Anda di halaman 1dari 82

KURIKULUM

SEKOLAH DASAR NEGERI PASIRTARASI


TAHUN PELAJARAN 2020-2021

DOKUMEN 1

KERANGKA DASAR DAN STRUKTUR PROGRAM

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT


DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH DASAR NEGERI PASIRTARASI
Alamat : Jl. Cikaracak RT 002/003 Desa Cijambu Kec. Cipongkor
TAHUN 2020

58
LEMBAR PENGESAHAN

KURIKULUM SEKOLAH DASAR NEGERI PASIRTARASI

KECAMATAN CIPONGKOR

TAHUN PELAJARAN 2020-2021

Dokumen Kurikulum dengan Berita Acara tanggal 01 Juli 2020 telah ditetapkan dengan Surat
Keputusan Kepala Sekolah Nomor 421.3/001/SD-043/VII/2020 Tanggal 01 Juli 2020 dan telah
mendapatkan Rekomendasi sesuai dengan hasil verifikasi dan validasi pada tanggal 6 Juli 2020

Disahkan di : Bandung Barat


Pada tanggal : 13 Juli 2020
Mengetahui, Kepala
Kepala Dinas SD Negeri Pasirtarasi
Pendidikan Kabupaten Bandung Barat

ASEP DENDIH, S.Pd., M.M ANWAR IRAWAN, S.Pd


NIP . 19661116 198803 1 004 NIP. 19650613 198803 1 009

58
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
DINAS PENDIDIKAN
Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Bandung Barat Jl. Raya
Padalarang – Cisarua KM 2 Mekarsari Ngamprah Kode Pos 40552
Telp/fax: 022-27010112 website: www.disdikkbb.org

LEMBAR INSTRUMEN VERIFIKASI VALIDASI DOKUMEN


KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

58
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
SD NEGERI PASIRTARASI KECAMATAN CIPONGKOR
DINAS PENDIDIKAN
Alamat : Alamat : Jln Cikaracak RT 02/03 Ds Cijambu Kec. Cipongkor Kab.Bandung Barat Telp. 022-68195729
E-mail: sdn.pasirtarasi@gmail.com Kode Pos 40764

SURAT KEPUTUSAN
KEPALA SEKOLAH DASAR NEGERI PASIRTARASI
Nomor: 421.3/001/SD-043//VII/2020

Tentang

PENETAPAN DAN PEMBERLAKUAN KURIKULUM


SEKOLAH DASAR NEGERI PASIRTARASI

Menimbang : Bahwa dalam rangka memperlancar pelaksanaan proses belajar


mengajar di SD Negeri Pasirtarasi Kecamatan Cipongkor
Kabupaten Bandung Barat maka perlu menetapkan pemberlakuan
Kurikulum SD Negeri Pairtarasi
Mengingat : 1. Undang-undang No.25 Th 1999 tentang pemerintah daerah
Junto Undang-undang No. 32 Tentang Pemerintah Daerah.

2. Undang=undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional.

3. Peraturan Pemerintah No. l9 tahun 2005 tentang Standar


Nasional Pendidikan (SNP) dengan perubahan PP No. 32
Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan dan
perubahan kedua PP No. 13 Tahun 2015.

4. Permendikbud No. 57 Tahun 2014 Tentang Kerangka Dasar


dan Struktur Kurikulum.

5. Permendikbud No. 20 Tahun 2016 tentang Standar


Kompetensi lulusan.
6. Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Isi.
7. Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian
Pendidikan.
8. Permendikbud No. 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti
dan Kompetensi Dasar.
9. Permendikbud No. 37 Tahun 2018 Tentang Perubahan atas
permendikbud No. 24 Tahun 2016.
10. Permendikbud No. 20 Tahun 2018 tentang PPK.
11. Keputusan menteri Kesehatan Republik Indonesia

58
1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Kesehatan Sekolah.
12. Surat Edaran Menteri No 3 tahun 2020 tentang pencegahan
Cocona Covid Disease 19.
13. Surat Edaran Menteri No 4 tahun 2020 tentang Pelaksanaan
Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran dan
pencegahan Covid 19.
14. Surat Edaran Menteri No 15 tahun 2020 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Belajar dari Rumah dalam masa darurat
penyebaran dan pencegahan Covid 19.
15. Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,
Menteri Agama, Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri
Republik Indonesia No. 01/KB/2020, No. 516 Tahun 2020, No.
HK.03.01/Menkes/363/2020 dan No. 440-882 Tahun 2020
tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Tahun
Pelajaran 2020-2021 dan Tahun Akademik 2020-2021 dimasa
Pandemi Corona Virus Disease 2019 ( Covid -19).
16. Keputusan Gubernur Jawa Barat No
423.5/Kep.674/Disdik/2006 tentang Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar serta panduan mata pelajaran Bahasa dan
Satra Sunda.
17. Peraturan Gubernur Jawa Barat No. 69 Tahun 2013 tentang
pembelajaran Muatan Lokal Bahasa dan Sastra Daerah pada
jenjang satuan pendidikan dasar dan menengah.
18. Peraturan Bupati No. Tahun 2019 tentang Muatan Lokal
Rineka Budaya Sunda.
19. Peraturan Bupati No. 188.45/Kep.364IDDA Tahun 2019
tentang Implementasi Pendidikan Antikorupsi dan Pendidikan
Lalu Lintas pada Jenjang Sekolah Dasar dan Menengah.
20. Surat Edaran Bupati Bandung Barat No. 800/665-Disdik
tentang antisipasi penyebaran dan pencegahan Covid 19 pada
Satuan Pendidikan di Kabupaten Bandung Barat.
21. Surat Edaran Bupati Bandung Barat No. 440/769 tentang
kebijakan dalam masa Darurat pencegahan penyebaran dan
pencegahan Covid 19.
22. Peraturan lain yang relevan.

58
Memperhatika : 1. Program Kerja Kepala SD Negeri Pasirtarasi yang meliputi
n Program 1tahun (2020-2021), 4 tahun (jangka menengah)
dan 8 tahun (jangka panjang).
2. Hasil Rapat Pendidik SD Negeri Pasirtarasi Tanggal 1 Juli
2020 tentang Revisi Penyusunan Kurilukum nilai pendidikan
karakter bangsa, gerakan literasi, pendidikan antikorupsi,
pendidilan lalu lintas, pendidikan ekonomi kreatif dan
pendidikan kewirausahaan dengan pendekatan belajar aktif
serta pemberlakuannya.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : Kurikulum berlaku untuk Tahun Pelajaran 2020-2021 dan apabila


terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan ditinjau kembali
sebagaimana mestinya.
Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Bandung Barat


Pada tanggal : 13 Juli 2020
Kepala Sekolah

Anwar Irawan,S.Pd
NIP. 19650613 198803 1 009

58
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
SD NEGERI PASIRTARASI KECAMATAN CIPONGKOR
DINAS PENDIDIKAN
Alamat : Alamat : Jln Cikaracak RT 02/03 Ds Cijambu Kec. Cipongkor Kab.Bandung Barat Telp. 022-68195729
E-mail: sdn.pasirtarasi@gmail.com Kode Pos 40764

BERITA ACARA

Pada hari ini Rabu Tanggal 1 Bulan Juli Tahun Dua ribu dua puluh telah dilaksanakan
penetapan Penyusunan Kurikulum SD Negeri Pasirtarasi Tahun Pelajaran 2020-2021 yang
terdiri dari:
1. Cover Depan Kurikulum
2. Lembar Pengesahan
3. Lembar Vaildasi verifikasi
4. Lembar Penetapan
5. Kata Pengantar
6. Daftar Isi
7. Bab I Pendahuluan
8. Bab II Visi, Misi, Strategi dan Tujuan Sekolah
9. Bab III Struktur dan Muatan Kurikulum
10. Bab IV Kalender Pendidikan
11. Bab V Penutup
12. Lampiran

Penetapan Penyusunan kurikulum dihadiri oleh Kepala Sekolah, Pendidik, Pengawas Sekolah,
Komite Sekolah dan perwakilan wali peserta didik.

Demikian berita acara ini kami buat, dan Kurikulum menjadi acuan dalam kegiatan sekolah
di SD Negeri Pasirtarasi Kecamatan Cipongkor Kabupaten Bandung Barat.

Komite Sekolah Kepala Sekolah,

Anwar Irawan, S.Pd


H. ALI NIP. 19650613 198803 1 009

Perwakilan Pendidik

Dadang Wahyudin, S.Pd. SD


NIP. 19670826 200604 1 003

58
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
SD NEGERI PASIRTARASI KECAMATAN CIPONGKOR
DINAS PENDIDIKAN
Alamat : Alamat : Jln Cikaracak RT 02/03 Ds Cijambu Kec. Cipongkor Kab.Bandung Barat Telp. 022-68195729
E-mail: sdn.pasirtarasi@gmail.com Kode Pos 40764

DAFTAR HADIR
PENYUSUNAN KURIKULUM SD NEGERI PASIRTARASI
TAHUN PELAJARAN 2020-2021

N
NAMA JABATAN TANDA TANGAN
O
1 Anwar Irawan,S.Pd Kepala Sekolah

2 Dadang Wahyudin, S.Pd. SD Guru Kelas 6

3 Ohib, S.Pd. I Guru Kelas 5

4 Siti Zahara Nuraeni, S.Pd Guru Kelas 2

5 Mirantina, S.Pd Guru Kelas 1

6 Jajang Jaenudin, S.Pd Guru Kelas 4


Mochammad Rian Iswandi
7 Guru PJOK
S.Pd
8 Ai Resti Adiyati Suryani Guru Kelas 3
Tenaga Administrasi
9 Asipah Widiana
Sekolah
10 H. Ali Komite Sekolah

NARASUMBER

N
NAMA JABATAN TANDA TANGAN
O
1 Wawan Miswana, S.Pd.SD Pengawas Sekolah

Bandung Barat, 1 Juli 2020


Kepala Sekolah,

Anwar Irawan, S.Pd


NIP. 19650613 198803 1 009
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
58
SD NEGERI PASIRTARASI KECAMATAN CIPONGKOR
DINAS PENDIDIKAN
Alamat : Alamat : Jln Cikaracak RT 02/03 Ds Cijambu Kec. Cipongkor Kab.Bandung Barat Telp. 022-68195729
E-mail: sdn.pasirtarasi@gmail.com Kode Pos 40764

SURAT KEPUTUSAN KEPALA SEKOLAH


Nomor: 421.3/002/SD-043/VII/2020
TENTANG
TIM PENGEMBANG KURIKULUM SEKOLAH DASAR NEGERI PASIRTARASI

TAHUN PELAJARAN 2020-2021

Menimbang: Bahwa pelaksanaan proses pembelajaran tidak mungkin dapat terlaksana


dengan baik tanpa ada acuan, pedoman, pada program yaitu Standar Isi,
Standar Kompetensi Kelulusan, materi, bahan ajar yang tersusun dalam
sebuah kurikulum.

Mengingat :
1. UU No.25 Th 1999 tentang pemerintah daerah Junto UU No 32 Tentang
Pemerintah Daerah.
2. UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
3. Peraturan Pemerintah No. l9 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (SNP) dengan perubahan PP No. 32 Tahun 2013 tentang
Standar Nasional Pendidikan dan perubahan kedua PP No. 13 Tahun
2015.
4. Permendikbud No. 57 Tahun 2014 Tentang Kerangka Dasar dan
Struktur Kurikulum
5. Permendikbud No. 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi lulusan.
6. Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Isi.
7. Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian
Pendidikan.
8. Permendikbud No. 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar.

58
9. Permendikbud No. 37 Tahun 2018 Tentang Perubahan atas
permendikbud No. 24 Tahun 2016.
10. Permendikbud No. 20 Tahun 2018 tentang PPK.
11. KeputusanmenteriKesehatanRepublikIndonesia
1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Kesehatan Sekolah.
12. Surat Edaran Menteri No 3 tahun 2020 tentang pencegahan Cocona
Covid Disease 19.
13. Surat Edaran Menteri No 4 tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan
Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran dan pencegahan Covid 19.
14. Surat Edaran Menteri No 15 tahun 2020 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Belajar dari Rumah dalam masa darurat penyebaran
dan pencegahan Covid 19.
15. Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri
Agama, Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia No. 01/KB/2020, No. 516 Tahun 2020, No.
HK.03.01/Menkes/363/2020 dan No. 440-882 Tahun 2020 tentang
Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Tahun Ajaran 2020-2021
dan Tahun Akademik 2020-2021 dimasa Pandemi Corona Virus Disease
2019 ( Covid -19).
16. Keputusan Gubernur Jawa Barat No 423.5/Kep.674/Disdik/2006 tentang
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar serta panduan mata
pelajaran Bahasa dan Satra Sunda.
17. Peraturan Gubernur Jawa Barat No. 69 Tahun 2013 tentang
pembelajaran Muatan Lokal Bahasa dan Sastra Daerah pada jenjang
satuan pendidikan dasar dan menengah.

18. Peraturan Bupati No. Tahun 2019 tentang Muatan Lokal Rineka Budaya
Sunda.
19. Peraturan Bupati No. 188.45/Kep.364IDDA Tahun 2019 tentang
Implementasi Pendidikan Antikorupsi dan Pendidikan Lalu Lintas pada
Jenjang Sekolah Dasar dan Menengah
20. Surat Edaran Bupati Bandung Barat No. 800/665-Disdik tentang
antisipasi penyebaran dan pencegahan Covid 19 pada Satuan Pendidikan
di Kabupaten Bandung Barat.

58
21. Surat Edaran Bupati Bandung Barat No. 440/769 tentang kebijakan
dalam masa Darurat pencegahan penyebaran dan pencegahan Covid 19.
22. Peraturan lain yang relevan.

