Anda di halaman 1dari 7

Page 1

Perlindungan dan Penegakan Hukum


BAB 1
Penegakan hukum tidak bisa dipisahkan dari badan peradilan (penegak hukum) dan
hukumnya sendiri. Ketiganya menjadi pilar yang saling menopang dan tidak bisa dipisahkan.
Hukum itu berguna bila ditegakkan oleh lembaga peradilan. Sebaliknya, penegakan hukum
tidak akan bisa berjalan jika tidak ada hukum sebagai landasan bagi lembaga peradilan dalam
menegakkan hukum. Tidak ada yang lebih utama dari ketiga hal itu. Maka dari itu, ketiganya
harus bekerja secara sinergis serta berjalan secara seimbang. Untuk itu perlu kita memahami
hal berikut, Hakikat Hukum, Dasar-Dasar Perlindungan dan Penegakan Hukum di Indonesia,
Peran Lembaga Penegak Hukum, Serta Peran Masyarakat dalam Penegakan Hukum.
Hakikat Hukum
A Seorang filosof Rumawi kuno bernama Cicero (106 - 43 SM) pernah menyatakan "Ubi
societas ibi ius", yang berarti "dimana ada masyarakat di situ ada hukum". Ungkapan tersebut
menunjukan bahwa setiap manusia dimanapun berada selalu terikat oleh aturan atau norma
kehidupan. Ketika anda berada di rumah, di lingkungan masyarakat, di jalan raya, di sekolah,
dan dalam menjalankan aktivitas sebagai warga negara tidak terlepas dari aturan-aturan yang
harus dipatuhi. Apabila norma-norma tersebut dilanggar, maka kita akan mendapat sanksi
sesuai dengna jenis dan tingkat pelanggaran yang dilakukan. Setiap aktivitas manusia baik
pemerintah maupun rakyat terikat oleh aturan atau hukum. Hukum dibuat untuk dijadikan
sebagai pedoman dalam menjalankan aktivitas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara. Jika setiap orang (baik pemerintah ataupun rakyat) yang melakukan
pelanggaran hukum diberi sanksi sesuai dengan aturan hukum yang berlaku, maka negara
tersebut dapat dikatakan negara hukum.

Dasar-Dasar Perlindungan dan Penegakan Hukum di Indonesia


B
Perlindungan dan pengegakan hukum di suatu negara itu merupakan suatu keharusan
agar tercipta kedamaian, perdamaian, dan ketertiban dalam negera tersebut. Hukum tidak
diadakan begitu saja, namun memiliki dasar-dasar yang kuat dari kostitusi. Begitu juga
dengan Perlindungan dan penegakan hukum pastilah memiliki dasar hukum tertentu. Oleh
karena itu, kita akan membahas mengenai dasar hukum perlindungan dan penegakan hukum.
Perlindungan Hukum
Perlindugan hukum adalah segala upaya pemerintah untuk menjamin adanya
kepastian hukum sebagai segala upaya pemerintah untuk menjamin adanya kepastian hukum
untuk memberi kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada warganya agar hak-
haknya sebagai seorang warga negara tidak dilanggar, dan bagi yang melanggarnya akan
dapat dikenakan sanksi sesuai peraturan yang berlaku. Contoh perlindungan hukum adalah
perlindungan hukum terhadap konsumen.
Penegakan Hukum
Penegakan hukum adalah proses dilaksanakannya upaya untuk memfungsikan norma
hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam bermasyarakat dan bernegara. Contoh
penegakan hukum sangat banyak disekitar kita, misalnya penangkapan pengedar narkotika
dan sebagainya.
Suatu perlindungan dapat dikatakan sebagai perlindungan hukum apabila mengandung unsur-
unsur sebagai berikut :

Page 2
a) Adanya perlindungan dari pemerintah kepada warganya.
b) Jaminan kepastian hukum.
c) Berkaitan dengan hak-hak warganegara.
d) Adanya sanksi hukuman bagi pihak yang melanggarnya.

