Perawat sebagai pelaksana keperawatan di indonesia berperan sebagai pekerja vokasional
dimana dalam melaksanakan kegiatannya sebagai tim kesehatan selalu bergantung pada profesi kesehatan yang lain. Asuhan keperawatan adalah suatu proses rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan yang langsung diberikan kepada klien pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan, dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasar manusia, dengan menggunakan metodologi proses keperawatan, berpedoman pada standar praktik keperawatan, dilandasi etik dan etika keperawatan, dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan. Asuhan keperawatan keluarga merupakan suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui praktek keperawatan kepada keluarga, untuk membantu meyelesaikan masalah kesehatan keluarga tersebut dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Pengabdian asuhan keperawatan ini membantu perawat memahami komunikasi yang efektif sehingga mampu menciptakan image yang baik dari rumah sakit di mata klien.
Kata Kunci:
Perkembangan, asuhan keperawatan, keluarga.
LATAR BELAKANG Di Indonesia, selama ini pengaturan
mengenai pendirian dan Kualitas pelayanan kesehatan sangat penyelenggaraan pendidikan berkaitan erat dengan kualitas tenaga keperawatan masih belum tegas dan perawat, karena sebagian besar tenaga jelas, sehingga banyak sekali berdiri kesehatan Indonesia adalah perawat. institusi pendidikan keperawatan yang Selain itu tenaga perawat juga kualitasnya masih diragukan. Selain itu mempunyai kedudukan yang penting standardisasi dalam penyelenggaraan uji dalam menghasilkan kualitas pelayanan kompetensi masih belum ada, sehingga kesehatan di rumah sakit, karena hasil yang dicapai juga beragam pelayanan perawatan yang diberikannya kualitasnya. Di sisi lain, penjenjangan berdasarkan pendekatan biopsikososial- pendidik tidak berpengaruh banyak spritual, dilaksanakan selama 24 jam terhadap kompetensi, pengakuan dan secara berkesinambungan. kesejahteraan perawat di tempat kerja di dalam melakukan asuhan keperawatan metode literasi, data pasien yang kita (Setjen DPR RI, 2011). peroleh akan lebih akurat dan dapat kita pertanggungjawabkan. Metode literasi ini memiliki beberapa tingkatan yaitu: TUJUAN 1. Tingkat Literasi Kesehatan Tujuan dari asuhan keperawatan di Fungsional (Level of Functional Indonesia adalah membantu individu Health Literacy) agar dapat mandiri, mengajak individu Permasalahan awal; agar dapat berpartisipasi dalam bidang Reaksi terhadap kesehatan dan membantu individu untuk permasalahan; mengembangkan potensi dalam Jenis tindakan awal memelihara kesehatan secara optimal. terhadap permasalahan; Membaca resep obat; METODE Memanfaatkan
Pada penelitian seperti ini, metode yang pelayanan kesehatan
digunakan boleh desain deskriptif yang dasar.
tujuannya untuk mengetahui gambaran 2. Tingkat Literasi Kesehatan
kinerja perawat terhadap asuhan Interaktif (Level of Interactive
keperawatan keluarga di Indonesia. Health Literacy)
Pada penelitian ini, yang berperan Pemilihan jenis sumber
didalamnya adalah semua perawat. informasi;
Sampel yang diperlukan untuk Reaksi terhadap
penelitian ini adalah 105 orang. Sample permasalahan;
yang diambil dilakukan secara simple Memanfaatkan
random sampling dan dilakukan dengan pelayanan kesehatan
menggunakan tabel angka acak lanjut;
(Supranto, 2009). Memeahami resep obat.
