Anda di halaman 1dari 6

PERKEMBANGAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DI

INDONESIA

Ronita Jayanti Purba 181101047

ronitajayantipurba@gmail.com

Abstrak

Perawat sebagai pelaksana keperawatan di indonesia berperan sebagai pekerja vokasional


dimana dalam melaksanakan kegiatannya sebagai tim kesehatan selalu bergantung pada profesi
kesehatan yang lain. Asuhan keperawatan adalah suatu proses rangkaian kegiatan pada praktik
keperawatan yang langsung diberikan kepada klien pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan,
dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasar manusia, dengan menggunakan metodologi proses
keperawatan, berpedoman pada standar praktik keperawatan, dilandasi etik dan etika
keperawatan, dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan. Asuhan
keperawatan keluarga merupakan suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui praktek
keperawatan kepada keluarga, untuk membantu meyelesaikan masalah kesehatan keluarga
tersebut dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Pengabdian asuhan keperawatan
ini membantu perawat memahami komunikasi yang efektif sehingga mampu menciptakan
image yang baik dari rumah sakit di mata klien.

Kata Kunci:

Perkembangan, asuhan keperawatan, keluarga.

LATAR BELAKANG Di Indonesia, selama ini pengaturan


mengenai pendirian dan
Kualitas pelayanan kesehatan sangat
penyelenggaraan pendidikan
berkaitan erat dengan kualitas tenaga
keperawatan masih belum tegas dan
perawat, karena sebagian besar tenaga
jelas, sehingga banyak sekali berdiri
kesehatan Indonesia adalah perawat.
institusi pendidikan keperawatan yang
Selain itu tenaga perawat juga
kualitasnya masih diragukan. Selain itu
mempunyai kedudukan yang penting
standardisasi dalam penyelenggaraan uji
dalam menghasilkan kualitas pelayanan
kompetensi masih belum ada, sehingga
kesehatan di rumah sakit, karena
hasil yang dicapai juga beragam
pelayanan perawatan yang diberikannya
kualitasnya. Di sisi lain, penjenjangan
berdasarkan pendekatan biopsikososial-
pendidik tidak berpengaruh banyak
spritual, dilaksanakan selama 24 jam
terhadap kompetensi, pengakuan dan
secara berkesinambungan.
kesejahteraan perawat di tempat kerja di
dalam melakukan asuhan keperawatan metode literasi, data pasien yang kita
(Setjen DPR RI, 2011). peroleh akan lebih akurat dan dapat kita
pertanggungjawabkan. Metode literasi
ini memiliki beberapa tingkatan yaitu:
TUJUAN
1. Tingkat Literasi Kesehatan
Tujuan dari asuhan keperawatan di Fungsional (Level of Functional
Indonesia adalah membantu individu Health Literacy)
agar dapat mandiri, mengajak individu Permasalahan awal;
agar dapat berpartisipasi dalam bidang Reaksi terhadap
kesehatan dan membantu individu untuk permasalahan;
mengembangkan potensi dalam Jenis tindakan awal
memelihara kesehatan secara optimal. terhadap permasalahan;
Membaca resep obat;
METODE Memanfaatkan

Pada penelitian seperti ini, metode yang pelayanan kesehatan

digunakan boleh desain deskriptif yang dasar.

tujuannya untuk mengetahui gambaran 2. Tingkat Literasi Kesehatan

kinerja perawat terhadap asuhan Interaktif (Level of Interactive

keperawatan keluarga di Indonesia. Health Literacy)

Pada penelitian ini, yang berperan Pemilihan jenis sumber

didalamnya adalah semua perawat. informasi;

Sampel yang diperlukan untuk Reaksi terhadap

penelitian ini adalah 105 orang. Sample permasalahan;

yang diambil dilakukan secara simple Memanfaatkan

random sampling dan dilakukan dengan pelayanan kesehatan

menggunakan tabel angka acak lanjut;

(Supranto, 2009). Memeahami resep obat.


