Anda di halaman 1dari 13

1.

Peraturan atau UU yang sudah ada mengenai pengangkutan limbah B3 serta UU


yang dilanggar

Peraturan atau UU (Undang-Undang) mengenai pengangkutan limbah secara umum


ataupun limbah B3 terdapat dalam PP nomor 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun, PMK nomor 7 tahun 2019 tentang Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit dan terdapat pula pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
nomor 56 tahun 2015. PP nomor 101 tahun 2014 bab IV pasal 47 menyatakan :
(1) Pengangkutan Limbah B3 wajib dilakukan dengan menggunakan alat angkut yang
tertutup untuk Limbah B3 kategori 1.
(2) Pengangkutan Limbah B3 dapat dilakukan dengan menggunakan alat angkut yang terbuka
untuk Limbah B3 kategori 2.
(3) Ketentuan mengenai spesifikasi dan rincian penggunaan alat angkut diatur dalam
Peraturan Menteri.
Pada PMK nomor 7 tahun 2019, menyatakan penyelenggaraan pengamanan limbah yang
terdiri dari penyelenggaraan pengamanan limbah padat domestik, limbah B3, limbah cair, dan
limbah gas. Untuk penyelenggaraan pengamanan limbah B3 khususnya pengangkutan limbah
B3 dinyatakan sebagai berikut:
Pasal 2 menyatakan pengangkutan limbah B3 dari ruangan sumber ke TPS limbah B3 harus
menggunakan kereta angkut khusus berbahan kedap air, mudah dibersihkan, dilengkapi
penutup, tahan karat dan bocor. Pengangkutan limbah tersebut menggunakan jalur (jalan)
khusus yang jauh dari kepadatan orang di ruangan rumah sakit. Dan pengangkutan limbah B3
dari ruangan sumber ke TPS dilakukan oleh petugas yang sudah mendapatkan pelatihan
penanganan limbah B3 dan petugas harus menggunakan pakaian dan alat pelindung diri yang
memadai. Selain itu, juga menyatakan pengangkutan limbah B3 dilakukan dengan cara:
a) Pengangkutan limbah B3 keluar rumah sakit dilaksanakan apabila tahap pengolahan
limbah B3 diserahkan kepada pihak pengolah atau penimbun limbah B3 dengan
pengangkutan menggunakan jasa pengangkutan limbah B3 (transporter limbah B3).
b)Cara pengangkutan limbah B3 harus dilengkapi dengan SPO dan dapat dilakukan
pemutakhiran secara berkala dan berkesinambungan.
c) Pengangkutan limbah B3 harus dilengkapi dengan perjanjian kerjasama secara three
parted yang ditandatangani oleh pimpinan dari pihak rumah sakit, pihak pengangkut limbah
B3 dan pengolah atau penimbun limbah B3.
d) Rumah sakit harus memastikan bahwa:
• Pihak pengangkut dan pengolah atau penimbun limbah B3 memiliki perizinan yang lengkap
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Izin yang dimiliki oleh pengolah
maupun pengangkut harus sesuai dengan jenis limbah yang dapat diolah/diangkut.
• Jenis kendaraan dan nomor polisi kendaraan pengangkut limbah B3 yang digunakan pihak
pengangkut limbah B3 harus sesuai dengan yang tercantum dalam perizinan pengangkutan
limbah B3 yang dimiliki.
• Setiap pengiriman limbah B3 dari rumah sakit ke pihak pengolah atau penimbun, harus
disertakan manifest limbah B3 yang ditandatangani dan stempel oleh pihak rumah sakit,
[Type here]
pihak pengangkut dan pihak pengolah/penimbun limbah B3 dan diarsip oleh pihak rumah
sakit.
• Ditetapkan jadwal tetap pengangkutan limbah B3 oleh pihak pengangkut limbah B3.
• Kendaraan angkut limbah B3 yang digunakan layak pakai, dilengkapi simbol limbah B3
dan nama pihak pengangkut limbah B3.

