Anda di halaman 1dari 18

“KONSEP KEPERAWATAN DAN SIMULASI ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN

YANG MENGALAMI WAHAM DAN HALUSINASI”

Disusun dalam rangka untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kep. Kesehatan Jiwa II

Dosen Pembimbing : Rully Andhika, S.Kep., Ns., MAN

Disusun Oleh :

1. Anisa Rahayu Ningtiyas (108118024)


2. Kartika Indah Sari (108118025)
3. Dwi Wahyu Imam Sejati (108118026)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN TINGKAT 3B


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
AL IRSYAD AL ISLAMIYYAH CILACAP
2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah, dan

inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan MAKALAH ini dengan judul “KONSEP

KEPERAWATAN DAN SIMULASI ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN YANG

MENGALAMI WAHAM DAN HALUSINASI”

Dengan ini kami mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat

menyelesaikan makalah dengan baik dan lancar.

2. Bapak Rully Andhika, S.Kep., Ns., MAN selaku dosen keperawatan komunitas

Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan

untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu kesehatan dan keperawatan,

Aamiin.

Cilacap, 17 September 2020

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI

COVE

R............................................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I.....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................5
C. Tujuan............................................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................6
A. Pengertian Wahan & Halusinasi..................................................................................................6
C. Tanda & Gejala.............................................................................................................................7
D. Jenis – Jenis waham dan halusinasi.............................................................................................8
E. Tahapan waham dan halusinasi...................................................................................................8
F. Konsep dasar Asuhan Keperawatan............................................................................................9
BAB III.....................................................................................................................................................17
PENUTUP................................................................................................................................................17
A. Kesimpulan..................................................................................................................................17
B. Saran.............................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................18

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk hidup yang lebih sempurna dibandingkan dengan
makhluk yang lain. Konsep tentang manusia bermacam-macam. Ada yang menyatakan
bahwa manusia adalah hewan yang berakal. Ada pula yang menyatakan manusia adalah
makhluk yang hina dan rendah karena diciptakan dari tanah. Ini semua menandakan
bahwa manusia adalah makhluk misterius (masalah manusia yang multikompleks), dan
manusia umumnya tidak mampu mengetahui hakikat manusia secara utuh (Asmadi,
2008).
Kesehatan jiwa, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan kesehatan
sebagai “keadaan sehat fisik, mental, dan sosial, bukan semata-mata keadaan tanpa
penyakit”. Orang yang memiliki kesejahteraan emosional, fisik, dan sosial dapat
memenuhi tanggung jawab kehidupan, berfungsi dengan efektif dalam kehidupan sehari-
hari, dan puas dengan hubungan interpersonal dan diri mereka sendiri (Videbeck, 2008).
Menurut UU Kesehatan Jiwa No.3 Tahun 1966, kesehatan jiwa adalah kondisi
yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, emosional secara optimal dari
seseorang, dan perkembangan ini berjalan selaras dengan orang lain (Direja, 2011).
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan yang profesional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan,
berbentuk pelayanan biopsikososial dan spiritual. Praktik keperawatan yang bersifat
humanistik dan berorientasi pada kepentingan klien adalah penerapan dari ilmu
pengetahuan, prinsip dan kiat keperawatan (Azizah, 2011).
Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berupaya meningkatkan dan
mempertahankan perilaku pasien yang berperan pada fungsi yang terintegrasi sistem
pasien atau klien dapat berupa individu, keluarga, kelompok, organisasi, atau komunitas.
American nurse Association mendefinisikan keperawatan kesehatan jiwa sebagai suatu
bidang spesialisasi praktik keperawatan yang menerapkan teori perilaku manusia sebagai
ilmunya dan penggunaan diri yang bermanfaat sebagai kiatnya (Stuart, 2007).

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Waham & Halusinasi ?
2. Apa saja penyebab dari Waham & Halusinasi ?
3. Apa saja tanda gejala Waham & Halusinasi ?
4. Apa saja jenis-jenis dari Waham & Halusinasi ?
5. Apa saja tahapan dari Waham & Halusinasi ?
6. Bagaimana konsep asuhan keperawatan Waham & Halusinasi ?

C. Tujuan
1. Menjelaskan dimaksud dengan Waham & Halusinasi .
2. Menyebutkan apa saja penyebab dari Waham & Halusinasi .
3. Menyebutkan apa saja tanda gejala Waham & Halusinasi .
4. Menyebutkan apa saja jenis-jenis dari Waham & Halusinasi .
5. Menyebutkan apa saja tahapan dari Waham & Halusinasi .
6. Menjelaskan bagaimana konsep asuhan keperawatan Waham & Halusinasi .

