Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Case Report
Abstrak
Hiperglikemia merupakan suatu kondisi dimana kadar glukosa darah meningkat melebihi batas
normalnya dan gejala awal gangguan metabolic yaitu diabetes mellitus. Hiperglikemia terjadi
karena dipicu oleh defisiensi insulin dan merupakan tanda khas penyakit diabetes mellitus (DM).
Data menunjukkan adanya peningkatan pasien hiperglikemia pada tahun 2007 sebesar 5,7%
menjadi 6,8% ditahun 2013. Pengobatan yang diberikan perlu adanya pemantauan terhadap terapi
obat agar tidak terjadi reaksi yang tidak diinginkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
adanya permasalahan terkait terapi pasien hiperglikemia. Penelitian observasional dengan metode
konkuren dilakukan pada pasien rawat inap di ruang perawatan dahlia Rumah Sakit X. Terapi obat
yang diberikan terdapat masalah terkait Drug-Related Problem (DRP) diantaranya penggunaan
Omeprazole bersamaan dengan Estazolam dapat meningkatkan risiko efek samping yang termasuk
rasa kantuk yang berlebihan dan kesulitan bernafas; penggunaan Cefotaxime bersamaan dengan
Meropenem dapat meningkatkan risiko duplikasi genetik. Sehinggaapoteker klinis yang memiliki
peran penting dalam mengidentifikasi DRP yang dapat memberikan rekomendasi obat-obatan
yang memiliki tingkat keselamatan tinggi yang dapat diterima pada resep biasa terkait dengan
kombinasi obat yang berisiko tinggi.
Abstract
Hyperglycemia is a condition where the blood glucose level rises beyond its normal threshold and
is an early sign of a metabolic disorder, diabetes mellitus. Hyperglycemia occurs because it is
triggered by insulin deficiency and is a typical sign of diabetes mellitus (DM). Data showed an
increase in hyperglycemia patients in 2007 by 5,7% to 6,8% in 2013. Medication in a patient given
the need for monitoring drug therapy to avoid occur adverse drug reactions. Research aims to
determine the problems related to the therapy of hyperglycemia patients. The concurrent
observation study conducted in dahlia medical room X Hospital. The drug therapy there are to
Drug-Related Problem (DRP) among, Omeprazole with Estazolam may increase the risk of side
effects including excessive sleepiness and difficulty breathing; Cefotaxime with Meropenem may
increase the risk of genetic duplication. As a result, Clinical pharmacologists and pharmacists can
play an important role in identifying DRPs. Their recommendations for optimizing medication-
safety are most likely to be accepted for regular prescriptions, prescriptions associated with an
adverse drug event and high-risk drug combinations.
PENDAHULUAN
PRESENTASI KASUS
Tabel 8. Assesment dan Planing (Identifikasi, Manajemen dan Planing DRP with
PCNE
PEMBAHASAN
Kasus yang diambil untuk dikaji adalah kasus pasien Ny. R di ruang
perawatan kelas III Dahlia kamar 305 di RS X. Pasien Ny. R dirawat di rumah
sakit melalui IGD pada tanggal 28 Februari 2019 jam 20:15 pm dengan keluhan
lemas, Nausea, Vomitus sebanyak 2 kali, BAB cair, meriang 3 hari, napas berat,
pusing berputar.
Pada saat masuk IGD dilakukan pemeriksaan umum dengan hasil tekanan
darah 190/119 mmHg dari nilai normalnya 120/80 mmHg, suhu tubuh 37°C, Nadi
10 x/menit RR 24 x/menit. Setelah itu dilakukan pemeriksaan laboratorium
dengan hasil yaitu Hemoglobin 11,1 g/dL (nilai normalnya 11,7-15,5 g/dL),
Hematokrit 34% (nilai normalnya 35-47), Leukosit 11.900/UI (nilai normalnya
3.600-11.000), Trombosit 320.000 (nilai normalnya 150.000-440.000/UI),
Social Clinical Pharmacy Indonesia Journal Special Issue January 2020
Glukosa 322 mg/dL (nilai normalnya <180 mg/dL), Ureum 39 mg/dL (nilai
normalnya 5 – 50 mg/dL), CREAP 0,9 mg/dL (nilai normalnya 0,6 – 1,1 mg/dL).
Pada ruang perawatan Dahlia pasien diberi pengobatan ambroxol 3x1 tablet
untuk meredakan batuk, paracetamol 1-3x1 tablet untuk antipiretik, esilgan 1x11
mg, betahistin 1x1 tablet jika pusing berputar, asam mefenamat 3x1 tablet
meredakan rasa nyeri, cefotaxime injeksi 1x2 gr sebagai antibiotik, ondancentron
3x8 mg meredakan Nausea dan Vomitus pada pasien, omeprazole 2x1 vial,
laxadin syr 3x1 C dan pada hari kedua perawatan ditambahkan antibiotik
meropenem 2x1 gr.
Pasien menerima terapi obat mulai masuk rumah sakit pada tanggal 28
Februari sampai pasien pulang pada tanggal 06 Maret 2019. Setelah dianalisis dari
terapi obat yang diberikan terdapat masalah terkait Drug-Related Problem (DRP).
DRP yang terjadi yaitu:
1. Omeprazole dengan estazolam: Penggunaan omeprazole bersamaan dengan
estazolam dapat meningkatkan risiko efek samping termasuk rasa kantuk yang
berlebihan dan kesulitan respirasi [4].
2. Cefotaxime dengan meropenem: Penggunaan Cefotaxime bersamaan dengan
meropenem dapat mengakibatkan risiko duplikasi terapeutik [4].
KESIMPULAN
DAFTAR RUJUKAN