Anda di halaman 1dari 37

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

ASKEP DERMATITIS

Dosen pengampu :
Ns.Soviarni,M.kep

Oleh :
Foelsi Khasafutri
Elva tahlia eftiviana
Nadia afrilia cantika

AKPER BINA INSANI SAKTI SUNGAI PENUH TAHUN


AJARAN 2018/2019

1
Kata pengantar
Puji syukur kehadirat allah swt, karena atas limpah rahmat dan
hidayahnya saya dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang
telah ditetapkan.

Dalam penulisan ini saya menemukan banyak kesulitan dalam


membuat makalah ini, tetapi itu dapat saya lalui dengan baik. Hal itu tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini saya
mengucapkan terimakasih terutama kepada ibuk Ns.Soviarni, M.kep selaku
dosen keperawatan medikal bedah 1

Namun demikian saya menyadari bahwa dalam makalah ini masih


banyak terdapat kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan yang
diharapkan. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

2
Daftar isi
KATA PENGAN TAR .......................................................................................
i

DAFTAR ISI .....................................................................................................


ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................


1

A.Latar Belakang ........................................................................................


1
B.Tujua Umum ...........................................................................................
2
C.Tujuan Khusus ........................................................................................
2

BAB II LANDASAN TEORI DAN ASUHAN KEPERAWATAN .......................


3

A. Konsep Dasar Keperawatan

1. ReviewAnatomi Fisiologi .................................................................


3
2. Pengertian Dermatitis ......................................................................
6
3. Epidemiologi ....................................................................................
7
4. Klasifikasi ........................................................................................
7
5. Penyebab Dermatitis .......................................................................
8
6. Tanda dan Gejala ............................................................................
9
7. Patofisiologi .....................................................................................
10
8. Pemeriksaan Diagnosis ..................................................................
13
9. Penalaksanaan ................................................................................
14......................................................................................................
10. Pencegahan ....................................................................................
14

3
11. Pengobatan .....................................................................................
15
12. Komplikasi .......................................................................................
16

B. Asuhan Keperawatn
1. Pengkajian .......................................................................................
17......................................................................................................
2. Diagnosa Keperawatan ...................................................................
21
3. Intervensi Keprawatan .....................................................................
22
4. Implementasi Keperawatan .............................................................
33
5. Evaluasi ...........................................................................................
33

BAB III PENUTUP ............................................................................................


34

A. Kesimpulan .............................................................................................
34
B. Saran ......................................................................................................
34

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kulit merupakan organ terbesar pada tubuh manusia mebungkus otot-otot
dan organ dalam.Kulit berfungsi melindungi tubuh dari trauma dan
merupakan benteng pertahanan terhadap bakteri.Kehilangan panas dan
penyimpanan panas diatur melalui vasodilatasi pembuluh-pembuluh darah
kulit atau sekresi kelenjar keringat.Organ-organ adneksa kulit seperti kuku
dan rambut telah diketahui mempunyai nilai-nilai kosmetik.Kulit juga

4
merupakan sensasi raba, tekan, suhu, nyeri, dan nikmat berkat jalinan ujung-
ujung saraf yang saling bertautan. Secara mikroskopis kulit terdiri dari tiga
lapisan: pidermis, dermis, dan lemak subkutan. Epidermis, bagian terluar dari
kulit dibagi menjadi dua lapisan utama yaitu stratum korneum dan stratum
malfigi.Dermis terletak tepat di bawah pidermis, dan terdiri dari serabut-
serabut kolagen, elastin, dan retikulin yang tertanam dalam substansi
dasar.Matriks kulit mengandung pembuluh-pembuluh darah dan saraf yang
menyokong dan memberi nutrisi pada epidermis yang sedang tumbuh.Juga
terdapat limfosit, histiosit, dan leukosit yang melindungi tubuh dari infeksi
dan invasi benda-benda asing.Di bawah dermis terdapat lapisan lemak
subcutan yang merupakan bantalan untuk kulit, isolasi untuk pertahankan
suhu tubuh dan tempat penyimpanan energi.
Salah satu penyakit kulit yang paling sering dijumpai yakni Dermatitis
yang lebih dikenal sebagai eksim, merupakan penyakit kulit yang mengalami
peradangan.Dermatitis dapat terjadi karena bermacam sebab dan timbul
dalam berbagai jenis, terutama kulit yang kering.Umumnya enzim dapat
menyebabkan pembengkakan, memerah, dan gatal pada kulit.Dermatitis tidak
berbahaya, dalam arti tidak membahayakan hidup dan tidak menular.
Walaupun demikian, penyakit ini jelas menyebabkan rasa tidak nyaman
dan amat mengganggu.Dermatitis muncul dalam beberapa jenis, yang
masing-masing memiliki indikasi dan gejala Dermatitis yang muncul dipicu
alergen (penyebab alergi) tertentu seperti racun yang terdapat pada berbeda.

B. Tujuan Umum
Setelah mengikuti seminar tentang Dermatitis mahasiswa mampu memahami
konsep penyakit dermatitis dan mampu memberikan asuhan keperawatan
dermatitis.

C. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa Mampu menjelaskan konsep penyakit Dermatitis.
2. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian kepada penderita Dermatitis.

5
3. Mahasiswa mampu menentukan diagnosa keperawatan penyakit
Dermatitis.
4. Mahasiswa mampu menentukan intervensi keperawatan penyakit
Dermatitis.
5. Mahasiswa mampu melakukan tindakan keperawatan penyakit
Dermatitis.
6. Mahasiswa mampu melakukan evalusi penyakit Dermatitis.
7. Mahasiswa melakukan dokumentasi penyakit Dermatitis.

6
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Konsep Dasar Keperawatan

1. Review Anatomi Fisiologi


Organ Limfatik
Kulit tubuh terbentuk atas dua lapisan, yaitu: Kulit luar (Epidermis) dan kulit
dalam (Dermis). Di bawah dermis terdapat satu lapisan yang tersusun atas
jaringan lemak atau jaringan adiposa.
a. Kulit Luar atau Epidermis
Lapisan ini tersusun atas jaringan epietel berlapis dan dapat dibagi menjadi
dua lapisan, yaitu:
1) Lapisan tanduk atau lapisan horny: Lapisan ini terdapat dibagian paling
luar dan sel-sel di bagian ini berbentuk pipih dan tertekan serta
kehilangan sifat bentuknya. Sel-sel dibagian lapisan ini merupakan sel-
sel yang sudah mati dan jika sudah aus atau terkikis, sel tersebut diganti
oleh sel yang baru dari lapisan sel-sel hidup.
2) Lapisan germinalis: Sel-sel dibagian ini berbentuk bulat dan memiliki
nukleus. Sel pada lapisan germinalis senantiasa membelah dan
membentuk sel baru untuk mengganti sel yang hilang karena terkikis
lapisan tanduk di depan kulit luar. Kulit luar tidak dilengkapi dengan
pembuluh darah, kulit ini menerima zat makanan melalui cairan limfa

7
yang mengalir di antara sel-sel di lapisan bagian bawah. Ketebalan kulit
luar berbeda-beda mengikuti tempatnya dibagian tubuh. Kulit yang
paling tebal adalah kulit dibagian telapak kaki. Pigmen yang dikenal
dengan melanin yang terdapat di dalam kulit tubuh menentukan warna
kulit manusia.
b. Kulit dalam atau dermis
Dermis merupakan kulit yang sebenarnya dan tersusun atas jaringan ikat,
terutama jaringan fibrosa dan elastis. Dalam kulit ini terdapat struktur
sebagai berikut:
1) Kelenjar keringat
Kelenjar keringat adalah kelenjar kecil yang sangat
penting.Kelenjar ini sebagian besar terdapat ditelapak atangan, telapak
kaki, dahi dan ketiak. Menurut ahli sitologi, setiap 6,5 cm² kulit
ditelapak tangan terdapat sekitar 3.000 kelenjar keringat.
Kelenjar keringat tersusun atas saluran berbentuk melingkar dan
mengandung banyak pembuluh darah. Dari kelenjar ini, saluran
tersebut naik ke atas kemudian menembus kulit, dan tempat saluran ini
menembus kulit disebut liang keringat atau liang roma. Keringat
berasal dari darah dan mengandung air serta natrium klorida.Keringat
merupakan suatu limbah tubuh yang membantu menyejukkan tubuh
dan membantu pengaturan suhu tubuh serta keseimbangan air dan
elektrolit tubuh.Produksi keringat dikendalikan oleh sistem saraf
autonom baiagn simpatetik.Keringat senantiasa dihasilkan oleh kelenjar
keringat, tetapi pada saat beristirahat, keringat menguap dengan cepat
dan tidak begitu terlihat.Hal ini disebut pengeluaran keringat secara
tidak sadar. Jika keringat dihasilkan secara berlebihan atau jika
penguapannya terganggu, keringat menjadi terlihat jelas, hal ini dikenal
sebagai pengeluaran keringat secara nyata
2) Kelenjar sebaseus atau kelenjar minyak
Kelenjar sebaseus terdapat di seluruh bagian tubuh dan paling
banyak terdapat di bagian muka, kepala, dan bagian kulit yang

