Dokumen 1 Pastar
Dokumen 1 Pastar
DOKUMEN 1
58
LEMBAR PENGESAHAN
KECAMATAN CIPONGKOR
Dokumen Kurikulum dengan Berita Acara tanggal 01 Juli 2020 telah ditetapkan dengan Surat
Keputusan Kepala Sekolah Nomor 421.3/001/SD-043/VII/2020 Tanggal 01 Juli 2020 dan telah
mendapatkan Rekomendasi sesuai dengan hasil verifikasi dan validasi pada tanggal 6 Juli 2020
58
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
DINAS PENDIDIKAN
Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Bandung Barat Jl. Raya
Padalarang – Cisarua KM 2 Mekarsari Ngamprah Kode Pos 40552
Telp/fax: 022-27010112 website: www.disdikkbb.org
58
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
SD NEGERI PASIRTARASI KECAMATAN CIPONGKOR
DINAS PENDIDIKAN
Alamat : Alamat : Jln Cikaracak RT 02/03 Ds Cijambu Kec. Cipongkor Kab.Bandung Barat Telp. 022-68195729
E-mail: sdn.pasirtarasi@gmail.com Kode Pos 40764
SURAT KEPUTUSAN
KEPALA SEKOLAH DASAR NEGERI PASIRTARASI
Nomor: 421.3/001/SD-043//VII/2020
Tentang
58
1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Kesehatan Sekolah.
12. Surat Edaran Menteri No 3 tahun 2020 tentang pencegahan
Cocona Covid Disease 19.
13. Surat Edaran Menteri No 4 tahun 2020 tentang Pelaksanaan
Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran dan
pencegahan Covid 19.
14. Surat Edaran Menteri No 15 tahun 2020 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Belajar dari Rumah dalam masa darurat
penyebaran dan pencegahan Covid 19.
15. Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,
Menteri Agama, Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri
Republik Indonesia No. 01/KB/2020, No. 516 Tahun 2020, No.
HK.03.01/Menkes/363/2020 dan No. 440-882 Tahun 2020
tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Tahun
Pelajaran 2020-2021 dan Tahun Akademik 2020-2021 dimasa
Pandemi Corona Virus Disease 2019 ( Covid -19).
16. Keputusan Gubernur Jawa Barat No
423.5/Kep.674/Disdik/2006 tentang Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar serta panduan mata pelajaran Bahasa dan
Satra Sunda.
17. Peraturan Gubernur Jawa Barat No. 69 Tahun 2013 tentang
pembelajaran Muatan Lokal Bahasa dan Sastra Daerah pada
jenjang satuan pendidikan dasar dan menengah.
18. Peraturan Bupati No. Tahun 2019 tentang Muatan Lokal
Rineka Budaya Sunda.
19. Peraturan Bupati No. 188.45/Kep.364IDDA Tahun 2019
tentang Implementasi Pendidikan Antikorupsi dan Pendidikan
Lalu Lintas pada Jenjang Sekolah Dasar dan Menengah.
20. Surat Edaran Bupati Bandung Barat No. 800/665-Disdik
tentang antisipasi penyebaran dan pencegahan Covid 19 pada
Satuan Pendidikan di Kabupaten Bandung Barat.
21. Surat Edaran Bupati Bandung Barat No. 440/769 tentang
kebijakan dalam masa Darurat pencegahan penyebaran dan
pencegahan Covid 19.
22. Peraturan lain yang relevan.
58
Memperhatika : 1. Program Kerja Kepala SD Negeri Pasirtarasi yang meliputi
n Program 1tahun (2020-2021), 4 tahun (jangka menengah)
dan 8 tahun (jangka panjang).
2. Hasil Rapat Pendidik SD Negeri Pasirtarasi Tanggal 1 Juli
2020 tentang Revisi Penyusunan Kurilukum nilai pendidikan
karakter bangsa, gerakan literasi, pendidikan antikorupsi,
pendidilan lalu lintas, pendidikan ekonomi kreatif dan
pendidikan kewirausahaan dengan pendekatan belajar aktif
serta pemberlakuannya.
MEMUTUSKAN
Anwar Irawan,S.Pd
NIP. 19650613 198803 1 009
58
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
SD NEGERI PASIRTARASI KECAMATAN CIPONGKOR
DINAS PENDIDIKAN
Alamat : Alamat : Jln Cikaracak RT 02/03 Ds Cijambu Kec. Cipongkor Kab.Bandung Barat Telp. 022-68195729
E-mail: sdn.pasirtarasi@gmail.com Kode Pos 40764
BERITA ACARA
Pada hari ini Rabu Tanggal 1 Bulan Juli Tahun Dua ribu dua puluh telah dilaksanakan
penetapan Penyusunan Kurikulum SD Negeri Pasirtarasi Tahun Pelajaran 2020-2021 yang
terdiri dari:
1. Cover Depan Kurikulum
2. Lembar Pengesahan
3. Lembar Vaildasi verifikasi
4. Lembar Penetapan
5. Kata Pengantar
6. Daftar Isi
7. Bab I Pendahuluan
8. Bab II Visi, Misi, Strategi dan Tujuan Sekolah
9. Bab III Struktur dan Muatan Kurikulum
10. Bab IV Kalender Pendidikan
11. Bab V Penutup
12. Lampiran
Penetapan Penyusunan kurikulum dihadiri oleh Kepala Sekolah, Pendidik, Pengawas Sekolah,
Komite Sekolah dan perwakilan wali peserta didik.
Demikian berita acara ini kami buat, dan Kurikulum menjadi acuan dalam kegiatan sekolah
di SD Negeri Pasirtarasi Kecamatan Cipongkor Kabupaten Bandung Barat.
Perwakilan Pendidik
58
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
SD NEGERI PASIRTARASI KECAMATAN CIPONGKOR
DINAS PENDIDIKAN
Alamat : Alamat : Jln Cikaracak RT 02/03 Ds Cijambu Kec. Cipongkor Kab.Bandung Barat Telp. 022-68195729
E-mail: sdn.pasirtarasi@gmail.com Kode Pos 40764
DAFTAR HADIR
PENYUSUNAN KURIKULUM SD NEGERI PASIRTARASI
TAHUN PELAJARAN 2020-2021
N
NAMA JABATAN TANDA TANGAN
O
1 Anwar Irawan,S.Pd Kepala Sekolah
NARASUMBER
N
NAMA JABATAN TANDA TANGAN
O
1 Wawan Miswana, S.Pd.SD Pengawas Sekolah
Mengingat :
1. UU No.25 Th 1999 tentang pemerintah daerah Junto UU No 32 Tentang
Pemerintah Daerah.
2. UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
3. Peraturan Pemerintah No. l9 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (SNP) dengan perubahan PP No. 32 Tahun 2013 tentang
Standar Nasional Pendidikan dan perubahan kedua PP No. 13 Tahun
2015.
4. Permendikbud No. 57 Tahun 2014 Tentang Kerangka Dasar dan
Struktur Kurikulum
5. Permendikbud No. 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi lulusan.
6. Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Isi.
7. Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian
Pendidikan.
8. Permendikbud No. 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar.
58
9. Permendikbud No. 37 Tahun 2018 Tentang Perubahan atas
permendikbud No. 24 Tahun 2016.
10. Permendikbud No. 20 Tahun 2018 tentang PPK.
11. KeputusanmenteriKesehatanRepublikIndonesia
1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Kesehatan Sekolah.
12. Surat Edaran Menteri No 3 tahun 2020 tentang pencegahan Cocona
Covid Disease 19.
13. Surat Edaran Menteri No 4 tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan
Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran dan pencegahan Covid 19.
14. Surat Edaran Menteri No 15 tahun 2020 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Belajar dari Rumah dalam masa darurat penyebaran
dan pencegahan Covid 19.
15. Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri
Agama, Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia No. 01/KB/2020, No. 516 Tahun 2020, No.
HK.03.01/Menkes/363/2020 dan No. 440-882 Tahun 2020 tentang
Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Tahun Ajaran 2020-2021
dan Tahun Akademik 2020-2021 dimasa Pandemi Corona Virus Disease
2019 ( Covid -19).
16. Keputusan Gubernur Jawa Barat No 423.5/Kep.674/Disdik/2006 tentang
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar serta panduan mata
pelajaran Bahasa dan Satra Sunda.
17. Peraturan Gubernur Jawa Barat No. 69 Tahun 2013 tentang
pembelajaran Muatan Lokal Bahasa dan Sastra Daerah pada jenjang
satuan pendidikan dasar dan menengah.
18. Peraturan Bupati No. Tahun 2019 tentang Muatan Lokal Rineka Budaya
Sunda.
19. Peraturan Bupati No. 188.45/Kep.364IDDA Tahun 2019 tentang
Implementasi Pendidikan Antikorupsi dan Pendidikan Lalu Lintas pada
Jenjang Sekolah Dasar dan Menengah
20. Surat Edaran Bupati Bandung Barat No. 800/665-Disdik tentang
antisipasi penyebaran dan pencegahan Covid 19 pada Satuan Pendidikan
di Kabupaten Bandung Barat.
58
21. Surat Edaran Bupati Bandung Barat No. 440/769 tentang kebijakan
dalam masa Darurat pencegahan penyebaran dan pencegahan Covid 19.
22. Peraturan lain yang relevan.
MEMUTUSKAN
Menetapkan:
Pertama : Pembentukan Tim Pengembang Kurikulum SD Negeri
Pasirtarasi Kecamatan Cipongkor
58
TIM PENGEMBANG KURIKULUM
SD NEGERI PASIRTARASI
TAHUN PELAJARAN 2020-2021
58
Kata Pengantar
Tim Penyusun
58
DAFTAR ISI
58
3. Beban Belajar …………………………………………………………………………….
35
4. Penilaian........................................................................................ 39
5. Ketuntasan Belajar.........................................................................
39
6. Kenaikan Kelas dan Kelulusan..........................................................
39
7. Pendidikan Kecakapan Hidup............................................................
41
8. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global ..............................
42
BAB IV KALENDER PENDIDIKAN ..........................................................................
47
BAB V PENUTUP .................................................................................................
55
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan paradigma penyelenggaraan pendidikan dari sentralisasi ke
desentralisasi mendorong terjadinya perubahan dan pembaruan pada beberapa
aspek pendidikan, termasuk kurikulum. Dalam kaitan ini kurikulum sekolah dasar
pun menjadi perhatian dan pemikiran-pemikiran baru, sehingga mengalami
perubahan-perubahan kebijakan seperti Standar Kompetensi Lulusan, Standra
Proses, Standar Penilaian Pendidikan dan Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
Sekolah Dasar.
Sejalan dengan perkembangan tuntutan masyarakat dan program
pemerintah untuk penyempurnaan program pendidikan antara lain pengembangan
Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa, Kewirausahaan, dan pengembangkan
potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai manusia dan warganegara yang
memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa, mengembangkan kebiasaan dan
perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan
tradisi budaya bangsa yang religius, serta menanamkan jiwa kepemimpinan dan
tanggung jawab peserta didik. Penanaman nilai- nilai karakter bangsa dan
58
kewirausahaan tersebut diaplikasikan dalam proses pembelajaran dan terintegrasi
di semua mata pelajaran.
Selain itu, program penyempurnaan pendidikan dimasukan juga program
pendidikan antikorupsi dan Pendidikan Lalu-Lintas serta pembelajaran masa
darurat penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) . Pendidikan antikorupsi
berupaya untuk menginternalilsai yang hasilnya berupa keteladanan perilaku tidak
koruptif, pembiasaan prilaku antikorupsi yang berkelanjutan, penciptaan suasana
lingkungan bebas korupsi. Pendidikan Lalu-Lintas memfokuskan pda transfer
pengetahuan tentang tata cara berlalulintas ( transfer of knowledge) dan menanamkan
nilai-nilai (transformation of values) etika dan budaya tertib berlalulintas dan
membangung prilaku tertib lalu-lintas pada generasi muda. Pembelajaran masa
darurat covid 19 diselenggarakan dalam upaya pencegahan penyebaran wabah pada
sektor pendidikan. Aktualisasi kebiasaan baru pada semua aktivitas peserta didik perlu
diterapkan baik pengetahuan maupun keterampilan.
58
1. Pengertian Kurikulum
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi
kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk
kegiatan pembelajaran dan Kurikulum 2013 memenuhi kedua dimensi tersebut.
2. Rasional Pengembangan Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut:
a. Tantangan Internal
58
Communication, collaboration, Critical Thinking and Problem Solving dan
Creativity and Innovation. Penguasaan keterampilan 4C ini sangat penting
khususnya di abad 21, abad dimana dunia berkembang dengan cepat dan
dinamis. Untuk mewujudkan keterampilan 4C itu diantaranya yaitu dengan
adanya Integrasi PPK (Penguatan Pendidikan Karakter) dalam pembelajaran
terutama 5 karakter yaitu religiusitas, nasionalisme, kemandirian, gotong
royong dan integritas serta Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang tidak hanya
sekedar membaca dan menulis melainkan mencakup keterampilan berpikir
menggunakan berbagai sumber baik cetak, visual, digital dan auditori. Juga
dalam pembelajaran menerapkan Higher Order of Thinking Skill (HOTS)
yaitu dalam pembelajaran memberikan pelatihan yang melatih kemampuan
berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitf yang merupakan kemampuan
berpikir tingkat tinggi sehingga diharapkan peserta didik dapat bersaing
dalam kancah dunia. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut
pengembangan kompetensi sumber daya manusia yang dimiliki sekolah baik
potensi tenaga pendidik dan kependidikan maupun peserta didik merupakan
tantangan tersendiri oleh karena itu perlu mendapat perhatian agar dapat
disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
tenaga pendidik dan kependidikan serta peserta didik dalam memenuhi
tuntutan lingkungan pendidikan yang berkarakter dan berbudi pekerti luhur,
serta sesuai dengan visi misi SD Negeri Pasirtarasi.
b. Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai
isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan
informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan
pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola
hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi
masyarakat industri. Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran
kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu,
investasi, dan transformasi bidang pendidikan. Keikutsertaan Indonesia di
dalam studi International Trends in International Mathematics and Science
Study (TIMSS) dan Program for International Student Assessment (PISA)
sejak tahun 1999 juga menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia
tidak menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS
dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang
ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia. SD
Negeri Pasirtarasi di Kecamatan Cipongkor menyelenggarakan Pendidikan
58
inklusif yaitu sebuah pendidikan yang memberikan kesempatan dan layanan
yang sama kepada seluruh peserta didik, khususnya peserta didik
berkebutuhan khusus untuk belajar yang sama dengan teman sebaya di
kelas reguler. Hal ini bertujuan untuk menjadikan pendidikan sebagai sebuah
wahana sosialisasi bagi peserta didik berkebutuhan khusus untuk dapat
hidup secara wajar dan mendapatkan perlakuan yang sama dengan peserta
didik lainnya. SD Negeri Pasirtarasi memiliki peluang berkembang cukup
besar karena letak geografisnya yang strategis. Lokasi sekolah berada di
kawasan yang mudah dijangkau dan keadaan lingkungan yang tenang dan
nyaman. Dibalik itu semua tantangan SD Negeri Pasirtarasi bersumber dari
pergeseran nilai budaya yakni adanya kecenderungan sikap hidup berpola
urban yang mulai melanda kehidupan peserta didik, bahkan menirukan
perilaku masyarakat yang tidak jelas latar belakangnya. Oleh karena itu,
kegiatan pembentukan budi pekerti dan melestarikan seni budaya tradisional
sangat dioptimalkan melalui kegiatan pengembangan diri. Keberadaan 38
lembaga sekolah negeri dan lembaga swasta merupakan pesaing besar
terhadap keberadaan SD Negeri Pasirtarasi menyikapi kondisi ini, SD Negeri
Pasirtarasi melakukan upaya nyata berupa peningkatan mutu pendidik dan
tenaga kependidikan, melengkapi sarana dan prasarana, menjalin kerja
sama yang harmonis dengan orang tua/wali peserta didik, kerjasama
dengan berbagai lembaga baik pemerintah maupun swasta dan mengadakan
kegiatan pengembangan diri dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta
didik dan masyarakat.
