tp
s:
//m
ag
ela
ngk
ab
.b
ps
.g
o.
id
ht
tp
s:
//m
ag
ela
ng
kab
.b
ps
.g
o.
id
PROFIL KESEHATAN
KABUPATEN MAGELANG 2019
ISBN : 978-623-92580-9-2
Nomor Publikasi : 33080.2011
Katalog : 4201003.3308
Ukuran Buku : B5 (18,2 cm x 25,7 cm)
Jumlah Halaman : xiv + 36
Naskah :
id
Badan Pusat Statistik Kabupaten Magelang
o.
.g
ps
Penyunting :
.b
ab
Badan Pusat Statistik Kabupaten Magelang
k
ng
Ilustrasi Kover :
s:
tp
Penerbit :
©Badan Pusat Statistik Kabupaten Magelang
Pencetak :
-
KATA PENGANTAR
Publikasi Profil Kesehatan Kabupaten Magelang 2019 diterbitkan oleh
Badan Pusat Statistik Kabupaten Magelang. Publikasi ini memuat
beberapa informasi, khususnya yang berkaitan dengan gambaran
umum kesehatan di Kabupaten Magelang.
Data yang digunakan bersumber dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional
(Susenas), antara lain mengenai kesehatan masyarakat secara umum,
id
status kesehatan, pelayanan kesehatan, penyediaan fasilitas air bersih dan
o.
sanitasi layak. Untuk melihat perubahan dan keterbandingan antartahun
.g
disajikan pula data hasil Susenas 2018.
ps
.b
Penghargaan dan ucapan terima kasih disampaikan kepada semua
ab
pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan publikasi ini sehingga
k
dan saran kami harapkan demi perbaikan publikasi ini di masa yang akan
la
datang.
e
ag
//m
s:
tp
iii
PROFIL KESEHATAN
KABUPATEN MAGELANG 2019
DAFTAR ISI
Halaman
id
o.
Daftar Gambar ............................................................................ vi
.g
ps
Konsep dan Definisi ..................................................................... ix
.b
ab
Bab I. Pendahuluan ................................................................. 2
k
ng
iv
PROFIL KESEHATAN
KABUPATEN MAGELANG 2019
DAFTAR TABEL
Halaman
id
o.
.g
ps
.b
k ab
ng
e la
ag
//m
s:
tp
ht
v
PROFIL KESEHATAN
KABUPATEN MAGELANG 2019
DAFTAR GAMBAR
Halaman
id
Kelamin, 2019 ....................................................................... 6
o.
.g
Gambar 2.3 Persentase Penduduk yang Berobat Jalan dalam Satu
ps
Bulan Terakhir menurut Jenis Kelamin di Kabupaten
.b
Magelang, 2019 .................................................................... 7
k ab
Gambar 2.4 Persentase Penduduk yang Berobat Jalan dalam Satu
ng
vi
PROFIL KESEHATAN
KABUPATEN MAGELANG 2019
Halaman
id
Gambar 3.2 Persentase Penduduk Perempuan Pernah Kawin berumur
o.
15-49 Tahun di Kabupaten Magelang yang Pernah
.g
Melahirkan dalam 2 Tahun Terakhir menurut Tempat
ps
Melahirkan Anak Lahir yang Terakhir, 2019 ......................... 22
.b
ab
Gambar 3.3 Persentase Penduduk Perempuan Pernah Kawin berumur
k
ng
Gambar 3.4 Persentase Anak Umur Kurang dari 2 Tahun (Baduta) yang
s:
Gambar 3.5 Persentase Anak Umur Kurang dari 2 Tahun (Baduta) yang
Masih Diberi ASI di Kabupaten Magelang menurut Jenis
Kelamin, 2019 ....................................................................... 26
vii
PROFIL KESEHATAN
KABUPATEN MAGELANG 2019
Halaman
id
o.
.g
ps
.b
k ab
ng
e la
ag
//m
s:
tp
ht
viii
PROFIL KESEHATAN
KABUPATEN MAGELANG 2019
KONSEP DAN DEFINISI
id
tahanan dan sejenisnya, pengurusan kebutuhan sehari-hari diatur oleh
o.
.g
suatu lembaga, badan, yayasan dan sebagainya; atau sekelompok orang
ps
yang mondok dengan makan (indekos) yang berjumlah lebih besar atau
.b
ab
sama dengan 10 orang dikategorikan sebagai rumah tangga khusus.
k
ng
2. Anggota rumah tangga, semua orang yang biasanya tinggal di suatu tempat
la
atau rumah tangga selama 6 bulan atau lebih, atau yang belum 6 bulan
e
ag
ix
PROFIL KESEHATAN
KABUPATEN MAGELANG 2019
6. Angka kesakitan, penduduk yang mengalami keluhan kesehatan hingga
terganggu aktifitasnya. Angka kesakitan ditunjukkan dengan perbandingan
antara jumlah penduduk yang sakit dengan jumlah penduduk.
id
8. Mengobati sendiri, upaya seseorang yang mempunyai keluhan kesehatan
o.
untuk melakukan pengobatan dengan menentukan sendiri jenis obatnya
.g
ps
tanpa saran/resep dari tenaga kesehatan/batra.
