Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL PENELITIAN

“PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, LIKUIDITAS, DAN


TINGKAT HUTANG TERHADAP KINERJA KEUANGAN
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA (BEI) PADA TAHUN 2017-2019”

Diajukan Untuk Memenuhi Nilai Ujian Akhir Semester Mata Kuliah “Metode Penelitian”

Disusun Oleh :
Jennifer Nathania Irawan
125170391

Kelas KY
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Tarumanagara
2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Permasalahan
1. Latar Belakang Masalah
Bisnis adalah suatu kegiatan yang menjadi tolak ukur kemajuan suatu negara
yang dapat dilihat dari kemajuan ekonominya dan merupakan tulang punggung
dari kemajuan ekonomi. Kegiatan bisnis merupakan salah satu faktor persaingan
yang paling memberikan pengaruh besar diantara perusahaan yang ada. Hal ini
dikarenakan bahwa setiap perusahaan berlomba-lomba agar mendapatkan
keuntungan yang besar dibanding perusahaan lainnya. Di mana perusahaan
didirikan dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan sehingga dapat
memberikan kemakmuran bagi pemilik atau para pemegang saham. Salah satu
upaya untuk mencapai tujuannya, perusahaan selalu berusaha memaksimalkan
laba.
Persaingan bisnis antar perusahaan maupun antar negara dilakukan secara
bebas dan ketat karena banyak bermunculan perusahaan asing di dalam negeri
yang disebabkan semakin tipisnya batas antar negara. Persaingan dalam usaha dan
menipisnya batas antar negara ini membawa pengaruh yang besar bagi perusahaan
pada suatu negara untuk dapat bersaing dengan perusahaan lainnya yang ada di
dalam negeri maupun perusahaan asing lainnya. Untuk mengatasi persaingan
tersebut maka salah satu cara yang digunakan dengan cara menunjukkan kinerja
perusahaan yang baik dimata publik pada umumnya dan pada investor pada
khususnya.
Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukan kondisi keuangan
perusahaan pada saat ini maupun dalam suatu periode tertentu (Kasmir, 2015:7).
Dalam praktiknya laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk
memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang
telah dicapai oleh perusahaan atau hasil kinerja perusahaan untuk mereka yang
berkepentingan dengan perusahaan tersebut. Dalam praktiknya dikenal beberapa
macam laporan keuangan seperti laporan neraca, laba rugi, arus kas, perubahan
modal dan catatan atas laporan keuangan. Semua laporan keuangan tersebut diatas
secara garis besar menggambarkan kondisi perusahaan yang memudahkan
berbagai pihak yang berkepentingan dalam menilai kinerja perusahaan. Mereka
yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan tersebut
perlu mengetahui salah satu faktor terpenting yang harus diperhatikan yaitu
profitabilitas perusahaan.
Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh
mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan
pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Kinerja keuangan perusahaan
selama beroperasi dapat terlihat melalui laporan keuangan yang berisi informasi
mengenai data-data keuangan. Dengan menganalisa laporan keuangan akan
membantu pihak-pihak yang berkepentingan dalam memilih dan mengevaluasi
informasi.
Adanya kinerja keuangan yang baik, akan mendorong investor untuk
berinvestasi di perusahaan tersebut. Maka, setiap pihak terutama pihak eksternal
memerlukan informasi atas laporan keuangan perusahaan. Analisis atas laporan
keuangan sangat penting karena dengan mengetahui laporan keuangan dapat
diketahui bagaimana kinerja keuangan perusahaan tersebut. Dengan mengadakan
analisa rasio perputaran piutang, likuiditas, dan rasio hutang maka kinerja
keuangan perusahaan bisa dinilai. Analisis laporan keuangan yang perlu
diperhatikan adalah seberapa besar tingkat aktivitas yang dilakukan oleh
perusahaan. Salah satu rasio aktivitas (Turnover Ratio) adalah perputaran piutang.
Jika Net Profit Margin rendah, maka merupakan tanda sinyal bahwa perusahaan
harus melakukan perbaikan agar Net Profit Margin naik.