c. Alternatif Solusi
1. Penyempurnaan Pola Pikir
Kurikulum sekolah dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai
berikut:
1) Penguatan pola pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Peserta
didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari dan gaya
belajarnya (learning style) untuk memiliki kompetensi yang sama;
2) Penguatan pola pembelajaran interaktif (interaktif pendidik-peserta didik-
masyarakat-lingkungan alam, sumber/media lainnya);
3) Penguatan pola pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba
ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta
diperoleh melalui internet);
4) Penguatan pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran peserta didik aktif
mencari semakin diperkuat dengan pendekatan pembelajaran saintifik);
5) Penguatan pola belajar sendiri dan kelompok (berbasis tim);
58
6) Penguatan pembelajaran berbasis multimedia;
7) Penguatan pola pembelajaran berbasis klasikal-massal dengan tetap
memperhatikan pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta
didik;
8) Penguatan pola pembelajaran ilmu pengetahuan jamak ( multidisciplines);
dan
9) Penguatan pola pembelajaran kritis.
3. Penguatan Materi
Penguatan materi dilakukan dengan cara pengurangan materi yang tidak relevan
serta pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi peserta didik.
Penyesuaian dan penambahan materi pada masa pandemi Covid-19 mendorong
sekolah melakukan berbagai penyesuaian dengan kondisi situasi pada proses
pengelolaan pembelajaran. Proses penyesuaian pembelajaran pada masa transisi
pandemi covid-19 dan kenormalan baru atau aktualisasi kenornalan baru (AKB)
dilakukan dengan beberapa cara diantaranya layanan pembelajaran online dari
rumah (Jaronah) atau belajar dalam jaringan (daring), belajar luring di rumah
(Jarlurah) atau luar jaringan (luring), kombinasi antara dalam jaringan dan luar
jaringan internet atau belajar melalui kombinasi (Jarnasi) maupun melalui teknik
kunjungan rumah yang dilakukan oleh pendidik atau belajar melalui guru kunjung
(Jarrunjung).
4. Untuk menghadapi tantangan lain yang dihadapi ditempuh langkah-langkah:
1) Sosialisasi internal kepada warga sekolah (pendidik, pustakawan, tenaga
administrasi, dan komite) tentang Kurikulum Sistem Pengujian Berbasis Kompetensi
dan pembekalan kecakapan hidup (Life Skill).
2) Mengevaluasi semua sumber daya yang ada serta setiap kegiatan untuk dilengkapi
dan diperbaiki sesuai dengan sasaran yang akan dicapai.
3) Memperbaiki/rehab dan melengkapi sarana/prasarana sekolah.
58
4) Meningkatkan kualitas pembelajaran melalui kegiatan In House Trainning (IHT)
dan atau KKG.
− Meningkatkan kedisiplinan seluruh warga sekolah.
− Mengaktifkan kegiatan pembelajaran berbasis Iptek, Imtaq dan lingkungan hidup.
Melakukan sinkronisasi kurikulum sekolah dengan kebutuhan masyarakat.
B. Karakteristik Kurikulum
Kurikulum dirancang dengan karakteristik sebagai berikut:
58
bangsanya. Secara pedagogis, kurikulum adalah rancangan pendidikan yang
memberi kesempatan untuk peserta didik mengembangkan potensi dirinya
dalam suatu suasana belajar yang menyenangkan dan sesuai dengan
kemampuan dirinya untuk memiliki kualitas yang diinginkan masyarakat dan
bangsanya. Secara yuridis, kurikulum adalah suatu kebijakan publik yang
didasarkan kepada dasar filosofis bangsa dan keputusan yuridis di bidang
pendidikan.
58
Lampiran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 67 tahun 2013
tentang Kurikulum Sekolah Dasar.
− Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
20 Tahun 2016 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar Dan
Menengah, Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik
Indonesia, Nomor 21 Tahun 2016 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar Dan
Menengah.
− Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar Dan Menengah.
− Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nomor
23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pendidikan.
− Peraturan Gubernur No. 25 tahun 2007 tentang muatan lokal pendidikan
lingkungan hidup.
− Peraturan Gubernur Jawa Barat No.69 tahun 2013 tentang pembelajaran
muatan lokal bahasa dan sastra daerah pada jenjang satuan pendidikan
dasar dan menengah.
− Peraturan Bupati tahun 2019 tentang muatan lokal Rineka Budaya Sunda
− Peraturan Bupati Nomor 188.45/Kep.364IDDA Tahun 2019 tentang
Implementasi Pendidikan Antikorupsi pada Jenjang Sekolah Dasar dan
Menengah.
− Surat Edaran Menteri No. 3 tahun 2020 tentang pencegahan Cocona Covid
Disease 19
− Surat Edaran Menteri No. 4 tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan
Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Covid 19
− Surat Edaran Menteri No. 15 tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Belajar dari Rumah dalm masa darurat penyebaran Covid 19.
− Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan
Sekolah.
− Surat Edaran Bupati Bandung Barat No. 800/665-Disdik tentang antisipasi
penyebaran Covid 19 pada Satuan Pendidikan di Kabupaten Bandung Barat.
− Surat Edaran Bupati Bandung Barat No. 440/769 tentang kebijakan dalam
masa Darurat pencegahan penyebaran Covid 19 .
− Surat Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Barat Nomor 423/2035-
Disdik tahun 2020 tentang Persiapan Tahun Pelajaran 2020-2021.
− Peraturan lain yang relevan.
2. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta
didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses
58
pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik
dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya.
Kurikulum sekolah dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar
bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia
berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional. Pada dasarnya tidak
ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan secara spesifik untuk
pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia yang berkualitas.
Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum sekolah dikembangkan menggunakan filosofi
sebagai berikut:
58
pribadi, dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan
berbangsa masa kini.
3. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan
kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini
menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah
pembelajaran disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini mewajibkan kurikulum
memiliki nama matapelajaran yang sama dengan nama disiplin ilmu, selalu
bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan
akademik.
4. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih
baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan
berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun
kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik ( experimentalism and social
reconstructivism). Dengan filosofi ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk
mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan dalam berpikir
reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan untuk membangun
kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik.
58
Pelaksanaan pembelajaran pada pelaksanaan kurikulum sekolah memiliki
karakteristik tersendiri. Berdasarkan hasil analisis terhadap kondisi yang
diharapkan terdapat maka dipeloleh 14 prinsip utama pembelajaran yang perlu
pendidik terapkan.