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Wahan & Halusinasi


Waham adalah suatu kepercayaan keyakinan atau ide yang salah dan bertentangan
dengan suatu kenyataan yang tidak ada kaitannya dengan latar belakang budaya (Direja,
2011). Menurut Stuart Gail W ( 2007 ), akibat bila waham tidak diatasi adalah: klien
dengan waham dapat berakibat terjadinya risiko mencederai diri, orang lain dan
lingkungan. Risiko mencederai merupakan suatu tindakan yang kemungkinan dapat
melukai / membahayakan diri, orang lain dan lingkungan.
Halusinasi adalah suatu gejala gangguan jiwa pada individu yang ditandai dengan
perubahan sensori, persepsi : merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan,
perabaan, pengecapan, penciuman (Keliat, 2009). Halusinasi adalah hilangnya
kemampuan manusia dalam membedakan rangsangan internal (pikiran) dan rangsang
eksternal (dunia luar). Klien memberi resepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada
objek rangsangan yang nyata (Kusumawati, 2010)

B. Etiologi
 Waham
1. Faktor Predisposisi
a. Genetis : diturunkan, adanya abnormalitas perkembangan sistem syaraf
yang berhubungan dengan respon biologis yang mal adaptif.
b. Neurobiologis : adanya ggn pada korteks pre frontal & korteks limbic.
c. Neurotransmitter : abnormalitas pada dopamine, serotonin & glutamate
d. Psikologis : Ibu pencemas, terlalu melindunga, ayah tidak peduli.

2. Faktor Presipitasi
a. Prosen pengolahan informasi yang berlebihan
b. Mekanisme penghantaran listrik yang abnormal
c. Adanya gejala pemicu

6
 Halusinasi
7. Faktor Predisposisi menurut Yosep (2011) :
a. Faktor perkembangan
b. Faktor sosialkultural
c. Faktor biokimia
d. Faktor psikologis
e. Pola genetik dan pola asuh
8. Faktor presipitasi
Penyebab halusinasi dapat dilihat dari 5 dimensi menurut Yosep (2011) :
a. Dimensi fisik
b. Dimensi emosional
c. Dimensi intelektual
d. Dimensi sosial
e. Dimensi spiritual

C. Tanda & Gejala


 Waham
1. Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama, kebesaran,
kecurigaan, keadaan dirinya berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai
dengan kenyataan).
2. Klien tampak tidak mempunyai orang lain
3. Curiga
4. Bermusuhan
5. Merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungan
6. Takut & sangat waspada
7. Tidak tepa menilai lingkungan atau realitas
8. Ekspresi wajah tegang
9. Mudah tersinggung
 Halusinasi
Menurut Yosep (2011) yaitu :
1. Halusinasi pendengaran

7
2. Halusinasi penglihatan
3. Halusinai penghidu
4. Halusinasi peraba
5. Halusinasi pengecap

D. Jenis – Jenis waham dan halusinasi


 Waham
1. Waham agama
2. Waham curiga
3. Waham kebesaran
4. Waham somatic
5. Waham nihilistic
6. Waham sisip pikir
7. Waham siar pikir
8. Waham control pikir
 Halusinasi
1. Halusinasi pendengaran (audiktif, akustik)
2. Halusinasi penglihatan (visual, optik)
3. Halusinasi penciuman (olfaktorik)
4. Halusinasi pengecapan (gustatorik)
5. Halusinasi raba (taktil)

E. Tahapan waham dan halusinasi


 Waham
1. Fase Lack of humaneed
2. Fase Lack of self steem
3. Fase Control internal eksternal
4. Fase Environment support
5. Fase Comforting
6. Fase Improving

8
 Halusinasi
Menurut Kusumawati dan Hartono (2010) :
1. Fase I (Comforting)
2. Fase II (Condemming)
3. Fase III (Controlling
4. Fase IV (Qonquering)

