Anda di halaman 1dari 21

RODA GIGI LURUS 6. Mempunyai layout yang kompak (rapid dan ringkas, seperti gearbox).

(SPUR GEARS)
Kerugian:
1. Karena proses manufaktur (pembuatan/produksi) dari roda gigi membutuhkan
1.1 PENDAHULUAN
pahat dan peralatan khusus, sehingga hal itu menjadikan harganya lebih
Sebelumnya telah dibahas bahwa slip dari sebuah belt atau tali adalah sebuah
mahal dibanding penggerak lain.
hal yang biasa dalam transmisi daya antara dua poros. Pengaruh slip adalah
2. Penyimpangan (kesalahan) dalam pemotongan gigi-gigi dapat mengakibatkan
menurunkan rasio putaran system. Dalam mesin presisi, yang mana rasio putaran
getaran dan gangguan selama operasi.
adalah suatu yang penting (seperti pada mekanisme arloji), maka transmisi daya yang
3. Roda gigi memerlukan lubrikasi (pelumasan) yang sesuai dan metode
paling tepat digunakan adalah gear atau toothed wheels (roda gigi). Pada roda gigi,
penerapan yang handal, untuk persiapan operasi.
jarak antara roda gigi penggerak dan yang digerakkan adalah sangat kecil.

1.2 KLASIFIKASI RODA GIGI


Roda gigi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Menurut posisi sumbu poros.
Sumbu antara dua poros yang mana gerak ditransmisikan adalah:
a. Paralel (sejajar)
b. Bersilangan
c. Tidak bersilangan dan tidak sejajar.

Dua sumbu poros yang dihubungkan sejajar oleh roda gigi adalah ditunjukkan
pada Gambar 1. Roda gigi ini dinamakan spur gears (roda gigi lurus). Roda gigi ini
mempunyai gigi yang sejajar dengan sumbu roda seperti pada Gambar 1. Nama lain
yang diberikan untuk spur gears adalah helical gears, yang mana gigi-giginya
Gambar 1: Transmisi roda gigi lurus dimiringkan terhadap poros. Single dan double helical gears menghubungkan dua
poros ditunjukkan pada Gambar 2. a dan b.
Berikut adalah keuntungan dan kerugian penggerak roda gigi dibandingkan dengan
penggerak lain, seperti belt, tali dan rantai:
Keuntungan:
1. Dapat mentransmisikan rasio putaran dengan tepat (pasti)
2.Dapat digunakan untuk mentransmisikan daya yang besar.
3. Dapat digunakan untuk jarak pusat poros yang kecil.
4. Mempunyai efisiensi yang tinggi.
5. Pemakaiannya lebih handal. Gambar 2: Jenis roda gigi menurut posisi sumbu poros
Dalam internal gearing, roda gigi dari dua poros berhubungan secara internal
Dua poros yang tidak sejajar dihubungkan oleh roda gigi ditunjukkan pada seperti ditunjukkan pada Gambar 3.b. Roda yang terbesar dinamakan annular wheel
Gambar 2.c. Roda gigi ini dinamakan bevel gears. Bevel gears, seperti pada roda gigi atau gear dan roda terkecil dinamakan pinion.
lurus dapat juga gigi-giginya miring pada permukaan dari bevel, dimana dalam kasus Kadang-kadang roda gigi dari poros yang berhubungan secara eksternal dan
ini dinamakan helical bevel gears. internal dengan roda gigi dalam sebuah garis lurus seperti pada Gambar 4. Jenis roda
gigi ini dinamakan rack dan pinion. Roda gigi garis lurus dinamakan rack dan roda
Dua poros yang tidak bersilangan dan tidak sejajar dihubungkan oleh roda lingkaran dinamakan pinion. Dengan bantuan rack dan pinion, kita dapat
gigi dinamakan spiral gears atau skew bevel gearing, ditunjukkan pada Gambar 2.d. memindahkan gerakan linier ke dalam gerak putar seperti pada Gambar 4.
Tipe ini juga mempunyai kontak garis (line contact).

2. Menurut kecepatan keliling roda gigi.


Roda gigi tipe ini dapat diklasifikasikan menjadi:
a. Kecepatan rendah (dibawah 3 m/s),
b. Kecepatan sedang (antara 3 m/s sampai 15 m/s),
c. Kecepatan tinggi ( diatas 15 m/s).

3. Menurut model kontak gigi.


Dapat diklaifikasikan menjadi: Gambar 4. Rack dan pinion
a. Kontak gigi eksternal (external gearing)
b. Kontak gigi internal (internal gearing) 4. Menurut posisi gigi pada permukaan roda gigi.
c. Rack dan pinion. Gigi pada permukaan roda gigi dapat dikelompokkan menjadi:
a. Lurus
b. Miring
c. Melengkung

Kita sudah membahas sebelumnya bahwa spur gears mempunyai gigi lurus yang
mana helical gears mempunyai gigi miring.

