Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

DIABETES INSIPIDUS

Oleh:
ELIS LIA AJIJAH
NIM : 34403519032

PROGRAM STUDI D3 AKPER CIANJUR


2020
LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES INSIPIDUS

A. PENGERTIAN
Diabetes insipidus merupakan kelainan pada lobus posterior
hipofisis yang disebabkan oleh defisiensi vasopresin yang merupakan
hormon antidiuretik (ADH) (Smeltzer dan Bare 1996: 1336).
Diabetes insipidus adalah suatu penyakit yang jarang ditemukan
dan diakibatkan oleh berbagai penyebab yang dapat mengganggu
mekanisme refleks neurohphysealrenal sehingga mengakibatkan
kegagalan tubuh dalam mengonsumsi air (Daldiyono et al cit Suparman,
1987). Diabetes insipidus adalah suatu penyakit yang ditandai dengan
poliuria dan polidipsi yang disebabkan oleh defisiensi ADH (Hamcock,
1999).
Diabetes insipidus adalah kelainan endokrin yang ditandai dengan
polidipsi dan poliuri. Dua mekanisme yang mendasari adalah gangguan
pelepasan ADH oleh hipotalamus atau hipofisis (sentral) dan gangguan
respon terhadap ADH oleh ginjal (nefrogenik) (Kusmana 2016: 825).

B. ETIOLOGI
Diabetes insipidus dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu
sebagai berikut:
a. Hipotalamus mengalami kelainan fungsi dan berkurangnya produksi
ADH baik total maupun parsial.
b. Kelenjar hipofisis posterior mengalami penurunan atau gagal
melepaskan hormon antidiuretik ke dalam aliran darah.
c. Kerusakan hipotalamus atau kelenjar hipofisa akibat pembedahan,
trauma kepala, cedera otak (terutama patah tulang di dasar tengkorak),
tumor otak, operasi ablasi, atau penyinaran pada kelenjar hipofisis.
d. Ketidakmampuan ginjal berespon terhadap kadar ADH dalam darah
akibat berkurangnya reseptor atau second messenger (diabetes
insipidus nefrogenik). Hal ini disebabkan oleh faktor genetik dan
penyakit ginjal.
e. Infeksi sistem saraf pusat (ensefalitis atau meningitis).
f. Pengaruh obat yang dapat mempengaruhi sintesis dan sekresi ADH
seperti phenitoin, alkohol, lithium carbonat.
g. Sarkoidosis atau tuberculosis.
h. Gangguan aliran darah (Aneurisma atau penyumbatan arteri yang
menuju ke otak).
i. Idiopatik : dalam hal ini tidak ditemukan kelainan walaupun terdapat
gejala. Gejala sering mulai pada masa bayi, tetapi tidak hilang selama
hidup, tanpa mengganggu kesehatan dan mempengaruhi umur
penderita.

Berdasarkan klasifikasi, penyebab diabetes insipidus antara lain:


1) Diabetes Insipidus Sentral (DIS) dapat terjadi akibat beberapa hal,
yaitu: (Asman,dkk, 1996, hal : 816)
a. Tumor -tumor pada hipotalamus.
b. Tumor-tumor besar hipofisis dan menghancurkan nucleus-nukleus
hipotalamik.
c. Trauma kepala.
d. Cedera operasi pada hipotalamus.
e. Oklusi pembuluh darah pada intraserebral (trombosis atau
perdarahan serebral, aneurisma serebral, post-partum necrosis).
f. Pengangkutan ADH/AVP yang tidak bekerja dengan baik akibat
rusaknya akson pada traktus supraoptikohipofisealis.
g. Sintesis ADH terganggu.
h. Kerusakan pada nucleus supraoptik paraventricular.
i. Gagalnya pengeluaran ADH.
j. Infeksi (Meningitis, ensefalitis, landry-Guillain-Barre’s syndrome)
2) Diabetes insipidus Nefrogenik (DIN), secara fisiologis DIN dapat
disebabkan oleh: (Asman,dkk, 1996, hal : 816)
a. Kegagalan tubulus renal untuk bereaksi terhadap ADH, akibat:
- Penyakit ginjal kronik
- Penyakit ginjal polikistik
- Medullary cystic disease
- Pielonefritis
- Obstruksi ureteral
- Gagal ginjal lanjut
b. Gangguan elektrolit
- Hipokalemia
- Hiperkalsemia
c. Obat-obatan
- Litium
- Demoksiklin
- Asetoheksamid
- Tolazamid
- Glikurid
- Propoksifen
d. Penyakit sickle cell
e. Gangguan diet
- Intake air yang berlebihan
- Penurunan intake NaCl
- Penurunan intake protein
f. Lain-lain
- Multipel mieloma
- Amiloidosis
- Penyakit Sjogren’s
- Sarkoidosis

C. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis penderita diabetes insipidus ialah sebagai
berikut: (Abdoerachman,dkk, 1974, hal : 290)
a) Gejala utama: poliuria (banyak kencing) dan polidipsi (banyak
minum). Jumlah cairan yang diminum maupun produksi urin per 24
jam sangat banyak. Produksi urin sangat encer dengan jumlah sekitar
4-30 liter/hari, dengan berat jenis urin biasanya sangat rendah, berkisar
antara 1001 – 1005 atau 50 – 200 mOsmol/kg berat badan. Sebagai
kompensasi hilangnya cairan melalui air kemih, penderita bisa minum
sejumlah besar cairan (3,8-38 L/hari). Jika kompensasi ini tidak
terpenuhi, maka dengan segera akan terjadi dehidrasi yang
menyebabkan tekanan darah rendah dan syok.
b) Penderita terus berkemih dalam jumlah yang sangat banyak, terutama
di malam hari. Selain poliuria dan polidipsia, biasanya tidak terdapat
gejala-gejala lain kecuali jika ada penyakit lain yang menyebabkan
timbulnya gangguan pada mekanisme neurohypophyseal renal reflex.
c) Pada bayi yang diberikan minum seperti biasa akan tampak
kegelisahan yang tidak berhenti, sampai timbul dehidrasi, panas tinggi,
dan terkadang sampai syok.
d) Gejala lain:
- Penurunan berat badan
- Nocturia
- Kelelahan
- Hipotensi
- Gizi kurang baik
- Gangguan emosional
- Enuresis
- Kulit kering
- Anoreksia
- Gangguan pertumbuhan

D. PATOFISIOLOGI
Ada beberapa keadaan yang dapat mengakibatkan Diabetes
Insipidus, termasuk didalamnya tumor-tumor pada hipotalamus, tumor-
tumor besar hipofisis di sela tursika, trauma kepala, cedera operasi pada
hipotalamus. Gangguan sekresi vasopresin antara lain disebabkan oleh
Diabetes Insipidus dan sindrom gangguan ADH. Pada penderita Diabetes
Insipidus, gangguan ini dapat terjadi sekunder dari destruksi nucleus
hipotalamik yaitu tempat dimana vasopressin disintetis (Diabetes Insipidus
Sentral) atau sebagai akibat dari tidak responsifnya tubulus ginjal terhadap
vasopresin (Diabetes Insipidus nefrogenik). Diabetes Insipidus sentral
(DIS) disebabkan oeh kegagalan pelepasan hormone antideuretik (ADH)
yang secara fisiologis dapat merupakan kegagalan sintesis atau
penyimpanan, selain itu DIS juga timbul karena gangguan pengangkutan
ADH akibat kerusakan pada akson traktus supraoptiko hipofisealis dan
akson hipofisis posterior dimana ADH disimpan untuk sewaktu-waktu
dilepaskan ke dalam sirkulasi jika dibutuhkan.
Istilah Diabetes Insipidus Nefrogenik (DIN) dipakai pada Diabetes
Insipidus yang tidak responsive terhadap ADH eksogen. Secara fisiologis
DIN dapat disebabkan oleh:
1. kegagalan pembentukan dan pemeliharaan gradient osmotic dalam
medulla renalis.
2. kegagalan utilisasi gradient pada kegagalan dimana ADH berada
dalam jumlah yang cukup dan berfungsi normal. Kehilangan cairan
yang banyak melalui ginjal ini dapat dikompensasikan dengan
minum banyak air. Penderita yang mengalami dehidrasi, berat
badan menurun, serta kulit dan membrane mukosa jadi kering.
Karena meminum banyak air untuk mempertahankan hidrasi tubuh,
penderita akan mengeluh perut terasa penuh dan anoreksia. Rasa
haus dan BAK akan berlangsung terus pada malam hari sehingga
penderita akan merasa terganggu tidurnya karena harus BAK pada
malam hari.

