Anda di halaman 1dari 13

KEWIRAUSAHAAN

“Orientasi Masa Depan”


Dosen Pengampu: Kahfi Puddin, SE, M.Si

Nama Kelompok :
Blasius Erik Sibarani 7172142011
Lola Aulia Nasution 7173142017
Namiratull Hajj 7173142024
Eka Nurmala Sari 7173342018

PRODI PENDIDIKAN AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Orientasi Masa Depan.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.

Medan, Oktober 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................1
C. Tujuan.....................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2
BAB III PENUTUP...........................................................................................................9
A. Kesimpulan.............................................................................................................9
B. Saran.......................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan
sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan adalah
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru danberbeda (create new and different)
melalui berfikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang (Suryana, 2003:1).
Beberapa keuntungan yang akan diperoleh dengan berwirausaha yaitu:
1. Meningkatnya harga diri.
2. Memperoleh penghasilan untuk diri sendiri.
3. Ide dan motivasi yang timbul untuk maju lebih besar.
4. Masa depan yang lebih cerah dan tidak tergantung pada orang lain. (Kasmir, 2007:12
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi upaya berwirausaha yakni faktor dari dalam
diri (internal) misalnya prestasi belajar, motivasi, sikap, minat, maupun kondisi fisiologis
seperti kesehatan dan panca indra. Faktor dari dari luar (eksternal) misalnya peluang,
pengalaman, lingkungan sekitar atau keluarga.
B. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini yaitu:
 Untuk memenuhi tugas mata kuliah kewirausahaan
 Untuk mengetahui tentang orientasi masa depan dalam kewirausahaan
 Menambah pengetahuan mengenai materi kewirausahaan
C. Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini yaitu:
 Menambah wawasan mengenai orientasi masa depan
 Menambah pengetahuan dalam berwirausaha

1
BAB II
PEMBAHASAN
a. Pengertian Orientasi Masa Depan
Orientasi masa depan adalah upaya antisipasi terhadap masa depan yang menjanjikan.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ellizabeth B Hurlock (1981) peserta didik remaja mulai
memikirkan kebutuhan tentang masa depan secara sungguh-sungguh. peserta didik mulai
memberikan perhatian kepada yang besar terhadap bebagai lapangan kehidupan yang akan
dijalaninya. Diantara kehidupan di masa depan yang banyak mendapat perhatian dari peserta
didik adalah lapangan pendidikan (Nurmi 1989), disamping dunia kerja dan hidup rumah
tangga (havighurst 1984).
Menurut G Thrommsdorf (1983) Orientasi masa depan merupakan fenomena kognitif
motivasional yang kompleks, yakni antisipasi dan evaluasi tentang diri di masa depan dalam
interaksinya dengan lingkungan. Sedangkan menurut Nurmi(1991), Orientasi masa depan
berkaitan erat dengan harapan, tujuan, standar, rencana, dan strategi pencapaian tujuan
dimasa akan datang.
Skema kognitif memberikan suatu gambaran individu(peserta dididk) tentang hal-hal
yang dapat diantisipasi dimasa yang akan datang baik tentang dirinya maupun
lingkungannya, atu bagaimana individu mampu menghadapi perubahan konteks dari berbagai
aktifitas komplek dimasa datang.
Menurut Nurmi (1991) skema kognitif tersebut berinteraksi dengan tiga tahap proses
pembentukan orientasi masa depan yaitu:
a.      Motivation (motivasi)
b.      Planning ( perencanaan)
c.       Evaluation ( evaluasi)
Dengan turut sertanya aspek kognitif, maka berarti bahwa perkembangan orientasi
masa depan dipengaruhi oleh perkembangan kognitif. Menurut nurmi (1991), perkembangan
orientasi masa depan terlihat lebih nyata ketika individu telah mencapai tahap perkembangan
pemikiran operasional formal.
Pada umumnya orientasi masa depan peserta didik berkisar pada tugas-tugas
perkembangan yang dihadapi pada masa peserta didik dan dewasa awal, yang meliputi
berbagai laoangan kehidupan, terutama pendidikan, pekerjaan dan perkawinan. Akan tetapi
dibagian lain Nurmi (1989) menjelaskan bahwa dari ketiga lapangan kehidupan tersebut yang
lebih banyak mendapat perhatian peserta didik adalah pendidikan.