Gambar 3. Model kontak gigi


1.3 ISTILAH YANG DIGUNAKAN PADA RODA GIGI
Dalam external gearing, roda gigi dari dua poros berhubungan secara Itilah berikut biasa digunakan pada bab ini, sehingga dapat dengan mudah
eksternal seperti ditunjukkan pada Gambar 3.a. Roda yang terbesar dinamakan spur dipahami. Istilah ini diilustrasikan pada Gambar 5.
wheel atau gear dan roda terkecil dinamakan pinion. 1. Lingkaran kisar (pitch circle). Ini adalah sebuah lingkaran imajiner (khayal) oleh aksi
pengerolan murni, akan memberikan gerak yang yang sebagai roda gigi actual.
2. Diameter pitch circle. Ukuran roda gigi bias any dikhususkan oleh diameter pitch
circle. Ini dinamakan juga diameter pitch.
3. Permukaan pitch. Adalah permukaan yang ditempatkan pada pitch circle.
10.Module. Adalah rasio diameter pitch circle dalam millimeter terhadap jumlah gigi.
4. Addendum. Adalah jarak radial sebuah gigi dari pitch circle ke bagian atas gigi.
Biasanya dinotasikan dengan m. secara matematika dapat ditulis:
5. Dedendum. Adalah jarak radial sebuah gigi dari pitch circle ke bagian bawah gigi.
6. Addendum circle (Lingkaran addendum). Adalah lingkaran melalui bagian atas gigi
dan sepusat (seporos) dengan pitch circle. Catatan: seri yang direkomendasikan dari module dalam Standar India adalah 1, 1.25,
7.Dedendum circle (lingkaran dedendum). Adalah lingkaran melalui bagian bawah 1.5, 2, 2.5, 3, 4, 5, 6, 8, 10, 12, 16, 20, 25, 32, 40, dan 50.
gigi. Ini dinamakan juga dengan root circle. 11.Clearance. Adalah jarak radial dari bagian atas gigi terhadap bagian bawah gigi,
8 Circular pich. Adalah jarak yang diukur pada keliling pitch circle dari sebuah titik dari pada sebuah roda gigi yang kontak (berhubungan). Sebuah lingkaran yang melalui
salah satu gigi ke titik gigi berikutnya. Biasanya dinotasikan dengan p . bagian atas gigi yang kontak diketahui sebagai clearance circle.
c
12. Kedalaman total (total depth). Adalah jarak radial antara addendum circle dan
Secara matematika,
dedendum circle. Ini sama dengan jumlah addendum dan dedendum.
Circular pitch, p = π.D/T
c

Dimana: D = diameter pitch circle, T = jumlah gigi pada roda. 1.4 MATERIAL RODA GIGI
Jika D dan D adalah diameter dari 2 roda gigi yang berhubungan mempunyai jumlah Material yang digunakan untuk membuat roda gigi tergantung pada kekuatan
1 2

gigi T dan T , maka: dan kondisi pemakaian. Roda gigi dapat dibuat dari material logam dan non logam.
1 2
Roda gigi logam berasal dari besi cor, baja dan perunggu. Roda gigi non logam terbuat
dari kayu, kulit, kertas tekan dan resin sintetis.
Besi cor banyak digunakan untuk membuat roda gigi karena sifat tahan aus yang baik,
mampu dimesin dan mudah dibentuk dengan metode pengecoran. Baja digunakan
untuk roda gigi kekuatan tinggi dan baja dapat terbuat dari baja karbon atau baja
paduan. Roda gigi baja biasanya diperlakukan panas agar menghasilkan kombinasi
sifat ketangguhan dan kekerasan gigi. Perunggu digunakan secara luas untuk roda gigi
cacing (worm gears) untuk menurunkan keausan.
Tabel berikut ini menunjukkan sifat material yang biasa digunakan pada roda gigi.
Tabel 1: Sifat materal yang biasa digunakan pada roda gigi

Gambar 5. Istilah pada roda gigi


9. Diametral pitch. Adalah rasio jumlah gigi terhadap diameter pitch circle dalam
millimeter. Ini dinotasikan dengan P . secara matematika dapat ditulis.
d
1.5 DESAIN RODA GIGI
Dalam desain roda gigi, data berikut ini biasanya menjadi bahan pertimbangan:
a. Daya yang ditransmisikan.
b. Kecepatan roda gigi penggerak.
c. Kecepatan roda gigi yang digerakkan atau rasio putaran, dan
d. Jarak pusat poros.

Syarat berikut harus dijumpai dalam desain sebuah penggerak roda gigi:
a. Gigi gear harus mempunyai kekuatan yang cukup sehingga tidak akan gagal di
bawah beban statis atau beban dinamis selama operasi berjalan normal.
b. Gigi gear harus mempunyai cirri-ciri tahan aus sehingga umurnya aman.
c. Pemakaian material harus ekonomis.
d. Penjajaran roda gigi dan defleksi poros harus dipertimbangkan karena
mempengaruhi unjuk kerja roda gigi.
e. Pelumasan roda gigi harus memenuhi syarat.

1.6 JUMLAH GIGI MINIMUM PINION


Jumalh gigi minimum pada pinion (T ) dapat diperoleh dari persamaan berikut ini:
P
Gambar 7 : Gigi dari sebuah gear

Perhatikan setiap gigi seperti sebuah batang cantilever yang dibebani oleh
beban normal (W ) seperti ditunjukkan pada Gambar 7. Beban normal diuraikan ke
N
Dimana: A = fraksi yang mana addendum standar untuk roda,
W dalam dua komponen yaitu komponen tangensial (W ) dan komponen radial (W )
T R
G = rasio roda gigi = T /T = D /D
G P G P yang tegak lurus dan sejajar terhadap garis pusat gigi. Komponen tangensial (W )
T
Ф = sudut tekan
menimbulkan tegangan bending yang cenderung mematahkan gigi. Komponen radial
(W ) menimbulkan tegangan tekan yang besarnya relative kecil, sehingga
1.7 KEKUATAN BATANG GIGI GEAR – PERSAMAAN LEWIS R