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan nomor 56 tahun 2015 menyatakan:
Pasal 12
Ayat 2: Pengangkutan Limbah B3 dilakukan dengan menggunakan kendaraan bermotor:
a. roda 4 (empat) atau lebih; dan/atau
b. roda 3 (tiga).
Ayat 3: Ketentuan mengenai kendaraan bermotor roda 4 (empat) atau lebih sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf a sesuai dengan peraturan perundang-undangan mengenai
Angkutan Jalan.
Pasal 13
Ayat 1: Pengangkutan Limbah B3 menggunakan kendaraan bermotor roda 3 (tiga) hanya
dapat dilakukan oleh Penghasil Limbah B3 terhadap Limbah B3 yang dihasilkannya.
Ayat 2: Pengangkutan Limbah B3 menggunakan kendaraan bermotor roda 3 (tiga)
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi persyaratan meliputi:
a. kendaraan bermotor milik sendiri atau barang milik negara;
b. Limbah B3 wajib ditempatkan dalam bak permanen dan tertutup di belakang pengendara
dengan ukuran: lebar lebih kecil dari 120 (seratus dua puluh) sentimeter; dan tinggi lebih
kecil dari atau sama dengan 90 (sembilan puluh) sentimeter terukur dari tempat duduk atau
sadel pengemudi;
c. wadah permanen Limbah B3 sebagaimana dimaksud pada huruf b dilekati simbol sesuai
karakteristik Limbah B3;
d. Limbah B3 wajib diberi kemasan sesuai persyaratan kemasan Limbah B3; dan
e. ketentuan mengenai kapasitas daya angkut Limbah B3 dan spesifikasi alat angkut Limbah
B3 mengikuti peraturan perundang-undangan mengenai angkutan jalan.
Pasal 15
Ayat 1: Pengangkutan Limbah B3 wajib: a. menggunakan alat angkut Limbah B3 yang telah
mendapatkan Izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Pengangkutan Limbah B3 dan/atau
persetujuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (3); b. menggunakan simbol Limbah
B3; dan c. dilengkapi manifes Limbah B3.
Ayat 2: Simbol Limbah B3 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b mengacu pada
peraturan perundang-undangan mengenai simbol Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.
Ayat 3: Manifes Limbah B3 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat
informasi mengenai:
a. kode manifes Limbah B3;
b. nama, sumber, karakteristik, dan jumlah Limbah B3 yang akan diangkut;
c. identitas Pengirim Limbah B3, Pengangkut Limbah B3, dan Penerima Limbah B3; dan d.
alat angkut Limbah B3.

[Type here]
Pada kasus, terdapat laporan adanya limbah B3 yang tercecer dari kendaraan yang
membawa limbah B3 ke pabrik pengolahan limbah B3. Dari kasus dapat dilihat adanya
peraturan atau undang-undang yang dilanggar sehingga limbah B3 dapat tercecer dari
kendaraan yang membawa. Undang-undang yang dilanggar diantaranya yaitu PP nomor 101
tahun 2014 bab IV pasal 47; PMK nomor 7 tahun 2019 pasal 2; Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan nomor 56 tahun 2015 pasal 13.

2. Apa saja yang termasuk limbah B3, pengertian dan pengelolaannya


1. Pengertian Limbah B3
 Limbah B3 dapat diartikan sebagai suatu buangan atau limbah yang sifat dan
konsentrasinya mengandung zat yang beracun dan berbahaya sehingga secara
langsung maupun tidak langsung dapat merusak lingkungan, mengganggu kesehatan,
dan mengancam kelangsungan hidup manusia serta organisme lainya.

2. Jenis Limbah B3
 Berdasarkan sumbernya, limbah B3 dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :

Limbah B3 dari sumber tidak spesifik. Limbah ini tidak berasal dari proses
utama, melainkan dari kegiatan pemeliharaan alat, inhibitor korosi, pelarutan
kerak, pencucian, pengemasan dan lain-lain.
 Limbah B3 dari sumber spesifik. Limbah ini berasal dari proses suatu industri
(kegiatan utama).
 Limbah B3 dari sumber lain. Limbah ini berasal dari sumber yang tidak
diduga, misalnya prodak kedaluwarsa, sisa kemasan, tumpahan, dan buangan
produk yang tidak memenuhi spesifikasi.