.b
ab
9. Jaminan kesehatan, jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta
k
10. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), bagian dari Sistem Jaminan Nasional
s:
x
PROFIL KESEHATAN
KABUPATEN MAGELANG 2019
12. Dulu pernah merokok, apabila penduduk pernah merokok sekurang-
kurangnya 1 (satu) batang setiap hari, namun sebulan terakhir sampai saat
pencacahan tidak lagi merokok.
13. Penolong proses persalinan, penolong terakhir dalam proses persalinan
yang pernah melahirkan hidup dalam 2 tahun terakhir, termasuk bayi yang
saat pencacahan masih hidup maupun yang sudah meninggal.
14. Proses kelahiran, proses lahirnya janin dari dalam kandungan ke dunia luar,
dimulai dengan tanda-tanda kelahiran (rasa mules yang berangsur-angsur
id
o.
makin sering, makin lama dan makin kuat, disertai keluarnya lendir, darah
.g
dan air ketuban), lahirnya bayi, pemotongan tali pusat dan keluarnya
ps
plasenta.
.b
ab
15. Imunisasi/Vaksinasi, memasukkan kuman atau racun penyakit tertentu
k
ng
yang sudah dilemahkan (vaksin) ke dalam tubuh dengan cara disuntik atau
e la
16. Balita yang diimunisasi lengkap, jumlah anak umur kurang dari 5 tahun
tp
B).
17. BCG (Bacillus Chalmette Guerin), vaksinasi untuk mencegah penyakit TBC,
diberikan pada bayi baru lahir atau umur 1 bulan, dengan suntikan pada
kulit pangkal lengan atas. Suntikan BCG diberikan kepada anak sebanyak 1
kali.
18. DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus), vaksin untuk mencegah penyakit Difteri,
Pertusis, dan Tetanus yang diberikan kepada bayi berumur 2, 3, dan 4 bulan
sebagai imunisasi dasar dan dilanjutkan dengan booster 1 kali dengan jarak
1 tahun setelah DPT3, dengan suntikan pada paha, diulang 1 bulan dan 2
bulan kemudian. Suntikan imunisasi DPT lengkap pada balita diberikan
xi
PROFIL KESEHATAN
KABUPATEN MAGELANG 2019
sebanyak 3 kali (kadang-kadang selang waktu antar suntikan bisa lebih dari 1
bulan).
19. Polio, vaksin untuk mencegah penyakit Polio yang diberikan 4 kali pada bayi
umur 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan guna mencegah lumpuh layu,
dengan memberikan 3 tetes cairan vaksin berwarna merah muda atau putih
ke dalam mulut anak.
id
Campak/Morbili, yang diberikan pada bayi berumur 9 sampai 12 bulan,
o.
dengan suntikan di bawah kulit paha sebanyak 1 kali.
.g
ps
21. Hepatitis B, suntikan secara intramuscular (suntikan ke dalam otot) biasanya
.b
ab
di paha yang diberikan pada bayi untuk mencegah penyakit Hepatitis B.
k
Suntikan ini diberikan 4 kali. Suntikan pertama diberikan pada bayi baru lahir
ng
kelahiran, karena tidak semua ibu tahu apakah dirinya terinfeksi Hepatitis B
ag
//m
dengan pemberian DPT (dikenal dengan sebutan kombo), diberikan saat usia
tp
2, 3, dan 4 bulan.
ht
22. Air minum bersih, air minum yang bersumber dari air kemasan bermerk, air
isi ulang, air leding, sumur bor/pompa, sumur terlindung dan mata air
terlindung. Khusus untuk air minum yang bersumber dari sumur bor/pompa,
sumur terlindung dan mata air terlindung harus memiliki jarak ≥ 10 meter
dari penampungan akhir tinja terdekat.
23. Air minum layak adalah air minum yang bersumber dari air leding, sumur
bor/pompa, sumur terlindung, mata air terlindung, dan air hujan. Khusus
untuk air minum yang bersumber dari sumur bor/pompa, sumur terlindung
dan mata air terlindung harus memiliki jarak ≥ 10 meter dari penampungan
akhir tinja terdekat.
xii
PROFIL KESEHATAN
KABUPATEN MAGELANG 2019
24. Akses air layak, apabila sumber air minum yang terdiri dari leding; air
terlindung (pompa/sumur bor, sumur terlindung, mata air terlindung)
dengan jarak ≥ 10m dari penampungan kotoran/limbah; dan air hujan.
Kemudian digabungkan dengan penggunaan air mandi/cuci yang bersumber
dari air terlindung (leding meteran, leding eceran, sumur bor/pompa, sumur
terlindung, mata air terlindung, dan air hujan) bila sumber air minum
menggunakan air kemasan/isi ulang dan air tidak terlindungi (air terlindungi
dengan jarak <10m dan air tidak terlindung).
id
o.
25. Akses sanitasi layak adalah rumah tangga yang memiliki fasilitas buang air
.g
besar sendiri atau bersama, dengan jenis kloset leher angsa, kloset
ps
.b
plengsengan dengan tutup, dan tangki, serta SPAL (Sistem Pembuangan Air
ab
Limbah) sebagai tempat pembuangan akhir tinja.
k
ng
e la
ag
//m
s:
tp
ht
xiii
ht
tp
s:
//m
ag
ela
ng
kab
.b
ps
.g
o.
id
ht
tp
s:
//m
ag
ela
ng
kab
.b
ps
.g
o.
id
PROFIL KESEHATAN
KABUPATEN MAGELANG 2019
I PENDAHULUAN
id
dalam pembangunan nasional juga harus diperhatikan pelaksanaan pembangunan
o.
