Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa bukan sekedar terbebas dari gangguan jiwa, akan tetapi
merupakan suatu hal yang dibutuhkan oleh semua orang. Kesehatan jiwa
adalah perasaan sehat dan bahagia serta mampu mengatasi tantangan hidup,
dapat menerima orang lain sebagaimana adanya. Serta mempunyai sikap positif
H. Syafai Ahmad, kesehatan jiwa saat ini telah menjadi masalah kesehatan
global bagi setiap negara termasuk Indonesia. Proses globalisasi dan pesatnya
dan budaya pada masyarakat. Disisi lain, tidak semua orang mempunyai
realitas, mampu menerima diri sendiri dan orang lain secara alami, mampu
1
interpersonal, kaya pengalaman yang bermanfaat, menganggap hidup ini
adanya kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku di mana individu tidak
mampu menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain, masyarakat, dan
gangguan jiwa adalah sesuatu yang mengancam juga harus diluruskan. Selama
adalah tanggung jawab pihak Rumah Sakit Jiwa saja, padahal faktor yang
2009).
akibat kurangnya layanan untuk penyakit kejiwaan ini. Krisis ekonomi dunia
yang semakin berat mendorong jumlah penderita gangguan jiwa di dunia, dan
2
Data Riskesdas 2013 menunjukkan prevalensi gangguan mental
usia 15 tahun ke atas mencapai sekitas 14 juta orang atau 6% dari jumlah
per 1000 penduduk. Mayoritas penderita berada di kota besar. Ini terkait
dengan tingginya stres yang muncul di daerah perkotaan. Dari hasil survei di
yang terganggu (videbeck, 2008). Salah satu gejala umum skizofrenia yaitu
adanya halusinasi atau gangguan persepsi sensori. Halusinasi adalah salah satu
ada. Selain itu, perubahaan persepsi sensori: halusinasi bisa juga diartikan
sebagai persepsi sensori tentang suatu objek, gambaran, dan pikiran yang
sering terjadi tanpa adanya rangsangan dari luar meliputi semua sistem
3
penginderaan (pendengaran, penglihatan, penciuman, perabaan, atau
paling sering adalah suara manusia yang menyuruh untuk melakukan suatu
tetapi pada kenyataannya tidak ada (Videbeck, 2008). Respon klien akibat
gelisah dan bingung, perilaku merusak diri, kurang perhatian, tidak mampu
mengambil keputusan serta tidak dapat membedakan keadaan nyata dan tidak
keperawatan jiwa, diantara nya terdiri dari pasien dengan Isolasi sosial, harga
diri rendah, waham, halusinasi, defisit perawatan diri dan resiko perilaku
kekerasan. Dari data Mei 2019 sekitar 57% diagnosa keperawatan terbanyak
yaitu halusinasi. Maka dari itu kelompok tertarik mengambil kasus pasien
dengan halusinasi.
Pendengaran dalam seminar kelompok yang sebagai salah satu syarat tugas
4
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
5
Sebagai bahan untuk mengembangkan pengetahuan tentang klien
Pendengaran.
Pikiran logis
Respon adaptif Kadang proses pikir tergangguGangguan
Respon proses
maladaptif
pikir
Ilusi Halusinasi
Persepsi akurat Emosi berlebihan atau kurangKerusakan proses
Perilaku tidak biasa
Emosi konsisten sesuai pengalaman Perilaku tidak terorganisir
Perilaku sesuai Menarik diri Isolasi sosial
6
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar
1. Pengertian
penerapan panca indra tanpa adanya rangsangan dari luar (Maramis, 2014).
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana klien mengalami
2010).
oleh proses diterimanya, stimulus oleh alat indra, kemudian individu ada
7
perhatian, lalu diteruskan ke otak dan baru kemudian individu menyadari
dimaksud halusinasi adalah persepsi salah satu gangguan jiwa pada individu
2. Rentang Respon
Gambar 2.1 Rentang respon halusinasi
pengalaman
(Kusumawati, 2010)
a. Pikiran logis: yaitu ide yang berjalan secara logis dan koheren.
