Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ORGANIK I
SENYAWA ALKOHOL DAN FENOL

OLEH :
KELOMPOK 8

NAMA : ANISYA PUTRI ISLAMI


NIM : F1C112014
PRODI : KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS JAMBI
JAMBI
2014
SENYAWA ALKOHOL DAN FENOL

1. Tujuan Percobaan :
 Mengajarkan tentang senyawa alkohol serta mempelajari sifat
kimia dari alkohol itu sendiri.
 Membedakan antara alkohol primer, sekunder, dan tersier apabila
bereaksi dengan zat lain.

2. Landasan Teori :

Alkohol mempunyai ikatan yang mirip air dan terdiri dari molekul
polar. Karena alkohol dapat membentuk ikatan hidrogen antar molekul-
molekulnya, maka titik didih alkohol lebih tinggi daripada titik didih alkil halida
atau eter, yang bobot molekulnya sebanding. Alkohol berbobot rendah larut dalam
air, kelarutan ini disebabkan oleh ikatan hidrogen antara alkohol dan air.
Turunan alkohol terutama digunakan untuk:
1. Antiseptik pada pembedahan dan pada kulit, misalnya etanol dan
isopropylalkohol.
2. Pengawet, contohnya benzyl alkohol, fenitil alkohol dan klorbutanol.
3. Mensterilkan udara dalam bentuk aerosol, contohnya etilen glikol,
propilenglikol dan trimetilen glikol.
Fenol merupakan asam yang lebih kuat dari pada alkohol atau air.
Fenoldengan pKa=10 dengan kekuatan asam kira-kira ditengah antara etanol dan
asamasetat. Ion fenoksida merupakan basa yang lebih lemah dibandingkan OH,
oleh karena itu, fenoksida dapat diolah dengan seuatu fenol dan NaOH dalam air.
Reaktifitas ini sangat berbeda dengan reaktifitas alkohol. Fenol bersifat lebih
asam dibandingkan alkohol karena anion yang dihasilkan oleh resonansi, dengan
muatan negatifnya disebar (delokalisasi) oleh cincin aromatik.
( Fessenden,1986 )
Alkohol dapat dianggap hidrolisis dari alkana, maupun sebagai turunan
dari air H-OH. Sebagai turunan dari alkana maupun air, sifat alkohol dapat
menyerupai sifat air karena kesamaan gugus fugsi keduanya. Alkohol rantai
rendah (C1-C5) mempunyai sifat yang menyerupai sifat air karena gugus hidroksil
(-OH) mengambil bagian yang lebih besar dalam molekulnya, sedangkan alkohol
yang lebih tinggi dari (C6 ke atas) terutama mempunyai sifat alkana, hanya sedikit larut
dalam air, tetapi mudah larut dalam pelarut organik. Sifat lain dari alkohol dapat
di tentukan oleh letak gugus hidroksil pada atom C, yang dikenal sebagai alkohol
primer R-OH, alkohol sekunder R``CH-OH dan alkohol tersier R```C-OH.
( Sahidin dkk, 2011 )
Fenol merupakan salah satu senyawa organik yang berasal dari buangan
industri yang berbahaya bagi lingkungan dan manusia. Dalam konsentrasi tertentu
senyawa ini dapat memberikan efek yang buruk terhadap manusia, antara lain
berupa kerusakan hati dan ginjal, penurunan tekanan darah, pelemahan detak
jantung, hingga kematian. Senyawa ini dapat dikatakan aman bagi lingkungan jika
konsentrasinya berkisar antara 0,5 – 1,0 mg/l sesuai dengan KEP No. 51/MENLH/
10/1995 dan ambang batas fenol dalam air baku airminum adalah 0,002 mg/l
seperti dinyatakan oleh BAPEDAL.
( Slamet, 2005 )
Fenol memiliki spektrum luas dengan sifat kelarutan pada suatu
pelarutyang berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh gugus hidroksil pada
senyawatersebut yang dimiliki berbeda jumlah dan posisinya.
( Pambayun, 2007 )
