Disusun Oleh :
Kelas VII A Kelompok 5
Nurhaida NIM. 201410200311047
Ayu Hilyatul Milla NIM. 201410200311170
LABORATORIUM AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2017
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat sehat dan nikmat
waktu, sehingga penulis bias menyelesaikan laporan akhir praktikum yang berjudul
“Struktur dan Tipe Perkecambahan Benih”. Tanpa rahmat, hidayah, dan inayah-
Nya, penulis tidak bias mengerjakan laporan akhir ini dengan baik. Sholawat serta
salam semoga tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya,
sahabat-sahabatnya, dan ummatnya yang setia hingga akhir zaman. Aamiin.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam kelancaran pembuatan laporan akhir praktikum ini, kepada :
1) Dr. Drs. Harun Rasyid, MP. Selaku Instruktur Praktikum Produksi Benih yang
telah memberikan arahan dan bimbingan pada penulis dalam menyelesaikan
laporan akhir praktikum ini.
2) Saefurrohman, SP. Selaku Asisten Praktikum Produksi Benih yang telah
memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam menyusun laporan
akhir praktikum ini..
3) Kedua orang tua, kerabat, dan sahabat-sahabat yang turut membantu
menyampaikan ide maupun mengulurkan tangannya demi kelancaran
pembuatan laporan akhir praktikum ini.
Penulis menyadari laporan akhir praktikum ini masih belum sempurna. Oleh
karena itu, penulis menerima kritikan maupun saran yang membangun dari para
pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
4.2. Pembahasan.............................................................................................15
ii
5.2. Saran.......................................................................................................17
iii
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
iv
I. PENDAHULUAN
a. Bagaimana struktur benih Kedelai (Glycine max), Jagung (Zea mays), Kacang
Tanah (Arachis hypogaea), dan Padi (Oryza sativa)?
b. Apa saja tipe perkecambahan benih Kedelai (Glycine max), Jagung (Zea
mays), Kacang Tanah (Arachis hypogaea), dan Padi (Oryza sativa)?
1.3. Tujuan
1
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Benih
2
3
Justice dan Bass (2002) menyatakan bahwa pada dasarnya benih terdiri dari
embrio, endosperma dan cadangan makanan lainnya serta pelindung terdiri dari
kulit benih, dan pada benih-benih tertentu terdapat juga struktur tambahan. Secara
botanis benih adalah bahan tanam dari beberapa rumpun tanaman buah, bukan biji
dalam arti yang sebenarnya. Berikut 3 bagian utama struktur benih (Apriyanti,
2012):
a. Kulit Benih (Seed Coat; Testa)
Bagian luar benih dibatasi oleh sebuah struktur pembungkus atau lapisan
pelindung yang berkembang dari integument atau perpaduan dari kulit buah
(dinding ovary) atau pericarp dengan kulit biji yang sesungguhnya bersatu dengan
tangkai ovule. Kulit biji memiliki 2 lapisan, yaitu lapisan dalam tipis, berselaput
dan lunak sedangkan lapisan luar tebal dan keras. Fungsi dari kulit biji diantaranya
adalah sebagai berikut :
1. Melindungi bagian luar benih dari benturan, gesekan, sentuhan mekanis dan
kondisi lingkungan.
2. Mengatur kondisi benih agar terhindar dari Organisme Pengganggu Tanaman
(OPT) dan menghambat masuknya jasad renik kedalam benih.
3. Mengatur kecepatan penyerapan air komponen bagian dalam benih.
4. Mengatur kecepatan masuknya oksigen, karbondioksida, dan gas lain yang
dibutuhkan untuk metabolisme.