E. PENATALAKSANAAN MEDIS
Penatalaksanaan pada Diabetes Insipidus diberikan obat yang cara
kerjanya menyerupai ADH. Obat obatan yang paing sering digunakan
adalah vasopresin atau desmopressin asetat (dimodifikasi dari hormon
antidiuretik) bisa diberikan sebagai obat semprot hidung (secara nasal
spray) beberapa kali sehari untuk mempertahankan pengeluaran air kemih
yang normal. Namun terlalu banyak mengkonsumsi obat ini bisa
menyebabkan penimbunan cairan, pembengkakan, dan gangguan lainnya.
Suntikan hormon antidiuretik diberikan kepada penderita yang akan
menjalani pembedahan atau penderita yang tidak sadarkan diri.
Pada DIN yang komplit biasanya diperlukan terapi hormone
pengganti (hormonal replacement). DDAVP (1-desamino-8-d-arginine
vasopressin) merupakan obat piihan utama untuk DIN.
Selain terapi hormone pengganti dapat juga dipakai terapi adjuvant
yang secara fisiologis mengatur keseimbangan air dengan cara :
a. Mengurangi jumlah air ke tubuus distal dan collecting duct.
b. Memacu pelepasan ADH endogen.
c. Meningkatkan efek ADH endogen yang masih ada pada tubulus
ginjal.
Obat-obatan adjuvant yang biasa dipakai adalah :
a. Diuretic Tiazid
b. Klorpopamid
c. Kofibrat
d. Karbamazepin
Tujuan terapi adalah untuk menajmin penggantian cairan yang
adekuat, mengganti vasopressin (yang biasanya merupakan program
terapeutik jangka panjang), dan untuk meneliti dan mengoreksi kondisi
patologis intracranial yang mendasari. Penyebab nefrogenik memerlukan
penatalaksanaan yang berbeda.
Penggantian dengan vasopressin. Desmopresin (DDAVP), yaitu
suatu preparat sintetik vasopressin yang tidak memiliki efek vaskuler
ADH alami, merupakan preparat yang sangat berguna karena mempunyai
durasi kerja yang lebih lama dab efek samping yang lebih sedikit jika
dibandingkan dengan preparat lain yang pernah digunakan untuk
mengobati penyakit ini. Preparat ini diberikan intranasal dengan
menyemprotkan larutan obat kedalam hidung melalui pipa plastic fleksibel
tidak yang kerjanya singkat dan diabsorpsi lewat mukosa nasal ke dalam
darah. Jika kita menggunakan jalur intranasal dalam pemberian suatu obat,
observasi kondisi pasien unutk mengetahui adanya ranofaringitis kronis.
Bentuk terapi yang lain adalah penyuntikan intramuskuler ADH,
yaitu vasopresin tannat dalam minyak, yang dilakukan bila pemberian
intranasal tidak dimungkinkan. Preparat suntikan diberikan tiap 24 jam
hingga 96 jam. Sebelum digunakan botol obat suntik terlebih dahulu
dihangatkan atau digucangkan dengan kuat. Penyuntikan dilakukan pada
malam hari agar mencapai hasil yang optimal. Kram abdomen adalahefek
samping dari obat ini.
Mempertahankan cairan. Klofibrat, yang merupakan preparat
hipolipidemik, ternyata memiliki efek antidiuretik pada penderita diabetes
insipidus yang masih sedikit mengalami vasopresin hipotalamik.
Klorpropamid dan preparat tiazida juga digunakan untuk penyakit yang
ringan karena kedua prepart ini bekerja menguatkan kerja vasopresin.
Pasien yang menerima klorpropamid harus diingatkan tentang efek
hipoglikemik.
Penyebab nefrogenik. Jika diabetes insipidus tersebut disebabkan
oleh gangguan ginjal, terapi ini tidak akan efektif. Preparat tiazida,
penurunan garam yang ringan dan penyekat prostaglandin digunakan
untuk mengobati bentuk nefrogenik diabetes insipidus.

F. PENCEGAHAN
Diabetes Insipidus diturunkan melalui gen yang mengatur hormon
(defisiensi arginin pada hormon AVP). Orang yang memiliki riwayat
keluarga yang mengidap diabetes harus mulai mengambil tindakan
pencegahan pada tahap awal sehingga ketika penyakit diabetes tipe 2
(insipidus) mulai berkembang dalam diri mereka tidak akan terlalu
berdampak kuat dalam keseluruhan kehidupannya.
Jadi, bisa dikatakan untuk mencegah/ menurunkan faktor resiko DI:
1. Olahraga teratur
2. Tidur yang cukup dan hindari stress
3. Kurangi makanan manis
4. Pola makan sehat (utamakan sayur) dan minum air yang cukup.
5. Kurangi makanan mengandung garam-garaman
6. Hindari obesitas.
7. Hindari minum-minuman keras seperti alcohol.
8. Hindari terrjadinya cidera kepala berat yang dapat menyebabkan
trauma kepala.

G. KOMPLIKASI
Menurut Black (2009) diabetes insipidus memiliki beberapa
komplikasi, yaitu sebagai berikut.
1. Ketidakseimbangan elektrolit
2. Hipovolemia
3. Hipotensi
4. Syok
Selain itu, menurut Alodokter (2016) komplikasi dari diabetes
insipidus, yaitu sebagai berikut.
1. Ketidakseimbangan Elektrolit
Elektrolit adalah mineral seperti kalsium, sodium, khlor,
potasium, magnesium, dan bikarbonat. Kandungan mineral ini
berfungsi menjaga keseimbangan air di dalam tubuh dan berperan
dalam fungsi-fungsi sel. Gejala yang mungkin akan terjadi akibat
kondisi ini adalah:
a. Kelelahan atau kehabisan energy
b. Sakit kepala
c. Sakit pada bagian otot
d. Mudah marah
e. Mual dan kehilangan selera makan
2. Dehidrasi
Dehidrasi adalah dampak yang paling umum ketika tubuh
tidak bisa mempertahankan cukup cairan di dalam tubuh akibat
diabetes insipidus. Gejala yang muncul akibat dehidrasi antara lain:
a. Mulut dan bibir kering
b. Pusing atau sakit kepala
c. Tekanan darah rendah (hipotensi)\
d. Demam
e. Kebingungan dan mudah marah
f. Denyut jantung cepat
g. Penurunan berat badan.
Untuk kondisi dehidrasi ringan, bisa ditangani dengan
oralit. Sedangkan untuk kondisi yang parah, mungkin perlu dirawat
di rumah sakit untuk mendapatkan cairan melalui intravena.

Anda mungkin juga menyukai