.g
kesehatan. Pembangunan Kesehatan dimaksud merupakan proses perubahan
ps
tingkat kesehatan masyarakat dari tingkat yang kurang baik menjadi lebih baik
.b
ab
sesuai dengan standar kesehatan. Masyarakat dengan kondisi kesehatan yang
k
baik, baik fisik maupun mental, dapat melakukan aktivitasnya secara produktif
ng
la
Upaya tersebut harus didukung oleh ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan
kesehatan yang memadai dan mudah dijangkau serta biaya kesehatan yang relatif
murah dan adil bagi setiap lapisan masyarakat terutama lapisan masyarakat yang
kurang mampu, sehingga masyarakat mendapatkan manfaatnya secara merata
dan tepat sasaran.
2
PROFIL KESEHATAN
KABUPATEN MAGELANG 2019
peningkatan kesehatan gizi ibu dan anak, imunisasi maupun penyediaan fasilitas
air bersih.
id
o.
khususnya kesehatan, adalah Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas).
.g
ps
Publikasi Profil Kesehatan Kabupaten Magelang 2019 bersumber dari data
.b
Susenas 2018 dan 2019 yang menyajikan statistik dan indikator di bidang
ab
kesehatan, antara lain angka kesakitan, kunjungan ke fasilitas pelayanan
k
ng
bersih. Data dan indikator pada tingkat kabupaten disajikan secara sederhana dan
ag
3
PROFIL KESEHATAN
KABUPATEN MAGELANG 2019
GAMBARAN UMUM KESEHATAN
II KABUPATEN MAGELANG
id
digunakan untuk melihat bagaimana kondisi kesehatan masyarakat Kabupaten
o.
Magelang melalui variabel yang dihasilkan dari Susenas Kor menurut karakteristik
.g
ps
sosial dan ekonomi. Penyajian data kesehatan menurut karakteristik diharapkan
.b
dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dan pengambilan kebijakan tentang
ab
kesehatan secara tepat.
k
ng
e la
4
PROFIL KESEHATAN
KABUPATEN MAGELANG 2019
Hasil Susenas 2019 menunjukkan persentase penduduk Kabupaten
Magelang yang mempunyai keluhan kesehatan dalam sebulan terakhir sebesar
37,12 persen. Bisa dikatakan bahwa sekitar empat dari sepuluh penduduk
Kabupaten Magelang mempunyai keluhan kesehatan dalam sebulan terakhir.
id
sedangkan perempuan mencapai 39,26 persen.
o.
.g
ps
.b
ab
39.26
k
ng
37.12
e la
34.99
ag
//m
s:
tp
ht
5
PROFIL KESEHATAN
KABUPATEN MAGELANG 2019
penyakit lebih baik dibanding laki-laki. Hal ini pada umumnya disebabkan laki-laki
menjalani pekerjaan yang memerlukan kekuatan fisik yang lebih dan tentunya
memiliki risiko kesehatan yang lebih tinggi.
17.67
16.97
id
16.26
o.
.g
ps
.b
ab
Laki-laki Perempuan Laki-Laki+Perempuan
k
ng
e la
ag
//m
Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan hal yang penting dalam rangka
ht
6
PROFIL KESEHATAN
KABUPATEN MAGELANG 2019
dilakukan baik ke fasilitas kesehatan maupun ke bukan fasilitas kesehatan. Dengan
berobat, keluhan tersebut dapat segera ditangani sehingga tidak mengganggu
produktivitas kerja. Selain itu, dengan berobat risiko penyebaran atau komplikasi
penyakit yang dialami juga dapat diperkecil.
49.06
id
o.
48.7
.g
ps
48.37
.b
k ab
ng
la
Gambar 2.3 Persentase Penduduk yang Berobat Jalan dalam Satu Bulan Terakhir
tp
Hidup sehat merupakan hal utama yang menjadi keinginan semua orang
tanpa mengenal usia, baik orang tua maupun anak-anak. Berbagai upaya dilakukan
7
PROFIL KESEHATAN
KABUPATEN MAGELANG 2019
manusia agar tetap dalam kondisi sehat. Salah satunya adalah dengan melakukan
pemeriksaan kesehatan. Di sisi lain, ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan
bagi masyarakat diharapkan dapat memudahkan masyarakat untuk melakukan
pemeriksaan kesehatan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. Dengan adanya fasilitas kesehatan yang lengkap dan
memadai tersebut, harapannya masyarakat akan mendapatkan pelayanan
kesehatan secara mudah dan cepat.
id
Tabel 2.1 menggambarkan persentase penduduk yang mempunyai
o.
.g
keluhan kesehatan dalam sebulan terakhir dan berobat jalan menurut fasilitas
ps
tempat berobat jalan. Puskesmas/pustu (36,89 persen) dan praktik dokter/bidan
.b
ab
(33,89 persen) merupakan fasilitas kesehatan utama yang dipilih oleh penduduk
k
ketika berobat jalan. Sedangkan persentase tempat berobat jalan seperti praktek
ng
tidak ada lagi yang berobat jalan ke UKBM. UKBM atau Upaya Kesehatan
ag
//m
8
PROFIL KESEHATAN
KABUPATEN MAGELANG 2019
Secara pola, persentase penduduk yang berobat ke fasilitas kesehatan
pada tahun 2019 sedikit berbeda dengan tahun 2018. Selama 2019,
Puskesmas/Pustu menjadi tempat favorit penduduk untuk berobat jalan yaitu
sebesar 36,89 persen. Fasilitas pelayanan kesehatan yang paling sering dikunjungi
sebagai tempat berobat jalan berikutnya, berturut-turut adalah Praktik
dokter/bidan (33,89 persen), klinik/praktek dokter bersama (14,80 persen), Rumah
Sakit Pemerintah (8,62 persen), Rumah Sakit Swasta (6,68 persen), praktik
pengobatan tradisional/ alternatif (2,95 persen), dan lainnya (1,41 persen).
id
o.
