Anda di halaman 1dari 11

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 1 SUMATERA BARAT
Jl. M. Yunus Lubuk Lintah Kuranji Padang 25152Telp. 0751. 26755 Fax. 0751.26755
E-mail :smkn1.sumbar@yahoo.com

BAHAN AJAR

MACAM-MACAM HUKUM DI BIDANG KELISTRIKAN

1.     Hukum Coulomb
Pengertian muatan listrik menunjukkan bahwa muatan tidak menyebar pada daerah
tertentu melainkan berkumpul dalam satu titik. Pada tahun1785 Charles Coulomb mengadakan
penelitian pertama tentang gaya yang ditimbulkan oleh dua benda yang bermuatan dengan alat
yang bernama neraca puntir coulomb. Dari hasil percobaan tersebut, Coulomb berkesimpulan :
“Besarnya gaya interaksi antara dua buah benda titik yang bermuatan listrik adalah
berbanding lurus dengan perkalian antara masing-masing muatan dan berbanding terbalik
dengan kuadrat jarak antara kedua muatan titik tersebut.”
Hukum Coulomb adalah satu persamaan yang menggambarkan kekuatan elektrostatik
antara muatan elektrik yang terpisahkan jarak tertentu, degan nilai muatan dan jarak pisah
keduanya. Dikembangkan pada 1780-an oleh ahli ilmu fisika Perancis Charles Augustin de
Coulomb yang merupakan orang penting pada pengembangan teori keelektromagnetan. Hukum
Coulomb dapat dinyatakan sebagai berikut:
Gambar 1 -1
Gambar 1-1 menunjukkan dua muatan titik QI dan Q2terpisah pada jarak r dengan QI terletak di
pusat salib sumbu XYZ. Hukum Coulomb menyatakan bahwa gaya elektrostatika pada muatan
Q2 akibat muatan QI adalah :

dan besamya :

Dengan cara matematika konstanto E0 yang disebut permitivitas ruang hampa didefinisikan
sebagai
Eo=  8, 85432 x 10-12 C2/N.m2 = 8, 85432 x 10-12 F/m
Jika QI dan Q2 berada dalam medium di elektrika isotropik misalnya minyak, maka E odalam. (1-
1) harus diganti dengan E=KEo dan K disini adalah konstanta dielektrika medium.
Misalnya QI, Q2,Q3,……., Qn pada posisi tetap dalam suatu susunan salib sumbu. Maka gaya
pada muatan QI aklbat muatan-muatan lainnya adalah :

Contoh Soal :
      Hitunglah besar dan arah gaya pada muatan Q3 seperti ditunjukkan dalam Gambar 1-2, akibat
muatan Ql dan Q2.
Gambar 1 -2. Penentuan gaya – gaya untuk Contoh 1 -2

    Muatan inti helium ialah + 2e dan muatan inti + 10e, dimana adalah muatan dasar 1,60 x
10 C. Hitung gaya tolak antara kedua inti itu seandainya jarak pisahnya 3 nanometer (lorn=10 -
-19 

9
m). Kedua inti itu berada dalarn vakum.
Jawab :
Jari-jari inti adalah di sekitar 10-15 m, karena itu inti boleh dianggap sebagai muatan titik, maka :

Sekarang mari kita kupas hukum Coulomb ini dengan seksama :


a.       Besarnya gaya tarik menarik atau tolak-menolak sebanding dengan besar muatan masing-
masing
Contoh :
Dua muatan masing-masing + 2Q dan + Q terpisah sejauh d mengalami gaya listrik sebesar F.
Berapa besar gayanya jika muatan masing-masing menjadi +3Q dan +4Q?
Penyelesaian:
Dari soal di atas dapat dibuat diagram sebagai berikut.
Karena besarnya gaya Coulomb F sebanding dengan muatan-muatannya maka dapat dituliskan

Perhatikan diagram berikut.

Nampak bahwa, ketika muatan-muatannya menjadi lebih besar maka besar gaya Coulomb-nya
juga lebih besar.
b.      Besarnya gaya Coulomb berbanding terbalik kuadrat jarak kedua muatan
Ketika dua buah muatan terpisah makin jauh, tentunya pengaruh keduanya akan semakin
kecil. Lebih kecilnya, bukan sekedar berbanding terbalik tetapi berbanding terbalik dengan
kuadrat jarak keduanya.
Contoh :
Dua muatan masing-masing +Q C dan +Q C terpisah sejauh d mengalami gaya Coulomb sebesar
F. Berapa gaya tolak-menolaknya, ketika jarak muatan-muatannya menjadi 2d?

Penyelesaian:
Besarnya gaya Coulomb berbanding terbalik dengan kuadrat jarak kedua muatan, sehingga besar
gaya Couomb F’ nya menjadi :
Jadi, ketika jarak kedua muatan menjadi 2 kali lebih besar, maka gaya Coulombnya ¼ kali gaya
semula, ketika jaraknya menjadi 3 kali, maka gaya Coulombnya menjadi 1/9 kali gaya semula
dan seterusnya.

