Anda di halaman 1dari 21

CRITICAL BOOK REVIEW

Dosen Pengampu :
Dr.Azizul Kholis, SE, M.Si
Khafi Puddin, SE. M.Si

Di susun Oleh :
Edu Syahputra Manurung 7171142003
Helsa Ketrina 7171142007
Dian Kristina Manik 7172142013
Dina Wulandari 7173342017
C Reg/ Eks 17

PRODI PENDIDIKAN AKUNTANSI


JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
kuasanya kami dapat menyelesaikan tugas CBR dengan tepat waktu. Untuk itu kami ucapkan
terima kasih kepada:
1. Yulita Triadiarti SE, M.S, AK.CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi FE UNIMED.
2. Dr.Azizul Kholis, SE, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi FE UNIMED.
3. Dr. Jufri Darma, SE. M.Si, Ak.CA Ketua Prodi Pendidikan Akuntansi FE UNIMED.
4. Dr.Azizul Kholis, SE, M.Si/Khafi Puddin, SE. M.Si selaku Dosen Pengampu mata
kuliah Kewirausahaan di kelas Pendidikan Akuntansi, reguler C 2017.
5. teman-teman yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung dalam
menyusun tugas makalah ini.
6. teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada orangtua kami yang selalu
memberikan doa, dukungan serta dana dalam menyusun tugas makalah ini.
Kami mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu kami dalam
menyusun tugas makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah yang telah kami buat ini
masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang dapat
membangun untuk semua pihak yang membaca makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca baik dihari ini maupun dihari yang akan datang. Sekian dan terima
kasih.

Medan, 17 November 2019

Kelompok 4
BUKU 1

Identitas Buku Utama

Judul : Kewirausahaan Pendekatan Karakteristik


Wirausahawan Sukses

Penulis : Yuyus Suryana dan Kartib Bayu

Penerbit : Kencana Prenadamedia Group

Tahun terbit : 2018

ISBN : 978-602-7985-23-0

Halaman : 290 halaman

Dimensi : 15 x 23 cm

BUKU 2

Identitas Buku Kedua

Judul : Kewirausahaan Kiat Dan Proses Menuju


Sukses

Penulis : Suryana

Penerbit : Salemba Empat

Tahun terbit : 2019

ISBN : 978-797-061-375-1

Halaman : 298 halaman

Dimensi : 17 x 24 cm
BAB II

RINGKASAN

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Makna Kewirausahaan Dalam Menggapai Keberhasilan

Setiap individu yang menggunakan basis pengertian kewirausahaan mampu mencapai


keberhasilan di dalam cara menjual selama masa hidupnya serta mampu mengatasi saingan
saingannya dengan seluruh kekuatan modal pengetahuan yang dimilikinya tak ada
masalahnya siapa dan apa kemampuan yang Anda andalkan, Anda tidak akan berhasil
memimpin jika Anda tidak berusaha untuk menjadi penjual (sales). Pada hakikatnya setiap
insan telah tertanam jiwa wirausaha yang berarti memiliki kreativitas dan mempunyai tujuan
tertentu, serta berusaha untuk mencapai keberhasilan dalam hidupnya. Namun sering kali kita
jumpain bahwa daya ciptanya kurang terealisasi, kalaupun terealisasikan tetapi kurang
mampu untuk menjualnya atau kurang mampu menumbuhkan daya tarik bagi masyarakat
luas, bahkan tujuan yang ingin dicapainya lebih mengarah kepada sesuatu yang bersifat
negatif, sehingga sering minimbulkan suasana yang kurang kondusif. Setiap individu
sebenarnya telah memiliki jiwa wirausaha namun sebagian besar kurang mampu
menumbuhkan daya tarik bagi pihak terkait secara positif.

Dalam menjalani kehidupan selalu untuk berpikir dan belajar, untuk menggapai
kesuksesan. Kewirausahaan adalah kunci keberhasilan untuk menumbuhkan perekonomian
suatu negara. Serta penanggulangan pengangguran dapat teratasi melalui pembelajaran
kewirausahaan bagi masyarakat luas.

A. Jiwa Wirausaha Terdapat Pada Setiap Insan

Kehidupan adalah rentetan dari perubahan keadaan, pertukaran angkatan, dan


pengalaman-pengalaman. Hal ini lah yang membuat kita penting untuk menyesuaikan diri
dengan orang lain, yang mempunyai alam perasaan dan cara bertidak yang berbeda.