8
c. Perilaku sesuai: perilaku individu berupa tindakan nyata dalam
tidak lama.
bentuk kerjasama.
9
k. Isolasi sosial: menghindari dan dihindari oleh lingkungan sosial dalam
berinteraksi.
3. FaktorPenyebab
a. Faktor predisposisi
a) Faktor perkembangan
b) Faktor sosiokultural
c) Faktor biokimia
10
bersifat halusinogenik neurokimia seperti buffofenon dan
dimethytrenferase (DMP).
d) Faktor psikologis
e) Faktor genetik
b. Faktor presipitasi
1) Dimensi fisik
tidur.
2) Dimensi emosional
11
Perasaan cemas yang berlebihan atas masalah yang tidak
3) Dimensi intelektual
4) Dimensi sosial
kebutuhan dan interaksi sosial, kontrol diri dan harga diri yang
5) Dimensi spiritual
12
Berikut ini jenis halusinasi dan karakteristiknya menurut Yusuf, dkk (2015)
kesakitan.
5. Mekanisme koping
Mekanisme koping menurut Yosep, 2009 meliputi cerita dengan orang lain
13
Halusinasi terjadi karena klien tersebut pada dasarnya memiliki
Kondisi yang timbul karena kondisi di atas adalah klien cnderung akan
lama klien akan semakin menikmati dan asik dengan halusinasinya itu.
Karena adanya hal yang tidak nyata akan muncul perintah yang bisa
dkk, 2005).
7. Tahap Halusinasi
4 tahap yaitu:
a. Tahap pertama
b. Tahap kedua
14
berusaha untuk menjauhkan dirinya dari sumber yang dipersiapkan,
c. Tahap ketiga
d. Tahap keempat
8. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis
1) Psikofarmakologis
15
Obat-obatan yang lazim digunakan pada gejala halusinasi
Penatalaksanaan Keperawatan
berikan pujian.
16
1. Pengkajian
a. Identitas
b. Alasan Masuk
c. Faktor Predisposisi
2) Pengobatan Sebelumnya
3) Trauma
a) Aniaya Fisik
17
Klien dengan gangguan jiwa pada umumnya mendapat
lebih besar.
b) Aniaya Seksual
c) Penolakan
diterima.
keluarga.
e) Tindakan Kriminal
18
Kejadian tindakan kriminal pada klien halusinasi perlu
d. Fisik
delirium, intoksikasi alkohol dan kesulitan untuk tidur dalam waktu yang
lama. Tanda gejala yang ditimbulkan yaitu muka merah, kadang pucat,
e. Psikososial
1) Genogram
keluarga yang kurang baik, komunikasi satu arah, orang tua yang
19
otoriter, orang tua yang membanding-bandingkan anak dengan orang
2) Konsep Diri
a) Citra tubuh : Pada umumnya citra tubuh negatif, ada bagian tubuh
peran.
3) Hubungan Sosial
a) Orang Terdekat
Orang terdekat biasanya bisa siapa saja, baik itu orang tua,
20
c) Hambatan
4) Spiritual
f. Status Mental
1) Penampilan
2) Pembicaraan
3) Aktivitas Motorik
4) Alam Perasaan
stimulus yang jelas, selain itu bisa juga sedih karena berbagai faktor
21
5) Afek
terkadang datar.
7) Persepsi
melamun.
8) Proses Pikir
9) Isi Pikir
22
Biasanya adanya gangguan isi pikir seperti obsesi, phobia,
11) Memori
bermakna.
a. Makan
23
Biasanya akan ditemukan dengan tidak adnya gangguan terhadap
b. Mandi
Biasanya klien akan mampu untuk mandi, sikat gigi dan gunting
c. Berpakaian
obat.
e. Penggunaan obat
perawat.
f. Pemeliharaan kesehatan
Biasanya klien mengatakan bila sudah keluar dari rumah sakit klien
24
g. Aktivitas dalam rumah
mengepel)
memasak, mencuci.