MEMUTUSKAN
Menetapkan:
Pertama : Pembentukan Tim Pengembang Kurikulum SD Negeri
Pasirtarasi Kecamatan Cipongkor

Kedua : Menugaskan kepada Tim Pengembang Kurikulum


untuk
mereview dan menyusun kembali Kurikulum SD
Negeri Pasirtarasi
Ketiga
: Mengesahkan dan menetapkan Kurikulum SD Negeri
Keempat Pasirtarasi
: Apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
direvisi kembali sesuai dengan tuntutan kebutuhan
sekolah.
Kelima
: Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di: Bandung Barat


Pada Tanggal: 1 Juli 2020
Kepala Sekolah,

Anwar Irawan, S.Pd


NIP. 19650613 198803 1 009

58
TIM PENGEMBANG KURIKULUM
SD NEGERI PASIRTARASI
TAHUN PELAJARAN 2020-2021

Konselor : Wawan Miswana,S.Pd.SD


Pengawas Sekolah
Ketua : Anwar Irawan, S.Pd
Kepala Sekolah
Sekretari : Asipah Widiana
s (Tenaga Administrasi)
Anggota : Dadang Wahyudin,S.Pd.SD (Guru Kelas 6)
: Ohib,S.Pd.I (Guru Kelas 5)

: Jajang Jaenudin,S.Pd (Guru Kelas 4)

: Ai Resti Adiyati Suryani (Guru Kelas 3)

: Siti Zahara Nuraeni, S.Pd (Guru Kelas 2)

: Mirantina,S.Pd (Guru Kelas 1)


: Mochammad Rian Iswandi,S.Pd (Guru PJOK)

58
Kata Pengantar

Rasa Syukur ke Hadirat Alloh SWT atas kehendak-Nya, kami masih


diberi kesempatan untuk mengabdikan diri demi kemajuan pendidikan
anak negeri.
Dokumen Kurikulum ini dikembangkan berdasarkan rambu-rambu
dan pedoman yang ditetapkan oleh BSNP (Badan Standar Nasional
Pendidikan) dan ketentuan lainnya sesuai pada Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 57 tahun 2014 tentang Kerangka Dasar
dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah serta rambu-rambu yang
dikeluarkan Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Barat. Dokumen
Kurikulum kami susun sebagai pedoman bagi pelaksanaan kegiatan
pembelajaran Tahun Pelajaran 2020-2021 di SD Negeri Pasirtarasi.
yang disesuaikan dengan kondisi sekolah dan potensi yang dimiliki.
Tentunya masih banyak yang harus disempurnakan dalam dokumen
kurikulum ini, oleh karena itu saran dan kritik u ntuk pengembangan
dokumen ini tentu sangat kami harapkan.
Semoga dokumen kurikulum ini menjadi bagian pedoman yang
digunakan oleh sekolah dalam upaya mewujudkan visi misi dan tujuan
sekolah.

Tim Penyusun

58
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................... i


LEMBAR VERIFIKASI VALIDASI ............................................................................. ii
LEMBAR PENETAPAN ............................................................................................ iii
KATA PENGANTAR .............................................................................................. xxv
DAFTAR ISI ..............................................................................................................
xxvi
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................
1
A. Latar Belakang.......................................................................................
1
B. Karakteristik Kurikulum ……………………………………………………………………….
5
C. Tujuan Pengembangan Kurikulum............................................................ 6
D. Landasan Kurikulum ..............................................................................
6
E. Prinsip Pengembangan Kurikulum ..........................................................
10
BAB II VISI, MISI, STRATEGI DAN TUJUAN SEKOLAH.............................................
14
A. Tujuan Pendidikan Dasar ………………………………………………………………….
14
B. Visi Sekolah.............................................................................................
14
C. Misi Sekolah..........................................................................................
14
D. Strategi Sekolah……………………………………………………………………..............
15
E. Tujuan Sekolah………………………………………………………………………….
15

BAB III STRUKTUR DAN MUATAN...........................................................................


16
A. Struktur Kurikulum................................................................................ 16
B. Muatan Kurikulum................................................................................. 27
1. Mata Pelajaran............................................................................... 27
2. Pengembangan Diri........................................................................
31

58
3. Beban Belajar …………………………………………………………………………….
35
4. Penilaian........................................................................................ 39
5. Ketuntasan Belajar.........................................................................
39
6. Kenaikan Kelas dan Kelulusan..........................................................
39
7. Pendidikan Kecakapan Hidup............................................................
41
8. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global ..............................
42
BAB IV KALENDER PENDIDIKAN ..........................................................................
47
BAB V PENUTUP .................................................................................................
55

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perubahan paradigma penyelenggaraan pendidikan dari sentralisasi ke
desentralisasi mendorong terjadinya perubahan dan pembaruan pada beberapa
aspek pendidikan, termasuk kurikulum. Dalam kaitan ini kurikulum sekolah dasar
pun menjadi perhatian dan pemikiran-pemikiran baru, sehingga mengalami
perubahan-perubahan kebijakan seperti Standar Kompetensi Lulusan, Standra
Proses, Standar Penilaian Pendidikan dan Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
Sekolah Dasar.
Sejalan dengan perkembangan tuntutan masyarakat dan program
pemerintah untuk penyempurnaan program pendidikan antara lain pengembangan
Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa, Kewirausahaan, dan pengembangkan
potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai manusia dan warganegara yang
memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa, mengembangkan kebiasaan dan
perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan
tradisi budaya bangsa yang religius, serta menanamkan jiwa kepemimpinan dan
tanggung jawab peserta didik. Penanaman nilai- nilai karakter bangsa dan
58
kewirausahaan tersebut diaplikasikan dalam proses pembelajaran dan terintegrasi
di semua mata pelajaran.
Selain itu, program penyempurnaan pendidikan dimasukan juga program
pendidikan antikorupsi dan Pendidikan Lalu-Lintas serta pembelajaran masa
darurat penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) . Pendidikan antikorupsi
berupaya untuk menginternalilsai yang hasilnya berupa keteladanan perilaku tidak
koruptif, pembiasaan prilaku antikorupsi yang berkelanjutan, penciptaan suasana
lingkungan bebas korupsi. Pendidikan Lalu-Lintas memfokuskan pda transfer
pengetahuan tentang tata cara berlalulintas ( transfer of knowledge) dan menanamkan
nilai-nilai (transformation of values) etika dan budaya tertib berlalulintas dan
membangung prilaku tertib lalu-lintas pada generasi muda. Pembelajaran masa
darurat covid 19 diselenggarakan dalam upaya pencegahan penyebaran wabah pada
sektor pendidikan. Aktualisasi kebiasaan baru pada semua aktivitas peserta didik perlu
diterapkan baik pengetahuan maupun keterampilan.

58
1. Pengertian Kurikulum
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi
kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk
kegiatan pembelajaran dan Kurikulum 2013 memenuhi kedua dimensi tersebut.
2. Rasional Pengembangan Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut:
a. Tantangan Internal

Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan


dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar
Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar
kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar
sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan
standar penilaian pendidikan.

Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk


Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini jumlah
penduduk Indonesia usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia
tidak produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65
tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai
puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai 70%. Oleh
sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan
agar sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat
ditransformasikan menjadi sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi
dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban.

Kurikulum SD Negeri Pasirtarasi pada tahun pelajaran 2020-2021


menerapkan prinsip-prinsip pengembangan. Kurikulum 2013. Adapun
pengembangannya berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi
sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, berkarakter dan berbudi
pekerti luhur dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab terhadap lingkungan. Pada kurikulum 2013 peserta didik diharapkan
mempunyai keterampilan abad 21 yang diistilahkan 4C yaitu

58
Communication, collaboration, Critical Thinking and Problem Solving dan
Creativity and Innovation. Penguasaan keterampilan 4C ini sangat penting
khususnya di abad 21, abad dimana dunia berkembang dengan cepat dan
dinamis. Untuk mewujudkan keterampilan 4C itu diantaranya yaitu dengan
adanya Integrasi PPK (Penguatan Pendidikan Karakter) dalam pembelajaran
terutama 5 karakter yaitu religiusitas, nasionalisme, kemandirian, gotong
royong dan integritas serta Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang tidak hanya
sekedar membaca dan menulis melainkan mencakup keterampilan berpikir
menggunakan berbagai sumber baik cetak, visual, digital dan auditori. Juga
dalam pembelajaran menerapkan Higher Order of Thinking Skill (HOTS)
yaitu dalam pembelajaran memberikan pelatihan yang melatih kemampuan
berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitf yang merupakan kemampuan
berpikir tingkat tinggi sehingga diharapkan peserta didik dapat bersaing
dalam kancah dunia. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut
pengembangan kompetensi sumber daya manusia yang dimiliki sekolah baik
potensi tenaga pendidik dan kependidikan maupun peserta didik merupakan
tantangan tersendiri oleh karena itu perlu mendapat perhatian agar dapat
disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
tenaga pendidik dan kependidikan serta peserta didik dalam memenuhi
tuntutan lingkungan pendidikan yang berkarakter dan berbudi pekerti luhur,
serta sesuai dengan visi misi SD Negeri Pasirtarasi.

b. Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai
isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan
informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan
pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola
hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi
masyarakat industri. Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran
kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu,
investasi, dan transformasi bidang pendidikan. Keikutsertaan Indonesia di
dalam studi International Trends in International Mathematics and Science
Study (TIMSS) dan Program for International Student Assessment (PISA)
sejak tahun 1999 juga menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia
tidak menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS
dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang
ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia. SD
Negeri Pasirtarasi di Kecamatan Cipongkor menyelenggarakan Pendidikan

58
inklusif yaitu sebuah pendidikan yang memberikan kesempatan dan layanan
yang sama kepada seluruh peserta didik, khususnya peserta didik
berkebutuhan khusus untuk belajar yang sama dengan teman sebaya di
kelas reguler. Hal ini bertujuan untuk menjadikan pendidikan sebagai sebuah
wahana sosialisasi bagi peserta didik berkebutuhan khusus untuk dapat
hidup secara wajar dan mendapatkan perlakuan yang sama dengan peserta
didik lainnya. SD Negeri Pasirtarasi memiliki peluang berkembang cukup
besar karena letak geografisnya yang strategis. Lokasi sekolah berada di
kawasan yang mudah dijangkau dan keadaan lingkungan yang tenang dan
nyaman. Dibalik itu semua tantangan SD Negeri Pasirtarasi bersumber dari
pergeseran nilai budaya yakni adanya kecenderungan sikap hidup berpola
urban yang mulai melanda kehidupan peserta didik, bahkan menirukan
perilaku masyarakat yang tidak jelas latar belakangnya. Oleh karena itu,
kegiatan pembentukan budi pekerti dan melestarikan seni budaya tradisional
sangat dioptimalkan melalui kegiatan pengembangan diri. Keberadaan 38
lembaga sekolah negeri dan lembaga swasta merupakan pesaing besar
terhadap keberadaan SD Negeri Pasirtarasi menyikapi kondisi ini, SD Negeri
Pasirtarasi melakukan upaya nyata berupa peningkatan mutu pendidik dan
tenaga kependidikan, melengkapi sarana dan prasarana, menjalin kerja
sama yang harmonis dengan orang tua/wali peserta didik, kerjasama
dengan berbagai lembaga baik pemerintah maupun swasta dan mengadakan
kegiatan pengembangan diri dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta
didik dan masyarakat.

c. Alternatif Solusi
1. Penyempurnaan Pola Pikir
Kurikulum sekolah dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai
berikut:
1) Penguatan pola pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Peserta
didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari dan gaya
belajarnya (learning style) untuk memiliki kompetensi yang sama;
2) Penguatan pola pembelajaran interaktif (interaktif pendidik-peserta didik-
masyarakat-lingkungan alam, sumber/media lainnya);
3) Penguatan pola pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba
ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta
diperoleh melalui internet);
4) Penguatan pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran peserta didik aktif
mencari semakin diperkuat dengan pendekatan pembelajaran saintifik);
5) Penguatan pola belajar sendiri dan kelompok (berbasis tim);
58
6) Penguatan pembelajaran berbasis multimedia;
7) Penguatan pola pembelajaran berbasis klasikal-massal dengan tetap
memperhatikan pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta
didik;
8) Penguatan pola pembelajaran ilmu pengetahuan jamak ( multidisciplines);
dan
9) Penguatan pola pembelajaran kritis.

2. Penguatan Tata Kelola Kurikulum


Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut.
1) Penguatan tata kerja pendidik lebih bersifat kolaboratif;
2) Penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan
manajemen kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan
(educational leader); dan
3) Penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses
pembelajaran.

3. Penguatan Materi
Penguatan materi dilakukan dengan cara pengurangan materi yang tidak relevan
serta pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi peserta didik.
Penyesuaian dan penambahan materi pada masa pandemi Covid-19 mendorong
sekolah melakukan berbagai penyesuaian dengan kondisi situasi pada proses
pengelolaan pembelajaran. Proses penyesuaian pembelajaran pada masa transisi
pandemi covid-19 dan kenormalan baru atau aktualisasi kenornalan baru (AKB)
dilakukan dengan beberapa cara diantaranya layanan pembelajaran online dari
rumah (Jaronah) atau belajar dalam jaringan (daring), belajar luring di rumah
(Jarlurah) atau luar jaringan (luring), kombinasi antara dalam jaringan dan luar
jaringan internet atau belajar melalui kombinasi (Jarnasi) maupun melalui teknik
kunjungan rumah yang dilakukan oleh pendidik atau belajar melalui guru kunjung
(Jarrunjung).
4. Untuk menghadapi tantangan lain yang dihadapi ditempuh langkah-langkah:
1) Sosialisasi internal kepada warga sekolah (pendidik, pustakawan, tenaga
administrasi, dan komite) tentang Kurikulum Sistem Pengujian Berbasis Kompetensi
dan pembekalan kecakapan hidup (Life Skill).
2) Mengevaluasi semua sumber daya yang ada serta setiap kegiatan untuk dilengkapi
dan diperbaiki sesuai dengan sasaran yang akan dicapai.
3) Memperbaiki/rehab dan melengkapi sarana/prasarana sekolah.

58
4) Meningkatkan kualitas pembelajaran melalui kegiatan In House Trainning (IHT)
dan atau KKG.
− Meningkatkan kedisiplinan seluruh warga sekolah.
− Mengaktifkan kegiatan pembelajaran berbasis Iptek, Imtaq dan lingkungan hidup.
Melakukan sinkronisasi kurikulum sekolah dengan kebutuhan masyarakat.