Tanpa disadari kita semua adalah penjual, tetapi tak semua dari kita adalah memiliki jiwa
wirausaha salesmanship. Keberhasilan setiap individu sangat bergantung kepada keinginan,
kemampuan, pola berpikir, serta tabah dalam menghadapi berbagai tantangan dan rintangan
sehingga tidak mudah menyerah.
B. Profil Wirausaha Salesmanship
Ini adalah contoh dari salesmanship yang memiliki jiwa wirausaha, yaitu: orang-orang
yang menjual hal-hal yang nyata. Beberapa bentuk usaha lain bagaimana seseorang
mempengaruhi orang lain bagaimana seseorang membujuk orang lain untuk bekerja sama,
adalah juga salesmanship berjiwa entrepreuner.
Salesmanship di dalam tulisan ini tidak digunakan hanya kepada pemasaran barang-
barang dan jasa. Anda dapat menjual ide yag melekat dalam diri anda. Usaha penjualan
mempunyai dua macam bentuk, yaitu:
1. Pertama, bentuk salesman yang berhasil membina perundingan atau berhubungan
dengan sekelompok individu.
2. Kedua, ini kemudian dikenal secara umum sebagai grup menjual atau penghubung
penjual kepada masyarakat.
C. Perlukah Seorang Pemimpin Berjiwa Wirausaha?
Untuk mencapai sukses di dalam penjualan hendaklah anda selalu cenderung kepada gaya
menjual: ingatlah, bahwa anda selalu berusaha mencoba untuk menjadi master didalam
penjualan: akan tetapi, ingatlah pula, bahwa siasat anda di dalam menjual hendaklah sealu
luwes. Tidaklah berarti anda menggunakan sikap sekeras batu, selicin ular, ataupun bicara
setajam pedang. Dengan demikian, dunia akan membuka sesuatu kesempatan yang besar bagi
anda sebagai wirausaha salesmanship.
D. Pengangguran Dan Kesempata Kerja
Masalah pengangguran dan kemiskinan masih merupakan masalah besar yang dihadapi
bangsa indonesia sekarang ini dan beberapa tahun kedepan. Disamping itu, angkatan kerja
baru terus bertambah 2 juta s/d 3 juta orang setiap tahun.
Semakin banyak pengangguran, maka semakin dirasakan pentingnya dunia wirausaha.
Pembangunan akan lebih mantap jika ditujang oleh wirausahawan karena mampu pemerintah
sangat terbatas.
E. Perlukah Pendidikan Kewirausahaan Bagi Masyarakat?
Sekarang ini banyak anak muda mulai tertarik dan melirik profesi bisnis yang cukup
menjajikan masa depan. Diawali dengan para serjana dan diploma lulusan perguruan tinggi,
yang sudah mulai terjun ke pekerjaan bidang bisnis. Hal ini didorong kondisi persaingan
siantara pencari kerja yang mulai ketat, lowongan pekerjaan yang semakin sempit.

BAB 2 KONSEP DASAR DAN PERKEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN

A. Konsep Dasar Kewirausahaan Dan Wirausaha


Istilah kewirausahaan merupakan pedanan kata dari entrepreneurship. Kata
entrepreneurship sendiri sebenarnya berawal dari bahasa prancis yaitu ‘entrepende’ yang
berarti petualang, pencipta, dan pengelola usaha. Tidak sedikit pengertian mengenai
kewirausahaan yang saat ini muncul seiring dengan perkembangan ekonomi dengan semakin
meluasnya bidang dan garapan.
Wirausaha adalah orang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan
memperkenalkan barang dan jasa baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru, aau
mengolah bahan baku baru.
Dari segi karakteristik perilaku, wirausaha (entrepreuner) adalah mereka yang
mendirikan, mengelola, mengembangkan, dan melambangkan perusahaan miliknya sendiri.
Dengan demikian, bahwa kewirausahaan merupakan semangat, perilaku, dan kemampuan
untuk memberikan tanggapan yang positif terhadap peluang memperoleh keuntungan untuk
diri sendiri.
B. Perkembangan Dunia Usaha

Pada saat ini, sesuai dengan rumusan UUD 1945 Pasal 33, banyak sektor penting
kehidupan ekonomi Indonesia dipegang atau dikelola oleh negara.

Indonesia masih memerlukan ratusan ribu bahkan berjuta-juta pengusaha dan perusahaan
kecil. Keyakinan ini, semakin berdasar melihat tekad pemerintah RI, pembinaan perusahaan
kecil seperti di rumuskan dalam Pasal 14 UU No. 9/1995, tentang usaha kecil, dan
masyarakat melakukan pembinaan dan pengembangan usaha kecil dalam bidang :

a. Produksi dan pengelolaan


b. Pemasaran
c. Sumber daya manusia, dan
d. Teknologi
Disamping itu, sesuai dengan abad globalisasi dan perdagangan bebas anternegara, ada
kecenderuangan pemerintah untuk mengadakan liberalisasi ekonomi sepeanjang dunia swasta
telah mampu, pemerintah akan mengurangi campur tangan. Kenyataan ini adalah peluang dan
sekaligus tantangan bagi dunia usaha di Indonesia, atau perusahaan kecil pada khususnya.
1. Sejarah perkembangan dunia usaha dan kewirausahaan
a. Faktor geografis dan budaya
b. Kewirausahaan di Indonesia
2. Sejarah pengusaha kecil di indonesia
a. Asal-usul pengusaha kecil
b. Sistem pendidikan dan permagangan