3. Sifat dan Karakteristik Limbah B3


Suatu limbah tergolong sebagai bahan berbahaya dan beracun jika ia memiliki sifat-
sifat tertentu, di antaranya mudah meledak, mudah teroksidasi, mudah menyala,
mengandung racun, bersifat korosifmenyebabkan iritasi, atau menimbulkan gejala-
gejala kesehatan seperti karsinogenik, mutagenik, dan lain sebagainya.
 Mudah meledak (explosive)
Limbah mudah meledak adalah limbah yang pada suhu dan tekanan standar
dapat meledak karena dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan
tinggi lewat reaksi fisika atau kimia sederhana. Limbah ini sangat berbahaya
baik saat penanganannya, pengangkutan, hingga pembuangannya karena bisa
menyebabkan ledakan besar tanpa diduga-duga. Adapun contoh limbah B3
dengan sifat mudah meledak misalnya limbah bahan eksplosif dan limbah
laboratorium seperti asam prikat.

 Pengoksidasi (oxidizing)
Limbah pengoksidasi adalah limbah yang dapat melepaskan panas karena
teroksidasi sehingga menimbulkan api saat bereaksi dengan bahan lainnya.
Limbah ini jika tidak ditangani dengan serius dapat menyebabkan kebakaran
besar pada ekosistem. Contoh limbah b3 dengan sifat pengoksidasi misalnya
kaporit.

 Mudah menyala (flammable)


[Type here]
Limbah yang memiliki sifat mudah sekali menyala adalah limbah yang dapat
terbakar karena kontak dengan udara, nyala api, air, atau bahan lainnya meski
dalam suhu dan tekanan standar. Contoh limbah B3 yang mudah menyala
misalnya pelarut benzena, pelarut toluena atau pelarut aseton yang berasal
dari industri cat, tinta, pembersihan logam, dan laboratorium kimia.

 Beracun (moderately toxic)


Limbah beracun adalah limbah yang memiliki atau mengandung zat yang
bersifat racun bagi manusia atau hewan, sehingga menyebabkan keracunan,
sakit, atau kematian baik melalui kontak pernafasan, kulit, maupun mulut.
Contoh limbah b3 ini adalah limbah pertanian seperti buangan pestisida.

 Berbahaya (harmful)
Limbah berbahaya adalah limbah yang baik dalam fase padat, cair maupun
gas yang dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan sampai tingkat
tertentu melalui kontak inhalasi ataupun oral.

 Korosif (corrosive)
Limbah yang bersifat korosif adalah limbah yang memiliki ciri dapat
menyebabkan iritasi pada kulit, menyebabkan pengkaratan pada baja,
mempunyai pH ≥ 2 (bila bersifat asam) dan pH ≥ 12,5 (bila bersifat basa).
Contoh limbah B3 dengan ciri korosif misalnya, sisa asam sulfat yang
digunakan dalam industri baja, limbah asam dari baterai dan accu, serta
limbah pembersih sodium hidroksida pada industri logam.

 Bersifat iritasi (irritant)


Limbah yang dapat menyebabkan iritasi adalah limbah yang menimbulkan
sensitasi pada kulit, peradangan, maupun menyebabkan iritasi pernapasan,
pusing, dan mengantuk bila terhirup. Contoh limbah ini adalah asam formiat
yang dihasilkan dari industri karet.

 Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment)


Limbah dengan karakteristik ini adalah limbah yang dapat menyebabkan
kerusakan pada lingkungan dan ekosistem, misalnya limbah CFC atau
Chlorofluorocarbon yang dihasilkan dari mesin pendingin

 Karsinogenik (carcinogenic), Teratogenik (teratogenic), Mutagenik


(mutagenic)
Limbah karsinogenik adalah limbah yang dapat menyebabkan timbulnya sel
kanker, teratogenik adalah limbah yang mempengaruhi pembentukan embrio,
sedangkan limbah mutagenik adalah limbah yang dapat menyebabkan
perubahan kromosom.

4. Pengelolaann Limbah B3 yang Seharusnya

4.1 Prinsip Pengelolaan Limbah B3

 POLLUTION PREVENTION PRINCIPLE (Upaya meminimasi


timbulanlimbah).
[Type here]
 POLLUTER PAYSPRINCIPLE (Pencemar harus membayar semua biaya
yang diakibatkannya).

 CRADLE TO GRAVE PRINCIPLE (Pengawasan mulai dari dihasilkan


sampai dibuang/ditimbunnya limbah B3)

 Pengolahan dan penimbunan limbah B3 diusahakan dilakukan sedekat


mungkin dengan sumbernya.

 NON DESCRIMINATORY PRINCIPLE (Semua limbah B3 harus


diberlakukan sama di dalam pengolahan dan penanganannya).

 SUSTAINABLE DEVELOMENT (Pembangunan berkelanjutan).