Berdasarkan perbedaan letak terikatnya gugus –OH pada atom C. Alkohol
dibedakan menjadi tiga, yaitu alkohol primer, alkohol sekunder dan alkohol
tersier. Alkohol primer yaitu jika gugus –OH terikat pada atom C primer (atom C
yang mengikat 1 atom C yang lain secara langsung). Alkohol sekunder yaitu jika
gugus –OH terikat pada atom C sekunder (atom C yang mengikat secara langsung
dua atom C yang lain). Alkohol tersier yaitu jika gugus –OH terikat pada atom C
tersier (atom C yang mengikat secara langsung tiga buah atom C yang lain. Secara
fisik akan sulit membedakan antara alkohol primer, sekunder dan tersier. Karena
bau dan warna ketiganya dapat dikatakan sama.
( Ghalib,2010 )
Alkohol merupakan senyawa yang penting dalam kehidupan sehari-hari
karena dapat digunakan sebagai zat pembunuh kuman, bahan bakar maupun pelarut. Dalam
laboratorium dan industri, alkohol digunakan sebagai pelarut dan reagensia.
( Suminar, 1990 )
Fenol mempunyai gugus seperti alkohol akan tetapi gugus fungsinya
melekat langsung pada cincin aromatik. Fenol mempunyai sifat-sifat yaitu
mempunyai sifat asam. Atom H dapat diganti tak hanya dengan logam (seperti
alkohol tetapi juga dengan basa, terjadi fenolat. Sifat asam dar ifenol-fenol lemah
dan fenolat ini dapat diuraikan dengan asam karbonat. Mudah dioksidasi, juga
oleh O2 udara dan memberikan zat-zat warna, mereduksi larutan fehling dan Ag-
beramoniak. Memberi reaksi-reaksi berwarna dengan FeCl3. Mempunyai sifat
antiseptik, beracun, mengikis, Ka = 1 X 10-10.
Fenol biasanya digunakan sebagai antiseptikum (dimana hal ini mungkin
karena mempunyai sifat mengkoagulasu protein) koefisien fenol (kf) :
perbandingan kons. Fenol/kons. Zat untuk mematikan suatu macam bakteri dalam
waktu yang sama dan juga sebagai sintesis misalnya : asam salisilat, aspirin, dan
fenolftalein.
( Riawan, 1990 )
Fenol atau asam karoksilat atau benzenol adalah kristal tak berwarna yang
memiliki bau khas. Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki
gugus hidroksil (-OH) yang berikatan dengan cincin fenil. Karakteristik fenol
memiliki kelarutan terbatas dalam air, yakni 8,3 gram / 100 ml. Fenol memiliki
sifat yang cenderung sama, artinya ia dapat melepaskan ion H+ dari gugus
hidroksilnya.
Fenol didapat melalui oksidasi sebagian pada benzena atau asam benzoat
dengan proses Rasching, fenol juga dapat diperoleh sebagai hasil dari oksidasi
batu bara. Fenol merupakan komponen utama pada antiseptik dagang,
triklorofenol atau dikenal TCP (trichlorophenol). Fenol juga merupakan bagian
komposisi beberapa anestitika oral, misalnya semprotan kloraseptik. Fenol juga
berfungsi dalam pembuatan obat-obatan (bagian dari produksi aspirin, pembasmi
rumput liar dan lainnya).
( Kaniawati, 2011 )
3. Prosedur Percobaan
3.1 Alat dan Bahan
 Bahan
 Etanol  Gliserol
 Butanol  CuSO4
 Isoamil alkohol  Fenol
 ter-Butanol  Brom 2% dalam CCl4
 Iodium dalam KI  FeCl3
 NaOH 10%  Metanol
 Asam asetat glasial  Logam Na
 Asam sulfat pekat  Natrium Bikromat 1%
 Iso amilalkohol  KmnO4
 HCl  Indikator PP
 ZnCl2  Air Brom

 Alat
 Tabung reaksi
 Pipet tetes
 Pemanas air
 Gelas ukur 25 ml
 Gelas piala

3.2 Skema Kerja


A. Alkohol
1. Tes Iodoform

etanol butanol Isoamil alkohol

Dimasukan masing-masing ke dalam satu


tabung reaksi.