3. Tingkat Literasi Kesehatan
Apabila ingin meneliti lebih dalam lagi Kritis (Level of Critical Health
mengenai asuhan keperawatan keluarga Literacy)
ini, dapat juga menggunakan metode Cara mengumpulkan
literasi. Karena dengan menggunakan informasi;
Menilai sumber penyakit dan patofisiologi penyakit
informasi; tersebut. Indikator reaksi terhadap
Mengkritisi pencegahan permasalahan suatu penyakit, yaitu
penyakit; munculnya perasaan cemas dari pihak
Menguasai resep obat; keluarga mengetahui adanya salah satu
Kolaborasi dengan anggota keluarga lain yang menderita
pelayanan kesehatan; suatu penyakit.
Mengkomunikasikan
Indikator tentang jenis tindakan awal
informasi kesehatan;
terhadap permasalahan merupakan
Implementasi resep obat.
perbuatan, perilaku atau aktivitas pada
diri seseorang untuk mencapai tujuan
HASIL individual yang ada pada dirinya.
Indikator tentang pengetahuan resep
Berdasarkan hasil penelitian terhadap
maupun label obat juga merupakan hal
gambaran kinerja perawat di Indonesia,
dasar dari tingkat literasi fungsional
dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu
yang didasarkan pada komunikasi
baik dan buruk. Hasil penelitian yang
informasi (Nutbeam, 2000).
diperoleh menunjukkan bahwa 75 orang
responden (71,4 %) gambaran kinerja Indikator tentang keluarga berusaha

perawat baik dan 30 orang responden memanfaatkan pelayanan dasar yang

(28,6 %) gambaran kinerja buruk. ada di sekitar masyarakat, seperti halnya


pertama dengan pemilihan tempat
PEMBAHASAN pelayanan kesehatan untuk pemeriksaan
sebagai langkah awal untuk keluarga
1. Tingkat Literasi Kesehatan
yang pertama kali memiliki suatu
Fungsional (Level of Functional
penyakit dapat memilih tempat
Health Literacy)
pelayanan yang sekiranya jarak tidak
Permasalahan awal dimana responden begitu jauh dari lokasi rumah (strategis)
baru memiliki maupun mengetahui ataupun tempat pelayanan yang
salah satu dari anggota keluarga memiliki berbagai alat medis yang
menderita suatu penyakit. Pertama yaitu lengkap yang berada di sekitar
pengetahuan dan pemahaman terlebih linkungan masyarakat, misalnya rumah
dahulu mengenai pengertian suatu
sakit umum, tempat praktek dokter atau makan yang benar, rutin untuk cek
puskesmas terdekat. darah sewaktu dan lain sebagainya.

2. Tingkat Literasi Kesehatan Pada tingkat memahami resep obat, juga


Interaktif (Level of Interactive dapat mengevaluasi pesan kesehatan
Health Literacy) yang didapatkan dari berinteraksidan
dikembnagkan dengan keterampilan
yang sudah dimiliki, begitu pula dalam
Indikator dari pemilihan jenis sumber
indikator memahami resep maupun
informasi yaitu ada yang menggunakan
label obat akan memepertimbangkan
media cetak dan juga menggunakan
terlebih dahulu sebelum
media elektronik. Pada tingkat literasi
dikonsumsi(Nutbeam, 2000)
kesehatan interaktif ini terdapat reaksi
keluarga terhadap permasalahan 3. Tingkat Literasi Kesehatan
penyakit, yaitu pertama dengan Kritis (Level of Critical Health
menunjukkan reaksi yang biasa saja Literacy)
atau tidak cemas. Kedua, mereka
Indikator cara mengumpulkan
berusaha mencari informasi baru
informasi, menurut Kuhlthau (1991 :
tentang penyakit tersebut. Ketiga,
368) yang menyatakan bahwa
dengan melengkapi informasi yang
pengumpulan tindakan yang oleh
dibutuhkan. Dan keempat, bisa juga
seseorag hanyalah mengumpulkan
langsung bertindak memberikan
informasi yang dapat dilakukan dengan
pertolongan kepada penderita di awal
berbagai cara.
terkena penyakit.
Pada tingkat literasi kesehatan kritis
Tingkat literasi kesehatan ini terdapat
dengan indikator menilai sumber
indikator untuk memanfaatkan
informasi dibagi dalam beberapa hal,
pelayanan kesehatan lanjut dengan
yaitu pertama, dengan menilai informasi
berbagai pilihan, seperti pertama,
dari keakuratannya. Kedua, menilai
keluarga memilih untuk memanfaatkan
informasi dari sumber informasi. Dan
berkonsultasi dengan tenaga kesehatan
ketiga, dapat menilai informasi dari
(dokter, perawat maupun bidan) secara
kesesuaian permasalahan yang dimiliki.
lebih intensif agar mengerti bagaimana
cara merawat penderita, mengatur pola
Pada tingkat literasi kesehatan kritis Intensive Care Rumah Sakit
sudah dapat dikatakan bahwa memiliki Umum Daerah Palembang Bari
pemahaman yang bagus mengenai Tahun 2016.
kandungan maupun dosis pada obat.
Novieastari, E. (2003, September ).
PENUTUP Diagnosa Keperawatan
Sejahtera. Jurnal Keperawatan
Berdasarkan pembahasan yang sudah
Indonesia, 7(2), 77-80.
dijelaskan di atas, maka perkembangan
asuhan keperawatan keluarga dapat kita Ramadhan , S. R. (t.thn.). Tingkat