2. Hukum Faraday
Arah medan listrik di beberapa titik dapat dilukiskan secara grafis dengan menggunakan
garis-garis gaya (kayalan). Konsep dasar ini dikemukakan oleh Michael Faraday yang berbunyi :
“Sebuah garis gaya dalam suatu medan listrik adalah sebuah garis gaya yang dilukiskan
apabila garis singgung pada setiap titiknya menunjukkan arah medan listrik pada titik
tersebut.”
Michael faraday (1791-1867), seorang ilmuwan jenius dari inggris menyatakan bahwa:
1. Jika sebuah penghantar memotong garis-garis gaya dari suatu medan magnetik (flux) yang
konstan, maka pada penghantar tersebut akan timbul tegangan induksi.
2. Perubahan flux medan magnetik didalam suatu rangkaian bahan penghantar, akan
menimbulkan tegangan induksi pada rangkaian tersebut.
Kedua pernyataan beliau diatas menjadi hukum dasar listrik yang menjelaskan mengenai
fenomena induksi elektromagnetik dan hubungan antara perubahan flux dengan tegangan induksi
yang ditimbulkan dalam suatu rangkaian, aplikasi dari hukum ini adalah pada generator. Gambar
dibawah akan menjelaskan mengenai fenomena tersebut.

Gambar Hukum Faraday, Induksi Elektromagnetik.


 Hukum Faraday I
"Massa zat yang terbentuk pada masing-masing elektroda sebanding dengan kuat
arus/arus listrik yang mengalir pada elektrolisis tersebut".
Rumus:
m = e . i . t / 96.500
q=i.t
m = massa zat yang dihasilkan (gram)
e = berat ekivalen = Ar/ Valens i= Mr/Valensi
i = kuat arus listrik (amper)
t = waktu (detik)
q = muatan listrik (coulomb)
 Hukum FaradayII
"Massa dari macam-macam zat yang diendapkan pada masing-masing elektroda
(terbentuk pada masing-masing elektroda) oleh sejumlah arus listrik yang sama
banyaknya akan sebanding dengan berat ekivalen masing-masing zat tersebut."
Rumus:
m1 : m2 = e1 : e2
m = massa zat (garam)
e = beret ekivalen = Ar/Valensi = Mr/Valensi

Contoh:
Pada elektrolisis larutan CuSO4 dengan elektroda inert, dialirkan listrik 10 amper selama 965
detik.
Hitunglah massa tembaga yang diendapkan pada katoda dan volume gas oksigen yang terbentuk
di anoda pada (O°C, 1 atm), (Ar: Cu = 63.5 ; O = 16).
Jawab:
CuSO4 (aq) ® Cu2+(aq) + SO42-(aq)
Katoda [elektroda - : reduksi] : Cu2+(aq) + 2e- ® Cu(s)
Anoda [elektroda + : oksidasi]: 2 H2O(l) ® O2(g) + 4 H+(aq) + 4 e-
a. massa tembaga:
m = e . i . t/96.500 = (Ar/Valensi) x (10.965/96.500) = 63.5/2 x 9.650/96.500 = 31.25 x 0,1
= 3,125 gram

b. m1 : m2 = e1 : e2


mCu : mO2 = eCu : eO2
3,125 : mO2 = 6.32/2 : 32/4
3,125 : mO2 = 31,25 : 8
mO2 = (3.125 x 8)/31.25 = 0.8 gram
mol O2 = 0.8/32 = 8/320 = 1/4 mol
volume O2 (0°C, 1 atm) = 1/40 x 22.4 = 0.56 liter

3.   Hukum Oersted
Jika muatan listrik mengalir melalui kawat penghantar konduktor, maka akan timbul
pengaruh magnetik disekitar kawar berarus tersebut. Pengaruh magnetik ini mampu menarik
bahan magnetik lainnya. Jika serbuk besi diletakkan disekitar kawat berarus maka serbuk besi
tersebut akan berarah secara teratur. Hans Christian Oersted, pada tahun1820, mengadakan
penelitian tentang pengaruh medan magnet disekitar kawat berarus.

4. Hukum Ohm
Jika beda potensial pada ujung kawat dapat dipertahankan konstan, maka akan
menimbulkan aliran muatan listrik atau yang disebut dengan aliran arus listrik. Definisi arus
listrik (I) adalah jumlah muatan (Q) listrik yang mengaklir dalam penghantar tiap satuan waktu
(t). Jadi 1 Ampere sama dengan 1 coulomb perdetik.
“Hukum Ohm Menyatakan bahwa tegangan V antara ujung-ujung sebuah tahanan adalah
sebanding dengan arus I yang melaluinya.”
Hubungan antara kuat arus dengan beda potensial dalam suatu rangkaian tertutup pertama
kali diselidiki oleh fisikawan jerman yang bernama George Siemon Ohm dalam suatu konsep
yang disebut dengan Hukum Ohm. Hukum Ohm menyatakan bahwa "Pada temperatur tetap,
kuat arus dalam suatu rangkaian tertutup akan sebanding dengan beda potensial antar ujung-
ujung rangkaian".
V I R = V/I
1,5 volt 0,15 amper 10
3,0 volt 0,30 amper 10
4,5 volt 0,45 amper 10