Iodium dalam KI
Ditambahkan sebanyak 2-3 tetes
. NaOH 10%

Ditambahkan tetes demi tetes sampai warna


iodium hilang.
Hasil

2. Reaksi Esterifikasi

etanol butanol Isoamil alkohol

Dimasukan masing-masing ke dalam satu


tabung reaksi.
Asam asetat glasial 1 ml

Ditambahkan masing-masing ke dalam tabung


reaksi tadi.
Asam sulfat pekat 0,5 ml

Ditambahkan ke dalam tabung dengan hati-


hati.
Diguncang dan dipanaskan perlahan.
Air 3 ml

Ditambahkan dan diamati uap yang terjadi.


Hasil
3. Tes dengan logam Na

Metanol/etanol 3 ml
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
Logam Na 1 lempeng
Ditambahkan ke dalam tabung reaksi.
Diguncang dan diamati.
Indikator PP
Dimasukkan beberapa tetes ke dalam larutan
yang diperoleh.
Diamati dan dicatat hasilnya.
Hasil
4. Tes Oksidasi

Asam sulfat pekat


Ditambahkan ke dalam larutan :
Na-bikromat 1 % 5 ml
Dicampurkan dan dikocok dengan baik.
Sampel uji 2 tetes
Ditambahkan dan dipanaskan perlahan.
Diamati perubahan warna larutan.
Dilakukan tes ini untuk : etanol, Isoamil
alkohol, dan ter-butanol.
Hasil

5. Tes Lucas

Sampel alkohol 0,5 ml


Dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
Pereaksi Lucas 3 ml
Ditambahkan dengan cepat ke dalam tabung
reaksi pada suhu 26-27oC.
Ditutup tabung, dikocok dan didinginkan
amati setelah 5 menit dan 1 jam.
Dicatat waktu selama reaksi berlangsung
dengan terlihatnya larutan menyerupai awan.
Dilakukan tes kedua jika hasilnya positif
dengan menggunakan HCl pekat.
Diamati hasilnya.

Hasil
4. Hasil dan Pembahasan
4.1 Data Pengamatan
No. Perlakuan Pengamatan
1. Tes Iodoform
 etanol, butanol, isoamil
alkohol + 3 tetes Iodium
dalam KI + NaOH 10%
 Sebelum penambahan  Etanol : warna kuning
NaOH dan setelah  Butanol : keruh dan ada gelembung
penambahan Iodium.  Isoamil alkohol : warna larutan
kuning muda
 Setelah penambahan  Etanol : Penambahan 5 tetes NaOH,
NaOH warana kuning dari iodiumnya hilang.
 Butanol : Penambahan 20 tetes,
terdapat dua lapisan ditengah ada
gelembung.
 Isoamilalkohol : penambahan 20 tetes,
warana iodium hilang terdapat dua
lapisan.
2. Tes Esterifikasi
 Etanol, butanol, isoamil
alkohol + 1 ml asam asetat
glasial + 0,5 asam sulfat
pekat + 3 ml air
 Sebelum dipanaskan  Etanol : bening
 Butanol : bening
 Isoamil alkohol : bening
 Setelah dipanaskan  Etanol : larutan tetap bening, terdapat
gelembung. Ketika ditambah air,
terbentuk dua lapisan yang bening,
lapisan atas merupakan ester yang
beraroma pisang.
 Butanol : Lapisan berubah warna
coklat kehitaman dan terdapat gas.
Setelah ditambah air, terdapat tiga
lapisan atas berwarna merah yang
merupakan ester beraroma balon tiup.
 Isoamil alkohol : sebelum ditambah
air, lapisan berwarna coklat
kemerahan dengan adanya gas. Ketika
penambahan air, terdapat 3 lapisan
dengan aroma apel.
3. Tes Lucas
 Setelah 5 menit  Butanol : larutan bening
 Tersier : larutan keruh
 Isoamil alkohol : larutan bening
 Setelah 1 jam  Butanol : larutan keruh
 Tersier : terdapat dua lapisan yang
dibawah keruh dan atas bening ada
gelembung.
 Isoamil alkohol : larutan keruh

