Anda di halaman 1dari 20

1

STUDI KETERCUCIAN BATUBARA ABH 033


BATU LICIN, TANAH BUMBU,
KALIMANTAN SELATAN

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Oleh
Mai Puji Lestari
NIM. 112010160/TA

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN “VETERAN”
JOGJAKARTA
2005
2

STUDI KETERCUCIAN BATUBARA ABH 010


BATU LICIN, TANAH BUMBU,
KALIMANTAN SELATAN

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Oleh
Mai Puji Lestari
NIM. 112010160/TA

Mengetahui, Menyetujui,
Dosen Wali Pembimbing I

(Ir. Dyah Probowati, MT) (Ir. Indah Setyowati, MT)

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN “VETERAN”
JOGJAKARTA
2005
3

A. JUDUL
STUDI KETERCUCIAN BATUBARA ABH 033 BATU LICIN, TANAH
BUMBU, KALIMATAN SELATAN

B. LATAR BELAKANG MASALAH


Sebelum kegiatan penambangan dilakukan terlebih dahulu perlu dilakukan
eksplorasi. Dalam hal ini eksplorasi yang dimaksud adalah pengambilan sample
batubara. Mengingat bahwa batubara secara alamiah terbentuk berlapis- lapis maka
dengan sendirinya akan terbentuk lapian antara yang menjadi pengotor pada batubara
tersebut sehingga perlu dilakukan pencucian terhadap batubara tersebut.
Untuk uji ketercucian batubara skala laboratorium dilakukan dengan cara
metode uji endap-apung ( Sink-Float Test ). Sehingga dapat diramalkan batubara
tersebut dapat dipisahkan atau tidak dari pengotornya. Hal ini dimungkinkan karena
adanya perbedaan Relative Density antara batubara yang memiliki Relative Density =
1.30 dengan pengotor yang memiliki Relative Density = 2.40 - 2.70. Namun
demikian tidak semua batubara dapat dilakukan proses pencucian hal ini memerlukan
studi ketercucian batubara ( Washability Study ). Proses pencucian batubara
diperlukan untuk memperbaiki kualitas batubara agar batubara tersebut memenuhi
syarat permintaan kosumen.
Oleh sebab itu dengan adanya uji endap apung dapat diketahui keterkaitan antara
perubahan densitas media dengan kandungan abu yang terdapat pada batubara
sehingga syarat kualitas permintaan konsumen akan batubara terpenuhi.
C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui korelasi antara densitas media dengan kandungan abu
didalam batubara dengan cara uji endap apung ( Sink-Float ).
2. Menentukan kadar abu yang terdapat didalam batubara,
3. Dapat menentukan besarnya recovery dari batubara bersih ( Yield )
4. Menentukan perlu tidaknya pencucian dan mudah tidaknya pemisahan
pengotor dari batubara.
4

D. PEMBATASAN MASALAH
Untuk dapat mengetahui korelasi antara densitas media dengan kandungan abu
yang terdapat pada batubara maka yang perlu dilakukan adalah mencari data-data
yang akurat di lapangan serta melalui pengujian dan analisa secara langsung terhadap
conto batubara yang diambil yang meliputi uji endap – apung, analisis kandungan
abu serta pembuatan Tabel Ketercucian dan Kurva Ketercucian ( Washability
Curve ). Hingga akhirnya batubara tersebut dapat dikatakan telah memenuhi syarat
permintan dari konsumen.

E. DASAR TEORI
 Relative Density
Densitas adalah perbandingan antara berat dengan volume sedangkan
Relative Density merupakan perbandingan antara densitas material dengan densitas
air.
( g/cm3 )
Relative density  Densitas material 
Densitas air (g/cm3 )
Jadi karena satuan dari densitas material dan densitas air sama maka Relative
Density tidak bersatuan. Dapat diketahui bahwa batubara mempunyai Relative
Density = 1,30 – 1,40 sedangkan pengotor (shale ) mempunyai Relative Density =
2,00. menurut D.G Osborne terdapat keterkaitan antara Relative Density dengan
kandungan abu yaitu semakin besar Relative Density batubara maka semakin tinggi
pula kandungan abunya. Hal inilah yang dasar dalam pencucian batubara.

