Anda di halaman 1dari 12

PERBANDINGAN PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN MENGGUNAKAN

APLIKASI AutoCAD Civil 3D DENGAN METODE BINA MARGA


(Studi kasus : Ruas Jalan Bangunrejo – Wates, Provinsi Lampung)

Teguh Triyono1), Arif Mudianto 2), Heny Purawanti 3)

ABSTRAK
Geometrik jalan merupakan bangunan badan jalan di atas permukaan tanah baik secara vertikal
maupun horizontal dengan asumsi bahwa permukaan tanah itu tidak rata. Perencanaan geometrik
jalan adalah untuk menghasilkan infrastruktur jalan yang aman dan nyaman kepada pemakai jalan.
Peraturan Bina Marga merupakan salah satu acuan untuk melakukan perencanaan geometrik jalan
yang berlaku di Indonesia. Dewasa ini perkembangan jaman memunculkan inovasi-inovasi yang
baru, salah satunya adalah penggunaan aplikasi berbasis komputer. AutoCAD Civil 3D adalah
aplikasi atau software berbasis komputer yang memeiliki kegunaan diantaranya untuk mendesain
perencanaan geometrik jalan yang memiliki hasil output berupa gambar rencana dari perencanaan
geometrik jalan. Maksud dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui perbandingan dari
hasil perencanaan menggunakan aplikasi AutoCAD Civil 3D dengan metode Bina Marga. Dalam
perencanaan diambil radius rencana (Rn) sebesar 115 meter dan kecepatan rencana (Vr) yang
direncanakan 60 km/jam dan lebar badan jalan yang direncanakan adalah 6 meter. Dalam menganalisa
panjang dengan menghitung jumlah panjang titik-pertitik pada metode Bina Marga, diketahui terdapat
perbedaan panjang dimana panjang yang didapat adalah 2362.456 meter, dimana desain aplikasi
AutoCAD Civil 3D memiliki jarak 2350 meter. Pada perencanaan menggunakan aplikasi AutoCAD
Civil 3D, dapat dengan mudah memasukkan kecepatan rencana yang diinginkan tanpa harus
menghitung ulang dari awal. Namun aplikasi AutoCAD Civil 3D adalah aplikasi yang memerlukan
perangkat komputer yang memiliki spesifikasi cukup tinggi.

Kata kunci: Kata kunci : geometrik jalan, Bina Marga, AutoCAD Civil 3D, radius, tikungan,
superelevasi.

I. PENDAHULUAN 1.2. Maksud dan Tujuan


Maksud dari penelitian ini adalah untuk
1.1. Latar Belakang mengetahui dan merencanakan serta
AutoCAD Civil 3D adalah salah satu menganalisis perbandingan perencanaan
software atau program komputer yang geometrik jalan menggunakan software
memiliki banyak kegunaan dibidang teknik AutoCAD Civil 3D dengan cara Bina Marga.
sipil, diantaranya adalah untuk membuat Serta lebih memahami disiplin ilmu yang telah
sekema perencanaan geometrik jalan. diperoleh selama perkuliahan mengenai
Dewasa ini, kecanggihan teknologi harus geometrik jalan raya.
dimanfaatkan secara maksimal. Perhitungan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
untuk pembuatan desain geometrik jalan dapat mengetahui selisih atau perbedaan hasil dari
menggunakan aplikasi AutoCAD Civil 3D. perencanaan geometrik jalan menggunakan
Sebelum ada teknologi aplikasi, untuk software AutoCAD Civil 3D dengan metode
menggambar hasil perhitungan geometrik Bina Marga.
jalan menggunakan metode Bina Marga.
Dalam hasil perhitungan geometrik jalan II. TINJAUAN PUSTAKA
ini akan dianalisa dan dibandingkan hasilnya,
dari nilai perbandingan tersebut kantinya akan 2.1. Umum
diketahui apakah ada perbedaan hasil dari Geometrik merupakan membangun
perhitungan manual dengan perhitungan badan jalan raya diatas permukaan tanah baik
menggunakan aplikasi AutoCAD Civil 3D. secara vertikal maupun horizontal dengan