4. Membedakan monoalkohol
dan polialkohol
 1 ml etanol, gliserol + 3  Gliserol : ketika ditambahkan 5 tetes
tetes CuSO4 5% dan NaOH aquades, ada kristal tetapi hilang
10% setelah diguncang. Ditambah CuSO4
dan NaOH larutan berwarna kuning
dan beraroma pepermint. Tetapi
sebelumnya terjadi tiga pergantian
warna dari warna biru berubah
menjadi hijau lumut dan ketika
diguncang berwarna kuning pekat.
 Etanol : ditambah sekitar 5 tets air.
Dan ketika ditambah CuSO4 dan
NaOH berwarna biru.
5. Fenol
Tes dengan FeCl3
 1 ml fenol, aquades + FeCl3  Fenol : saat penambahan 3 tetes
2,5% FeCl3, perubahan warna dari bening
menjadi kuning kecoklatan.
 Aquades : perubahan warna bening
menjadi kuning muda.

4.2 Pembahasan

Alkohol merupakan kelompok senyawa organik yang cukup populer dan


rumus molekulnya secara umum dapat dituliskan sebagai R-OH, dengan R-adalah
gugus alkil dan gugus hidroksi,-OH, sebagai gugus fungsi. Fenol mempunyai
struktur yang serupa dengan alkohol tetapi gugus fungsinya melekat langsung
pada cincin aromatik, dan dengan A-(sebagai aril) maka rumus fenol dituliskan
sebagai Ar-OH. Alkohol terbagi atas 3 golongan yaitu alkohol primer, alkohol
sekunder dan alkohol tersier.

Percobaan pertama yang dilakukan yaitu tes iodoform pada sampel alkohol.
Seperti judulnya uji ini dilakukan dengan menggunakan reagen iodoform untuk
proses reaksinya. Hasil yang diperoleh sebelum penambahan NaOH dan setelah
penambahan Iodium yaitu etanol berwarna kuning, butanol larutan keruh dan ada
gelembung dan isoamil alkohol warna larutan kuning muda. Sedangkan setelah
penambahan NaOH mendapatkan hasil yaitu untuk etanol setelah penambahan 5
tetes NaOH, warana kuning dari iodiumnya hilang, pada butanol setelah
penambahan 20 tetes, terdapat dua lapisan ditengah ada gelembung dan pada
isoamilalkohol setelah penambahan 20 tetes, warana iodium hilang terdapat dua
lapisan. Hasil yang demikian dapat terjadi karena senyawa yang mengandung
salah satu dari gugus –I-CH3 dan OH-CH3 akan bereaksi dengan I2 dalam NaOH
akan memberikan endapan kuning iodoform. Reaksi ini adalah reaksi terhadap
test. Sedangkan warna kuning yang menghilang, hal itu disebabkan karena iodium
yang terdapat dalam campuran larutan tersebut larut setelah penambahan NaOH.
Persamaan reaksi untuk percobaan ini adalah.
RCH(OH)CH3 + 4 I2 + 6 NaOH --------->> RCOONa + 5 NaI +5 H2O + CHI3
Menurut literatur pada uji iodoform positif untuk alkohol primer dan alkohol
sekunder sedangkan negatif untuk alkohol tersier. Uji iodoform reaksi
antara sampel alkohol dengan iodin akan membentuk larutan berwarna kuning.
Hal ini disebabkan karena alkohol bereaksi dengan hidrogen halida menghasilkan
alkil halida. Berarti pada setiap sampel alkohol mengandung iodoform.