Perputaran piutang (Account Receivable Turnover) merupakan aktiva atau
kekayaan perusahaan yang timbul akibat dari pelaksanaan penjualan kredit.
Penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas tetapi menimbulkan
piutang langganan. Sehingga perputaran piutang tidak dapat memenuhi kinerja
keuangan suatu perusahaan.
Masalah piutang menjadi begitu penting dalam kaitannya dengan perusahaan
manakala harus menentukan berapa jumlah piutang yang optimal. Sartono (2001:
82) mengatakan bahwa “Piutang harus dikelola dengan efisien yang menyangkut
tentang laba atau tambahan laba yang diperoleh dengan perubahan kebijakan
penjualan dengan beban yang timbul karena adanya piutang”.
Pentingnya sebuah manajemen yang baik terhadap piutang ternyata akan
sangat berpengaruh terhadap peningkatan perolehan laba sebuah perusahaan.
Maka dari itu dalam penelitian ini, peneliti tertarik untuk membahas tentang
bagaimana perputaran piutang dalam meningkatkan Net Profit Margin perusahaan
serta seberapa besarkah pengaruh perputaran piutang dalam meningkatkan Net
Profit Margin yang merupakan bagian dari profitabilitas.
Likuditas adalah suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan
untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo
dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Likuiditas dapat diukur dengan
menggunakan beberapa cara. Secara umum ada lima jenis rasio likuiditas yang
dominan dipakai dalam penelitian yaitu rasio lancar (current ratio), rasio cepat
(quick ratio), rasio kas (cash ratio), rasio perputaran kas, dan inventory net
working capital (Kasmir, 2015 : 134). Indikator dalam penelitian ini mengunakan
current ratio (rasio lancar) untuk menilai tingkat likuiditas perusahaan yang
hubunganya dengan masalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
finansial jangka pendeknya yang harus segera dipenuhi (Sawir, 2009 :104).
Keberhasilan perusahaan juga dapat diukur dengan menggunakan rasio
solvabilitas. Salah satunya dengan menggunakan Debt to Total Assets Ratio yang
juga memiliki pengaruh pada laba perusahaan. Dimana rasio solvabilitas adalah
mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang. Artinya, berapa
besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya
(Kasmir, 2015:151).
Setiap perusahaan publik diwajibkan membuat laporan keuangan tahunan
yang diaudit oleh kantor akuntan publik sebagai sarana pertanggungjawaban,
terutama kepada pemilik modal. Bagi perusahaan, laporan keuangan merupakan
mekanisme yang penting bagi manajer untuk berkomunikasi dengan investor luar.
Industri manufaktur merupakan bidang yang menjanjikan untuk berkembang di
Indonesia. Namun berdasarkan data Bursa Efek Indonesia ada beberapa
perusahaan manufaktur yang tidak memberikan informasi mengenai kondisi
perusahaan kepada publik sebagai wujud tanggung jawab atas pengelolaan
perusahaan sehingga ada beberapa manajer yang mungkin dapat melakukan laba
dan perusahaan tersebut kehilangan kepercayaan investor. Hal ini menarik untuk
diteliti karena informasi tersebut berkaitan dengan pencitraan perusahaan.
Alasan peneliti memilih perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia sebagai objek penelitian dikarenakan perusahaan manufaktur
merupakan perusahaan yang berskala besar jika dibandingkan dengan perusahaan
lain sehingga dapat melakukan perbandingan antara perusahaan satu dengan
perusahaan lain.
Berdasarkan uraian di atas, diketahui bahwa Accounts Receivable Turnover,
Current Ratio, Debt to Total Assets Ratio berpengaruh pada laba perusahaan yang
diukur dengan Net Profit Margin. Dengan bertambah tingginya kinerja perusahaan
yang diukur dengan rasio Net Profit Margin, maka diharapkan semakin tinggi pula
kemampuan perusahaan untuk mencapai tujuan dalam menghasilkan laba yang
diharapkan. Dengan demikian berdasarkan latar belakang masalah diatas, peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH
PERPUTARAN PIUTANG, LIKUIDITAS, DAN TINGKAT HUTANG
TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2017-2019”.

