Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
MAHASISWA :
NIM :
TANGGAL :
TEMPAT :
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
Keterangan :
PEMERIKSAAN FISIK
MAHASISWA :
NIM :
TANGGAL :
TEMPAT :
Perkusi :
a. Melakukan ketukan dengan menggunakan ujung jari pada setiap
costa pasien untuk mengetahui kondisi paru-paru dan jantung.
b. Bunyi ketukan akan bergaung pada bagian tubuh yang berisi udara
(paru-paru) dan akan lebih lemah dan redup pada bagian tubuh yang
padat atau berisi air (jantung)
c. Dengan pemeriksaan ini, dapat terdeteksi gangguan paru-paru,
seperti efusi pleura dan pneumothoraks, serta kelainan jantung,
seperti kardiomegali.
Auskultasi :
a. Hangat bagian diafragma dan bell stetoskop
b. Letakkan sisi diafragma stetoskop di atas kuadran kanan bawah pada
area sekum. Berikan tekanan yang ringan dan meminta pasien untuk
tidak berbicara
c. Dengarkan bising usus, dua jari di atas umbbilikus
Perkusi :
a. Perkusi dimulai dari kuadran kanan atas bergerak searah jarum jam
b. Perhatikan reaksi pasien dan catat bila pasien merasa nyeri atau nyeri
tekan
c. Lakukan perkusi pada area timpani dan redup
d. Suara timpani memiliki ciri nada lebih tinggi dari pada resonan,
suara ini dapat didengarkan pada rongga atau organ yang berisi udara
seperti lambung, usus, kandung kemih
e. Suara redup mempunyai ciri nada lebih rendah atau lebih datar dari
pada resonan. Suara ini dapat didengarka pada masa padat misalnya
keadaan acites, keadaan distensi kandung kemih, serta pada
pembesaran atau tumor hepar dan limfe
Palpasi :
a. Palpasi ringan abdomen di atas setiap kuadran, hindari lokasi yang
sebelumnya pasien mengatakan adanya nyeri tekan
b. Palpasi untu mendeteksi area nyeri, penegangan abnormal, atau
adanya massa
c. Selama palpasi observasi wajah pasien untuk mengetahui adanya
ketidak nyamanan
d. Tekan dinding abdomen sedalam 4-5 cm, catat bila adanya massa
dan struktur organ dibawahnya. Jika terdapat massa, maka catat
ukuran, lokasi, mobilitas, kontur dan kekuatannya
12. Pemeriksaan Anus
a. Membantu pasien mengatur posisi dorsal recumbent (paha berotasi
keluar, lutut fleksi dan menutup bagian tubuh tidak diperiksa).
b. Melakukan inspeksi pada anus: haemoroid, lesi atau kemerah-
merahan.
13. Pemeriksaan alat kelamin
a. Alat kelamin pria
- Menganjurkan pasien untuk membuka pakaian bawah.
- Melakukan inspeksi : rambut pubis, kulit dan ukuran, memegang
penis dan membuka kulub penis, mengamati lubang uretra, ulkus,
radang.
b. Alat kelamin wanita
- Menganjurkan pasien membuka pakaian bawah.
- Membantu posisi litotomi.
- Mengamati : rambut pubis, kulit, lesi, eritema.
- Membuka labia mayora, mengamati: bengkak, ulcus, secret.
14. Ekstremitas atas
Inspeksi : Mengamati warna kulit, adanya udema, lesi, ulkus, kesimetrisan
15. Ekstremitas bawah
Inspeksi : Mengamati warna kulit,
Palpasi :
- Adanya udema, lesi, ulkus, kesimetrisan
- Test kekuatan otot
- Test sensasi/rasa
- Test reflex:
Patella :
Minta klien duduk ditepi meja priksa agar kaki klien dapat
menjuntai dengan bebas tidak menginjak lantai.
Tentukan lokasi tendon patella yang berada tepat dibawah
patella
Ketukkan reflek hammer langsung pada tendon patella.
Amati adanya ekstensi kaki atau tendangan kaki yang normal,
Achilles :
Minta klien duduk di tepi meja periksa agar kaki klien dapat
menjuntai dengan bebas tidak menginjak lantai
Dorsofleksikan sedikit pergelangan kaki klien dengan
menopang kaki klien pada tangan pemeriksa
Ketukkan reflek hammer pada tendon achilles tepat diatas tumit
Amati dan rasakan plantar fleksi (sentakan ke bawah) yang
normal pada kaki klien.