Sementara pada 2018, penduduk lebih banyak berobat jalan ke Praktik
.g
ps
dokter/bidan yaitu sebesar 40,82 persen. Selanjutnya, secara berturut-turut
.b
penduduk lebih sering berkunjung ke Puskesmas/pustu (27,50 persen), Rumah
ab
Sakit Pemerintah (13,10 persen), Klinik/praktik dokter bersama (11,15 persen),
k
ng
Swasta selama 2019 meningkat 1,73 poin dibandingkan 2018. Dengan banyaknya
tp
ht
RS Swasta yang bergabung sebagai mitra BPJS Kesehatan dan adanya kemudahan
bagi Rumah Sakit Swasta untuk mengajukan klaim Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) membuat biaya kesehatan mudah dijangkau. Hal tersebut tentunya akan
semakin mendorong masyarakat untuk berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan
ini.
9
PROFIL KESEHATAN
KABUPATEN MAGELANG 2019
Di sisi lain, banyaknya masyarakat yang berobat ke Puskesmas/Pustu
menjadi titik awal keberhasilan Kementerian Kesehatan dalam upayanya
melakukan reformasi kesehatan berupa revitalisasi Puskesmas. Puskesmas
dianggap sebagai garda terdepan dalam menjaga kesehatan karena lokasi
Puskesmas yang mudah dijangkau oleh penduduk.
1.52
1.90
3.00 RS Pemerintah
7.76 3.75
id
o.
RS Swasta
.g
ps
Praktik dokter/bidan
31.15
.b
ab
45.43 Klinik/praktik dokter
k
bersama
ng
Puskesmas/Pustu
la
12.64
e
ag
UKBM
//m
s:
tp
ht
Gambar 2.4 Persentase Penduduk yang Berobat Jalan dalam Satu Bulan Terakhir
menurut Fasilitas Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Magelang, 2019
10
PROFIL KESEHATAN
KABUPATEN MAGELANG 2019
yang mempunyai keluhan kesehatan tetapi tidak berobat jalan dalam sebulan
terakhir, sebagaimana terlihat pada Gambar 2.5.
Akan tetapi ada hal yang perlu digarisbawahi bahwa sebesar 0,62 persen
penduduk mengeluhkan waktu tunggu pelayanan yang lama. Alasan ini hendaknya
dapat menjadi bahan evaluasi bagi para pemangku kebijakan, terutama yang
terkait erat dengan pengelolaan fasilitas pelayanan kesehatan, untuk bisa
berbenah diri dan meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat,
id
terlebih masyarakat perkotaan dengan tingkat mobilitas tinggi dan keterbatasan
o.
waktu. Hal lain yang perlu menjadi perhatian serius pemerintah adalah masih
.g
ps
terdapat penduduk yang kesulitan berobat jalan dikarenakan tidak punya biaya
.b
berobat, baik penduduk yang tinggal di perkotaan maupun di perdesaan.
k ab
ng
0.45 lama
tp
Mengobati sendiri
ht
Lainnya
11
PROFIL KESEHATAN
KABUPATEN MAGELANG 2019
2.3. Kepemilikan dan Penggunaan Jaminan
id
Merujuk data Susenas 2019, hanya 37,71 persen penduduk di Kabupaten
o.
Magelang yang menggunakan jaminan kesehatan untuk berobat jalan. Persentase
.g
ps
laki-laki yang menggunakan jaminan kesehatan masih lebih tinggi dibandingkan
perempuan, yaitu sebesar 39,94 .b
persen. Sementara perempuan yang
k ab
memanfaatkan jaminan kesehatan untuk berobat jalan hanya sebesar 35,67
ng
persen.
la
e
ag
//m
s:
tp
37.71
Laki-laki+Perempuan
ht
35.67
Perempuan
39.94
Laki-laki
12
PROFIL KESEHATAN
KABUPATEN MAGELANG 2019
Dengan memiliki jaminan kesehatan, diharapkan penduduk dapat merasa
lebih tenang dan terjamin dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Alasannya,
kepemilikan jaminan kesehatan berhubungan dengan kesiapan seseorang dalam
menghadapi risiko kesehatan yang akan ditanggung di masa datang.
id
jaminan kesehatan di Kabupaten Magelang sebesar 66,06 persen. Hal ini
o.
.g
menunjukkan arah yang positif karena sekitar tujuh dari sepuluh penduduk
ps
Kabupaten Magelang telah memiliki jaminan kesehatan.
.b
ab
k
ng
e la
ag
//m
33.94
s:
tp
ht
66.06
13
PROFIL KESEHATAN
KABUPATEN MAGELANG 2019
kependudukan yang akurat. Data kependudukan yang akurat sangat diperlukan
untuk menjangkau kepesertaan jaminan kesehatan.
id
penduduk di Kabupaten Magelang yang sama sekali belum memiliki jaminan
o.