Ada pun 14 prinsip itu adalah:
1. Dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu;
pembelajaran mendorong peserta didik menjadi pembelajar aktif, pada awal
pembelajaran pendidik tidak berusaha untuk meberitahu peserta didik karena
itu materi pembelajaran tidak disajikan dalam bentuk final. Pada awal
pembelajaran pendidik membangkitkan rasa ingin tahu peserta didik terhadap
suatu fenomena atau fakta lalu mereka merumuskan ketidaktahuannya dalam
bentuk pertanyaan. Jika biasanya kegiatan pembelajaran dimulai dengan
penyampaian informasi dari pendidik sebagai sumber belajar, maka dalam
pelaksanaan kurikulum sekolah kegiatan inti dimulai dengan peserta didik
mengamati fenomena atau fakta tertentu. Oleh karena itu pendidik selalu
memulai dengan menyajikan alat bantu pembelajaran untuk mengembangkan
rasa ingin tahu peserta didik dan dengan alat bantu itu pendidik
membangkitkan rasa ingin tahu peserta didik dengan bertanya.
2. Dari pendidik sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis
aneka sumber; pembelajaran berbasis sistem lingkungan. Dalam kegiatan
pembelajaran membuka peluang kepada peserta didik sumber belajar seperti
informasi dari buku peserta didik, internet, koran, majalah, referensi dari
perpustakaan yang telah disiapkan. Pada metode proyek, pemecahan
masalah, atau inkuiri peserta didik dapat memanfaatkan sumber belajar di
luar kelas. Dianjurkan pula untuk materi tertentu peserta didik memanfaatkan
sumber belajar di sekitar lingkungan masyarakat. Tentu dengan pendekatan
ini pembelajaran tidak cukup dengan pelaksanaan tatap muka dalam kelas.
3. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan
pendekatan ilmiah; pergeseran ini membuat pendidik tidak hanya
menggunakan sumber belajar tertulis sebagai satu-satunya sumber belajar
peserta didik dan hasil belajar peserta didik hanya dalam bentuk teks. Hasil
belajar dapat diperluas dalam bentuk teks, disain program, mind maping,
gambar, diagram, tabel, kemampuan berkomunikasi, kemampuan
mempraktikan sesuatu yang dapat dilihat dari lisannya, tulisannya, geraknya,
atau karyanya.
4. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis
kompetensi; pembelajaran tidak hanya dilihat dari hasil belajar, tetapi dari
58
aktivitas dalam proses belajar. Yang dikembangkan dan dinilai adalah sikap,
pengetahuan, dan keterampilannya.
5. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu; mata pelajaran
dalam pelaksanaan kurikulum sekolah menjadi komponen sistem yang
terpadu. Semua materi pelajaran perlu diletakkan dalam sistem yang terpadu
untuk menghasilkan kompetensi lulusan. Oleh karena itu pendidik perlu
merancang pembelajaran bersama-sama, menentukan karya peserta didik
bersama-sama, serta menentukan karya utama pada tiap mata pelajaran
bersama-sama, agar beban belajar peserta didik dapat diatur sehingga tugas
yang banyak, aktivitas yang banyak, serta penggunaan waktu yang banyak
tidak menjadi beban belajar berlebih yang kontraproduktif terhadap
perkembangan peserta didik.
6. Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran
dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi; di sini peserta didik
belajar menerima kebenaran tidak tunggul. Peserta didik melihat awan yang
sama di sebuah kabupaten. Mereka akan melihatnya dari tempatnya berpijak.
Jika ada sejumlah peserta didik yang melukiskan awan pada jam yang sama
dari tempat yang berjauhan, mereka akan melukiskannya berbeda - beda,
semua benar tentang awan itu, benar menjadi beragam.
7. Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif; pada waktu lalu
pembelajaran berlangsung ceramah. Segala sesuatu diungkapkan dalam
bentuk lisan peserta didik, fakta disajikan dalam bentuk informasi verbal,
sekarang peserta didik harus lihat faktanya, gambarnya, videonya,
diagaramnya, teksnya yang membuat peserta didik melihat, meraba, merasa
dengan panca indranya. Peserta didik belajar tidak hanya dengan mendengar,
namun dengan menggunakan panca indra lainnya.
8. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal ( hardskills) dan
keterampilan mental (softskills); hasil belajar pada raport tidak hanya
melaporkan angka dalam bentuk pengetahuannya, tetapi menyajikan
informasi menyangku perkembangan sikapnya dan keterampilannya.
Keterampilan yang dimaksud bisa keterampilan membacan, menulis,
berbicara, mendengar yang mencerminkan keterampilan berpikirnya.
Keterampilan bisa juga dalam bentuk aktivitas dalam menghasilkan karya,
sampai pada keterampilan berkomunikasi yang santun, keterampilan
menghargai pendapat dan yang lainnya.
9. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta
didik sebagai pembelajar sepanjang hayat; ini memerlukan pendidik untuk
mengembangkan pembiasaan sejak dini untuk melaksanakan norma yang
58
baik sesuai dengan budaya masyarakat setempat, dalam ruang lingkup yang
lebih luas peserta didik perlu mengembangkan kecakapan berpikir, bertindak,
berbudi sebagai bangsa, bahkan memiliki kemampuan untuk menyesusaikan
dengan dengan kebutuhan beradaptasi pada lingkungan global. Kebiasaan
membaca, menulis, menggunakan teknologi, bicara yang santun merupakan
aktivitas yang tidak hanya diperlukan dalam budaya lokal, namun bermanfaat
untuk berkompetisi dalam ruang lingkup global.
10. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing
ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan
mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran ( tut wuri
handayani); di sini pendidik perlu menempatkan diri sebagai fasilitator yang dapat
menjadi teladan, meberi contoh bagaimana hidup selalu belajar, hidup patuh
menjalankan agama dan perilaku baik lain. Pendidik di depan jadi teladan, di
tengah peserta didik menjadi teman belajar, di belakang selalu mendorong
semangat peserta didik tumbuh mengembangkan pontensi dirinya secara optimal.
11. Pembelajaran berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat; karena
itu pembelajaran dalam kurikulum sekolah memerlukan waktu yang lebih
banyak dan memanfaatkan ruang dan waktu secara integratif. Pembelajaran
tidak hanya memanfaatkan waktu dalam kelas.
12. Pembelajaran menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah pendidik, siapa
saja adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas. Prinsip ini
menadakan bahwa ruang belajar peserta didik tidak hanya dibatasi dengan
dinding ruang kelas. Sekolah dan lingkungan sekitar adalah kelas besar untuk
peserta didik belajar. Lingkungan sekolah sebagai ruang belajar yang sangat
ideal untuk mengembangkan kompetensi peserta didik. Oleh karena itu
pembelajaran hendaknya dapat mengembangkan sistem yang terbuka.
13. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pembelajaran; di sini sekolah perlu meningkatkan
daya pendidik dan peserta didik untuk memanfaatkan TIK. Jika pendidik
belum memiliki kapasitas yang mumpuni peserta didik dapat belajar dari siapa
pun. Yang paling penting mereka harus dapat menguasai TIK sebab
mendapatkan pelajaran dengan dukungan TIK atau tidak, peserta didik tetap
akan menghadapi tantangan dalam hidupnya menjadi pengguna TIK. Jika
sekolah tidak memfasilitasi pasti daya kompetisi peserta didik akan sangat
berbeda daripada peserta didik yang memeroleh pelajaran penggunaan TIK.
14. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta
didik; cita-cita, latar belakang keluarga, cara mendapat pendidikan di rumah,
cara pandang, cara belajar, cara berpikir, keyakinan peserta didik berbeda-
58
beda. Oleh karena itu pembelajaran harus melihat perbedaan itu sebagai
kekayaan yang potensial dan indah jika dikembangkan menjadi kesatuan
yang memiliki unsur keragaman. Hargai semua peserta didik, kembangkan
kolaborasi, dan biarkan peserta didik tumbuh menurut potensinya masing-
masing dalam kolobarasi kelompoknya.