8
berambut.Setiap kelenjar sebaseus tersusun atas kantung-kantung yang
memiliki jaringan epitel di sekelilingnya. Saluran dari kantung ini
menuju ke kulit luar, sering kali melalui liang roma. Minyak yang
dihasilkan oleh kelenjar ini membasahi dan melembutkan kulit serta
mencegah rambut menjdai kering dan rapuh.Kelenjar sebaseus yang
khusus juga terdapat di lubang telinga (Yaitu kelenjar serumen atau
kelenjar lilin) dan di kelopak mata (Yaitu kelenjar meibom).
3) Ujung saraf
Serabut atau urat saraf yang terdapat didalam kulit, terutama adalah
serabut saraf indra atau sensorik. Ujung serabut saraf ini berakhir di
dalam kulit tubuh sebagai ujung saraf yang bebas atau sebagai
kumpulan khusus ujung saraf. Sensasi yang menstimulasi kulit tubuh:
a) Sensasi suhu, yaitu panas dan dingin
b) Sensasi sentuhan, yaitu sentuhan ringan dan tekanan
c) Sensasi sakit, Di dalam kulit tubuh juga terdapat serabut saraf
motorik dan serabut ini mempersyarafi pembuluh darah dan berasal
dari sistem saraf autonom, bagian simpatetik. Saraf pengucup
saluran mengontraksi pembuluh-pembuluh darah sedangkan saraf
pengembung saluran, mengembangkan saluran itu.
4) Rambut
Rambut dan bulu kulit terdapat di seluruh permukaan kulit, kecuali
telapak tangan dan telapak kaki.Bahan-bahan yang menyusun rambut
mirip dengan bahan yang menyusun lapisan tanduk dikulit luar.Warna
rambut tergantung pada pigmen melanin yang terdapat di dalam kulit.
Setiap helai rambut tumbuh dari folikel rambut, folikel rambut
tertanam di dalam lapisan demis dan dilengkapi dengan pembuluh
darah.Dengan pembentukan sel-sel baru di bagian akar, rambut itu
tumbuh dan menjadi batang rambut.Batang ini tumbuh menjadi lebih
panjang jika sel-sel yang baru itu mendorong sel-sel yang lama ke
atas.Seperti lapisan tanduk epidermis, rambut juga tersusun atas sel-sel
yang sudah mati.

9
Pada liang-liang rambut melekat otot polos kecil yang disebut
erektor pilorus atau “Penegak rambut”.Jika otot-otot ini berkontraksi,
rambut-rambut itu “berdiri tegak” misalnya pada saat merasa ketakutan
dan kedinginan. Keadaan kulit semacam ini dikenal dengan nama
merinding.
5) Kuku
Kuku jari tersusun atas sel-sel jaringan epidermis yang mati.Suatu
bahan yang disebut keratin mengeras untuk membentuk kuku.Uku itu
tumbuh dari sel-sel epitel khusus dari folikelnya.Folikel kuku adalah
bagian kuku yang diselaputi oleh kulit tubuh dan badannya adalah
bagian yang terpapar.
c. Subcutan
Merupakan lapisan kulit yang paling dalam.Lapisan ini terutama berupa
jaringan adiposa yang memberikan bantalan antara lapisan kulit dan
struktur internal seperti otot dan tulang.Jaringan subcutan dan jumlah
lemak yang tertimbun merupakan faktor penting dalam pengaturan suhu
tubuh.

2. Pengertian Dermatitis
Dermatitis adalah peradangan kulit (Epidermis dan dermis) sebagai respon
terhadap pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogen menimbulkan
kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel,
skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal.Dermatitis cenderung residif dan
menjadi kronis (Djuanda Adhi, 2010).
Dermatitis adalah peradangan pada kulit (inflamasi pada kulit) yang
disertai dengan pengelupasan kulit ari dan pembentukkan sisik (Brunner dan
Suddart, 2000).
Dermatitis adalah epidermo yang berupa gejala subjektif pruritus dan
objektif tampak inflamasi eritema (Arief masjoer, 1998)
Dermatitis lebih dikenal sebagai eksim, merupakan penyakit kulit yang
mengalami peradangan.Dermatitis dapat terjadi karena bermacam sebab dan

10
timbul dalam berbagai jenis, terutama kulit yang kering.Umumnya enzim
dapat menyebabkan pembengkakan, memerah, dan gatal pada kulit.Dermatitis
tidak berbahaya, dalam arti tidak membahayakan hidup dan tidak
menular.Walaupun demikian, penyakit ini jelas menyebabkan rasa tidak
nyaman dan amat mengganggu.Dermatitis yang muncul dipicu alergen
(penyebab alergi) tertentu seperti racun yang terdapat pada dermatitis berbeda.

3. Epidemiologi
Dermatitis kontak uiritan dapat diderita semua orang dari berbagai
golongan umur, ras dan kelamin.Jumlah penderita kontak iritan diperkirakan
cukup banyak, namun angkanya secara tepat sulit diketahui. Hal ini
disebabkan antara lain oleh banyak penderita dengan kelainan ringan tidak
datang berobat. Bila dibandingkan dengan dermatitis kontak iritan jumlah
penderita dermatitis kontak alergik leih sedikit, karena hanya mengenai orang
yang kulitnya sangat peka (hipersensitif).Namun sedikit sekali informasi
mengenai prevalensi dermatitis ini dimasyarakat.(Djuanda, 2010).