.g
kesehatan.
ps
.b
k ab
ng
la
BPJS Kesehatan
e
33.94
ag
Jamkesda
//m
Perusahaan/Kantor
tp
0.24
4.26
14
PROFIL KESEHATAN
KABUPATEN MAGELANG 2019
Pada dasarnya, JKN merupakan program pelayanan kesehatan dari
pemerintah yang berwujud BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan, tetapi yang
dihitung dalam publikasi ini hanya BPJS Kesehatan dan Jamkesda. Termasuk
Jamkesda adalah jika berobat gratis dengan menggunakan Kartu Tanda Penduduk
(KTP) setempat, Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM), ataupun jaminan dalam
bentuk kartu apapun yang dapat digunakan untuk pembiayaan kesehatan.
id
o.
Rokok merupakan produk yang mengandung bahan kimia yang cukup
.g
ps
berbahaya bagi kesehatan tubuh manusia. Kebiasaan merokok ini sudah menjadi
.b
hal umum di masyarakat. Tanpa disadari, rokok yang selalu dihisap mengandung
k ab
zat aditif yang dapat membuat rasa ketagihan dan candu yang sangat sulit untuk
ng
berhenti. Meskipun bahaya merokok sudah diketahui sejak lama oleh masyarakat,
e la
akan tetapi merokok dianggap lumrah dan menjadi suatu kebutuhan pokok yang
ag
//m
Perokok sendiri dari berbagai kalangan usia, baik tua maupun muda,
ht
termasuk usia anak sekolah. Banyak anak yang belum cukup umur sudah
membiasakan diri untuk mengonsumsi rokok. Hal ini diakibatkan lingkungan
sekitar mereka yang menjadi perokok aktif sehingga menimbulkan rasa ingin
mencoba untuk merokok.
Terlepas dari itu, rokok juga sangat berbahaya bagi kesehatan para
perokok pasif. Perokok pasif adalah seseorang yang tidak merokok secara
langsung, namun menghirup asap rokok dari orang-orang yang merokok di
sekitarnya, seperti di rumah maupun di lingkungan kerja. Asap rokok yang dihirup
oleh perokok pasif yang memiliki berbagai senyawa kimia yang berbahaya, perokok
pasif lebih berpotensi mendapatkan risiko gangguan kesehatan.
15
PROFIL KESEHATAN
KABUPATEN MAGELANG 2019
0.15
21.6
Ya, setiap hari
id
o.
.g
ps
.b
Gambar 2.9 Persentase Penduduk yang Merokok Tembakau dalam Sebulan
ab
Terakhir, 2019
k
ng
merokok. Dua dari sepuluh penduduk Kabupaten Magelang merokok, baik setiap
ag
//m
hari maupun tidak tiap hari. Sementara itu, penduduk yang tidak merokok sebesar
s:
75,27 persen. Hal ini menunjukkan masih banyak penduduk yang memiliki
tp
16
PROFIL KESEHATAN
KABUPATEN MAGELANG 2019
2.61
10.61
35.55 1-6
16.00
7 - 14
15 - 29
35.23
30 - 59
> 59
id
o.
.g
ps
.b
ab
Gambar 2.10 Persentase Penduduk yang Merokok Tembakau dalam Sebulan
k
Terakhir menurut Jumlah Batang Rokok yang Dihisap per Minggu, 2019
ng
e la
ag
//m
s:
tp
ht
17
PROFIL KESEHATAN
KABUPATEN MAGELANG 2019
id
calon ibu pada masa kehamilan menentukan kesehatan bayi yang dilahirkannya.
o.
.g
Pengetahuan ibu tentang kesehatan yang diimplementasikan dalam bentuk
ps
perilaku saat membesarkan anak berpengaruh terhadap kesehatan anak tersebut.
.b
ab
Berbagai hasil penelitian dan pendapat para ahli juga membuktikan bahwa kondisi
k
ng
kesehatan ibu baik secara fisik maupun emosional membawa dampak terhadap
la
kesehatan anak.
e
ag
//m
Anak adalah generasi penerus bangsa. Anak di masa ini akan menjadi
s:
upaya pemeliharaan kesehatan anak harus dilakukan sejak anak masih dalam
ht
Peningkatan kesehatan ibu dan anak merupakan isu global. Isu ini
termasuk dalam target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), khususnya
Tujuan 3, yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan
seluruh penduduk semua umur. Diharapkan pada tahun 2030, angka kematian ibu,
18
PROFIL KESEHATAN
KABUPATEN MAGELANG 2019
bayi baru lahir, dan balita dapat berkurang. Begitu juga angka kematian akibat
penyakit tidak menular. Pada tahun tersebut juga diharapkan agar jaminan
terhadap akses universal layanan kesehatan, termasuk kesehatan seksual dan
reproduksi dapat terlaksana.
id
dari derajat kesehatan di suatu masyarakat, diantaranya pelayanan ibu dan bayi.
o.
.g
Banyak hal yang menyebabkan masih tingginya AKI dan AKB, mulai dari budaya
ps
sampai dengan permasalahan akses pelayanan kesehatan. Pemerintah telah
.b
ab
berusaha untuk meningkatkan ketersediaan dan keterjangkauan fasilitas dan
k
penolong kelahiran oleh tenaga medis dan meningkatkan pelayanan neonatal yang
e la
19
PROFIL KESEHATAN
KABUPATEN MAGELANG 2019
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan merupakan salah satu
strategi untuk menangani masalah kesehatan ibu dan anak. Kemampuan dan
keterampilan penolong persalinan sangat mempengaruhi terjadinya kematian ibu
maupun bayi. Semakin tinggi cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di suatu
wilayah akan diikuti penurunan kematian ibu di wilayah tersebut.
