Anda di halaman 1dari 10

RANGKUMAN PERKULIAHAN 3

PENGKAJIAN KESEHATAN DAN TES DIAGNOSTIK

Nama : Elis Lia Ajijah

Kelas : 2A

NIM : 34403519032

Dosen : Bapak H. Asep Solihat., Ners., M.Kep

Tanggal : 16 September 2020

KONSEP DASAR PENGKAJIAN KESEHATAN DAN KONSEP DASAR


TEST DIAGNOSTIC PADA GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN

A. Masalah kesehatan
1. Pnemonia
a. Pengertian
Pneumonia adalah peradangan paru-paru yang
disebabkan oleh infeksi. Pneumonia bisa menimbulkan
gejala yang ringan hingga berat. Beberapa gejala yang
umumnya dialami penderita pneumonia adalah batuk
berdahak, demam, dan sesak napas. 
Pneumonia juga dikenal dengan istilah paru-paru
basah. Pada kondisi ini, infeksi menyebabkan peradangan
pada kantong-kantong udara (alveoli) di salah satu atau
kedua paru-paru. Akibatnya, alveoli bisa dipenuhi cairan
atau nanah sehingga menyebabkan penderitanya sulit
bernapas.
b. Tanda dan gejala
1) Batuk
2) Demam
3) Sesak napas
4) Menggigil
5) Kelelahan
c. Pemeriksaan diagnostik yang mendukung penegakan
masalah kesehatan
1) Pemeriksaan darah
2) Pemeriksaan urine
3) Elektrokardiogram (EKG)
4) Foto Rontgen
5) Ultrasonografi (USG)
6) Computed tomography scan (CT Scan)
7) Magnetic resonance imaging (MRI)
8) Fluoroskopi
9) Endoskopi
2. Empisema toraksis
a. Pengertian
Emfisema adalah penyakit kronis akibat kerusakan
kantong udara atau alveolus pada paru-paru. Seiring waktu,
kerusakan kantong udara semakin parah sehingga
membentuk satu kantong besar dari beberapa kantong kecil
yang pecah. Akibatnya, luas area permukaan paru-paru
menjadi berkurang yang menyebabkan kadar oksigen yang
mencapai aliran darah menurun. Kondisi ini juga membuat
paru-paru membesar secara perlahan akibat udara yang
terperangkap di dalam kantong dan sulit dikeluarkan.
b. Tanda dan gejala
1) Napas menjadi pendek
2) Batuk.
3) Cepat lelah
4) Penurunan berat badan
5) Jantung berdebar
6) Bibir dan kuku menjadi biru
7) Depresi
c. Pemeriksaan diagnostik yang mendukung penegakan
masalah kesehatan
Diagnosis emfisema dapat ditegakkan melalui
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
Pasien umumnya datang dengan sesak nafas dan riwayat
merokok. Pada pemeriksaan penunjang berupa rontgen
dada akan tampak gambaran hiperinflasi paru.
3. Bronkitis akut
a. Pengertian
Bronkitis adalah istilah untuk peradangan pada
bronkus yang bertugas membawa udara ke paru. bronkitis
akut dapat sembuh dalam waktu singkat.
b. Tanda dan gejala
1) Rasa sesak di dada.
2) Batuk berdahak. Warna dahak bisa bening atau
kuning.
3) Mengi, yaitu muncul bungi ‘ngik’ di tiap tarikan
napas.
4) Sakit tenggorokan.
5) Demam yang disertai menggigil.
6) Pegal-pegal
c. Pemeriksaan diagnostik yang mendukung penegakan
masalah kesehatan
1) Pemeriksaan kadar oksigen dalam darah
2) Pemeriksaan fungsi paru dengan spirometer
3) Rontgen paru
4) Tes darah
5) Pemeriksaan sampel dahak
4. Bronkitis kronik
a. Pengertian
Bronkitis kronis. Ini merupakan jenis bronkitis yang
disebabkan oleh infeksi bronkus dan bertahan setidaknya
tiga bulan dalam satu tahun dan bisa berulang pada tahun
berikutnya. Berbeda dengan bronkitis akut, bronkitis kronis
lebih sering tdijumpai menyerang orang dewasa di atas usia
40 tahun.
b. Tanda dan gejala
1) Batuk disertai lendir berwarna kuning keabu-abuan
atau hijau.
2) Sakit tenggorokan.
3) Sesak napas.
4) Hidung beringus atau tersumbat.
5) Sakit atau rasa tidak nyaman pada dada.
6) Kelelahan.
7) Demam ringan.
c. Pemeriksaan diagnostik yang mendukung penegakan
masalah kesehatan
Untuk memastikan apakah seseorang alami
bronkitis, maka diperlukan bebrapa langkah pemeriksaan
untuk memastikannya. Caranya dimulai dengan