Dasar Hukum Perlindungan dan Penegakan Hukum


Adapun dasar hukum yang mengatur tentang perlindungan dan penegakan hukum di
Indonesia, antara lain:
1. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 yang berbunyi “Segala warga negara bersamaan
kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.”
2. Pasal 28 D ayat (1) UUD 1945 yang berbunyi “Setiap orang berhak atas pengakuan,
jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di
hadapan hukum.”
3. Pasal 28 ayat (5) UUD 1945 yang berbunyi “Untuk menegakkan dan melindungiHak
Asasi Manusia sesuai dengan prinsip negara hukum yang demokratis, maka
pelaksanaan Hak Asasi Manusia dijamin, diatur, dan dituangkan dalam peraturan
perundang-undangan.”
4. Pasal 30 ayat (4) UUD 1945 yang berbunyi “Kepolisian Negara Republik Indonesia
sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas
melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakkan hukum.
5. Pasal 24 ayat (1) UUD 1945 yang berbunyi “Kekuasaan kehakiman merupakan
kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan
hukum dan keadilan

C Peran Lembaga Penegak Hukum


Proses penegakan hukum tergantung kepada beberapa faktor, salah satunya adalah
faktor lembaga penegak hukum. Lembaga penegak hukum harus menjalankan tugasnya
dengan baik dan sesuai dengan peranannya masing – masing yang diatur dalam peraturan
perundang – undangan. Dalam menjalankan tugasnya tersebut harus mengutamakan keadilan
dan profesionalisme, sehingga menjadi panutan masyarakat serta dipercaya oleh semua pihak
termasuk oleh anggota masyarakat.
Berikut dijelaskan secara singkat peran dan tugas/wewenang dari lembaga – lembaga
penegak hukum, adalah sebagai berikut:

Kejaksaan 
Kejaksaan merupakan lembaga eksekutif yang tunduk pada presiden. Akan tetapi, bila
dilihat dari segi fungsinya, kejaksaan merupakan bagian dari lembaga yudikatif.

Page 3
Hal ini termuat pada pasal 24 amandemen ketiga UUD Negara RI 1945 yang menegaskan
bahwa kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah mahkamah agung dan badan peradilan
lain yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman.
Penegasan lainnya terdapat pada pasal 41 Undang-undang No 4 Tahun 2004, tentang
kekuasaan kehakiman, sebagai berikut:
This is box title
Badan-badan lain yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman meliputi
kepolisian negara republik indonesia, kejaksaan republik indonesia, dan badan badan lain
diatur dalam udang-undang

Kehakiman 
Lembaga pengadilan sebagai subsistem peradilan pidana diatur dalam UU No. 48
tahun 2009 tentang kekuasaan kehakiman. Dalam pasal 1 ayat 1 memberikan defenisi tentang
kekuasaan kehakiman, sebagai berikut;

Advokat 
Landasan hukum tentang advokat terdapat dalam undang-undang No.18 Tahun 2003
tentang Advokat, sekaligus menjadi alasan penting bagi profesi advokat sebagai salah satu
lembaga penegak hukum. Hal tersebut ditegaskan pada pasal 5 ayat (1) UU NO.18 Tahun
2003 menyebutkan bahwa advokat berstatus sebagai penegak hukum, bebas dan mandiri serta
dijamin oleh hukum dan peraturan perundang-undangan. Pada pasal 5 tersebut ditegaskan,
bahwa yang dimaksud “advokat berstatus sebagai sebagai penegak hukum.
This is box title
Advokat sebagai salah satu perangkat dalam proses peradilan yang memiliki kedudukan
setara dengan penegak hukum lainnya dalam menegakkan hukum dan keadilan.

Lapas (Lembaga Pemasyarakatan) 


Lembaga pemasyarakat diatur dalam UU No 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan
yang mengubah sistem kepenjaraan menjadi sistem pemasyarakatan. Sistem pemasyarakatan
ini merupakan bagian dari rangkaian kesatuan penegakan hukum, oleh karenanya,
pelaksanaannya tidak dapat dipisahkan dari pengembang konsep umum mengenai
pemidanaan. Pada pasal 1 angka 3 UU No 12 Tahun 1995 menjelaskan, bahwa lembaga
pemasyarakatan adalah tempat untuk pembinaan narapidana dan anak didik pemasyarakatan.