3. Tingkat Literasi Kesehatan Apabila ingin meneliti lebih dalam lagi Kritis (Level of Critical Health mengenai asuhan keperawatan keluarga Literacy) ini, dapat juga menggunakan metode Cara mengumpulkan literasi. Karena dengan menggunakan informasi; Menilai sumber penyakit dan patofisiologi penyakit informasi; tersebut. Indikator reaksi terhadap Mengkritisi pencegahan permasalahan suatu penyakit, yaitu penyakit; munculnya perasaan cemas dari pihak Menguasai resep obat; keluarga mengetahui adanya salah satu Kolaborasi dengan anggota keluarga lain yang menderita pelayanan kesehatan; suatu penyakit. Mengkomunikasikan Indikator tentang jenis tindakan awal informasi kesehatan; terhadap permasalahan merupakan Implementasi resep obat. perbuatan, perilaku atau aktivitas pada diri seseorang untuk mencapai tujuan HASIL individual yang ada pada dirinya. Indikator tentang pengetahuan resep Berdasarkan hasil penelitian terhadap maupun label obat juga merupakan hal gambaran kinerja perawat di Indonesia, dasar dari tingkat literasi fungsional dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu yang didasarkan pada komunikasi baik dan buruk. Hasil penelitian yang informasi (Nutbeam, 2000). diperoleh menunjukkan bahwa 75 orang responden (71,4 %) gambaran kinerja Indikator tentang keluarga berusaha
perawat baik dan 30 orang responden memanfaatkan pelayanan dasar yang
(28,6 %) gambaran kinerja buruk. ada di sekitar masyarakat, seperti halnya
pertama dengan pemilihan tempat PEMBAHASAN pelayanan kesehatan untuk pemeriksaan sebagai langkah awal untuk keluarga 1. Tingkat Literasi Kesehatan yang pertama kali memiliki suatu Fungsional (Level of Functional penyakit dapat memilih tempat Health Literacy) pelayanan yang sekiranya jarak tidak Permasalahan awal dimana responden begitu jauh dari lokasi rumah (strategis) baru memiliki maupun mengetahui ataupun tempat pelayanan yang salah satu dari anggota keluarga memiliki berbagai alat medis yang menderita suatu penyakit. Pertama yaitu lengkap yang berada di sekitar pengetahuan dan pemahaman terlebih linkungan masyarakat, misalnya rumah dahulu mengenai pengertian suatu sakit umum, tempat praktek dokter atau makan yang benar, rutin untuk cek puskesmas terdekat. darah sewaktu dan lain sebagainya.
2. Tingkat Literasi Kesehatan Pada tingkat memahami resep obat, juga
Interaktif (Level of Interactive dapat mengevaluasi pesan kesehatan Health Literacy) yang didapatkan dari berinteraksidan dikembnagkan dengan keterampilan yang sudah dimiliki, begitu pula dalam Indikator dari pemilihan jenis sumber indikator memahami resep maupun informasi yaitu ada yang menggunakan label obat akan memepertimbangkan media cetak dan juga menggunakan terlebih dahulu sebelum media elektronik. Pada tingkat literasi dikonsumsi(Nutbeam, 2000) kesehatan interaktif ini terdapat reaksi keluarga terhadap permasalahan 3. Tingkat Literasi Kesehatan penyakit, yaitu pertama dengan Kritis (Level of Critical Health menunjukkan reaksi yang biasa saja Literacy) atau tidak cemas. Kedua, mereka Indikator cara mengumpulkan berusaha mencari informasi baru informasi, menurut Kuhlthau (1991 : tentang penyakit tersebut. Ketiga, 368) yang menyatakan bahwa dengan melengkapi informasi yang pengumpulan tindakan yang oleh dibutuhkan. Dan keempat, bisa juga seseorag hanyalah mengumpulkan langsung bertindak memberikan informasi yang dapat dilakukan dengan pertolongan kepada penderita di awal berbagai cara. terkena penyakit. Pada tingkat literasi kesehatan kritis Tingkat literasi kesehatan ini terdapat dengan indikator menilai sumber indikator untuk memanfaatkan informasi dibagi dalam beberapa hal, pelayanan kesehatan lanjut dengan yaitu pertama, dengan menilai informasi berbagai pilihan, seperti pertama, dari keakuratannya. Kedua, menilai keluarga memilih untuk memanfaatkan informasi dari sumber informasi. Dan berkonsultasi dengan tenaga kesehatan ketiga, dapat menilai informasi dari (dokter, perawat maupun bidan) secara kesesuaian permasalahan yang dimiliki. lebih intensif agar mengerti bagaimana cara merawat penderita, mengatur pola Pada tingkat literasi kesehatan kritis Intensive Care Rumah Sakit sudah dapat dikatakan bahwa memiliki Umum Daerah Palembang Bari pemahaman yang bagus mengenai Tahun 2016. kandungan maupun dosis pada obat. Novieastari, E. (2003, September ). PENUTUP Diagnosa Keperawatan Sejahtera. Jurnal Keperawatan Berdasarkan pembahasan yang sudah Indonesia, 7(2), 77-80. dijelaskan di atas, maka perkembangan asuhan keperawatan keluarga dapat kita Ramadhan , S. R. (t.thn.). Tingkat
lihat didalamnya. Yang termasuk Literasi Kesehatan Pada
didalamnya adalah tingkat literasi Keluarga Penderita Penyakit
kesehatan fungsional, interaktif dan Diabetes Mellitus di RSUD Dr.
kritis. M. Soewandhie Surabaya.
REFERENSI S, P. W., Krianto , T., & Priwahyuni ,
Y. (2016, Oktober). Faktor- Anas, M. A. (2014). Manajemen faktor Yang Berhubungan Asuhan Keperawatan. Jurnal Dengan pendokumentasian Manajemen Asuhan Asuhan Keperawatan di Rumah Keperawatan . Sakit Jiwa. Ners Jurnal Keperawatan, 12(2), 131-142 . Dion, Y., & Betan, Y. (2015). Asuhan Keperawatan Keluarga Konsep S.kep, S. S., & S.kep, A. M. (2008). dan Praktik. Yogyakarta. ASuhan Keperawatan Keluarga. (H. R. S.kp, & A. Setiawan, Handiyani , H. (1998). Asuhan Penyunt.) Jogjakarta. Keperawatan Klien dengan Fraktur. Jurnal Keperawatan S.kp, S. (2004). Asuhan Keperawatan Indonesia, 1(4). Keluarga. (M. E. S.kp, Penyunt.) Jakarta. Mediarti, D., Rehana , & AMIN , A. (t.thn.). Hubungan Antara Setiawati, S., & Dermawan , A. C. Pendidik dan Motivasi Perawat (2008). Asuhan Keperawatan dalam Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Instalasi Keluarga. (A. Wijaya, Penyunt.) Rawat Inap Rumah Sakit Swasta Jakarta. di Yogyakarta. Jurnal Managemen Keperawatan, 2(1), Siahaan , D. N., & Tarigan, M. (t.thn.). 22-29 . Kinerja Perawat dalam Pemberian Asuhan Keperawatan Tampubolon, T. R. (2019). Menjadi di Rumah Sakit TK II Putri Seorang Perawat Yang Berpikir Hijau Medan. 30-31. Kritis Guna Meningkatkan Mutu Profesi Keperawatan. Simamora, R. H. (2019). Menjadi Perawat Yang: CIH`HUY. Surakarta, Surakarta: Kekata Publisher.
Simamora, R. H., Purba , J. M., Bukit ,
E. K., & Nurbaiti , N. (2019, Maret). Penguatan Peran Perawat dalam Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Melalaui Pelatihan Layanan Prima. Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat, 3(1).
SKM, MKep, SpKom, N. H. (2009).
Asuhan Keperawatan Keluarga Bagi Mahasiswa Keperawatan dan Praktitsi Perawat Puskesmas. Denpasar.
Sudarta, W., Dharmana, E., & Santoso,
A. (2014, Mei). Pengaruh Loyalitas dan Kepuasan Terhadap Kinerja Perawat dalam Asuhan Keperawatan Pasien