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Pakuan 1


asumsi bahwa permukaan tanah adalah tidak baik dan ideal, maka harus memperhatikan
rata. syarat-syarat sebagai berikut :
Parameter – parameter yang menjadi a. Syarat Ekonomis
dasar perancangan geometrik adalah Dalam perencanaan yang menyangkut
klasifikasi jalan, ukuran kendaraan, keceparan syarat-syarat ekonomis yaitu :
rencana, volume kapasitas, dan tingkat 1. Penentuan trase jalan yang tidak
pelayanan yang diberi oleh jalan tersebut.
terlalu banyak memotong kontur,
sehingga dapat menghemat biaya
2.2. Klasifikasi Jalan
dalam pelaksanaan pekerjaan galian
Berdasarkan Undang-Undang No. 38
timbunan nantinya.
tahun 2004 mengenai jalan, maka jalan dapat
2. Penyediaan material dan tenaga kerja
diklasifikasikan menjadi 3, yaitu :
yang tidak terlalu jauh dari lokasi
1. Klasifikasi jalan menurut peran dan
proyek sehingga dapat menekan biaya
fungsi.
pemindahan material tersebut.
2. Klasifikasi jalan menurut kelas jalan.
b. Syarat Teknis
3. Klasifikasi jalan menurut medan
Tujuan dari syarat teknis ini adalah untuk
jalan.
mendapatkan jalan yang memberikan rasa
4. Klasifikasi jalan menurut wewenang
keamanan (keselamatan) dan kenyamanan
pembinaan.
bagi pemakai jalan tersebut, oleh karena itu
2.3. Klasifikasi Kendaraan perlu diperhatikan keadaan topografi
Dalam perencanaan jalan, bentuk tersebut, sehingga dapat dicapai perencanaan
geometrik jalan harus ditetapkan sedemikian yang baik sesuai dengan keadaan daerah
rupa sehingga jalan yang bersangkutan dapat tersebut.
memberikan pelayanan yang optimal kepada
arus lalu lintas sesuai dengan fungsinya. 2.5. Karakteristik Geometrik Jalan
Dalam perencanaan geometrik jalan terdapat Untuk karakteris geometrik yang
tiga tujuan utama, yaitu : digunakan sebagai acuan perencanaan dan
1. Memberikan keamanan dan kenyamanan, perhitungan geometrik adalah sebagai berikut:
seperti jarak pandang, ruang yang cukup
untuk manufer kendaraan dan koefisien 2.5.1 Tipe Jalan
gesek permukaan jalan yang cukup. Tipe jalan menentukan jumlah lajur dan
2. Menjamin suatu perencanaan yang arah pada suatu segmen jalan, untuk jalan-
ekonomis jalan luar kota sebagai berikut :
3. Memberikan suatu keseragaman a. 2 lajur 1 arah (2 / 1)
geometri jalan sehubung dengan jenis b. 2 lajur 2 arah tak-terbagi (2 / 2 TB)
medan. c. Lajur 2 arah tak-terbagi (4 / 2 TB)
Berikut ini adalah parameter kendaraan yang d. Lajur 2 arah terbagi (4 / 2 B)
direncanakan dalam perencanaan geometri e. Lajur 2 arah terbagi (6 / 2 B)
jalan antara lain :
1. Kendaraan rencana 2.5.2 Bagian-bangian Jalan
2. Kecepatan rencana a. Lebar Jalur (Wc)
Lebar jalur jalan yang dilewati lalu
2.4. Penentuan Trase Jalan lintas, tidak termasuk bahu jalan.
Dalam pembuatan jalan harus ditentukan b. Lebar Bahu (Ws)
trase jalan yang harus diterapkan sedemikian Lebar bahu disamping jalur lalu lintas
rupa, agar dapat memberikan pelayanan yang direncanakan sebagai ruang untuk
baik sesuai dengan fungsinya, serta kendaraan yang sekali-sekali berhenti,
mendapatkan keamanan dan kenyamanan bagi pejalan kaki dan kendaraan lambat.
pemakainya. Untuk membuat trase jalan yang c. Median (M)

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Pakuan 2


Daerah yang memisahkan arah lalu lintas Table 2. panjang lurus maksimum
pada suatu segmen jalan, terletak pada bagian
tengah (direndahkan / Ditinggikan).
Sumber : TPGJAK No.038/T/BM/1997

2.6.2. Tikungan
Bagian yang paling kritis dari suatu
alinyemen horizontal ialah bagian lengkung
(tikungan).
Pada saat kendaraan melalui daerah
Gambar 1 : Tipikal Potongan Melintang Normal superelevasi, akan terjadi gesekan arah
dan Denah Untuk 2/2 TB melintang jalan antara ban dengan permukaan
aspal yang menimbulkan gaya gesekan
Tabel 1. Penentuan Lebar Jalur dan Bahu melintang dengan gaya normal yang disebut
Jalan (m) dengan koefisien gesekan melintang (f).
Gaya sentrifugal ini mendorong
kendaraan secara radial keluar jalur. Atas
dasar ini maka perencanaan tikungan agar
dapat memberikan keamanan dan
Sumber : TPGJAK No 038/T/BM/1997 kenyamanan perlu mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut :
2.6. Alinyemen Horizontal a. Jari-jari lengkung minimum
Alinyemen horizontal adalah proyeksi Untuk menghindari terjadinya
sumbu jalan pada bidang horizontal. kecelakaan, maka untuk kecepatan
Alinyemen horizontal dikenal juga dengan tertentu ditentukan jari-jari minimum
nama “situasi jalan”. alinyemen horizontal untuk supereleavsi maksimum 10 %.
terdiri dari garis-garis lurus (biasa disebut Table 3. Panjang jari-jari minimum
“tangen), yang dihubungkan dengan garis- (dibulatakan) untuk I max 10%
garis lengkung. Pada perencanaan alinemen
horizontal, umumnya akan ditemui dua jenis
Sumber : TPGJAK No 038/T/BM/1997
bagian jalan, yaitu : bagian lurus, dan bagian
b. Bentuk-bentuk tikungan
lengkung atau umum disebut tikungan yang
Di dalam suatu perencanaan garis
terdiri dari tiga jenis tikungan yang digunakan,
lengkung maka perlu diketahui hubungan
yaitu :
kecepatan rencana dengan kemiringan
a. Lingkaran (full circle = FC)
melintang jalan (suprelevasi) karena garis
b. Spiral – Lingkaran – Spiral (Spiral – Circle
lengkung yang direncanakan harus dapat
– Spiral = S-C-S)
mengurangi gaya sentrifugal secara
c. Spiral – Spiral (S-S)
berangsur-angsur mulai dari nol sampai
nol kembali. Bentuk tikungan dalam
2.6.1. Bagian Lurus
perencanaan tersebut adalah :
Panjang maksimum bagian lurus, dapat 1. Bentuk tikungan full circle
ditempuh dalam waktu ≤ 2,5 menit (sesuai Bentuk tikungan ini
VR), dengan pertimbangakan keselamatan digunakan pada tikungan yang
pengemudi akibat kelelahan. mempunyai jari-jari besar dan
sudut tangen yang relatif kecil.
Atas dasar ini maka perencanaan
tikungan dapat memberikan

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Pakuan 3


keamanan dan kenyamanan bagi
pengguna jalan raya.