5. Mengatur waktu perkecambahan dengan menyebabkan benih mengalami
dormansi.
b. Jaringan Penyimpan Cadangan Makanan
Biji ada beberapa struktur yang dapat berfungsi sebagai jaringan penyimpan
cadangan makanan, yaitu kotiledon (kelas dikotiledoneae), endosperm (kelas
monokotiledoneae) dan perisperm (famili Chenopodiaceae dan caryophyllaceae),
scutellum (grasse; rumput-rumputan). Jaringan penyimpan cadangan makanan
mengandung pati, protein, dan beberapa jenis enzim.
c. Kotiledon
Kotiledon ini terdapat pada kacang-kacangan (Legumes), Semangka
(Citrulusvulgaris Schard), Labu (Cucurbita pepo L.). Pada biji Kedelai, Kacang
4
Tanah, Alfalfa, Clover, Bunga Matahari, Kacang Polong yang sudah matang,
endosperm tidak ditemukan lagi karena sudah habis diserap oleh embrio untuk
pertumbuhannya sebelum perkecambahan. Biji-biji ini pada waktu matang hanya
mempunyai: kotiledon, embrio (terdiri dari plumula dan radikula), dan kulit biji
(seed coat/testa). Pada biji-biji ini makanan cadangan disimpan pada kotiledon atau
juga sedikit pada embryonic axis sendiri. Biji-biji tipe ini akan berkecambah relatif
lebih cepat, karena proses pencernaan sudah terjadi lebih dahulu.
Tanaman monokotil, misalnya Jagung, kotiledon mengalami modifikasi
menjadi skutelum dan koleoptil. Skutelum berfungsi sebagai alat penyerap
makanan yang terdapat di dalam endosperma, sedangkan koleoptil berfungsi
melindungi plumula. Selain itu, pada Jagung juga terdapat koleoriza yang berfungsi
melindungi radikula.
a. Endosperm
Endosperm adalah suatu jaringan penyimpanan makanan cadangan (storage
tissue) yang mana diserap oleh embrio sebelum atau selama perkecambahan biji
dan selalu terdapat di dalam biji yang sangat muda.
Jaringan penyimpan makanan ini terdapat pada: Jagung, Gandum, Kelapa
(bagian dalam yang berwarna putih dan dapat dimakan merupakan endospermnya),
Padi, Oats, Sorghum, Jarak, dan golongan serealia lainnya. Endosperm dapat
didefinisikan sebagai suatu jaringan penyimpan makanan cadangan yang mana
diserap oleh embrio sebelum dan atau selama proses perkecambahan biji. Jadi
endosperm selalu terdapat di dalam biji yang sangat muda yang kemudian habis
diserap atau tidak oleh embrio sewaktu pertumbuhannya. Biji-biji tipe ini akan
berkecambah relatif lebih lambat, karena proses penyerapan air dan pencernaan
tidak akan terjadi atau baru dimulai sewaktu biji tersebut dikecambahkan.
b. Perisperm
Jaringan penyimpan cadangan makanan tipe ini terdapat pada: familia
Chenopodiaceae (Beta vulgaris L.; Spinacia oleraceedae L.) dan familia
Caryophyllaceae (Dianthus sp.; Agros temaa sp.). Disini sewaktu ovule sedang
tumbuh, embrio juga tumbuh, nucellus tidak habis dipakai untuk pertumbuhan
tersebut, adakalanya berkembang, sehingga terbentuk suatu jaringan yang disebut
perisperm dan masih terdapat pada biji di waktu matang.
5
untuk menghasilkan energi bagi kegiatan pembentukan komponen dan sel-sel baru.
Tahap kelima adalah pertumbuhan dari kecambah melalui proses pembelahan,
pembesaran dan pembagian sel-sel pada titik tumbuh (Sutopo, 2002).
Menurut Sutopo (2004) parameter yang digunakan untuk menilai daya
kecambah normal yaitu berdasarkan penilaian terhadap struktur tumbuh embrio
yang diamati secara langsung, atau secara tidak langsung dengan hanya melihat
gejala metabolisme benih yang berkaitan dengan kehidupan benih.