1. Mekanisme Koping
a. Koping adaptif
b. Koping maaladaptif
25
Biasanya klien mengatakan tidak ada dukungan dari orang
sekitarnya
klien.
f. Masalah ekonomi
karena tidak jauh dari rumah klien ada puskesmas sehingga klien
kesehatan
3. Pengetahuan
26
Biasanya klien tidak tau penyebab dari gangguan jiwa, biasanya
4. Aspek Medik
5. Daftar Masalah
a. Perilaku kekerasan
c. Isolasi Sosial
6. Pohon Masalah
Prilaku kekerasan
Isolasi sosial
27
7. Daftar Diagnosa Keperawatan (Nanda, 2011)
b. Perilaku kekerasan
c. Isolasi Sosial
8. Evaluasi (SOAP)
klien. Evaluasi klien terus menerus pada klien terhadap respon tindakan
dilakukan
9. Dokumentasi
yaitu sebagai segala sesuatu yang tertulis atau tecetak yang dapat
28
29
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
DiagnosaKepe
No Tujuan KriteriaHasil Intervensi Rasional
rawatan
1. Gangguan Diharapkan klien Setelah pertemuan Sp 1 Pasien : (pertemuan 1) Dengan memberikan
Persepsi mampu : klien mampu : 1. Bina hubungan saling percaya pemahaman tentang halusinasi,
30
perasaan saat memperagakan cara b. Waktu terjadinya mengatasi masalah
an cara
mengontrol
a. halusinasi
b. Mempraktekkan cara
menghardik
kembali
31
4. Anjurkan klien untuk masukkan
menghardik
kegiatan yang sudah 2. Latih cara mengontrol halusinasi keberhasilan suatu tindakan
32
pengobatan pada jadwal kegiatan untuk latihan
kegiatan yang sudah 2. Latih cara mengontrol halusinasi Dengan melakukan kegiatan
bercakap-cakap
33
klien mampu: 1. Evaluasi kegiatan menghardik, mempraktekkan lebih tinggi
mempraktekkannya terjadwal
untukmengatasihalusinasinya
Membina berinteraksi klien 1.Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang ada pada
34
ekspresi wajah yang kemampuan pasien yang dapat
bersahabat. digunakan.
dimiliki
35
3.memasukkan kedalam jadwal
kegiatan harian.
dimiliki klien
kegiatan.
SP 4
1.mengevaluasi sp1,2,3.
36
2 Harga diri kegiatan harian.
rendah
Klien mampu : Setelah 1x20 menit 1. Jelaskan pentingnya kebersihan tentang kebersihan diri dan
pentingnya mampu : 2. Jelaskan cara menjaga kebersihan kebersihan diri secara mandiri
37
4. Melakukan BAB
dan BAK
denganbenar
Setelah 1x20 1. Evaluasi kegiatan yang lalu (sp 1) dan mandiri dalam berdandan
ampu : berhias
berhias bercukur
2. Melakukan cara
merawat diri
38
dengan berhias atau
berdandan
39
- Praktek makan sesuai tahapan
3. Defisit Setelah 1x20 menit 1. Evaluasi kegiatan yang lalu ( sp1, meningkatkan keberhasilan
perawatan diri pertemuan klien sp2, sp3, sp4 ) dan perawatan diri klien
40
dan BAK secara BAK yang sesuai
dan BAK
41
42
BAB III
A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS KLIEN
Umur : 39 Tahun
No. MR : 03-89-75
2. ALASAN MASUK
Klien baru masuk via IGD RS Jiwa Prof. HB. Sa’anin, keluhan gelisah ± 1
43
terdekat untuk meminta obat dan hasilnya klien disuruh dibawa ke RSJ.
FAKTOR PREDISPOSISI
Data yang didapatkan dari klien bahwa klien sakit sejak 20 tahun yang
lalu, dirawat sudah ke-3 kali nya, terakhir dirawat 5 tahun yang lalu
barang.
b. Pengobatan Sebelumnya
c. Trauma
a. Aniaya Fisik
b. Aniaya Seksual
44
c. Penolakan
tinggal, klien sering dihina dan klien mengatakan tidak ada tempat
dengan klien.
e. Tindakan Kriminal
45
pekerjaan klien tidak mendapat pekerjaan lagi. Klien mengatakan tidak
B. PEMERIKSAAN FISIK
P: 18x/menit S: 36,6 °C
keseluruhan kondisi fisik klien tampak baik dan tidak ada tanda-tanda
abnormal.
C. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
46
Keterangan :
= Perempuan
= Laki-laki
= Meninggal
= Klien
= Tinggal serumah
dirawat oleh ibunya. pola komunikasi dengan antar saudara kurang baik
ketidakmampuan
47
2. Konsep Diri
a. Citra Tubuh
b. Identitas diri
c. Peran
d. Ideal diri
Klien sangat berharap ingin cepat keluar dari rumah sakit. Selain itu,
48
e. Harga diri
3. Hubungan sosial
a. Orang terdekat
kelompok/masyarakat
49
D. SPIRITUAL
b. Kegiatan ibadah
E. STATUS MENTAL
1. Penampilan
berpakaian tidak rapi dan terkadang celana terbalik,. Gigi terlihat kotor
dan bau mulut. Kulit klien ada terlihat bekas luka ditangan dan dikaki,
2. Pembicaraan
50
Saat berinteraksi dengan klien, klien bicara cepat tetapi tidak jelas.
pembicaraan.
3. Aktifitas Motorik
4. Alam perasaan
5. Afek
51
Selama interaksi, klien cukup kooperatif. Kontak mata kadang ada
perawat jika di tanya, namun jika tidak ditanya klien lebih cenderung
untuk diam.
7. Persepsi
datangnya disaat siang dan malam hari, frekuensi muncul nya tidak
Pendengaran
8. Proses/arus pikir
pembicaraan.
9. Isi pikir
52
Klien mengatakan merasa asing terhadap dirinya, orang atau
klien terkadang tidak mengetahui apakah ini pagi, siang, atau malam.
11. Memori
menyebutkan nya
Saat ini : Klien mampu mengingat kejadian yang terjadi saat ini
53
Ada masalah dalam berkonsentrasi dan berhitung. Klien tidak mampu
1- 20.
diberi pilihan antara makan atau mandi terlebih dahulu klien mampu
Klien mengatakan tidak sakit hanya saja orang tidak percaya dengan
1. Makan
Klien makan dengan nasi biasa dan ditambah lauk dan sayur. Klien
54
makan. Klien makan dengan rapi dan tidak berantakan. Klien tampak
menghabiskan makanannya.
2. BAB/BAK
BAK, mandi secara mandiri. Dari hasil observasi klien pergi dan
mampu dalam merapikan pakaian setalah BAB dan BAK. Klien tidak
3. Mandi
disuruh oleh petugas klien baru mau mandi, mandi pakai sabun dan
keramas tidak memakai sampo, gosok gigi ada ketika disuruh. Dari
observasi di RSJ klien tidak mencuci rambut pakai sampoo karena tidak
4. Pakaian
55
Klien mengatakan selalu memakai baju dan celana dengan rapi, klien
RSJ klien tampak tidak rapi saat memakai baju. Klien ganti pakaian 1
5. Istirahat
Klien mengatakan selama di Rumah Sakit Jiwa klien lebih banyak tidur.
sebelum tidur tidak ada mencuci muka, gosok gigi. Dari observasi di
6. Penggunaan obat
Klien mengatakan selalu minum obat saat setelah makan, dari observasi
di RSJ klien selalu dipantau minum obatnya, saat makan diberikan obat
7. Pemeliharaan Kesehatan
Klien mengatakan sudah 3 kali balik ke RSJ dan seandainya obat sudah
56
Klien mengatakan saat didalam rumah klien tidak melakukan kegiatan
F. MEKANISME KOPING
Klien mengatakan kalau seandainya ada masalah klien langsung marah, klien
dilingkungannya.
Klien hanya tamat SMA dan tidak melanjutkan ke pendidikan lebih tinggi.
