Anda di halaman 1dari 8

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Di era global ini banyak ilmu pengetahuan dan teknologi yang

berkembang termasuk ilmu kebidan. Banyak riset-riset yang mengangkat tentang

kesehatan ibu dan anak. Indikator keseberhasilan layanan dilihat dari rendahnya

AKI dan AKB di suatu derah. Setiap wanita harus berperan aktif terhadap asuhan

yang dibutuhkannya, melipti kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan KB.

Proses tersebut merupakan keadaan fisiologis sehingga diperlukan asuhan yang

berkesinambungan untuk mempertahankan kesehatan ibu dan janin serta

mencegah timbulnya komplikasi. Jika kehamilan dan persalinan mengalami

masalah maka akan menjadi penyebab kematian bayi dan kematian ibu

Berdasarkan data kasus ibu hamil wilayah Magetan di Desa Ngariboyo

Bulan Desember tahun 2018 terdapat 550 ibu hamil, dengan 110 ibu hamil yang

terdeteksi oleh tenaga kesehatan dan 65 ibu hamil terdeteksi oleh masyarakatn

mengalami resiko tinggi. Sebanyak 117 ibu hamil yang mengalami Komplikasi

kebidanan yang sudah ditangani sisanya 58 (35%) ibu hamil yang belum

mendapatkan penanganan.

Dari data yang diperoleh maka ibu hamil hamil denga resiko dapat

berlanjut komplikasi pada persalinan dan nifasnya. Ibu hamil dengan reko tinggi

dalam kehamilan digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu : Kelompok Resiko

Rendah (KRR) : 4T, primu tua sekunder, grande multipara, umur lebig dari 35

1
2

tahun, tinggi badan kurang dari 145 cm, pernah gagal dalam kehamilan, pernah

melahirkan dnegan tindakan, BSC. Kelompok Resiko Tinggi (KRT) : anemia,

malaria, tuberkolosis paru, payah jantung, kencing manis, penyakit menular

seksual (IMS), keracunan kehamilan, hamil kembar, hydromnion, janin mati

dalam kadungan , hamil lebih bulan, letak sungsang (Kemenkes RI, 2016).

Sedangkan pada persalinan, pertolongan persalinan tidak di fasilitas kesehatan

oleh tenaga kesehatan kemungkinan terjadi persalinan macet, kematian janin

dalam rahim, ruptur uteri, perdarahan, infeksi berat. Rendahnya pelayanan pada

ibu masa nifas menyebabkan subinvolusio uteri, perdarahan masa nifas,

bendungan Air Susu Ibu (ASI), mastitis, abses payudara, postpartum blues

(Saifuddin,2014). Dampak pada bayi yaitu infeksi, kelahiran preterm/bayi berat

lahir rendah, asfiksia, dan hipotermi (Saifuddin,2014). BBL yang tidak dilakukan

inisiasi menyusu dini (IMD) akan mengurangi keterkaitan batin antara ibu dan

anak, berisiko mengalami kegagalan dalam upaya menyusu secara eksklusif yang

menyebabkan alergi, diare, vitamin tidak terbentuk sehingga merugikan

perkembangan, jika bayi tidak mendapat antibodi alami dari ASI bayi akan mudah

sakit (Saifuddin,2014). Menurut Hartanto (2010) penggunaan kontrasepsi pasca

salin yang lambat dapat mengakibatkan masalah 4T yaitu (Terlalu muda, terlalu

tua, terlalu dekat, terlalu sering).

Guna mengurangi resiko atau komplikasi seperti masalah di atas

diperlukan asuhan yang menyeluruh dan berkesinambungan (continuity of care).