B. Karakteristik Kurikulum
Kurikulum dirancang dengan karakteristik sebagai berikut:

1. Mengembangkan keseimbangan antara sikap spiritual dan sosial, pengetahuan,


dan keterampilan, serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan
masyarakat;
2. Menempatkan sekolah sebagai bagian dari masyarakat yang memberikan
pengalaman belajar agar peserta didik mampu menerapkan apa yang dipelajari
di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber
belajar;
3. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,
pengetahuan, dan keterampilan;
4. Mengembangkan kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti
kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran;
5. Mengembangkan Kompetensi Inti kelas menjadi unsur pengorganisasi
(organizing elements) Kompetensi Dasar. Semua Kompetensi Dasar dan proses
pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan
dalam Kompetensi Inti;
6. Mengembangkan Kompetensi Dasar berdasar pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar-mata pelajaran dan
jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).

C. Tujuan Pengembangan Kurikulum


Kurikulum sekolah bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik agar memiliki
kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif,
kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.

D. Landasan Penyusunan Kurikulum


1. Landasan Yuridis
Secara konseptual, kurikulum adalah suatu respon pendidikan terhadap
kebutuhan masyarakat dan bangsa dalam membangun generasi muda

58
bangsanya. Secara pedagogis, kurikulum adalah rancangan pendidikan yang
memberi kesempatan untuk peserta didik mengembangkan potensi dirinya
dalam suatu suasana belajar yang menyenangkan dan sesuai dengan
kemampuan dirinya untuk memiliki kualitas yang diinginkan masyarakat dan
bangsanya. Secara yuridis, kurikulum adalah suatu kebijakan publik yang
didasarkan kepada dasar filosofis bangsa dan keputusan yuridis di bidang
pendidikan.

Landasan yuridis kurikulum adalah sebagai berikut:


− Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.
− Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
− Inpres No. 10 tahun 2016 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan
Korupsi.
− Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 dengan revisi Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Pendidikan Nasional dan
perubahan kedua PP No. 13 tahun 2015.
− Permendikbud No. 57 tahun 2014 tentang kerangka dasar dan struktur
kurikulum.
− Permendikud No. 61 tahun 2014 tentang Kurikulum tingkat satuan
pendidikan.
− Permendikbud No. 62 tahun 2014 tentang kegiatan ekstrakurikuler.
− Permendikbud No. 63 tahun 2014 tentang kegiatan ekstrakurikuler wajib
pendidikan kepramukaan.
− Permendikbud No. 79 tahun 2014 tentang muatan lokal kurikulum 2013.
− Permendikbud No. 20 tahun 2016 tentang standar kompetensi lulusan
− Permendikbud No. 21 tahun 2016 tentang standar isi pendidikan dasar dan
menengah.
− Permendikbud No. 22 tahun 2016 tentangg standar proses pendidikan.
− Permendikbud No. 23 tahun 2016 tentang standar penilaian pendidikan.
− Permendikbud No. 24 tahun 20016 tentang kompetensi inti dan kompetensi
dasar pelajaran pada kurikulum 2013 pendidikan dasar dan menengah.
− Permendikbud No. 37 tahun 2018 tentang perubahan atas permendikbud
No. 24 tahun 2016.
− Permendikbud No. 20 tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter.
− Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 tahun 2013
tentang Standar Isi, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 tahun
2013 tentang Standar Proses,Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66
tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan.

58
Lampiran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 67 tahun 2013
tentang Kurikulum Sekolah Dasar.
− Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
20 Tahun 2016 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar Dan
Menengah, Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik
Indonesia, Nomor 21 Tahun 2016 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar Dan
Menengah.
− Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar Dan Menengah.
− Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nomor
23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pendidikan.
− Peraturan Gubernur No. 25 tahun 2007 tentang muatan lokal pendidikan
lingkungan hidup.
− Peraturan Gubernur Jawa Barat No.69 tahun 2013 tentang pembelajaran
muatan lokal bahasa dan sastra daerah pada jenjang satuan pendidikan
dasar dan menengah.
− Peraturan Bupati tahun 2019 tentang muatan lokal Rineka Budaya Sunda
− Peraturan Bupati Nomor 188.45/Kep.364IDDA Tahun 2019 tentang
Implementasi Pendidikan Antikorupsi pada Jenjang Sekolah Dasar dan
Menengah.
− Surat Edaran Menteri No. 3 tahun 2020 tentang pencegahan Cocona Covid
Disease 19
− Surat Edaran Menteri No. 4 tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan
Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Covid 19
− Surat Edaran Menteri No. 15 tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Belajar dari Rumah dalm masa darurat penyebaran Covid 19.
− Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan
Sekolah.
− Surat Edaran Bupati Bandung Barat No. 800/665-Disdik tentang antisipasi
penyebaran Covid 19 pada Satuan Pendidikan di Kabupaten Bandung Barat.
− Surat Edaran Bupati Bandung Barat No. 440/769 tentang kebijakan dalam
masa Darurat pencegahan penyebaran Covid 19 .
− Surat Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Barat Nomor 423/2035-
Disdik tahun 2020 tentang Persiapan Tahun Pelajaran 2020-2021.
− Peraturan lain yang relevan.

2. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta
didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses

58
pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik
dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya.
Kurikulum sekolah dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar
bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia
berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional. Pada dasarnya tidak
ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan secara spesifik untuk
pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia yang berkualitas.
Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum sekolah dikembangkan menggunakan filosofi
sebagai berikut:

1. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa


masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013
dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan
untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi
kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan peserta didik
untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian kurikulum, hal ini
mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk
mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Dengan demikian, tugas
mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum.
Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik,
Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan
kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang
diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu
bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya
bangsa dan orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa
masa kini.
2. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan
filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah
sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik.
Proses pendidikan adalah suatu proses yang memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan
berpikir rasional dan kecemerlangan akademik dengan memberikan makna
terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya
berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan
tingkat kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta didik. Selain
mengembangkan kemampuan berpikir rasional dan cemerlang dalam akademik,
Kurikulum 2013 memposisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk
menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan

58
pribadi, dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan
berbangsa masa kini.
3. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan
kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini
menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah
pembelajaran disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini mewajibkan kurikulum
memiliki nama matapelajaran yang sama dengan nama disiplin ilmu, selalu
bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan
akademik.
4. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih
baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan
berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun
kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik ( experimentalism and social
reconstructivism). Dengan filosofi ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk
mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan dalam berpikir
reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan untuk membangun
kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik.

Dengan demikian, Kurikulum sekolah menggunakan filosofi sebagaimana di atas


dalam mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam beragama, seni,
kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai
dengan diri seorang peserta didik dan diperlukan masyarakat, bangsa dan
ummat manusia.
5. Kurikulum yang dibuat sekolah sesuai peraturan Bupati Bandung Barat
menginsersi pendidikan antikorupsi hal ini menanamkan perilaku yang baik bagi
peserta didik sejak dini, yang terintegrasi dalam proses pembelajaran, dalam
kehidupan sehari - hari di sekolah seperti terciptanya kantin kejujuran (kanjur)
dan kotak temuan (barang tak bertuan), juga diterapkan dalam kegiatan
ekstrakurikuler, kehidupan di rumah dan masyarakat, sehingga menjadi budaya
sekolah dan budaya kedupan sehari-hari. Pendidikan antikorupsi bertujuan untuk
memberikan penguatan sikap dan mentalitas lebih disiplin, jujur, serta nilai-nilai
antikorupsi lainnya.
6. Aktualisasi Kebiasaan Baru dalam upaya pencegahan Covid 19 seperti halnya
kebiasaan mencuci tangan dan mengunakan masker bertujuan memberikan
pemahaman kepada peserta didik akan pentingnya kesehatan bukan hanya pada
saat masa darurat Covid 19, tapi menjadikannya menjadi sebuah budaya sehat
sepangjang masa.
E. Prinsip Pengembangan Kurikulum

58
Pelaksanaan pembelajaran pada pelaksanaan kurikulum sekolah memiliki
karakteristik tersendiri. Berdasarkan hasil analisis terhadap kondisi yang
diharapkan terdapat maka dipeloleh 14 prinsip utama pembelajaran yang perlu
pendidik terapkan.
Ada pun 14 prinsip itu adalah:
1. Dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu;
pembelajaran mendorong peserta didik menjadi pembelajar aktif, pada awal
pembelajaran pendidik tidak berusaha untuk meberitahu peserta didik karena
itu materi pembelajaran tidak disajikan dalam bentuk final. Pada awal
pembelajaran pendidik membangkitkan rasa ingin tahu peserta didik terhadap
suatu fenomena atau fakta lalu mereka merumuskan ketidaktahuannya dalam
bentuk pertanyaan. Jika biasanya kegiatan pembelajaran dimulai dengan
penyampaian informasi dari pendidik sebagai sumber belajar, maka dalam
pelaksanaan kurikulum sekolah kegiatan inti dimulai dengan peserta didik
mengamati fenomena atau fakta tertentu. Oleh karena itu pendidik selalu
memulai dengan menyajikan alat bantu pembelajaran untuk mengembangkan
rasa ingin tahu peserta didik dan dengan alat bantu itu pendidik
membangkitkan rasa ingin tahu peserta didik dengan bertanya.
2. Dari pendidik sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis
aneka sumber; pembelajaran berbasis sistem lingkungan. Dalam kegiatan
pembelajaran membuka peluang kepada peserta didik sumber belajar seperti
informasi dari buku peserta didik, internet, koran, majalah, referensi dari
perpustakaan yang telah disiapkan. Pada metode proyek, pemecahan
masalah, atau inkuiri peserta didik dapat memanfaatkan sumber belajar di
luar kelas. Dianjurkan pula untuk materi tertentu peserta didik memanfaatkan
sumber belajar di sekitar lingkungan masyarakat. Tentu dengan pendekatan
ini pembelajaran tidak cukup dengan pelaksanaan tatap muka dalam kelas.
3. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan
pendekatan ilmiah; pergeseran ini membuat pendidik tidak hanya
menggunakan sumber belajar tertulis sebagai satu-satunya sumber belajar
peserta didik dan hasil belajar peserta didik hanya dalam bentuk teks. Hasil
belajar dapat diperluas dalam bentuk teks, disain program, mind maping,
gambar, diagram, tabel, kemampuan berkomunikasi, kemampuan
mempraktikan sesuatu yang dapat dilihat dari lisannya, tulisannya, geraknya,
atau karyanya.
4. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis
kompetensi; pembelajaran tidak hanya dilihat dari hasil belajar, tetapi dari

58
aktivitas dalam proses belajar. Yang dikembangkan dan dinilai adalah sikap,
pengetahuan, dan keterampilannya.
5. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu; mata pelajaran
dalam pelaksanaan kurikulum sekolah menjadi komponen sistem yang
terpadu. Semua materi pelajaran perlu diletakkan dalam sistem yang terpadu
untuk menghasilkan kompetensi lulusan. Oleh karena itu pendidik perlu
merancang pembelajaran bersama-sama, menentukan karya peserta didik
bersama-sama, serta menentukan karya utama pada tiap mata pelajaran
bersama-sama, agar beban belajar peserta didik dapat diatur sehingga tugas
yang banyak, aktivitas yang banyak, serta penggunaan waktu yang banyak
tidak menjadi beban belajar berlebih yang kontraproduktif terhadap
perkembangan peserta didik.
6. Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran
dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi; di sini peserta didik
belajar menerima kebenaran tidak tunggul. Peserta didik melihat awan yang
sama di sebuah kabupaten. Mereka akan melihatnya dari tempatnya berpijak.
Jika ada sejumlah peserta didik yang melukiskan awan pada jam yang sama
dari tempat yang berjauhan, mereka akan melukiskannya berbeda - beda,
semua benar tentang awan itu, benar menjadi beragam.
7. Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif; pada waktu lalu
pembelajaran berlangsung ceramah. Segala sesuatu diungkapkan dalam
bentuk lisan peserta didik, fakta disajikan dalam bentuk informasi verbal,
sekarang peserta didik harus lihat faktanya, gambarnya, videonya,
diagaramnya, teksnya yang membuat peserta didik melihat, meraba, merasa
dengan panca indranya. Peserta didik belajar tidak hanya dengan mendengar,
namun dengan menggunakan panca indra lainnya.
8. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal ( hardskills) dan
keterampilan mental (softskills); hasil belajar pada raport tidak hanya
melaporkan angka dalam bentuk pengetahuannya, tetapi menyajikan
informasi menyangku perkembangan sikapnya dan keterampilannya.
Keterampilan yang dimaksud bisa keterampilan membacan, menulis,
berbicara, mendengar yang mencerminkan keterampilan berpikirnya.
Keterampilan bisa juga dalam bentuk aktivitas dalam menghasilkan karya,
sampai pada keterampilan berkomunikasi yang santun, keterampilan
menghargai pendapat dan yang lainnya.
9. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta
didik sebagai pembelajar sepanjang hayat; ini memerlukan pendidik untuk
mengembangkan pembiasaan sejak dini untuk melaksanakan norma yang

58
baik sesuai dengan budaya masyarakat setempat, dalam ruang lingkup yang
lebih luas peserta didik perlu mengembangkan kecakapan berpikir, bertindak,
berbudi sebagai bangsa, bahkan memiliki kemampuan untuk menyesusaikan
dengan dengan kebutuhan beradaptasi pada lingkungan global. Kebiasaan
membaca, menulis, menggunakan teknologi, bicara yang santun merupakan
aktivitas yang tidak hanya diperlukan dalam budaya lokal, namun bermanfaat
untuk berkompetisi dalam ruang lingkup global.
10. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing
ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan
mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran ( tut wuri
handayani); di sini pendidik perlu menempatkan diri sebagai fasilitator yang dapat
menjadi teladan, meberi contoh bagaimana hidup selalu belajar, hidup patuh
menjalankan agama dan perilaku baik lain. Pendidik di depan jadi teladan, di
tengah peserta didik menjadi teman belajar, di belakang selalu mendorong
semangat peserta didik tumbuh mengembangkan pontensi dirinya secara optimal.
11. Pembelajaran berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat; karena
itu pembelajaran dalam kurikulum sekolah memerlukan waktu yang lebih
banyak dan memanfaatkan ruang dan waktu secara integratif. Pembelajaran
tidak hanya memanfaatkan waktu dalam kelas.
12. Pembelajaran menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah pendidik, siapa
saja adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas. Prinsip ini
menadakan bahwa ruang belajar peserta didik tidak hanya dibatasi dengan
dinding ruang kelas. Sekolah dan lingkungan sekitar adalah kelas besar untuk
peserta didik belajar. Lingkungan sekolah sebagai ruang belajar yang sangat
ideal untuk mengembangkan kompetensi peserta didik. Oleh karena itu
pembelajaran hendaknya dapat mengembangkan sistem yang terbuka.
13. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pembelajaran; di sini sekolah perlu meningkatkan
daya pendidik dan peserta didik untuk memanfaatkan TIK. Jika pendidik
belum memiliki kapasitas yang mumpuni peserta didik dapat belajar dari siapa
pun. Yang paling penting mereka harus dapat menguasai TIK sebab
mendapatkan pelajaran dengan dukungan TIK atau tidak, peserta didik tetap
akan menghadapi tantangan dalam hidupnya menjadi pengguna TIK. Jika
sekolah tidak memfasilitasi pasti daya kompetisi peserta didik akan sangat
berbeda daripada peserta didik yang memeroleh pelajaran penggunaan TIK.
14. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta
didik; cita-cita, latar belakang keluarga, cara mendapat pendidikan di rumah,
cara pandang, cara belajar, cara berpikir, keyakinan peserta didik berbeda-

58
beda. Oleh karena itu pembelajaran harus melihat perbedaan itu sebagai
kekayaan yang potensial dan indah jika dikembangkan menjadi kesatuan
yang memiliki unsur keragaman. Hargai semua peserta didik, kembangkan
kolaborasi, dan biarkan peserta didik tumbuh menurut potensinya masing-
masing dalam kolobarasi kelompoknya.