4. Klasifikasi
a. Contact Dermatitis adalah dermatitis yang disebabkan oleh
bahan/substansu yang menempel pada kulit (Adhi Djuanda, 2005).
Terdapat 2 tipe dermatitis kontak yang disebabkan oleh zat yang berkontak
dengan kulit yaitu dermatitis kontak iritan dan dermatitis kontak alergik.
1) Dermaitis Kontak Iritan: Kulit berkontak dengan zat iritan dalam waktu
dan konsentrasi cukup, umumnya berbatas relatif tegas. Paparan ulang
akan menyebabkan proses menjadi kronik dan kulit menebal disebut
skin hardering.
2) Dermatitis Kontak Alergik : Batas tak tegas. Proses yang mendasarinya
ialah reaksi hipersensitivitas. Lokalisasi daerah terpapar, tapi tidak
tertutup kemungkinan di daerah lain. Dermatitis yang muncul dipicu
alergen (penyebab alergi) tertentu seperti racun yang terdapat pada
tanaman merambat atau detergen.

11
b. Neurodermatitis adalah Peradangan kulit kronis, gatal, sirkumstrip,
ditandai dengan kulit tebal dan garis kulit tampak lebih menonjol
(likenifikasi) menyerupai kulit batang kayu, akibat garukan atau gosokan
yang berulang-ulang karena berbagai ransangan pruritogenik. (Adhi
Djuanda,2005)
c. Seborrheic Dermatitis adalah gangguan yang biasa terjadi pada kulit kepala
sehingga menyebabkan kulit kepala menjadi bersisik, gatal, memerah dan
memunculkan ketombe yang membandel atau susah dihilangkan.
d. Statis dermatitis Merupakan dermatitis sekunder akibat insufisiensi kronik
vena (atau hipertensi vena) tungkai bawah. (Adhi Djuanda,2005)
e. Atopic dermatitis Merupakan keadaan peradangan kulit kronis dan resitif,
disertai gatal yang umumnya sering terjadi selama masa bayi dan anak-
anaka, sering berhubungan dengan peningkatan kadar IgE dalam serum dan
riwayat atopi pada keluarga atau penderita(D.A, rinitis alergik, atau asma
bronkial).kelainan kulit berupa papul gatal yang kemudian mengalami
ekskoriasi dan likenifikasi, distribusinya dilipatan(fleksural). (Adhi
Djuanda,2005).

5. Penyebab Dermatitis
Penyebab dermatitis belum diketahui secara pasti.Sebagian besar
merupakan respon kulit terhadap agen-agen misal nya zat kimia, bakteri dan
fungi selain itu alergi makanan juga bisa menyebabkan dermatitis.Respon
tersebut dapat berhubungan dengan alergi.( Arief Mansjoer,1998).
Penyebab Dermatitis secara umum dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
a. Luar (eksogen) misalnya bahan kimia (deterjen, oli, semen, asam, basa),
fisik (sinar matahari, suhu), mikroorganisme (mikroorganisme, jamur).
b. Dalam ( endogen ) misalnya dermatitis atopik.

12
6. Tanda dan gejala
Dermatitis muncul dalam beberapa jenis, yang masing-masing memiliki
indikasi dan gejala berbeda:
a. Contact Dermatitis

Dermatitis yang muncul dipicu alergen (penyebab alergi) tertentu seperti


racun yang terdapat pada tanaman merambat atau detergen.Indikasi dan
gejala antara kulit memerah dan gatal. Jika memburuk, penderita akan
mengalami bentol-bentol yang meradang. Disebabkan kontak langsung
dengan salah satu penyebab iritasi pada kulit atau alergi.Contohnya sabun
cuci/detergen, sabun mandi atau pembersih lantai.Alergennya bisa berupa
karet, logam, perhiasan, parfum, kosmetik atau rumput.
b. Neurodermatitis

Timbul karena goresan pada kulit secara berulang, bisa berwujud kecil,
datar dan dapat berdiameter sekitar 2,5 sampai 25 cm. Penyakit ini muncul
saat sejumlah pakaian ketat yang kita kenakan menggores kulit sehingga
iritasi. Iritasi ini memicu kita untuk menggaruk bagian yang terasa

13
gatal.Biasanya muncul pada pergelangan kaki, pergelangan tangan, lengan
dan bagian belakang dari leher.
c. Seborrheic Dermatitis

Kulit terasa berminyak dan licin, melepuhnya sisi-sisi dari hidung antara
kedua alis, belakang telinga serta dada bagian atas. Dermatitis ini seringkali
diakibatkan faktor keturunan munjul saat kondisi mental dalam keadaan
stres atau orang yang menderita penyakit saraf seperti parkinson.

d. Statis dermatitis

Merupakan dermatitis sekunder akibat insufisiensi kronik vena(atau


hipertensi vena) tungkai bawah. (Adhi Djuanda,2005) Yang muncul
dengan adanya varises, menyebabkan pergelangan kaki dan tulang kering
berubah warna menjadi memerah atau coklat, menebal dan gatal.Dermatitis
muncul ketika adanya akumulasi cairan di bawah jaringan kulit. Varises
dan kondisi kronis lain pada kaki juga menjadi penyebab.
e. Atopic dermatitis

14
Dengan tanda dan gejala antara lain gatal-gatal, kulit menebal, dan pecah-
pecah. Seringkali muncul di lipatan siku atau belakang lutut.Dermatitis
biasanya muncul saat alergi dan seringkali muncul pada keluarga, yang
salah satu anggota keluarga memiliki asma.Biasanya dimulai sejak bayi
dan mungkin bisa bertambah atau berkurang tingkat keparahannya selama
masa kecil dan dewasa.