D. FASE TERMINASI
1. Merapikan pasien
2. Mengevaluasi perasaan pasien dan tindakan
3. Berpamitan
4. Mendokumentasikan tindakan
Nama
Jenis tindakan
Alasan dilakukan tindakan
Respon klien
Rencana seanjurtanya
Nama terang perawat
Hari, tanggal, jam pelaksanaan, tanda tangan perawat
E. PENAMPILAN SELAMA TINDAKAN
1. Ketenangan
2. Melakukan komunikasi teraupetik
3. Menjaga keamanan pasien
4. Menjaga kenyamanan pasien
Total
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
Keterangan :
MAHASISWA :
NIM :
TANGGAL :
TEMPAT :
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
Keterangan :
MAHASISWA :
NIM :
TANGGAL :
TEMPAT :
2. Kaji kemampuan klien untuk dapat minum obat per oral (menelan, mual,
muntah, adanya program tahan makan atau minum, akan dilakukan
pengisapan lambung dll)
3. Periksa kembali perintah pengobatan (nama klien, nama dan dosis obat,
waktu dan cara pemberian) periksa tanggal kedaluarsa obat, bila ada
kerugian pada perintah pengobatan laporkan pada perawat/bidan yang
berwenang atau dokter yang meminta.
4. Ambil obat sesuai yang diperlukan (baca perintah pengobatan dan ambil
obat yang diperlukan)
5. Siapkan obat-obatan yang akan diberikan. Siapkan jumlah obat yang sesuai
dengan dosis yang diperlukan tanpa mengkontaminasi obat (gunakan tehnik
aseptik untuk menjaga kebersihan obat).
6. Tablet atau kapsul
o Tuangkan tablet atau kapsul ke dalam mangkuk disposibel
tanpa menyentuh obat.
o Gunakan alat pemotong tablet bila diperlukan untuk membagi
obat sesuai dengan dosis yang diperlukan.
o Jika klien mengalami kesulitan menelan, gerus obat menjadi
bubuk dengan menggunakan martil dan lumpang penggerus,
kemudian campurkan dengan menggunakan air. Cek dengan
bagian farmasi sebelum menggerus obat, karena beberapa obat
tidak boleh digerus sebab dapat mempengaruhi daya kerjanya
7. Obat dalam bentuk cair
o Kocok /putar obat/dibolak balik agar bercampur dengan rata
sebelum dituangkan, buang obat yang telah berubah warna atau
menjadi lebih keruh.
o Buka penutup botol dan letakkan menghadap keatas. Untuk
menghindari kontaminasi pada tutup botol bagian dalam.
o Pegang botol obat sehingga sisa labelnya berada pada telapak
tangan, dan tuangkan obat kearah menjauhi label. Mencegah
obat menjadi rusak akibat tumpahan cairan obat, sehingga label
tidak bisa dibaca dengan tepat.
o Tuang obat sejumlah yang diperlukan ke dalam mangkuk obat
berskala.
o Sebelum menutup botol usap bagian tutup botol dengan
menggunakan kertas tissue. Mencegah tutup botol sulit dibuka
kembali akibat cairan obat yang mengering pada tutup botol.
o Bila jumlah obat yang diberikan hanya sedikit, kurang dari 5
ml maka gunakan spuit steril untuk mengambilnya dari botol.
8. Untuk obat yang sangat asam misalnya aspirin tawarkan makanan kecil
tanpa lemak, misal biskuit.
9. Temani klien sampai semua obat ditelan. Apabila anda ragu apakah obat
telah ditelan minta klien membuka mulutnya.
10. Setelah selesai pasien dirapikan dan bantu pasien kembali ke posisi yang
nyaman
11. Alat-alat dibersihkan dan dikembalikan ketempatnya
12. Kembalikan kartu, format obat atau huruf cetak nama obat ke arsip yang
tepat untuk pemberian obat selanjutnya.
D. Fase Terminasi
1. Merapikan pasien
2. Mengevaluasi perasaan pasien dan tindakan
3. Berpamitan
4. Mendokumentasikan tindakan
Nama
Jenis tindakan
Alasan dilakukan tindakan
Respon klien
Rencana seanjurtanya
Nama terang perawat
Hari, tanggal, jam pelaksanaan, tanda tangan perawat
E. Penampilan Selama Tindakan
1. Ketenangan
2. Melakukan komunikasi teraupetik
3. Menjaga keamanan pasien
4. Menjaga kenyamanan pasien
Total
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
Keterangan :
B. Bila nilai kurang dari 80 % = Mahasiswa belum kompeten sehingga mahasis wa perlu
pendampingan ulang.
SOP PEMBERIAN OBAT MELALUI SUPPOSITORIA
MAHASISWA :
NIM :
TANGGAL :
TEMPAT :
Alat :
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
Keterangan :