Anda di halaman 1dari 3

Nama : Rini Hardianti

Nim : P07120317041

Prodi : DIV Keperawatan Tingkat 4

1. What is the topic of the text ?

Answer :

The conditions in which undernourished children experience growth of the body


and the brain

Kondisi dimana anak-anak yang kekurangan gizi mengalami pertumbuhan tubuh


dan otak

2. What is the main idea of paragraph ?

Answer :

Paragraph 1

This figure from the health ministry ‘s 2019 basic health survey (Riskesdas)
indicates an improvement from the 2018 national average of 31,8 percent. But
with a stunting prevalence of 42,6 percent east nusa tenggara (NTT).

Survey dasar kesehatan tahun 2019 tentang kesehatan dasar (riskesdas)


menunjukkan adanya peningkatan dari rata-rata nasional tahun 2018 sebesar 31,8
persen. Namun dengan tingkat penyebaran stunting 42,6 persen nusa tenggara
timur (NTT)

Paragraph 2

The more conspicous sign is shorter stature or low height for age, or a low weight
for age in the case of extreme undernourishment, a condition called wasting.

Tanda yang lebih mencolok adalah perawakan yang lebih pendek atau tinggi
badan yang rendah untuk usia atau berat badan yang rendah untuk usia dalam
kekurangan gizi yang ekstrem kondisi yang disebut pemborosan.
Paragraph 6

Over the years, the health ministry has delivered host of anti stunting programs.
The bulk of these programs consists of nutritional correction among mothers in
the from of iron tablets (again anemia) while they are expecting.

Selama bertahun-tahun kementrian kesehatan telah mengirimkan banyak program


anti stunting. Sebagian besar program ini terdiri dari koreksi gizi di kalangan para
ibu dalam bentuk lempeng-lempeng (tentang anemia ) sementara mereka hamil.

Paragraph 7

From 2007 to 2013 , the nationwide stunting rate for children below 5 hovered
around 37,2 percent ( 9,5 million children). This figure was first reduced to 30,5
percent in 2018 and then to 27,7 percent in 2019.

Dari tahun 2007 hingga 2013 angka stunting nasional bagi anak-anak dibawah 5
ini terus meningkat sekitar 37,2 persen ( 9,5 juta anak-anak) angka ini pertama
kali dikurangi menjadi 30,5 persen pada tahun 2018 dan kemudian menjadi 27,7
persen pada tahun 2019.

Paragraph 8

However , an unbridled optimis about the eradication of stunting within the next
10 years is potentially dangerous, for a few reasons.

Namun optimisme yang tak terkendali tentang pemberantasan stunting dalam 10


tahunkedepan berpotensi berbahaya untuk beberapa alasan

3. What is the conclusion you can draw after reading the text ?

Answer :

The text concluded that about 27,7 percent ( 1 in 4 ) of indonesian children under
5 years of age are still being helped. The 2019 basic health survey on basic health
survey on basic health ( riskesdas) showed an increase from the 2018 national
average of 31,8 percent. However with a 42,6 percent prevalence rate of stunting,
Nusa tenggara (NTT) is one of the most remote and negleted areas on the island.
Signs of stunting are shorter or lower stature or age or low body weight for age in
case of extreme nalnutrition the condition can damage the nervous system
impairing cognitive and learning abilities.

Dari teks tersebut menyimpulkan bahwa sekitar 27,7 persen (1 dari 4) anak-anak
indonesia di bawah usia 5 tahun masih terbantut. Survey dasar kesehatan tahun
2019 tentang kesehatan dasar (riskesdas) menunjukkan adanya peningkatan dari
rata-rata nasional tahun 2018 sebesar 31,8 persen. Namun dengan tingkat
penyebaran stunting 42,6 persen nusa tenggara (NTT) salah satu wilayah yang
paling terpencil dan terabaikan di pulau tersebut. Tanda yang lebih mencolok
adalah lebih pendek atau tinggi badan yang rendah atau usia atau berat badan yang
rendah untuk usia dalam hal kekurangan gizi yang ekstrem kondisi tersebut dalam
merusak pada sistem saraf merusak kemampuan kognitif dan pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai