Anda di halaman 1dari 2

PLAGIARISM SCAN REPORT

Words 832 Date July 01,2020

Characters 6322 Exclude Url

5% 95% 2 35
Plagiarism Unique Plagiarized Unique Sentences
Sentences
Content Checked For Plagiarism

Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan diangkat berdasarkan respon pasien saat dilakukan pengkajian didapatkan 4
diagnosa keperawatan dengan memunculkan 1 diagnosa yang baru yang tidak ada pada teoritis, diagnosa keperawatan yang
muncul yaitu : a.Hipervolemia b.d gangguan mekanisme regulasi Data yang didapatkan dari data subjektif pasien mengatakan
kakinya bengkak, pasien mengatakan BAK sedikit, pada data objektifnya ditemukan kaki pasien tampak oedema, ekstremitas
bawah oedema derajat 2, warna urine kuning, ureum darah : 57 mg/dl, natrium: 140 Mmol/L, Kreatinin darah: 4,2 mg/dl.
Hipervolemia adalah peningkatan volume cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraselular (SDKI, 2017). Menurut analisa
penulis terjadinya hipervolemia karena terjadi penurunan eksresi Natrium yang akan menyebabkan retensi air sehingga pada
akhirnya dapat menyebabkan oedem dan hipertensi. Penurunan kalium juga bisa terjadi terutam bila GFR (<25 ml/mnt)
terlebih pada CKD stage V. b.Perfusi jaringan perifer tidak efektif b.d penurunan konsentrasi hemoglobin Data yang
didapatkan dari data subjektif pasien mengatakan badan terasa lemah. Data objektif kongjungtiva anemis, mukosa bibir
kering dan terlihat pucat, kulit kering dan sedikit pucat, turgor kulit jelek, klien 140/70 mmHg, RR: 20 x/i, CRT > 3 detik, Hb : 8,4
g/dl, Ht : 25%. menurut analisa penulis terjadi perfusi jaringan perifer karena hemoglobin mengalami penurunan sehingga
suplai O2 ke perifer menurun. Perfusi jaringan perifer tidak efektif adalah penurunan sirkulasi darah pada level kapiler yang
dapat menganggu metabolisme tubuh (SDKI, 2017). Menurut analisa penulis terjadinya perfusi jaringan perifer tidak efektif
karena hemoglobin mengalami penurunan sehingga suplai O2 ke perifer turun menyebabkan sianosis perifer dan perubahan
karakteristik maka terjadilah konjungtiva anemis, kulit pucat, turgor kulit jelek, CRT > 3 detik, lemah. c.Defisit nutrisi b.d
peningkatan kebutuhan metabolisme Data yang didapatkan dari data subjektif pasien mengatakan mengalami penurunan
nafsu makan, pasien mengatakan makan dirumah sakit 3 kali sehari porsi sedikit, pasien mengatakan BB turun (56 Kg-48 Kg),
pasien mengatakan badannya terasa lemah. Data objektif dapat dilihat nafsu makan pasien menurun dengan hanya
menghabiskan 1/2 porsi makanan yang diberikan, berat badan pasien menurun ± 8 kg dari 56 kg sekarang 53 kg, pasien
tampak lemah dan lesu, konjungtiva anemis (Hb: 9,3 g/dl), mukosa bibir pasien tampak pucat dan kering. Defisit nutrisi
merupakan asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme (SDKI, 2017). Menurut analisa penulis
terjadinya nutrisi yang tidak seimbang dari kebutuhan tubuh akibat adanya mikroangipati yang menyebabkan motilitas
lambung menurun sehingga terjadi keterlambatan pengosongan lambung menyebabkan timbulnya rasa mual dan muntah.
d.Ansietas b.d Penyakit kronis progresif Data yang didapatkan dari data subjektif pasien mengatakan Pasien mengatakan
cemas dengan penyakitnya saat ini, Pasien mengatakan cemas karena pasien takut kalau penyakitnya tidak bisa disembuhkan,
Pasien mengatakan cemas pertama kali akan dilakukan hemodialisa, Pasien mengatakan sulit untuk berkonsentrasi. Ansietas
adalah kondisi emosi dan pengalaman subyektif individu terhadap objek yang tidak jelas dan spesifik akibat antipasi bahaya
yang memungkinkan individu melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman (SDKI, 2017). Menurut analisa penulis akibat
dari penyakit dan rasa takut yang tidak bisa terkontrol sehingga menyebabkan ansietas atau kecemasan. 3.Intervensi