7. Patofisiologi
Dermatitis merupakan peradangan pada kulit, baik pada bagian dermis ataupun
epidermis yang disebabkan oleh beberapa zat alergen ataupun zat iritan.Zat
tersebut masuk kedalam kulit yang kemudian menyebabkan hipersensitifitas
pada kulit yang terkena tersebut.Masa inkubasi sesudah terjadi sensitisasi
permulaan terhadap suatu antigen adalah 5-12 hari, sedangkan masa reaksi
setelah terkena yang berikutnya adalah 12-48 jam.Bahan iritan ataupun
allergen yang masuk ke dalam kulit merusak lapisan tanduk, denaturasi
keratin, menyingkirkan lemak lapisan tanduk, dan mengubah daya ikat air
kulit. Keadaan ini akan merusak sel dermis maupun sel epidermis sehingga
menimbulkan kelainan kulit atau dermatitis.
Adapun faktor-faktor yang ikut mendorong perkembangan dermatitis adalah
gesekan, tekanan, balutan, macerasi, panas dan dingin, tempat dan luas daerah
yang terkena dan adanya penyakit kulit lain.

15
SKEMA DERMATITIS

Eksogen dan endogen

v
Kerusakan sel Dikonsumsi atau kontak langsung Ag

Kelainan kulit Iritan kontak dg Ag Sel Penyampai Ag

Oleh sel plasma dan basofil Sel T


Lapisan tanduk
membentuk Ab IgE

Denatursi Keratin HMC


Memicu proses degranulasi

Pelepasan Limfokim
Menyingkirkan
lemak lap.tanduk Pelepasan mediator kimia
berlebihan
Lepas makrofag

Mengubah daya ikat


Reaksi peradangan
air kulit
Kerusakan jaringan

Merusak lapisan Gatal dan rubor


Kelembapan kulit
epidermis
menurun
Reaksi menggaruk berlebih
MK: Gangguan
Kulit mengering
Integritas Kulit
MK: Gangguan rasa nyaman

Nyeri Perubahan warna


Lapisan epidermis
kulit
terbuka invasi
bakteri

MK:Gangguan citra
Pelepasan toksik bakteri tubuh

MK: Risiko infeksi

www.scribd.com
16
8. Pemeriksaan Diagnosis
Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis dermatitis
yaitu :
a. Biopsi kulit: Biopsi kulit adalah pemeriksaan dengan cara mengambil
contoh jaringan dari kulit yang terdapat lesi. Biopsi kulit digunakan
untuk menentukan apakah ada keganasan atau infeksi yang disebabkan
oleh bakteri dan jamur.
b. Uji kultur dan sensitivitas: Uji ini perlu dilakukan untuk mengetahui
adanya virus, bakteri, dan jamur pada kulit. Kegunaan lain adalah untuk
mengetahui apakah mikroorganisme tersebut resisten pada obat-obat
tertentu. Cara pengambilan bahan untuk uji kultur adalah dengan
mengambil eksudat pada lesi kulit.
c. Pemeriksaan dengan menggunakan pencahayaan khusus: Pemeriksaan
kulit perlu mempersiapkam pencahayaan khusus sesuai kasus. Factor
pencahayaan memegang peranan penting.
d. Uji temple: Uji ini dilakukan pada klien yang diduga menderita alergi.
Untuk mengetahui apakah lesi tersebut ada kaitannya dengan factor
imunologis. Untuk mengidentifikasi respon alergi Uji ini menggunakan
bahan kimia yang ditempelkan pada kulit, selanjutnya dilihat bagaimana
reaksi local yang ditimbulkan. Apabila ditemukan kelainan pada kulit,
maka hasil nya positif.
e. Laboratorium
1) Darah : Hb, leukosit, hitung jenis, trombosit, elektrolit, protein total,
albumin, globulin
2) Urin : pemerikasaan histopatologi
f. Penunjang : pemeriksaan histopatologi.

17
9. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medis dan keperawatan dermatitis melalui terapi yaitu :
a. Terapi sitemik 
Pada dermatitis ringan diberi antihistamin atau kombinasi antihistamin,
antiserotonin, antigraditinin, arit-SRS-A dan pada kasus berat
dipertimbangkan pemberian kortikosteroid.
b. Terapi topical
Dermatitis akut diberi kompres bila sub akut cukup diberi bedak
kocok  bila kronik diberi saleb.
c.Diet
Tinggi kalori dan tinggi protein (TKTP) Contoh : daging, susu, ikan,
kacang- kacangan, jeruk, pisang, dan lain-lain.
Mandi 2 kali sehari dengan air dingin, gunakan sabun yang mengandung
pelembab.Setelah mandi dan dikeringkan segera oleskan obat topikal 2
kali sehari pada kelainan kulitnya.
d. Supaya kulit tak menjadi kering, oleskan pelembab 2 kali sehari sehabis
mandi. Walaupun kulit sudah sembuh, pemakaian pelembab tetap
dianjurkan untuk mengatasi kekeringan pada kulit.
e. Krim atau salep corticosteroid bisa mengurangi ruam dan mengendalikan
rasa gatal.
f. Antihistamin (difenhidramin, hydroxizini) bisa mengendalikan rasa gatal,
terutama dengan efek sedatifnya. Obat ini menyebabkan kantuk, jadi
sebaiknya diminum menjelang tidur malam hari.

