Anda di halaman 1dari 6

Randi Rusdiana

20220025

Isu :

1. Indonesia akan menghadapi ancaman krisis energi pada tahun 2020, dibutuhkan 4 juta
ton batu bara untuk menghasilkan listrik 1 Giga watt per tahun. Namun batubara
penyebab utama kerusakan lingkungan bumi, mencemari udara dan air tanah.
https://en.tempo.co/read/773691/indonesia-will-face-energy-crisis-by-2020-minister-
says
2. Impor minyak Indonesia meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Indonesia terus
meningkatkan upaya untuk mengeksploitasi potensi energi terbarukannya.
https://www.iea.org/countries/indonesia
3. IEA memperkuat kemitraannya dengan sejumlah lembaga data dan statistik Indonesia
pada tahun 2019. Hal tersebut semakin menyempurnakan kualitas dan cakupan data
energi Indonesia.
https://www.iea.org/reports/clean-energy-transitions-programme-2019
4. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia dan Direktur Eksekutif IEA
(International Energy Agency) mengumumkan penyelesaian program kerja baru
menjelang partisipasi Menteri dalam KTT Transisi Energi Bersih.
https://www.iea.org/news/indonesia-and-iea-deepen-cooperation-on-electricity-and-
renewables-to-advance-energy-transitions

Tinjauan

Indonesia akan menghadapi ancaman krisis energi pada tahun 2020. dimana Import minyak
mengalami peningkatan, dan ketersediaan energi semakin berkurang, khususnya energi
konvensional yang berasal dari fosil seperti (minyak bumi dan gas, batubara). Padahal
Indonesia merupakan produsen batubara ke empat terbesar di dunia dan pemasok gas terbesar
di Asia Tenggara. Hal ini menjadikan Indonesia sudah seharusnya dapat memenuhi
kebutuhan energi nasional. Akan tetapi dalam praktiknya, pemanfaatan batubara sebagai
pembangkit listrik menyebabkan kerusakan lingkungan, mencemari udara dan air tanah.
Randi Rusdiana
20220025

 Bagaimana memenuhi kebutuhan energi dengan tetap menjaga lingkungan


(Transisi Energi Bersih) ?
Menteri Perindustrian, Saleh Husin menyarankan untuk menggunakan thorium
sebagai alternatif sumber energi. Untuk menghasilkan listrik 1 Giga watt hanya
dibutuhkan sekitar 7 ton thorium. Pasokan thorium di Indonesia saat ini mencapai
140.000 ton. Jumlah tersebut dapat memenuhi kebutuhan energi selama seribu tahun dan
dapat menyuplai kebutuhan energi dunia.
Namun menurut Kepala BATAN, Djarot Sulistio Wisnubroto saat konferensi pers di
Kantor Pusat BATAN, Jakarta pada April 2016, menyatakan bahwa membutuhkan
waktu yang lama untuk pengembangan thorium dan cakupan biaya yang cukup tinggi.
Untuk pemetaan potensi thorium saja, butuh Rp 3 miliar per tahun. Penelitian thorium
hingga siap digunakan diproyeksikan menelan dana hingga US$ 299 juta. Selain
thorium, salah satu energi terbarukan yang dapat dikembangkan di Indonesia adalah
Potensi Energi Panas Bumi.

 Pengembangan Energi Panas Bumi bisa menjadi salah satu solusi pemenuhan
kebutuhan energi di Indonesia
Berdasarkan UU NO.21/2014 tentang panas bumi, energi panas bumi mengandung
air panas, uap air, serta batuan bersama mineral dan gas lainnya yang secara genetik
tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem panas bumi. Energi panas bumi merupakan
energi alamiah yang tersimpan di batuan permukaan bawah bumi (kerak bumi) atau
fluida yang terkandung di dalamnya yang mengalir ke permukaan bumi.
Berdasarkan data The
International Renewable Energy
Agency (IRENA) pada tahun 2017,
Indonesia menempati peringkat
nomor 2 setelah Amerika Serikat
dalam hal potensi sumber panas
bumi di dunia, seperti yang
ditunjukkan pada tabel di samping.
Randi Rusdiana
20220025

Potensi energi panas bumi di Indonesia termasuk yang terbesar di dunia, dengan total
saat ini sebesar 11.073 MW untuk kelas sumber daya dan 17.506 MW untuk kelas
cadangan. Pemanfatan energi panas bumi saat ini baru mencapai 6% atau 1.698,5 MWe.
(Iwan Nursahan dan Rina
wahyuningsih, dalam FGD
PSDMBP 2017). Panas bumi
Indonesia tersebar sebanyak
331 titik potensi yang tersebar
sepanjang Sumatra, Jawa, Bali,
Nusa Tenggara, Kalimantan,
Sulawesi, Maluku dan Papua.
Badan Geologi, PSDMBP menjelaskan bahwa kendala dalam pengembangan panas
bumi adalah terbatasnya data bawah permukaan panas bumi dalam
penyiapan WKP, sehingga masih tinggi resiko pengembangannya.