2
Uraian diatas memberikan uraian bahwa sekolah sangat menentukan masa depan peserta
didik. Dalam pandangan peserta didik, sekolah merupakan bagian yang berperan besar dalam
pembentukan konsep tentang kehidupan mereka dimasa yang akan datang. Kegagalan
sekolah dianggap sebagai kegagalan hidupnya dimasa depan. Oleh senbab itu, peseta didik
mulai memikirkan dan menentukan sekolah yang diperkirakan mampu memberikan peluang
bagi kehidupan dikemudian hari.
b. Visioner
Orang yang berorientasi ke masa depan ialah orang yang memiliki perspektif dan
pandangan ke masa depan. Mulailah dengan sebuah mimpi. Semua bermula dari sebuah
mimpi dan yakinkan akan produk yang akan kita tawarkan. A dream is where it all started:
pemimpilah yang selalu menciptakan dan membuat sebuah terobosan dalam produk, cara
pelayanan, jasa ataupun ide yang dapat dijual dengan sukses.
Menurut Wiryasaputra Visionary (visioner) yaitu mampu melihat jauh ke depan,selalu
melakukan yg terbaik di masa kini sambil membayangkan masa depan yg lebih baik. Seorang
wirausaha cenderung kreatif dan inovatif. Contoh : Steve Jobs, pendiri dan mantan CEO
Apple. Seorang jenius yang visionaries, kreatif dan mengagumkan sebagai seorang world
figure dalam dunia wirausaha (entrepreneurship). Visioner adalah kemampuan untuk melihat
ke depan, melebihi penglihatan orang lain.
Melalui kata-kata yang diucapkan, kita bisa mengetahui, apakah seseorang visioner
atau tidak.Kita perlu mengenali diri sendiri untuk mengetahui apakah kita orang yang
visioner atau tidak. Mengenali diri yang paling mudah misalnya dengan bertanya, apakah kita
punya prinsip atau tidak, mudah menyerah atau tidak, mudah terbawa arus atau tidak.
Banyak orang mengatakan tentang rencana-rencana, dan target- target yang ingin
diraih. Hal itu baru merupakan wacana jika belum direalisasikan. Belum diketahui apakah
wacana itu akan direalisasikan atau tidak. Apa langkah pertamanya terkait dengan rencana
dan target itu.
Orang yang visioner, ketika ditanya tentang rencana-rencananya akan menjawab
dengan jelas dan tegas. Misalnya: “Saya akan melaksanakan itu mulai besok”. “Sedangkan
orang yang tidak visioner menjawab dengan ragu-ragu, seperti “Saya akan melaksanakan itu
mungkin mulai bulan depan”, atau bahkan “Belum tahu”. Intonasi suaranya pun tidak
meyakinkan.
Ada orang yang bisa membuat konsep dengan detil, dan bisa melihat jauh ke depan.
Umumnya mereka perlu didukung oleh tim yang mampu menerjemahkan dan
mengimpelementasikan konsep itu dengan baik. Banyak orang tidak bisa menangkap maksud