 Uji Endap Apung ( Sink-Float Test )


Prinsip Uji Endap Apung Menurut D.G Osborne adalah Proses pemisahan
batubara dengan pengotornya berdasarkan gaya berat karena adanya perbedaan
Relative Density. Batubara dengan Relative Density yang besar akan mengandung
abu yang besar pula. Dalam pengujian uji endap apung digunakan standar atau
metode dari Australia yaitu Australian Standart ( AS ) nomer 1661-1979 tentang “
Sink & Float Testing of Hard Coal “.
5

Diagram Alir “ Uji Endap-Apung “

ROM ( RAW OF MATERIAL )

PREPARASI CONTO

FRAKSI CONTO

SINK – FLOAT TEST

PENIMBANGAN
( Setiap Fraksi dan Berat Jenis )

ANALISIS ABU & SULFUR


( Setiap Fraksi dan Berat Jenis )

PEMBUATAN TABEL & KURVA KETERCUCIAN

 Preparasi Percontoh dan Analisis Percontoh


Sampling adalah proses pengambilan sebagian populasi dari seluruh populasi
yang akan dilakukan pengujian. Tujuan sampling adalah untuk mendapatkan contoh
yang bisa mewakili kualitas seluruh populasi. Kesulitannya adalah variabilitas dari
populasi.
Berat percontoh untuk analisis ayak menurut ASTM adalah 1,2 ton
sedangkan menurut standar Australia bervariasi menurut ukurannya yaitu :
Ukuran partikel terbesar (mm) Berat minimum percontoh (kg)
100 1200
75 900
50 300

Sebelum uji endap apung dilakukan harus dilakukan analisis ayak terlebih
dahulu dan uji endap apung akan dilakukan terhadap setiap fraksi yang diperoleh.
Selain analisi ayak pekerjaan yang penting untuk dilakukan sebelum uji endap apung
6

adalah uji untuk mengetahui kemungkinan terbentuknya slime. Slime adalah partikel
halus yang sulit untuk diendapkan. Slime umumnya berasal dari mudstone dan shale
yang hancur menjadi partikel halus dan bahkan sangat halus yang tetap tinggal di
dalam air sirkuit pencucian sebagai suspensi tanah liat. Adanya slime akan
mengakibatkan :
▪ perubahan karakteristik ketercucian batubara
▪ permasalahan dalam penjernihan air
.
 Pembuatan Dan Penggunaan Larutan Berat
Dalam melakukan Uji Endap Apung, dilakukan dengan cara membuat
larutan yang mempunyai Relative Density tertentu misalnya 1.60 kemudian material
dimasukkan kedalam larutan tersebut. Maka material yang mempunyai Relative
Density lebih kecil dari 1.60 akan mengapung dan material yang mempunyai
Relative Density lebih besar dari 1.60 akan mengendap.
Beberapa cairan yang dapat digunakan sebagai campuran untuk membuat
Relative Density tertentu adalah:
 White Spirit memiliki Relative Density = 0.77
 Perchlorethylene memiliki Relative Density = 1.66
 Bromoform memiliki Relative Density = 2.9
Dengan demikian apabila dalam uji endap apung dilakukan pada beberapa
variasi densitas, maka hasil yang didapat juga akan beragam, misal; densitas larutan
yang akan digunakan adalah 1,30 ; 1,40 ; 1,50 ; 1,60 ; 1,80 dan 2,00 , maka akan
didapat hasil sebagai berikut :
 Material yang mempunyai relative density < 1,30
 Material yang mempunyai relative density 1,30 – 1,40
 Material yang mempunyai relative density 1,40 – 1,50
 Material yang mempunyai relative density 1,50 – 1,60
 Material yang mempunyai relative density 1,60 – 1,80
 Material yang mempunyai relative density 1,80 – 2,00
 Material yang mempunyai relative density > 2,00
7