Kekuatan batang gigi gear ditentukan dari persamaan Lewis dan kemampuan pengaruhnya pada gigi dapat diabaikan. Di sini tegangan bending digunakan sebagai
gigi gear membawa beban ditentukan oleh persamaan ini yang dapat memberikan dasar untuk perhitungan desain. Bagian kritis dari tegangan bending maksimum dapat
hasil yang memuaskan. Dalam penyelidikan, Lewis mengasumsikan bahwa beban diperoleh dengan menggambar sebuah parabola melalui A dan tangensial terhadap
ditransmisikan dari satu gigi ke gigi lain, seluruhnya diberikan dan diambil oleh satu kurva gigi pada B dan C. Parabola ini, seperti ditunjukkan pada Gambar 7.
gigi, karena itu tidak selalu aman untuk menahan bahwa beban didistribusikan Nilai maksimum dari tegangan bending atau tegangan kerja yang diijinkan, pada
diantara beberapa gigi. Ketika gigi mulai kontak, beban diasumsikan berada pada bagian BC diberikan oleh:
ujung dari gigi penggerak dan ujung gigi yang digerakkan.

(1-1)
Dimana M = Momen bending maksimum pada bagian kritis BC = W .h,
T

W = Beban tangensial pada gigi,


T

h = Panjang gigi,
y = Setengah tebal gigi (t) pada bagian kritis BC = t/2
3
I = Momen inersia terhadap garis pusat gigi = b.t /12,
b = Lebar permukaan gigi.
Substitusi nilai untuk M, y dan I pada Persamaan (1-1), dapat diperoleh:

Atau

1.8 TEGANGAN KERJA YANG DIIJINKAN UNTUK GIGI GEAR


Tegangan kerja yang diijinkan (σ ) dalam persamaan Lewis tergantung pada
w

material yang mana tegangan statis yang diijinkan (σ ) dapat ditentukan. Tegangan
o

statis yang diijinkan (σ ) adalah tegangan pada batas elastis material yang dinamakan
o
Catatan: Nilai tegangan statis yang diijinkan (σ ) untuk roda gigi baja adalah
tegangan dasar (basic stress). Menurut rumus Barth, tegangan kerja yang diijinkan o

adalah: mendekati tegangan tarik maksimum (σ ) dibagi tiga yaitu: (σ ) = (σ )/3


u o u

Dimana: σ = tegangan statis yang diijinkan, 1.9 BEBAN STATIS GIGI


w
Beban statis gigi (static tooth load) dinamakan juga kekuatan batang atau
C = factor kecepatan. kekuatan ketahanan (endurance strength) diperoleh melalui rumus Lewis dengan cara
v

Nilai factor kecepatan (C ) adalah sebagai berikut: mensubstitusikan batas ketahanan bending (flexural endurance limit) atau tegangan
v
batas elastis (elastic limit stress) σ dari pada tegangan kerja yang diijinkan (σ ).
e w

Beban statis dari gigi adalah:

Tabel berikut ini menunjukkan nilai batas ketahanan bending σ untuk material yang
e

berbeda.
Table berikut menunjukkan nilai tegangan statis yang diijinkan untuk material roda
gigi yang berbeda.
Tabel 2: Nilai tegangan statis yang diijinkan
Tabel 3: Nilai batas ketahanan bending σ
e
5. Keausan korosif. Korosi pada permukaan gigi terutama diakibatkan adanya elemen
korosif. Untuk menghindari keausan jenis ini, perlu ditambahkan bahan anti
korosif.

1.11 PROSEDUR DESAIN RODA GIGI LURUS


Berikut ini prosedur desain/perancangan roda gigi lurus:
• Beban gigi tangensial, diperoleh dari daya yang ditransmisikan dan kecepatan
garis pitch dengan menggunakan hubungan berikut:

Dimana: W = beban gigi tangensial yang diijinkan, dalam Newton,


Catatan: T

1. Batas ketahan permukaan untuk baja dapat diperoleh dari persamaan berikut: P = daya yang ditransmisikan dalam watt,
2 v = kecepatan garis pitch dalam m/s = π.D.N/60,
σ = (2,8.BHN-70) N/mm
es D = diameter lingkar pitch dalam meter.
2. Beban keausan maksimum (W ) harus lebih besar dari pada beban dinamis (W ). N = putaran dalam rpm
w D
C = service factor,
S
1.10 PENYEBAB KEGAGALAN GIGI GEAR
Diantara penyebab kegagalan pada gigi gear adalah sebagai berikut: Tabel berikut ini menunjukkan nilai service factor untuk jenis beban yang berbeda.
1. Kegagalan bending. Setiap gigi gear berperan seperti sebuah cantilever. Jika beban Tabel 4: Nilai service factor
dinamik total terjadi pada gigi gear lebih besar dari pada kekuatan batang dari
gigi gear,maka gigi gear akan gagal karena bending yaitu gigi gear bias patah.
2. Pitting (bintik-bintik/lubang kecil). Adalah kegagalan fatik permukaan yang mana
terjadi akibat beberapa tegangan kontak Hertz. Kegagalan terjadi ketika tegangan
kontak permukaan lebih besar dari pada batas ketahanan material.
3. Scoring. Panas yang luar biasa dihasilkan ketika adanya tekanan permukaan yang
sangat besar, kecepatan yang tinggi atau suplai pelumasan yang gagal.
4. Keausan abrasive. Partikel asing dalam pelumasan seperti kotoran, debu, yang Catatan:
masuk antara gigi dan kerusakan susunan gigi. Jenis kegagalan ini dapat dihindari • Nilai service factor di atas untuk roda gigi yang dilumasi secara tertutup
dengan cara memberikan filter/saringan untuk pelumasan oli atau dengan rapat. Dalam kasus pelumasan roda gigi secara terbuka dengan
penggunaan pelumas viskositas tinggi. menggunakan grease, nilai service factor adalah 0,65.
• Penerapan persamaan Lewis adalah sebagai berikut:
Keterangan: D = diameter lingkaran pitch dari pinion,
P