Keperawatan Setelah semua pengkajian dilakukan pada pasien dan sudah didapatkan 4 diagnosa keperawatan, intervensi
keperawatan dapat disusun. Intervensi adalah tindakan yang dirancang untuk membantu pasien dalam beralih dari tingkat
kesehatan saat ini ke tingkat yang diinginkan dalam hasil yang diharapkan. Sehingga dengan tersusunnya intervensi
keperawatan dengan baik, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang maksimal pada pasien dengan penyakit
tertentu seperti CKD Stage V. Pada teori yang dibahas, telah ditulis intervensi keperawatan pada masing-masing diagnosa
keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan CKD Stage V . Empat diagnosa keperawatan yang ditegakkan beserta
intervensi yang disusun berdasarkan keluhan pasien tersebut adalah : a.Hipervolemia b.d gangguan mekanisme regulasi
dengan intervensi dilakukan pembatasan cairan intake dan output dibatasi setiap harinya. b.Perfusi jaringan perifer tidak
efektif b.d penurunan konsentrasi hemoglobin dengan intervensi diberikan makan sedikit tapi sering c.Defisit nutrisi b.d
efektif b.d penurunan konsentrasi hemoglobin dengan intervensi diberikan makan sedikit tapi sering c.Defisit nutrisi b.d
peningkatan kebutuhan metabolisme dengan intervensi diberikan makan sedikit tapi sering tapi sering dan sajikan makanan
yang hangat dan cair. d.Ansietas b.d Penyakit kronis progresif C.Analisis Intervensi Dengan Konsep Penelitian Terkait Aplikasi
Evidence Based Setelah dilakukan pengkajian pada Ny. H ditemukan masalah yaitu kecemasan, intervensi yang dilakukan
untuk menurunkan tingkat kecemasan terhadap pasien CKD. Terdapat penatalaksanaan dalam bentuk nonfarmakologis yang
dapat mengurangi tingkat kecemasan yaitu dengan aromaterapi lavender. Penyakit Ginjal Kronik merupakan keadaan ginjal
yang terganggu ditandai dengan abnormalitas struktur atau fungsi ginjal yang berlangsung lebih dari 3 bulan. Pasien gagal
ginjal kronik membutuhkan terapi hemodialisis. Masalah yang sering dikeluhkan oleh pasien yang menjalani hemodialisis yaitu
cemas. Kecemasan pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis dapat diobati dengan aromaterapi inhalasi.
Mengintruksikan relaksasi penghirupan aromaterapi inhalasi selama 30 menit. Setelah pemberian aromaterapi selama 30
menit, observasi kembali terhadap penurunan nilai kecemasan setelah pemberian aromaterapi inhalasi. Institut Kesehatan
Medistra Lubuk Pakam ( 2019) dan pada penelitian Ary Gustin, dkk ( 2020) mengatakan bahwa pemberian aromaterapi
lavender diberikan 1 tetes lalu dikombinasikan dengan 20 tetes minyak zaitun (1:20). Hal ini sesuai dengan penelitian Nesami
dkk (2017) dan penelitian Kiani (2016) yang menyatakan bahwa aromaterapi inhalasi minyak esensial lavender 5% diencerkan
1:20. Untuk tehnik pada penelitian yang dilakukan di letakan dengan menggunakan alat infuser lalu pasien diperintahkan
untuk menghirup 4 kali selama 30 menit.

Sources Similarity

Pak Toto Sujarwo- SCU 2017 materi peran perawat UGD PJK SDKI.pdf
• Definisi :Kondisi emosi dan pengalaman subyektif individu terhadap objek yang tidak jelas dan spesifik
akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman. •
Penyebab : krisis situasional, ancaman terhadap kematian. 5%
https://www.scribd.com/document/375478120/Pak-Toto-Sujarwo-SCU-2017-materi-peran-perawat-UGD-
PJK-SDKI-pdf

Makalah Melakukan Intervensi Keperawatan Pada Lansia


Intervensi keperawatan adalah tindakan yang dirancang untuk membantu klien dalam beralih dari tingkat
kesehatan saat ini ke tingkat yang diinginkan dalam hasil yang diharapkan. Intervensi ini tidak 4%
membutuhkan supervisi atau arahan dari orang lain.
https://www.scribd.com/doc/283170524/INTERVENSI-KEPERAWATAN-LANSIA

Anda mungkin juga menyukai