3
dari visi seseorang. Untuk itu visi itu perlu diterjemahkan dengan baik. Visi yang baik, tanpa
diterjemahkan dengan baik hanya akan jadi wacana.
Idealnya visi dan misi dibuat secara bersamaan. Visi masih dalam tataran pemikrian
( think), untuk bisa direalisaiskan, perlu misi , planning, dan action. Visi tanpa passion akan
percuma. Semua hanya akan menjadi: akan, ingin, mau dan sebagainya.
Menurut Adrias Harefa dalam ahrefa@cbn.net.id (2005) menyatakan baha ada 7
kemungkinan gagalnya meujudkan visi yaitu:
1. Visi itu tidak cukup jelas
2. Visi itu tidak cukup dikomunikasikan
3. Visi itu tidak cukup menarik perhatian
4. Visi itu tidak sesuai dengan harapan dan keinginan banyak orang
5. Visi itu tidak cukup sederhana untuk dapat diingat.
6. Visi itu tidak cukup ambisius
7. Visi itu tidak cukup memotivasi
8. Visi itu tidak sesuai dengan nilai-nilai yang dianut sebagaimana besar orang
9. Visi itu tidak menginspirasi antusiasme
10. Visi itu, kalau tercapai, tidak memberikan rasa bangga
11. Visi itu tidak mampu memberi makna dalam kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.
12. Visi itu tidak mereflekdikan keunikan
13. Visi itu tidak diyakini dapat dicapai
14. Visi itu membuat orang bersedia berkorban
15. Visi itu tidak ”bernafas” atau tidak “hidup”
16. Visi itu tidak dirumuskan secata positif
17. Visi itu tidak dipelihara baik-baik oleh penggagasnya.
Hal ini menunjukkan baha visi itu bukan sekedar rumusan kata-kata indah yang puitis
dan enak di dengar. Bahkan visi juga bukan sekadar hasil oleh pengetahuan (knowledge
management), meskipun mencakup hal itu. Visi tidak mungkin diperoleh daei pelatihan
(training) sebab pada hakikatnya visi bukan keterampilan. Visi pelatihan (training) sebab
pada hakikatnya dari hati (heart), perenungan, dan proses pembelajaran, yang kemudian
diberi “bingkai” oleh akal budi (ratio, pengetahuan), dan kemudian direalisasikan lewat
tindakan nyata (will,keterampilan).
c. Berpikir Positif (Positive Thinking)
Berpikir Positif adalah awal dari lahirnya sikap optimis. Ketika seseorang telah
berpikiran positif dalam menjalankan usahanya, maka akan muncul yang disebut

4
kepercayaan diri dari dalam dirinya yang akan menjadikan kekuatan diri dalam
menjalankan usaha dan sebagai alasan mengapa dirinya bertahan di saat yang lain
menyerah.
Seorang wirausahawan harus berani untuk merealisasikan gagasannya. Artinya,
berani untuk melakukan tindakan dan keputusan dalam usahanya. Ketika seseorang
berani dan siap menanggung risiko, hasilnya ia akan mendapat dua jawaban, yaitu
berhasil atau tidak. Akan tetapi, jika tidak sama sekali melakukan tindakan, ia tidak
akan pernah tahu hasilnya dan sudah barang tentu ia akan terkungkung dalam keadaan
yang sama, dan suatu saat akan tergerus oleh zaman. Perjuangan berliku-liku dan
meniti karier menjadikan mental yang sehat untuk berwirausaha dan mampu bangkit
ketika ia mengalami kegagalan. Sebuah hal yang jelas bahwasanya seorang
wirausahawan harus mampu untuk bangkit dari kegagalan dan selalu melakukan
introspeksi diri dan mengevaluasi tindakannya sehingga ia benar-benar mengerti dan
mampu untuk menjalankan usahanya.
Hakikat kegagalan adalah sebagai mediasi pembelajaran untuk menggapai
kesuksesan. Namun, tidak banyak yang menyadari hal itu dan memilih untuk berhenti,
dan merekalah orang-orang yang gagal. Adakalanya kita bahagia kemudian bersedih,
bahagia karena sukses dan dapat menggapai cita-cita atau sedih karena apa yang kita
harapkan dan impian gagal. Lihatlah pada diri Anda. Dalam buku The Secret karangan
Rhonda Byner, Anda dapat menemukan jawabannya. Banyak contoh dan pendapat-
pendapat dari para ahli mengatakan bahwa keberhasilan dan keahagiaan akan ada atau
menjadi kenyataan bila kita memiliki keyakinan dan kepercayaan diri dalam
memandang kehidupan, baik dalam kehidupan sosial, karieratau pun dalam kehidupan
keluarga dan pasangan.
Bila kita selalu berusaha untuk mengontrol diri kita dalam keadaan yakin dan
percaya dengan apa yang kita lakukan, maka apa yang ada disekeliling kita akan
mengikuti. Inilah yang dinamakan berpikir positif. Cobalah bayangkan dan pikirkan
akan kebaikan-kebaikan dan keberhasilan-keberhasilan yang telah Anda atau orang-
orang di sekeliling Anda gapai dan wujudkan. Hal ini akan menimbulkan aura atau
kepercayaan dalam diri Anda untuk dapat seperti mereka. Kunci yang paling utama
adalah hilangkan pemikiran-pemikiran bahwa Anda pasti gagal. Karena kegagalan itu
akan menghampiri karena Anda selalu memikirkan, meyakini, dan percaya akan gagal.
Maka mulailah dari sekarang apa yang akan Anda lakukan dimulai dengan berbicara