• Hasil Uji Endap Apung

Batubara yang akan diuji endap apung merupakan material campuran antara
batubara bersih dan pengotor, dimana batubara bersih akan mengapung sedangkan
pengotor akan mengendap.
Setelah material yang mengapung diambil dan ditimbang, maka dilanjutkan
dengan analisa kandungan abu, yaitu dengan mengabukan conto batubara secara
sempurna dalam tungku pada temperatur 800o C. Kadar abu ditentukan dengan
menimbang berat abu yang terbentuk dibagi dengan berat conto dan dinyatakan
dalam persen.
Berat material setelah pembakaran
% Ash = Berat material sebelum pembakaran x100%

Apabila dalam satu fraksi telah dilakukan uji endap apung dengan berbagai
variasi relative density media, maka dibuatlah tabel hasil uji endap apung.

 Pembuatan Tabel Ketercucian


Setelah semua conto dilakukan pengujian baik uji endap apung maupun uji
kandungan abu dengan berbagai variasi Relative Density dari media kemudian dibuat
tabel hasil pengujian atau sering disebut tabel studi ketercucian.
Dengan adanya kegiatan uji endap apung untuk merancang unit pencucian
tergantung fraksi dan sebagai dasar dalam mengevaluasi dari unjuk kerja dari unit
pencuci.
Contoh Tabel Studi Ketercucian Hasil Uji Endap Apung
RELATIVE
DENSITY FLOAT AND SINK TEST RESULT
FRACTION MASS (KG) MASS (%) ASH (%)
F 1,30 3,3 2,8 5,9
1,30 – 1,40 38,1 32,2 7,3
1,40 – 1,50 30,1 25,4 14,6
1,50 – 1,60 10,9 11,2 21,3
1,60 – 1,80 5,0 6,1 34,1
1,80 – 2,00 3,4 7,3 63,2
S 2,00 3,1 15 69,7
Total 93,9 100,0
Sumber : Badan Penelitian Dan Pengembangan Energi Dan Sumberdaya Mineral, PPPTMB
8

 Kurva Ketercucian ( Washability Curve )


Hasil dari uji endap apung tiap fraksi ukuran tabel ketercucian, untuk
selanjutnya dibuat kurva pencucian. Kurva pencucian dibuat berdasarkan tabulasi
data dari tabel ketercucian, yang disebut dengan data apungan dan endapan. Didalam
kurva ketercucian ini terdapat lima kurva, yaitu:
1. Kurva kumulatif apungan
2. Kurva kumulatif endapan
3. Kurva relatif density
4. Instantaneous curve
5. ± 0,1 Relative density curve
Batubara hasil penambangan terdiri dari fragmen-fragmen material yang
mempunyai Relative Density dari yang terendah sampai yang tertinggi pada batas-
batas tertentu, tetapi proporsi dari setiap material tersebut bervariasi. Material yang
mempunyai relative density rendah mempunyai kandungan abu rendah tetapi nilai
kalornya tinggi. Sebaliknya material mempunyai relative density yang tinggi
mempunyai kandungan abu yang tinggi tetapi nilai kalornya rendah 4. Batubara
dengan densitas relatif rendah akan terapung saat uji endap apung ( Float ). Batubara
ini mempunyai nilai kalori yang tinggi sebaliknya batubara yang memiliki densitas
relatif tinggi akan terendap namun kandungan kalorinya rendah.
Kurva ketercucian menunjukkan hubungan antara kandungan abu dalam
suatu fraksi dengan jumlah material yang dapat terapung atau terendap pada suatu
relative density tertentu. Untuk membuat kurva ketercucian diperlukan suatu tabel
yang menunjukkan hubungan antara persen berat terapung dengan kadar abunya.
Tabel ketercucian (tabel 3.4) terdiri dari 12 kolom yaitu :
1. Kolom 1
Kolom ini menunjukkan relative density (r.d.) relatif. Nilai-nilai limit
maupun selangnya ditentukan dari percobaan.
2. Kolom 2
Memperlihatkan persen berat setiap r.d. Kolom ini diperoleh dengan cara
membagi berat setiap fraksi dengan jumlah berat seluruh fraksi r.d.
9