57
4. Masalah dengan pekerjaan
Tidak ada masalah, klien usaha sendiri menjual telur ayam. Klien sehari-
HC terdekat
H. PENGETAHUAN
jiwa. Klien mengatakan tidak tau apa penyakitnya. Mengapa klien dirawat dan
klien merasa tidak sakit. Klien tidak mengetahui tentang proses pengobatan
I. ASPEK MEDIS
58
J. ANALISA DATA
DATA MASALAH
DS :
hari
DO :
59
- Klien tampak mondar mandir
sendiri
DS:
DO:
rapi
diarahkan
berarti
dirinya
60
- Klien mengatakan di usianya yang
memiliki istri
DO :
saat bercerita
kegiatan diruangan
DS :
berinteraksi
DO :
DS :
61
melakukan perilaku kekerasan
DO :
berbicara sendiri
pernah diemban
DO :
sendiri
DS :
DO :
62
- Klien tampak bingung apabila
DS :
DO :
perkataan terhadap
keputusasaannya
dilibatkan
DO :
ditanya
63
- Klien merasa keluarga tidak peduli
dengan dirinya
bengong.
DO :
tidak
tujuan
DS :
terasa kabur
DO :
64
K. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
L. POHON MASALAH
Isolasi Sosial
Hambatan
65
M. DIAGNOSA KEPERAWATAN
2. Isolasi Sosial
66
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
DiagnosaKepe
No Tujuan KriteriaHasil Intervensi Rasional
rawatan
1. Gangguan Diharapkan klien Setelah pertemuan Sp 1 Pasien : (pertemuan 1) Dengan memberikan
Persepsi mampu : klien mampu : 5. Bina hubungan saling percaya pemahaman tentang halusinasi,
67
perasaan saat memperagakan cara g. Waktu terjadinya mengatasi masalah
memperagak Setelah pertemuan dengan menghardik : Terapi obat pada klien dengan
Menyebutkan menghardik
program kembali
68
pada jadwal kegiatan untuk latihan
69
3. Menyebutkan minum obat apa yang telah diajarkan.
bercakap-cakap
berinteraksi klien 4. Evaluasi kegiatan menghardik, aspek positif yang ada pada
70
bersahabat. dengan melakukan kegiatan harian
tenang. terjadwal
5.mau menyebutkan
5.klien mau duduk 1.Mengidentifikasi kemampuan dan kegiatan yang telah dipilih
71
kemampuan pasien.
kemampuan yg dimiliki
5.Memberi pujian
dimiliki
kegiatan harian.
72
SP 3
secara mandiri SP 4
2 Harga diri 7. Melakukan makan kegiatan harian. Agar klien mampu memahami
73
dan BAK kebersihan diri secara mandiri
denganbenar
Setelah 1x20
menitpertemuanklienm
ampu :
3. Menjelaskan
pentingnya
3. Menjelaskan dengan berhias atau diri Agar klien mampu terlihat rapi
74
pentingnya berdandan 7. Bantu klien mempraktekkan cara dan mandiri dalam berdandan
cara mampu:
merawat diri
75
berhias dengan pola dan cara makan
bercukur
pertemuan klien
mampu:
3. Menjelaskan
mandiri dan 2)
dan BAK secara 6. Bantu klien memperagakan cara Dengan BAB dan BAK secara
76
mandiri makan yang baik dengan tindakan: baik dan mandiri
tertib
77
sp2, sp3, sp4 )
dengan tindakan :
dan BAK
78
CATATAN PERKEMBANGAN
N DIAGNOSA
IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
O KEPERAWATAN
1. Gangguan Persepsi Hari/Tanggal : Kamis, 20 Juni 2019
79
2. Memperkenalkan diri pada klien tahun
80
10. Memasukkan ke dalam jadwal harian O:
dikasih stimulus
sendiri
menghardik
A:
belum mandiri
81
kegiatan yang dilakukan klien 2x sehari
Dahlia.
2. membantu klien memilih salah satu -Klien mengatakan malu akan dirinya
mencuci gelas, membersihkan tempat tidur) sudah dewasa ini masih belum memiliki
(Menyapu) O:
4.memasukkan kedalam jadwal kegaiatan -nada bicara klien sedikit melemah ketika
harian. bercerita.