b = Lebar permukaan dari pinion,


Q = Faktor rasio
Kita mengetahui bahwa circular pitch,

Sehingga kecepatan garis pitch dapat juga diperoleh dengan menggunakan hubungan
sebagai berikut:
V.R = Rasio kecepatan = T /T
G P
2
K = Faktor tegangan beban dalam N/mm .
Dimana: m = Modul dalam meter,
Menuurut Buckingham, faktor tegangan beban (load stress factor) diberikan dengan
T = Jumlah gigi.
hubungan sebagai berikut:
• Menghitung beban dinamis (W ) pada gigi dengan menggunakan persamaan
D

Buckingham yaitu:
Dimana: σ = Batas ketahanan permukaan (surface endurance limit)
es

ф = sudut tekan,
E = Modulus Young’s untuk material dari pinion,
P

E = Modulus Young’s untuk material dari gear.


G
Dalam menghitung beban dinamis (W ), nilai beban tangensial (W ) dapat dihitung Nilai dari Batas ketahanan permukaan (surface endurance limit) dapat diberikan pada
D T

dengan mengabaikan service factor (C ) yaitu: Tabel berikut ini:


S
Tabel 5: Nilai dari Batas ketahanan permukaan (surface endurance limit)

• Menentukan beban statis gigi (yaitu kekuatan batang atau kekuatan ketahanan
gigi) dengan menggunakan hubungan:

Untuk keamanan operasi, W harus lebih besar dari pada W .


S D

• Terakhir, tentukan beban keausan gigi dengan menggunakan hubungan:

Beban keausan W tidak boleh lebih rendah dari pada beban dinamik (W ).
w D
Contoh 1:
Keterangan berikut ini dari sebuah roda gigi lurus reduksi tunggal:
Rasio roda gigi = 10 : 1; Jarak antara pusat = mendekati 660 mm; Pinion Standar nilai yang paling mendekati dari modul adalah 8 mm, sehingga kita dapat
mentransmisikan daya 500 kW pada putaran 1800 rpm; Addendum = m dengan sudut mengambil:
o
tekan 22,5 ; tekanan normal yang diijinkan antara gigi = 175 N/mm lebar. Tentukan: m = 8 mm
1. Modul standar yang paling mendekati. 2. Jumlah gigi pada setiap roda.
2. Jumlah gigi pada setiap roda. Jumlah gigi pada pinion adalah:
3. Lebar pinion;
4. Beban pada bantalan dari roda akibat daya yang ditransmisikan. Jumlah gigi pada roda gigi adalah:

Penyelesaian:
3. Lebar pinion,
Torsi yang terjadi pada pinion adalah:
Diketahui:
1. Modul standar yang paling mendekati.
Misalkan : m = modul yang dibutuhkan,
T = Jumlah gigi pada pinion, Beban tangensial,
P

T = Jumlah gigi pada gear,


G

D = diameter lingkaran pitch dari pinion.


P Beban normal pada gigi adalah:
D = diameter lingkaran pitch dari gear
G

Jumlah gigi pada pinion minimal adalah:


Tekanan normal antara gigi adalah 175 N/mm lebar, sehingga lebar pinion adalah:

4. Beban pada bantalan dari roda akibat daya yang ditransmisikan. Kita mengetahui
beban radial pada bantalan akibat daya yang ditransmisikan adalah:

Kita mengetahui bahwa:


Hitung daya yang dapat ditransmisikan oleh sepasang roda gigi lurus dengan data yang
diberikan di bawah ini. Hitung juga tegangan bending pada dua roda ketika
sepasang roda gigi mentransmisikan daya.
Jumlah gigi pada pinion = 20
Jumlah gigi pada gear = 80
Modul = 4 mm
Lebar gigi = 60 mm
o
Bentuk gigi = 20 involute
Kekuatan bending yang diijinkan = 200 MPa untuk material pinion,
= 160 MPa, untuk material gear,
Putaran pinion = 400 rpm,
Service factor = 0,8
Lewis form factor =
Factor kecepatan =
[Jawaban: 13,978 kW; 102,4 MPa; 77,34 MPa)
RODA GIGI HELIX
(HELICAL GEARS)
normal yang tegak lurus terhadap gigi. Secara matematika, normal
2.1 PENDAHULUAN pitch:
Roda gigi helix mempunyai gigi berbentuk helix mengelilingi gear. Roda gigi helix
digunakan untuk menghubungkan dua poros parallel (sejajar) seperti roda gigi
lurus. Gigi helical gears yang sejajar dengan sumbu mempunyai garis kontak 2.3 LEBAR PERMUKAAN RODA GIGI HELIX
seperti pada spur gear. Karena itu roda gigi helix memberikan gerakan yang halus Agar mempunyai lebih dari satu pasang kontak gigi, perpindahan gigi atau
dengan efisiensi transmisi yang tinggi. overlap setidak-tidaknya sama dengan axial pitch,