58
BAB II
TUJUAN PENDIDIKAN, VISI, MISI, TUJUAN SEKOLAH, STRATEGI DAN
FILOSOFI SERTA INDIKATOR

A. Tujuan Pendidikan

Tujuan Pendidikan Nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik agar


menjadi manusia yang: beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Tujuan Pendidikan Dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,


kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut.
B. Visi Sekolah
................................

C. Misi Sekolah
................................

D. Tujuan Sekolah
................................

E. Strategi Sekolah
................................

F. Filosofi Sekolah
................................

G. Indikator Keberhasilan
.................................

58
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. STRUKTUR KURIKULUM
Mata pelajaran adalah unit organisasi Kompetensi Dasar yang terkecil.
Untuk kurikulum SD NegeriPasirtarasi organisasi Kompetensi Dasar kurikulum
dilakukan melalui pendekatan terintegrasi ( integrated curriculum). Berdasarkan
pendekatan ini maka terjadi reorganisasi Kompetensi Dasar muatan pelajaran yang
mengintegrasikan konten muatan pelajaran IPA dan IPS di kelas I, II, dan III ke
dalam muatan pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa
Indonesia, Matematika, Seni Budaya dan Prakarya serta Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan. Sedangkan untuk kelas IV, V, dan VI masing-masing
muatan pelajaran yang kembali dipisah meliputi Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
serta Matematika. Dengan pendekatan ini struktur Kurikulum SD Negeri Pasirtarasi
menjadi lebih sederhana karena jumlah mata pelajaran berkurang.

Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum dalam


bentuk muatan pelajaran, posisi muatan pelajaran dalam kurikulum, distribusi
muatan pelajaran dalam semester atau tahun, beban belajar untuk muatan
pelajaran dan beban belajar per minggu untuk setiap peserta didik. Struktur
kurikulum adalah juga merupakan aplikasi konsep pengorganisasian konten dalam
sistem belajar dan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran.
Pengorganisasian konten dalam sistem belajar yang digunakan untuk kurikulum
yang akan datang adalah sistem semester sedangkan pengorganisasian beban
belajar dalam sistem pembelajaran berdasarkan jam pelajaran per semester.
Struktur kurikulum adalah juga gambaran mengenai penerapan prinsip kurikulum
mengenai posisi seorang peserta didik dalam menyelesaikan pembelajaran di suatu
satuan atau jenjang pendidikan. Dalam struktur kurikulum menggambarkan ide

58
kurikulum mengenai posisi belajar seorang peserta didik yaitu apakah mereka harus
menyelesaikan seluruh muatan pelajaran yang tercantum dalam struktur ataukah
kurikulum memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menentukan berbagai
pilihan. Struktur kurikulum terdiri atas sejumlah muatan pelajaran dan beban
belajar.

(1) Kompetensi Inti


Kompetensi Inti Sekolah Dasar merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang harus dimiliki seorang peserta didik SD
pada setiap tingkat kelas. Kompetensi Inti dirancang untuk setiap kelas/usia
tertentu. Melalui Kompetensi Inti, sinkronisasi horisontal berbagai Kompetensi
Dasar antar mata pelajaran pada kelas yang sama
dapat dijaga. Selain itu sinkronisasi vertikal berbagai Kompetensi Dasar pada
mata pelajaran yang sama pada kelas yang berbeda dapat dijaga pula.
Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi Standar
Kompetensi Lulusan dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki oleh peserta didik
yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau
jenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang
dikelompokkan ke dalam aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang
harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata
pelajaran. Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang
antara pencapaian hard skills dan soft skills.
Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi ( organising element)
kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti merupakan
pengikat untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal Kompetensi Dasar.
Organisasi vertikal Kompetensi Dasar adalah keterkaitan antara konten
Kompetensi Dasar satu kelas atau jenjang pendidikan ke kelas/jenjang di
atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang
berkesinambungan antara konten yang dipelajari peserta didik. Organisasi
horizontal adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu mata
pelajaran dengan konten Kompetensi Dasar dari mata pelajaran yang berbeda
dalam satu pertemuan mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi proses
saling memperkuat.
Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu
berkenaan dengan sikap spiritual (Kompetensi Inti 1), sikap sosial (Kompetensi
Inti 2), pengetahuan (Kompetensi Inti 3), dan penerapan keterampilan
(Kompetensi Inti 4). Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi
Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara

58
integratif. Kompetensi yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial
dikembangkan secara tidak langsung ( indirect teaching) yaitu pada waktu
peserta didik belajar tentang pengetahuan (Kompetensi Inti 3) dan penerapan
keterampilan (Kompetensi Inti 4).
Rumusan Kompetensi Inti menggunakan notasi sebagai berikut:
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk Kompetensi Inti sikap spiritual;
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk Kompetensi Inti sikap sosial;
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk Kompetensi Inti pengetahuan; dan
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk Kompetensi Inti keterampilan.

Rincian kompetensi inti adalah sebagai berikut:

Kompetensi Ini Kelas I, II & III

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI


KELAS I DAN KELAS II KELAS III
1. Menerima dan menjalankan ajaran 1. Menerima dan menjalankan
agama yang dianutnya ajaran agama yang dianutnya

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin,


tanggung jawab, santun, peduli, tanggung jawab, santun, peduli,
dan percaya diri dalam dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, berinteraksi dengan keluarga,
teman, dan pendidik teman, tetangga, dan pendidik.
3. Memahami pengetahuan faktual 3. Memahami pengetahuan
dengan cara mengamati faktual dengan cara
[mendengar, melihat, membaca] mengamati [mendengar,
dan menanya berdasarkan rasa melihat, membaca] dan
ingin tahu tentang dirinya, menanya berdasarkan rasa
makhluk ciptaan Tuhan dan ingin tahu tentang dirinya,
kegiatannya, dan benda-benda makhluk ciptaan Tuhan dan
yang dijumpainya di rumah dan kegiatannya, dan benda-
di sekolah benda yang dijumpainya di
rumah, sekolah, dan tempat
bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual 4. Menyajikan pengetahuan faktual
dalam bahasa yang jelas dan dalam bahasa yang jelas, logis,
logis, dalam karya yang estetis, dan sistematis, dalam karya yang

58
dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan estetis dalam gerakan yang
dalam tindakan yang mencerminkan anak sehat, dan
mencerminkan perilaku anak dalam tindakan yang
beriman dan berakhlak mulia. mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia.

Kompetensi Inti Kelas IV, V & VI

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI


KELAS IV KELAS V DAN VI
1. Menerima, menghargai, dan 1. Menerima, menghargai, dan
menjalankan ajaran agama menjalankan ajaran agama yang
yang dianutnya . dianutnya.

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin,


tanggung jawab, santun, peduli, tanggung jawab, santun, peduli,
dan percaya diri dalam percaya diri, dan cinta tanah air
berinteraksi dengan keluarga, dalam berinteraksi dengan
teman, tetangga, dan pendidik. keluarga, teman, tetangga, dan
pendidik.
3. Memahami pengetahuan faktual 3. Memahami pengetahuan faktual dan
dengan cara mengamati konseptual dengan cara mengamati
[mendengar, melihat, membaca] dan mencoba [mendengar, melihat,
dan menanya berdasarkan rasa membaca] serta menanya
ingin tahu tentang dirinya, berdasarkan rasa ingin tahu secara
makhluk ciptaan Tuhan dan kritis tentang dirinya, makhluk ciptaan
kegiatannya, dan benda-benda Tuhan dan kegiatannya, dan benda-
yang dijumpainya di rumah, benda yang dijumpainya di rumah,
sekolah, dan tempat bermain. sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan factual 4. Menyajikan pengetahuan faktual
dalam bahasa yang jelas, logis, dan konseptual dalam bahasa yang
dan sistematis, dalam karya yang jelas, logis, dan sistematis, dalam

58
estetis dalam gerakan yang karya yang estetis dalam gerakan
mencerminkan anak sehat, dan yang mencerminkan anak sehat,
dalam tindakan yang dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak mencerminkan perilaku
beriman dan berakhlak mulia. anak beriman dan berakhlak mulia.

(2) Kompetensi Dasar


Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap
kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar adalah konten
atau kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik.
Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik
peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Mata
pelajaran sebagai sumber dari konten untuk menguasai kompetensi bersifat
terbuka dan tidak selalu diorganisasikan berdasarkan disiplin ilmu yang
sangat berorientasi hanya pada filosofi esensialisme dan perenialisme. Mata
pelajaran dapat dijadikan organisasi konten yang dikembangkan dari berbagai
disiplin ilmu atau non disiplin ilmu yang diperbolehkan menurut filosofi
rekonstruksi sosial, progresif atau pun humanisme. Karena filosofi yang
dianut dalam kurikulum adalah eklektik seperti dikemukakan di bagian
landasan filosofi maka nama mata pelajaran dan isi mata pelajaran untuk
kurikulum yang akan dikembangkan tidak perlu terikat pada kaidah filosofi
esensialisme dan perenialisme.
Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap
kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar SD/MI untuk
setiap mata pelajaran tercantum pada Lampiran 1B s.d. Lampiran 9 yang
mencakup: Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, PPKn, Bahasa Indonesia,
Matematika, IPA, IPS, Seni Budaya dan Prakarya, dan Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan, serta Daftar Tema dan Alokasi Waktunya.

(3) Pembelajaran Tematik Integratif (Terpadu)


Kurikulum SD Negeri Pasirtarasi menggunakan pendekatan pembelajaran
tematik integratif dari kelas I sampai kelas VI. Pembelajaran tematik
integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan
berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema,
kecuali untuk beberapa muatan pelajaran seperti PABP dan Matematika.
Pengintegrasian tersebut dilakukan dalam dua hal, yaitu integrasi
sikap, keterampilan dan pengetahuan dalam proses pembelajaran dan

58
integrasi berbagai konsep dasar yang berkaitan. Tema merajut makna
berbagai konsep dasar sehingga peserta didik tidak belajar konsep dasar
secara parsial. Dengan demikian pembelajarannya memberikan makna yang
utuh kepada peserta didik seperti tercermin pada berbagai tema yang
tersedia.
Dalam pembelajaran tematik integratif, tema yang dipilih berkenaan
dengan alam dan kehidupan manusia. Untuk kelas I, II dan III, keduanya
merupakan pemberi makna yang substansial terhadap mata pelajaran PPKn,
Bahasa Indonesia, Matematika, Seni-Budaya dan Prakarya, serta Pendidikan
Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Di sinilah Kompetensi Dasar dari IPA dan
IPS yang diorganisasikan ke mata pelajaran lain memiliki peran penting
sebagai pengikat dan pengembang Kompetensi Dasar mata pelajaran
lainnya.
Dari sudut pandang psikologis, peserta didik belum mampu berpikir
abstrak untuk memahami konten mata pelajaran yang terpisah kecuali kelas
IV, V dan VI.