Proses persalinan akan lebih aman jika dilakukan oleh tenaga kesehatan
(dokter atau bidan atau tenaga paramedis lainnya) yang sudah terlatih
id
dibandingkan dengan tenaga non kesehatan yang sifatnya masih tradisional seperti
o.
.g
dukun bersalin. Pertolongan persalinan oleh tenaga non kesehatan akan
ps
menimbulkan masalah karena pengetahuan tentang persalinan yang masih sangat
.b
ab
terbatas sehingga dapat mengakibatkan tingginya angka kematian ibu dan bayi.
k
memperkecil resiko kematian maternal. Hal ini bertujuan untuk mendeteksi lebih
e la
dini jika kemungkinan terjadi adanya komplikasi akibat gangguan kelahiran dan
ag
//m
ditolong oleh tenaga kesehatan baik yaitu bidan dan dokter kandungan.
Persentase penduduk perempuan yang menggunakan jasa bidan sebagai penolong
kelahiran sebesar 58,24 persen, sisanya sebesar 41,76 persen penolong kelahiran
dilakukan oleh dokter kandungan. Hal ini menunjukkan bahwa penduduk
Kabupaten Magelang telah mengetahui dan memilih penolong kelahiran oleh
tenaga kesehatan. Bahkan, merupakan capaian yang sangat baik dimana penolong
kelahiran oleh dokter umum, perawat, dan dukun beranak sudah tidak ada lagi.
20
PROFIL KESEHATAN
KABUPATEN MAGELANG 2019
41.76
58.24
id
o.
.g
ps
Dokter kandungan Bidan
.b
ab
Gambar 3.1 Persentase Penduduk Perempuan Pernah Kawin berumur 15-49
k
yang berbeda dalam memilih bidan atau dokter. Perbedaan mendasar antara
s:
dokter dengan bidan adalah bidan cenderung dilatih untuk menangani kasus
tp
dokter dilatih untuk sanggup mengatasi kasus kehamilan yang bermasalah. Selain
itu, untuk pemeriksaan lebih lanjut seperti USG atau perkembangan janin secara
lengkap, hanya dapat dilakukan oleh dokter. Tingginya pertolongan proses
persalinan oleh bidan dan dokter, menunjukkan majunya kesadaran masyarakat
akan pentingnya keselamatan serta kesehatan ibu dan anak.
21
PROFIL KESEHATAN
KABUPATEN MAGELANG 2019
mengalami komplikasi yang berat sehingga dapat segera mendapatkan
pertolongan. Bahkan, secara proporsi sudah mencapai separuh dari jumlah
perempuan berumur 15-49 tahun pernah kawin yang pernah melahirkan.
id
persen dan 6,07 persen.
o.
.g
ps
.b
ab
RS Pemerintah/RS
6.07 Swasta/ RSIA/ Rumah
k
ng
Bersalin/ Klinik
la
Puskesmas/ Pustu
e
27.23
ag
//m
10.70 Polindes/Poskesdes
22
PROFIL KESEHATAN
KABUPATEN MAGELANG 2019
minggu usia kandungan memiliki berat lahir yang lebih rendah dari bayi normal
(BBLR). Bayi baru lahir dengan berat kurang dari 2,5 kg memiliki risiko kematian 20
kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan bayi normal.
id
berkaitan dengan kesehatan ibu saat hamil. Faktor lain yang turut mempengaruhi
o.
.g
berat badan bayi pada saat lahir adalah pertumbuhan janin di dalam kandungan
ps
ibu dan pola makan ibu saat hamil sampai melahirkan. Gambar 3.3
.b
ab
memperlihatkan bahwa 1 di antara 10 perempuan di Kabupaten Magelang pernah
k
1.70
s:
8.49
tp
< 2,5 kg
ht
≥ 2,5 kg
89.81
Tidak Ditimbang/Tidak
Tahu
23
PROFIL KESEHATAN
KABUPATEN MAGELANG 2019
3.2. Pemberian Air Susu Ibu (ASI)
Air Susu Ibu (ASI) merupakan satu-satunya makanan terbaik bagi bayi
sebagai sumber nutrisi yang paling sesuai dan memiliki komposisi gizi yang paling
lengkap yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. ASI yang
diproduksi secara alami oleh tubuh memiliki kandungan nutrisi yang penting bagi
tumbuh kembang bayi, seperti vitamin, protein, karbohidrat, dan lemak.
Komposisinya pun lebih mudah dicerna dibanding susu formula. Oleh karena itu,
id
ASI dapat dikatakan sebagai makanan utama bayi pada 6 bulan pertama
o.
.g
kehidupannya.
ps
.b
Mengingat begitu penting dan banyaknya manfaat ASI, membuat
k ab
pemerintah mengeluarkan peraturan tentang ASI eksklusif selama 6 bulan
ng
pertama. Aturan ini tertuang dalam Peraturan Pemerintah No. 33 tahun 2012.
e la
seorang bayi.
s:
tp
menunjukkan hasil yang baik. Gambar 3.4 menunjukkan, dari 100 anak berumur
kurang dari 2 tahun (baduta) hanya 4 anak yang tidak mendapatkan ASI. Baduta
laki-laki yang pernah diberi ASI lebih banyak yaitu sebesar 96,79 persen dibanding
Baduta perempuan hanya sebesar 94,28 persen.