10. Pencegahan
a. Hindari kontak dengan iritan atau allergen. Jika anda alergi makan
hindarilah faktor pencetus alergi, seperti debu,bulu binatang.
b. Jika gatal, jangan menggaruk karena dapat terjadi luka, radang dan
bernanah.
c. Hindari stres dan menjalankan pola hidup yang sehat.
d. Jaga kebersihan diri dan lingkungan.

18
e. Jaga kelembaban kult dengan cara menghndari perubahan suhu.
f. Hindari berkeringat terlalu banyak atau kepanasan.
g. Hindari sabun dengan bahan yang terlalu keras.

11. Pengobatan
Tujuan utama dari pengobatan adalah menghilangkan rasa gatal untuk
mencegah terjadinya infeksi.Ketika kulit terasa sangat kering dan gatal, lotion
dan krim pelembab sangat dianjurkan untuk membuat kulit menjadi lebih
lembab. Tindakan ini biasanya dilakukan saat kulit masih sedikit basah,
seperti saat habis mandi sehingga lotion yang dioleskan akan
mempertahankan kelembaban kulit. Kompres dingin juga diduga dapat
mengurangi rasa gatal yang terjadi.
a. Krim atau salep kortikosteroid seperti hydrokortison bisa mengurangi
ruam dan mengendalikan rasa gatal. Krim kortikosteroid yang dioleskan
pada daerah yang luas atau dipakai dalam jangka panjang bisa
menyebabkan masalah kesehatan yang serius, karena obat ini diserap ke
dalam aliran darah. Untuk kasus kasus yang berat, dokter akan
memberikan tablet kortikosteroid dan apabila pada daerah eksim telah
terinfeksi maka bisa diberikan antibiotika untuk membunuh bakteri
penyebab infeksi. Mengoleskan jeli minyak atau minyak sayur bisa
membantu menjaga kehalusan dan kelembaban kulit.
b. Pada beberapa penderita, ruam semakin memburuk setelah mereka mandi,
bahkan sabun dan air menyebabkan kulit menjadi kering dan penggosokan
dengan handuk bisa menyebabkan iritasi. Karena itu dianjurkan untuk
lebih jarang mandi, tidak terlau kuat mengusap-usap kulit dengan handuk
dan mengoleskan minyak atau pelumas yang tidak berbau (misalnya krim
pelembab kulit).
c. Antihistamin (difenhidramin, hidroksizin) bisa mengendalikan rasa gatal,
terutama dengan efek sedatifnya. Obat ini menyebabkan kantuk, jadi
sebaiknya diminum menjelang tidur malam hari. Kuku jari tangan
sebaiknya tetap pendek untuk mengurangi kerusakan kulit akibat garukan

19
dan mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi dan cyclosporin untuk
penderita yang tidak berespon terhadap semua jenis pengobatan yang
diberikan.
d. Penderita sebaiknya belajar mengenali tanda-tanda dari infeksi kulit pada
dermatitis atopik (yaitu kulit bertambah merah, pembengkakan, terdapat
gurat-gurat merah dan demam). Jika terjadi infeksi, berikan antibiotik.

12. Komplikasi
a. Dapat terjadi komplikasi yaitu infeksi bakteri. Gejalanya berupa bintik-
bintik yang mengeluarkan nanah. Pembengkakan kelenjar getah bening
sehingga penderita mengalami demam dan lesu.
b. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
c. Infeksi sekunder
d. Komplikasi yang sering terjadi pada anak dengan dermatitis atopi yaitu
alergi saluran napas dan infeksi kulit oleh kuman sthapylococcus aureus
dan virus Herpes Simplex.
e. Infeksi saluran nafas atas
f. Bronkitis
g. Infeksi kulit