Daftar Tema Kelas I, II, dan III

KELAS I KELAS II KELAS III

1. Diriku 1. Hidup Rukun 1. Perkembangbiakan


Hewan dan
Tumbuhan

2. Kegemaranku 2. Bermain di 2. Perkembangan


Lingkunganku Teknologi

3. Kegiatanku 3. Tugasku Sehari-Hari 3. Perubahan di Alam

4. Keluargaku 4. Aku Dan Sekolahku 4. Peduli Lingkungan

5. Pengalamanku 5. Hidup Bersih dan Sehat 5. Permainan Tradisional


6.Lingkungan Bersih, 6. Air, Bumi, dan Matahari 6. Indahnya
Persahabatan
7.Sehat, dan Asri 7. Merawat Hewan dan 7. Energi dan
Tumbuhan Perubahannya
8.Peristiwa Alam 8. Keselamatan Di Rumah 8. Bumi dan Alam
dan Perjalanan Semesta

Daftar Tema Kelas IV, V, dan VI

KELAS IV KELAS V KELAS VI

1. Indahnya Kebersamaan 1. Gerak Hewan dan 1. Selamatkan Makhluk


Manusia Hidup

58
2. Selalu Berhemat Energi 2. Udara Bersih Bagi 2. Persatuan dalam
Kesehatan Perbedaan

3. Peduli Terhadap Makhluk 3. Makanan Sehat


Hidup 3. Tokoh dan Penemuan

4. Berbagai Pekerjaan 4. Sehat itu Penting 4. Globalisasi

5. Pahlawanku 5. Ekosistem 5. Wirausaha

6. Cita-citaku 6. Panas dan 6. Menuju Masyarakat


Perpindahannya Sehat

7. Indahnya Keragaman di 7. Organ Tubuh Manusia 7. Kepemimpinan


Negeriku dan Hewan

8. Daerah Tempat Tinggalku 8. Sejarah Peradaban 8. Bumiku


Indonesia
9. Kayanya Negeriku 9. Lingkungan Sahabat 9. Menjelajah Angkasa
Kita Luar

(4) Pembelajaran Masa Darurat Pandemi Covid 19 Aspek Penilaian


Dan Indikator Deskripsi

NO ASPEK INDIKATOR
- Menjelaskan latar belakang virus corona
Pengenalan virus - Menyebutkan gejala-gejala infeksi virus
1
corona corona
- Mengetahui cara penyebaran virus corona
- Menerapkan protokol kesehatan
penanganan virus
- corona
Memahami cara diteksi dini gejala virus
- Menjelaskan istilah terkait virus karantina
Mitigasi bencana virus
2. (isolasi), suspek, PDP, ODP, dan
corona
- OTG
Memahami tatalaksana pembatasan untuk
mencegah penularan virus corona. Seperti:
karantina dirumah,isolasi diri, krantina
rumah sakit dan karantina wilayah
3. Cara pembiasaan perilaku - Mengetahui cara menjaga kesehatan tubuh
hidup bersih dan sehat agar tidak tertular virus corona
- Menerapkan pola hidup sehat dengan
mengatur pola makan gizi seimbang
- Mwncuci tangan dengan sabun dan air
mengalir
- Mempraktikan aktivitas imun tubuh
(berlahraga) agar terhindar dari virus
corona
4. Bersosialisasi di - Menjelaskan pentingnya pembatasan social
masyarakat (social distancing) sebagai upaya
pada masa darurat covid- menangani virus corona

58
19 - Meragakan etika batuk dan bersin ketika
bersama orang lain
- Meragakan cara menggunakan masker yang
benar
- Mendeskripsikan cara bersosialisasi di
mayarakat
5. Usaha kreatif dalam - Menyajikan media informasi tentang virus
mencegah corona
penyebaran virus corona - Membuat sabun cuci tangan atau
handsanitizer dengan bahan yang ada
dirumah
- Menkampanyekan pencegahan corona
- secara lisan Melaporkan aktivtas belajar
- dari rumah dan kegiatan selama dirumah
- saja.

(5) Pengintegrasian Pendidikan Kesehatan Masa Transisi dan Aktualisasi


Kebiasaan Baru Masa Pandemi Covid-19

No KEGIATAN URAIAN AKTIVITAS


1 Literasi Kesehatan 1-2 kali seminggu, selama 15 menit
sebelum memulai pelajaran membaca
buku tentang kesehatan
2 Sarapan / Kudapan 1-2 kali seminggu, membawa bekal
bersama dengan menu bergizi seimbang dan
kudapan buah
3 Pembiasaan PHBS (Cuci Cuci tangan pakai sabun dilaksanakan
tangan Pakai Sabun dan setiap hari, sedangkan sikat gigi
Sikat Gigi) bersamaan dengan rangkaian kegiatan
sarapan/kudapan bersama
4 Peregangan di sela jam Dilaksanakan di sela jam pelajaran
Belajar secara serentak (Kde dari bel sekolah)
minimal 1 kali/minggu
5 Optimalisasi Olah raga Optimalisasi pada saat jam istirahat/jam
pelajaran olah raga
6 Ekskul Wajib Olah raga Ektrakulikuler wajib olahraga/ seni
minimal 1x/minggu
7 Pembinaan Kader 1 kali seminggu ektrakulikuler UKS
Kesehatan Sekolah
8 Pendidikan Kesehatan Terintergrasi dalam kurikulum dan ektra
Reproduksi kurikulum
9 Pendidikan Keterampilan Mengajarkan 10 keterampilan
Hidup Sehat psikososial.

(6) Pendekatan Saintifik (Ilmiah)


Menurut Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, pengorganisasian pengalaman
belajar dengan urutan logis meliputi proses pembelajaran:

a) Mengamati;
b) Menanya;
c) Mengumpulkan informasi/eksperimen;

58
d) Mengasosiasikan/mengolah informasi; dan
e) Mengkomunikasikan.
Kelima pembelajaran pokok tersebut dapat dirinci dalam berbagai kegiatan
belajar sebagaimana tercantum dalam tabel berikut:
Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan Kegiatan Belajar dan
Maknanya

Langkah Kompetensi yang


Kegiatan Belajar
Pembelajaran Dikembangkan
Mengamati Membaca, mendengar, Melatih kesungguhan,
menyimak, melihat (tanpa ketelitian, mencari
atau dengan alat) informasi
Menanya Mengajukan pertanyaan Mengembangkan
tentang informasi yang tidak kreativitas, rasa ingin tahu,
dipahami dari apa yang kemampuan merumuskan
diamati atau pertanyaan pertanyaan untuk
untuk mendapatkan membentuk pikiran kritis
informasi tambahan tentang yang perlu
apa yang diamati untuk hidup cerdas
(dimulai dari pertanyaan dan belajar sepanjang
faktual sampai ke hayat
pertanyaan yang bersifat
hipotetik)
Mengumpulkan - melakukan eksperimen Mengembangkan sikap
informasi/ - Membaca sumber lain teliti, jujur,sopan,
eksperimen selain buku teks menghargai pendapat
- Mengamati orang lain, kemampuan
objek/kejadian/aktivitas berkomunikasi, menerapkan
- Wawancara dengan kemampuan
narasumber mengumpulkan informasi
- aktivitas melalui berbagai cara yang
- wawancara dengan dipelajari, mengembangkan
narasumber kebiasaan belajar dan
belajar sepanjang hayat
Mengasosiasikan - mengolah informasi yang Mengembangkan sikap
/mengolah sudah dikumpulkan baik jujur, teliti, disiplin, taat
informasi terbatas dari hasil kegiatan aturan, kerja keras,
mengumpulkan/eksperimen kemampuan menerapkan
mau pun hasil dari kegiatan prosedur dan kemampuan
mengamati dan kegiatan berpikir induktif serta
mengumpulkan informasi. deduktif dalam
- Pengolahan informasi yang menyimpulkan
dikumpulkan dari yang
bersifat menambah
keluasan dan kedalaman
sampai kepada pengolahan
informasi yang bersifat
mencari solusi dari berbagai
sumber yang memiliki
pendapat yang berbeda
sampai kepada yang
bertentangan.
Mengkomunikasi - Menyampaikan hasil Mengembangkan sikap
58
kan pengamatan, kesimpulan jujur, teliti, toleransi,
berdasarkan hasil analisis kemampuan berpikir
secara lisan, tertulis, atau sistematis, mengungkapkan
media lainnya pendapat dengan singkat
dan jelas, dan
mengembangkan
kemampuan berbahasa
yang baik dan benar

(7) Penilaian Autentik (Responsif)


Dalam rangka melaksanakan penilaian autentik yang baik, pendidik harus
memahami secara jelas tujuan yang ingin dicapai. Untuk itu, pendidik harus
bertanya pada diri sendiri, khususnya berkaitan dengan: (1) sikap,
pengetahuan dan keterampilan apa yang akan dinilai; (2) fokus penilaian akan
dilakukan, misalnya, berkaitan dengan sikap, pengetahuan dan keterampilan;
dan (3) tingkat pengetahuan apa yang akan dinilai, seperti penalaran, memori,
atau proses. Bentuk-bentuk Penilaian Autentik yang dikembangkan:
a) Penilaian Sikap
- Observasi
- Penilaian Diri
- Penilaian Antar teman
- Jurnal Catatan Pendidik
b) Penilaian Pengetahuan
- Tes Tulis
- Tes Lisan
- Penugasan
c) Penilaian Keterampilan
- Penilaian Kinerja
- Penilaian Proyek
- Penilaian Portopolio

(8) Mata Pelajaran

Struktur Kurikulum SD Negeri Pasirtarasi terdiri atas mata pelajaran umum


kelompok A dan mata pelajaran umum kelompok B. Mata pelajaran umum
kelompok A merupakan program kurikuler yang bertujuan untuk
mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi
keterampilan peserta didik sebagai dasar penguatan kemampuan dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Mata pelajaran umum
kelompok B merupakan program kurikuler yang bertujuan untuk
mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi
keterampilan peserta didik terkait lingkungan dalam bidang sosial, budaya, dan
seni.
Struktur kurikulum SD Negeri Pasirtarasi adalah sebagai berikut:

58
ALOKASI WAKTU PER MINGGU
MATA PELAJARAN
I II III IV V VI
Kelompok A (Umum)
1. Pendidikan Agama dan Budi
4 4 4 4 4 4
Pekerti
2. Pendidikan Pancasila dan
5 5 6 5 5 5
Kewarganegaran
3. Bahasa Indonesia 8 9 10 7 7 7

58
4. Matematika 5 6 6 6 6 6
5. Ilmu Pengetahuan Alam - - - 3 3 3
6. Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 3 3 3
Kelompok B (Umum)
1. Seni Budaya dan Prakarya 4 4 4 4 4 4
2. Pendidikan Jasmani
4 4 4 4 4 4
Olahraga dan Kesehatan
Muatan Lokal
1 Bahasa dan Sastra Sunda 2 2 2 2 2 2
2 Pendidikan Lingkungan
1 1 1 1 1 1
hidup
3 Rineka Budaya Sunda 1 1 1 1 1 1

Jumlah jam pelajaran per minggu 34 36 38 40 40 40

Keterangan:

• Mata pelajaran Kelompok A merupakan kelompok mata pelajaran yang


muatan dan acuannya dikembangkan oleh pusat.
• Mata pelajaran Kelompok B merupakan kelompok mata pelajaran
yang muatan dan acuannya dikembangkan oleh pusat dan dapat
dilengkapi dengan muatan/konten lokal.
Mata pelajaran Kelompok B dapat berupa mata pelajaran muatan lokal
yang berdiri sendiri.

• Muatan lokal wajib memuat Bahasa dan Sastra Sunda.


• Satu jam pelajaran beban belajar tatap muka adalah 35 menit.
• Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri, maksimal
40% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang
bersangkutan.
• Sekolah menambah beban belajar per minggu sesuai dengan
kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik, sosial,
budaya, dan faktor lain yang dianggap penting.
• Untuk Mata Pelajaran Seni Budaya dan Prakarya, satuan pendidikan
wajib menyelenggarakan minimal 2 aspek dari 4 aspek yang
disediakan. Peserta didik mengikuti salah satu aspek yang disediakan
untuk setiap semester, aspek yang diikuti dapat diganti setiap
semesternya.
• Kegiatan ekstrakurikuler terdiri atas Pendidikan Kepramukaan (wajib),
usaha kesehatan sekolah (UKS), dan lainnya sesuai dengan kondisi dan
potensi sekolah.

58
• Pembelajaran menggunakan pendekatan pembelajaran Tematik-
Terpadu kecuali mapel Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, dan
Matematika bagi kelas IV, V, dan VI.
• Muatan lokal pilihan 1 mengacu pada peraturan Gubernur tentang
Pendidikan Lingkungan Hidup
• Muatan lokal pilihan 2 sesuai peraturan Bupati Bandung Barat
menggunakan Rineka Budaya Sunda.

Sesuai dengan peraturan Bupati Bandung Barat tentang implementasi pendidikan


antikorupsi pada jenjang sekolah dasar dan sekolah menengah pertama atau
sederajat di Kabupaten Bandung Barat dalam proses pembelajaran pada muatan
pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dilakukan insersi pendidikan
antikorupsi melalui nilai-nilai antikorupsi diantaranya kesetaraan, kebersamaan,
komitmen, konsekuen, kepemilikan, hemat, bijaksana, ikhlas, berbagi, rajin,
sportif, tanggung jawab, disiplin, jujur, sederhana, kerja keras, mandiri, adil,
berani, peduli. Hal ini sebagai upaya membentuk prilaku peserta didik yang
senantiasa bertanggungjawab dan antikorupsi. Pendidikan antikorupsi ini tidak
diberikan melalui suatu mata pelajaran tersendiri, melainkan dengan cara
mengintegrasikan melalui muatan pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan. Inti dari materi pendidikan antikorupsi ini adalah penanaman
nilai-nilai luhur di atas.
B. MUATAN KURIKULUM
Muatan Kurikulum SD Negeri Pasirtarasi meliputi sejumlah mata pelajaran yang
kedalamanya merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan
yang memuat sejumlah mata pelajaran dan muatan lokal serta kegiatan
pengembangan diri yang tidak termasuk kepada struktur kurikulum dan diberikan
diluar tatap muka. Di samping itu materi muatan lokal dan kegiatan
pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 dengan perubahannya Nomor 32
Tahun 2013 dan Perubahan kedua Nomor 13 Tahun 2015 tentang Standar
Nasional Pendidikan menegaskan bahwa kedalaman muatan kurikulum pada setiap
satuan pendidikan diuntungkan dalam kompetensi pada setiap tingkat dan
semester sesuai dengan Satandar Nasional Pendidikan. Kompetensi yang dimaksud
terdiri atas kompetensi dasar dam kompensi inti.
1. Mata Pelajaran
Materi bahan ajar berdasarkan landasan keilmuan yang akan dibelajarkan
kepada peserta didik sebagai beban belajar melalui metode dan pendekatan
tertentu. Beban belajar pada mata pelajaran ditentukan oleh keleluasaan dan
kedalaman pada masing-masing tingkat satuan pendidikan. Metode dan

58
pendekatan pada mata pelajaran tergantung pada ciri khas dan karekteristik
masing-masing mata pelajaran dengan menyesuaikan pada kondisi yang
tersedia di sekolah. Sejumlah mata pelajaran tersebut terdiri dari mata
pelajaran wajib dan pilihan pada setaiap satuan pendidikan.
1) Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti Tujuan:
• Menumbuhkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan
pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengalaman, pembiasaan,
serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi
manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya
kepada Allah SWT;
• Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia
yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif,
jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi, menjaga keharmonisan secara
personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam
komunitas sekolah.
2) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (Dengan insersi Pendidikan
Antikorupsi dan Pendidikan Lalu-Lintas)
Tujuan:
• Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan
• Berpartisipasi secara aktif dan bertanggungjawab, bertindak secara cerdas
dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta
antikorupsi.
• Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup
bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.
• Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi.
• Menerapkan nilai nilai antikorupsi (kesetaraan, kebersamaan, komitmen,
konsekuen, kepemilikan, hemat, bijaksana, ikhlas, berbagi, rajin, sportif,
tanggung jawab, disiplin, jujur, sederhana, kerja keras, mandiri, adil,
berani, peduli) dalam perilaku peserta didik
• Penerapan nilai nilai Pendidikan Lalu-Lintas antara lain disiplin, tangging
jawab, komitmen, toleransi, peduli.