2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka diidentifikasi
atas permasalahan dari penelitian tersebut beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi kinerja keuangan yaitu perputaran piutang, likuiditas, dan tingkat
hutang. Dari beberapa hasil penelitian yang dicantumkan pada latar belakang
masalah, dapat disimpulkan bahwa masih terdapat perbedaan dalam hasil
penelitian yang dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Oleh karena itu, peneliti
ini akan menguji kembali beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada
tahun 2017-2019.

3. Batasan Masalah
Peneliti ini dibatasi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada tahun 2017-2019. Data yang digunakan dalam penelitian
adalah data sekunder yang berasal dari laporan keuangan perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2017-2019.
Ruang lingkup batasan masalah dalam penelitian yang dilakukan pada
perputaran piutang, likuiditas, dan tingkat hutang sebagai variable independen dan
kinerja keuangan sebagai variable dependen dari perusahaan.

4. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah serta batasan masalah yang telah diuraikan
diatas, maka pokok masalah yang dihadapi dalam penelitian ini sebagai berikut:
a. Apakah perputaran piutang berpengaruh terhadap kinerja keuangan?
b. Apakah likuiditas berpengaruh terhadap kinerja keuangan?
c. Apakah tingkat hutang berpengaruh terhadap kinerja keuangan?

B. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN


1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini dapat
dijabarkan sebagai berikut:
a. Untuk menganalisis apakah perputaran piutang berpengaruh terhadap
kinerja keuangan.
b. Untuk menganalisis apakah likuiditas berpengaruh terhadap kinerja
keuangan.
c. Untuk menganalisis apakah tingkat hutang berpengaruh terhadap kinerja
keuangan.

2. Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk berbagai
pihak, antara lain:
a. Manfaat Praktis
1) Bagi Perusahaan, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan referensi
bagi para peneliti selanjutnya yang akan melakukan kajian terhadap
perputaran piutang, likuiditas, dan tingkat hutang dan kinerja
keuangan.
2) Bagi Investor, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
masukan dan informasi dalam langkah untuk mengambil keputusan
investasi dari suatu perusahaan.
3) Bagi Kreditur, penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi
dalam menilai kinerja keuangan perusahaan yang dapat digunakan
sebagai pengambilan keputusan dalam memberikan kredit.

b. Manfaat Teoritis
1) Bagi Pengembang Ilmu, penelitian ini diharapkan dapat memberi
informasi tambahan dan dapat menambah referensi yang dapat
dijadikan sebagai acuan dalam penelitian lain untuk pengembangan
ilmu pengetahuan dibidang ekonomi terkait pengaruh perputaran
piutang, likuiditas dan tingkat hutang terhadap kinerja keuangan
perusahaan.
2) Bagi Pembaca, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
sarana untuk mengetahui dan memahami pengaruh perputaran piutang,
likuiditas, dan tingkat hutang terhadap kinerja keuangan perusahaan.
3) Bagi Penulis, diharapkan melalui penelitian ini penulis dapat
meningkatkan kemampuan dalam menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Gambaran Umum Teori


1. Signalling Theory (Teori Signal)
Teori ini menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk
memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Dorongan
perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat asimetri informasi antara
perusahaan dan pihak luar karena perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai
perusahaan dan prospek yang akan datang daripada pihak luar.
Kurangnya informasi bagi pihak luar mengenai perusahaan menyebabkan
mereka melindungi diri dengan memberikan harga yang rendah untuk perusahaan.
Perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan mengurangi asimetri
informasi. Salah satu cara untuk mengurangi asimetri informasi adalah dengan
memberikan sinyal pada pihak luar, salah satunya berupa informasi keuangan
yang dapat dipercaya dan akan mengurangi ketidakpastian mengenai prospek
perusahaan yang akan datang (Wolk et al, 2000).
Dalam teori sinyal dijelaskan bahwa pemberian sinyal dilakukan oleh manajer
untuk mengurangi asimetri informasi. Manajer memberikan informasi melalui
laporan keuangan bahwa mereka menerapkan kebijakan akuntansi konservatisme
untuk menghasilkan laba lebih berkualitas karena prinsip ini mencegah
perusahaan melakukan tindakan membesar-besarkan laba dan membantu
pengguna laporan keuangan dengan menyajikan laba dan aktiva yang tidak
overstate. Dalam prakteknya, manajemen menerapkan kebijakan akuntansi
konservatif dengan menghitung depresiasi yang tinggi akan menghasilkan laba
rendah yang relatif permanen yang berarti tidak mempunyai efek sementara pada
penurunan laba yang akan berbalik pada masa yang akan datang (Fala, 2007).
Kusuma (2006) menyatakan bahwa tujuan teori signaling kemungkinan besar
membawa dampak yang baik bagi para pemakai laporan keuangan. Manajer
berusaha menginformasikan kesempatan yang dapat diraih oleh perusahaan di
masa yang akan datang. Sebagai contoh, karena manajer sangat erat kaitannya
dengan keputusan yang berhubungan dengan aktivitas investasi maupun operasi
perusahaan, otomatis para manajer memiliki informasi yang lebih baik mengenai
prospek perusahaan di masa yang akan datang. Oleh karena itu manajer dapat
mengestimasi secara baik laba masa datang dan diinformasikan kepada investor
atau pemakai laporan keuangan lainnya.
Hubungan teori sinyal dengan kinerja keuangan perusahaan ialah
pengungkapan yang semakin luas akan memberikan sinyal positif kepada pihak-
pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan (stakeholder) maupun para
pemegang saham perusahaan (shareholder). Semakin luas informasi yang
disampaikan kepada stakeholder dan shareholder, maka akan semakin
memperbanyak informasi yang diterima mengenai perusahaan. Hal ini akan
menimbulkan kepercayaan stakeholder dan shareholder kepada perusahaan.