4.2 Cara Pengelolaan Limbah B3

Penghasil Limbah B3

Penghasil limbah B3 kebanyakan dari industri kimia dan pertambangan


sedangkan sumber penghasil limbah B3 dapat dikelompokan menjadi tiga (3),
yaitu :

1). Limbah B3 dari sumber spesifik, adalah limbah B3 sisa proses suatu
industri atau kegiatan tertentu yang secara spesifik dapat ditentukan
berdasarkan kajianilmiah.
2). Limbah B3 dari sumber yang tidak spesifik, adalah limbah B3 yang
berasal bukan dari proses utamanya, tetapi berasal dari kegiatan
pemeliharaan alat, pencucian, inhibitor korosi, pelarutan kerak,
pengemasan, dan lain- lain.
3). Limbah B3 dari bahan kimia kedaluwarsa, tumpahan, sisa kemasan,
atau buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi atau tidak dapat
dimanfaatkan kembali, maka suatu produk menjadi limbah B3 yang
memerlukan pengelolaan seperti limbah B3 lainnya. Hal yang
samajuga

[Type here]
berlaku untuk sisa kemasan limbah B3 dan bahan-bahan kimia yang
kadaluwarsa.
Untuk mengolah limbah B3 diperlukan teknologi tinggi, sehingga untuk
membuat instalasi pengolahan diperlukan investasi yang cukup besar dan
biaya operasional yang cukup besar pula. Karena biaya pengelolaan yang
besar tersebut, setiap industri selalu berusaha untuk mencari bahan subtitusi
agar tidak menggunakan bahan yang bersifat seperti B3 atau menghasilkan
limbah B3. Disamping itu perusahaan lebih suka menggunakan jasa pihak lain
untuk mengolah limbah B3-nya, tetapi minimalisasi limbah selalu
mendapatkan prioritas utama.

Penyimpan dan Pengumpul Limbah B3

Penyimpanan limbah B3 harus dilakukan jika limbah B3 belum dapat diolah


dengan segera. Kegiatan penyimpanan limbah B3 dimaksudkan untuk
mencegah terlepasnya limbah ke lingkungan, sehingga potensi bahaya
terhadap manusia dan lingkungan dapat dihindarkan. Untuk meningkatkan
pengamanan sebelum dilakukan penyimpanan, limbah B3 harus terlebih
dahulu dikemas. Mengingat karakteristik limbah B3, maka dalam
pengemasannya perlu pula diatur tata cara yang tepat sehingga limbah dapat
disimpan dengan aman.

Pengemasan Limbah B3

Sebelum melakukan pengemasan penghasil/pengumpul limbah B3 harus


mengetahui karakteristik dan bahaya yang dapat ditimbulkan oleh limbah
tersebut. Untuk mengetahui karakteristik limbah dapat dilakukan dengan
pengujian laboratorium. Perusahaan yang menghasilkan limbah B3 secara
terus menerus secara otomatis sudah mengetahui karakteristik limbahnya,
tetapi jika suatu waktu terjadi perubahan dalam kegiatannya yang diperkirakan
mempengaruhi karakteristik limbahnya, maka harus melakukan pengujian
kembali karakteristik limbahnya.

[Type here]
Dalam memilih bentuk dan bahan kemasan harus disesuaikan dengan jenis dan
karakteristik dari limbah yang akan dikemas. Bahan kemasan dapat terbuat dari
bahan plastik (HDPE, PP atau PVC) atau dari bahan logam (teflon, baja karbon, SS
304, SS 316 atau SS440) disesuaikan dengan jenis limbah dan tidak boleh bereaksi
dengan limbah yang disimpan.

Pengklasifikasian LimbahB-3

Pengklasifikasian limbah B3 akan memberikan informasi lebih dini kepada


penghasil dan pengelola limbah sehingga dapat diambil tindakan-tindakan preventif
untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, seperti keracunan,
kebakaran, ledakan, iritasi dll. Apabila limbah yang dihasilkan termasuk dalam
kelompok limbah B3, maka harus segera dilakukan tindakan-tindakan khusus yang
lebih hati-hati dan disesuaikan dengan karakteristik /sifat-sifat dari limbah yang
bersangkutan.