Tabel 4. Table batas-batas


penggunaan full circle

Sumber : TPGJAK No 038/T/BM/1997


Gambar 4 : tikungan spiral-spiral
c. Superleveasi
Penggambaran superelevasi
dilakukan untuk mengetahui kemiringan-
kemiringan jalan pada bagian tertentu
yaitu berfungsi untuk mempermudah
dalam pelaksanaan pengerjaan.
1. Superelevasi dapat dicapai secara
bertahap dari kemiringan melintang
Gambar 2 : tikungan spiral-spiral normal pada bagian jalan yang lurus
2. Bentuk tikungan spiral-circle- sampai kemiringan penuh
spiral (superelevasi) pada bagian lengkung.
Bentuk tikungan ini 2. Pada tikungan spiral-circle-spiral,
digunakan pada daerah-daerah pencapaian superelevasi dilakukan
perbukitan atau pegunungan, secara linier, diawali dari bentuk
karena tikungan jenis ini memiliki normal samapi lengkung peralihan (S)
lengkung peralihan yang yang berbentuk pada bagian lurus
memungkinkan perubahan jalan, lalu dilanjutkan sampai
menikung tidak secara mendadak superelevasi penuh pada akhir bagian
dan tikungan tersebut menjadi lengkung peralihan.
aman. Adapun jari-jari yang 3. Pada tikungan full circle , pencapaian
diambil untuk tikungan spiral– superelevasi dilakukan secara linier,
circle–spiral ini haruslah sesuai diawali dari bagian lurus sepanjang
dengan kecepatan dan tidak 2/3 Ls sampai dengan bagian
mengakibatkan adanya lingkaran penuh sepanjang 1/3 Ls.
kemiringan tikungan yang 4. Pada tikungan spiral-spiral.
melebihi harga maksimum yang Pencapaian superelevasi seluruhnya
ditentukan dilakukan pada bagian spiral.
5. Superelevasi tidak diperlukan jika
ruas cukup besar, untuk itu cukup
lereng luar diputar sebesar lereng
normal (LP), atau bahkan tetap lereng
normal (LN).

2.6.3. Pelebaran Pada Tikungan


Kendaraan yang bergerak dari jalan lurus
menuju tikungan, seringkali tidak dapat
Gambar 2 : tikungan spiral-spiral
3. Tikungan spiral-spiral mempertahankan lintasannya pada lajur yang
Bentuk tikungan ini disediakan. Hal ini disebabkan karena:
digunakan pada tikungan yang
tajam.

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Pakuan 4


a. Pada waktu berbelok pertama kali hanya dipengaruhi oleh keadaan topografi yang
roda depan, sehingga lintasan roda dilalui oleh rute jalan rencana
belakang agak keluar lajur (off tracking).
b. Jarak lintasan kendaraan tidak lagi 2.7.1. Jarak Pandang Henti
berimpit, karena bemper depan dan Jarak pandang henti minimum harus
belakang kendaraan akan mempunyai selalu diberikan pada setiap bagian jalan. Jarak
lintasan yang berbeda dengan lintasan pandang henti minimum dinyatakan pada tabel
roda depan dan roda belakang kendaraan. berikut ini
c. Pengemudi akan mengalami kesulitan Tabel 5. Arah Pandang Henti
dalam pertahankan lintasannya tetap pada
lajur jalannya terutama pada tikungan-
tikungan yang tajam atau pada kecepatan-
kecepatan tinggi.
Untuk menghindari hal-hal tersebut maka
pada tikungan yang tajam perlu perlu
perkerasan jalan yang diperlebar. Pelebaran
perkerasan ini merupakan faktor dari jari-jari Sumber : TPGJAK No 038/T/BM/1997
lengkung, kecepatan kendaraan, jenis dan
ukuran kendaraan rencana yang akan 2.7.2. Jarak Pandang Menyalip
dipergunakan sebagai jalan perencanaan. Ketentuan jarak pandang menyiap harus
ditentukan pada bagian jalan yang dipilih pada
2.6.4. Penentuan Nomer Jalan jalan dua jalur dua arah. jarak pandang
(Stationing) menyiap standar dan minimum dinyatakan
Penentuan (stationing) panjang jalan dalam tabel berikut:
pada tahap perencanaan adalah memberikan Table 6. Jarak Pandang Menyalip
nomor pada interval-interval tertentu dari awal
pekerjaan. Nomor jalan ini sangat bermanfaat
pada saat pelaksanaan dan perencanaan.
Disamping itu dari penomoran jalan tersebut
diperoleh informasi tentang panjang jalan
secara keseluruhan. Adapun interval masing-
masing penomoran jika tidak adanya
perubahan arah tangen pada alinyemen
horizontal maupun alinyemen vertikal sebagai Sumber : TPGJAK No 038/T/BM/1997
berikut :
a. Setiap 100 m, untuk daerah datar 2.7.3. Kelandaian
b. Setiap 50 m, untuk daerah bukit Untuk menghitung dan merencanakan
c. Setiap 25 m, untuk daerah gunung lengkung vertikal, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu :
2.7. Alinyemen Vertikal a. Karakteristik Kendaraan Pada
Alinyemen vertikal adalah perencanaan Kelandaian. Hampir seluruh kendaraan
elevasi sumbu jalan pada setiap titik yang penumpang dapat berjalan dengan baik
ditinjau, berupa profil memanjang. Pada dengan kelandaian 7-8 % tanpa adanya
perencanaan alinyemen vertikal akan ditemui perbedaan dibandingkan dengan bagian
kelandaian positif (tanjakan) dan kelandaian datar.Pengamatan menunjukan bahwa
negatif (turunan), sehingga kombinasi berupa mobil penumpang pada kelandaian 3%
lengkung cembung dan lengkung cekung. hanya sedikit sekali pengaruhnya
Disamping kedua lengkung tersebut ditemui dibandingkan dengan jalan datar.
pula kelandaian datar. Kondisi tersebut Sedangkan untuk truk, kelandaian akan
lebih besar pengaruhnya.