F. Konsep dasar Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
Merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan. Kegiatan
perawatan dalam melakukan pengkajian keperawatan ini adalah dengan mengkaji
klien dan keluarga klien tentang tanda gejala serta faktor penyebab, memfalidasi data
dari klien (Kusumawati dan Hartono, 2010)
Sedangkan menurut Keliat, (2009) tahap pengkajian terdiri atas pengumpulan data
dan perumusan kebutuhan, atau masalah klien. Data yang dikumpulkan meliputi
biologis, psikologis,sosial dan spiritual.
Pada saat pengkajian hambatan yang dialami penulis terhadap klien adalah kurang
kooperatif, klien tampak gelisah dan sering tidak konsentrasi saat ditanya. Klien
sering mengalihkan topic pembicaraan dank lien sering bicara ngelantur dan tidak
terkontrol klien tidak mengetahui bahwa yang dialaminya adalah sebuah penyakit
gangguan jiwa.
2. Diagnosa Keperawatan
 Waham
1. Hambatan Komunikasi Verbal b.d ggn konsep diri ditandai dengan kesulitan
memahami komunikasi dan ketidakmampuan menggunakan ekspresi wajah
(Nanda hal 261)
2. Gangguan Identitas pribadi b.d harga diri rendah ditandai dengan kebingungan
tentang tujuan, deskrpsi waham tentang diri sendiri (Nanda hal 267)
3. Resiko Perilaku Kekerasan thd orrang lain b.d ggn psikosis (Nanda hal 416)

9
 Halusinasi
1. Konfusi Akut b.d ggn fungsi kognitif ditandai dengan gelisah, halusinasi,
salah persepsi (Nanda hal 252)
2. Resiko Perilaku Kekerasan thd diri sendiri b.d ggn psikologis ditandai dengan
isolasi sosial (Nanda hal 417)
3. Gangguan Identitas Pribadi b.d harga diri rendah ditandai dengan perasaan
aneh, ketidakmampuan membedakan stimulus internal (Nanda 267)
3. Intervensi Keperawatan
 Waham

Dx Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional


1 Setelah dilakukan tindakan 1. Bina hubungan saling 1. Hubungan saling percaya
keperawatan selama 3x24 jam percaya dgn mggnakan menjadi dasar interaksi
diharapkan pasien dapat prinsip kom tarapeutik. selanjutnya dalam membina
berkomunikasi dgn baik. 2. Sapa klien dengan ramah klien dalam berinteraksi
Kriteria hasil : baik verbal maupun non dengan baik dan benar.
1. Klien dapat membinan verbal Sehingga klien mau
hubungan saling percaya 3. Perkenalkan diri dengan mengutarakan isi
2. Klien dapat sopan perasaannya
mengidentifikasikan 4. Tanyakan nama lengkap & 2. Meningkatkan orientasi
kemampuan yang dimiliki nama yang disukai klien klien pada realita dan
3. Klien dapat 5. Jelaskan tujuan pertemuan meningkatkan rasa percaya
mengidentifikasi kebutuhan 6. Jujur & menepati janji klien pada perawat.
yang tidak dimiliki. 7. Tunjukkan rasa empati & 3. Suasana lingkungan
menerima klien dengan apa persahabatan yang
adanya mendukung dalam
8. Jangan membantah & komunikasi terapeutik
mendukung waham klien 4. Mengetahui penyebab
9. Katakan perawat menerima waham curiga dan
keyakinan klien intervensi selanjutnya yang
10. Katakan klien dalam keadaan akan dilakukan oleh klien
aman dan terlindungi 5. Reinforcement positif

10
dapat meningkatkan
kemampuan yang dimiliki
oleh klien dan harga diri
klien
6. Klien terdorong untuk
memilih aktivitas seperti
sebelumnya tentang
aktivitas yang pernah
dimiliki oleh klien
7. Dengan mendengarkan
klien akan merasa lebih
perhatikan sehingga klien
akan mengungkapkan
perasaannya
2 Setelah dilakukan tindakan 1. Bina hubungan saling percaya 1. Membina hubungan
keperawatan selama 3x24 jam dengan : saling percaya. Kontak
diharapkan harga diri pasien tinggi a) beri salam setiap yg jujur, konsisten dgn
dengan kriteria hasil : Harga berinteraksi perawat dapat membantu
diri(N0C.101) b) perkenalkan nama. Nama klien membina kembali
Indikator IR ER panggilan perawat dan interaksi penuh percaya
tujuan berkenalan dgn orang lain
Tingkat c) tanyakan & penggil nama 2. Keterlibatan dgn orang
kepercayaan kesukaan pasien terdekat dapat membantu
diri d) tunjukan sikap jujur & membangun & atau
Menghargai
menepati janji setriap kembali membentuk
orang lain
Komunikasi berinteraksi sistem pendukung &

terbuka e) tayakan perasaan pasien & mengintegrasikan klien


Penerimaan masalah yang dihadapi kembali ke dalam
terhadap pasien jaringan sosial
kritik yang f) buat kontak interaksi yang 3. Solitude & kesepian
membangun jelas dapat diterima / dgn