Solusi pada masa kehmilan yaitu : Melakukan Program kebijakan pemerintah

antenatal care (ANC) yang dilakukan 12-13x kunjungan selama kehamilan dapat
3

mengurangi komplikasi (Kemenkes RI, 2016), konseling pada saat hamil,

konseling sebelim hamil, pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil,

penyuluhan dan konseling(Permenkes RI, 2017). Persalinan : pertolongan

persalinan harus di tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan, pertolongan

persalinan normal 60 langkah, penjahitan luka persalinan, penanganan

kegawatdaruratan dilanjutkan dengan rujukan, pemberian uterotonika pada

manajemen aktif kala III (Permenkes RI, 2017). Setelah melahirkan setiap ibu

mendapat pelayanan nifas, meliputi: kunjungan nifas sebanyak 3 kali yaitu

kunjungan pertama pada 6 jam sampai 3 hari setelah persalinan, kunjungan kedua

pada 4-28 hari setelah persalinan, dan kunjungan ketiga pada 29-42 hari setelah

persalinan. Kegiatannya pemberian kapsul Vit A 200.000 IU, pengukuran TTV,

pemeriksaan lokhea dan perdarahan, pemeriksaan konsisi jalan lagir dan tabda

infeksi, pemeriksaan jahitan, pemeriksaan kontraksi rahin dan tiggi fundus uterus,

pemeriksaan paydara dan anjuran menyusui secara ekslusif, konseling dan

pemberian nesehat, tatalaksana ibu nifas sakit dan dengan komplikasi, konseling

Keluarga Berencana (KB) pascasalin (Kemenkes RI, 2016). Di samping mendapat

pelayanan nifas, pada bayi juga mendapat Kunjungan Neonatus (KN) sebanyak 3

kali kunjungan pertama pada 6-48 jam setelah lahir, kunjungan kedua hari ke 3

sampai 7 setelah lahir dan kunjungan ke tiga hari ke 8 sampai 28 setelah lahir

kegiatanya berupa, panjang badan, pengukuran berat badan, pengukuran suhu,

frekuensu pernafasan, frekuensi denyut jantung, memeriksa status pemberian Vit

K, memeriksa imunisasi dasar HB-0, memeriksa iketerus atau kuning sertas diare

(Kemenkes RI, 2016).


4

Komplikasi yang terjadi saat pada saat hamil, bersalin, nifas dan KB dapat

dicegah dengan pemberian pelayanan yang berkesinambungan agar jika terjadi

resiko komplikasi dapat tertangani secara dini sehingga dapat menurunkan resiko

tinggi pada ibu hamil, bersalin, nifas dan juga bayi baru lahir.

1. 2 Perumusan masalah

Bagaimana asuhan yang diberikan kepada ibu hamil normal trimester III,

bersalin, nifas, neonatus, KB pascasalin secara continuity of care ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Menerapkan asuhan kebidanan secara berkesinambungan dengan mengacu

pada KEPMENKES NO.938/MENKES/SK/VIII/2007 tentang Standar Asuhan

Kebidanan

1.3.2 Tujuan Khusus

Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil normal trimester III,

bersalin, nifas, neonats, KB pascasalin secara continuity of care dengan

pendekatan manajemen kebidanan, mahasiswa diharapkan mampu:

1. Melakukan pengkajian, perumusan, perencanaan, pelaksanna dan evaluasi pada

ibu hamil normal

2. Melakukan pengkajian, perumusan, perencanaan, pelaksanna dan evaluasi pada

ibu persalin normal

3. Melakukan pengkajian, perumusan, perencanaan, pelaksanna dan evaluasi pada

ibu nifas normal


5

4. Melakukan pengkajian, perumusan, perencanaan, pelaksanna dan evaluasi pada

neonatus normal

5. Melakukan pengkajian, perumusan, perencanaan, pelaksanna dan evaluasi pada

ibu pacsa salin dengan pemilihan kontrasepsi

1.4 Sasaran, Tempat dan, Waktu Asuhan Kebidanan

1.4.1 Sasaran

Sasaran subjek asuhan kebidanan ditujukan kepada ibu dengan menerapkan

continuity of care mulai hamil normal trimester III, bersalin, nifas, neonatus, KB

pascasalin dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.