3. Kolom 3
Memperlihatkan kadar abu pada tiap fraksi r.d.. Kadar abu dianalisis di
laboratorium dengan menggunakan metode standar tertentu (ASTM D. 3174-
98)
4. Kolom 4
Memperlihatkan berat abu dalam persen pada fraksi terapung pada r.d.
pemisah tertentu, terhadap berat percontoh total. Kadar kolom ini diperoleh
dengan cara, misal untuk fraksi r.d. 1,40 – 1,50 (tabel 3.3) :
kolom 2 x kolom 3 4,66 x 13,8
= = 0,64 %
100 100
5. Kolom 5
Merupakan kumulatif dari kolom 2, yang dihitung kebawah. Sebagai contoh,
pada baris ke 4 maka nilainya merupakan penjumlahan dari baris 1, 2, 3 dan
4. Hal ini didasarkan sebagai berikut, apabila yang mengapung pada r.d. 1,30
sebanyak 39,11 % dan yang mengapung pada r.d. 1,30 – 1,40 sebanyak 20,5
% maka dapat dikatakan material yang mengapung pada r.d. 1,40 keseluruhan
sebanyak 39,11 + 20,5 = 59,61.
6. Kolom 6
Merupakan kumulatif nilai abu yang terdapat pada kolom 4, sebagai contoh
untuk baris ke 5 pada kolom 6 maka melihat pada kolom 4 dari baris 1
sampai 5 dijumlahkan, yaitu = 0,55 + 1,60 + 2,24 + 2,79 + 3,81 = 10,99
7. Kolom 7
Merupakan kumulatif persen abu dari material yang mengapung. Mencarinya
dengan membagi harga pada kolom 6 dengan kolom 5 dikali dengan 100.
Sebagai contoh untuk baris ke 6 didapat harga 6,6 %, dari :
Kolom6
Kolom 7 = x100
Kolom5
4,73
= 71,21 x100

= 6,6

8. Kolom 8
10

Merupakan kumulatif persen berat dari material yang mengendap, dihitung


mendasarkan kolom 2 tetapi dibalik dari bawah dan dijumlahkan keatas.
Sebagai contoh untuk baris ke 4, didapat dari baris ke 8 ditambah baris ke 7
sampai baris ke 4 kolom 2.
Kolom 9
Merupakan jumlah kumulatif dari abu yang dikandung pada fraksi endapan.
Caranya seperti pada kolom 8 hanya mendasarkan pada kolom 4.
Sebagai contoh, untuk baris ke 4 didapat dari :
= 22,89 + 0,92 +1,02 + 0,55
= 24,83 %
9. Kolom 10
Merupakan kumulatif persen abu dari endapan yang dihitung dari nilai kolom
9 dibagi dengan kolom 8 pada baris yang sama. Sebagai contoh pada baris 3

25,38
yang memperlihatkan endapan r.d. 1,50 didapat abu 71,0 % dari 35,73 .x

100 = 71,0
10. Kolom 11
Dihitung dengan mengurangkan harga pada kolom 5 dikurangi dengan harga
pada kolom 2 yang telah dibagi 2 pada baris yang sama. Sebagai contoh,
untuk relatif densiti 1,40 – 1,50 maka harga kolom 2 sebesar 4,66 % sehingga
separuhnya 2,33 % sedangkan pada kolom 5 sebesar 64,27 % maka harga
pada kolom 11 sebesar (64,27 – 2,33) % = 61,94 %
11. Kolom 12
Merupakan berat material pada ± 0,1 relatif densiti pada kolom 5. Sebagai
contoh untuk kolom 12 pada baris 3 pada relatif densiti apungan 1,50 maka +
0,1 relatif densiti adalah 1,60 mempunyai harga 66,66 %, sedangkan untuk –
0,1 relatif densiti adalah 1,40 mempunyai harga 59,61 % maka harganya
(66,66 – 59,61) % = 7,05 %.
11
Contoh Tabel Ketercucian

