
pada malaria tropika, disebabkan kartena sel darah merah terinfeksi
menjadi kaku dan lengket, perjalanannya dalam Teuku Romi Imansyah
Putra, Malaria dan Permasalahannya 106 kapiler terganggu sehingga
melekat pada endotel kapiler karena terdapat penonjolan membran
eritrosit. Setelah terjadi penumpukan sel dan bahan-bahan pecahan sel
maka aliran kapiler terhambat dan timbul hipoksia jaringan, terjadi
gangguan pada integritas kapiler dan dapat terjadi perembesan cairan
bukan perdarahan kejaringansekitarnya dan dapat menimbulkan malaria
cerebral, edema paru, gagal ginjal danmalobsorsi usus.
5) Penatalaksanaan Malaria
Malaria adalah penyakit yang bisa diobati dan dicegah. Tujuan
utama pengobatan adalah untuk membasmi parasit malaria untuk
mencegah pengembangan penyakit parah seperti malaria serebral atau
kematian. Pasien Inap : Rujuk pasien malaria untuk dirawat di ruang
isolasi
2) Patofisiologi DHF
Patofisiologi demam dengue (dengue fever/ DF) dimulai dari
gigitan nyamuk Aedes sp. Manusia adalah inang (host) utama terhadap
virus dengue. Nyamuk Aedes sp akan terinfeksi virus dengue apabila
menggigit seseorang yang sedang mengalami viremia virus tersebut,
kemudian dalam kelenjar liur nyamuk virus dengue akan bereplikasi yang
berlangsung selama 8─12 hari. Namun, proses replikasi ini tidak
memengaruhi keberlangsungan hidup nyamuk. Kemudian, serangga ini
akan mentransmisikan virus dengue jika dengan segera menggigit manusia
lainnya.
Orang yang digigit oleh nyamuk Aedes sp yang membawa virus
dengue, akan berstatus infeksius selama 6─7 hari. Virus dengue akan
masuk ke dalam peredaran darah orang yang digigitnya bersama saliva
nyamuk, lalu virus akan menginvasi leukosit dan bereplikasi. Leukosit
akan merespon adanya viremia dengan mengeluarkan protein cytokines
dan interferon, yang bertanggung jawab terhadap timbulnya gejala-gejala
seperti demam, flu-like symptoms, dan nyeri otot.
Masa inkubasi biasanya 4─7 hari, dengan kisaran 3─14 hari. Bila
replikasi virus bertambah banyak, virus dapat masuk ke dalam organ hati
dan sum-sum tulang. Sel-sel stroma pada sum-sum tulang yang terkena
infeksi virus akan rusak sehingga mengakibatkan menurunnya jumlah
trombosit yang diproduksi. Kekurangan trombosit ini akan mengganggu
proses pembekuan darah dan meningkatkan risiko perdarahan, sehingga
DF berlanjut menjadi DHF. Gejala perdarahan mulai tampak pada hari ke-
3 atau ke-5 berupa petekie, purpura, ekimosis, hematemesis dan melena..
Replikasi virus yang terjadi pada hati, akan menyebabkan
pembesaran hati dan nyeri tekan, namun jarang dijumpai adanya ikterus.
Bila penyakit ini berlanjut, terjadi pelepasan zat anafilatoksin, histamin,
dan serotonin, serta aktivasi sistem kalikrein yang meningkatkan
permeabilitas dinding kapiler. Kemudian akan diikuti terjadinya
ektravasasi cairan intravaskular ke kedalam jaringan ekstravaskular.
Akibatnya, volume darah akan turun, disertai penurunan tekanan darah,
dan penurunan suplai oksigen ke organ dan jaringan. Pada keadaan inilah
akral tubuh akan terasa dingin disebabkan peredaran darah dan oksigen
yang berkurang, karena peredaran darah ke organ-organ vital tubuh lebih
diutamakan. Ektravasasi yang berlanjut akan menyebabkan
hemokonsentrasi, hipoproteinemia, efusi dan renjatan. Pada keadaan ini,
penderita memasuki fase DSS.