58
BAB II
TUJUAN PENDIDIKAN, VISI, MISI, TUJUAN SEKOLAH, STRATEGI DAN
FILOSOFI SERTA INDIKATOR
A. Tujuan Pendidikan
C. Misi Sekolah
................................
D. Tujuan Sekolah
................................
E. Strategi Sekolah
................................
F. Filosofi Sekolah
................................
G. Indikator Keberhasilan
.................................
58
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
A. STRUKTUR KURIKULUM
Mata pelajaran adalah unit organisasi Kompetensi Dasar yang terkecil.
Untuk kurikulum SD NegeriPasirtarasi organisasi Kompetensi Dasar kurikulum
dilakukan melalui pendekatan terintegrasi ( integrated curriculum). Berdasarkan
pendekatan ini maka terjadi reorganisasi Kompetensi Dasar muatan pelajaran yang
mengintegrasikan konten muatan pelajaran IPA dan IPS di kelas I, II, dan III ke
dalam muatan pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa
Indonesia, Matematika, Seni Budaya dan Prakarya serta Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan. Sedangkan untuk kelas IV, V, dan VI masing-masing
muatan pelajaran yang kembali dipisah meliputi Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
serta Matematika. Dengan pendekatan ini struktur Kurikulum SD Negeri Pasirtarasi
menjadi lebih sederhana karena jumlah mata pelajaran berkurang.
58
kurikulum mengenai posisi belajar seorang peserta didik yaitu apakah mereka harus
menyelesaikan seluruh muatan pelajaran yang tercantum dalam struktur ataukah
kurikulum memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menentukan berbagai
pilihan. Struktur kurikulum terdiri atas sejumlah muatan pelajaran dan beban
belajar.
58
integratif. Kompetensi yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial
dikembangkan secara tidak langsung ( indirect teaching) yaitu pada waktu
peserta didik belajar tentang pengetahuan (Kompetensi Inti 3) dan penerapan
keterampilan (Kompetensi Inti 4).
Rumusan Kompetensi Inti menggunakan notasi sebagai berikut:
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk Kompetensi Inti sikap spiritual;
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk Kompetensi Inti sikap sosial;
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk Kompetensi Inti pengetahuan; dan
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk Kompetensi Inti keterampilan.
58
dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan estetis dalam gerakan yang
dalam tindakan yang mencerminkan anak sehat, dan
mencerminkan perilaku anak dalam tindakan yang
beriman dan berakhlak mulia. mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia.
58
estetis dalam gerakan yang karya yang estetis dalam gerakan
mencerminkan anak sehat, dan yang mencerminkan anak sehat,
dalam tindakan yang dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak mencerminkan perilaku
beriman dan berakhlak mulia. anak beriman dan berakhlak mulia.
58
integrasi berbagai konsep dasar yang berkaitan. Tema merajut makna
berbagai konsep dasar sehingga peserta didik tidak belajar konsep dasar
secara parsial. Dengan demikian pembelajarannya memberikan makna yang
utuh kepada peserta didik seperti tercermin pada berbagai tema yang
tersedia.
Dalam pembelajaran tematik integratif, tema yang dipilih berkenaan
dengan alam dan kehidupan manusia. Untuk kelas I, II dan III, keduanya
merupakan pemberi makna yang substansial terhadap mata pelajaran PPKn,
Bahasa Indonesia, Matematika, Seni-Budaya dan Prakarya, serta Pendidikan
Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Di sinilah Kompetensi Dasar dari IPA dan
IPS yang diorganisasikan ke mata pelajaran lain memiliki peran penting
sebagai pengikat dan pengembang Kompetensi Dasar mata pelajaran
lainnya.
Dari sudut pandang psikologis, peserta didik belum mampu berpikir
abstrak untuk memahami konten mata pelajaran yang terpisah kecuali kelas
IV, V dan VI.
58
2. Selalu Berhemat Energi 2. Udara Bersih Bagi 2. Persatuan dalam
Kesehatan Perbedaan
NO ASPEK INDIKATOR
- Menjelaskan latar belakang virus corona
Pengenalan virus - Menyebutkan gejala-gejala infeksi virus
1
corona corona
- Mengetahui cara penyebaran virus corona
- Menerapkan protokol kesehatan
penanganan virus
- corona
Memahami cara diteksi dini gejala virus
- Menjelaskan istilah terkait virus karantina
Mitigasi bencana virus
2. (isolasi), suspek, PDP, ODP, dan
corona
- OTG
Memahami tatalaksana pembatasan untuk
mencegah penularan virus corona. Seperti:
karantina dirumah,isolasi diri, krantina
rumah sakit dan karantina wilayah
3. Cara pembiasaan perilaku - Mengetahui cara menjaga kesehatan tubuh
hidup bersih dan sehat agar tidak tertular virus corona
- Menerapkan pola hidup sehat dengan
mengatur pola makan gizi seimbang
- Mwncuci tangan dengan sabun dan air
mengalir
- Mempraktikan aktivitas imun tubuh
(berlahraga) agar terhindar dari virus
corona
4. Bersosialisasi di - Menjelaskan pentingnya pembatasan social
masyarakat (social distancing) sebagai upaya
pada masa darurat covid- menangani virus corona
58
19 - Meragakan etika batuk dan bersin ketika
bersama orang lain
- Meragakan cara menggunakan masker yang
benar
- Mendeskripsikan cara bersosialisasi di
mayarakat
5. Usaha kreatif dalam - Menyajikan media informasi tentang virus
mencegah corona
penyebaran virus corona - Membuat sabun cuci tangan atau
handsanitizer dengan bahan yang ada
dirumah
- Menkampanyekan pencegahan corona
- secara lisan Melaporkan aktivtas belajar
- dari rumah dan kegiatan selama dirumah
- saja.
a) Mengamati;
b) Menanya;
c) Mengumpulkan informasi/eksperimen;
58
d) Mengasosiasikan/mengolah informasi; dan
e) Mengkomunikasikan.
Kelima pembelajaran pokok tersebut dapat dirinci dalam berbagai kegiatan
belajar sebagaimana tercantum dalam tabel berikut:
Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan Kegiatan Belajar dan
Maknanya
58
ALOKASI WAKTU PER MINGGU
MATA PELAJARAN
I II III IV V VI
Kelompok A (Umum)
1. Pendidikan Agama dan Budi
4 4 4 4 4 4
Pekerti
2. Pendidikan Pancasila dan
5 5 6 5 5 5
Kewarganegaran
3. Bahasa Indonesia 8 9 10 7 7 7
58
4. Matematika 5 6 6 6 6 6
5. Ilmu Pengetahuan Alam - - - 3 3 3
6. Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 3 3 3
Kelompok B (Umum)
1. Seni Budaya dan Prakarya 4 4 4 4 4 4
2. Pendidikan Jasmani
4 4 4 4 4 4
Olahraga dan Kesehatan
Muatan Lokal
1 Bahasa dan Sastra Sunda 2 2 2 2 2 2
2 Pendidikan Lingkungan
1 1 1 1 1 1
hidup
3 Rineka Budaya Sunda 1 1 1 1 1 1
Keterangan:
58
• Pembelajaran menggunakan pendekatan pembelajaran Tematik-
Terpadu kecuali mapel Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, dan
Matematika bagi kelas IV, V, dan VI.
• Muatan lokal pilihan 1 mengacu pada peraturan Gubernur tentang
Pendidikan Lingkungan Hidup
• Muatan lokal pilihan 2 sesuai peraturan Bupati Bandung Barat
menggunakan Rineka Budaya Sunda.
58
pendekatan pada mata pelajaran tergantung pada ciri khas dan karekteristik
masing-masing mata pelajaran dengan menyesuaikan pada kondisi yang
tersedia di sekolah. Sejumlah mata pelajaran tersebut terdiri dari mata
pelajaran wajib dan pilihan pada setaiap satuan pendidikan.
1) Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti Tujuan:
• Menumbuhkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan
pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengalaman, pembiasaan,
serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi
manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya
kepada Allah SWT;
• Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia
yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif,
jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi, menjaga keharmonisan secara
personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam
komunitas sekolah.
2) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (Dengan insersi Pendidikan
Antikorupsi dan Pendidikan Lalu-Lintas)
Tujuan:
• Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan
• Berpartisipasi secara aktif dan bertanggungjawab, bertindak secara cerdas
dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta
antikorupsi.
• Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup
bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.
• Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi.
• Menerapkan nilai nilai antikorupsi (kesetaraan, kebersamaan, komitmen,
konsekuen, kepemilikan, hemat, bijaksana, ikhlas, berbagi, rajin, sportif,
tanggung jawab, disiplin, jujur, sederhana, kerja keras, mandiri, adil,
berani, peduli) dalam perilaku peserta didik
• Penerapan nilai nilai Pendidikan Lalu-Lintas antara lain disiplin, tangging
jawab, komitmen, toleransi, peduli.
58
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan No. 37 Tahun 2018 Tentang Perubahan atas
permendikbud No. 24 Tahun 2016.
3) Bahasa Indonesia
Tujuan
• Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang
berlaku, baik secara lisan maupun tulis.
• Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan dan bahasa negara.
• Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan
kreatif untuk berbagai tujuan.
• Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.
• Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,
memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan berbahasa.
• Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah
budaya dan intelektual manusia Indonesia.
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia
dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
No. 37 Tahun 2018 Tentang Perubahan atas permendikbud No. 24 Tahun
2016.
4) Matematika
Tujuan:
58
• Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Matematika dapat
dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 37
Tahun 2018 Tentang Perubahan atas permendikbud No. 24 Tahun 2016.
6) Ilmu Pengetahuan
Sosial Tujuan:
58
pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 37 Tahun
2018 Tentang Perubahan atas permendikbud No. 24 Tahun 2016.
2. Pengembangan Diri
58
Pengembangan diri banyak mengembangkan nilai-nilai antikorupsi sehingga
sangat penting dikembangkan sebagai bentuk penanaman karakter yang
bertanggungjawab.
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh
pendidik. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan
kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi
sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh
konselor, pendidik atau tenaga kependidikan yang yang dapat dilakukan dalam
bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui
kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan
kehidupan sosial belajar dan pengembangan karir peserta didik.
Penilaian pengembangan diri dilakukan secara kualitatif, tidak kuantitatif seperti
pada mata pelajaran. Tahapan Kegiatan Pengembangan Diri dilakukan dengan
cara:
a. Identifikasi
• Daya dukung dan potensi
• Bakat dan minat peserta didik.
b. Pemetaan
• Jenis layanan pengembangan diri
• Petugas yang melayani
• Peserta didik yang dilayani
c. Program pencinta mata pelajaran dilakukan dengan cara penyusunan
Program (Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang dikembangkan, Materi
Pokok, Indikator, Kegiatan Pembelajaran, Alokasi Waktu, Penilaian, dan
Sumber Belajar).
• Pelaksanaan (Orientasi, pemantapan, pengembangan)
• Monitoring Pelaksanaan
• Penilaian (terjadwal, terstruktur, kualitatif)
• Analisis hasil penilaian (berbasis data, profesional, realistis, valid,
transparan dan akuntabel)
• Pelaporan : Umum dalam format raport
Rinci dalam buku laporan pengembangan diri.
d. Nilai-nilai Pendidikan Antikorupsi: kesetaraan, kebersamaan, komitmen,
konsekuen, kepemilikan, hemat, bijaksana, ikhlas, berbagi, rajin, sportif,
tanggung jawab, disiplin, jujur, sederhana, kerja keras, mandiri, adil, berani,
58
peduli. Dikembangkan melalui kegiatan yang merupakan branding/ikon dari
pendidikan antikorupsi, diantaranya melalui program:
• Kantin kejujuran
• Barang tak bertuan
e. Nilai nilai Pendidikan Lalu-lintas:
• Disiplin
• Tanggung Jawab
• Komitmen
• Toleransi
• Peduli
− Membiasakan antri
− Piket kelas
b. Terprogram
Kegiatan yang diprogramkan dan direncanakan baik pada tingkat kelas
maupun tingkat sekolah.
c. Spontan
Kegiatan yang dapat dilakukan kapan saja,tanpa dibatasi oleh ruang.
58
3) Kegiatan Keteladanan
Kegiatan yang dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja yang lebih
mengutamakan pemberian contoh dari pendidik dan pengelola
pendidikan yang lain kepada peserta didiknya.
Membudayakan kebersihan dan kesehatan pada semua warga sekolah
Mentaati tata tertib yang berlaku di sekolah
Memberi contoh berpakaian rapih dan bersih
Memberi contoh tepat waktu dalam segala hal
Memberi contoh penampilan sederhana
Menanamkan budaya membaca
Memberi contoh tidak merokok dilingkungan sekolah
Memuji hasil kerja peserta didik yang baik
Performa pendidik
Mengambil sampah yang berseraka
Cara berbicara yang sopan
Mengucapkan terima kasih
Meminta maaf
Menghargai pendapat orang lain
Memberikan kesempatan terhadap pendapat yang berbeda
Mendahulukan kesempatan kepada orang tua
Penugasan peserta didik secara bergilir
Menaati tata tertib (disiplin, taat waktu, taat pada peraturan)
Memberi salam ketika bertemu
Berpakaian rapi dan bersih
Menepati janji
Memberikan penghargaan kepada orang yang berprestasi
Berperilaku santun
Pengendalian diri yang baik
Memuji pada orang yang jujur
Mengakui kebenaran orang lain
Mengakui kesalahan diri sendiri
Berani mengambil keputusan
Berani berkata benar
Melindungi kaum yang lemah
Membantu kaum yang fakir
Sabar mendengarkan orang lain
Mengunjungi teman yang sakit
Membela kehormatan bangsa
Mengembalikan barang yang bukan miliknya
Antri
Mendamaikan
Penanaman Budaya Minat Baca
3. Beban Belajar
Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik
dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pelajaran.
1) Beban belajar di SD Negeri Pasirtarasi dinyatakan dalam jumlah jam
pelajaran per minggu.
a. Beban belajar satu minggu Kelas I adalah 34 jam pelajaran.
b. Beban belajar satu minggu Kelas II adalah 36 jam pelajaran.
c. Beban belajar satu minggu Kelas III adalah 38 jam pelajaran.
d. Beban belajar satu minggu Kelas IV, V, dan VI adalah 40 jam pelajaran.
2) Beban belajar di Kelas I, II, III, IV, dan V dalam satu semester paling sedikit
18 minggu minggu efektif.
3) Beban belajar di kelas VI pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu
minggu efektif.
4) Beban belajar di kelas VI pada semester genap paling sedikit 14 minggu
minggu efektif.
Tabel 2:
58
1296 jam pembelajaran
2 35 36 3
(45360 menit)
6
1368 jam pembelajaran
3 35 38 3
(47880 menit)
6
1440 jam pembelajaran
4 35 40 3
(50400menit)
6
1440 jam pembelajaran
5 35 40 3
(50400menit)
6
1440 jam pembelajaran
6 35 40 3
(50400 menit)
6
58
Selain itu, pembelajaran tematik integratif ini juga diperkaya dengan
penempatan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas I, II, dan III sebagai
penghela mata pelajaran lain. Melalui perumusan Kompetensi Inti sebagai
pengikat berbagai mata pelajaran dalam satu kelas dan tema sebagai pokok
bahasannya, sehingga penempatan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia sebagai
penghela mata pelajaran lain menjadi sangat memungkinkan.