58
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan No. 37 Tahun 2018 Tentang Perubahan atas
permendikbud No. 24 Tahun 2016.
3) Bahasa Indonesia
Tujuan
• Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang
berlaku, baik secara lisan maupun tulis.
• Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan dan bahasa negara.
• Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan
kreatif untuk berbagai tujuan.
• Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.
• Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,
memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan berbahasa.
• Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah
budaya dan intelektual manusia Indonesia.
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia
dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
No. 37 Tahun 2018 Tentang Perubahan atas permendikbud No. 24 Tahun
2016.

4) Matematika
Tujuan:

• Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan


mengaplikasikan konsep atau alogaritma, secara luwes, akurat, efisien,
dan tepat, dalam pemecahan masalah.
• Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

• Memecahkan maslah yang meliputi kemampuan memahami masalah,


merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi yang diperoleh.
• Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media
lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

58
• Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Matematika dapat
dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 37
Tahun 2018 Tentang Perubahan atas permendikbud No. 24 Tahun 2016.

5) Ilmu Pengetahuan Alam Tujuan:


• Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, kehidupan dan keteraturan alam ciptanya-Nya.
• Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
• Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi dan masyarakat.
• Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memacahkan masalah dan membuat keputusan.
• Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memlihara, menjaga
dan melestarikan lingkungan alam.
• Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai
dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar mata pelajaran IPA dapat dilihat
pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 37 Tahun
2018 Tentang Perubahan atas permendikbud No. 24 Tahun 2016.

6) Ilmu Pengetahuan
Sosial Tujuan:

• Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat


dan lingkungannya.
• Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inkuiri, memcahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
• Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan.
• Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan bekompetisi dalam
masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar mata pelajaran IPS dapat dilihat

58
pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 37 Tahun
2018 Tentang Perubahan atas permendikbud No. 24 Tahun 2016.

7) Seni Budaya dan Prakarya Tujuan:


• Memahami konsep dan pentingnya seni budaya dan prakarya.
• Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya dan prakarya.
• Menampilkan kreativitas melalui seni budaya dan prakarya.
• Menampilkan peran serta dalam seni budaya dan prakarya dalam
tingkat lokal, regional, maupun global.
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Seni Budaya dan
prakarya dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan No. 37 Tahun 2018 Tentang Perubahan atas permendikbud No.
24 Tahun 2016.

8) Pendidikan Jasmani Olahraga dan


Kesehatan Tujuan:
Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya
pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup
sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih.
• Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih
baik.
• Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar.
• Meletakan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-
nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan
kesehatan.

• Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab,


kerjasama, percaya diri dan demokratis.
• Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri,
orang lain dan lingkungan.
• Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang
bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang
sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap
yang positif.
Kompetensi inti dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan No. 37 Tahun 2018 Tentang Perubahan atas
permendikbud No. 24 Tahun 2016.

2. Pengembangan Diri

58
Pengembangan diri banyak mengembangkan nilai-nilai antikorupsi sehingga
sangat penting dikembangkan sebagai bentuk penanaman karakter yang
bertanggungjawab.
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh
pendidik. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan
kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi
sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh
konselor, pendidik atau tenaga kependidikan yang yang dapat dilakukan dalam
bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui
kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan
kehidupan sosial belajar dan pengembangan karir peserta didik.
Penilaian pengembangan diri dilakukan secara kualitatif, tidak kuantitatif seperti
pada mata pelajaran. Tahapan Kegiatan Pengembangan Diri dilakukan dengan
cara:
a. Identifikasi
• Daya dukung dan potensi
• Bakat dan minat peserta didik.
b. Pemetaan
• Jenis layanan pengembangan diri
• Petugas yang melayani
• Peserta didik yang dilayani
c. Program pencinta mata pelajaran dilakukan dengan cara penyusunan
Program (Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang dikembangkan, Materi
Pokok, Indikator, Kegiatan Pembelajaran, Alokasi Waktu, Penilaian, dan
Sumber Belajar).
• Pelaksanaan (Orientasi, pemantapan, pengembangan)
• Monitoring Pelaksanaan
• Penilaian (terjadwal, terstruktur, kualitatif)
• Analisis hasil penilaian (berbasis data, profesional, realistis, valid,
transparan dan akuntabel)
• Pelaporan : Umum dalam format raport
Rinci dalam buku laporan pengembangan diri.
d. Nilai-nilai Pendidikan Antikorupsi: kesetaraan, kebersamaan, komitmen,
konsekuen, kepemilikan, hemat, bijaksana, ikhlas, berbagi, rajin, sportif,
tanggung jawab, disiplin, jujur, sederhana, kerja keras, mandiri, adil, berani,

58
peduli. Dikembangkan melalui kegiatan yang merupakan branding/ikon dari
pendidikan antikorupsi, diantaranya melalui program:
• Kantin kejujuran
• Barang tak bertuan
e. Nilai nilai Pendidikan Lalu-lintas:
• Disiplin
• Tanggung Jawab
• Komitmen
• Toleransi
• Peduli

Dikembangkan melalui kegiatan kelas inspiratif


Adapun kegiatan-kegiatan pengembangan diri seperti:
1) Kegiatan Ektrakurikurer
Pengembangan diri yang dipilih berupa kegiatan ekstrakurikuler meliputi
beragam kegiatan yang sesuai dengan minat dan bakat peserta didik, terdiri
atas:
a. Pramuka
b. Bahasa Inggris
c. Seni Tari
d. Unit Kesehatan Sekolah
e. Kepemimpinan
f. Paskibra
2) Kegiatan Pembiasaan
Guna mengembangkan nilai religi, nilai-nilai sportifitas kehidupan berbangsa
dan bernegara pembentukan karakter peserta didik dilakukan melalui:
a. Pembiasaan Rutin
Kegiatan yang dilakukan secara reguler, baik di kelas maupun di sekolah.
Pembentukan karakter melalui pembiasaan dalam kegiatan rutin di SD
Negeri Pasirtarasi adalah sebagai berikut:

− Shalat dhuha dn sholat wajib secara berjamaah


− Upacara bendera setiap hari senin
− Berdoa setiap memulai dan mengakhiri kegiatan
− Santun dalam berbicara dan prilaku
− Berpakaian rapi, bersih dan sopan sesuai aturan sekolah
− Berbaris dengan rapi dan menyalami pendidik sebelum masuk kelas
58
− Membaca dzikir pagi secara bersama-sama
− Berinfaq setiap pagi
− Menyangikan lagu nasional sebelum memulai pembelajaran
− Pengajian setiap hari Jum’at dan menyimak bacaan surat
pendek dalam Al Qur’an
− Pemeriksaan kebersihan badan serta pakaian sebelum masuk kelas
− Membersihkan kelas serta halaman sebelum dan sesudah belajar
− Membaca buku di perpustakaan

− Membiasakan antri
− Piket kelas

b. Terprogram
Kegiatan yang diprogramkan dan direncanakan baik pada tingkat kelas
maupun tingkat sekolah.

− Kegiatan Keagamaan Pesantren kilat


− Kegiatan Pengajian bulan wali peserta didik
− Pekan Kreatifitas dan olahraga
− Peringatan Hari Besar Nasional
− Karyawisata, darmawisata, study tour
− Pekan Olahraga antar kelas
− Bina Olimpiade MIPA

c. Spontan
Kegiatan yang dapat dilakukan kapan saja,tanpa dibatasi oleh ruang.

− Membiasakan memberi salam


− Membiasakan membuang sampah pada tempatnya
− Menghormati perbedaan
− Membiasakan membantu teman yang kena musibah
− Menjenguk dan mendoakan teman yang sedang sakit
− Mengakui dan meminta maaf atas kelasalahan
− Berdiskusi dengan baik dan benar
− Operasi Semut
− Berterima kasih
− Membuang sampah pada tempatnya
− Menolong orang yang sedang dalam kesusahan
− Melerai pertengkaran

58
3) Kegiatan Keteladanan
Kegiatan yang dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja yang lebih
mengutamakan pemberian contoh dari pendidik dan pengelola
pendidikan yang lain kepada peserta didiknya.
 Membudayakan kebersihan dan kesehatan pada semua warga sekolah
 Mentaati tata tertib yang berlaku di sekolah
 Memberi contoh berpakaian rapih dan bersih
 Memberi contoh tepat waktu dalam segala hal
 Memberi contoh penampilan sederhana
 Menanamkan budaya membaca
 Memberi contoh tidak merokok dilingkungan sekolah
 Memuji hasil kerja peserta didik yang baik
 Performa pendidik
 Mengambil sampah yang berseraka
 Cara berbicara yang sopan
 Mengucapkan terima kasih
 Meminta maaf
 Menghargai pendapat orang lain
 Memberikan kesempatan terhadap pendapat yang berbeda
 Mendahulukan kesempatan kepada orang tua
 Penugasan peserta didik secara bergilir
 Menaati tata tertib (disiplin, taat waktu, taat pada peraturan)
 Memberi salam ketika bertemu
 Berpakaian rapi dan bersih
 Menepati janji
 Memberikan penghargaan kepada orang yang berprestasi
 Berperilaku santun
 Pengendalian diri yang baik
 Memuji pada orang yang jujur
 Mengakui kebenaran orang lain
 Mengakui kesalahan diri sendiri
 Berani mengambil keputusan
 Berani berkata benar
 Melindungi kaum yang lemah
 Membantu kaum yang fakir
 Sabar mendengarkan orang lain
 Mengunjungi teman yang sakit
 Membela kehormatan bangsa
 Mengembalikan barang yang bukan miliknya
 Antri
 Mendamaikan
 Penanaman Budaya Minat Baca

4) Kegiatan Nasionalisme dan Patriotisme


a. Peringatan Hari Kemerdekaan RI b.
Peringatan Hari Pahlawan
c. Peringatan Hari Pendidikan Nasional
• Seminar Pendidikan
• Bedah Buku

5) Pengembangan Potensi dan Ekpresi Diri


58
Pengembangan potensi dan Ekspresi diri yang dikembangkan di SD
Negeri Pasirtarasi adalah keterampilan dalam mengoperasikan komputer
dalam kehidupan sehari-hari dengan mengunakan software-software yang
disesuaikan dengan kemampuan potensi sumber daya sekolah seperti:
a. Program Permainan Edukatif
b. Program Mengambar
c. Program Microsoft Office.

3. Beban Belajar
Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik
dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pelajaran.
1) Beban belajar di SD Negeri Pasirtarasi dinyatakan dalam jumlah jam
pelajaran per minggu.
a. Beban belajar satu minggu Kelas I adalah 34 jam pelajaran.
b. Beban belajar satu minggu Kelas II adalah 36 jam pelajaran.
c. Beban belajar satu minggu Kelas III adalah 38 jam pelajaran.
d. Beban belajar satu minggu Kelas IV, V, dan VI adalah 40 jam pelajaran.
2) Beban belajar di Kelas I, II, III, IV, dan V dalam satu semester paling sedikit
18 minggu minggu efektif.
3) Beban belajar di kelas VI pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu
minggu efektif.
4) Beban belajar di kelas VI pada semester genap paling sedikit 14 minggu
minggu efektif.

Jam belajar SD Negeri Pasirtarasi adalah 35 menit. Proses pembelajaran yang


dikembangkan menghendaki kesabaran pendidik dalam mendidik peserta didik
sehingga mereka menjadi tahu, mampu dan mau belajar dan menerapkan apa
yang sudah mereka pelajari di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya.
Selain itu bertambahnya jam belajar memungkinkan pendidik melakukan
penilaian proses dan hasil belajar.