82
-kontak mata kurang.
diruangan.
menyapu
83
3. Defisit Perawatan 1. Menjelaskan pentingnya menjaga
diri sehari
rapi
diarahkan
84
Pakaian klien jarang diganti
A:
P :Optimalkan SP 1 (Mempraktekkan
85
menghardik Klien mengatakan saat mendengar
O:
tertentu
A:
sudah mandiri
P:
86
Lanjut SP 2 halusinasi (minum obat
yang benar)
2. Harga Diri Rendah 1. Mengidentifikasi aspek positif yang ada Tempat : Ruang Rawat Inap Dahlia
2. membantu klien memilih kemampuan yang -Klien mengatakan hidupnya tidak berarti
3.Melatih kemampuan yang dipilih sudah dewasa ini masih belum bisa
harian. O:
berbicara.
87
-klien jarang berkomunikasi dengan
pasien lainnya.
diruangan.
klien 2x sehari
diri : mandi dan ganti pakaian, sikat gigi, mandi jika diarahkan
88
cuci rambut, potong kuku Klien mengatakan sudah
menjaga kebersihan diri ke dalam jadwal Klien mengatakan sudah sikat gigi
kuku
O:
dipotong
A:
89
sudah mandiri
P:
berhias)
1. Gangguan Persepsi Hari/Tanggal : Sabtu , 22 Juni 2019 Tanggal 21 juni 2019 di wisma Dahlia
S:
menghardik berbicara
90
O:
A:
P:
91
2. Harga Diri Rendah 1. Mengidentifikasi aspek positif yang ada
4.memasukkan kedalam jadwal kegaiatan sudah dewasa ini masih belum menikah
harian. O:
pasien lainnya.
diruangan.
92
A: SP 1 DPD melatih kemampuan positif
klien 2x sehari
3. Defisit Perawatan 4. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian Tanggal 22 juni 2019 di wisma Dahlia
diri : mandi dan ganti pakaian, sikat gigi, Klien mengatakan sudah mau
rambutnya
93
O:
diri
A:
P:
dan minu )
94
95
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pembahasan
pada Tn. D dengan Halusinasi di Wisma Dahlia RSJ Prof. HB. Sa’anin
Padang. Dimulai pada tanggal 20 juni -22 Juni 2019. Pembahasan yang akan
1. Pengkajian
klien masuk rumah sakit adalah dengan keluhan gelisah ± 1 minggu, dengan
sudah mencoba membawa klien ke puskesmas terdekat, dan klien pun dibawa
klien berobat ke RSUD dan klien sudah diinjeksi dan mulai aman setelah itu
96
Menurut Stuart dan Sundeen (dalam Ari, 2014), pengkajian merupakan
tahap awal dan dasar utama dalam suatu proses keperawatan. Dimana tahap
baik dari klien langsung, petugas, status, maupun keluarga. Data yang
koping, dan kemampuan koping yang telah dimiliki klien. Yang kedua
perumusan kebutuhan atau masalah klien sesuai dengan data yang didapatkan
dari hasil anamnesa atau pengumpulan data. Pengkajian yang dilakukan oleh
gangguan jiwa pada individu yang ditandai dengan perubaha sensori persepsi
merasakan stimulus yang sebenarnya tidak ada (Keliat & Akemet, 2014).
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana klien mengalami
97
berwarna abu-abu klien rasa inginmembakar baju itu, Klien tampak marah dan
tatapan tajam.
fisik, psikis atau ancaman. Juga dapat terlihat dari ketidak berdayaan dan
penghinaan, serta terancam, hal ini dapat memicu perilaku yang tidak
diinginkan dari orang yang emosi nya tidak stabil seperti klien.
diatas adalah masalah asuhan keperawatan dengan halusinasi pada Tn.D ini
sesuai dengan teori yang ada, karena dilihat dari pohon masalah pada
dirinya sehingga bisa membahayakan diri sendiri, orang lain, dan lingkungan.