20
B. ASUHAN KEPERAWATAN DERMATITIS
1. PENGKAJIAN
a. Identitas Pasien
b. Keluhan Utama : Biasanya pasien mengeluh gatal, rambut rontok
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Penyakit Sekarang : Tanyakan sejak kapan pasien merasakan
keluhan seperti yang ada pada keluhan utama dan tindakan apa saja
yang dilakukan pasien untuk menanggulanginya.
2) Riwayat Penyakit Dahulu : Apakah pasien dulu pernah menderita
penyakit seperti ini atau penyakit kulit lainnya.
3) Riwayat Penyakit Keluarga : Apakah ada keluarga yang pernah
menderita penyakit seperti ini atau penyakit kulit lainnya.
4) Riwayat Psikososial : Apakah pasien merasakan kecemasan yang
berlebihan. Apakah sedang mengalami stress yang berkepanjangan.
5) Riwayat Pemakaian Obat : Apakah pasien pernah menggunakan obat-
obatan yang dipakai pada kulit, atau pernahkah pasien tidak tahan
(alergi) terhadap sesuatu obat.
d. Pola Fungsi Gordon
1) Pola Persepsi dan Penanganan Kesehatan
a) Persepsi terhadap penyakit :
Tanyakan kepada klien pendapatnya mengenai kesehatan dan
penyakit. Apakah pasien langsung mencari pengobatan atau
menunggu sampai penyakit tersebut mengganggu aktivitas pasien
b) Penggunaan :
(1) Tanyakan tentang penggunaan obat-obat tertentu (misalnya
antidepresan trisiklik, antihistamin, fenotiasin, inhibitor
monoamin oksidase ( MAO), antikolinergik dan antispasmotik
dan obat anti-parkinson
(2) Tanyakan tentang penggunaan alcohol, dan tembakau untuk
mengetahui gaya hidup klien.
2) Pola Nutrisi/Metabolisme

21
a) Tanyakan bagaimana pola dan porsi makan sehari-hari klien
( pagi, siang dan malam )
b) Tanyakan bagaimana nafsu makan klien, apakah ada mual
muntah, pantangan atau alergi
c) Tanyakan apakah klien mengalami gangguan dalam menelan
d) Tanyakan apakah klien sering mengkonsumsi buah-buahan dan
sayur-sayuran yang mengandung vitamin antioksidant
3) Pola Eliminasi
a) Tanyakan bagaimana pola BAK dan BAB, warna  dan
karakteristiknya
b) Berapa kali miksi dalam sehari, karakteristik urin dan defekasi
c) Adakah masalah dalam proses miksi dan defekasi, adakah
penggunaan alat bantu untuk miksi dan defekasi
4) Pola Aktivitas/Olahraga
a) Perubahan aktivitas biasanya/hobi sehubungan dengan gangguan
pada kulit
b) Kekuatan Otot :Biasanya klien tidak ada masalah dengan
kekuatan ototnya karena yang terganggu adalah kulitnya
c) Keluhan Beraktivitas : kaji keluhan klien saat beraktivitas.
5) Pola Istirahat/Tidur
a) Kebiasaan : tanyakan lama, kebiasaan dan kualitas tidur pasien
b) Masalah Pola Tidur : Tanyakan apakah terjadi masalah
istirahat/tidur yang berhubungan dengan gangguan pada kulit
c) Bagaimana perasaan klien setelah bangun tidur? Apakah merasa
segar atau tidak?
6) Pola Kognitif/Persepsi
a) Kaji status mental klien
b) Kaji kemampuan berkomunikasi dan kemampuan klien dalam
memahami sesuatu
c) Kaji tingkat anxietas klien berdasarkan ekspresi wajah, nada
bicara klien. Identifikasi penyebab kecemasan klien

22
d) Kaji penglihatan dan pendengaran klien
e) Kaji apakah klien mengalami vertigo
f) Kaji nyeri : Gejalanya yaitu timbul gatal-gatal atau bercak merah
pada kulit.
7) Pola Persepsi dan Konsep Diri
a) Tanyakan pada klien bagaimana klien menggambarkan dirinya
sendiri, apakah kejadian yang menimpa klien mengubah
gambaran dirinya
b) Tanyakan apa yang menjadi pikiran bagi klien, apakah merasa
cemas, depresi atau takut
c) Apakah ada hal yang menjadi pikirannya
8) Pola Peran Hubungan
a) Tanyakan apa pekerjaan pasien
b) Tanyakan tentang system pendukung dalam kehidupan klien
seperti: pasangan, teman, dll.
c) Tanyakan apakah ada masalah keluarga berkenaan dengan
perawatan penyakit klien
9) Pola Seksualitas/Reproduksi
a) Tanyakan masalah seksual klien yang berhubungan dengan
penyakitnya
b) Tanyakan kapan klien mulai menopause dan masalah kesehatan
terkait dengan menopause
c) Tanyakan apakah klien mengalami kesulitan/perubahan dalam
pemenuhan kebutuhan seks
10) Pola Koping-Toleransi Stres
a) Tanyakan dan kaji perhatian utama selama dirawat di RS
( financial atau perawatan diri )
b) Kaji keadan emosi klien sehari-hari dan bagaimana klien
mengatasi kecemasannya (mekanisme koping klien ). Apakah ada
penggunaan obat untuk penghilang stress atau klien sering berbagi
masalahnya dengan orang-orang terdekat.