Tabel 2:

Beban Belajar Kegiatan Tatap Muka Keseluruhan SD Negeri Pasirtarasi

Satu jam Minggu


pembelajaran Jumlah jam
Kelas Efektif per Waktu pembelajaran per
tatap pembelajaran
tahun Tahun
muka/menit Per Minggu
pelajaran
1224 jam pembelajaran
1 35 34 3
(42840 menit)
6

58
1296 jam pembelajaran
2 35 36 3
(45360 menit)
6
1368 jam pembelajaran
3 35 38 3
(47880 menit)
6
1440 jam pembelajaran
4 35 40 3
(50400menit)
6
1440 jam pembelajaran
5 35 40 3
(50400menit)
6
1440 jam pembelajaran
6 35 40 3
(50400 menit)
6

Beban belajar penugasan tersetruktur dan kegiatan mandiri tidak berstruktur


maksimum 40% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran
yang bersangkutan.
Contoh mata pelajaran IPA dalam satu minggu 4 jam pelajaran. Untuk tatap
muka 60%. Contoh perhitungan pemberian tugas.
4 x 35 menit = 140 menit maka 40% penugasan yaitu 40% x 140 menit = 56
menit jadi untuk pemberian tugas hanya 56 menit per minggu.
Alokasi waktu untuk praktek, dua jam kegiatan praktek di sekolah setara
dengan satu jam tatap muka. Empat jam praktek di luar sekolah setara dengan
dua jam tatap muka. Alokasi untuk pengembangan ekspresi dan potensi
disesuaikan dengan jenis pengembangan yang di pilih.
4. Muatan Pembelajaran
Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada SD Negeri Pasirtarasi dilakukan melalui
pembelajaran dengan pendekatan tematik-terpadu dari Kelas I sampai Kelas
VI. Mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dikecualikan untuk
tidak menggunakan pembelajaran tematik-terpadu.
Pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang
mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam
berbagai tema seperti yang terdapat dalam tabel berikut ini.
Tabel 4: Daftar Tema Kelas I, II, dan III

KELAS I KELAS II KELAS III


1. Diriku 1. Hidup rukun 1. Perkembangbiakan
hewan dan tumbuhan

2. Kegemaranku 2. Bermain di 2. Perkembangan


teknologi
Lingkunganku

3. Kegiatanku 3. Tugasku sehari-hari 3. Perubahan di alam

4. Keluargaku 4. Aku dan sekolahku 4. Peduli lingkungan


5. Pengalamanku 5. Hidup bersih dan sehat 5. Permainan tradisional
58
6. Lingkungan bersih, 6. Air, bumi, dan matahari 6. Indahnya
persahabatan
sehat, dan asri

7. Benda, hewan, dan 7. Merawat hewan dan 7. Energi dan


perubahannya
tanaman di sekitarku Tumbuhan

8. Peristiwa alam 8. Keselamatan di rumah 8. Bumi dan alam


semesta
dan perjalanan

Tabel 5: Daftar Tema Kelas IV, V, dan VI

KELAS IV KELAS V KELAS VI


1. Indahnya kebersamaan 1. Benda-benda di 1. Selamatkan makhluk
lingkungan sekitar Hidup
2. Selalu berhemat energi 2. Peristiwa dalam 2. Persatuan dalam
Kehidupan perbedaan
Peduli terhadap 3. Kerukunan dalam
3. 3. Tokoh dan penemu
lingkungan hidup Bermasyarakat
4.Berbagai pekerjaan 4.Sehat Itu Penting 4. Globalisasi
Pahlawanku 5. Bangga sebagai
5. 5. Wirausaha
Bangsa Indonesia
Kesehatan Masyarakat
6.Indahnya negeriku 6. Organ Tubuh Manusia 6.
dan hewan
7.Cita-citaku 7. Sejarah peradaban 7. Organisasi di sekitarku
8.Tempat tinggalku 8. Ekosistem 8. Bumiku
Makananku sehat dan 9. Lingkungan Sahabat Menjelajah Angkasa
9. 9.
Bergizi Kita luar

Kompetensi Dasar beberapa mata pelajaran agar terkait satu dengan


yang lainnya, sehingga dapat saling memperkuat, menghindari terjadinya
tumpang tindih, dan menjaga keselarasan pembelajaran.
Integrasi multidisipliner dilakukan tanpa menggabungkan Kompetensi
Dasar tiap mata pelajaran sehingga tiap mata pelajaran masih memiliki
Kompetensi Dasarnya sendiri.

Integrasi transdisipliner dilakukan dengan mengaitkan berbagai mata


pelajaran yang ada dengan permasalahanpermasalahan yang dijumpai di
sekitarnya sehingga pembelajaran menjadi kontekstual. Tema merajut makna
berbagai konsep dasar sehingga peserta didik tidak belajar konsep dasar
secara parsial. Dengan demikian, pembelajarannya memberikan makna yang
utuh kepada peserta didik seperti tercermin pada berbagai tema yang tersedia.
Tematik integratif disusun berdasarkan gabungan proses integrasi seperti
dijelaskan di atas sehingga berbeda dengan pengertian tematik seperti yang
diperkenalkan pada kurikulum sebelumnya.

58
Selain itu, pembelajaran tematik integratif ini juga diperkaya dengan
penempatan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas I, II, dan III sebagai
penghela mata pelajaran lain. Melalui perumusan Kompetensi Inti sebagai
pengikat berbagai mata pelajaran dalam satu kelas dan tema sebagai pokok
bahasannya, sehingga penempatan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia sebagai
penghela mata pelajaran lain menjadi sangat memungkinkan.
Penguatan peran Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dilakukan secara
utuh melalui penggabungan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial ke dalam Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia. Kedua ilmu pengetahuan tersebut menyebabkan Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia menjadi kontekstual, sehingga pembelajaran
Bahasa Indonesia menjadi lebih menarik.
Pendekatan sains seperti itu terutama di Kelas I, II, dan III
menyebabkan semua mata pelajaran yang diajarkan akan diwarnai oleh Mata
Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial. Untuk
kemudahan pengorganisasiannya, Kompetensi Dasar kedua mata pelajaran ini
diintegrasikan ke mata pelajaran lain (integrasi interdisipliner).
Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam diintegrasikan
ke Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dan Kompetensi Dasar
Mata Pelajaran Matematika.
Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
diintegrasikan ke Kompetensi Dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia, ke
Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,
dan ke Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Matematika.
Sedangkan untuk kelas IV, V, dan VI, Kompetensi Dasar Mata Pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial masingmasing berdiri
sendiri, sehingga pendekatan integrasinya adalah multidisipliner, walaupun
pembelajarannya tetap menggunakan tematik terpadu. Prinsip pengintegrasian
interdisipliner untuk Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu
Pengetahuan Sosial seperti diuraikan di atas dapat juga diterapkan dalam
pengintegrasian muatan lokal.
Kompetensi Dasar muatan lokal yang berkenaan dengan seni, budaya,
keterampilan, dan bahasa daerah diintegrasikan ke dalam Mata Pelajaran Seni
Budaya dan Prakarya. Kompetensi Dasar muatan lokal yang berkenaan dengan
olahraga serta permainan daerah diintegrasikan ke dalam Mata Pelajaran
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.
5. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar dirumuskan untuk mencapai Kompetensi Inti. Rumusan
Kompetensi Dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik dan

58
kemampuan peserta didik, dan kekhasan masing-masing mata pelajaran.
Kompetensi Dasar meliputi empat kelompok sesuai dengan pengelompokan
Kompetensi Inti sebagai berikut:
1) kelompok 1: kelompok Kompetensi Dasar sikap spiritual dalam rangka
menjabarkan KI-1;
2) kelompok 2: kelompok Kompetensi Dasar sikap sosial dalam rangka
menjabarkan KI-2;
3) kelompok 3: kelompok Kompetensi Dasar pengetahuan dalam rangka
menjabarkan KI-3; dan
4) kelompok 4: kelompok Kompetensi Dasar keterampilan dalam rangka
menjabarkan KI-4.
6. Penilaian
Sesuai Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 Penilaian pendidikan sebagai
proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian
hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian otentik, penilaian diri, penilaian
berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan
akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian
nasional, dan ujian sekolah/madrasah,

7. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar setiap indikator yang dikembangkan sebagai suatu
pencapaian hasil belajar dari suatu kompetensi dasar berkisar antara 0%
s.d 100%. Kriteria ideal ketuntasan belajar untuk masing-masing
indikator adalah 75%. Sekolah harus menentukan kriteria ketuntasan
belajar minimal dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-
rata peserta didik serta kemampuan sumber daya pendukung dalam
menyelenggarakan pembelajaran. Sekolah secara bertahap dan
berkelanjutan selalu mengusahakan peningkatan kriteria ketuntasa
belajar untuk mencapai kriteria ketuntasan belajar ideal.
Ketuntasan belajar setiap mata pelajaran disesuaikan dengan
kompleksitas, esensial intake peserta didik, dan sarana prasarana.
Adapun Standar Hasil Belajar SD negeri Pasirtarasi Tahun Pelajaran
2020-2021 adalah sebagai berikut:
Standar Ketuntasan Minimal Hasil Belajar (KKM)
1. Sikap Spiritual (KI-1) dan Sikap Sosial (KI-2)

No Aspek KKM

58
1 Sikap Spiritual (KI-1) B

2 Sikap Sosial (KI-2) B

2. Pengatahuan (KI-3) dan Keterampilan (KI-4)

No Mata Pelajaran KKM Kelas


1 2 3 4 5 6
Kelompok A
P K P K P K P K P K P K
Pendidikan Agama dan
1 60 60 60 60 60 60 65 65 60 60 65 65
Budi Pekerti

Pendidikan Pancasila
2 60 60 61 61 62 62 65 65 63 63 65 65
dan Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 60 60 60 60 61 61 65 65 62 62 67 67
4 Matematika 60 60 56 56 58 58 65 65 61 61 65 65
Ilmu Pengetahuan
5 60 60 57 57 58 58 65 65 62 62 68 68
Alam
Ilmu Pengetahuan
6 Sosial
60 60 62 62 62 62 65 65 62 62 65 65
                       
Kelompok B

Seni Budaya dan


7 60 60 62 62 62 62 65 65 64 64 66 66
Prakarya

Pendidikan
8 JasmaniOlahraga dan 60 60 62 62 64 64 65 65 68 68 75 75
Kesehatan
                     
Muatan Lokal
Bahasa dan Sastra
9 60 60 62 62 65 65 65 65 64 64 65 65
Sunda
Pendidikan
10 60 60 62 62 65 65 65 65 62 62 65 65
Lingkungan Hidup

Kriteria Ketuntasan Ujian Sekolah

No Mata Pelajaran KKU Sikap

Kelompok A
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 74 B
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 72 B
58
3 Bahasa Indonesia 70 B
4 Matematika 63 B
5 Ilmu Pengetahuan Alam 65 B
6 Ilmu Pengetahuan Sosial 67 B
Kelompok B
7 Seni Budaya dan Prakarya 68 B
8 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 70 B
Muatan Lokal
9 Bahasa dan Sastra Sunda 70 B
10 Pendidikan Lingkungan Hidup 65 B
11 Rineka Budaya Sunda 7 B

8. Kenaikan Kelas dan Kelulusan


1) Kenaikan Kelas
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran. Kriteria
kenaikan kelas SD Negeri Pasirtarasi sebagai berikut:
1. Telah menyelesaikan seluruh program pembelajaran dengan kriteria
ketuntasan belajar minimal pada semua Standar Kompetensi Dasar dan
indikator di kelasnya.
2. Kehadiran minimal 75%
3. Perilaku, sikap dan budi Pekerti kriteria minimal baik.

2) Kelulusan
Sesuai dengan ketentuan PP. 19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik
dinyatakan lulus dari satuan pendidikan dasar setelah:
(1) Peserta didik menyelesaikan seluruh program pembelajaran dengan
kriteria ketuntasan belajar minimal pada semua Kompetensi Dasar (KD)
Kompetensi Inti (KI) dan Indikator semua mata pelajaran.
(2) Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran, kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok
kewarganegaraan dan kepribaduian, kelompok mata pelajaran estetika,
dan kelompok mata pelajaran jasmani olahraga dan kesehatan.
(3) Persentasi kehadiran minimal 75%
(4) Perilaku, sikap dan budi Pekerti kriteria minimal baik.
(5) Lulus Ujian Sekolah
(6) Dinyatakan lulus berdasarkan hasil rapat sekolah dengan Standar
Minimal Kelulusan (SMK) dan Standar kelulusan yang telah ditentukan
oleh sekolah.

9. Pendidikan Kecakapan Hidup

58
1) Kurikulum untuk SD .........................., memasukkan pendidikan kecakapan
hidup, yang mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan
akademik dan/atau kecakapan vokasional.
2) Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian integral dari
pendidikan semua mata pelajaran dan/atau berupa paket/modul yang
direncanakan secara khusus.
3) Pendidikan kecakapan hidup dapat diperoleh peserta didik dari satuan
pendidikan yang bersangkutan dan/atau dari satuan pendidikan formal lain
dan/atau nonformal. Pendidikan kecakapan hidup yang dilaksanakan
meliputi:
(1) Kecakapan Pribadi (Personal )
Kecakapan Pribadi dapat dikembangkan dan ditanamkan melalui
kegiatan rutinitas antara lain:
a) Memberi salam dan bersalaman kepada teman, pendidik, dan
karyawan ketika tiba di sekolah
b) Membaca doa sebelum dan sesudah belajar
c) Membaca Al Qur’an
d) Praktek Sholat
e) Doa bersama hari Jum’at sebelum masuk kelas
f) Memelihara tanaman di depan kelasnya
g) Mengumpulkan amal Jum’at untuk kegiatan keagamaan
h) Mengadakan operasi semut, setelah jam istirahat
i) Mengadakan pelatihan seni tari dan kreasi bagi peserta didik
yang berbakat
j) Praktik keterampilan membuat taplak meja, membuat bunga kertas,
membuat boneka dari berbagai bahan bekas.
(2) Kecakapan Sosial
Untuk membekali dan menumbuhkembangkan kecakapan sosial
peserta didik, sekolah mengadakan kegiatan antara lain:
a) Mengumpulkan dana untuk teman sakit atau teman yang tertimpa
musibah
b) Menjenguk teman yang sakit

c) Mengadakan kerja bakti (Jum’at Bersih)


d) Menghargai pendapat teman dalam berdiskusi di kelas
e) Melaksanakan tugas piket kelas
(3) Kecakapan Akademik
Kecakapan akademik ditanamkan dengan melalui berbagai kegiatan
sebagai berikut:

58
a) Menerapkan pendekatan belajar aktif
b) Membina kaderisasi calon lomba keterampilan agama (Sapta Lomba)
c) Membina kaderisasi lomba Festival Kompetensi dan Kreativitas
peserta didik.
d) Mengadakan wajib baca di perpustakaan
e) Mengadakan wajib baca senyap (10 menit) sebelum bel masuk
sekolah

2. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global


1) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang
memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam
aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi,
ekologi, dan lain- lain, yang semuanya bermanfaat bagi pengembangan
kompetensi peserta didik.
2) Kurikulum untuk semua tingkat satuan pendidikan dapat memasukkan
pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global.
3) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakan bagian
dari semua mata pelajaran dan juga dapat menjadi mata pelajaran muatan
lokal.
4) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat diperoleh peserta didik dari
satuan pendidikan formal lain dan/atau satuan pendidikan nonformal.

58
Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global yang dilakukan meliputi:
Pemanfaatan limbah (barang bekas) dan kekayaan alam sekitar menjadi barang
kerajinan yang bermanfaat dan bernilai jual. Contoh bentuk kerajinan yang
dihasilkan diantaranya:
a. Anyaman dan keterampilan dari Kertas dan Limbah
b. Bunga dari limbah plastik/bekas air gelas
c. Kompos
d. Bingkai foto dari bambu dan kayu
2. Program Pendidikan Keunggulan Lokal dan Global:
Berikut kompetensi yang dari pendidikan keunggulan local dan global sesuai
dengan tingkat kelas yang ditempuh peserta didik.