Tahap-tahap pengidentifikasian limbah sebagai limbah B3 sebagai berikut:

a. identifikasi jenis limbah yangdihasilkan,

b. mencocokkan jenis limbah dengan daftar jenis limbah B3, apabila termasuk
dalam daftar maka limbah tersebut termasuk dalam kelompok limbahB3,

c. apabila jenis limbah tidak termasuk dalam daftar jenis limbah B3, maka
pemerikasaan dilanjutkan apakah masuk dalam karakteristik: mudah meledak,
mudah terbakar, beracun, bersifat reaktif, menyebabkan infeksi atau
bersifatkorosif.

d. apabila tidak termasuk dalam daftar jenis limbah B3 dan tidak memiliki
karasteristik sebagaimana tersebut huruf c, maka dilakukan ujitoksikologi.

Pengangkutan LimbahB-3

Pengangkutan limbah B3 merupakan kegiatan pemindahan lokasi limbah dari


lokasi kegiatan penghasil ke lokasi penyimpanan atau pengumpul atau
pengolahan atau pemanfaat limbah B3 di luar lokasi penghasil serta
pemindahan ke lokasi penimbunan hasil pengolahan.

Setiap ada pemindah tanganan ataupun pemindahan lokasi limbah antar pihak
[Type here]
atau lokasi harus disertai dengan dokumen limbah B3 yang diberikan pada
waktu penyerahanlimbah.

Dokumen limbah B3 terdiri dari 3 bagian, yaitu:


a. BagianI : yang harus diisi oleh penghasil/pengumpul
b. Bagian II : yang harus diisi olehpengangkut
c. Bagian III : yang harus diisi oleh pengumpul /pemanfaat
/pengolah.

Dokumen limbah B3 tersebut merupakan legalitas dari kegiatan pengelolaan


limbah B3, dengan demikian dokumen resmi ini merupakan sarana/alat
pengawasan yang ditetapkan pemerintah untuk menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan dan juga untuk mengetahui mata rantai perpindahan dan
penyebaran limbah B3. Dokumen limbah B3 merupakan dokumen yang
senantiasa dibawa dari tempat asal pengangkutan limbah B3 ke tempat tujuan.
Dokumen diberikan pada waktu penyerahan limbah B3. Dokumen limbah B3
tersebut meliputi juga dokumen muatan.

Diagram alir sistem pengelolaan limbah B3 secara menyeluruh sesuai


dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

[Type here]
PENGHASIL LIMBAH B-3
(Industri, Tambang, dll)

TRANSPORTASI

Pemanfaat/Pengguna
limbah B-3 Sisa Limbah B-3 Pengumpul

Transportasi

Produk Yang Bernilai Transportasi


Ekonomis

PENGOLAH LIMBAH B-3

Pengolahan Secara Limbah Dapat Langsung Insenerator


Fisika/Kimia/Biologi Dilandfill

Limbah Padat/Sludge Limbah Padat/Sludge

LANDFILL

[Type here]
Gambar 4.1 : Diagram Alir Sistem Pengelolaan Limbah B3

Dengan pengelolaan limbah sebagai mana tersebut diatas, maka mata rantai siklus perjalanan
limbah B3 sejak dihasilkan oleh penghasil limbah B3 sampai penimbunan akhir oleh pengolah
limbah B3 dapat diawasi. Setiap mata rantai perlu diatur, sedangkan perjalanan limbah B3
dikendalikan dengan sistem manifest berupa dokumen limbah B3.

[Type here]
CONTOH DOKUMEN LIMBAH B3

NOMOR

DOKUMEN LIMBAH B3

Diisi dengan huruf cetakdanjelas (HAZARDOUS WASTEMANIFEST)


BAGIAN YANG HARUS DILENGKAPI OLEH PENGHASIL/PENGUMPUL LIMBAH B3 (THIS SECTION MUST BE COMPLETE BY THE GENERATOR/COLLECTOR)
1. Nama dan alamat perusahaan penghasil/pengumpul* Limbah B3 : 2. Lokasi pemuatan bila berbeda dari alamat perusahaan :
(Generator/collector* name and mailing address) (Shipment location different from mailing address)