(1) (2)  (3)  (4)  (11) (12)


Cumulative Floats Cumulative Sinks
Relative Mass Ash Quantity Mass
density (%) (%) Of Ash (5) (6) (7) (8) (9) (10) Mass (%)
(r.d.)       (%) r.d.
fraction       Mass Quantity Ash Mass Quantity Ash ±0,1
  (%) Of Ash (%) (%) Of Ash (%)  
    (%)     (%)  
F-1,30 39,11 1,4 0,55 39,11 0,55 1,4 60,89 27,07 44,5 19,55 -
1,30-1,40 20,50 5,1 1,05 59,61 1,60 2,7 40,39 26,02 64,4 49,36 25,16
1,40-1,50 4,66 13,8 0,04 64,27 2,24 3,5 35,73 25,38 71,0 61,94 7,05
1,50-1,60 2,39 23,1 0,55 66,66 2,79 4,2 33,34 24,83 74,5 65,46 -
1,60-1,80 2,73 37,5 1,02 69,39 3,81 5,5 30,61 23,81 77,8 68,02 -
1,80-2,00 1,82 50,7 0,92 71,21 4,73 6,6 28,39 22,89 79,5 70,3 -
S- 2,00 28,79 79,5 22,89 100,0 27,62 27,6 - - - 85,60 -
Total 100,0 27,62
12

Sumber : “Coal Preparation Technology” Vol. I , D.G. Osberne


 Kurva Ketercucian ( Washability Curve )

Kurva Ketercucian Menunjukkan Distribusi Abu


Keterangan :
Kurva A : Untuk mendapatkan perolehan abu pada clean coal
Kurva B : Untuk mendapatkan perolehan clean coal
Kurva C : Untuk mendapatkan abu pada reject
Kurva D : Untuk mendapatkan relative density pemisahan
Kurva E : Untuk mendapatkan jumlah batubara yang kesana-kesini pada ± 0,1
relative density
14

Kurva Ketercucian Menunjukkan Distribusi Sulfur

Keterangan :
Kurva A : Untuk mendapatkan perolehan sulfur pada clean coal
Kurva B : Untuk mendapatkan perolehan clean coal
Kurva C : Untuk mendapatkan sulfur pada reject
Kurva D : Untuk mendapatkan relative density pemisahan

F. METODOLOGI PENELITIAN

Di dalam melaksanakan permasalahan ini, penulis menggabungkan antara teori


dengan data-data lapangan. Sehingga dari keduanya didapat pendekatan penyelesaian
masalah. Adapun urutan pekerjaan penelitian yaitu :

1. Studi Literatur
Dilakukan dengan mencari bahan-bahan pustaka yang menunjang, yang
diperoleh dari :
15

- Instansi yang terkait


- Perpustakaan
- Brosur-brosur
- Informasi-informasi
- Grafik, dan tabel.
2. Penelitian di lapangan
Dalam pelaksanaan penelitian di lapangan ini akan dilakukan beberapa tahap,
yaitu:
- Orientasi dan observasi lapangan
- Mencocokkan dengan perumusan masalah, yang bertujuan agar penelitian
yang dilakukan tidak meluas. Data yang diambil dapat digunakan secara
efektif.
3. Pengambilan data
Dilakukan dengan cara :
- Melakukan pengukuran dan pengamatan secara langsung.
- Melakukan pengujian di laboratorium
- Mencatat kejadian yang terjadi di lapangan yang menunjang data yang
diambil
- Wawancara seperlunya.
4. Keakuratan Akuisisi Data
Akuisisi data ini bertujuan untuk :
- Mengumpulkan dan mengelompokkan data untuk memudahkan analisa
nantinya.
- Mengolah nilai karakteristik data-data yang mewakili obyek pengamatan,
mengetahui data, sehingga kerja menjadi efisien.
5. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan melekukan beberapa perhitungan dan
penggambaran. Selanjutnya disajikan dalam bentuk grafik-grafik atau rangkaian
perhitungan dalam penyelesaian masalah yang ada.
16

6. Analisa Hasil Pengelompokkan Data


Dapat dilakukan secara kualitatif maupun kuantitatif guna memperoleh
kesimpulan sementara. Selanjutnya kesimpulan sementara ini akan diolah lebih
lanjut dalam bagian pembahasan.