3) Tanda Dan Gejala DHF
a. Panas tinggi selama 2-7 hari .
b. Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit pteachie, ekhimosis
hematoma.
c. Epitaksis
d. Mual,muntah,tidak ada nafsu makan, diare, konstipasi.
e. Neri otot, tulang, sendi, abdomen, dan uluh hati .
f. Sakit kepala, pembengkakan sekitar mata, pembesaran hati, limfe,
dan kelenjar getah bening.
g. Tanda-tanda rejatan (sianosis, kulit lembab, dan dingin, tekanan
darah menurun, gelisah, nadi cepat dan lemah .)
h. Tes tourniquet positif
i. Setelah hari ketiga biasanya demam akan turun dan penderita
mungkin merasa sudah sembuh tetapi setelah itu demam dapat
menyerang kembali .
j. Berak darah dan mimisan .
k. Trombositopenia
3. Thypoid
1) Definisi Thypoid
Demam Thypoid adalah penyakit akut, yakni infeksi sistemik
yang menyerang saluran pencernaan. Sebelum abad 19 penyakit ini
dianggap sama dengan Thipus. Demam thipus merupakan salah satu
bagian dari thypoid. Salmonella thypi dan paratyphi hanya menyerang
manusia. Organisme ini menyerang manusia melalu makanan atau air
yang terkontaminasi kotoran manusia yang terinfeksi. Penularan langsung
dari manusia ke manusia jarang terjadi. Typhoid adalah masalah kesehatan
global.
2) Patofisiologi Thypoid
Pato fisiologi tifoid atau typhoid fever bergantung pada banyaknya
organisme kausal yang masuk.
Bila seseorang menelan Salmonella typhi bersama makanan atau
minuman yang tercemar, sebagian bakteri akan dimusnahkan dalam
lambung oleh asam lambung. Bakteri yang dapat bertahan pada pH
lambung serendah 1,5 akan masuk ke ileum bagian distal, mencapai
jaringan limfoid lalu berkembang biak, dan menyebabkan
hiperplasia Peyeri patches (selanjutnya disebut sebagai plak Peyeri).
Bakteri yang masuk ke aliran darah, menyebabkan bakteriemia, akan
melepaskan endotoksin yang berperan pada patogenesis tifoid, karena
membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada jaringan tempat bakteri
ini berkembang biak.
Demam pada tifoid disebabkan karena Salmonella typhi dan
endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat pirogen oleh lekosit
pada jaringan yang meradang. Reaksi tubuh terhadap pirogen ini juga
menyebabkan timbulnya manifestasi sistemik seperti sakit kepala, malaise
dan nyeri abdomen.[3] Masa inkubasi sekitar 7-14 hari setelah bakteri
tersebut tertelan sampai onset demam terjadi.[2] Bakteri Salmonella
typhi selanjutnya masuk ke jaringan beberapa organ tubuh, terutama
limpa, usus dan kandung empedu.
5) Penatalaksanaan Thypoid
Masalah dalam penatalaksanaan tifoid adalah pasien yang
terinfeksi bakteri Salmonella typhi, yang datang ke ruang gawat darurat,
atau ke klinik praktek dokter bisa jadi sudah dalam keadaan fase lanjut,
dan kemungkinan sudah memasuki minggu ke-2 demam tifoid. Perawatan
Di Rumah: Di daerah endemik, lebih dari 60-90 persen kasus demam
tifoid bisa dirawat di rumah saja. Dokter akan memberikan antibiotika,
dengan anjuran tirah baring, menjaga kebersihan diri dengan mencuci
tangan, dan menghindari menyajikan makanan untuk keluarga atau orang
lain. Penderita juga dianjurkan untuk menjaga kebersihan saat buang air
besar dan kecil sehingga tidak menularkan penyakit kepada orang lain.
4. Filariasis
1) Definisi Filariasis
Filariasis, atau yang lebih dikenal dengan kaki gajah, adalah
penyakit parasit yang disebabkan oleh cacing filaria. Cacing dengan
bentuk seperti benang ini hidup pada sistem limfatik (kelenjar getah
bening) manusia.
Di dalam sistem limfatik, cacing akan memengaruhi sistem imun
tubuh dan menyebabkan infeksi.
Penyakit ini membuat beberapa bagian tubuh Anda membengkak,
terutama pada kaki, lengan, dan alat kelamin luar. Namun, tak menutup
kemungkinan payudara juga akan membengkak.
Filariasis termasuk penyakit kronis yang bisa memberikan efek
jangka panjang. Anda akan mengalami nyeri dan pembengkakan tubuh
dalam waktu yang lama hingga kehilangan kemampuan seksual.