 Peran Fisika Kebumian dalam Pengembangan Panas Bumi


Keterbatasan data bawah permukaan tentunya menjadi tantangan fisika dalam bidang
kebumian untuk melakukan pengembangan keilmuan dalam eksplorasi panas bumi.
Selain dengan mengambil data pengeboran, Metode yang dapat dikembangkan untuk
eksplorasi Panas bumi adalah metode magnetotellurik, salah satu pengembangan yang
dapat dilakukan adalah pada bagian pengolahan data yaitu analisis deret waktu (time
series).
Data Magnetotelurik berupa deret waktu (time series) yang terukur di permukaan
bumi dengan rentang frekuensi sangat lebar dipengaruhi oleh gangguan yang
menyebabkan ketidakakuratan hasil pengukuran. Maka dari itu hasil pengukuran
merupakan penjumlahan antara medan alami dan noise yang bersifat inkoherensi (acak
dan berdiri sendiri terhadap medan alam dan noise lainnya).
E obs  E  E noise H obs  H  H noise
(1) (2)
Randi Rusdiana
20220025

Data deret waktu dalam pengukuran MT ditampilkan pada beberapa deret data
berdasarkan frekuensi, yaitu TS3, TS4, dan TS5 (Phoenix Geophysics, 2010 dalam
Randi, 2019). Deret data pada TS3 merupakan sinyal pada frekuensi tinggi (320Hz -
40Hz), energi dari gelombang sangat kuat, tingkat penetrasi kedalaman dangkal. TS4
merupakan sinyal data pada frekuensi sedang (5.6Hz - 3.3Hz), sedangkan TS5 berada
pada frekuensi rendah (4.7Hz - 0.00034 Hz). Sinyal pada TS5 yang koheren dengan TS3
dan TS4 dianggap sebagai noise. Pada TS5 energi sudah semakin lemah dan tidak ada
impuls sinyal dengan amplitude yang tinggi. Hasil analisis deret waktu dapat diperoleh
secara maksimum pada raw data dengan tingkat koherensi yang tidak lebih besar dari
0.5 (Miquelitti, 2009).

Pengolahan data berdasarkan analisis time series secara kuantitatif menunjukkan adanya
Peningkatan nilai koherensi pada setiap titik pengukuran, dengan peningkatan rata-rata
sebesar 15,49 % (Rusdiana, dkk. 2019).

 Peluang dan Tantangan Pengembangan Panas Bumi


Pengembangan metoda survei yang tepat, pengolahan data yang detail dan
terintegrasi dapat memberikan data yang akurat untuk cadangan panas bumi, Sehingga
pemerintah dan atau investor dapat melakukan pengeboran eksplorasi dan eksploitasi
untuk pemanfatannya.
1. Adanya peningkatan kualitas data untuk daerah panas bumi dengan metode
pengeboran eksplorasi dan penghitungan potensi reservoir yang lebih detail
Randi Rusdiana
20220025

2. Identifikasi sistem yang akurat dalam kaitannnya dengan setting geologi, untuk
menentukan strategi eksplorasi yang tepat dan menghasilkan konseptual model yang
akurat dari interpretasi yang terintegrasi dan detail, serta menentukan strategi
pengembangan yang tepat.
3. Perlu adanya review sumber daya panas bumi secara komprihensif dan kerjasama
baik itu pemerintah dengan lembaga pendidikan sebagai pengembangan keilmuan,
atau pun dengan lembaga internasional seperti dengan IEA (International Energy
Agency).
Apabila pengembangan energi geothermal ini dapat dilakukan semaksimal mungkin,
maka bukan hal yang mustahil Indonesia terhindar dari ancaman krisis energi. Saat ini
pemerintah melalui kementerian Energi dan sumber daya mineral terus melakukan
penelitian dan pengembangan metode yang tepat guna serta melakukan kerjasama dengan
IEA (International Energy Agency) untuk memenuhi kebutuhan energi nasional.

REFERENSI:
1. https://www.iea.org/countries/indonesia
2. http://psdg.bgl.esdm.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=1188&It
emid=610
3. Direktorat Panas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia,
2017,Potensi Panas Bumi Indonesia Jilid 1, Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral, Jakarta.
4. http://www.batan.go.id/index.php/id/berita-pksen/2030-indonesia-simpan-potensi-270-
ribu-ton-thorium-bagaimana-prospeknya
5. https://indonesia.go.id/ragam/komoditas/ekonomi/thorium-harapan-baru-indonesia
6. https://www.researchgate.net/publication/337679684_NOISE_REDUCTION_OF_MA
GNETOTELLURIC_DATA_IN_TOMORI_AREA_AND_ITS_SURROUNDING_US
ING_TIME_SERIES_ANALYSIS
7. http://www.batan.go.id/index.php/id/berita-pksen/2030-
8. The International Renewable Energy Agency (IRENA), 2017, https://www.irena.org/
Randi Rusdiana
20220025

9. http://ebtke.esdm.go.id/post/2019/04/12/2209/diskusi.peluang.pengembangan.panas.bu
mi.temperatur.menengah.
10. Miquelutti, Leonardo dkk. 2009. Time series analysis of magnetotelluric data:
Coherencies and orientation. SBGF – Sociedade Brasileira de Geofisica

Anda mungkin juga menyukai