Anda di halaman 1dari 3

P1-H168

Dampak dari setiap transaksi berikut ini terhadap laba yang ditahan atau ekuitas pemegang saham
yaitu :

a. Laba Operasi, berdampak pada perkiraan laba yang ditahan yaitu laba yang ditahan
bertambah karena laba bersih dan berkurang karena kerugian bersih dari kegiatan
perusahaan. Apabila kerugian operasi atau debit lain ke laba yang ditahan mengakibatkan
saldo debit dalam perkiraan ini, dan saldo debit itu disebut sebagai suatu defisit.
b. Ditemukannya pelaporan laba yang terlalu rendah pada periode sebelumnya berdampak
pada perkiraan laba yang ditahan yaitu saldo laba yang ditahan bertambah. Dalam situasi
tertentu dapat dikoreksi pada tahun berjalan dengan suatu penyesuaian ke laba yang
ditahan. Koreksi itu disebut sebagai penyesuaian periode sebelumnya.
Dalam hal ini, kelebihan atau kekurangan laba dalam jumlah yang sama yang dilaporkan
pada periode berikutnya, yaitu sesudah proses penutupan pembukuan untuk tahun kedua
diselesaikan, sehingga laba yang ditahan dilaporkan dengan benar.
c. Peniadaan aprosiasi laba yang ditahan untuk pembelian saham treasuri setelah saham
treasuri tersebut telah dijual berdampak pada perkiraan laba yang ditahan yaitu tidak ada
penambahan laba yang ditahan dari transaksi dengan para pemegang saham yang
melibatkan saham yang dibeli kembali tetapi penurunannya dapat diakui.
d. Penerbitan obligasi dengan premi berdampak pada perkiraan laba yang ditahan yaitu
metode pencatatan obligasi konvertibel pada tanggal penerbitan mengikuti metode yang
digunakan untuk mencatat penerbitan obligasi langsung. Tanpa mencatat hasilnya sebagai
ekuitas. Setiap diskonto atau premi yang dihasilkan dari penerbit obligasi konvertibel
diamortisasi hingga tanggal jatuh tempo.Apabila obligasi dikonversi menjadi ekuitas sesuai
dengan syarat-syarat kontrak sebelumnya, maka tidak ada keuntungan atau kerugian yang
diakui atas konversi.
e. Pembelian saham sendiri berdampak pada perkiraan laba yang ditahan yaitu tidak ada
penambahan laba yang ditahan dari transaksi dengan para pemegang saham yang
melibatkan saham yang dibeli kembali tetapi penurunannya dapat diakui.
f. Meningkatnya kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba, terbukti dari besarnya
goodwill berdampak pada ekuitas pemegang saham karena dengan nilai perusahaan yang
tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham.
g. Pembuatan peralatan untuk digunakan sendiri oleh perusahaan dengan harga yang lebih
rendah daripada harga pasar umum untuk peralatan yang sama berdampak pada ekuitas
pemegang saham yaitu saldo laba dapat bertambah karena laba operasi yang dihasilkan
perusahaan bisa lebih tinggi akibat beban atau pengeluaran perusahaan berkurang untuk
memperoleh aset/peralatan tersebut.
h. Hibah yang diterima perusahaan dalam bentuk saham sendiri berdampak pada laba yang
ditahan yaitu tidak ada laba yang diakui dari penerimaan aktiva melalui laba, tetapi sebagai
modal setoran.
i. Penjualan tanah, bangunan, dan peralatan yang menghasilkan keuntungan berdampak
pada laba yang ditahan yaitu laba perusahaan menjadi bertambah akibat dari keuntungan
yang diperoleh atas penjualan tersebut.
j. Keuntungan dari pelunasan obligasi berdampak pada laba yang ditahan yaitu jumlah
tercatatnya harus dilaporkan dalam laba berjalan sebagai keuntungan atau kerugian.
k. Konversi obligasi menjadi saham biasa berdampak pada laba yang ditahan yaitu apabila
obligasi atau saham mempunyai hak konversi, maka perusahaan harus menerbitkan kelas
atau golongan sekuritas yang diperlukan.
l. Konversi saham preferen menjadi saham biasa berdampak pada laba yang ditahan yaitu
tidak ada keuntungan atau kerugian yang diakui dalam konversi ini karena konversi
merupakan suatu pertukaran satu ekuitas dengan ekuitas yang lain. Dalam hal tertentu
pertukaran itu mungkin hanya mempengaruhi perkiraan modal maupun perkiraan laba yang
ditahan.