5
pada diri sendiri bahwa Anda yakin dan percaya apa yang akan dan yang belum Anda
lakukan pasti dan yakin akan berhasil.
Demikian gelombang energi positif ini akan memengaruhi lingkungan sekitar
kita hingga berdampak positif bagi kita. Hasilnya adalah kesuksesan hanya akan
terjadi, jika kita berpikiran positif. Bagaimana jika kita memiliki kebiasaan atau
perangai yang buruk? Tentunya orang-orang yang di sekitar kita akan banyak
mencemooh, membenci, mengumpat, bahkan mungkin ada orang yang akan mendoakan
hal-hal buruk agar menimpa diri kita. Dan sebaliknyajika kita memiliki kebiasaan dan
akhlak yang baik, orang-orang di sekitar kita akan mencintai, menyayangi, dan
mendoakan untuk hal-hal yang baik.
Dengan membiasakan diri berpikir positif, sesungguhnya kita akan mampu
menghambat energi negatif yang akan menghantam diri kita. Entah berupa penyakit
stres, maupun yang lainnya. Hal ini telah dibuktikan pula bahwa air yang telah diberi
doa/kalimat positif ternyata masih tetap membentuk kristal meski kemudian
diperdengarkan kata-kata negatif.
Tidak hanya sebuah kalimat, tulisan negatif dan positif pun berpengaruh pada
kehidupan kita. Hal ini dapat Anda buktikan dengan mengambil dua buah toples
lalu Anda isi kedua toples tersebut dengan nasi. Masing-masing toples Anda tempelkan
dengan kalimat positif dan kalimat negatif. Tunggu beberapa hari, Anda akan melihat
perbedaannya. Di mana toples yang ditempelkan kalimat negatif mengalami
pembusukan sementara toples yang ditempelkan kalimat positif tetap dalam kondisi
baik. Begitu hebatnya pemikiran positif untuk diri dan jiwa seseorang. Dengan berpikir
positif seseorang akan mudah dalam menggapai apa yang diinginkan olehnya dalam
hidup ini.
Hal ini disebabkan pemikiran positif akan memengaruhi jiwa dan diri seseorang.
Ketika seseorang berpikir positif, maka akan mudah dan gemilang dalam berpikir dan
bertindak. Akan tetapi, jika pemikiran negatif yang hadir pada diri seseorang, maka
hasilnya orang tersebut akan mengalami gangguan dalam pemikiran yang akan
berpotensi pada tindakan dan dampak negatif.
Seorang wirausahawan selalu dituntut untuk selalu berpikir positif dalam menjalankan
usahanya, disebabkan pemikiran positif adalah salah satu penentu sukses dan tidaknya
usaha seseorang.

6
d. Pengetahuan
Goleman (1996) menyatakan bahwa kecerdasan emosional adalah kecakapan yang
meliputi kemampuan mengendalikan diri sendiri, memiliki daya tahan ketika menghadapi
rintangan, mengendalikan gejolak, tidak merasa puas, mengatur suasana hati, dan mengelola
kecemasan supaya tidak mengganggu kemampuan berpikir, dan berempati, serta berharap.
Goleman mengungkapkan ada empat wilayah kecerdasan emosional yang dapat menjadi
pedoman bagi individu untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:
a. Mengenali Emosi Diri
Pada tahap ini diperlukan adanya pemantauan perasaan dari waktu ke waktu agar
timbul wawasan psikologi dan pemahaman tentang diri.
b. Memorivasi diri
Kemampuan seseorang untuk memotivasi diri sendiri dapat dilihat melalui hal-hal
berikut: cara mengendalikan dorongan hati, derajat kecemasan, kekuatan berpikir
positif dan optimis, dan keadaan yang flo (mengikuti aliran), yaitu keadaan ketika
perhatian seseorang sepenuhnya tercurah kepada apa yang sedang terjadi, dan
pekerjaannya terfokus pada satu objek.
c. Mengenali emosi orang lain
Mengenai emosi orang lain dibangun berdasarkan kesadaran diri. Jika seseorang
terbuka pada emosi sendiri, maka dapat dipastikan bahwa dia akan terampil membaca
perasaan orang lain. sebaliknya, orang tidak mampu menyesuaikan diri dengan
emosinya sendiri dapat dipastikan tidak akan mampu menghormati atau menghargai
perasaan orang lain
d. Membina hubungan dengan orang lain
Membina hubungan dengan orang lain dalam kehidupan sehari-hari merupakan
sebuah keterampilan sosial. Tanpa memiliki keterampilan sosial, seseorang akan
mengalami kesulitan bergaul dengan lingkungannya. Tidak dimilikinya keterampilan
semacam itulah yang menyebabkan seseorang seringkali dianggap angkuh, acuh tak
acuh, atau tidak berperasaan.
Kemerosotan emosi tampak dari semakin parahnya masalah spesifik seperti:
 Menarik diri dari pergaulan atau masalah sosial, lebih suka menyendiri, bersikap
sembunyi-sembunyi, sering berwajah murung, kurang bersemangat.
 Mudah cemas dan depresi, sering takut, ingin selalu sempurna, merasatidak ada yang
mencintai, serta merasa gugup dan sedih.