24
PROFIL KESEHATAN
KABUPATEN MAGELANG 2019
96.79
95.57
94.28
id
o.
.g
ps
Laki-laki Perempuan Laki-laki+perempuan
.b
ab
Gambar 3.4 Persentase Anak Umur Kurang dari 2 Tahun (Baduta) yang Pernah
k
ng
pembentukan tulang serta mencegah penyakit dan infeksi pada bayi. Keputusan
s:
dan dianjurkan dilanjutkan sampai dengan anak berusia 2 tahun atau lebih dengan
pemberian makanan tambahan yang sesuai. Selain itu, melanjutkan pemberian ASI
setelah anak berusia lebih dari 6 bulan juga dapat membantu anak mencerna
makanan padat pertama mereka.
25
PROFIL KESEHATAN
KABUPATEN MAGELANG 2019
ASI lagi adalah baduta yang pernah mendapatkan ASI tetapi sudah tidak
mendapatkan ASI pada kondisi sekarang ini.
Laki-laki+Perempuan 83.73
Perempuan
84.33
id
o.
.g
ps
Laki-laki 82.50
.b
k ab
ng
la
e
ag
Gambar 3.5 Persentase Anak Umur Kurang dari 2 Tahun (Baduta) yang Masih
Diberi ASI di Kabupaten Magelang menurut Jenis Kelamin, 2019
//m
s:
Pola dan lama pemberian ASI memberikan pengaruh yang sangat positif
tp
ht
pada kondisi kesehatan dan proses tumbuh kembang balita secara optimal. Tingkat
kecerdasaan anak dipengaruhi oleh kualitas makanan yang diberikan pada saat
anak berusia balita dan lamanya pemberian ASI. Berdasarkan hasil Susenas tahun
2019, rata-rata lama pemberian ASI anak baduta di Kabupaten Magelang sekitar 11
bulan. Gambar 3.6 menunjukkan baduta yang pernah di beri ASI paling banyak
dengan lama pemberian ASI-nya antara 6 – 11 bulan sebesar 30,28 persen.
26
PROFIL KESEHATAN
KABUPATEN MAGELANG 2019
30.28
25.34
21.99 22.39
id
o.
.g
ps
0-5 6 - 11 12 - 17 18 - 23
.b
ab
Gambar 3.6 Persentase Penduduk Umur 0 – 23 Bulan (Baduta) yang pernah
k
ng
nomor 15 tahun 2013 tentang Tata Cara Penyediaan Fasilitas Khusus Menyusui
s:
dan/atau Memerah Air Susu Ibu, kini sangat mudah ditemukannya ruang ASI di
tp
tempat umum, sehingga memudahkan para ibu untuk menyusui atau memerah
ht
ASI.
27
PROFIL KESEHATAN
KABUPATEN MAGELANG 2019
3.3. Pemberian Imunisasi
id
anak kebal dari berbagai penyakit sehingga bayi dan anak dapat tetap tumbuh
o.
dalam keadaan sehat.
.g
ps
.b
Hasil Susenas 2019 menunjukkan seluruh balita di Kabupaten Magelang
ab
telah mendapatkan imunisasi. Hal ini berarti bahwa pemahaman penduduk
k
ng
perkotaan.
e
ag
//m
pada tahun 2019 sebanyak 96,02 persen. BCG merupakan vaksinasi untuk
tp
ht
mencegah penyakit TBC, diberikan pada bayi usia 1 bulan, dengan suntikan pada
kulit pangkal lengan atas. Selain itu, balita yang pernah mendapatkan imunisasi
Campak sebesar 84,36 persen. Persentase ini memang rendah karena imunisasi
Campak seharusnya diberikan kepada balita berumur 9 sampai 12 bulan. Tetapi,
untuk anak yang terlambat/belum mendapat imunisasi campak, dapat diberikan
sampai umur kurang dari 15 tahun. Keleluasaan ini yang menyebabkan belum
semua balita mendapatkan imunisasi Campak.
28
PROFIL KESEHATAN
KABUPATEN MAGELANG 2019
Hepatitis B 94.7
Campak 84.36
Polio 95.94
DPT 93.1
id
o.
96.02
.g
BCG
ps
.b
ab
Gambar 3.7 Persentase Balita yang Pernah Diberi Imunisasi di Kabupaten
k
vaksin tertentu yang diberikan kepada bayi sesuai dengan usianya. Anak
//m
dinyatakan telah diimunisasi lengkap bila telah mendapatkan satu kali imunisasi
s:
tp
BCG, tiga kali imunisasi DPT, empat kali imunisasi Polio, satu kali imunisasi Campak,
ht
dan satu kali imunisasi Hepatitis B. Dari 10 balita yang telah mendapatkan
imunisasi, hanya 8 balita yang telah mendapatkan imunisasi lengkap. Balita
perempuan ternyata lebih banyak yang mendapatkan imunisasi lengkap yaitu
sebesar 79,69 persen, sedangkan balita laki-laki sebesar 72,99 persen.
29
PROFIL KESEHATAN
KABUPATEN MAGELANG 2019
79.69
76.27
72.99
id
o.