Beban gigi normal (WN) mempunyai dua komponen; satu adalah komponen
tangensial (WT) dan yang lain komponen aksial (WA), seperti ditunjukkan pada
Gambar 2.3. Gaya dorong aksial yang diberikan adalah:

Gambar 2.1: Sepasang roda gigi helix

2.2 ISTILAH YANG DIGUNAKAN PADA RODA GIGI HELIX


Istilah berikut berhubungan dengan roda gigi helix seperti ditunjukkan pada
Gambar 2.2 berikut ini:
1. Sudut helix (helical angle). Sebuah sudut yang dibuat konstan berbentuk
helix dengan sumbu berputar. Gambar 2.3: Lebar permukaan roda gigi helix
Biasanya direkomendasikan bahwa overlap lebih besar 15 persen dari circular
pitch. Maka:
Dimana:

Gambar 2.2: Roda gigi helix b = lebar permukaan minimum,


2. Kisar aksial (axial pitch). Adalah jarak sejajar terhadap sumbu antara m = modul
permukaan yang serupa dengan gigi yang berdekatan. Circular pitch Catatan:
dinotasikan dengan pc. Axial pitch juga didefinisikan sebagai circular pitch 1. Lebar permukaan maksimum dapat diambil 12,5m sampai 20m, dimana
pada bidang putar atau bidang diametral. m adalah modul. Dalam istilah diameter pinion (DP), lebar permukaan
3. Kisar normal (normal pitch). Adalah dinotasikan dengan pN. Normal menjadi 1,5 DP sampai 2 DP, meskipun 2,5 DP dapat digunakan.
pitch dapat juga didefinisikan sebagai circular pitch pada bidang 2. Dalam kasus double helical, lebar permukaan minimum adalah:
Lebar permukaan maksimum berada dalam kisaran 20 m sampai 30 m.
3. Dalam single helical gears, sudut helix berada dalam kisaran 20o sampai
35o, sementara untuk double helical gears dibuat sampai 45o.

2.4 JUMLAH GIGI EKUIVALEN PADA RODA GIGI HELIX


Secara matematika jumlah gigi ekuivalen pada roda gigi helix adalah:

Dimana: T = Jumlah gigi actual pada roda gigi helix,


α = Sudut helix. Gambar 2.5: Bagian dalam roda gigi sebuah mesin mobil
Catatan:
1. Nilai faktor kecepatan (Cv) dapat diambil sebagai berikut:

Gambar 2.4 : Roda gigi helix

2.5 KEKUATAN RODA GIGI HELIX


Dalam roda gigi helix, kontak antara gigi adalah gradual (setahap demi setahap),
2. Beban gigi dinamis pada roda gigi helix adalah:
permulaan pada ujung yang satu dan bergerak sepanjang gigi sehingga pada
beberapa saat garis kontak berjalan secara diagonal melintasi gigi. Penentuan
kekuatan roda gigi helix dimodifikasi menurut persamaan Lewis adalah:
3. Beban gigi statis atau kekuatan ketahanan gigi adalah:
Dimana: WT = Beban gigi tangensial,
σo = Tegangan statis yang diijinkan, 4. Beban keausan gigi maksimum untuk roda gigi helix adalah:
Cv = Faktor kecepatan
b = Lebar permukaan,
m = Modul,
y’ = Faktor bentuk gigi atau factor Lewis yang berhubungan terhadap jumlah gigi Dalam kasus ini :
ekuivalen.

Dimana:
Contoh 1: Ketika lebar permukaan maksimum (b) untuk roda gigi helix diambil 12,5 m
Sepasang roda gigi helix mentransmisikan daya 15 kW. Gigi adalah 20o memotong sampai 20 m, dimana m adalah modul, oleh karena itu kita ambil:
bidang diametral (sudut tekan) dan mempunyai sudut helix 45o. Pinion berputar b = 12,5 m
10.000 rpm dan mempunyai diameter pitch 80 mm. Roda gigi (gear) mempunyai Beban gigi tangensial (WT) :
diameter pitch 320 mm. Jika roda gigi dibuat dari baja cor yang memiliki kekuatan
statis ang diijinkan 100 MPa; Tentukan modul yang sesuai dan lebar permukaan
dengan pertimbangan kekuatan statis dan periksa keausan roda gigi, diambil σes
= 618 MPa. Dengan menggunakan metode trial and hit, diperoleh:
Penyelesaian: m = 2,3 mm ≈ 2,5 mm
Lebar permukaan b = 12,5 m = 12,5 x 2,5 = 31,25 mm ≈ 32 mm
Memeriksa keausan gigi
Modul dan lebar permukaan:
Misalkan m = Modul dalam mm, Rasio kecepatan:
b = Lebar permukaan dalam mm.
ketika pinion dan gear dibuat dari bahan yang sama (yaitu baja cor), oleh karena
itu pinion adalah terlemah. Jadi desain didasarkan pada pinion. Faktor rasio:
Kita mengetahui bahwa torsi yang ditransmisikan oleh pinion adalah:

Kita mengetahui bahwa:


Beban gigi tangensial pada pinion :