KELAS MATERI
I  Memperkenalkan hasil kompos bahan baku kerajinan dari
limbah/barang bekas.
II  Mengumpulkan benda yang dapat dijadikan kompos atau
barang bekas yang dapat dijadikan kerajinan yang
banyak tersedia di lingkungan sekolah.
III  Mencampur bahan-bahan untuk kompos.
 Membuat anyaman sederhana dari bambu.
IV  Mempersiapkan bahan lain untuk membuat kompos
 Membuat benda anyaman sederhana.
 Membuat bunga dari plastik.
 Membuat Bingkai foto dari bambu dan kayu
V  Mencampur semua bahan kompos dengan perbandingan
yang tepat dan melakukan permentasi.

58
 Mengemas hasil produk kompos.
 Membuat benda anyaman sederhana yang pembuatan
lebih komplek.
 Membuat Anyaman dan keterampilan dari Kertas Dan
Limbah
 Mempersiapkan bahan lain untuk membuat kompos
VI  Mencampur semua bahan kompos dengan perbandingan
yang tepat dan melakukan permentasi.
 Membuat anyaman yang lebih komplek.
 Mengemas hasil karya.
 Memasarkan produk

Langkah-langkah materi:
Kelas I ; Pendidik menunjukan bahan-bahan yang termasuk limbah,
kemudian berikan tugas kepada peserta didik agar membawa
bahan yang di maksud untuk dijadikan bahan praktek
pembuatan kompos.

Kelas II ; Pendidik mengajak peserta didik untuk observasi di lingkungan


sekolah dan memilih bahan limbah organik dan non oerganik
untuk di jadikan kompos dan kreasi hasil limbah.

Kelas III ; Pendidik mencampur bahan yang sudah tersedia

Kelas IV; Pendidik mensimulasikan bahan yang telah ada di depan peserta
didik

Kelas V ; Pendidik mencampur bahan kompos dari bahan organik;


Pendidik melakukan simulasi membuat kreasi dari bahan Non
organik

Kelas VI ; Pendidik mengevaluasi semua hasil kerja peserta didik dan


diimplemetasikan di lingkungan Sekolah.
3. Pendidikan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat

Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat bertujuan


agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1) Memahami konsep dan pentingnya lingkungan hidup dalam kehidupan di
Provinsi Jawa Barat sebagai provinsi dengan segala karakteristiknya.

58
2) Menampilkan sikap apresiatif terhadap pengelolaan lingkungan hidup di
daerah masing-masing khususnya dan Provinsi Jawa Barat pada
umumnya.
3) Menampilkan kreativitas melalui kegiatan nyata dalam rangka
meningkatkan daya dukung lingkungan dan upaya pelestarian
keseimbangan lingkungan hidup.
4) Menampilkan peran serta secara nyata dalam setiap upaya pemanfaatan
daya dukung lingkungan dan upaya pelestarian lingkungan untuk
menyukseskan Visi Jawa Barat.
5) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman peserta didik tentang:

 Konsep Dasar Lingkungan Hidup


 Pelestarian dan Pemanfaatan Sumberdaya Alam
 Pencemaran dan kerusakan lingkungan
 Pengelolaan (Pemanfaatan, Penataan, Pengembangan,
Pemeliharaan dan Pemulihan Lingkungan Hidup (Pembibitan,
Penanaman, Pemeliharaan dan Pengawasan Lingkungan Hidup,
Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan, sanitasi lingkungan
misalnya: endemi flu burung, cikungunyah, DBD, dll)
 Peranan/pemanfaatan teknologi ramah lingkungan dalam
kehidupan
 Bencana alam & Penanggulannya
 Pengelolaan Lingkungan Sosial Budaya
 Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Manajemen pengelolaan
lingkungan hidup

6) Membiasakan peserta didik untuk melakukan kegiatan pelestarian dan


pemanfaatan sumber daya alam serta gerakan Pemanfaatan, Penataan,
Pengembangan, Pemeliharaan dan Pemulihan Lingkungan Hidup di
lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat.

7) Meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat tentang ketertiban,


kebersihan, dan keindahan untuk menuju suatu kondisi daerah yang
aman, nyaman, dan bersih.

4. Rineka Budaya Sunda


Muatan lokal Rineka Budaya Sunda pertimbangan berkonsekuensi pada
tujuan pembelajaran Muatan Lokal Rineka Budaya Sunda dan Pembudayaan

58
“Kemis Nyunda” yang secara umum agar peserta didik mencapai tujuan-
tujuan berikut.
1) Peserta didik beroleh pengalaman berbahasa, bersastra, beretika, dan
berestetika Sunda.
2) Peserta didik menghargai dan membanggakan bahasa, sastra, seni dan
budaya Sunda sebagai kekayaan daerah di Bandung Barat, yang juga
merupakan bahasa ibu bagi sebagian besar masyarakatnya.
3) Peserta didik memahami bahasa, sastra, seni dan budaya Sunda dari segi
bentuk, makna, dan fungsi, serta mampu menggunakannya secara tepat
dan kreatif untuk berbagai konteks (tujuan, keperluan, dan keadaan)
4) Peserta didik mampu menggunakan bahasa, sastra, seni dan budaya
Sunda untuk meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan
emosional, dan kematangan sosial.
5) Peserta didik memiliki kemampuan dan kedisiplinan dalam berbahasa,
bersastra, berseni dan berbudaya Sunda (berbicara, menulis, berpikir,
berperilaku).
6) Peserta didik mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra dan seni
Sunda untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa,
bersastra, berseni dan berbudaya Sunda, mengembangkan kepribadian,
dan memperluas wawasan kehidupan.
7) Peserta didik menghargai dan membanggakan sastra dan seni Sunda
sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Sunda.

Pembelajaran Muatan Lokal Rineka Budaya Sunda dan Pembudayaan “Kemis


Nyunda” di Bandung Barat memberikan konstribusi terhadap
penyelenggaraan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang
mengoptimalkan fungsi kemitraan tripusat pendidikan dilaksanakan dengan
pendekatan berbasis:
a. Pendekatan berbasis kelas dilakukan dengan:
1) Mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam proses pembelajaran secara
tematik atau terintegrasi dalam mata pelajaran sesuai dengan isi
kurikulum;
2) Merencanakan pengelolaan kelas dan metode pembelajaran/
pembimbingan sesuai dengan karakter peserta didik;
3) Melakukan evaluasi pembelajaran/pembimbingan; dan
Mengembangkan kurikulum muatan lokal sesuai dengan kebutuhan
dan karakteristik daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik.

b. Pendekatan berbasis budaya sekolah dilakukan dengan:

58
1) Menekankan pada pembiasaan nilai-nilai utama dalam keseharian
sekolah;
2) Memberikan keteladanan antar warga sekolah;
3) Melibatkan seluruh pemangku kepentingan pendidikan di sekolah;
4) Membangun dan mematuhi norma, peraturan, dan tradisi sekolah;
5) Mengembangkan keunikan, keunggulan, dan daya saing sekolah
sebagai ciri khas sekolah;
6) Memberi ruang yang luas kepada peserta didik untuk mengembangkan
potensi melalui kegiatan literasi; dan
7) Khusus bagi peserta didik pada satuan pendidikan jenjang pendidikan
dasar atau satuan pendidikan jenjang pendidikan menengah diberikan
ruang yang luas untuk mengembangkan potensi melalui kegiatan
ekstrakurikuler.

c. Pendekatan berbasis masyarakat dilakukan dengan:


1) Memperkuat peranan orang tua sebagai pemangku kepentingan utama
pendidikan dan Komite Sekolah sebagai lembaga partisipasi
masyarakat yang menjunjung tinggi prinsip gotong royong;

2) Melibatkan dan memberdayakan potensi lingkungan sebagai sumber


belajar seperti keberadaan dan dukungan pegiat seni dan budaya,
tokoh masyarakat, alumni, dunia usaha, dan dunia industri; dan
3) Mensinergikan implementasi PPK dengan berbagai program yang ada
dalam lingkup akademisi, penggiat pendidikan, lembaga swadaya
masyarakat, dan lembaga informasi.

58
BAB IV

KALENDER PENDIDIKAN

Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran


peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran,
minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.
Setiap permulaan tahun pelajaran, tim penyusun program di sekolah menyusun
kalender pendidikan untuk mengatur waktu kegiatan pembelajaran, minggu efektif
belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur. Pengaturan waktu belajar di sekolah
mengacu kepada Standar isi dan disesuaikan dengan kebutuhan sekolah, karakteristik
sekolah, kebutuhan perserta didik dan masyarakat, serta ketentuan dari pemerintah
daerah.
A. Alokasi waktu
Beberapa aspek penting yang menjadi pertimbangan dalam menyusun kalender
pendidikan sebagai berikut:
a. Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran
pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Permulaan tahun
pelajaran telah ditetapkan oleh Pemerintah yaitu bulan Juli setiap tahun dan
berakhir pada bulan Juni tahun berikutnya.
b. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk
setiap tahun pelajaran. Sekolah dapat mengalokasikan lamanya minggu efektif
belajar sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya.
c. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran untuk setiap
minggu, meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran
58
termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan
diri.
d. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal. Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan/atau Menteri Agama dalam hal yang
terkait dengan hari raya keagamaan, Kepala Daerah Kabupaten Bandung Barat,
dan/atau organisasi penyelenggara pendidikan dapat menetapkan hari libur
khusus.
Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur
akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari
besar nasional, dan hari libur khusus.
f. Libur jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran
digunakan untuk penyiapan kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun.
g. Kegiatan khusus dapat dialokasikan tanpa mengurangi jumlah minggu efektif
belajar dan waktu pembelajaran efektif sesuai dengan kebutuhan sekolah.

h. Hari libur umum/nasional atau penetapan hari serentak untuk jenjang Sekolah
Dasar disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten.

Kalender Akademik SD Negeri Pasirtarasi disusun dengan berpedoman pada kalender


Pendidikan Nasional, provinsi, dan kalender kabupaten yang disesuaikan dengan program
sekolah.
g.
h. Alokasi Waktu pada Kelender Pendidikan

No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan

Minimum 34 Digunakan untuk kegiatan


1. Minggu efektif belajar minggu dan pembelajaran efektif pada
maksimum 36 setiap satuan pendidikan
Minggu
Maksimum 2 Satu minggu setiap semester
2. Jeda tengah semester
Minggu
Maksimum 2 Antara semester I dan II
3. Jeda antar semester
Minggu
Digunakan untuk penyiapan
4. Libur akhir Maksimum 3 kegiatan dan administrasi
Tahun minggu akhir dan awal tahun
pelajaran
Pelajaran

Daerah khusus yang


memerlukan libur keagamaan

58
lebih panjang dapat
5. Hari libur keagamaan 2 – 4 minggu
mengaturnya sendiri tanpa
mengurangi jumlah minggu
efektif belajar dan waktu
pembelajaran efektif

6. Hari libur Maksimum Disesuaikan dengan


umum/nasio 2 minggu Peraturan Pemerintah
Nal
Disesuai dengan ciri khusus
Maksimum
7. Hari libur khusus masing-masing
1 minggu
i.

No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan

Digunakan untuk kegiatan


yang diprogramkan secara
khusus oleh sekolah tanpa
8. Kegiatan khusus Maksimum
mengurangi jumlah minggu
sekolah/madrasah 3 minggu
efektif belajar dan waktu
pembelajaran efektif

B. Penetapan Kalender Pendidikan


1. Permulaan tahun pelajaran adalah bulan Juli setiap tahun dan berakhir bulan
Juni tahun berikutnya.
2. Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan keputusan Kemendikbud dan atau
Kemenag dalam hal terkait dengan hari raya keagamaan.
3. Pemerintah pusat dan daerah dapat menetapkan hari libur untuk sekolah.
4. Kalender Pendidikan ini disusun oleh Sekolah Dasar Negeri Pasirtarasi dengan
rujukan kalender pendidikan dari Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Bandung
Barat.

C. Perhitungan HE dan hari libur

Penye Hari Libur


Bulan/ Rahan
Smt HK HE
Smtr Minggu Umum Ramadhan
Tahun
Raport
I Juli 31 16 - 13 5 1 -

58
Tahun Agustus 31 24 - - 5 2 -
- --

2020 September 30 26 - - 5 - -
-
Oktober 31 23 - - 5 1 -
-
November 30 25 - 5 - -

Desember 31 4 19 9 5 1 -

II Januari 31 17 - 7 5 1 -
-
Tahun Pebruari 28 23 - - 4 1 -
-
2021 Maret 31 26 - - 5 2 -
-
April 30 21 - - 5 1 3
Mei 31 9 - 14 5 2 -

Juni 30 8 26 4 4 1 -

Jumlah 365 222 2 47 58 13 3

KALENDER PENDIDIKAN
SEKOLAH DASAR NEGERI PASIRTARASI
TAHUN PELAJARAN 2020-2021

HE= 16 HL=15
JULI 2020 TGL URAIAN KEGIATAN
MINGGU 5 12 19 26 1-6 Libur Semester Genap
Masa Pengenalan Lingkungan
SENIN 6 13 20 27 13-15 Sekolah

Masa Orientasi Pend.


SELASA 7 14 21 28 15-18 Kepramukaan
RABU 1 8 15 22 29 31 Libur hari Raya Idul Adha 1441 H
KAMIS 2 9 16 23 30
JUMAT 3 10 17 24 31
SABTU 4 11 18 25

HE= 24 HL=7
AGUSTUS 2020 TGL URAIAN KEGIATAN
MINGGU 2 9 16 23 30 17 Libur HUT RI
SENIN 3 10 17 24 31 20 Libur Tahun Baru 1442 H
SELASA 4 11 18 25
RABU 5 12 19 26
58
KAMIS 6 13 20 27
JUMAT 7 14 21 28
SABTU 1 8 15 22 29

HE = 26 HL=4
SEPTEMBER TGL URAIAN KEGIATAN
MINGGU 6 13 20 27
SENIN 7 14 21 28
SELASA 1 8 15 22 29
RABU 2 9 16 23 30
KAMIS 3 10 17 24
JUMAT 4 11 18 25
SABTU 5 12 19 26

58
58
58
LAMPIRAN
1. Laporan Hasil Analisis Minggu dan Hari Efektif

58
58
58
58
58
58
58
58
58
58

Anda mungkin juga menyukai