.g
ps
Laki-laki Perempuan Laki-Laki+Perempuan
.b
ab
Gambar 3.8 Keikutsertaan Imunisasi Wajib Anak Balita di Kabupaten Magelang
k
30
PROFIL KESEHATAN
KABUPATEN MAGELANG 2019
id
dan sanitasi yang berkelanjutan untuk semua. Di dalamnya menargetkan
o.
.g
pencapaian akses universal dan merata terhadap air minum yang aman dan
ps
terjangkau bagi semua pada tahun 2030, serta komitmen pemerintah dalam
.b
menyediakan akses air minum layak di seluruh lapisan masyarakat. Target lainnya
k ab
yaitu mencapai akses terhadap sanitasi dan kebersihan yang memadai dan merata
ng
bagi semua, dan menghentikan praktik buang air besar di tempat terbuka,
e la
air semakin tinggi. Kebutuhan terhadap kuantitas juga kualitas air pun turut
meningkat. Seperti telah diketahui bahwa air merupakan kebutuhan dasar
manusia guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Air pada umumnya
digunakan untuk minum, memasak, mencuci, mandi dan kakus. Namun, air yang
bersih dibutuhkan sebagai sumber kehidupan yang baik dan layak bagi manusia
untuk melangsungkan hidupnya. Oleh karena itu persediaan air bersih yang layak
dalam jumlah cukup mutlak diperlukan.
31
PROFIL KESEHATAN
KABUPATEN MAGELANG 2019
kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
dan dapat diminum apabila dimasak. Oleh karena itu, air dinyatakan bersih jika
memenuhi persyaratan bagi sistem penyediaan air minum. Adapun persyaratan
yang dimaksud adalah persyaratan dari segi kualitas air yang meliputi kualitas fisik,
kimia, biologi, dan radiologis sehingga apabila dikonsumsi tidak menimbulkan efek
samping.
Ketersediaan air bersih yang belum merata menjadi isu penting karena
id
mempengaruhi segala aspek kehidupan, mulai dari kesehatan hingga
o.
.g
kesejahteraan masyarakat. Hal ini seharusnya mendapatkan perhatian dari
ps
pemerintah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, baik yang bertempat tinggal
.b
ab
di daerah perkotaan maupun perdesaan. Akan tetapi sampai dengan saat ini,
k
bahwa rumah tangga yang menggunakan sumber air minum bersih di Kabupaten
tp
Magelang sudah mencapai 76,43 persen. Semakin tinggi persentase rumah tangga
ht
32
PROFIL KESEHATAN
KABUPATEN MAGELANG 2019
23.57
76.43
id
o.
.g
ps
Sumber Air Minum Bersih Sumber Air Minum Tidak Bersih
.b
ab
Gambar 4.1 Persentase Rumah Tangga menurut Penggunaan Sumber Air Minum
k
Sesuai konsep dan definisi, sumber air minum bersih dimaksud adalah
ag
sumber air minum yang berasal dari air kemasan, air isi ulang, leding, dan sumur
//m
bor/pompa, sumur terlindung, serta mata air terlindung dengan jarak ke tempat
s:
tp
33
PROFIL KESEHATAN
KABUPATEN MAGELANG 2019
konsep dan definisi Susenas 2019, sumber air minum layak dimaksud adalah
sumber air minum yang berasal dari leding, air hujan, dan sumur bor/pompa,
sumur terlindung, serta mata air terlindung dengan jarak ke tempat penampungan
limbah/kotoran/tinja terdekat lebih dari 10 meter. Hal yang membedakan dengan
penggunaan sumber air minum bersih adalah penggunaan air kemasan bermerk
dan air isi ulang. Selain itu, berdasarkan konsep dan definisi tersebut, air hujan
termasuk dalam kriteria layak konsumsi.
id
o.
.g
ps
9.41
.b
k ab
ng
e la
ag
90.59
//m
s:
tp
ht
Gambar 4.2 Persentase Rumah Tangga menurut Kepemilikan Akses Air Layak di
Kabupaten Magelang, 2019
34
PROFIL KESEHATAN
KABUPATEN MAGELANG 2019
menunjukkan semakin baik pula derajat kesehatan rumah tangga di daerah
tersebut.
id
satu solusi yang ditawarkan melalui percepatan pembangunan sanitasi adalah
o.
digencarkannya sosialisasi terkait sanitasi layak. Dengan memberikan pemahaman
.g
ps
dan upaya persuasif terhadap penduduk dapat meningkatkan kesadaran akan
sanitasi yang bersih dan ideal. .b
kab
ng
Formula SDGs dari sanitasi layak adalah fasilitas BAB sendiri atau bersama,
la
e
jenis kloset leher angsa, dengan tempat pembuangan septik tank atau Sistem
ag
Pengolahan Air Limbah (SPAL). Fasilitas sanitasi yang bersih dan sehat sangat
//m
tangganya. Sebaliknya, sanitasi yang tidak layak dan tidak terawat dapat
menyebabkan masalah kesehatan.
35
PROFIL KESEHATAN
KABUPATEN MAGELANG 2019
26.03
Sanitasi Layak
Sanitasi Tidak Layak
73.97
id
o.
.g
ps
.b
ab
Gambar 4.3 Persentase Rumah Tangga menurut Kepemilikan Akses terhadap
k
36
ht
tp
s:
//m
ag
ela
ng
kab
.b
ps
.g
o.
id