Penguatan peran Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dilakukan secara
utuh melalui penggabungan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial ke dalam Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia. Kedua ilmu pengetahuan tersebut menyebabkan Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia menjadi kontekstual, sehingga pembelajaran
Bahasa Indonesia menjadi lebih menarik.
Pendekatan sains seperti itu terutama di Kelas I, II, dan III
menyebabkan semua mata pelajaran yang diajarkan akan diwarnai oleh Mata
Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial. Untuk
kemudahan pengorganisasiannya, Kompetensi Dasar kedua mata pelajaran ini
diintegrasikan ke mata pelajaran lain (integrasi interdisipliner).
Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam diintegrasikan
ke Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dan Kompetensi Dasar
Mata Pelajaran Matematika.
Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
diintegrasikan ke Kompetensi Dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia, ke
Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,
dan ke Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Matematika.
Sedangkan untuk kelas IV, V, dan VI, Kompetensi Dasar Mata Pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial masingmasing berdiri
sendiri, sehingga pendekatan integrasinya adalah multidisipliner, walaupun
pembelajarannya tetap menggunakan tematik terpadu. Prinsip pengintegrasian
interdisipliner untuk Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu
Pengetahuan Sosial seperti diuraikan di atas dapat juga diterapkan dalam
pengintegrasian muatan lokal.
Kompetensi Dasar muatan lokal yang berkenaan dengan seni, budaya,
keterampilan, dan bahasa daerah diintegrasikan ke dalam Mata Pelajaran Seni
Budaya dan Prakarya. Kompetensi Dasar muatan lokal yang berkenaan dengan
olahraga serta permainan daerah diintegrasikan ke dalam Mata Pelajaran
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.
5. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar dirumuskan untuk mencapai Kompetensi Inti. Rumusan
Kompetensi Dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik dan
58
kemampuan peserta didik, dan kekhasan masing-masing mata pelajaran.
Kompetensi Dasar meliputi empat kelompok sesuai dengan pengelompokan
Kompetensi Inti sebagai berikut:
1) kelompok 1: kelompok Kompetensi Dasar sikap spiritual dalam rangka
menjabarkan KI-1;
2) kelompok 2: kelompok Kompetensi Dasar sikap sosial dalam rangka
menjabarkan KI-2;
3) kelompok 3: kelompok Kompetensi Dasar pengetahuan dalam rangka
menjabarkan KI-3; dan
4) kelompok 4: kelompok Kompetensi Dasar keterampilan dalam rangka
menjabarkan KI-4.
6. Penilaian
Sesuai Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 Penilaian pendidikan sebagai
proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian
hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian otentik, penilaian diri, penilaian
berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan
akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian
nasional, dan ujian sekolah/madrasah,
7. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar setiap indikator yang dikembangkan sebagai suatu
pencapaian hasil belajar dari suatu kompetensi dasar berkisar antara 0%
s.d 100%. Kriteria ideal ketuntasan belajar untuk masing-masing
indikator adalah 75%. Sekolah harus menentukan kriteria ketuntasan
belajar minimal dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-
rata peserta didik serta kemampuan sumber daya pendukung dalam
menyelenggarakan pembelajaran. Sekolah secara bertahap dan
berkelanjutan selalu mengusahakan peningkatan kriteria ketuntasa
belajar untuk mencapai kriteria ketuntasan belajar ideal.
Ketuntasan belajar setiap mata pelajaran disesuaikan dengan
kompleksitas, esensial intake peserta didik, dan sarana prasarana.
Adapun Standar Hasil Belajar SD negeri Pasirtarasi Tahun Pelajaran
2020-2021 adalah sebagai berikut:
Standar Ketuntasan Minimal Hasil Belajar (KKM)
1. Sikap Spiritual (KI-1) dan Sikap Sosial (KI-2)
No Aspek KKM
58
1 Sikap Spiritual (KI-1) B
Pendidikan Pancasila
2 60 60 61 61 62 62 65 65 63 63 65 65
dan Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 60 60 60 60 61 61 65 65 62 62 67 67
4 Matematika 60 60 56 56 58 58 65 65 61 61 65 65
Ilmu Pengetahuan
5 60 60 57 57 58 58 65 65 62 62 68 68
Alam
Ilmu Pengetahuan
6 Sosial
60 60 62 62 62 62 65 65 62 62 65 65
Kelompok B
Pendidikan
8 JasmaniOlahraga dan 60 60 62 62 64 64 65 65 68 68 75 75
Kesehatan
Muatan Lokal
Bahasa dan Sastra
9 60 60 62 62 65 65 65 65 64 64 65 65
Sunda
Pendidikan
10 60 60 62 62 65 65 65 65 62 62 65 65
Lingkungan Hidup
Kelompok A
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 74 B
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 72 B
58
3 Bahasa Indonesia 70 B
4 Matematika 63 B
5 Ilmu Pengetahuan Alam 65 B
6 Ilmu Pengetahuan Sosial 67 B
Kelompok B
7 Seni Budaya dan Prakarya 68 B
8 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 70 B
Muatan Lokal
9 Bahasa dan Sastra Sunda 70 B
10 Pendidikan Lingkungan Hidup 65 B
11 Rineka Budaya Sunda 7 B
2) Kelulusan
Sesuai dengan ketentuan PP. 19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik
dinyatakan lulus dari satuan pendidikan dasar setelah:
(1) Peserta didik menyelesaikan seluruh program pembelajaran dengan
kriteria ketuntasan belajar minimal pada semua Kompetensi Dasar (KD)
Kompetensi Inti (KI) dan Indikator semua mata pelajaran.
(2) Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran, kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok
kewarganegaraan dan kepribaduian, kelompok mata pelajaran estetika,
dan kelompok mata pelajaran jasmani olahraga dan kesehatan.
(3) Persentasi kehadiran minimal 75%
(4) Perilaku, sikap dan budi Pekerti kriteria minimal baik.
(5) Lulus Ujian Sekolah
(6) Dinyatakan lulus berdasarkan hasil rapat sekolah dengan Standar
Minimal Kelulusan (SMK) dan Standar kelulusan yang telah ditentukan
oleh sekolah.
58
1) Kurikulum untuk SD .........................., memasukkan pendidikan kecakapan
hidup, yang mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan
akademik dan/atau kecakapan vokasional.
2) Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian integral dari
pendidikan semua mata pelajaran dan/atau berupa paket/modul yang
direncanakan secara khusus.
3) Pendidikan kecakapan hidup dapat diperoleh peserta didik dari satuan
pendidikan yang bersangkutan dan/atau dari satuan pendidikan formal lain
dan/atau nonformal. Pendidikan kecakapan hidup yang dilaksanakan
meliputi:
(1) Kecakapan Pribadi (Personal )
Kecakapan Pribadi dapat dikembangkan dan ditanamkan melalui
kegiatan rutinitas antara lain:
a) Memberi salam dan bersalaman kepada teman, pendidik, dan
karyawan ketika tiba di sekolah
b) Membaca doa sebelum dan sesudah belajar
c) Membaca Al Qur’an
d) Praktek Sholat
e) Doa bersama hari Jum’at sebelum masuk kelas
f) Memelihara tanaman di depan kelasnya
g) Mengumpulkan amal Jum’at untuk kegiatan keagamaan
h) Mengadakan operasi semut, setelah jam istirahat
i) Mengadakan pelatihan seni tari dan kreasi bagi peserta didik
yang berbakat
j) Praktik keterampilan membuat taplak meja, membuat bunga kertas,
membuat boneka dari berbagai bahan bekas.