Percobaan kedua yaitu mengenai reaksi esterifikasi yang masih melibatkan


senyawa-senyawa alkohol yang digunakan. Pada percobaan reaksi esterifikasi ini
dilakukan proses pemanasan didalamnya. Proses pemanasan ini bertujuan untuk
menyempurnakan reaksi yakni dengan mendidihkan campuran, lalu
mengkondensasi uap dengan pendingin air . Hasil yang didapat dari percobaan ini
yaitu pada sampel sebelum dipanaskan larutan etanol bening, butanol bening dan
juga isoamil alkohol bening. Sedangkan setelah proses pemanasan hasil yang
diperoleh yaitu untuk etanol larutan tetap bening, terdapat gelembung. Ketika
ditambah air, terbentuk dua lapisan yang bening, lapisan atas merupakan ester
yang beraroma pisang. Untuk butanol lapisan berubah warna coklat kehitaman
dan terdapat gas. Setelah ditambah air, terdapat tiga lapisan atas berwarna merah
yang merupakan ester beraroma balon tiup. Dan untuk isoamil alkohol sebelum
ditambah air, lapisan berwarna coklat kemerahan dengan adanya gas. Ketika
penambahan air, terdapat 3 lapisan dengan aroma apel.
Terdapat perbedaan hasil yang praktikan dapatkan dengan hasil pada literatur
misalnya pada etanol yang beraroma pisang menurut praktikan sedangkan dari
literatur aroma dari reaksi etanol tersebut bearoma balon tiup. Hal ini terjadi
disebabkan dalam praktikum kemungkinan praktikan salah dalam menafsirkan
aroma yang ada.

Percobaan yang ketiga yaitu tes dengan logam Na, tetapi tes ini tidak
dilakukan praktikan dikarenakan bahan yang dibutuhkan dalam percobaan ini
tidak tersedia. Sehingga praktikan hanya mengambil literatur yang ada mengenai
percobaan ini.
Menurut literatur pada uji ini akan bernilai positif jika alkohol dan fenol bereaksi
menghasilkan gas H2. Pada pengujian pada alkohol primer menghasilkan banyak
gelembung gas H2. Sedangkan untuk alkohol sekunder dan alkohol tersier
menghasilkan gelembung relatif sedikit dibandingkan yang terjadi pada alkohol
primer.
Reaksi antara natrium dan etanol
Sebuah lempeng kecil dari natrium yang dimasukkan ke dalam etanol akan
bereaksi stabil menghasilkan gelembung-gelembung gas hidrogen dan
membentuk larutan natrium etoksida yang tidak berwarna, CH3CH2ONa. Natrium
etoksida juga dikenal sebagai alkoksida.
Jika larutan diuapkan sampai kering, maka natrium etoksida akan tertinggal
sebagai sebuah padatan putih.

Walaupun jika dilihat sekilas tampak sebagai sebuah reaksi yang baru dan cukup
rumit, namun sebenarnya reaksi ini sama persis dengan reaksi antara natrium dan
air (kecuali reaksinya yang berlangsung lebih cepat).

Percobaan yang keempat yaitu mengenai tes oksidasi, tes ini juga tidak
dilakukan karena bahan yang dibutuhkan tidak tersedia di laboratorium. Sehingga
praktikan hanya mengambil literatur mengenai tes oksidasi ini.
Menurut literatur pada tes oksidasi, sampel ditambah Na.Bikarbonat dan H2SO4
menghasilkan warna larutan orange coklat bagi sampel etanol, terbentuk 2 lapisan
bagi sampel sec-butanol, lapisan pertama berwarna hijau dan lapisan ke dua
berwarna coklat. Hal ini terjadi disebabkan karena alkohol mengalami proses
oksidasi. Oksidasi terkendali dari alkohol primer menghasilkan aldehid dan dapat
teroksidasi lebih lanjut membentuk asam karboksilat.
Reaksinya :
O
H SO
CH2 + C – H 2 4 CH2 – C – H
H etanol etanol (asetat dehida)