P2- H168

Dua pertimbangan utama yang harus dilakukan oleh dewan direksi sebelum memutuskan
pengumuman dividen yaitu (1) dewan direksi harus mengamati ketentuan hukum yang mengatur
pengelolaan modal secara hukum; dan (2) dewan direksi harus mempertimbangkan aspek
keuntungan dari pembayaran dividen.

P3-H168

Hampir semua perusahaan tidak menggunakan seluruh laba yang ditahan untuk membayar dividen
karena laba tersebut akan digunakan kembali oleh perusahaan menjadi bagian dari modal
perusahaan untuk pengembangan usaha, membayar utang, dan membiayai kegiatan operasional
perusahaan.

P4-H168

a. Tujuan masing-masing dari tanggal yang diberikan tersebut adalah untuk memberitahu para
pemegang saham berapa besar dividen akan dibayarkan/dividen untuk jenis saham apa dan
kapan akan dibayarkan (tanggal 15 Juni 1987), tanggal 10 Juli 1987 untuk pembayaran
dividen yang telah diumumkan sebelumnya, serta tanggal 30 juni 1987 merujuk kepada
siapa dividen tersebut dibagikan yaitu untuk para pemegang saham yang terdaftar pada
tanggal penutupan usaha 30 Juni 1987.
b. Saham biasa tersebut akan diperdagangkan “ex-dividend” setelah dividen yang diumumkan
telah dibayar/diterbitkan.

P5-H168

Kesalahan yang terkandung dari pernyataan dividen dibayarkan “dari laba yang ditahan” yaitu tidak
seluruh laba yang ditahan digunakan untuk membayar dividen.
P6-H168

a. Perbedaan dividen saham dari pemecahan saham yaitu dividen saham tidak hanya
mengakibatkan penambahan jumlah saham yang beredar, tetapi juga penambahan saldo
modal saham, tanpa perlu mengubah nilai yang diberikan pada setiap lembar saham yang
ada dalam catatan perusahaan; penambahan saham yang beredar dilaksanakan melalui
pemindahan dari saldo laba yang ditahan, yaitu laba-laba yang tersedia untuk dividen
dikurangi “secara permanen” karena pemindahan ini. Sedangkan pemecahan saham hanya
sekedar memecah saham modal yang ada sehingga makin banyak jumlah saham yang
beredar dengan nilai statuter atau nilai resmi yang makin kecil; tidak ada perubahan pada
laba yang ditahan maupun saldo modal saham.
b. (1) pembukuan dividen saham oleh perseroan penerbit adalah mengurangi saldo laba yang
ditahan dan menambah modal sahamnya.
(2) pembukuan dividen saham oleh pemegang saham adalah menambah modal saham yang
beredar.

P7-H168

a. Waran saham pecahan adalah sebuah hak yang diberikan kepada pemegang saham untuk
membeli lembar saham pada harga yang telah ditentukan oleh emiten yang menerbitkannya
tetapi hanya untuk setengah atau beberapa jumlah dari saham yang dipecahkan. Sebagai
contoh, apabila diterbitkan dividen saham 10%, seorang pemegang saham yang memiliki 25
lembar saham dapat diberi tidak lebih dari 2 lembar penuh saham; tetapi, saham yang
melebihi kelipatan 10 lembar tersebut diakui dengan menerbitkan suatu waran saham
pecahan untuk setengah lembar.
b. Waran saham pecahan untuk para pemegang saham dapat dijual, atau dibeli sehingga
selembar penuh saham dapat diklaim dari perusahaan.

P8-H169

Anda mungkin juga menyukai