BAB 3 KARAKTERISTIK WIRAUSAHA

A. Defenisi Karakter
Karakter mengandung pengertian (1) suatu kualitas positif yang dimiliki seseorang,
sehingga membuatnya menarik dan atraktif; (2) reputasi seseorang; (3) seseorang yang
memiliki kepribadian yang eksentrik.
B. Proses Pembentukan Karakter
Hanya melalui pengalaman percobaan dan penderitaan jiwa yang dapat diperkuat, visi
dibersihkan. Ambisi diilhami, dan sukses dicapai). Kalimat itu boleh jafi merangkum sejarah
hidupnya yang sangat inspirasional.
C. Penting Karakter Bagi Kehidupan

Selanjutnya, tentang nilai atau makna pentingnya berkarakter bagi kehidupan manusia
dewasa ini dapat dikutip pernyataan seseorang Hakim Agung di Amerika, Antonin Scalia
yang pernah mengatakan, “Bear in mind that brains and learning, like muscle and physical
skills, are articles of commerce. They are bought and sold. You can hire them by the year or
by yhe hour. The only thing in the world NOT fot sale is character. And if that does not
govern and direct your brains and learning, they will do you and the world more harm than
good”.

Scalia menjukkan dengan tepat bagaimana karakter harus menjadi fondasi bagi
kecerdasan dan pengetahuan. Demikianlah makna penting sebuah karakter dan proses
pembentukannya yang tidak pernah mudah melahirkan manusia yang tidak dapat dibeli.

D. Ciri-Ciri Karakter Wirausaha

Mc Clelland mengajukan konsep Need For Achievement disingkat (N-Ach) yang


diartikan sebagai virus kepribadian yang menyebabkan seseorang ingin berbuat lebih baik
dan terus maju, selalu berpikir untuk berbuat yang lebih baik, dan memiliki tujuan yang
realistis dengan mengambil tindakan beresiki\o yang benar-benar telah diperhitungkan.

Seseoarng yang memiliki N-Ach tinggi biasanya lebih menyukai situasi kerja yang
diketahui akan mengalami peningkatan/kemajuan atau tidak. Uang bagi mereka bukanlah
tujuan. Ukuran N-Ach mampu menunjukkan seberapa besar jiwa entrepreneur seseorang.
Ciri-ciri dan Watak/karakter Wirausaha

Ciri-ciri Watak
Kepercayaan (keteguhan)
Percaya diri Ketidaktergantungan
Optimisme
Kebutuhan atau haus akan prestasi
Berorientasi laba dan hasil
Berorientasi tugas Tekun dan tabah
dan hasil Energik
Penuh inisiatif
Pengambilan risiko Mempu mengambil risiko
Suka pada tantangan
Mampu memimpim
Kepemimpinan Dapat bergaul dengan orang lain
Menanggapi saran dan kritik
Inovatif (pembaharu)
Kreatif
Keorisionalan Fleksibel
Banyak sumber
Serba bisa
Berorientasi ke masa Pandangan ke depan
depan Perseptif

BAB 4 PENILAIAN POTENSI DIRI WIRAUSAHA

A. Mengenal Diri Sendiri

Pengenalan diri adalah mengetahui dan memahami siapa diri kita sebenarnya. Jika
seseorang mengenal dirinya, ia akan menemukan kebenaran tentang dirinya. Temuan ini akan
sangat berarti bagi kehidupannya anatara lain:

1. Dengan menemukan kebenaran, akan semakin dekat dengan sumber segala


kebenaran.
2. Dengan brbekal kebenaran, ia akan berhasil mengembangkan dirinya secara tepat.
3. Khusus bagi wirausaha pengenalan diri adalah modal awal untuk dapat mengenal
lingkungan, mengindra peluang bisnis dan mengarahkan sumber daya, guna meraih
peluang dalam batas resiko yang tertanggungkan, untuk menikmati nilai tambah.

Dalam pengenalan diri ini tidak terlepas dari konsep diri, yaitu keyakinan-keyakinan atas
nilai-nilai yang membentuk sikap tertentu yang kita anggap sebagai bagian dari sifat-sifat
kita.