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Pakuan 5


b. Kelandaian Maksimum dan minimum,
kelandaian maksimum berdasarkan pada
kecepatan truk yang bermuatan penuh
mampu mampu bergerak dengan
kecepatan tidak kurang dari separuh
kecepatan semula tanpa harus
menggunakan gigi rendah.
Table 7. Kelandaian Maksimum Yang
Diizinkan Gambar 5. Tampilan awal AutoCAD Civil 3D
Dalam mengaplikasikan perencanaan
geometrik jalan menggunakan aplikasi
AutoCAD Civil 3D, mengumpulkan data
Sumber : TPGJAK No 038/T/BM/1997 lapangan, khususnya data kontur lapangan
Sedangkan pada kelandaian minimum yang akan di bahas. Melakukan penginputan
pada jalan yang menggunakan kreb pada data kontur kedalam aplikasi AutoCAD Civil
tepi perkerasannya perlu dibuat 3D kemudian mulai dengan mentukan trase.
kelandaian minimum 0,5 % untuk Dalam penentuan trase ini ada dua jenis yaitu
keperluan saluran kemiringan melintang trase yang di buat baru dan trase yang dibuat
jalan dengan kreb hanya cukup untuk menyesuaikan existing jalan yang ada.
mengalirkan air kesamping. Penarikan alinyemen ini harus dimulai dari
2.7.4. Lengkung Vertikal titik awal ruas, ini bertujuan untuk penomoran
Lengkung vertikal direncanakan untuk STA atau stasioner dan memudahkan
merubah secara bertahap perubahan dari dua menganalisa bentuk bentuk tipikal disetiap
macam kelandaian arah memanjang pada STA nya.
setiap lokasi yang diperlukan. Hal ini
dimaksudkan untuk mengurangi goncangan III. METODOLOGI PENELITIAN
akibat perubahan kelandaian dan
menyediakan jarak pandang henti yang cukup 3.1. Metode Penelitian
untuk keamanan dan kenyamanan. Metode penelitian berhubungan erat
dengan prosedur dan desain penelitian yang
2.8. Pengaplikasian Geometrik Jalan ke digunakan. Untuk dapat lebih mengarah pada
Dalam Aplikasi AutoCAD Civil 3D jalannya penelitian dan dapat menghasilkan
AutoCAD Civil 3D adalah salah satu penelitian yang cermat dan teliti, maka
software atau program komputer yang dibutuhkan adanya bagan alir penelitian
memiliki banyak kegunaan dibidang teknik sebagai pedoman pelaksanaan.
sipil, diantaranya adalah untuk membuat
sekema perencanaan geometrik jalan. 3.2. Metode Pengambilan Data
Dewasa ini, kecanggihan teknologi harus Pengambilan data diperlukan dalam
sebuah pembahasan, dalam data tersebut
dimanfaatkan secara maksimal. Perhitungan
sebagai acuan untuk menganalisa pembahasan
untuk pembuatan desain geometrik jalan dapat yang akan dibahas. Pengambilan data sendiri
menggunakan aplikasi AutoCAD Civil 3D. langsung dilakukan dengan pengamatan
Dengan adanya Autocad Civil 3D ini, maka lokasi, wawancara dan data-data pendukung
kita dimudahkan dalam merancang desain seperti data untuk keperluan analisa dalam
geometrik jalan, khususnya dengan waktu software AutoCAD Civil 3D, seperti data
pembuatan yang lebih cepat. kontur dalam bentuk soft copy hasil
pengamatan topografi. Adapun hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam pengambilan data
adalah sebagai berikut :