7
 Memiliki masalah dalam hal perhatian atau berpikir, tidak mampu memusatkan
perhatian atau duduk tenang, suka melamun, bertindak tanpa berpikir, bersikap terlalu
tegang untuk berkosentrasi
 Nakal atau agresif, sukab berbohong, sering bertengkar, bersikap kasar, menuntut
perhatian lebih, keras kepala, dan bertemperamen keras.
Komponen dasar kecerdasan emosional dibagi menjadi lima bagian (Ridwan), yaitu:
Kualitas kemampuan dalam diri yang mencakup kesadaran emosional, asertivitas,
menghargai diri sendiri, dan aktualisasi diri.
Kualitas dan kemampuan dalam menjalin hubungan dengan orang lain yang
mencakup empati, hubungan interpersonal, dan tanggung jawab
Pemanfaatan progress kognitif secara konstruktif dan realistis yang mencakup
kemampuan memecahkan masalah, menguji kenyataan dan fleksibilitas
Menjaga diri agar tetap tenang dan terkendali di bawah himpitan tekanan dari luat dan
dari dalam diri sendiri yang mencakup toleransi stress, dan mengendalikan impuls
(dorongan sesaat)
Perasaan positif yang menumbuhkan kenyamanan dan kegairahan hidup yang
mencakup kebhagiaan dan optimisme.

8
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa salah satu ciri- ciri kepemimpinan yang
harus dimiliki oleh seorang pemimpin yaitu orientasi pimpinan (orientasi masa depan) . Jika
seseorang tergolong sebagai traditionalis, orientasi waktunya akan ditujukan ke masa lalu
dan bernostalgia akan merupakan ciri utamanya. Seorang pemimpin perlu selalu mengingat
masa lalunya. Juga penting mengetahui dimana seseorang sekarang berada. Tetapi yang jauh
lebih penting adalah orientasi masa depan. Berarti bahwa untuk dapat menentukan suatu
bentuk orientasi masa depan yang tepat diperlukan suatu “potret” tiga dimensi dari
organisasi yang dipimpinnya, yaitu masa lalu, masa sekarang dan masa depan.
Kepemimpinan visioner, adalah pola kepemimpinan yang ditujukan untuk memberi arti pada
kerja dan usaha yang perlu dilakukan bersama-sama oleh para anggota perusahaan dengan
cara memberi arahan dan makna pada kerja dan usaha yang dilakukan berdasarkan visi yang
jelas.
B. Saran
Adapun saran dari kami yaitu supaya setiap orang yang ingin memulai suatu usaha
atau suatu bisnis, terlebih dahulu harus mempunyai orientasi masa depan yang benar-benar
matang, agar nantinya bisa memiliki visi yang baik, sehingga bisa menjadi visioner.

9
DAFTAR PUSTAKA
http://keepspiritformylife.blogspot.com/2012/03/karakter-kewirausahaan.html?m=1
http://hidupusukses.blogspot.com/2013/11/berpikir-positif-dalam-berbisnis.html?m=1
suryana, yuyus. 2018. Kewirausahaan (pendekatan karakteristik wirausahaan sukse. Jakarta
timur : prenadamedia grup

10

Anda mungkin juga menyukai