B. Definisi Konseptual Variabel


1. Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan adalah gambaran tentang keberhasilan perusahaan berupa
hasil yang telah dicapai berkat berbagai aktivitas yang telah dilakukan. Kinerja
perusahaan adalah suatu hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh perusahaan
dalam menjalankan fungsinya dan pengelolaan perusahaan selama periode tertentu
(Lestari, 2017). Sedangkan menurut Ulum (2015:251) menjelaskan bahwa
pengertian “kinerja keuangan (Financial Performance) merupakan ukuran kinerja
organisasi yang didasarkan pada pencapaian aspek keuangan. Dalam Akuntansi,
kinerja keuangan biasanya diukur dengan rasio-rasio (profitabilitas, rentabilitas,
dsb.)”. Kinerja keuangan biasanya diartikan sebagai hasil dari kegiatan
manajemen. Laba sering digunakan untuk menjadi salah satu ukuran kinerja atau
sebagai dasar untuk pengukuran lain. Biasanya laba dan profit sering disamakan
oleh masyarakat maupun stakeholder dan shareholder, dengan arti rasio yang
dapat mengukur kinerja perusahaan adalah rasio profitabilitas.
Pengukuran kinerja keuangan perusahaan dapat dilakukan dengan
menggunakan rasio-rasio profitabilitas, seperti rasio Return on Asset (ROA),
Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Gross Profit Margin (GPM),
dan rasio keuangan lainnya. Rasio yang akan digunakan saat ini adalah rasio Net
Profit Margin (NPM).
Net Profit Margin merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk
mengukur margin laba atas penjualan. Semakin tinggi Net Profit Margin maka
investor semakin menyukai perusahaan tersebut karena menunjukkan bahwa
perusahaan mendapatkan hasil yang baik melebihi harga pokok penjulan. Adapun
rumus rasio Net Profit Margin sebagai berikut :

Laba Bersih
NPM=
Penjualan Bersih

2. Perputaran Piutang
Menurut Warren et.al (2015: 464) mengatakan bahwa perputaran piutang
usaha (accounts receivable turnover) mengukur berapa kali piutang dapat diubah
menjadi kas selama tahun berjalan. Sebagai contoh, dengan syraat kredit n/30,
piutang seharusnya dapat berputar lebih dari 12 kali pertahun. Perputaran piutang
dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Penjualan Kredit Bersih


Perputaran Piutang=
Piutang Rata−Rata

3. Likuiditas
Menurut Syafrida Hani (2015:121) pengertian likuiditas merupakan
kemampuan pada suatu perusahaan didalam memenuhi seluruh kewajiban
keuangan yang secepatnya dapat dicairkan atau yang sudah jatuh tempo. Secara
spesifik likuiditas tersebut mencerminkan ketersedian dana yang dipunyai
perusahaan guna memenuhi seluruh hutang yang akan jatuh tempo.
Current Ratio (CR) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam membayar kewajiban jangka pendek atau hutang yang segera jatuh tempo
pada saat ditagih secara keseluruhan. Perhitungan rasio lancar dilakukan dengan
cara membandingkan antara total aktiva lancar dengan total hutang lancar. Rumus
untuk mencari rasio lancar adalah sebagai berikut :

Current Assets
Current Ratio=
Current Liabilities

4. Tingkat Hutang
Debt to Total Assets Ratio (DAR) menurut Kasmir (2015:156) merupakan
tingkat hutang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang
dengan total aktiva. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rasio ini mengukur
presentase besarnya dana yang berasal dari hutang baik jangka pendek maupun
jangka panjang. Kreditur lebih menyukai Debt to Total Assets Ratio atau
DebtRatio yang rendah sebab tingkat keamanannya semakin baik. Untuk
mengukur besarnya Debt to Total Assets Ratio dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut :

Total Liabilities
DAR=
Total Assets

C. Kaitan Antar Variabel-Variabel


1. Pengaruh Perputaran Piutang terhadap Kinerja Keuangan
Menurut Sutrisno, (2007: 220) “efektivitas pengelolaan piutang dapat dinilai
dengan menggunakan rasio tingkat perputaran piutang yang terjadi”. Artinya
piutang dikatakan baik apabila perusahaan mampu mengelola perputaran piutang
yang terjadi di perusahaan dengan baik. Apabila benar perusahaan tidak efektif
dalam mengelola piutangnya dan menyebabkan profitabilitas di perusahaan
menurun maka seharusnya perusahaan mencari strategi agar piutang dapat
dikelola dengan baik sehingga perusahaan dapat mengoptimalkan
profitabilitasnya. Jika masalah profitabilitas ini tidak ditangani sesegera mungkin
maka tidak mustahil akan mengancam keselamatan perusahaan itu sendiri.
Ha1 : Perputaran Piutang berpengaruh positif terhadap Kinerja Keuangan.

2. Pengaruh Likuiditas terhadap Kinerja Keuangan


Likuiditas adalah kemampuan seseorang atau perusahaan untuk melunasi
hutang yang harus segera dibayarkan (current liabilities) dengan menggunakan
aset lancar. Secara umum, tingkat likuiditas suatu perusahaan ditunjukkan dalam
angka-angka tertentu, seperti; rasio cepat, rasio saat ini, dan rasio kas. Dalam hal
ini, semakin tinggi tingkat likuiditas suatu perusahaan, kinerja yang lebih baik
dipertimbangkan. Perusahaan dengan tingkat likuiditas yang tinggi biasanya
memiliki peluang yang lebih baik untuk mendapatkan berbagai dukungan dari
banyak pihak, misalnya; lembaga keuangan, kreditor, dan pemasok.
Ha2 : Likuiditas berpengaruh positif terhadap Kinerja Keuangan.

3. Pengaruh Tingkat Hutang terhadap Kinerja Keuangan


Menurut Syamsuddin (2006:30) Debt to Total Assets Ratio (DAR) digunakan
untuk mengukur seberapa besar jumlah aktiva perusahaan dibiayai dengan total
hutang. Semakin tinggi tingkat hutang berarti semakin besar jumlah modal
pinjaman yang digunakan untuk investasi pada aktiva guna menghasilkan
keuntungan bagi perusahaan. Tingkat hutang bisa berarti buruk pada situasi
ekonomi sulit dan suku bunga tinggi, dimana perusahaan yang memiliki tingkat
hutang yang tinggi dapat mengalami masalah keuangan, namun selama ekonomi
baik dan suku bunga rendah maka dapat meningkatkan keuntungan.
Ha3 : Tingkat Hutang berpengaruh positif terhadap Kinerja Keuangan.

D. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka penelitian dapat digambarkan
sebagai berikut :

Perputaran Piutang (X1) H1

Likuiditas (X2) H2 Kinerja Keuangan


Perusahaan (Y)
H3
Tingkat Hutang (X3)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan desain
penelitian deskriptif. Menurut Sekaran dan Bougie (2013), penelitian deskriptif adalah
desain penelitian yang bertujuan untuk menguraikan karakteristik suatu hal, peristiwa,
atau keadaan pada waktu tertentu. Penelitian ini menganalisis objek penelitian dengan
menggunakan tiga variabel independen dan satu variabel dependen. Variabel
Perputaran Piutang (X1), Likuiditas (X2), dan Tingkat Hutang (X3) sebagai variabel
independen. Sedangkan variabel Kinerja Keuangan Perusahaan (Y) sebagai variabel
dependen. Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun
2017-2019.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu
data-data dalam bentuk angka dan dapat dinyatakan dalam satuan hitung atau data
yang diukur dalam suatu skala numerik. Penelitian ini menggunakan data sekunder
yang berarti data yang telah dikelola oleh pihak lain dan dipublikasikan ke masyarakat
luas atau pengguna data. Data yang akan dipakai dalam penelitian ini berupa laporan
keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada
tahun 2017-2019 dalam situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id.
Penelitian ini menggunakan jenis data cross sectional (analisis data silang),
yaitu data yang terdiri dari satu objek namun memerlukan sub objek lainnya yang
berkaitan atau yang berada di dalam objek induk tersebut pada suatu waktu (satu
waktu saja). Penelitian ini menggunakan program Miscrosoft Excel untuk mengelola
dan menghitung keseluruhan data, serta menggunakan program statistik SPSS untuk
melakukan uji data penelitiannya.