pemeriksaan terhadap gejala yang muncul, riwayat
kesehatan yang dialami pengidapnya serta faktor risiko
yang ada. Saat menjalani pemeriksaan awal, dokter akan
mengamati kondisi paru menggunakan stetoskop ketika
bernapas.
Beberapa tes lain juga dibutuhkan untuk mendiagnosis
bronkitis. Tes tersebut, antara lain:
1) Rontgen dada, untuk mendeteksi kondisi sistem
pernapasan secara keseluruhan dan hal-hal lain
penyebab timbulnya batuk.
2) Pemeriksaan kadar oksigen dalam darah. Saat tes ini
dilakukan, alat berupa sensor khusus akan
digunakan, kemudian ditempelkan pada jari untuk
mengetahui kadar oksigen dalam darah.
3) Tes darah.
4) Tes fungsi paru. Alat berupa tabung atau selang
yang disebut spirometer akan digunakan selama
proses pemeriksaan ini. Pengidapnya akan diminta
untuk menghirup dan mengembuskan napas melalui
spirometer. Alat ini pun akan menunjukkan fungsi
paru pasien.
5. Efusi plera
a. Pengertian
Efusi pleura adalah penumpukan cairan di rongga
pleura, yaitu rongga di antara lapisan pleura yang
membungkus paru-paru dengan lapisan pleura yang
menempel pada dinding dalam rongga dada. Kondisi ini
umumnya merupakan komplikasi dari penyakit lain.
b. Tanda dan gejala
1) Sesak napas
2) Nyeri dada, terutama saat menarik dan membuang
napas dalam-dalam (dikenal dengan nyeri pleuritik)
3) Batuk kering
c. Pemeriksaan diagnostik yang mendukung penegakan
masalah kesehatan
1) Pemindaian dengan Rontgen atau CT scan dada,
untuk melihat adanya penumpukan cairan di paru-
paru
2) Thoracentesis atau throcacocentesis, yaitu prosedur
pengambilan cairan dari rongga dada dengan jarum
untuk mengurangi cairan yang menumpuk sekaligus
untuk mengambil sampel cairan yang akan
dianalisis di laboratorium
3) Tes darah, untuk melihat tanda-tanda infeksi dan
memeriksa fungsi ginjal serta fungsi hati
4) Biopsi paru, untuk mendeteksi adanya sel atau
jaringan yang tidak normal pada paru
5) Ekokardiografi, untuk memeriksa kondisi jantung
dan mendeteksi adanya gangguan pada jantung
6) Bronkoskopi, untuk memeriksa adanya gangguan di
saluran pernapasan
6. Asma bronhial
a. Pengertian
Asma bronkial termasuk penyakit asma yang paling
umum terjadi. Penyakit ini dapat menyebabkan jalan napas
paru membengkak (edema) dan menyempit, sehingga jalur
udara menghasilkan lendir yang berlebihan. Kondisi ini
membuat penderitanya sulit bernapas, yang seringkali juga
diikuti batuk, napas pendek, dan napas berbunyi (mengi). 
b. Tanda dan gejala
1) Batuk keras.
2) Napas berbunyi (mengi).
3) Sulit bernapas.
4) Dada terasa sesak.
5) Lemah dan lesu. 
c. Pemeriksaan diagnostik yang mendukung penegakan
masalah kesehatan
1) Spirometri
2) Tes Arus Puncak Ekspirasi (APE)
3) Uji Provokasi Bronkus
4) Pengukuran Status Alergi
5) CT Scan
6) Rontgen
7. Tuberkolosis paru
a. Pengertian
TBC (Tuberkulosis) yang juga dikenal dengan TB
adalah penyakit paru-paru akibat kuman Mycobacterium
tuberculosis. TBC akan menimbulkan gejala berupa batuk
yang berlangsung lama (lebih dari 3 minggu), biasanya
berdahak, dan terkadang mengeluarkan darah.
b. Tana dan gejala
1) Demam
2) Lemas
3) Berat badan turun
4) Tidak nafsu makan
5) Nyeri dada
6) Berkeringat di malam hari
c. Pemeriksaan diagnostik yang mendukung penegakan
masalah kesehatan
Diagnosis tuberkulosis paru (TB paru) ditegakkan
berdasarkan gambaran klinis klasik, Mantoux test atau
tuberculin skin test (TST), pemeriksaan foto rontgen dada,
sputum BTA, kultur sputum, ataupun interferon-gamma
release assay (IGRA) spesific antige.
8. Penyakit paru obstruksif kronis (PPOK)
a. Pengertian
Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) adalah
penyakit peradangan paru yang berkembang dalam jangka