(2) Kecakapan Sosial
Untuk membekali dan menumbuhkembangkan kecakapan sosial
peserta didik, sekolah mengadakan kegiatan antara lain:
a) Mengumpulkan dana untuk teman sakit atau teman yang tertimpa
musibah
b) Menjenguk teman yang sakit
58
a) Menerapkan pendekatan belajar aktif
b) Membina kaderisasi calon lomba keterampilan agama (Sapta Lomba)
c) Membina kaderisasi lomba Festival Kompetensi dan Kreativitas
peserta didik.
d) Mengadakan wajib baca di perpustakaan
e) Mengadakan wajib baca senyap (10 menit) sebelum bel masuk
sekolah
58
Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global yang dilakukan meliputi:
Pemanfaatan limbah (barang bekas) dan kekayaan alam sekitar menjadi barang
kerajinan yang bermanfaat dan bernilai jual. Contoh bentuk kerajinan yang
dihasilkan diantaranya:
a. Anyaman dan keterampilan dari Kertas dan Limbah
b. Bunga dari limbah plastik/bekas air gelas
c. Kompos
d. Bingkai foto dari bambu dan kayu
2. Program Pendidikan Keunggulan Lokal dan Global:
Berikut kompetensi yang dari pendidikan keunggulan local dan global sesuai
dengan tingkat kelas yang ditempuh peserta didik.
KELAS MATERI
I Memperkenalkan hasil kompos bahan baku kerajinan dari
limbah/barang bekas.
II Mengumpulkan benda yang dapat dijadikan kompos atau
barang bekas yang dapat dijadikan kerajinan yang
banyak tersedia di lingkungan sekolah.
III Mencampur bahan-bahan untuk kompos.
Membuat anyaman sederhana dari bambu.
IV Mempersiapkan bahan lain untuk membuat kompos
Membuat benda anyaman sederhana.
Membuat bunga dari plastik.
Membuat Bingkai foto dari bambu dan kayu
V Mencampur semua bahan kompos dengan perbandingan
yang tepat dan melakukan permentasi.
58
Mengemas hasil produk kompos.
Membuat benda anyaman sederhana yang pembuatan
lebih komplek.
Membuat Anyaman dan keterampilan dari Kertas Dan
Limbah
Mempersiapkan bahan lain untuk membuat kompos
VI Mencampur semua bahan kompos dengan perbandingan
yang tepat dan melakukan permentasi.
Membuat anyaman yang lebih komplek.
Mengemas hasil karya.
Memasarkan produk
Langkah-langkah materi:
Kelas I ; Pendidik menunjukan bahan-bahan yang termasuk limbah,
kemudian berikan tugas kepada peserta didik agar membawa
bahan yang di maksud untuk dijadikan bahan praktek
pembuatan kompos.
Kelas IV; Pendidik mensimulasikan bahan yang telah ada di depan peserta
didik
58
2) Menampilkan sikap apresiatif terhadap pengelolaan lingkungan hidup di
daerah masing-masing khususnya dan Provinsi Jawa Barat pada
umumnya.
3) Menampilkan kreativitas melalui kegiatan nyata dalam rangka
meningkatkan daya dukung lingkungan dan upaya pelestarian
keseimbangan lingkungan hidup.
4) Menampilkan peran serta secara nyata dalam setiap upaya pemanfaatan
daya dukung lingkungan dan upaya pelestarian lingkungan untuk
menyukseskan Visi Jawa Barat.
5) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman peserta didik tentang:
58
“Kemis Nyunda” yang secara umum agar peserta didik mencapai tujuan-
tujuan berikut.
1) Peserta didik beroleh pengalaman berbahasa, bersastra, beretika, dan
berestetika Sunda.
2) Peserta didik menghargai dan membanggakan bahasa, sastra, seni dan
budaya Sunda sebagai kekayaan daerah di Bandung Barat, yang juga
merupakan bahasa ibu bagi sebagian besar masyarakatnya.
3) Peserta didik memahami bahasa, sastra, seni dan budaya Sunda dari segi
bentuk, makna, dan fungsi, serta mampu menggunakannya secara tepat
dan kreatif untuk berbagai konteks (tujuan, keperluan, dan keadaan)
4) Peserta didik mampu menggunakan bahasa, sastra, seni dan budaya
Sunda untuk meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan
emosional, dan kematangan sosial.
5) Peserta didik memiliki kemampuan dan kedisiplinan dalam berbahasa,
bersastra, berseni dan berbudaya Sunda (berbicara, menulis, berpikir,
berperilaku).
6) Peserta didik mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra dan seni
Sunda untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa,
bersastra, berseni dan berbudaya Sunda, mengembangkan kepribadian,
dan memperluas wawasan kehidupan.
7) Peserta didik menghargai dan membanggakan sastra dan seni Sunda
sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Sunda.
58
1) Menekankan pada pembiasaan nilai-nilai utama dalam keseharian
sekolah;
2) Memberikan keteladanan antar warga sekolah;
3) Melibatkan seluruh pemangku kepentingan pendidikan di sekolah;
4) Membangun dan mematuhi norma, peraturan, dan tradisi sekolah;
5) Mengembangkan keunikan, keunggulan, dan daya saing sekolah
sebagai ciri khas sekolah;
6) Memberi ruang yang luas kepada peserta didik untuk mengembangkan
potensi melalui kegiatan literasi; dan
7) Khusus bagi peserta didik pada satuan pendidikan jenjang pendidikan
dasar atau satuan pendidikan jenjang pendidikan menengah diberikan
ruang yang luas untuk mengembangkan potensi melalui kegiatan
ekstrakurikuler.
58
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN
h. Hari libur umum/nasional atau penetapan hari serentak untuk jenjang Sekolah
Dasar disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten.
58
lebih panjang dapat
5. Hari libur keagamaan 2 – 4 minggu
mengaturnya sendiri tanpa
mengurangi jumlah minggu
efektif belajar dan waktu
pembelajaran efektif
58
Tahun Agustus 31 24 - - 5 2 -
- --
2020 September 30 26 - - 5 - -
-
Oktober 31 23 - - 5 1 -
-
November 30 25 - 5 - -
Desember 31 4 19 9 5 1 -
II Januari 31 17 - 7 5 1 -
-
Tahun Pebruari 28 23 - - 4 1 -
-
2021 Maret 31 26 - - 5 2 -
-
April 30 21 - - 5 1 3
Mei 31 9 - 14 5 2 -
Juni 30 8 26 4 4 1 -
KALENDER PENDIDIKAN
SEKOLAH DASAR NEGERI PASIRTARASI
TAHUN PELAJARAN 2020-2021
HE= 16 HL=15
JULI 2020 TGL URAIAN KEGIATAN
MINGGU 5 12 19 26 1-6 Libur Semester Genap
Masa Pengenalan Lingkungan
SENIN 6 13 20 27 13-15 Sekolah
HE= 24 HL=7
AGUSTUS 2020 TGL URAIAN KEGIATAN
MINGGU 2 9 16 23 30 17 Libur HUT RI
SENIN 3 10 17 24 31 20 Libur Tahun Baru 1442 H
SELASA 4 11 18 25
RABU 5 12 19 26
58
KAMIS 6 13 20 27
JUMAT 7 14 21 28
SABTU 1 8 15 22 29
HE = 26 HL=4
SEPTEMBER TGL URAIAN KEGIATAN
MINGGU 6 13 20 27
SENIN 7 14 21 28
SELASA 1 8 15 22 29
RABU 2 9 16 23 30
KAMIS 3 10 17 24
JUMAT 4 11 18 25
SABTU 5 12 19 26
58
58
58
LAMPIRAN
1. Laporan Hasil Analisis Minggu dan Hari Efektif
58
58
58
58
58
58
58
58
58
58