B. Aspek-Aspek Pengenalan Diri


Individu dikenali bukan dalam isolasi, melainkan dalam komunikasi dan/atau interaksi
dengnn pihak lain diluar dirinya sendiri. Dari komunikasi dan interaksi ini terbentuklah
konsep diri. Suatu konsep tentang kepribadian yang mencakup perilaku, sikap, dan sistem
nilai.
Kebiasaan ada yang bersifat positif, tetapi ada pula yang kurang positif untuk
berwirausaha . strategi pengembangan diri akan lebih efektif, bila dipusatkan pada upaya
memperkuat kebiasaan positif yang telah ada.
Orientasi pada kebiasaan positif ini akan membuat pelaku menjadi bersemangat, antusias,
ingin berkembang, dan berhasil dalam berwirausaha.
C. Komponen Dan Macam Konsep Diri

Komponen konsep diri terdiri atas:

1. Komponen perseptual
2. Komponen konseptual
3. Komponen attitudinal

Adapun macam-macan konsep diri dapat dibagi menjadi:

1. Konsep diri dasar


2. Konsep diri sosial
3. Konsep diri ideal

Orang yang konsep dirinya baik akan selalu optimis, berani mencoba hal-hal baru, berani
sukses, berani gagal, percaya diri, antusias, merasa diri berharga, berani menetapkan tujuan
hidup, dan seorang pemimpin yang handal.
D. Penilaian Diri Wirausaha
Sebagai langkah awal, wirausahawan perlu mengenali perilaku,sikap, dan sistem nilai
yang membentuk keseluruhan kepribadian. Disamping kepribadian, kemampuan diri perlu
dikenali. Kemampuan ditentukan terutama oleh pengetahuan dan keterampilan.
Keterapilan yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha adalah:
1. Mempunyai keterampilan konseptual dalam mengatur strategi dan memperhitungkan
resiko
2. Mempunyai keterampilan memimpin dan mengelola
3. Mempunyai keterampilan teknis bidang usaha
4. Mempunyai keterampilan berkomunikasi dan berinteraksi
5. Mempunyai keterampilan kreatif menciptakan nilai tambah

Pengetahuan yang sebaiknya dimiliki oleh wirausahawan yaitu intinya kenali diri sendiri,
lingkungan, bidang usaha yang dimasuki, tahu apa yang harus dilakukan, dan mengenai
proses dan sistem yang ditangani, apaa yang dicapai, bagaimana cara mencapainya, dan
risiko serta cara menganggulangi risiko ini.

E. TEKAD UNTUK MENJADI WIRAUSAHAWAN


1. Manusia Hidup Wajib Berusaha

Harus dipahami dan disadari benar,bahwa usaha adalah sesuatu yang bersifat tidak pasti.
Artinya, setiap kita melakukan usaha harus disadari akan menghadapi dua kemungkinan,
yaitu berhasil atau gagal. Apabila kita berhasil dalam suatu usaha, hal yang patut diingat
adalah bahwa setiap usaha bertujuan untuk mencari keuntungan, adalah bahwa setiap usaha
bertujuan untuk mencari keuntungan, dan dari keuntungan yang diperolehnya justru untuk
meningkatkan kelangsunagn usahanya.

2. Apa Yang Dimiliki Manusia

Manusia diciptakan Tuhan sebagai makhluk yang paling tinggi derajat dan maratabat
diantara makhluk lainnya di muka bumi ini. Derajat dan martabat ini karena manusia selain
memiliki bentuk fisik yang indah, tegak berdiri, ia dikarunian akal, bukan sekedar otak dan
moral, bukan sekedar hati.

F. Memberdayakan Potensi Diri


Pemberdayaan potensi diri dalam wirausaha pada dasarnya menempatkan diri kita pada
posisi yang tepat. Manusia akan maju justru apabila ia mampu bermasyarakat, tetapi dalam
wirausaha kemajuan maupun perkembangan sesorang harus berkeseimbangan seutuhnya.
Menempatkan diri pada posisi yang tepat sebagai implementasi pemberdayaan diri,
dimaksudkan untuk memperjelas posisinya sebagai individu yang memiliki posisinya sebagai
anggota masyarakat yang memperoleh wawasa. Pemberdayaan potensi diri dalam usaha pada
dasarnya menempatkan diri kita pada posisi. Menempatkan diri pada posisi yang tepat
sebagai implementasi pemberdayaan diri.

BAB 5 MOTIVASI BERPRESTASI

A. Teori Motivasi

Motivasi merupakan proses psikologis yang mendasar, dan merupakan salah satu unsur
yang dapat menjelaskan perilaku seseorang. Motivasi merupakan salah satu faktor penentu
dalam pencapaian tujuan. Motivasi berhubungan dengan dorongan atau kekuatan yang berada
dalam diri manusia. Banyak teori untuk memahami motivasi. Salah satunya yaitu teori proses
yang membahas proses munculnya hasrat seseorang untuk menampilkan tingkah laku
tertentu. Teori-teori ini anatara lain:

1. Equity theory
2. Expanctancy theory

Teori lain tentang motif harus dipelajari sehingga dapat mengarahkan motivasi ini ke arah
perilaku yang diharapkan. Teori-teori ini antara lain:

1. Teori Hierarki Kebutuhan dari Abraham H. Maslow


2. Teori motivasi pemeliharaan/Hiegieness dari Frederik Herzberg yaitu:
3. Teori Prestasi dari David Mc. Clelland
B. Pekerja Keras (Hard Worker)
Kerja keras merupakan modal dasar untuk keberhasilan seseorang. Demikian juga, setiap
pengusaha yang sukses selalu menempuh saat-saat ia harus bekerja keras membanting tulang
dalam merintis perusahaannya.
Kerja keras atau etos kerja keras sering dianggap sebagai mimpi kuno dan seharusnya
diganti, tetapi hard-work and smart work tidaklah dapat dipisahkan lagi. Sikap kerja keras
harus dimiliki oleh seorang wirausahawan.

Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan etos kerja wirausaha, yaitu:

1. Kerja itu suci 2. Kerja itu sehat


3. Kerja itu rahmat 6. Kerja itu ibadah
4. Kerja itu amanah 7. Kerja mulia
5. Kerja itu seni/permainan 8. Kerja itu kehormatan

C. Tidak Pernah Menyerah (Never Surrender)


Seorang wirausaha jangan loyo, pasrah menyerah tak mau berjuang. Kita harus punya
semangat tinggi, mau berjuang untuk maju. Tampaknya, halitu seolah-olah bertentangan
dengan pembahasan di atas. Hadapi kegagalan, karena kegagalan merupakan sebuah vitamin
untuk menguatkan dan memepertajam intuisi dan kemampuan kita berwirausaha, selama
kegagalan itu tidak mematikan. Belajar dari kegagalan itu penting, jika persepsi dan sikap
kita tepat menegenainya.
Persepsi dan sikap pertama mengenai kegagalan bahwa kita belum gagal sebelum
memutuskan berhenti. Kedua, kegagalan tidak mampu menghancurkan gairah hidup jika kita
yakin masih ada hari esok. Ketiga, kegaglan juga tak akan menghilangkan motivasi dan
antusiasme berkarya bila ia diterima sebagai umpan balik untuk memfokuskan usaha
selanjutnya.
Keempat, kegagalan juga juga tak akan mampu mengahncurkan semangat juang bila kita
menghadapinya denan selera humor tinggi. Kelima, kegagalan juga tidak akan mampu
menghancurkan bila dianggap sebagai bagian dari pengalaman hidup supaya hidup lebih arif.
D. Memiliki Semangat (Spirit)
Hampir setiap hari kita tak akan pernah absen menyaksikan atau bahkan terlibat terlibat
langsung dalam usaha bisnis. Seorang wirausaha harus berani tampil beda, kita memiliki
kualitas prima dan telah mempersiapkan para pemain kita, sekarang kunci peran ada pada diri
kita, sebelum kita beranjak untuk berjalan maju, maka kunci peran kita harus dimantapkan
lebih dahulu. Kita telah mempersiapkan diri, tahu apa yang akan kita tuju.

Pembentuk Orientasi Entepreneur dan Spirit Enterpreneur

Pembentuk Orientasi Pembentuk Spirit Keterangan


Enterpreneur Enterpreneur
Otonomi Locus of Control Jiwa/spirit entrepreneurial dibentuk oleh
(kemandirian) Internal Kemandirian sikap kemandirian dan kendali diri (locus of
control) internal yang mantap.
Sikap Inovatif Kreativitas dan Kreativitas dan inovasi merupakan faktor
Inovasi penentu keberhasilan dalam dunia bisnis.
Sikap Proaktif Perencanaan Adanya perencanaan dan sikap proaktif akan
menjamin kesuksesan dan keunggulan
dalam banyak aspkenya.
Pengambilan Risiko Pengambilan risiko Berani menghadapi resiko yang telah
moderat diperhitungkan merupakan sikap cermat dan
cerdas dalam bersaing.
Sikap Berani Bersaing Pengejaran prestasi Pencapaian prestasi dalam persaingan yang
Agresif makin ketat menjadi tujuan utama pata
entrepreneur.
E. Memiliki Komitmen (Comitted)
Porter mendefinisikan komitmen sebagai kekuatan yang bersifat relatif dari individu
dalam mengidentifikasikan keterlibatan dirinya. Hal ini dapat ditandai dengan tiga hal, yaitu:
1. Penerimaan terhadap nilai-nilai dantujuan organisasi
2. Kesiapan dan kesedian untuk berusaha dengan sungguh-sungguh atas nama
organisasi
3. Keinginan untuk mempertahankan usahanya.