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Pakuan 6


a. Metode observasi dalam hal ini yang b. Nilai yang lebih besar dikurangi yang
sangat membantu dalam mengetahui lebih kecil kemudian dibagi jarak antara
keadaan medan yang akandiencanakan. kedua garis kontur.
b. Metode kepustakaan dengan c. Hasil tersebut dikalikan 100%
menggunakan buku pedoman teknik sipil selanjutnya lihat ketentuan klasifikasi
maupun buku lain sebagai pendukung medan.
untuk menyelesaikan tugas akhir ini.
d. Menentukan sudut tangen pada titik
c. Data Primer yaitu data yang diperoleh
perpotongan dan menentukan jarak
sendiri berupa lokasi proyek yang akan
ditinjau. stasioning
d. Data Sekunder yaitu data yang dipeoleh
dari pihak – pihak terkait yang mencakup: 3.4.2. Perencanaan Alinyemen Horizontal
1. Data lalulintas spesifikasi desain Dalam menentukan alinyemen horizontal
perencaan geometrik jalan, meliputi yaitu dengan cara :
lebar rencana jalan, kecepatan rencana e. Menentukan bentuk tikungan pada titik
jalan dan panjang ruas. perpotongan
2. Data topografi lokasi pekerjaan yang f. Menghitung jari – jari ( R ) tikungan
akan di bahas g. Menghitung panjang lengkung busur
lingkaran pada tikungan circle, tikungan
3.3. Anaisis Data spiral – circle – spiral, tikungan spiral –
Data jalan di yang digunakan untuk
spiral.
menentukan hasil perencanaan. Data jalan
yang didapat dari lokasi studi antara lain : h. Perhitungan pelebaran pada perkerasan
a. Lokasi = Provinsi lampung pada tikungan.
b. Ruas = Ruas Bangunrejo - Wates i. Perhitungan kebebasan samping.
c. Stasioner (STA) = Sta 0+000 – Sta j. Membuat digram superelevasi.
22+191
d. Panjang ruas = 22,191 kilometer 3.4.3. Menghitung Alinyemen Vertikal
e. Ruas yang ditinjau = Sta 0+000 – Sta Dalam menghitung alinemen vertikal ini
2+350 dipengaruhi jarak pandang dan tingginya
f. Kecepatan rencana = 60 Km/jam penghalang. Menghitung penyimpangan dari
g. Lebar badan jalan rencana = 6 meter titik pusat perpotongan vertikal ke lengkung
vertikal yaitu dengan cara sebagai berikut :
3.4. Metode Analisa Data
a. Membuat potongan vertikal pada sumbu
Metode yang digunakan adalah analisis jalan yang terdapat lengkung vertikal
data menggunakan metode Bina Marga yang cekung maupun lengkung vertikal
dibandingkan dengan hasil gambar dari cembung.
aplikasi AutoCAD Civil 3D. b. Membuat lengkung parabola sederhana
pada potongan vertikal tersebut.
3.4.1. Mentrase Jalan c. Menghitung besarnya pergeseran dari titik
Mentrase jalan pada Peta Topografi yang pusat perpotongan vertikal kelengkungan
bertujuan untuk membuat lokasi jalan pada vertikal ( Ev).
peta dari titik awal dengan koordinat ( x, y) d. Menghitung panjang lengkung vertikal
ketitik akhir dengan dihubungkan garis sumbu (Lv).
as jalan. Untuk trase jalan pada perencanaan e. Menghitung perbedaan kelandaian A = g2
ruas jalan ini mengikuti trase jalan yang sudah – g1
ada atau yang sudah direncanakan atau dibuat. f. Menghitung panjang lengkung vertikal
Adapun cara menentukan klasifikasi berdasarkan jarak pandang (S),
medan adalah : berdasarkan penyinaran lampu kendaraan,
a. Melihat nilai garis kontur sebelah kiri dan berdasarkan rasa tidak nyaman kepada
kanan as jalan. pengemudi.

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Pakuan 7


3.4.4. Penomoran Stasioning 101.75−92.90
2 – 3= 𝑥100% = 1.525%
580
Penomoran panjang jalan adalah
memberikan nomor pada interval – interval 92.90−86.15
tertentu dari awal pekerjaan 3 – 4= 𝑥100% = 1.5%
450
Cara penomoran Sta jalan dimulai 0 +
86.15−88.40
000 m yang berarti 0 km dan 0 m dari awal 4 – B= 𝑥100% = −0.865%
260
pekerjaan. Sta 2 + 350 berarti lokasi jalan
terletak pada jarak 2 km dan 350 meter dari Klasifikasi medan jalan A – B
awal pekerjaan.
∑ 𝐾𝑙𝑎𝑠𝑖𝑓𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 𝑚𝑒𝑑𝑎𝑛 1.793%
= = = 0.358%
𝑛 5
3.5. Penggambaran Desain Geometrik
Jalan
Dari hasil klasifikasi medan jalan titik A
Menggambar perencanaan geometrik
sampai dengan B dengan hasil 0.358%
jalan yang dibuat berdasarkan perhitungan –
dibandingkan dengan tabel 2.7 klasifikasi
perhitungan yang telah dilakukan dan
menurut medan jalan didapat bahwa A – B =
membandingkan dengan hasil dari
0.358% < 3% adalah datar (D).
perhitungan dan desain Aplikasi AutoCAD
4.1.2. Perhitungan Koordinat dan Jarak
Civil 3D
a. Koordinat titik A : (504166.128 ;
Pengumpulan data data lapangan seperti
9432008.939)
kontur lokasi berupa data softcopy hasil
b. Koordinat titik tikungan 1:
pengukuran topografi yang nantinya menjadi
(Xa+X;Ya+Y1)=(504166.128+390.56;
acuan dasar penentuan garis trase yang akan di
9432008.939+363.28)
desain.
=(504556.688;9432372.219)
Pengoprasian aplikasi AutoCAD Civil
X1 = 390.56 m
3D dan memulai dengan memasukkan data
Y1 = 363.28 m
kontur jalan dan kemudian melakukan
c. Koordinat titik tikungan 2
pendesainan rencana geometrik jalan dengan
(X1+X2;Y1+Y2)=(504556.688+
memasukkan data-data perencanaan lainnya.
512.56;9432372.219+130.47)
=(505069.248 ; 9432502.689)
IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
X2 = 512.56 m
4.1. Perhitungan Menggunakan Metode Y2 = 130.47 m
Bina Marga d. Koordinat titik tikungan 3
(X2+X3 ; Y2+Y3)=(505069.248+
424.17 9432502.689+396.03)
=(505493.418 ; 9432898.719)
X3 = 424.17 m
Y3 = 396.03 m
e. Koordinat titik tikungan 4
(X3+X4 ; Y3+Y4)=(505493.418+
455.51 ; 9432898.719+27.36)
=(505948.928 ; 9432926.079)
X4 = 455.51 m
Gambar 6. Trase Rencana jalan
Y4 = 27.36 m
4.1.1. Prhitungan Klasifikasi Medan f. Koordinat titik B
(X4+Xb;Y4+Yb)=(505948.928+
99.80−101.48
A–1= 𝑥100% = −0.316%
530 9432926.079+184.89)
101.48−101.75 =(506136.698 ; 9433110.969)
1 – 2= 𝑥100% = −0.051%
530