Ketika gear dibuat dari bahan yang sama (yaitu baja cor), oleh karena itu
Jumlah gigi pada pinion: diambil:

Jumlah gigi ekuivalen untuk pinion: Faktor tegangan beban :

Faktor bentuk gigi untuk pinion pada sudut 20o:

Beban maksimum untuk keausan:


Kecepatan keliling:

Ketika beban maksimum untuk keausan adalah lebih besar dari pada beban
Faktor kecepatan: tangensial pada gigi, oleh karena itu desain adalah aman dengan
pertimbangan keausan:
Contoh 2:
Roda gigi helix terbuat dari baja cor dengan sudut helix 30o mentransmisikan
daya 35 kW pada putaran 1500 rpm. Jika gear mempunyai 24 gigi, tentukan
modul, diameter pitch dan lebar permukaan untuk 20o full depth teeth. Tegangan
statis untuk baja cor diambil 56 MPa. Lebar permukaan diambil 3 kali normal
pitch. Berapakah gaya dorong (thrust) pada ujung gigi? Faktor gigi untuk 20o full
depth involute gear diambil 0,154 – 0,912/TE , dimana TE menunjukkan jumlah
ekuivalen gigi.
Penyelesaian:
Diketahui:
Dengan menggunakan metode trial and hit, diperoleh:
Modul: m = 5,5 mm ≈ 6 mm
Misalkan: m = Modul dalam mm, Diameter pitch dari gear:
DG = Diameter lingkaran pitch dari gear dalam mm.
Torsi yang ditransmisikan oleh gear adalah:
Dengan menggunakan metode trial and hit, diperoleh:
m = 5,5 mm ≈ 6 mm
Jumlah gigi ekuivalen:
Diameter pitch dari gear:

Faktor gigi:
Lebar permukaan :

Beban gigi tangensial:

Gaya dorong ujung gear:

Kecepatan keliling:

Latihan:
1. Sepasang roda gigi helix dengan sudut helix 30o digunakan untuk
mentransmisikan daya 15 kW pada putaran pinion 10.000 rpm. Rasio
kecepatan adalah 4 : 1. Kedua roda gigi dibuat dari baja yang dikeraskan
Misalkan diambil faktor kecepatan: (hardened steel) dengan kekuatan statis 100 N/mm2. Gigi dengan sudut tekan
20o dan pinion mempunyai 24 gigi. Lebar permukaan diambil 14 kali modul.
Tentukan modul dan lebar permukaan dan periksa roda gigi untuk keausan.
Beban gigi tangensial: (Jawab: 2 mm, 28 mm)
SISTEM TRANSMISI DAYA
proses transmisi daya dari sumber daya pada umumnya mempunyai putaran yang tinggi. oleh
karena itu putaranya perlu diturunkan (direduksi) agar dapat berfungsi sesuai keinginan pada mesin
pemakai daya. proses transmisi daya dari sumber daya ke mesin pemakai daya dapat dilakukan
secara langsung (kopling), atau tidak langsung (ban mesin, rantai, roda gigi, roda geser). masing
masing jenis transmisi daya tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan.

Torsi tertinggi suatu mesin umumnya terjadi pada sekitar pertengahan dari batas putaran mesin
yang diijinkan, sedangkan kendaraan memerlukan torsi tertinggi pada saat mulai bergerak. Selain itu,
kendaraan yang berjalan pada jalan yang mendaki memerlukan torsi yang lebih tinggi dibandingkan
mobil yang berjalan pada jalan yang mendatar. Kendaraan yang berjalan dengan kecepatan rendah
memerlukan torsi yang lebih tinggi dibandingkan kecepatan tinggi. Dengan kondisi operasi yang
berbeda-beda tersebut maka diperlukan sistem transmisi agar kebutuhan tenaga dapat dipenuhi
oleh mesin.

Transmisi diperlukan karena mesin pembakaran yang umumnya digunakan dalam mobil merupakan
mesin pembakaran internal yang menghasilkan putaran (rotasi) antara 600 sampai 6000 rpm.
Sedangkan, roda berputar pada kecepatan rotasi antara 0 sampai2500 rpm.

Alasan Diperlukannya Sistem Transmisi


1. Diperlukan kecepatan mesin yang tidak sama dengan kecepatan penggerak mula (biasanya
lebih rendah).
2. Kecepatan mesin yang seringkali berubah (diatur), dimana penggerak mula tidak dapat
memenuhi kebutuhan tersebut.
3. Pada periode tertentu mesin memerlukan torsi yang jauh lebih besar dari yang diperoleh
dari poros motor.
4. Kadang-kadang satu motor digunakan untuk menggerakkan beberapa peralatan/mesin
dengan kecepatan yang berbeda.
5. Motor standar umumnya dirancang dengan gerak putar, sedangkan mesin kadang-kadang
bergerak lurus.
6. Karena pertimbangan keamanan, kemudahan perawatan atau dimensi mesin yang tidak
diperbolehkan dihubungkan langsung dengan poros penggerak mula.