BAB 6 ORIENTASI KE MASA DEPAN

A. Pengantar
Mulailah dengan mimpi dan bermimpilah untuk mempunyai uang, yang sangat banyak
sehingga kita dapat melakukan apa saja dengan impian-impian ini. Karakter yang harus
dimiliki oleh seorang wirausaha yang berorientasi ke masa depan yaitu:
1. Visioner
2. Berpikir Positif
3. Memiliki Pengetahuan
B. Visioner
Orang yang berorientasi ke masa depan ialah orang yang memiliki perspektif dan
pandangan ke masa depan. Karena ia memiliki pandangan yang jauh ke masa depan, ia selalu
berusaha untuk berkarsa dan berkarya. Mulailah dengan sebuah mimpi. Semua bermula darri
sebuah mimpi dan yakinkan akan produk yang akan kita tawarkan. Bisnis utama para
pemimpin seati adalah visi. Hal diatas menunjukkan bahwa visi itu bukan sekedar rumus kata-
kata indah yang puitis dan enak didengar. Seorang wirausaha haruslah perspektif, mempunyai
visi ke depan.
C. Berpikir Positif (Positive Thinking)
Wirausaha yang handal ialah wirausaha yang mampu membaca, menangkap, dan
mengolah peluang yang muncul menjadi “Chance” yang berprospek dan bukan
mengembangkan bisinis yang telah ada. Peluang akan hilang karena Negatif Thinhking,
seperti:
1. Rasa Takut
2. Iri Hati dan Dendam
3. Kemalasan
4. Kebiasaan Buruk
5. Arogan
D. Pengetahuan (Knowledge)

Goleman (1995) mengungkapkan lima wilayahkecerdasan emosional yang dapat


menjadi pedoman bagi individuuntuk mencapai kesuksesan, yaitu:

1. Mengenali emosi diri


2. Mengelola emosi
3. Motivasi diri
4. Mengenali emosi orang lain
5. Membina hubungan dengan orang lain

BAB 7 KEPEMIMPINAN WIRAUSAHA

A. Teori-Teori Kepemimpinan
Pada dasarnya, seorang wirausaha merupakan pemimpin bagi diri dan perusahaannya.
Kepemimpinan asal kata dari Pimpin yang menunjukkan sifat yang dimiliki pemimpin itu.
Dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan,proses, atau fungsi yang
digunakan untuk memengaruhi orang lain untuk berbuat sesuatu dalam rangka mencapai
tujuan tertentu. Karakter yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha pada jiwa
kepemimpinan wirausaha yaitu:
1. Keberanian untuk bertindak
2. Membangun tim yang baik
3. Menjadi pendengar yang baik
4. Berani mengambil risiko
5. Having Menotr
6. Pikiran yang terbuka
7. Adanya Kepercayaan.
B. Keberanian Untuk Bertindak (Dare To Act)

Keberanian adalah modal hakiki manusia, kita sering mendengar ungkapan: berani
karena benar, artinya tidak sepatutnya takut kalau merasa dirinya benar.Seorang yang
mempunyai kemauan yang dapat dilakukan karena ia juga mempunyai kemampuan
mewujudkan kemauannya itu ialah benar adanya.

C. Membangun Tim Yang Baik (Good Team Leader)


Target penjualan, biaya operasi, merupakan komitmen pimpinan dan karyawan
perusahaan yang mempunyai tugas dan tanggungjawab untuk itu. Untuk mewujudkan
komitmen perusahaan tersebut, mutlak diperlukan kebersamaan langkah semua karyawan
yang dikendalikan oleh pemimpin perusahaan. Hubungan antara karyawan dan karyawan
lainnya, maupun hubungan dengan pemimpin bersifat saling memberi dan menerima yang
berorientasi pada target perusahaan yang telah dijabarkan pada rencana operasional jangka
pendek.
D. Berpikir Dan Berjiwa Besar
Dengan berpikir dan berjiwa besar, kita akn dengan cepat tiba di tempat yang kita tuju di
dalam hidup ini. Mukjizat berpikir besar datang dari sember utama yaitu tokoh yang
bepikiran terbaik dan terbesar. Hal yang kurang dimengerti mengapa orang-orang muda
dewasa ini harus menjadi begitu ultrakonservatif. Para ahli, banyak yang memberikan
nasihat yang baik berikut: Kenalilah diri anda sendiri.
E. Berani Mengambil Risiko
Risiko itu ada bilamana waktu yang akan datang tidak diketahui (unknown). Beberapa
jenis risiko:
1. Objektive Risk : Ialah risiko yang terjadi secara alami yang sama bagi setiap orang
dan cara mengatasinya pun sama
1
2. Subjective Risk : Adalah risiko yang diperkirakan akan terjadi oleh setiap orang
sebagai akibat objective risk
3. Uncertainty (ketidakpastian): Adalah kesadaran orang akan adanya risiko dalam
situasi tertentu, tetapi sulit untuk memperkirakan mana dari sekian akibat atau hasil
yang akan terjadi
4. Reaksi terhadap risiko : Adalah reaksi seseorang atau tindakan seseorang dalam
situasi yang tidak pasti.
F. Having Mentor
Seorang mentor dapat mendorong aktivitas entrepreneurial adalah semangat dan
kebebasan untuk mandiri dalam mendirikan usaha baru sehingga dimensi otonomi ini
merupakan bagian yang sangat penting dari orientasi entrepreneurial. Ketika mempersiapkan
diri menjadi seorang wirausaha, ada beberapa faktor penentu yang perlu kita geluti. Kalau
kita telah memepersiapkan keberhasilan kita, maka mantapkanlah itu dalam bentuk
perencanaan.
G. Pikiran Yang Terbuka (Open Minded)
Orang yang terbuka terhadap pengalaman baru akan lebih siap untuk merespons segala
peluang, dan tanggapan terhadap tantangan dan perubahan sosial, misalnya dalam mengubah
sekitar hidupnya. Orang yang terbuka terhadap ide-ide baru inilah merupakan wirausaha
yang inovatif dan kreatif yang ditemukan dalam jiwa kewirausahaan.
H. Kepercayaan (Trusted)
Kepercayaan diri merupakan suatu paduan sikap dan keyakinan seseorang dalam
menghadapi tugas atau pekerjaan. Kepercayaan diri ini bersifat internal pribadi seseorang
yang sangat relatif dan dinamis, dan banyak ditentukan oleh kemampuannya untuk memulai,
melaksanakan, dan menyelesaikan suatu pekerjaan. Percaya diri bukan berarti seluruhnya
kegiatan berdasarkan kemampuan diri atau dilakukan sendiri, melainkan dapat mengevaluasi
kekuatan dan kelemahan diri..