2) Patofisiologi Filariasis
Patofisiologi filariasis secara umum disebabkan oleh respons imun
tubuh terhadap nematoda dewasa dan mikrofilaria. Proses ini umumnya
terjadi secara kronik dan membutuhkan waktu bulan sampai tahun.
Patogenesis Filariasis Limfatik : Kelompok filariasis limfatik
membutuhkan waktu inkubasi 8–16 bulan, namun beberapa gejala dapat
muncul 4 bulan setelah infeksi. Gejala yang timbul disebabkan oleh
respons imun tubuh terhadap toksin dan alergen yang diproduksi oleh
filaria dewasa atau akibat infeksi bakteri sekunder. Respons imun ini
menimbulkan gejala berupa demam, rigor dan tremor, serta kongesti.
3) Tanda Dan Gejala Filariasis
Filariasis memiliki gejala dan tanda akut serta kronis. Biasanya
gejala filariasis akut ditandai dengan:
a. Demam
Demam biasanya terjadi selama 3 sampai 5 hari. Demam
juga biasanya akan muncul secara berulang. Ketika Anda
mengistirahatkan tubuh, demam akan hilang. Namun, ketika
melakukan berbagai kegiatan berat, demam akan kembali muncul.
b. Kedinginan
Selain demam, Anda biasanya akan merasa kedinginan atau
meriang. Kondisi ini biasanya kambuhan dan diikuti dengan
demam.
c. Sakit kepala
Filariasis kronis juga ditandai dengan sakit kepala. Rasa
sakit ini umumnya cukup sering muncul berbarengan dengan
demam.
d. Pembengkakan kelenjar getah bening
Pembengkakan ini biasanya muncul di daerah lipatan paha
dan ketiak. Umumnya, pembengkakan ini akan terlihat kemerahan,
terasa panas, dan nyeri.
e. Radang saluran kelenjar getah bening
Biasanya kondisi ini ditandai dengan rasa panas dan sakit
yang menjalar dari pangkal ke arah ujung kaki atau lengan. Jika
Anda merasakan gejala ini, jangan disepelekan dan segera
periksakan ke dokter.
f. Abses filarial
Abses filarial adalah kondisi saat kelenjar getah bening
yang membengkak pecah dan mengeluarkan darah serta nanah.
Kondisi ini menandakan bahwa infeksi mulai menyebar.
g. Pembengkakan dini
Pada filariasis kronis, tungkai, lengan, buah dada, dan
skrotum akan terlihat kemerahan dan sedikit membengkak. Selain
itu, Anda juga akan merasakan sensasi panas di beberapa bagian
ini.
Kondisi ini menjadi tanda yang cukup jelas bahwa Anda terinfeksi
kaki gajah. Sementara itu, untuk gejala filariasis kronis, Anda mengalami
pembengkakan yang permanen dengan ukuran cukup besar pada:
a. Kaki
b. Kelamin
c. Payudara
d. Lengan
Bagian tubuh yang terinfeksi akan membengkak, terasa nyeri, dan
kehilangan fungsi secara bertahap akibat infeksi pada sistem limfatik
(limfedema). Selain itu, kulit tubuh Anda juga biasanya akan terpengaruh
dan ditunjukkan dengan berbagai gejala seperti:
a. Kering
b. Tebal
c. Luka
d. Berwarna lebih gelap dari biasanya
e. Berbintik-bintik
Pada pria, infeksi ini dapat menyebabkan pembengkakan dan
hidrokel pada skrotum. Dikarenakan filariasis memengaruhi sistem
kekebalan tubuh, pengidapnya juga berisiko tinggi terkena infeksi lainnya.
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas.
Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu,
konsultasikanlah dengan dokter.
5) Penatalaksanaan Filariasis
Penatalaksanaan filariasis diberikan berdasarkan spesies filaria
yang menginfeksi. Secara umum, tata laksana filariasis mencakup
pemberian antiparasit dan pembedahan bila diperlukan. Antiparasit yang
sering digunakan adalah diethylcarbamazine, ivermektin, dan albendazole.
Pemberian antiparasit ini disesuaikan dengan jenis filaria dan koinfeksi
antar spesies. Pemberian Antiparasit : Antiparasit diberikan berdasarkan
jenis filaria yang menginfeksi. Untuk filariasis limfatik (kaki gajah),
antiparasit utama yang diberikan adalah diethylcarbamazine dengan dosis
6 mg/kgBB/hari selama 1–12 hari.