1.4.2 Tempat

Pemberian asuhan kebidanan dilaksanakan diwilayah Praktik Mandiri Bidan

(PMB) Kabupaten Magetan yang telah memiliki MOU dengan Prodi D III

Kebidanan Magetan

1.4.3 Waktu

Waktu penyusunan proposal Laporan Tugas Akhir Bulan November 2019

sampai Januari 2020

1.5 Manfaat

1.5. 1 Manfaat Teoritis

Hasil proposal LTA ini dapat menambah wawasan dalam pemberian

asuhan kebidanan secara continuity of care mulai dari hamil trimester III, bersalin,

nifas, neonatus, KB pascasalin, sehingga dapat membantu mengurangi masalah –

masalah kesehatan terutama kesehatan ibu dan anak.


6

1.5. 2 Manfaat Praktis

Studi kasus ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Bagi Institusi Pendidikan dan Kesehatan

Menambah referensi di perpustakaan tentang asuhan kebidanan secara

continuity of care.

2. Bagi Profesi

Sebagai acuan untuk bidan dalam memberikan pelayan sesuai SOP yang ada

3. Bagi Klien dan masyarakat

Mendapat pelayanan yang berkualitas serta menambah pengetahuan tentang

perawatan kehamilan, bersalin, neonatus dan KB.

1. 1 Keaslian Laporan Tugas Akhir

Berdasarkan penelusuran terhadap judul Laporan Tugas Akhir (LTA) yang

ada pada program studi DIII Kebidanan Kampus Magetan Poltekkes

Kemenkes Surabaya, ditemukan sedikitnya 3 (tiga) judul LTA terkait yakni:

Tabel 1.1
Keaslian Laporan Tugas Akhir

No. Nama (Tahun) Judul Hasil


1. Fitri Hasrat Asuhan Kebidanan Setelah dilakukan asuhan
Prasetyani Pada Ny. “I” Masa kebidanan secara continuity of
(2018) Kehamilan, care pada Ny.”I”, dapat
Persalinan, Nifas,disimpulkan masa kehamilan,
Neonatus Dan persalinan, nifas, neonatus, dan
Keluarga BerencanaKB berjalan dengan normal
Di PMB Ny. “H”, walaupun terdapat masalah namun
SST. tidak tejadi komplikasi karena
diberikan intervensi yang cepat
dan tepat.
2. Hanif Asuhan Kebidanan Setelah dilakukan asuhan
Nurvitarani Pada Ny.”I” Masa kebidanan secara continuity of
7

Ayuningrum Kehamilan, care pada Ny. I dapat disimpulkan


(2018) Persalinan, Nifas, masa kehamilan, persalinan, nifas,
Neonatus, dan dan KB berjalan normal, serta
Keluarga Berencana bayi “I” dari hasil pemeriksaan
di BPM Ny.”S” pertumbuhan dan
Selotinatah, perkembangannya normal. Hasil
Ngariboyo, Magetan. evaluasi menunjukkan bahwa ibu
melaksankan semua anjuran yang
diberikan sehingga masalah yang
timbul dapat diatasi, pengetahuan
ibu bertambah, dapat merawat diri
dan bayinya.

3. Desy Asuhan Kebidanan Setelah dilakukan asuhan


Nurmayanti Pada Ny.”D” Masa kebidanan, pengetahuan Ny. D
(2016) Kehamilan, bertambah tentang perawatan
Persalinan, Nifas, selama hamil, perawatan selama
Neonatus, dan nifas, perawatan neonatus, dan
Keluarga Berencana pemakaian kontrasepsi suntik 3
di BPM Ny.”S” bulanan. Secara keseluruhan tidak
Jabung, Magetan ada kelainan atau komplikasi yang
terjadi pada Ny.S

Hal tersebut menunjukkan bahwa laporan asuhan kebidanan yang diambil sudah

pernah diterapkan sebelumnya. Oleh karena itu, keaslian kasus ini dapat

dipertanggungjawabkan
8

Anda mungkin juga menyukai