Telp.: Fax.:
Telp. : Fax.: 3. Nomor penghasil (Generator registration no.) :
4. Data pengiriman limbah B3 (Shipping Description):
A. Jenislimbah B3 B. Nama tehnik, bilaada C. Karakteristik limbah D. Kode limbah B3 E. Kode UN/NA
(PhysicalState): (Technical name if applicable): (Hazard class) : (Hazardous waste code) : (UN/NA code) :
F. Kelompok kemasan G. Satuan ukuran (Unit of): H. Jumlah total kemasan Pos Kemas (Container)
(Packing group) : Berat(weigh): Ton (Quantity of packages): Nomor (No) :………..
Isi (Volume): M3 Jenis (Type) :………...
5. Keterangan tambahan untuk limbah B3 yang tersebut di atas :
(Additional description for material listed above)
6. Instruksi penanganan khusus dan keterangan tambahan :
(Special handling instruction and additional information)
7. Nomor telepon yang dapat dihubungi dalam keadaan darurat :
(Emergency respone contact phone No.)
8. Tujuan pengangkutan (Shipping purpose) : ke pengumpul (To collector)/ ke pengolah (to processor)/ ke luar negeri (exsport)*
Catatan (note): Jika pengisi formulir ini adalah pengumpul limbah B3 maka sebutkan nama penghasil limbah yang limbahnya akan diangkut disertai lampiran
salinan dokumen limbah yang dikirim penghasil ke pengumpul (if the party filling this form is the collector, list the name of the generator whose
waste will be transported, furnished with the appendix to copy of the document send by the generator to the collector):
Pernyataan perusahaan penghasil/pengumpul limbah B3: Dengan ini saya menyatakan bahwa limbah B3 yang dikirimkan sesuai dengan perincian pada daftar isian
baku yang tersebut diatas, serta dikemas dan diberi label dan dalam keadaan laik untuk diangkut di jalan raya, sesuai dengan peraturan pemerintah RI atau
peraturan internasional. (Producer/collector certification : I hereby declare that contents of this consignment are accurate described above by the proper shipping
description and have been packed and labeled and are in proper condition for transport by highway according to GOI or international regulation):
9. Nama (Name): 10. Tanda tangan (Signature): 11. Jabatan (Title): 12. Tanggaal (Date):

BAGIAN YANG HARUS DILENGKAPI OLEH PERUSAHAAN PENGANGKUT LIMBAH B3 (THIS SECSION MUST BE COMPLETED BY THE TRANSPORTER)
13. Nama dan alamat perusahaan pengangkut limbahB3 16. Nomor pendaftaran Bapedal (Bapedal registrationNo.):
(Transporter name andaddress): 17.Identitas kendaraan (Vehicle identity):
14. Nomor telepon (Phone No.): Nomor truk (TruckNo.):
15. Nomor fax (FaxNo.): Nama kapal (Ship name):
Izin pengangkutan (Shipping Permit):
18. Nama (Name): 19. Tanda tangan (Signature): 20. Jabatan (Title): 21. Tanggal pengangkutan (Shippingdate):
22. Tanggal tandatangan (Signdate):

BAGIAN YANG HARUS DILENGKAPI OLEH: PERUSAHAAN PENGOLAH/PENGUMPUL LIMBAH B3 (THIS SECTION MUST BE COMPLETED BY THE
PROCESSOR/COLLECTOR)
23. Nama dan alamat perusahaan pengolah/pengumpul* limbah B3 24. Nomor telepon (Phone No.):
(Processor/collector* name and addres): 25. Nomor fax (Fax No.):
26. Nomor pendaftaran Bapedal (Bapedal regrestation No.):
Pernyataan perusahaan pengumpul/pengolah limbah B3: Dengan ini saya menyatakan bahwa saya telah menerima kiriman limbah B3 dengan jenis dan jumlah seperti
tersebut di atas dan bahwa limbah tersebut akan diproses sesuai dengan peraturan Pemerintah RI atau peraturan internasional (Processor/collector certification: I
hereby declare that I have received the type and quantity of waste as described above by the generator/collector and that it will be processed according to GOI or
international regulation):
27. Nama (Name): 28. Tanda tangan (Signature): 29. Jabatan (Title): 30. Tanggaal (Date):
Pernyataan ketidaksesuaian limbah: setelah dianalisa, limbah yang disebutkan tidak memenuhi syarat sehingga selanjutnya akan dikembalikan kepada perusahaan
penghasil limbah. (Discrapency notification: the following waste is not being accepted and will be returned to the generator).
31. Jenis limbah (type of waste): ………… 34. Alasan penolakan (Reason for rejection):……….
32. Jumlah (Quantity) :………… 35. Tanggal pengembalian (Date returned):…….
33. Nomor pendaftaran Bapedal (Bapedal Reg. No.): ….. 36. Tanda tangan (Processor/collector signature):……