B. Populasi, Teknik Pemilihan Sampel, dan Ukuran Sampel


Sekaran dan Bougie (2013) menyatakan bahwa populasi adalah sekumpulan
orang, kejadian, atau benda yang ingin diteliti oleh peneliti untuk ditarik kesimpulan.
Dalam penelitian ini yang akan dijadikan sebagai populasi adalah semua perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2017-2019.
Dalam pemilihan dan pengambilan sampel dilakukan secara tidak acak (non random
sampling) dan menggunakan metode purposive sampling. Metode purposive
sampling adalah pemilihan sampel yang disesuaikan dengan masalah dan tujuan
penelitian. Kriteria perusahaan yang dijadikan sample adalah:
1) Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2017
sampai dengan tahun 2019.
2) Perusahaan Manufaktur yang mengalami laba dalam laporan keuangannya pada
tahun 2017 sampai dengan tahun 2019.
3) Perusahaan yang menyajikan laporan keuangan dalam jumlah mata uang Rupiah
(IDR) selama tahun 2017 sampai dengan tahun 2019.

C. Operasionalisasi Variabel dan Instrumen


Operasionalisasi variabel digunakan untuk menguji kebenaran dan hipotesis
yang telah dibuat. Objek penelitian terdiri atas 2 objek yaitu variabel bebas
(independent variable) dan variabel terikat (dependent variable) yang akan dijabarkan
sebagai berikut:

Variabel Proxy Measurement Skala


Dependent Variable
Kinerja Net Rasio
Keuangan Profit Laba Bersih
Penjualan Bersih
Perusahaan Margin
Independent Variable
Perputaran Accounts Rasio
Piutang Receivable Penjualan Kredit Bersih
Piutang Rata−Rata
Turnover
Likuiditas Current Current Assets Rasio
Current Liabilities
Ratio
Tingkat Total Debt to Total Liabilities Rasio
Total Assets
Hutang Total Assets

D. Teknik Pengumpulan Data


Dalam melakukan pengumpulan data penelitian ini menggunakan teknik
metode dokumentasi dengan mengakses website www.idx.co.id selama tahun 2017-
2019 dan melalui website perusahaan terkait. Pengumpulan data dilakukan dengan
mengambil data sekunder berupa data laporan keuangan dari perusahaan manufaktur
yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2017-2019.

E. Analisis Data
1. Uji Statistik Deskriptif
Menurut Ghozali (2016) uji ini memiliki tujuan memberikan gambaran atau
deskripsi data yang digunakan dalam penelitian dalam bentuk nilai rata-rata
(mean), deviasi standar, nilai maksimum, dan nilai minimum. Analisis deskriptif
merupakan statistik untuk menganalisa data dengan memberikan deskripsi atau
gambaran mengenai data yang terkumpul agar dapat memperoleh keadaan dan
karakteristik data yang bersangkutan sehingga dapat membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum atau generalisasi.