BAB 8 JARINGAN USAHA

A. Pengantar Jaringan Usaha


Seseorang wirausaha tidak dapat hidup sendiri dalam menjalankan usahanya, namun ada
keterkaitan dengan pihak luar baik sebagai pemasok, pelanggan, maupun pedagang

2
perantara. Berbagai jenis jaringan usaha dalam pengembangan usaha dapat berbentuk antara
lain:
1. Jaringan Produksi
2. Jaringan Pemasaran
3. Jaringan Pelayanan
4. Jaringan Kerja Sama
5. Memecahkan Tantangan Dengan Jaringan Usaha
6. Jarinngan Antarkelompok Usaha, Swasta, dan BUMN
B. Jaringan Kerja (Net Worker)
Keberhasilan kita menjadi entrepreneur sejati sangatlah tergantung pada jaringan dan
mitra bisnis kita. Oleh karena itu, membangun jaringan dan mengembangkan aliansi dan
kemitraan bisnis merupakan kebiasaan yang harus senantiasa dikembangkan. Kebersamaan
dan etika bisnis merupakan kunci pokok keberhasilan empat unsur kewirausahaan.
C. Banyak Teman (Friends)
Bertemanlah sebanyak-banyaknya. Pada harga dan kulitas yang sama orang membeli
dari temannya, pada harga yang sedikit mahal, orang akan tetap membeli dari teman.
Sebagai wiraswasta kita harus mengenal para pemain yang terlibat dalam usaha kita.
D. Kerja Sama (Cooperative)
Kerja sama merupakan suatu alat dimana keuntungan wirausaha dapat ditingkatkan
dengan menolong dirinya sendiri melalui pertolongan bersama dengan moto kerja sama
masing-masing untuk semua, dan semua untuk masing-masing. Tujuan kerja sama ini untuk
meningkatkan pendapata masing-masing pihak. Mitra adalah temuan sejajar tanpa
kesenjangan, artinya jarak kemitraannya tidak memisahkan satu dengan yang lain.
Kemudian yang harus dikembangkan dalam wirausaha adalah kemitraan yang benar-benar
pada posisi sejajar dan saling melengkapi satu sama lainnya

BAB 9 RESPONSIF DAN KREATIF MENGHADAPI PERUBAHAN

Globalisasi mengakibatkan segala sesuatu bergerak cepat dan situasi cepat


berubah. perubahan yang cepat berdampak pada situasi ketidakpastian yang
berpengaruh terhadap perusahaan. Seorang wirausaha tidak dapat menghindari
perubahan yang terjadi tetapi dituntut untuk siap mengadakan perubahan. Wirausaha
dituntut untuk merespon dan beradaptasi pada lingkungan ekonomi, teknologi, dan
3
informasi yang terus berubah, sehingga wirausaha tidak tertinggal dalam
memanfaatkan peluang ekonomi yang ada.

Wirausahawan adalah orang-orang yang proaktif dan memiliki daya nalar


intelektual yang tinggi. Apabila telah mengetahui sesuatu, nalarnya berkenginan
mengetahui sesuatu yang lebih banyak.

Kreativitas tidak hanya penting untuk menciptakan keunggulan kompetitif, akan


tetapi juga sangat penting bagi kesinambungan perusahaan (survive). Artinya bahwa
dalam menghadapi tantangan global, diperlukan sumber daya manusia kreatif dan
inovatif atau berjiwa kewirausahaan. Nilai inovatif, kreatif, dan fleksibel merupakan
unsur-unsur keorisinilan seseorang. wirausaha yang inovatif adalah orang yang
kreatif dan yakin dengan adanya cara baru yang lebih baik.