11
Keterangan : g) dengarkan dgn penuh pilihan. Dan perbedaan
1 : tidak pernah positif perhatian ekspresi ini membantu klien
2 : jarang positif perasaan pasien mengidentifikasi apa yg
3 : kadang-kadang positif 2. tanyakan pada pasien ttg : terjadi pada dirinnya shg
4 : sering positif a) orang yang tinggal dapat diambil langkah
5 : konsisten positif serumah / sekamar pasien untuk mengatasi masalah
b) orang yang paling dekat ini
dgn pasien dirumah /
ruang perawatan
c) apa yg membuat pasien
dekat dgn orang tsb
d) orang yg tidak dekat dgn
pasien dirumah / diruang
perawatan
3. beri pujian thd kemampuan
pasien mengungkapkan
perasaan
4. tanyakan pada pasien ttg :
a) manfaat hubungan sosial
b) kerugian menarik diri
c) diskusikan bersama pasien
ttg manfaat berhubungan
sosial & kerugian menarik
diri
5. beri pujian thd kemampuan
pasien mengungkapkan
perasaanya.
3 Setelah dilakukan tindakan 1. Bina hubungan saling percaya 1. Hubungan saling percaya
keperawatan selama 3x24 jam a) Sapa klien dengan ramah. akan menimbulkan
diharapkan pasien tidak terjadi Baik verbal maupun kepercayaan klien pada
kekerasan thd orang lain nonverbal perawat shg akan

12
Kriteri hasil : Kontrol resiko (Noc b) Perkenalkan diri dengan memudahkan dalam
248) sopan pelaksanaan tindakan
Indikator IR ER c) Tanya nama lengkap klien selanjutnya
dan nama panggilan yg 2. Pujian akan
Mengidentifikasi disukai klien meningkatkanharga diri
faktor resiko d) Jelaskan tujuan pertemuan. klien
Mengenali
Jujur & menepati janji 3. Peningkatan kemampuan
kemampuan utk
e) Tunjukan sikap empati & mendorong klien untuk
merubah
menerima klien apa adnya mandiri
perilaku
Menyesuaikan 2. Beri kesempatan untuk 4. Pelaksanaan kegiatan

strategi kontrol mengungkapkan perasaannya secara mandiri, modal

risiko ttg penyakit yg dideritanya awal untuk


a) Sediakan waktu untuk meningkatkan harga
Keterangan : mendengarkan klien
1. Tidak pernah menunjukan b) Katakana pada klien
2. Jarang menunjukan bahwa ia adalah seorang
3. Kadang-kadang menunjukan yg berharga &
4. Sering menunjukan bertanggung jawab serta
5. Konsisten menunjukan mampu menolong dirinya
sendiri
c) Diskusikan kemampuan
dan aspek positif yg
dimiliki klien & beri
pujian atas kemampuan
mengungkapkan
perasaanya
d) Saat bertemu klien
hindarkan memberi
penilaian negative
3. Utamakan memberi pujian
yang realistis

13
4. Diskusikan kemampuan klien
yang masih dapat digunakan
selama sakit
5. Diskusikan juga kemampuan
yg dapat dilanjutkan
penggunaan dirumah sakit &
dirumah nanti

 Halusinasi

No Diagnosa Keperawatan NOC NIC


1 Konfusi Akut b.d ggn fungsi Setelah dilakukan tindakan Manajemen halusinasi
kognitif ditandai dengan gelisah, keperawatan selama 3x24 jam (NIC hal 180)
halusinasi, salah persepsi (Nanda diharapkan konfusi akut dapat 1. Catat perilaku klien
hal 252) teratasi . yang menunjukan
Kriteria hasil : tingkat delirium halusinasi
(NOC hal 568) 2. Dorong klien untuk
Indikator IR ER mendeskripsikan
perasaan secara tepat
Delusi 3. Bangun hubungan
Halusinasi
Gangguan pola interpersonal & saling