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Pakuan 8


Xb = 187.77 m minimum (Rmin) untuk tikungan Full
Circle = 500 m > jari-jari rencana (Rd),
Yb = 184.89 m
jadi jenis full circle (F-C) tidak bisa
g. Jarak antar titik : digunakan.
e. Mengecek full circle dengan cara 2
dA-1= √390.562 + 363.282 = 533.394 m dengan menentukan superelevasi
1432.4 1432.4
d1-2=√512.562 + 130.472 = 528.904 m Dd = = = 12.45°
𝑅𝑑 115
𝑉𝑟2
d2-3=√424.172 + 396.032 = 580.310 m ed = − 𝑓𝑚𝑎𝑘𝑠
127 𝑥 𝑅𝑑
602
d3-4=√455.512 + 27.362 = 456.33 m = − 0.153
127 𝑥 115
= 0.093 x 100% = 9.3%
d4-B=√187.772 + 184.892 = 263.518 m f. Mengecek full circle dengan cara 3
ΣdA-B = 2362.456 m dengan Menghitung panjang lengkung
peralihan dari 3 persamaan dengan Ls =
4.1.3. Perhitungan Sudut 𝑉𝑟 60
𝑥𝑇 = 𝑥 3 = 50 𝑚 Dengan
Sudut azimuth A = 43°00’00” = 43° 3.6 3.6
berdasarkan gaya sentrifugal, Ls =
𝑌𝑎 363.28 𝑉𝑟3 𝑉𝑟 𝑥 𝑒𝑑
ɑA = arc tan = = 43° 0.022 𝑥 − 2.727 𝑥
𝑋𝑎 390.56 𝑅𝑑 𝑥 𝐶 𝐶
603 60 𝑥 0.093
ɑ1 = arc tan
𝑌1
=
130.47
= 14° 0.022 𝑥 − 2.727 𝑥 =
115 𝑥 0.4 0.4
𝑋1 512.56
65.26 m. Berdasarkan tingkat pencapaian
ɑ2 = arc tan
𝑌2
=
396.03
= 43° perubahan kelandaian didapat Ls =
𝑋2 424.17 (𝑒𝑚𝑎𝑘𝑠−𝑒𝑛) (0.1−0.03)
𝑥 𝑉𝑟 = 𝑥 60 =
3.6 𝑥 𝑟𝑒 3.6 𝑥0.035
𝑌3 27.36
ɑ3 = arc tan = = 3° 33.33 m. Dari perhitungan 3 persamaan
𝑋3 455.51
tersebut, diambil nilai Ls terbesar dan
𝑌4 184.89 dibulatkan keatas. Maka didapat Ls =
ɑ4 = arc tan = = 44°
𝑋4 187.77 65.26 m = 70 m
𝐿𝑠 2
Tikungan 1 = ∆1= ɑA- ɑ1= 43° - 14° = 29° g. Menghitung nilai P check =
24 𝑥 𝑅𝑑
702
Tikungan 2 = ∆1= ɑ2- ɑ1= 43° - 14° = 29° = 1.77 (memerlukan lengkung
24 𝑥 115
Tikungan 3 = ∆1= ɑ2- ɑ3= 43° - 3° = 40° peralihan). Jika P check < 0.25, maka
jenis tikungan adalah F-C dan tidak
Tikungan 4 = ∆1= ɑ4- ɑ3= 44° - 3° = 41° memerlukan lengkung peralihan, jika P
check > 0.25, maka jenis tikungan F-C
4.1.4. Perhitungan Tikungan memerlukan lengkung peralihan.
Tikungan 1 dengan ∆1= 29°, T = 3 detik, h. Menghitung jika tikungan bukan F-C
emaks=10%, en=3%, re=0.035 m/m/det, Vr=60 (melainkan S-C-S atau S-S) maka : θs =
𝐿𝑠 𝑥 360 70 𝑥 360
km/jam, Rd=115 meter dan c=0.4 maka = = 17.45°.
4 𝑥 𝜋 𝑥 𝑅𝑑 4 𝑥 3.14 𝑥 115
didapat : Menentukan sudut lengkung
a. f maks = 0.192-(0.00065 x Vr) = 0.153 lingkaran/circle (θc) P1 = θc = ∆1
b. Karena kecepatan yang direncanakan – 2(θs) = = 29° – 2 x 17.45° = 5.9°.
adalah 60 km/jam maka menurut Kemudian menentukan panjang lengkung
𝜃𝑐 𝑥 𝜋 𝑥 𝑅𝑑
TPGJAK 1997 tabel 2.12 maka jari-jari peralihan/spiral (Lc) = =
180
minimum Rmin = 115 m 5.9 𝑥 𝜋 𝑥 115
= 11.83 m.
180
c. Derajat lengkung maksimum i. Check tikungan S-C-S atau S-S. syarat
181913.53 (𝑒𝑚𝑎𝑘𝑠+𝑓𝑚𝑎𝑘𝑠)
𝑉𝑟 tikungan jenis S-C-S Jika θc > 0° dan Lc
181913.53 (0.1+0.153) > 25 meter. Jika salah satu tidak terpenuhi
= 12,78˚
602 maka tikungan adalah berjenis S-S. Maka
d. Mengecek full circle dengan cara 1, untuk θc = 5.9° > 0°, Lc = 11.83 m < 25 m (S-
kecepatan rencana (VR) 60 km/jam C-S tidak terpenuhi karena Lc < 25 m ).
menurut TPGJAK 1997, jari-jari