Hal ini bisa terjadi karena Klien mengatakan merasa dirinya tidak berguna
itu adalah salah satu gejala gangguan jiwa pada individu yang ditandai dengan
98
2. Diagnosa Keperawatan
muncul 1-2 kali/hari, gejala yang tampak pada klien sering berbicara
diangkat menjadi diagnosa utama jika ditemui gejala dengan gejala marah-
3. Rencana Keperawatan
tanggal tanggal 20 juni -22 Juni 2019. Adapun tindakan keperawatan yang
99
SP I, (Identifikasi halusinasi : isi, frekuensi, waktu terjadi,situasi,
atau berdandan), SPIII DPD (makan dan minum yang benar), SPIV DPD
positif yang ada dalam diri klien ) SP II (membantu klien memilih salah satu
100
Perawat juga menunjukkan sikap menerima akan mendorong klien untuk
tersebut.
3. Implementasi
dibutuhkan pasien saat ini atau tidak. Perawat juga menilai sendiri, apakah
apakah tindakan aman bagi pasien. Setelah tidak ada hambatan maka
pasien yang isinya menjelaskan apa yang akan dilaksanakan peran serta
101
halusinasi yaitu : membina hubungan saling percaya dengan menggunakan
agar sesuai dengan masalah yang dialami klien ; mengajarkan klien cara
adalah klien lebih senang menyendiri, melamun dan jalan mondar mandir,
ketiga, sesuai dengan strategi pelaksanaan yang kelompok buat yaitu pada
pencetus, perasaan dan pada tujuan khusus yang ketiga pasien dapat
102
pasien, dan halusinasi harus dikenal lebih dahulu oleh perawat agar
kegiatan harian.
kurang kooperatif.
kooperatif saat diajak interaksi. Ini merupakan salah satu masalah yang
yang direncanakan.
103
Implementasi hari pertama dilakukan tanggal 20 Juni 2019, jam :
10.20 wib di ruangan Dahlia klien cara mengontrol halusinasi dengan cara
mandiri, dilanjutkan latihan 2x dalam hari tersebut lalu lanjut SP II. hari
kedua tanggal 21-6-19, jam 11.00 wib yaitu masih cara untuk mengontrol
jam 12.00 klien dilatih untuk mengontrol resiko perilaku kekerasan dengan
minum obat, klien di bantu perawat, dan jam 16.00 melatih menjaga
kebersihan diri sudah mandiri, hari ketiga tanggal 22-6-19 jam 10.20 wib,
yaitu halusinasi, DPD dan HDR dari sp I –IV, semua SP dapat di terapkan
4. Evaluasi
104
yang telah dilaksanakan (Nurjannah, 2005). Evaluasi dapat dilakukan
masalah masih tetap atau muncul masalah baru atau ada data yang
analisis pada respon pasienyang terdiri dari tindak lanjut pasien dan tindak
kebersihan diri, cara berdandan, cara makan dan minum yang baik serta
105
strategi pelaksanaan sesuai dengan rencana dikarenakan terbatasnya
IV, semua SP dapat di terapkan kepada klien dan klien sudah mampu
106
BAB V
A. Kesimpulan
sebagai berikut :
1. Pengkajian
dengan iblis dan dapat berkomunikasi dengan iblis (makhluk halus) susah
tidur.
2. Diagnosa
3. Intervensi
kerjasama dalam memberi perawatan pada pasien. Dalam hal ini penulis
107
4. Implementasi dan Evaluasi
B. Saran-saran
1. Bagi Penulis
2. Bagi Profesi
108
Diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan keperawatan,
109
DAFTAR PUSTAKA
Ngadiran, A. (2010). Studi Fenomenologi Pengalaman Keluarga Tentang Beban dan Sumber
Kesehatan. 2007.
Kusumawati dan Yudi Hartono. 2011. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika
Kemenkes Ri. 2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang Kemenkes Ri
Yosep, Igus. 2007. Keperawatan Jiwa Edisi Revisi. Bandung: Refika Adiutama
Stuart, G.w & Sundeen, S.J. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa (terjemahan). Ed. 3. Jakarta:
EGC
Keliat, B.A, dkk. 2014. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC
Purba, Amir, dkk,2010. Pengantar Ilmu Komunikasi. Pustaka Bangsa Press, Medan
http://www.depkes.go.id/index.php/component/content/article/37- infokesehatan/52-
110