Kepolisian 
Lembaga kepolisian sebagai subsistem peradilan pidana diatur dalam UU No 2 Tahun
2002 tentang kepolisian republik indonesia. Pada pasal 13 UU No 2 tahun 2002 menjelaskan
kepolisan memiliki tugas pokok memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat,
menegakkan hukum serta memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada
masyarakat.
Sementara dalam lingkup peradillan pidana, kepolisian memiliki wewenang khusus sebagai
penyidik yang secara umum di atur pada pasal 15 dan 16 UU No 12 tahun 2002 da dalam
KUHAP juga diatur pada pasal 5 sampai dengan 7 KUHAP.

Dalam peradilan militer dikenal adanya oditurat yaitu badan di lingkungan TNI yang
melakukan kekuasaan pemerintahan negara di bidang penuntutan dan penyidikan berdasarkan
pelimpahan dari Panglima TNI. Oditurat terdiri atas oditurat militer, oditurat militer tinggi,
oditurat jenderal dan oditurat militer pertempuran.

D
Page 4
Peradilan Tata Usaha Negara
Pada awalnya, Perangkat Lembaga Peradilan tata usaha negara diatur dalam Undang-
Undang RI Nomor 5 Tahun 1986, kemudian undang-undang tersebut diubah dengan
UndangUndang RI Nomor 9 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang RI Nomor
5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, serta diubah lagi dengan Undang-
Undang RI Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara.
Kekuasaan kehakiman di lingkungan peradilan tata usaha negara dilaksanakan oleh
pengadilan tata usaha negara dan pengadilan tinggi tata usaha negara.
Pengadilan Tata Usaha Negara
Pengadilan tata usaha negara berkedudukan di ibu kota kabupaten atau kota dan daerah
hukumnya meliputi wilayah kabupaten atau kota. Pengadilan tata usaha negara merupakan
pengadilan tingkat pertama. Pengadilan tata usaha negara dibentuk berdasarkan keputusan
presiden. Perangkat atau alat kelengkapan pengadilan tata usaha negara terdiri atas pimpinan,
hakim anggota, panitera, sekretaris, dan juru sita. Pimpinan pengadilan terdiri atas seorang
ketua dan seorang wakil ketua. Hakim pengadilan adalah pejabat yang melaksanakan
kekuasaan kehakiman yang diangkat dan diberhentikan oleh presiden atas usul ketua
Mahkamah Agung. Wakil ketua dan hakim pengadilan tata usaha negara diambil sumpahnya
oleh ketua pengadilan tata usaha negara.
Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara
Pengadilan tinggi tata usaha negara berkedudukan di ibu kota provinsi dan daerah
hukumnya meliputi wilayah provinsi. Pengadilan tinggi tata usaha negara merupakan
pengadilan tingkat banding. Perangkat atau alat kelengkapan pengadilan tinggi tata usaha
negara terdiri atas pimpinan, hakim anggota, panitera, dan sekretaris. Pimpinan pengadilan
tinggi tata usaha negara terdiri atas seorang ketua dan seorang wakil ketua. Ketua pengadilan
tinggi tata usaha negara diambil sumpahnya oleh ketua Mahkamah Agung. Hakim anggota
pengadilan ini adalah hakim tinggi. Wakil ketua dan hakim pengadilan tinggi tata usaha
negara diambil sumpahnya oleh ketua pengadilan tinggi tata usaha negara.

Diskusikan!!!
1. Diskusikanlah bersama teman kalian terkait perbedaan peradilan sipil dan militer
dan kumpulkanlah berbagai Informasi untuk melengkapi tabel di bawah ini!

No. Jenis Peradilan Fungsi Pejabat yang


berwenang sebagai
penuntut umum
1. Peradilan Sipil

Page 5
2. Peradilan Militer

2. Lakukanlah analisis terhadap kasus di bawah ini!!


Mabes Polri menangkap dan menahan sepuluh tersangka kasus penyelundupan
Narkoba. Dari sepuluh tersangka tersebut diketahui tujuh diantaranya adalah anggota
Badan Intelijin Negara (BIN) dan tiga warga biasa atau warga sipil. Selain
menangkap para tersangka, polisi juga menyita barang bukti berupa serbuk ganja
yang ditemukan seberat 47 kg.
Berdasarkan tersangka dalam kasus di atas. Pengadilan manakah yang berwenang
menyelesaikan kasus tersebut? Mengapa demikian?

Kesimpulan
Page 6
Referensi
https://visiuniversal.blogspot.com/2014/11/pengertian-dan-hakikat-hukum-di.html

Page 7

Anda mungkin juga menyukai