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Pakuan 9


j. Dicoba jika tikungan berjnis S-S maka 60 2
60 3.6
hitung ulang Ls menggunakan rumus : =( 𝑥 3) + ( ) = 85.39 m
3.6 2𝑥9.81𝑥0.4
θs= ½ x sudut tikungan (∆1) = ½ x 29˚ =
θs x π x Rd 14.5 x π x 115 m. Menghitung jarak pandang menyalip Jd
14.5°. Ls = = = dengan Vr = 60 km/jam dan m= 15
90 90
58.17 m. km/jam (perbedaan kecepatan kendaraan)
𝐿𝑠 2 dengan cara :
Xs= Ls x(1 − )
40 𝑥 𝑅𝑑 2 A= 2.052 + 0.0036 x Vr =2.052 + 0.0036
58.172
=58.17x(1 − ) = 57,79 m. Ys= x 60 =2.268 m/detik,
40 𝑥 1152
𝐿𝑠 2 58.17 2 T1= 2.12 + 0.026 x Vr = 2.12 + 0.026 x
= = 4.9 m. 60 = 3.68 m/detik
6 𝑥 𝑅𝑑 6 𝑥 115
P = Ys – Rd (1 – cos θs) = 4.9 – 115 (1 – T2 = 6.56 + 0.048 x Vr = 6.56 + 0.048 x
cos 14.5) = 1.24 m. 60 = 9.44 m/detik.
K = Xs – Rd sin θs = 57.79 – 115 sin 14.5 d1=0.278xT1( 𝑉𝑟 − 𝑚 +
𝑎 𝑥 𝑡1
)
= 28.99 m. 2
2.268 𝑥 3.68
Ts = (Rd+P) tan ½ ∆1 + K = (115+1.24) =0.278x3.68( 60 − 15 + 2
)
tan ½ 29 + 28.99 = 110.23 m. =49.07 m.
𝑅𝑑+𝑃 d2 = 0.278 x Vr x T2 = 0.278 x 60 x 9.44
Es = 1 − 𝑅𝑑 = 115+1.24 1 − 115 =5.06 m.
cos2∆1 cos 29
2 = 157.46 m,
Ltotal = 2 x Ls = 2 x 58.17 = 116.34 m. d3 = 30 – 100 (dipakai 55)
2 2
Kontrol hitungan Ts > Ls = 110.23 > d4 = xd2 = x157.46 = 101.973 m
3 3
58.17 Ok, Maka jenis tikungan yang Jd =d1+d2+d3+d4=49.07+157.46+55
digunakan adalah tikungan jenis S-S. +101.973 = 363.46 m.
k. Perhitungan pelebaran perkerasan pada Tabel 8. Rekapitulasi hasil perhitungan
tikungan dengan cara : b” = Rd - tikungan
√𝑅𝑑 2 − 𝑃2 =155-√1152 − 18.92 =1.56
m. b’ = b+b” = 2.6 + 1.56 = 4.16 m.
Td=√𝑅𝑑 2 + 𝐴(2𝑃 + 𝐴)-155
=√1152 + 1.2(2𝑥18.9 + 1.2)-155
=0.203m.
𝑉𝑟 60
Z=0.105x =0.105x = 0.587m.
√𝑅𝑑 √115
Wc= n(b’+c)+(n+1)Td+Z
= 2 (4.16+0.9)+(2+1) 0.203 + 0.587 =
11.316 m.
Lebar perkerasan pada jalan lurus 2 x 3 =
6 meter, Wc > 6 m, =11.316 m –6 m =
5.316 m. Karena Wc > Wn, maka
diperlukan pelebaran perkerasan pada
tikungan sebesar 5.316 meter. Namun
pada perencanaan yang dilaksanakan di
lapangan tidak dilakukan karena
perencaan trase jalan mengikuti trase
eksisting jalan.
l. Perhitungan jarak pandang dengan
Sumber: data perhitungan tikungan
diketahui data sebelumnya Vr = 60
km/jam, waktu minimum 3 detik dan Berdasarkan perhitungan dan rekapitulasi
gravitasi 9,81 m/s, koefisien gesek antar diatas, ruas Bagunrejo - Wates pada Tikungan
roda dengan jalan (fp 0.35 – 0.5), fp = 0.4, 1, 2, 3, dan 4 berjenis S-S. Pelebaran yang
Maka perhitungan jarak pandang yaitu seharusnya ada pada setiap tikungan yaitu
𝑉𝑟 2 5.316 m (2.658 m sebelah kanan jalan dan
𝑉𝑟 3.6
Jh = ( 𝑥 𝑇) + ( ) 2.658 m pada kiri jalan) namun pada
3.6 2𝑥𝑔𝑥𝑓𝑝
perencanaan yang dilaksanakan di lapangan