waktu panjang. Penyakit ini menghalangi aliran udara dari
paru-paru karena terhalang pembengkakan dan lendir atau
dahak, sehingga penderitanya sulit bernapas.
b. Tanda dan gejala
1) Batuk berdahak yang tidak kunjung sembuh
2) Napas tersengal-sengal, terutama saat melakukan
aktivitas fisik.
3) Mengi atau sesak napas dan berbunyi
4) Lemas
5) Penurunan berat badan
6) Nyeri dada
7) Kaki, pergelangan kaki, atau tungkai menjadi
bengkak
8) Bibir atau kuku jari berwarna biru
c. Pemeriksaan diagnostik yang mendukung penegakan
masalah kesehatan
1) Tes darah, untuk memastikan apakah pasien
menderita penyakit lain, seperti anemia dan
polisitemia, yang memiliki gejala serupa dengan
PPOK. Tes darah juga digunakan untuk memeriksa
antitripsin alfa-1.
2) Analisis gas darah arteri, untuk melihat kandungan
oksigen dan karbondioksida dalam darah.
3) Foto Rontgen dada, untuk mendeteksi ganguan pada
paru-paru.
4) CT scan, untuk melihat gambaran paru-paru secara
lebih detail.
5) Elektrokardiogram (EKG) dan ekokardiogram,
untuk memeriksa kondisi jantung.
6) Pengambilan sampel dahak, untuk mengetahui
kemungkinan adanya bakteri atau jamur.
9. Kor pulmonal
a. Pengertian
Cor pulmonale adalah keadaan perubahan struktur
dan fungsi ventrikel jantung kanan akibat penyakit primer
pada sistem pernapasan. Penyebab utama cor pulmonale
adalah hipertensi pulmonal. Penyakit ventrikel kanan yang
disebabkan oleh abnormalitas primer pada bagian kiri
jantung tidak dikategorikan ke dalam cor pulmonale.
b. Tanda dan gejala
Cor pulmonale tidak menunjukkan gejala pada
tahap-tahap awal. Sehingga seringkali penyakit ini baru
terdeteksi ketika sudah memasuki tahap lebih lanjut.
Akibatnya, penyakit menjadi sulit ditangani.
Oleh karena itu menjadi sangat sulit untuk
ditangani. Gejala pertama dari penyakit ini adalah napas
menjadi lebih pendek dari biasanya serta sakit kepala
ringan ketika sedang beraktivitas. Namun, karena gejala
tersebut sangat mirip dengan apa yang dirasakan oleh orang
yang sedang beraktivitas, mereka seringkali tidak segera
memeriksakan diri ke dokter.
Ketika kondisinya mulai memburuk, gejala tetap
muncul walaupun ketika pasien sedang beristirahat. Gejala
lain juga mulai berkembang, termasuk detak jantung yang
lebih cepat dari biasanya. Akibatnya, penderita cor
pulmonale sehingga sering merasa letih.
Pasien juga mengalami gejala yang timbul dari
kondisi paru-parunya. Ini termasuk mencuit-cuit dan lemah
seperti ketika batuk yang kronis dan kelelahan.
c. Pemeriksaan diagnostik yang mendukung penegakan
masalah kesehatan
1) CT scan, tes pengambilan gambar bagian-bagian
tubuh.
2) Pemeriksaan ekokardiogram, tes yang
menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan
gambar jantung Anda.
3) sinar-X dada , tes pengambilan gambar dari
berbagai bagian dada Anda.
4) scan paru-paru, tes yang berguna untuk mendeteksi
gumpalan darah
5) tes fungsi paru-paru, tes yang menentukan seberapa
baik paru-paru Anda bekerja.
6) kateterisasi jantung kanan, tes yang dilakukan
dengan cara memasukkan kateter ke dalam arteri
pulmonalis untuk memeriksa gagal jantung.

B. Diagnosis keperawatan
Ada 6 diagnosis keperawatan pada sistem pernafasan (SDKI) yaitu;
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
2. Gangguan penyapihan ventilator
3. Gangguan pertukaran gas
4. Gangguan ventilasi spontan
5. Pola nafas tidak efektif
6. Risiko aspirasi
C. Tes diagnostic pada sistem pernafasan
1. Fhoto thorax (pilihan wajib)
2. Spirometri
3. Peak plow meter
4. Swab tenggorokan
5. Sampel sputum
6. Sampel darah/pemeriksaan analisa gas darah (AGD)
7. Uji tuberculin
8. Water sealed drainage (WSD)
9. Scanning paru
10. Angiografi paru

Anda mungkin juga menyukai