ABSTRAK
Geometrik jalan merupakan bangunan badan jalan di atas permukaan tanah baik secara vertikal
maupun horizontal dengan asumsi bahwa permukaan tanah itu tidak rata. Perencanaan geometrik
jalan adalah untuk menghasilkan infrastruktur jalan yang aman dan nyaman kepada pemakai jalan.
Peraturan Bina Marga merupakan salah satu acuan untuk melakukan perencanaan geometrik jalan
yang berlaku di Indonesia. Dewasa ini perkembangan jaman memunculkan inovasi-inovasi yang
baru, salah satunya adalah penggunaan aplikasi berbasis komputer. AutoCAD Civil 3D adalah
aplikasi atau software berbasis komputer yang memeiliki kegunaan diantaranya untuk mendesain
perencanaan geometrik jalan yang memiliki hasil output berupa gambar rencana dari perencanaan
geometrik jalan. Maksud dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui perbandingan dari
hasil perencanaan menggunakan aplikasi AutoCAD Civil 3D dengan metode Bina Marga. Dalam
perencanaan diambil radius rencana (Rn) sebesar 115 meter dan kecepatan rencana (Vr) yang
direncanakan 60 km/jam dan lebar badan jalan yang direncanakan adalah 6 meter. Dalam menganalisa
panjang dengan menghitung jumlah panjang titik-pertitik pada metode Bina Marga, diketahui terdapat
perbedaan panjang dimana panjang yang didapat adalah 2362.456 meter, dimana desain aplikasi
AutoCAD Civil 3D memiliki jarak 2350 meter. Pada perencanaan menggunakan aplikasi AutoCAD
Civil 3D, dapat dengan mudah memasukkan kecepatan rencana yang diinginkan tanpa harus
menghitung ulang dari awal. Namun aplikasi AutoCAD Civil 3D adalah aplikasi yang memerlukan
perangkat komputer yang memiliki spesifikasi cukup tinggi.
Kata kunci: Kata kunci : geometrik jalan, Bina Marga, AutoCAD Civil 3D, radius, tikungan,
superelevasi.
2.6.2. Tikungan
Bagian yang paling kritis dari suatu
alinyemen horizontal ialah bagian lengkung
(tikungan).
Pada saat kendaraan melalui daerah
Gambar 1 : Tipikal Potongan Melintang Normal superelevasi, akan terjadi gesekan arah
dan Denah Untuk 2/2 TB melintang jalan antara ban dengan permukaan
aspal yang menimbulkan gaya gesekan
Tabel 1. Penentuan Lebar Jalur dan Bahu melintang dengan gaya normal yang disebut
Jalan (m) dengan koefisien gesekan melintang (f).
Gaya sentrifugal ini mendorong
kendaraan secara radial keluar jalur. Atas
dasar ini maka perencanaan tikungan agar
dapat memberikan keamanan dan
Sumber : TPGJAK No 038/T/BM/1997 kenyamanan perlu mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut :
2.6. Alinyemen Horizontal a. Jari-jari lengkung minimum
Alinyemen horizontal adalah proyeksi Untuk menghindari terjadinya
sumbu jalan pada bidang horizontal. kecelakaan, maka untuk kecepatan
Alinyemen horizontal dikenal juga dengan tertentu ditentukan jari-jari minimum
nama “situasi jalan”. alinyemen horizontal untuk supereleavsi maksimum 10 %.
terdiri dari garis-garis lurus (biasa disebut Table 3. Panjang jari-jari minimum
“tangen), yang dihubungkan dengan garis- (dibulatakan) untuk I max 10%
garis lengkung. Pada perencanaan alinemen
horizontal, umumnya akan ditemui dua jenis
Sumber : TPGJAK No 038/T/BM/1997
bagian jalan, yaitu : bagian lurus, dan bagian
b. Bentuk-bentuk tikungan
lengkung atau umum disebut tikungan yang
Di dalam suatu perencanaan garis
terdiri dari tiga jenis tikungan yang digunakan,
lengkung maka perlu diketahui hubungan
yaitu :
kecepatan rencana dengan kemiringan
a. Lingkaran (full circle = FC)
melintang jalan (suprelevasi) karena garis
b. Spiral – Lingkaran – Spiral (Spiral – Circle
lengkung yang direncanakan harus dapat
– Spiral = S-C-S)
mengurangi gaya sentrifugal secara
c. Spiral – Spiral (S-S)
berangsur-angsur mulai dari nol sampai
nol kembali. Bentuk tikungan dalam
2.6.1. Bagian Lurus
perencanaan tersebut adalah :
Panjang maksimum bagian lurus, dapat 1. Bentuk tikungan full circle
ditempuh dalam waktu ≤ 2,5 menit (sesuai Bentuk tikungan ini
VR), dengan pertimbangakan keselamatan digunakan pada tikungan yang
pengemudi akibat kelelahan. mempunyai jari-jari besar dan
sudut tangen yang relatif kecil.
Atas dasar ini maka perencanaan
tikungan dapat memberikan