2. Uji Asumsi Klasik


Uji Asumsi klasik adalah analisis yang dilakukan untuk menilai apakah di
dalam sebuah model regresi linear Ordinary Least Square (OLS) terdapat
masalah-masalah asumsi klasik. Analisis regresi yang tidak didasarkan pada OLS
karena itu tidak memerlukan persyaratan asumsi klasik, misalnya regresi logistik
atau regresi ordinal.
 Uji Normalitas
Uji normalitas adalah untuk melihat apakah nilai residu
terdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah
memiliki residu yang terdistribusi normal. Tes normalitas karena itu
tidak dilakukan untuk setiap variabel, tetapi untuk nilai residual.
Seringkali kesalahan terjadi yaitu bahwa tes normalitas dilakukan
untuk setiap variabel. Model regresi memerlukan normalitas dalam
nilai residual bukan dalam variabel penelitian.
Tes normalitas dapat dilakukan dengan tes Chi-square atau tes
Kolmogorov-Smirnov. Tidak ada metode terbaik atau paling tepat.
Oleh karena itu, penggunaan uji normalitas dengan uji statistik tidak
diragukan meskipun tidak dapat dijamin bahwa pengujian dengan uji
statistik lebih baik dari pada pengujian dengan metode diagram.
 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi adalah untuk melihat apakah terjadi korelasi
antara suatu periode t dengan periode sebelumnya (t -1). Secara
sederhana, analisis regresi terdiri dari menguji pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen sehingga tidak boleh ada
korelasi antara pengamatan dan data observasi sebelumnya.
Model regresi dalam penelitian di Bursa Efek Indonesia di
mana periode lebih dari satu tahun biasanya memerlukan uji
autokorelasi. Uji Autokorelasi dengan SPSS adalah menggunakan
metode uji Durbin Watson.
 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas dirancang untuk menentukan apakah ada
korelasi yang tinggi antara variabel independen dalam model regresi
linier berganda. Jika ada korelasi yang tinggi antara variabel
independen hubungan antara variabel independen dan variabel
dependen terganggu.
Alat statistik yang biasanya digunakan untuk menguji
gangguan multikolinieritas adalah Variance Inflation Factor (VIF),
korelasi Pearson antara variabel independen atau pertimbangan nilai
eigen dan indeks kondisi.
 Uji Heteroskedastisitas
Dalam uji heteroskedastisitas, diperiksa apakah ada perbedaan
yang tidak sama antara satu residu dan pengamatan lain. Salah satu
model regresi yang memenuhi persyaratan adalah bahwa ada kesamaan
dalam varians antara residu dari satu pengamatan dan lainnya yang
disebut homoscedasticity.
Model yang baik adalah ketika grafik tidak mengandung pola
tertentu, seperti Berkumpul di tengah, menyempit dan memperbesar
atau sebaliknya Memperbesar dan memperkecil. Tes Glejser dapat
digunakan sebagai tes statistik.

3. Uji Hipotesis
Uji Hipotesis adalah metode pengambilan keputusan yang didasarkan dari
analisis data, baik dari percobaan yang terkontrol, maupun dari observasi (tidak
terkontrol). Dalam statistik sebuah hasil bisa dikatakan signifikan secara statistik
jika kejadian tersebut hampir tidak mungkin disebabkan oleh faktor yang
kebetulan, sesuai dengan batas probabilitas yang sudah ditentukan sebelumnya.
Untuk membuktikan hipotesis yang telah diajukan diterima atau ditolak, maka
perlu dilakukan pengujian hipotesis meliputi Uji Simultan (Uji F), Uji Parsial (Uji
T), dan Uji Koefisien Determinasi Berganda (R2).
 Uji Simultan (Uji Statistik F)
Menurut Ghozali (2016) Uji-F digunakan untuk mengetahui
pengaruh antara variabel-variabel independen secara bersamaan
dengan variabel dependen. Uji ini dilakukan untuk memastikan bahwa
model yang diterapkan dalam penelitian layak. Untuk melakukan uji-F
terdapat suatu kriteria yaitu menggunakan confidence level 95%.
Apabila probabilitas uji-F kurang dari 5% maka memberikan arti
bahwa semua variabel independen secara signifikan memengaruhi
variabel dependen.
 Uji Parsial (Uji Statistik T)
Uji-F dilakukan untuk menguji regresi berganda secara
bersamaan, tetapi uji T dilakukan secara parsial atau secara individu
untuk mengetahui pengaruh signifikansi variabel independen dengan
variabel dependen (Ghozali, 2016). Kriteria untuk uji-t adalah
menggunakan confidence level 95%. Apabila probabilitas uji-t kurang
dari 5% maka hal tersebut memberikan arti bahwa variabel independen
secara individual memengaruhi variabel dependen.
 Uji Koefisien Determinasi Berganda (R2)
Menurut Ghozali (2016) Uji-R Square merupakan uji yang
memberikan hasil agar dapat menjelaskan seberapa besar kemampuan
seluruh variabel independen dapat menjelaskan variasi variabel
dependen atau untuk menguji goodness-fit dari model regresi. Nilai R
Square yang kecil memberikan arti bahwa kemampuan variabel-
variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen
amat terbatas. Disisi lain apabila nilai R Square mendekati satu berarti
variabel-variabel independen memberikan semua informasi untuk
memprediksi variasi variabel dependen.

F. Asumsi Analisis Data


1) Analisis Regresi Berganda
Pengujian penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda
dengan tingkat signifikan sebesar 5% dalam rangka menganalisis dan
mengetahui pengaruh antara variabel indenpenden dengan variabel dependen.
Analisis regresi berganda yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :

KK = α + 𝛽1𝑋1 + 𝛽2𝑋2 + 𝛽3𝑋3 + ε

Keterangan :
KK = Kinerja Keuangan (Net Profit Margin)
α = Konstanta
𝛽1, 𝛽2,𝛽3 = Koefisien Regresi
X1 = Perputaran Piutang
X2 = Likuiditas
X3 = Tingkat Hutang
ε = Error

Pengujian yang digunakan dalam analisis regresi berganda adalah uji


kelayakan model penelitian (uji-F), uji secara parsial (uji-T), uji Koefisien
Determinasi Berganda (R Square).