7. Kesimpulan
Diperoleh setelah dilakukan korelasi antara hasil pengolahan data yang telah
dilakukan dengan permasalahan yang diteliti.

H. JADWAL KEGIATAN

Waktu JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER


No Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Studi Pustaka
2 Pengamatan
3 Pengambilan Data
4 Pengolahan Data
5 Pembuatan Draft
17

I. RENCANA DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL .........................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................
RINGKASAN ....................................................................................................
KATA PENGANTAR .......................................................................................
DAFTAR ISI .....................................................................................................
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................
DAFTAR TABEL .............................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................
BAB
I. PENDAHULUAN ....................................................................................
1.1. Latar Belakang Masalah .................................................................
1.2. Tujuan Penelitian ............................................................................
1.3. Perumusan Masalah ........................................................................
1.4. Metode Pendekatan .........................................................................
1.5. Pembatasan Masalah .......................................................................
1.6. Metode Penelitian ...........................................................................
1.7. Pelaksanaan Penelitian ....................................................................
1.8. Hasil Yang Diharapkan ...................................................................

II. TINJAUAN UMUM ................................................................................


2.1. Lokasi dan Kesampaian Daerah .....................................................
2.2. Keadaan Topografi dan Geologi .....................................................
2.3. Sistem Penambangan.......................................................................
2.4. Iklim dan Curah Hujan....................................................................

III. DASAR TEORI .......................................................................................


3.1. Pencucian Batubara..........................................................................
3.2. Relative Density...............................................................................
3.3. Pengambilan Conto..........................................................................
3.4. Uji Endap Apung………………………………………………….
4.4.1 Pembuatan Tabel Ketercucian…………………………...
4.4.2 Pembuatan Kurva Ketercucian…………………………..

IV PROSEDUR DAN HASIL PENGUJIAN

4.1. Pengambilan Conto ……….………………………………………


4.2. Preparasi Conto……………………………………........................
4.3. Pengujian Labotatorium…………………………………………..
18

V. PEMBAHASAN.......................................................................................
5.1. Karakteristik Batubara ....................................................................
5.2. Struktur Geologi .............................................................................
5.3. Pembobotan Parameter....................................................................
5.4. Analisa Kandungan Abu .................................................................
5.5 Analisa Kandungan Sulfur………………………………………..
5.6. Kendala – Kendala Dalam Analisa Kandungan Abu & Sulfur......
VI KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................
4.1 Kesimpulan .....................................................................................
4.2 Saran ...............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................
LAMPIRAN ......................................................................................................
19

J. DAFTAR PUSTAKA

1. Mulyana H. ( 1997 ), Kajian Uji Endap-Apung ( Sink-


Float Test ) Batubara Sinamar Jambi Terhadap Penurunan Kandungan Abu.
Jurusan Teknik Pertambangan UPN “ Veteran “ Yogyakarta.

2. Nursanto E. Probowati D. (2004), Buku Petunjuk Praktikum Analisis Kualitas


Batubara, Laboratorium Batubara Jurusan Teknik Pertambangan UPN ”
Veteran “ ., Yogyakarta, pp. 1-9.

3. Puspitasari D. ( 2004 ), Studi Ketercucian Batubara Dengan Menggunakan Uji


Endap Apung & Kurva Ketercucian di PT. Kitadin - Embalut Kalimantan
Timur, Jurusan Teknik Pertambangan UPN “ Veteran “ Yogyakarta.

4. Sudarsono Arief S. ( 2003 ), Pengantar Preparasi dan Pencucian Batubara,


Departemen Teknik Pertambangan ITB, Bandung.
20

Anda mungkin juga menyukai