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Pakuan 10


tidak dilakukan karena perencaan trase jalan dan kecepatan rencana 60 km/jam, tikungan
mengikuti trase eksisting jalan. Jarak pandang yang ditinjau diketahui bukan tikungan full
henti (Jd) 85.39 m sudah sesuai standar Bina circle (F-C)
Marga dan jarak pandang mendahului (Jd)
363.46 m sudah sesuai standar Bina Marga. V. KESIMPULAN DAN SARAN
4.2. Desain menggunakan Autocad Civil 5.1. Kesimpulan
3D Dari hasil perencanaan menggunakan
Dalam langkah-langkahnya yang paling
metode Bina Marga dan AutoCAD Civil 3D
awal adalah mendapatkan data hasil topografi,
dapat diambi kesimpulan bahwa :
dimana dalam data topografi diketahi garis
kontur beserta elevasinya titik bench mark 1. Ada selisih panjang antar titik, dimana
(BM) dan situasi eksisting di lapangan berupa perencanaan cara Bina Marga dengan
jalan eksisting, rumah warga, bangunan panjang 2+362.465, memiliki selisih
pelengkap seperti saluran air dan gorong-
panjang lebih 12.456 m dari perencanaan
gorong dan lain-lain. Kemudian dilanjut
menggunakan AutoCAD Civil 3D yang
dengan menarik kembali garis jalan rencana
tepat diatas garis jalan eksisting yang sudah memiliki jarak 2+350 kemungkinan itu
muncul pada data topografi yang didapat, terjadi karena faktor keakuratan
dimana lebar jalan rencana adalah 6 meter. penentuan koordinat, sudut dan
Kemudian mendesain tikungannya dengan pembulatan angka desimal pada
radius rencana adalah 115 meter sesuai dengan perhitungan Bina Marga.
keadaan eksisting dilapangan. Setelah desain 2. Dari segi kemudahan dalam mendesain,
jadi maka tinggal memasukkan kecepatan menggunakan Aplikasi AutoCAD Civil
rencana, dimana kecepatan rencana adalah 60 3D lebih dimudahkan dalam memasukan
km/jam kecepatan rencana karna hanya langsung
memasukkan kecepatan rencana yang
diinginkan. Namun, AutoCAD Civil 3D
ini memiliki kekurangan dimana
perangkat komputer yang digunakan
haruslah perangkat yang memiliki
spesifikasi cukup tinggi.
3. AutoCAD Civil 3D mengacu pada
American Association of State Highway
Gambar 7. Tampilan alignment properties untuk
and Transportation Officials (AASHTO)
memasukkan kecepatan rencana
Kemudian memunculkan hasil analisa 2011.
super elevasi dengan mengecek tabel 5.2. Saran
alignment grid view dengan hasil sebagai Dalam merencanakan geometrik jalan,
berikut : menggunakan Aplikasi AutoCAD lebih
meemudahkan dalam pengerjaannya dan
memiliki tingkat akurasi yang lebih baik.
Karena dalam tahap penghitungan pada
perencanaan, perbedaan dijit desimal
mempengaruhi hasil dari perencnaan. Dan
menggunakan Aplikasi AutoCAD Civil 3D,
dapat menampilkan data yang diinginkan lebih
lengkap dan lebih mudah. Namun, diperlukan
perangkat komputer yang memadai untuk
Gambar 8. Analisa radius rencana dengan radius menjalankan aplikasi AutoCAD Civil 3D agar
minimum dengan V 60 km/jam. mampu dioprasikan dengan baik.
Dari hasil perencanaan menggunakan
aplikasi AutoCAD Civil 3D, dapat dilihat
bahwa dengan radius rencana (Rd) 115 meter

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Pakuan 11


DAFTAR PUSTAKA 7. Tata Cara Perancangan Geometri Jalan
Antar Kota No.038 Tahun 1997
1. Departemen Pekerjaan Umum, Standar 8. Undang Undang Republik Indonesia
Perencanaan Geometrik Untuk Jalan No. 38 Tahun 2004 Tentang Jalan
Perkotaan, Jakarta 1988
2. Departemen Pekerjaan Umum, BIODATA PENULIS
Undang-Undang Republik Indonesia
Tentang Jalan No. 13 Tahun 1980, 1) Teguh Triyono, ST. Alumni (2019)
Jakarta 1988 Program Studi Teknik Sipil. Fakultas
3. Hendarsin L. Shierly, 2000 Penuntun Teknik Universitas Pakuan. (Email :
Praktis Perencanaan Teknik Jalan teguht08@gmail.com)
Raya, bandung: Jurusan Teknik Sipil,
Politeknik Negeri Bandung 2) Ir. Arif Mudianto, MT, Dosen Pengajar
4. KH Sunggono, 1995 Buku Teknik Program Studi Teknik Sipil, Fakultas
Sipil. Bandung: Penerbit Nova Teknik Universitas Pakuan.
5. Roger Martins, 2003 Highway
Engineering. Dublin: Dublin Institute 3) Heny Purwanti, ST, MT, Dosen Pengajar
of Technology Program Studi Teknik Sipil, Fakultas
6. Supriyatno Edi, Autodesk Civil 3D Teknik Universitas Pakuan.
Untuk Survey dan Perencanaan Jalan
Raya. Member of AutoDesk Developer
Network

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Pakuan 12

Anda mungkin juga menyukai