OH H2SO4 O
CH3 – C – CH2 – CH3 CH3 – C – CH2 – CH3 (sec-butanol)
H

Selanjutnya percobaan dilakukan untuk uji Lucas. Pada percobaan ini


dilakukan dengan menggunakan larutan Lucas yang telah dibuat terlebih dahulu
dengan mencampurkan 340 gram ZnCl2 kering dan larutan HCl pekat 230 ml
dingin. Percobaan ini bertujuan untuk membedakan alkohol primer, sekunder dan
tersier. Pereaksi lucas ini harus dibuat sebelum melakukan percobaan dikarenakan
pereaksi ini bersifat mudah menguap sehingga jika telah dibuat sebelum
melakukan percobaan dikhawatirkan pereaksi ini tidak memberikan hasil yang
maksimal.
Percobaan ini dilakukan dalam waktu percobaan yaitu selama 5 menit dan 1 jam.
Hal ini dilakukan agar dapat melakukan perbandingan hasil yang didapatkan
selama waktu tersebut.
Hasil yang didapatkan dari percobaan yang telah dilakukan ini adalah pada waktu
5 menit, pada butanol warna larutan bening, tersier larutan keruh, dan isoamil
alkohol larutan bening. Sedangkan untuk waktu satu jam butanol larutan keruh,
tersier terdapat dua lapisan yang dibawah keruh dan atas bening ada gelembung
dan isoamil alkohol larutan keruh. Dapat terlihat bahwa terjadi perubahan keadaan
larutan selama kedua waktu tersebut.
Menurut literatur yang didapat, Alcohol primer dan sekunder akan bereaksi dan
membentuk larutan berwarna hijau, sementara alcohol tersier tidak bereaksi. Saat
pertama kali pereaksi Lucas campuran memebentuk fase homogen tunggal.
Konsentrasi larutan HCl sangat polar cocok dengan alkohol yang bersifat polar.
Kompleks HCl terurai/terlarut. Hal ini menandakan bahwa suatu bagian dari
alkohol sudah bereaksi untuk membentuk alkil halida. Halida bersifat non polar
sehingga terpisah yang disebut sebagai fase kedua. Uji Lucas mengakibatkan
penambahan pereaksi Lucas pada alkohol tak dikenal lalu melihatnya untuk
beberapa saat. Alkohol tersier bereaksi dengan cepat ditandai dengan
terbentuknya kabut di atas larutan. Dari hasil pengamatan yang ada tidak
menunjukkan hasil yang sama, maka kemungkinan ada kesalahan atau
kecerobohan ketika praktikum ini sedang berlangsung yang menyebabkan
munculnya hasil yang tidak sesuai. Pada percobaan ini juga seharusnya praktikan
mengamati kecepatan dari masing-masing larutan bereaksi bukan hanya
mengamati perubahan akhir yang terjadi.