DAFTAR PUSTAKA

Atmaja, Lukas Setia. (2008). Teori dan Praktik Manajemen Keuangan. Jakarta: PT Andi.
Brigham, Eugene F.dan Joul F Houston. (2014). Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Jakarta:
Salemba Empat.
Buana Girisuta, Suharto dan Arry Miryanti. (2004). Perekayasaan Metodologi Penelitian.
Yogyakarta: Andi Offset.
Fahmi, Irham. (2014). Analisis Laporan Keuangan Edisi 3. Bandung: Alfabeta.
Faurani. (2004). Analisis Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas dan Rentabilitas
pada Koperasi Dharma Wanita “Mandalika” Mataram NTB. Universitas Kristen
Maranatha.
Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 21 Edisi
7. Semarang: Universitas Diponegoro.
Hasibuan, Malayu S.P. (2015). Manajemen: Dasar, Pengertian dan Masalah. Jakarta: Bumi
Aksara.
Horne, James C. Van dan John M Wachowicz, Jr. (2012). Prinsip-Prinsip Manajemen
Keuangan Edisi 13. Jakarta: Salemba Empat.
Kasmir. (2008). Analisis Laporan Keuangan Edisi Pertama. Jakarta: Rajawali Pers.
Kasmir. (2013). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Kasmir. (2015). Analisis Laporan Keuangan Edisi 1-8. Jakarta: Rajawali Pers.
Lilian, Ira. (2005). Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaaan Real
Estate dan Properti di Bursa Efek Indonesia. Universitas Indonesia.
Liza, Erosa Pitria. (2013). Pengaruh Current Ratio dan Total Debt to Total Assets Ratio
terhadap Net Profit Margin Pada Perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di
BEI tahun 2008-2012. Bandung: Universitas Widyatama.
Martono dan Agus Harjito. (2010). Manajemen Keuangan Edisi 3. Yogyakarta: Ekonisia.
Munawir. (2004). Analisa Laporan Keuangan Edisi Keempat. Yogyakarta: Liberty.
Nardi Sunardi. (2017). Determinan Kebijakan Utang Serta Implikasinya terhadap Kinerja
Perusahaan (Perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ.45 yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015) Jurnal Sekuritas, Vol. 1, No.1 / September 2017
Universitas Pamulang.
Prakosa, Wahidi Ribud. (2016). Pengaruh Likuiditas dan Solvabilitas Terhadap
Profotabilitas studi pada perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di ISSI 2012-
2016. Surakarta: Institut Agama Islam Negeri Surakarta.
Prastowo, Dwi dan Rifka Juliaty. (2010). Analisis Laporan Keuangan: Konsep dan Aplikasi
Edisi 3. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Rahayu, Rani. (2011). Pengaruh Perputaran Aktiva Terhadap Net Profit Margin Perusahaan
pada PT. Pos Indonesia (Persero). Universitas Padjadjaran.
Sutrisno. (2012). Manajemen Keuangan Teori Konsep dan Aplikasi Cetakan ke-8.
Yogyakarta: EKONISIA.
Umar, Husein. (2003). Petunjuk Lengkap Membuat Skripsi dan Tesis. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Van Horne James C. and John M. Wachowicz. (2005). Fundamental Of Financial
(Manajemen Prinsip-Prinsip Keuangan). Jakarta: Salemba Empat.
Wahnida, Selva. (2017). Pengaruh Current Ratio, Debt to Asset Ratio dan Return On Equity
Terhadap Harga Saham Perusahaan Pada Sektor Pertanian Dalam Kelompok ISSI.
Palembang: Universitas Islam Negri Raden Fatah.
Warren, Carls. (2015). Pengantar Akuntansi Adaptasi Indonesia Edisi 25. Jakarta: Salemba
Empat.
https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-3739650/dinyatakan-pailit-ini-daftar-utang-dajk?
_ga=2.102009985.1888814121.1589174082-219934086.1584701803
https://www.jurnal.id/id/blog/2018-cara-menghitung-rasio-keuangan-untuk-menilai-kinerja-
perusahaan/

Anda mungkin juga menyukai