SOAL LATIHAN
1. Pelayanan profesional yang berdasarkan pada ilmu keperawatan medikal bedah dan
teknik keperawatan medikal bedah berbentuk pelayanan Bio-psiko-sosio-spiritual, peran
utama perawat adalah memeberikan asuhan keperawatan kepada manusia adalah…..
a. Definisi keperawatan medical bedah
b. Tugas keperawatan medical bedah
c. Peran keperawatan medical bedah
d. Fungsi keperawatan medical bedah
e. Tujuan keperawatan medical bedah
2. Memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan melalui berbagai proses atau tahapan
yang harus dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada pasien
adalah….
a. Definisi keperawatan medical bedah
b. Tugas keperawatan medical bedah
c. Peran dan fungsi keperawatan medical bedah
d. Tujuan keperawatan medikal bedah
e. Manfaat keperawatan medikal bedah
3. Sistem pelayanan kesehatan adalah setiap usaha yang diselenggarakan sendiri atau secara
bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihka kesehatan perseorangan,
keluarga, kelompok atau masyarakat. Pengertian tersebut menurut….
a. Levey dan Loomba (1973)
b. Levey dan NANDA (1937)
c. Loomba (1973)
d. Levey (1973)
e. NANDA dan Loomba (1973)
4. Diperlukan bagi masyarakat atau klien yang melakukan perawatan rumah sakit
dilaksanakan dirumah sakit yang tersedia tenaga spesialis. Merupakan lingkup pelayanan
kesehatan tingkat….
a. Tingkat dua/secondary health service
b. Tingkat pertama /primary service
c. Tingkat tiga/tertiary health service
d. Tingkat keempat
e. Tingkat kelima
5. Salah satu jenis penyakit serius dan berbahaya yang disebabkan oleh infeksi parasit
merupakan pengertian dari…..
a. Malaria
b. Thypoid
c. DHF
d. Filariasis
e. DBD
8. Untuk hasil diagnosis yang lebih akurat, dokter akan merekomendasikan uji diagnostik
cepat (rapid diagnostic test) agar….
a. Jenis parasit yang terdapat di tubuh Anda dapat teridentifikasi, serta
mengetahui apakah ada organ vital yang terpengaruh
b. Lebih cepat pemprosesan
c. Dapat keuntungan
d. Sembuh dengan cepat dari malaria
e. Terhindar dari penyakit malaria
9. Untuk membasmi parasit malaria untuk mencegah pengembangan penyakit parah seperti
malaria serebral atau kematian adalah….
a. Tujuan utama pengobatan
b. Pengertian malaria
c. Manfaat pengobatan
d. Saran dokter
e. Mempercepat pengobatan
11. Penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue, sejenis virusyang tergolong arbovirus dan
masuk ke tubuh penderita melalui gigitan nyamukAedes Aegypti betina. Pengertian
dari….
a. Malaria
b. Thypoid
c. DHF
d. Filariasis
e. DBD
12. Kelenjar liur nyamuk virus dengue akan bereplikasi yang berlangsung selama …. Hari
a. 8-12
b. 6-10
c. 4-8
d. 2-6
e. 10-14
13. Tanda dan gejala DHF diantaranya panas tinggi selama ….hari
a. 2-7
b. 7-14
c. 8-10
d. 4-9
e. 7-11
15. Penatalaksanaan demam dengue (dengue fever/DF) karena bersifat self-limited hanya
membutuhkan….
a. Rehidrasi dan antipiretik
b. Pengobatan berkala
c. Rehidrasi
d. Antipiretik
e. Vitamin C
19. Tanda dan gejala thypoid biasanya penderita mengalami demam lebih dari….
a. Seminggu
b. Dua hari
c. Satu hari
d. Enam hari
e. Empat hari
23. Penyakit parasit yang disebabkan oleh cacing filarial disebut penyakit….
a. Malaria
b. Thypoid
c. DHF
d. Filariasis
e. DBD
26. Diagnosis filaria perlu diprioritaskan pada pasien yang mengalami gejala dan tinggal di
daerah,….
a. Endemis
b. Pegunungan
c. Tropis
d. Perkotaan
e. Perkampungan