Roger von Oech dalam bukunya Whack on the side of the Head,
mengidentifikasi 10 kunci mental dari kreativitas (“mental tock” of creativity) atau
hambatan-hambatan kreativitas, yang meliputi:

1. Searching for the one “right” answer


2. Focusing on “being logical”
3. Blindy following the rules
4. Constantly being practical
5. Viewing play as frivolous
6. Becoming early specialized
7. Avoiding ambiguity
8. Fearing looking foolish
9. Fearing mistakes and failure
10. Believing that I’m not creative”

Ada beberapa ciri intrinsic individu yang memiliki semangat bekerja inovatif
yaitu:

1. Ketertarikan akan pekerjaan inovatif itu sendiri.


2. Antusiasme dan perasaan optimis dalam melakukan pekerjaan inovatif.
3. Ketertarikan akan tantangan yang dihadapi pada saat memecahkan masalah.
4
4. Keyakinan yang kuat pada idenya.
5. Keinginan untuk mengambil risiko.

BAB 10 KUNCI KEBERHASILAN DALAM BERUSAHA

Merujuk dari pengertian keberhasilan atau sukses, maka dalam mengukur


keberhasilan bagi wirausaha dapat dibuktikan oleh prestasi yang dicapai, yang
pertumbuhan dari perusahaan yang dikelolanya. Pertumbuhan ini dibuktikan oleh
penjualan, asset yang dimiliki perusahaan, dan jumlah karyawan. Pencapaian bukan
harus sekaligus dibuktikan, melainkan tercapai keberhasilan itu dilakukan secara
bertahap. Untuk meraih keberhasilan itu, tentunya mempunyai kiat-kiat dalam
menciptakan peluang usaha. Wawasan dan pengalaman praktis serta perilaku
wirausaha serta motif prestasi dan keberhasilan ini akan sangat memengaruhi
pengusaha-pengusaha lain. Ada beberapa kunci yang harus dilakukan dan
diperhatikan wirausaha untuk mencapai suatu keberhasilan, yaitu:

1. Kemampuan dan keberanian untuk mengimplementasikan gagasannya.


2. Pemanfaatan waktu yang efektif dan efisien.
3. Pengelolaan biaya.
4. Melalui suatu proses
5. Pengembangan menciptakan nilai-nilai.
6. Menentukan standar dari produk/jasa yang disesuaikan.

Untuk mencapai keberhasilan pada intinya dapat dilakukan melalui langkah-


langkah sebagai berikut:

1. Apa yang diinginkan


2. Pikirkan, artinya apakah cita-cita tersebut terjangkau atau tidak? Logis atau tidak?
3. Apa yang diucapkan: artinya setiap cita-cita yang diucapkan harus logis.
4. Pahami
5. Ketahui
6. Bisa
7. Kuasai.

5
Sikap mental yang positif ditunjukkan dengan perilaku positif, dan perilaku
positif bisa dilihat dengan ciri-ciri antara lain:

1. Pantang menyerah dan tetap sabar mengehar ketinggalan.


2. Disiplin, dan selalu memegang teguh dengan apa yang telah diucapkannya.
3. Selalu berupaya untuk meningkatkan kemampuannya, baik yang berhubungan
dengan knowledge, skill dan attitude-nya.
4. Selalu melakukan evaluasi diri.
5. Menghargai setiap pendapat orang lain, dan diterimanya kritikan sebagai input yang
berharga, sehingga pengetahuannya selalu bertambah.

Langkah-langkah kerja untuk membangun dan mempertahankan sikap mental


positif ini merupakan gambaran tahap-tahap yang harus dilalui sebagai akumulasi
dari proses, agar dapat mencapai sasaran yang diinginkan. Tahap-tahap ini
mencakup:

1. Mengubah focus dan melihat kea rah positif.


2. Kembangkan sikap mensyukuri.
3. Membangun self-esteem yang positif.
4. Hindari pengaruh-pengaruh negative.
5. Belajar menyukai sesuatu yang melaksanakan.
6. Melalui hari dengan sesuatu yang positif.

6
BAB III

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

1. Keunggulan
 Pada buku utama terdapat ringkasan dari setiap bab di akhir pembahasan.
 Terdapat beberapa table dan gambar mengenai pembahasan, sehingga lebih
mudah dipahami.
 Setiap bab pada buku utama di lampirkan tujuan dari pembelajaran tersebut.
 Hakikat kewirausahaan lebih jelas disampaikan pada buku utama disbanding
pada buku pembanding 1. Pada buku utama tidak hanya hakikat
kewirausahaan saja disampaikan tetapi juga perkembangan kewirausahaan.
 Pada buku utama dijelaskan kunci keberhasilan dalam berusaha sedangkan
pada buku pembanding 1 dan buku pembanding 2 tidak ada.
2. Kelemahan
 Terdapatnya beberapa salah dalam penulisan, seperti penulisan kata melalui
pada buku dituliskan mellai.
 Pada buku utama tidak adanya bahan diskusi yang dapat menambah
pengetahuan pembaca, sedangkan pada buku pembanding 1 terdapat bahan
diskusi.
 Kalimat dalam buku pembamding 1 sulit dipahami dan terlalu bertele-tele
dalam menjelaskan suatu materi.

Anda mungkin juga menyukai