tidur/bangun percaya dengan klien


Gangguan memori 4. Berikan istirahat dan
gizi yang cukup

14
2 Resiko Perilaku Kekerasan thd diri Indikator IR ER Manajemen perilaku
sendiri b.d ggn psikologis ditandai menyakiti siri (NIC hal
dengan isolasi sosial (Nanda hal Mengidentifikasi 202)
417) kapan frustasi 1. Tentukan motif dan
Mengidentifikasi
alasan perilaku
tanda-tanda awal
2. Pindahkan barang yang
marah
Menidentifikasi berbahaya dari

alas an perasaan lingkungan sekitar

marah pasien
Setelah dilakukan tindakan 3. Monitor pasien untuk
keperawatan selama 3x24 jam adanya impuls
diharapkan pasien tidak melakukan menyakiti diri yang
kekerasan thd diri sendiri. mungkin memperburuk
Kriteria hasil : menahan diri dari menjadi pikiran atau
kemarahan sikap bunuh diri
4. Monitor pasien terkait
dengan efek samping
pengobatan & hasil
yang diinginkan
3 Gangguan Identitas Pribadi b.d Indikator IR ER Peningkatan harga diri
harga diri rendah ditandai dengan (NIC hal 326) :
perasaan aneh, ketidakmampuan Membedakan diri 1. Tentukan
membedakan stimulus internal dari manusia lain kepercayaan diri
Menunjuksn peran
(Nanda 267) pasien dalam hal
sosial
Menyatakan penilaian diri

penguatan atau 2. Dukung pasien

identitas pribadi untuk bisa


Setelah dilakukan tindakan mengidentifikasi
keperawatan selama 3x24 jam kekuatan
diharapkan harga diri rendah dapat 3. Dukung melakukan
teratasi. kontak mata pada
Kriteria hasil : identitas (NOC hal
15
104) saat berkomunikasi
dengan orang lain
4. Bantu pasien untuk
mengidentifikasi
respon positif dari
orang lain

4. Implementasi

Tindakan keperawatan (implementasi) dilakukan berdasarkan rencana yang telah


dibuat. Tindakan keperawatan dibuat dan dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi klien saat ini. Perawat bekerja sama dengan klien, keluarga, dan tim
kesehatan lain dalam melakukan tindakan keperawatan (Stuart, 2013)

5. Evaluasi
Adalah suatu proses penilaian berkesinambungan tentang pengaruh intervensi
keperawatan dan program pengobatan terhadap status kesehatan klien dan hasil
kesehatan yang diharapkan (Stuart, 2013)

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Waham adalah suatu kepercayaan keyakinan atau ide yang salah dan bertentangan
dengan suatu kenyataan yang tidak ada kaitannya dengan latar belakang budaya (Direja,
2011). Menurut Stuart Gail W ( 2007 ), akibat bila waham tidak diatasi adalah: klien
dengan waham dapat berakibat terjadinya risiko mencederai diri, orang lain dan
lingkungan. Risiko mencederai merupakan suatu tindakan yang kemungkinan dapat
melukai / membahayakan diri, orang lain dan lingkungan.

Halusinasi adalah suatu gejala gangguan jiwa pada individu yang ditandai dengan
perubahan sensori, persepsi : merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan,
perabaan, pengecapan, penciuman (Keliat, 2009). Halusinasi adalah hilangnya
kemampuan manusia dalam membedakan rangsangan internal (pikiran) dan rangsang
eksternal (dunia luar). Klien memberi resepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada
objek rangsangan yang nyata (Kusumawati, 2010)

B. Saran
Diharapkan pada para pembaca, jika menjumpai seseorang yang mengalami gangguan
tersebut agar memberikan perhatian dan perawatan yang tepat kepada penderita sehingga
keberadaannya dapat diterima oleh masyarakat seperti sediakala.

17
DAFTAR PUSTAKA

Aziz R, dkk. 2003. Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr. Amino
Gondoutomo

Keliat, Budi Anna. 2006. Kumpulan Proses Keperawatan Masalah Jiwa. Jakarta. FIK,
Universitas Indonesia

Kusumawati dan Hartono. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa . Jakarta : Salemba Medika

Nanda International. Diagnosis Keperawatan: Defenisi dan klassifikasi, Jakarata: EGC, 2018.

Nurjannah,Intansari; Tumanggor,Roxsana Devi. (2008). Nursing Outcomes Classification.


Yogyakarta.Elsevier

Nurjannah,Intansari; Tumanggor,Roxsana Devi. (2008). Nursing Interventions Classification.


Yogyakarta.Elsevier

Stuart dan Sundeen. 2005. Buku Ajar Keperawatan Jiwa.Jakarta : EGC

18

Anda mungkin juga menyukai