Laras bahasa adalah kesesuaian antara bahasa itu sendiri dengan pemakaiannya. Contohnya jika dalam hal penulisan karya sastra misalnya puisi dan pantun, maka laras bahas yang digunakan ialah laras puisi ataupun laras pantun. Sebaliknya, jika digunakan dalam hal penulisan ilmiah, maka laras bahasa yang digunakan ialah laras ilmiah. Jenis - jenis laras bahasa : 1. Laras bahasa biasa Laras bahasa biasa adalah sebuah laras bahasa yang dapat ditemukan dan sering digunakan oleh masyarakat luas, contohnya laras bahasa yang dipakai dalam bidang hiburan, seperti berita, penerangan dll. 2. Laras bahasa khusus Laras bahasa khusus adalah suatu laras bahasa yang digunakan dalam suatu pemakaian khusus yaitu, laras bahasa ilmiah yang dipakai dalam penulisan sebuah laporan ilmiah dan lain – lain. Kedua jenis laras bahasa dapat dibedakan dengan cara melihat beberapa hal berikut: a. Gaya bahasa b. Kosa kata c. Tata bahasa B. EKSPOSISI, ARGUMENTASI, NARASI, DAN DESKRIPSI 1. Eksposisi Eksposisi adalah salah satu jenis pengembangan paragraph dalam penulisan yang dimana isinya ditulis dalam tujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan padat. Ciri –ciri teks eksposisi : a. Data factual b. Gaya informasi yang mengajak c. Penyampaian secara lugas dan menggunakan gaya bahasa yang baku 2. Argumentasi Argumentasi adalah salah satu jenis pengembangan paragraph dalam penulisan yang ditulis dengan tujuan untuk meyakinkan atau membujuk pembaca. Dalam penulisan argumentasi isi dapat merupakan penjelasan, pembuktian, alas an, maupun ulasan objektif dimana disertakan contoh, analogi, dan sebab – akibat. Dilihat dari struktur informasinya dalam paragraph argumentasi akan ditemukan : a. Pendahuluan, bertujuan untuk menarik perhatian pembaca kepada argument yang akan disampaikan atas dasar – dasar mengapa argumentasi dikemukakan. b. Tubuh argemen, bertujuan untuk membuktikan kebenaran yang akan disampaikan dalam paragraph argumentasi sehingga kesimpulan yang akan dicapai juga benar. c. Kesimpulan atau ringkasan, bertujuan untuk membuktikan kepada pembaca bahwa kebenaran yang ingin disampaikan melalui proses penalaran yang dapat diterima sebagai sesuatu yang logis. 3. Narasi Narasi adalah sebuah karangan yang menceritakan suatu rangkaian kejadian yang disusun secara urut sesuai dengan urutan waktu. Ciri – ciri narasi : a. Adanya unsur perbuatan atau tindakan b. Adanya unsur rangkaian cerita c. Adanya sudut pandang pengarang d. Adanya keterangan nama tokoh dalam cerita e. Adanya keterangan yang menjelaskan latar kejadian peristiwa f. Menggunakan bahasa sehari – hari Jenis – jenis narasi : a. Narasi informative, adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang. b. Narasi ekspositorik, adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang. c. Narasi artistic, adalah narasi yang berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu, menyampaikan amanat terselubung kepada pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah – olah melihat. d. Narasi sugestif, adalah narasi yang berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu menyampaikan suatu amanat terselubung kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah – olah melihat. 4. Deskripsi Deskriptif adalah paragraph yang pertujuan menggambarkan sebuah objek nyata agar pembaca seolah – olah melihat sendiri objek yang digambarkan itu. C. SYARAT PEMBENTUKAN PARAGRAF 1. Kesatuan Setiap paragraph hanya mengandung satu gagasan pokok atau satu topic. Fungsi dari paragraph ialah mengembangkan topic tersebut. Oleh sebab itu, dalam pengembangannya tidak boleh terdapat unsur – unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan topic atau gagasan pokok tersebut. Penyimpangan akan menyulitkan pembaca, jadi dalam satu paragraph hanya boleh mengandung satu gagasan pokok atau topic. Semua kalimat dalam paragraph harus membicarakan gagasan pokok tersebut. Paragraph dianggap mempunyai kesatuan, jika kalimat – kalimat dalam paragraph itu tidak terlepas dari topiknya atau selalu relevan dengan topic. Semua kalimat terfokus pada topic dan mencegah masuknya hal – hal yang tidak relevan. Penulis yang masih dalam taraf belajar (tahap pemula) sering mendapat kesulitan dalam memelihara kesatuan. 2. Kepaduan Suatu paragraph dinyatakan padu jika digangun dengan kaliamat – kalimat yang berhubungan logis. Hubungan pikiran – pikiran yang ada dalam paragraph menghasilkan kejelasan struktur dan makna paragraph. Hubungan kalimat tersebut menghasilkan paragraph menjadi satu padu, utuh dan kompak. Kepaduan ini dapat dibangun melalui repetisi (pengulangan) kata kunci atau sinonim, kata ganti, kata transisi dan bentuk pararel. Jadi, kepaduan dititik beratkan pada hubungan antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain. Kepaduan dalam sebuah paragraph dibangun dengan memperhatikan : a. Unsur kebahasaan yang digambarkan dengan : (a) Repetisi atau pengulangan kata kunci (b) Kata ganti (c) Kata transisi atau ungkapan penghubung (d) Paralelisme b. Pemerincian dan urutan