Percobaan terakhir yang dilakukan untuk alkohol adalah membedakan mono


alkohol dan polialkohol. Disini digunakan sampel berupa etanol dan gliserol yang
akan dibandingkan hasil dari keduanya saat ditambahkan CuSO4 5% dan NaOH
10%. Hasil yang diperoleh yaitu pada gliserol ketika ditambahkan 5 tetes aquades,
ada kristal tetapi hilang setelah diguncang. Ditambah CuSO4 dan NaOH larutan
berwarna kuning dan beraroma pepermint. Tetapi sebelumnya terjadi tiga
pergantian warna dari warna biru berubah menjadi hijau lumut dan ketika
diguncang berwarna kuning pekat. Dan pada etanol saat ditambah sekitar 5 tetes
air. Dan ketika ditambah CuSO4 dan NaOH berwarna biru.
Persamaan reaksi untuk percobaan ini adalah :
C2H5OH + CuSO4 + NaOH (C2H5O Cu Na ) + H2O (etanol)
C3H503 + CuSO4 + NaOH (C3H5 O Cu Na)2 . 3H2O (gliserol)
Untuk uji fenol yaitu dilakukan dengan tes FeCl3. Tes ini dilakukan pada
fenol dan air yang akan dibandingkan hasil yang didapat dari keduanya. Hasil
yang didapatkan yaitu untuk fenol saat penambahan 3 tetes FeCl3, perubahan
warna dari bening menjadi kuning kecoklatan. Dan untuk aquades perubahan
warna bening menjadi kuning muda.
Tes Ferri Klorida (FeCl3) digunakan untuk membedakan senyawa alifatik dengan
aromatik. Penambahan FeCl3 ke dalam fenol (alkohol aromatik) menghasilkan
larutan yang warnanya bervariasi dari hijau hingga ungu, tergantung dari struktur
fenolnya.
Perubahan warna yang terjadi pada proses percobaan diatas dikarenakan tes FeCl3
dengan penambahan fenol dan air menghasilan warna kuning, hal ini disebabkan
karena fenol yang bereaksi dengan Fe.
Persamaan reaksi yang terjadi pada percobaan ini yaitu :
C6H6 OH + FeCl3 C6H6 Cl3 + FeOH
5. Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan
Dari percobaan mengenai senyawa alkohol dan fenol ini dapat diambil
kesimpulan bahwa :
 Fenol merupakan asam yang jauh lebih kuat daripada alkohol. Karena
fenol memiliki anion, dengan muatan negatif yang disebar oleh cincin
aromatik.
 Uji Lucas untuk menetukan penggolongan alkohol, yaitu alkohol primer,
alklohol sekunder dan alkohol tersier.
 Untuk membedakan alkohol alifatik dan alkohol aromatik, dapat
digunakan tes oksidasi dengan tes Ferri Klorida (FeCl3).

5.2 Saran
Dalam praktikum ini bahan-bahan yang dibutuhkan banyak yang tidak
tersedia sehingga mengganggu jalannya percobaan. Bahan-bahan yang tidak
tersedia di laboratorium yaitu seperti sec-butanol, metanol, etanol, larutan Na-
bikromat 1%, brom 2% dalam CCl4. Diharapkan agar bahan-bahan yang
dibutuhkan dalam praktikum dapat tersedia dengan lengkap, sehingga dapat
menunjang proses pembelajaran dengan baik.
6. Daftar Pustaka

Fessenden, J, S & Fessenden, R, J. 1994. Kimia Organik Edisi III jilid 2.


Erlangga : Jakarta.
Ghalib, Achmad Kholish. 2010. Buku Pintar Kimia. Powerbooks : Jakarta.
Kaniawati. 2011. Asam Pikrat. Universitas Malang : Malang.
Pambayun. 2007. Fenol. Http://pambayun.blogspot.com/. Diakses tanggal 13 april
2014.
Riawan, S. 1990. Kimia Organik. Binarupa aksara : Jakarta.
Sahidin. 2011. Senyawa Alkohol. Http://sahidin.blogspot.com/. Diakses tanggal
13 april 2014.
Slamet, G. 2005. Alkohol dan Fenol. Http://slametguntur.blogspot.com/. Diakses
tanggal 13 april 2014.
Suminar Achmadi. 1990. Kimia Dasar. Erlangga : Jakarta.
LAMPIRAN
A. Pertanyaan

1. Terangkan mengapa metanol tidak memberikan hasil positif dengan iodoform ?


Jawab :

2. Tuliskan struktur 2-propanol dan isobutanol serta nyatakan apakah


memberikan tes positif dengan tes iodoform !
Jawab :

3. Tulis rumus struktur dan isomer (2buah) dari amilalkohol, yang manakah yang
memberikan tes positif dengan tes Lucas, tetapi memberikan tes negatif
terhadap tes iodoform. Apakah perbedaannya antara alkohol dan fenol ?
Jawab :

Anda mungkin juga menyukai