lihat didalamnya. Yang termasuk Literasi Kesehatan Pada

didalamnya adalah tingkat literasi Keluarga Penderita Penyakit

kesehatan fungsional, interaktif dan Diabetes Mellitus di RSUD Dr.

kritis. M. Soewandhie Surabaya.

REFERENSI S, P. W., Krianto , T., & Priwahyuni ,


Y. (2016, Oktober). Faktor-
Anas, M. A. (2014). Manajemen faktor Yang Berhubungan
Asuhan Keperawatan. Jurnal Dengan pendokumentasian
Manajemen Asuhan Asuhan Keperawatan di Rumah
Keperawatan . Sakit Jiwa. Ners Jurnal
Keperawatan, 12(2), 131-142 .
Dion, Y., & Betan, Y. (2015). Asuhan
Keperawatan Keluarga Konsep S.kep, S. S., & S.kep, A. M. (2008).
dan Praktik. Yogyakarta. ASuhan Keperawatan Keluarga.
(H. R. S.kp, & A. Setiawan,
Handiyani , H. (1998). Asuhan
Penyunt.) Jogjakarta.
Keperawatan Klien dengan
Fraktur. Jurnal Keperawatan S.kp, S. (2004). Asuhan Keperawatan
Indonesia, 1(4). Keluarga. (M. E. S.kp,
Penyunt.) Jakarta.
Mediarti, D., Rehana , & AMIN , A.
(t.thn.). Hubungan Antara Setiawati, S., & Dermawan , A. C.
Pendidik dan Motivasi Perawat (2008). Asuhan Keperawatan
dalam Pendokumentasian
Asuhan Keperawatan di Instalasi
Keluarga. (A. Wijaya, Penyunt.) Rawat Inap Rumah Sakit Swasta
Jakarta. di Yogyakarta. Jurnal
Managemen Keperawatan, 2(1),
Siahaan , D. N., & Tarigan, M. (t.thn.).
22-29 .
Kinerja Perawat dalam
Pemberian Asuhan Keperawatan Tampubolon, T. R. (2019). Menjadi
di Rumah Sakit TK II Putri Seorang Perawat Yang Berpikir
Hijau Medan. 30-31. Kritis Guna Meningkatkan Mutu
Profesi Keperawatan.
Simamora, R. H. (2019). Menjadi
Perawat Yang: CIH`HUY.
Surakarta, Surakarta: Kekata
Publisher.

Simamora, R. H., Purba , J. M., Bukit ,


E. K., & Nurbaiti , N. (2019,
Maret). Penguatan Peran
Perawat dalam Pelaksanaan
Asuhan Keperawatan Melalaui
Pelatihan Layanan Prima.
Jurnal Pengabdian dan
Pemberdayaan Masyarakat,
3(1).

SKM, MKep, SpKom, N. H. (2009).


Asuhan Keperawatan Keluarga
Bagi Mahasiswa Keperawatan
dan Praktitsi Perawat
Puskesmas. Denpasar.

Sudarta, W., Dharmana, E., & Santoso,


A. (2014, Mei). Pengaruh
Loyalitas dan Kepuasan
Terhadap Kinerja Perawat dalam
Asuhan Keperawatan Pasien

Anda mungkin juga menyukai