 Coret yang tidakperlu


Sumber:Kep-02/Bapedal/1995
Salinan X: …………….. mengirim ke:……………
(Copy X: ……………Mallto :…………

[Type here]
3. Pihak mana sajakah yang bertanggung jawab dan terlibat atas kelalaian
pembuangan limbah? Bagaimana pembuangan limbah B3 yang baik dan oleh
siapa limbah tersebut diproses?
Pihak yang bertanggung jawab atas terjadinya kelalaian pengangkutan limbah B3 adalah
perusahaan dan tenaga kesehatan secara perorangan yang melakukan pengangkutan limbah
tersebut. Seharusnya dalam melakukan pengangkutan limbah lebih diperhatikan kehati-
hatiannya agar tidak tercecer seperti yang terjadi pada kasus tersebut. Pengemasan limbah
yang baik dapat mencegah tercecermya limbah seperti pada kasus tersebut. Pihak Kementrian
Lingkungan Hidup juga perlu berkontribusi dengan cara lebih memperhatikan sarana dan
cara mengemas limbah medis sampai dengan dibawa ke tempat pengolahan limbah.
Sebaiknya fungsi pengawasan dari aparat juga dijalankan untuk menghindari terjadinya kasus
seperti di atas. Petugas yang memproses limbah harus memperhatikan standar prosedur
operasional yang seharusnya dilakukan untuk menghindari hal semacam ini.

4. Apa bahaya kasus tersebut apabila tidak ditangani dengan baik?


Menurut kutipan artikel, disebutkan bahwa limbah-limbah yang tercecer berupa infus selang,
kantong kencing, dan bekas alat suntik. Limbah- limbah tersebut dapat menyebabkan infeksi
yang dalam hal ini adalah jarum suntik terutama jarum suntik yang sudah termasuk limbah
merupakan jarum suntik yang sudah dipakai dan sangat berisiko untuk menularkan penyakit
berbahaya. Limbah B3 sendiri adalah limbah yang :
a. Mudah meledak;
b. Mudah menyala;
c. Reaktif;
d. Infeksius;
e. Korosif; dan/atau
f. Beracun
maka dari itu perlu diperhatikan pengemasan dan pengangkutan limbah yang baik dan benar
sesuai dengan SOP agar tidak membahayakan masyarakat.

5. kesimpulan/analisis dari kasus


Undang-undang yang menjelaskan mengenai pengankutan limbah secara umum
maupun limbah B3 yaitu PP nomor 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun, PMK nomor 7 tahun 2019 tentang Kesehatan Lingkungan Rumah
Sakit dan terdapat pula pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan nomor 56
tahun 2015. Pada kasus tersebut undang-undang yang dilanggar pada kasus diantaranya yaitu
PP nomor 101 tahun 2014 bab IV pasal 47; PMK nomor 7 tahun 2019 pasal 2; Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan nomor 56 tahun 2015 pasal 13.
Ada 3 jenis limbah B3 yaitu limbah B3 dari sumber spesifik, tidak spesifik dan
sumber lain. Sifat dan karakteristik limbah B3 diantaranya mudah meledak,pengoksidasi,
mudah menyala, beracun, berbahaya, korosif, bersifat iritasi, berbahaya bagi lingkungan,
karsinogenik. Perlu diperhatikan pengelolaan limbah B3 yang seharusnya, penghasil limbah
B3, penyiapan dan pengumpul limbah B3, pengemasan limbah B3, pengklasifikasian limbah
B3, dan pengangkutan limbah B3.

[Type here]
Pihak yang bertanggung jawab atas terjadinya kelalaian pengangkutan limbah B3
adalah perusahaan, dan tenaga kesehatan secara perorangan yang melakukan pengangkutan
limbah tersebut. Selain itu pada kasus disebutkan bahwa limbah-limbah yang tercecer berupa
infus selang, kantong kencing, dan bekas alat suntik. Limbah- limbah tersebut dapat
menyebabkan infeksi yang dalam hal ini adalah jarum suntik terutama jarum suntik yang
sudah termasuk limbah merupakan jarum suntik yang sudah dipakai dan sangat berisiko
untuk menularkan penyakit berbahaya.

[Type here]

Anda mungkin juga menyukai