Keterangan:
V = beda potensial listrik antar ujung-ujung rangkaian (volt)
I = kuat arus listrik dalam rangkaian (amper)
R = hambatan total rangkaian pada temperatur konstan (Ω)
Model grafik komponen-komponen Ohmmik jika dialiri arus listrik
5.      Hukum Kirchoff 1 adalah Hukum Kirchoff Tentang Arus (KCL).
“Jumlah aljabar keseluruhan arus yang menuju titik percabangana adalah nol. Titik
percabangan adalah titik pertemuan tiga atau lebih arus ke- atau dari unsur rangkaian atau
sumber tegangan.”

Dalam hukum ini, dipakai suatu perjanjian bahwa arus yang menuju titik percabangan ditulis
dengan tanda positif dan arus yang tudak menuju (meninggalkan titik percabangan ditulis dengan
tanda negatif).
6.      Hukum Kirchoff 2, Hukum Kirchoff tentang tegangan (KVL)
“Jumlah aljabar keseluruhan penurunan tegangan (voltage drops) dalam suatu rangkaian
tertutup (loop) yang dibaca satu arah tertentu sama dengan nol”
Hukum II Kirchoff adalah hukum kekekalan energi yang diterapkan dalam suatu rangkaian
tertutup. Hukum ini menyatakan bahwa jumlah aljabar dari GGL (Gaya Gerak Listrik) sumber
beda potensial dalam sebuah rangkaian tertutup (loop) sma dengan nol. Secara matematis,
Hukum II Kirchoff ini dirumuskan dengan persamaan
Di mana V adalah beda potensial komponen komponen dalam rangkaian (kecuali sumber ggl)
dan E adalah ggl sumber. Untuk lebih jelasnya mengenai Hukum II Kirchoff, perhatikanlah
sebuah rangkaian tertutup sederhana berikut ini.

Dari rangkaian sederhana di atas, maka akan berlaku persamaan berikut (anggap arah loop searah
arah arus)
I . R + I . r - E = 0..............1)
E = I (R + r)
I = E/(R + r)
Persamaan 1 dapat ditulis dalam bentuk lain seperti berikut
I.R=E-I.r
Di mana I . R adalah beda potensial pada komponen resistor R, yang juga sering disebut dengan
tegangan jepit
7.  Hukum Lorentz
·         Bila penghantar berarus di letakkan di dalam medan magnet , maka pada penghantar akan
timbul gaya
·         Jadi gaya lorentz adalah gaya yang dialami kawat berarus listrik di dalam medan magnet
·         Bagaimana gaya lorentz berfungsi, maka lakukan percobaan dengan mengamati bentuk
medan magnet atau garis gaya magnet selama percobaan.
Bila pengamatan dilakukan dengan benar maka akan diperoleh :
(a) Makin besar arus listrik yang mengalir, makin besar pula gaya yang bekerja dan makin
cepat batang penghantar bergulir.
(b) Bila polaritas sumbu dirubah, maka penghantar akan bergerak dalam arah yang
berlawanan dengan gerak sebelumnya.
perhatikan gambar di bawah ini
MENENTUKAN ARAH GAYA LORENTZ
Arah gaya lorentz dapat ditentukan dengan aturan tangan kanan. Jari-jari tangan kanan diatur
sedemikian rupa, sehingga Ibu jari tegak lurus terjadap telunjuk dan tegak lurus juga terhadap
jari tengah. Bila arah medan magnet (B) diwakili oleh telunjuk dan arah arus listrik (I) diwakili
oleh ibu jari, maka arah gaya lorentz (F) di tunjukkan oleh jari tengah.
perhatikan gambar berikut :

Gaya lorentz pada penghantar bergantung pada faktor sebagai berikut :


(1) kuat medan magnet (B)
(2) besar arus listrik (I)
(3) panjang penghantar
sehingga dapat dirumuskan
F = B.I.L
keterangan :
F adalah gaya lorentz (N)
B adalah kuat medan magnet (Tesla)
I adalah kuat arus listrik (A)
L adalah panjang penghantar (m)
Sumber:
http://www.primakencana.info/mengenal-beberapa-hukum-kelistrikan/
http://dunia-listrik.blogspot.co.id/2009/04/hukum-hukum-dasar-listrik.html
http://udinbelajar.blogspot.co.id/2012/07/beberapa-hukum-dalam-dunia-listrik.html
http://ralis-ralog.blogspot.co.id/2012/11/hukum-dasar-listrik.html

Anda mungkin juga menyukai