isi paragraph Perincian ini dapat diurutkan secara kronologis (menurut urutan waktu), secara logis (sebab-akibat, akibat-sebab, khusus-umum, umum-khusus), menurut urutan ruang (spasial), menurut proses, dan dapat juga dari sudut pandangan yang satu ke sudut pandangan yang lain. 3. Kelengkapan Suatu paragraph dikatakan lengkap, jika berisi kalimat – kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang kejelasan kalimat topic atau kalimat utama. Sebaliknya suatu paragraph dikatakan tidak lengkap, jika tidak dikembangkan atau hanya diperluas dengan pengulangan – pengulangan. D. KALIMAT TOPIK Kalimat pokok adalah sebuah kalimat yang berstruktur lengkap dan berisi satu pernyataan. Di dalam setiap kalimat pokok ada bagian yang dibicarakan yang disini disebut topic pembicaraan dan ada sebuah gagasan atau ide pembingkai (controlling idea). Dengan kata lain, kalimat pokok adalah kalimat yang memperkenalkan inti permasalahan dari keseluruhan isi paragraph atau pikiran utama dari paragraph kepada pembaca. Kalimat pokok yang baik akan mengungkapkan sikap, gagasan, atau ide mengenai pokok pembicaraan. Gagasan atau ide ini lazim disebut denag gagas atau ide pembingkai. Selanjutnya, gagas atau ide pembingkai inilah yang akan menentukan kalimat atau kalimat – kalimat penjelas yang merupakan penjabaran dari kalimat pokok itu. Oleh karena itu, kalimat – kalimat penjelas baik sesamamnya maupun dengan kalimat pokok mempunyai keterkaitan yang menunjukakan keutuhan dan keterpaduannya dalam membentuk satu paragraph. \ Dari uraian diatas dapat kita lihat bahwa kedudukan dan fungsi kalimat pokok sangat penting di dalam sebuah paragraph. Di dalam kalimat pokok terkandung satu ide, satu gagasan, atau satu pikiran yang nantinya akan dijelaskan oleh sebuah atau sejumlah kalimat. Oleh karena itu sebuah kalimat pokok harus memenuhi persyaratan bahwa di dalamnya ada sebuah gagas atau ide pembingkai yang jelas. Kalau ide pembingkainya jelas, terlalu bersifat umum, maka kalimat penjelasnya bias berbeda-beda. Jadi, sebuah kalimat pokok atau kalimat topic bukan hanya harus berupa kalimat lengkap, melainkan juga didalam kalimat itu ada sebuah gagas atau ide pembingkai yang dapat di kembangkan dalam sebuah atau beberapa kalimat penjelas. E. PELETAKAN KALIMAT TOPIK 1. Kalimat topic pada awal paragraph Kalimat topic pada awal paragraph pada umumnya berisi pikiran utama yang bersifat umum. Kalimat selanjutnya berisi pikiran penjelas yang bersifat khusus disebut kalimat penjelas. Isi kalimat ini berupa: penjelas, uraian, analisis, contoh-contoh, keterangan, atau rincian kalimat topic. 2. Kalimat topic pada Akhir Paragraf Paragraf diakhiri kalimat topic dan diawali dengan kalimat penjelas, artinya, paragraph ini menyajikan kasus khusus, contoh, penjelasan, keterangan, atau analisis lebih dahulu, barulah ditutup dengan kalimat topic. 3. Kalimat topic pada tengah paragraph Paragraph dengan kalimat topic ditengah paragraph, berarti diawali dengan kalimat penjelas dan di akhiri pula dengan kalimat penjelas. Paragraph ini menggunakan pula penalaran induktif-deduktif. Contoh : 1). Pasar tanah abang mulai dibanjiri pedagang yang hendak mempersiapkan dagangannya sejak pukul 05.00. 2). Aktivita jual beli di pasar ini dimulai sekitar pukul 08.00. 3). Barang dagangan sebagian besar berupa produk tekstil, dari yang paling murah dengan satuan harga berdasarkan timbangan sampai dengan tekstil berkualitas impor dan ekspor. 4). Pasar ini memperdagangkan berbagai jenis tekstil yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat ekonomi tinggi, menengah, maupun lapis bawah. 5). Pasar tanah abang merupakan pusat perdagangan yang tidak pernah sepi oleh penjual maupun pembeli. 6). Para pembeli mulai berdatangan pukul 08.00. 7). Jumlah pembeli ini meningkat sampai pukul 11.30. 8). Pada tengah hari, jumlah pembeli menurun. 9). Namun, jumlah tersebut memuncak kembali pada pukul 14.00 sampai dengan 16.30. Paragraph diatas disusun dengan urutan kalimat 1 sampai dengan 5 menuju penalaran induktif (dari khusus ke umum) dan dari 5 sampai dengan 9 menuju penalaran deduktif (dari umum ke khusus) penalaran keseluruhannya induktif-deduktif. Gagasan yang disajikan dalam paragraph diatas, adalah : Pikiran penjelas : 1. pasar tanah abang dibanjiri pedagang 2. aktivitas jual-beli 3. barang ayng diperdagangkan 4. tekstil kebutuhan masyarakat pikiran utama : pasar tanah abang tidak pernah sepi pikiran penjelas : 5. kedatangan pembeli 6. puncak kedatangan pembeli penalaran : induktif-deduktif 4. Kalimat topic pada awal dan akhir paragraph kalimat topic dalam sebuah paragraph pada hakikatnya hanya satu. Penempatan kalimat topic yang kedua berfungsi untuk menegaskan kembali pikiran utama pada paragraph tersebut. Namun demikian, penempatan kalimat topic pada awal dan akhir berpengaruh pada penalaran. Kalimat topic pada awal paragraph menimbulkan sifat deduktif, pada akhir menjadikan paragraph bersifat induktif, pada awl dan akhir menjadikan paragraph bersifat deduktif-induktif.