Macam – Macam Transmisi


Secara umum transmisi di bedakan menjadi 2 yaitu : transmisi langsung dan transmisi tak langsung
1. Transmisi Langsung
Sistem ini sering disebut dengan transmisi roda gigi, karena cara kerjanya kontak secara
langsung antara elemen poros penggerak dengan yang digerakan. Roda gigi digunakan untuk
mentransmisikan daya besar dan putaran yang tepat serta jarak yang relatif pendek. Roda gigi dapat
berbentuk silinder atau kerucut.
Adapun kelebihan dan kelemahan pada transmisi ini di antaranya:
a. Kelebihan
➢ Tidak terjadi slip
➢ Dapat memindahkan daya yang besar
➢ Dapat digunakan untuk putaran tinggi dan tepat
➢ Ringkas tidak memerlukan tempat yang luas
➢ Dapat memindahkan daya dengan putaran stabil
b. Kelemahan
➢ Perlu ketelitian tinggi dalam perencanaannya, sampai perawatannya.
➢ Biaya pembuatan yang cukup mahal.

2. Transmisi Tak Langsung


Pada transmisi ini tidak terjadi kontak elemen poros dengan poros yang digerakkan melainkan
melalui elemen suatu transmisi yang menghubungkan kedua poros.
Penggunaan transmisi tak langsung dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu :
a. Kelompok yang pertama : Sabuk dengan gigi yang digerakkan dengan sproket pada jarak pusat
sampai mencapai 2 (m), dan meneruskan putaran secara tepat dengan perbandingan antara 1/1
sampai 6/1.
b. Kelompok yang kedua : Sabuk rata dipasang pada puli silinder dan meneruskan momen antara
dua poros yang jaraknya dapat sampai 10 (m) dengan perbandingan putaran antara 1/1 sampai
6/1.
c. Kelompok yang ketiga : Sabuk dengan penampang trapesium dipasang pada puli dengan alur
dan meneruskan momen antara dua poros yang jaraknya dapat sampai 5 (m) dengan
perbandingan putaran antara 1/1 sampai 7/1 .

Pada transmisi terdapat roda gigi, roda gigi/gears merupakan roda yang terbuat dari besi yang
mempunyai gerigi pada permukaannya. Roda gigi disusun bekerja secara berpasangan dan setiap
pasangan terdapat sebuah roda gigi yang menggerakkan (driving gear) dan sebuah roda gigi yang
digerakkan (driven gear).
Ada beberapa desain dari roda gigi yang digunakan pada transmisi sekarang ini, diantaranya sebagai
berikut :

Roda Gigi Jenis Spur

Bentuk giginya lurus sejajar dengan poros, dipergunakan untuk roda gigi geser atau yang bisa digeser
(Sliding mesh).

Roda Gigi Jenis Helical

Bentuk giginya miring terhadap poros,dipergunakan untuk roda gigi tetap atau yang tidak bisa
digeser (Constant mesh dan synchro-mesh).

Roda Gigi Jenis Double Helical


Bentuk giginya dobel miring terhadap poros, dipergunakan untuk roda gigi tetap atau yang tidak bisa
digeser (Constant mesh dan synchro-mesh).

Roda Gigi Jenis Epicyclic

Bentuk giginya lurus atau miring terhadap poros, dipergunakan untuk roda gigi yang tidak tetap
kedudukan titik porosnya (Constant mesh, Otomatis).

Bagian dan Fungsi Transmisi Roda Gigi


Salah satu tujuan digunakannya transmisi roda gig adalah untuk mengatur putaran motor yang
dipindahkan ke roda-roda belakang dalam bermacam-macam perlambatan dimana letak dari
transmisi dibelakang kopling dan penjelasannya seperti berikut :

a. Main Gear
Main gear terpasang pada main shaft dengan perantara bearing. Jumah main gear tergantung
dengan jumlah tingkat kecepatan yang ada pada transmisi. Untuk transmisi dengan 5-speed
terdapat 5 main gear dengan jumlah gear yang berbeda dan berfungsi untuk membuat gear
ratio bersama-sama dengan counter gear sesuai dengan tingkat kecepatan.
b. Counter Gear
Terdiri dari beberapa gear yang disatukan, banayaknya gear tergantung dari banyaknya
tingkat kecepatan.
c. Revrseidle Gear dan Shaft
Revrseidle Gear terpasang pada Revrseidle Gear dan shaft ini berfungsi untuk
menghubungkan counter gear dengan main reverse gear sehingga main reverse gear berputar
berlawanan arah dengan input shaft ( main drive gear).
d. Input Shaft
Input shaft transmission disatukan dengan main drive gear berfungsi untuk memindahkan
putran dari clutch ke conter gear.
e. Main Shaft
Main shaft berfungsi sbagai output transmisi tempat pemasangan main gear dan hub set,
antara main shaft ke main gear dan hub set dihubungkan dengan bearing.
f. Interlock Sistem
Dalam pengoperasian transmisi, setiap tingkat kecepatan hanya boleh terjadi satu gear yang
masuk, karena setiap main gear mempunyai gear ratio yang berbeda, untuk maksud tersebut
pada transmisi dipasang interlock pin dan ball seperti yang digunakan pada transmisi.
g. Location Ball
Dalam pengopersian transmisi, gear yang suda masuk (sleeve hub yang sudah berkaitan
dengan main gear) diusahakan agar tidak kembali keposisi netral dengan sendirinya. Begitu
pula gerakan dari fork juga harus dibatsi sesuai dengan gerakan sleeve, sehingga pengemudi
dapat merasakan gear yang sudah masuk atau belum. Untuk itu digunakan location ball pada
setiap fork shaft yang selalu di tekan oleh spring.
Torsi Mesin
Torsi adalah ukuran kemampuan mesin untuk melakukan kerja, jadi torsi adalah suatu energi.
Besaran torsi adalah besaran turunan yang biasa digunakan untuk menghitung energi yang
dihasilkan dari benda yang berputar pada porosnya. Adapun perumusan dari torsi adalah sebagai
berikut. Apabila suatu benda berputar dan mempunyai besar gaya sentrifugal sebesar F, benda
berputar pada porosnya dengan jari-jari sebesar b, dengan data tersebut torsinya adalah:

T = F x b (N.m)
dimana:
T = Torsi benda berputar (N.m)
F = adalah gaya sentrifugal dari benda yang berputar (N)
b= adalah jarak benda ke pusat rotasi (m)
Karena adanya torsi inilah yang menyebabkan benda berputar terhadap porosnya, dan benda akan
berhenti apabila ada usaha melawan torsi dengan besar sama dengan arah yang berlawanan.

Pada motor bakar untuk mengetahui daya poros harus diketahui dulu torsinya. Pengukuran torsi
pada poros motor bakar menggunakan alat yang dinamakanDinamometer. Prinsip kerja dari alat ini
adalah dengan memberi beban yang berlawanan terhadap arah putaran sampai putaran mendekati
0 rpm, Beban ini nilainya adalah sama dengan torsi poros. Dapat dilihat dari gambar diatas adalah
prinsip dasar dari dinamometer. Dari gambar diatas dapat dilihat pengukuran torsi pada poros (
rotor) dengan prinsip pengereman dengan stator yang dikenai beban sebesar w. Mesin dinyalakan
kemudian pada poros disambungkan dengan dinamometer. Untuk megukur torsi mesin pada poros
mesin diberi rem yang disambungkan dengan w pengereman atau pembebanan. Pembebanan
diteruskan sampai poros mesin hampir berhenti berputar. Beban maksimum yang terbaca adalah
gaya pengereman yang besarnya sama dengan gaya putar poros mesin F. Dari definisi disebutkan
bahwa perkalian antara gaya dengan jaraknnya adalah sebuah torsi, dengan difinisi tersebut Tosi
pada poros dapat diketahui dengan rumus:
T = w x b (Nm)
Dengan
T = adalah torsi mesin (Nm)
w = adalah beban (N)
b= adalah jarak pembebanan dengan pusat perputaran (m)
Ingat w (beban/berat) disini kita bedakan dengan massa (m), kalau massa satuan kg, adapun beban
disini adalah gaya berat dengan satuan N yang diturunkan dari W=mg
Pada mesin sebenarnya pembebanan adalah komponen-komponen mesin sendiri yaitu asesoris
mesin ( pompa air, pompa pelumas, kipas radiator), generator listrik (pengisian aki, listrik
penerangan, penyalan busi), gesekan mesin dan komponen lainnya.

Daya Mesin (Power)


Sedangkan power yang dihitung dengan satuan Kw (Kilo watts) atau Horse Power (HP) mempunyai
hubungan erat dengan torque. Power dirumuskan sbb :
Power = torque x angular speed.
Rumus diatas adalah rumus dasarnya, pada engine maka rumusnya menjadi :
Power = torque x 2 phi x rotational speed (RPM).
Untuk mengukur Power (KW) adalah sbb :
Power (kW) = torque (Nm) x 2 phi x rotational speed (RPM) / 6000
6000 dapat diartikan adalah 1 menit = 60 detik, dan untuk mendapatkan kw = 1000 watt.
sedangkan untuk mengukur Power (HP) adalah sbb :
Power (HP) = torque (lbs. ft) x rotational speed (RPM) / 5252
Pada motor bakar, daya dihasilkan dari proses pembakaran didalam silinder dan biasanya disebut
dengan daya indiaktor. Daya tersebut dikenakan pada torak yang bekerja bolak balik didalam silinder
mesin. Jadi didalam silinder mesin, terjadi perubahan energi dari energi kimia bahan bakar dengan
proses pembakaran menjadi energi mekanik pada torak. Daya indikator adalah merupakan sumber
tenaga persatuan waktu operasi mesin untuk mengatasi semua beban mesin. Mesin selama bekerja
mempunyai komponen-komponen yang saling berkaitan satu dengan lainnya membentuk kesatuan
yang kompak.

Komponen-komponen mesin juga merupakan beban yang harus diatasi daya indikator. Sebagai
contoh pompa air untuk sistim pendingin, pompa pelumas untuk sistem pelumasan, kipas radiator,
dan lain lain, komponen ini biasa disebut asesoris mesin. Asesoris ini dianggap parasit bagi mesin
karena mengambil daya dari daya indikator. Disamping komponen-komponen mesin yang menjadi
beban, kerugian karena gesekan antar komponen pada mesin juga merupakan parasit bagi mesin,
dengan alasan yang sama dengan asesoris mesin yaitu mengambil daya indikator. Seperti pada
gambar diatas terlihat bahwa daya untuk meggerakan asesoris dan untuk mengatsi gesekan adalah
5% bagian. Untuk lebih mudah pemahaman dibawah ini dalah perumusan dari masing masing daya.
Satuan daya menggunakan HP( hourse power )
Ne = Ni − (Ng + Na) ( HP)
dengan
Ne = adalah daya efektif atau daya poros ( HP)
Ni = adalah daya indikator ( HP)
Ng = adalah kerugian daya gesek ( HP)
Na = adalah kerugian daya asesoris ( HP)

Anda mungkin juga menyukai