Ada dua tipe perkecambahan biji, yaitu perkecambahan epigeal dan hipogeal
:
a. Perkecambahan epigeal
Tipe perkecambahan epigeal ditandai dengan hipokotil yang tumbuh
memanjang sehingga plumula dan kotiledon terangkat ke atas (permukaan tanah).
Kotiledon dapat melakukan fotosintesis selama daun belum terbentuk. Contoh
tumbuhan ini adalah Kacang Hijau, Kedelai, Bunga Matahari dan Kacang Tanah.
Organ pertama yang muncul ketika biji berkecambah adalah radikula. Radikula ini
kemudian akan tumbuh menembus permukaan tanah. Untuk tanaman dikotil yang
dirangsang dengan cahaya, ruas batang hipokotil akan tumbuh lurus ke permukaan
tanah mengangkat kotiledon dan epikotil. Epikotil akan memunculkan daun
pertama kemudian kotiledon akan rontok ketika cadangan makanan di dalamnya
telah habis digunakan oleh embrio (Campbell, et al., 2000).
b. Perkecambahan hipogeal
Perkecambahan hipogeal ditandai dengan epikotil tumbuh memanjang
kemudian plumula tumbuh ke permukaan tanah menembus kulit biji.
Kotiledon tetap berada di dalam tanah. Contoh tumbuhan yang
mengalami perkecambahan ini adalah Kacang Ercis, Kacang Kapri, Jagung,
dan rumput-rumputan (Campbell, et al., 2000)
8
Gambar 2. Perkecambahan Biji Epigeal (A) Dan Perkecambahan Biji Hipogeal (B)
(Campbell Et Al., 2000)
Tumbuhan dikatakan tumbuh bila terjadi perubahan penampilan, misalnya
pada fase vegetatif perubahan dimulai dari perkecambahan dilanjutkan dengan
pemunculan bibit di atas tanah, pembentukan daun dan akar, inisiasi anakan atau
cabang, pertumbuhan daun,dan perpanjangan akar, sedangkan pada fase generatif
dimulai dari induksi bunga, inisiasi bunga, pertumbuhan primordia bunga, dan
pemunculan bunga (Hasnunidah, 2011).
paling tinggi, dan di atas suhu maksimum, tumbuhan tidak tumbuh atau bahkan
mati.
5. Kelembaban
Laju transpirasi dipengaruhi oleh kelembaban udara. Jika kelembaban udara
rendah, transpirasi akan meningkat. Hal ini memacu akar untuk menyerap lebih
banyak air dan mineral dari dalam tanah. Meningkatnya penyerapan nutrien oleh
akar akan meningkatkan pertumbuhan tanaman.
III. METODE PELAKSANAAN
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah cawan petri, cutter, kaca
pembesar, alat tulis, dan alat dokumentasi.
Bahan yang digunakan praktikum ini adalah benih Kedelai (Glycine max),
Jagung (Zea mays), Kacang Tanah (Arachis hypogaea), dan Padi (Oryza sativa),
kapas, serta air.
12
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
13
14
4.2. Pembahasan
4.1. Kesimpulan
1. Kesimpulan dari hasil praktikum struktur benih yaitu Jagung (Zea mays) terdiri
dari endosperma, kulit biji, kotiledon, dan embrio. Struktur benih Kedelai (Glycine
max) terdiri dari kulit benih, hipokotil, kotiledon, dan radikula. Struktur benih Padi
(Oryza sativa) terdiri dari kulit benih dan endosperm. Struktur benih Kacang Tanah
(Arachis hypogaeal) terdiri dari kulit benih, kotiledon, plumula dan radikula.
2. Tipe perkecambahan benih Jagung (Zea mays) adalah hipogeal. Tipe
perkecambahan benih Kedelai (Glycine max) adalah epigeal. Tipe perkecambahan
benih Padi (Oryza sativa) adalah hipogeal. Tipe perkecambahan Kacang Tanah
(Arachis hypogaeal) adalah epigeal.
4.2. Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
18