23
11) Pola Keyakinan-Nilai
a) Tanyakan agama klien dan apakah ada pantangan-pantangan
dalam beragama serta seberapa taat klien menjalankan ajaran
agamanya. Orang yang dekat kepada Tuhannya lebih berfikiran
positif.
e. Pemeriksaan Fisik
1) Subjektif : Gatal
2) Objektif :
a) Skuama kering, basah atau kasar
b) Krusta kekuningan dengan bentuk dan besar bervariasi ( Yang
sering ditemui pada kulit kepala, alis, daerah nasolabial belakang
telinga, lipatan mammae, presternal, ketiak, umbilikus, lipat
bokong, lipat paha dan skrotum )
c) Kerontokan rambut

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Kerusakan integritas kulit b/d lesi dan reaksi inflamasi
b. Nyeri akut b/d lesi kulit
c. Gangguan rasa aman dan nyaman b/d gejala terkait penyakit
d. Gangguan citra tubuh b/d perasaan malu terhadap penampakan diri dan
persepsi diri tentang ketidakbersihan.
e. Resiko infeksi b/d lesi, bercak-bercak merah pada kulit.

24
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Hari diagnosa
dan Rencana
tangg keperawatan
al
Noc Nic
1 Kerusakan Setelah NIC : 3660, Hal : 373
integritas dilakukan 1. Perawatan luka
kulit b/d tindakan a. Cukur rambut disekitar
lesi dan keperawatan daerah yang terkena,
reaksi 3X24 jam. sesui kebutuhan .
inflamasi Label NOC b. Monitor karakteristik
outcome : luka, termasuk drainase,
integritas warna, ukuran, dan bau.
Jaringan : kulit c. Ukur luas luka, yang
dan membran sesuai.
mukosa. d. Berikan perawtan ulkus
Dengan skala pada kulit, yang
target outcome diperlukan.
banyak e. Oleskan salep yang
terganggu (2) sesuai dengan kulit/lesi.
s/d tidak f. Reposisi pasien
terganggu (5). setidaknya setia 2 jam,
(NOC: 1101, dengan tepat.
Hal : 107) g. Anjurkan pasien atau
anggota kelluarga pada
prosedur perawatan luka.
h. Anjurkan pasien dan
keluarga untuk mengenal
tanda dan gejala infeksi.
i. Dokumentasikan lokasi

25
luka, ukuran, dan
tampilan.

.
NOC: 2380 Hal: 199
2. Manajemen Pengobatan
a. Tentukan obat apa
yang diperlukan,
dan kelola menurut
resep dan /atau
protokol.
b. tentukan
kemampuan pasien
untuk mengobati
diri sendiri dengan
cara yang tepat.
c. Monitor efektifitas
cara pemberian obat
yang sesuai.
d. Monitor pasien
mengenai efek
trapeutik obat.
e. Monitor efek
samping obat .
f. Monitor intereaksi
obat yang non
terapeutik.
g. Kaji ulanng pasien
dan / atau keluarga
secara berkala
mengenai jenis dan

26
jumlah obat yang
dikonsumsi.
h. Monitor respon
terhadap perubahan
pengobatan dengan
cara yang tepat.
i. Konsultasi dengan
profesional
perawatan kesehatan
lainnya untuk
meminimalkan
jumlah dan
frekuensi obat yang
dibutuhkan agar
didapatkan efek
terapeutik.

2 Nyeri akut Setelah NIC: 1400, Hal: 198


b/d lesi dilakukan 1. Manajemen Nyeri
kulit tindakan a. Lakukan pengkajian nyeri
keperawatan komperhensif yang
3X24 jam. meliputi lokasi,
Label NOC karakteristik, onset/durasi,
outcome : frekuensi, kualitas,
tingkat nyeri. intensitas atau beratnya
Dengan skala nyeri dan faktor pencetus.
target outcome b. Gunakan strategi
sedang (3) s/d komunikasi terapeutik
tidak ada (5). untuk mengetahui

27
(NOC: 2102, pengalaman nyeri dan
Hal : 577) sampaikan penerimaan
pasien terhadap nyeri.
c. Gali bersama pasien
faktor-faktor yang dapat
menurunkan atau
memperberat nyeri.
d. Bantu keluarga dalam
mencari dan menyiapkan
dukungan.
e. Kendalikan lingkungan
yang dapat
mempengaruhi respon
pasien terhadap
ketidaknyamanan
(misalnya, suhu ruangan,
pencahayaan, suara
bising).
f. Dorong pasien untuk
memonitor nyeri dan
menangani nyerinya
dengan tepat.
g. Dukung istirahat/tidur
yang adekuat untuk
membantu penurunan
nyeri.
h. Beritahu dokter jika
tindakan tidak berhasi
atau jika keluhan pasien
saat ini berubah signifikan
dari pengalaman nyeri

28
sebelumnya.

NIC: 2210, Hal: 247


2. Pemberian Analgesik
a. Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas
dan keparahan nyeri
sebelum mengobati
pasien.
b. Cek printah
pengobatan meliputi
obat, dosis, dan
frekuensi obat
analgesik yang
diresepkan.
c. Cek adanya riwayat
alergi obat.
d. Pilih analgesik atau
kombinasi analgesik
yang sesuai ketika
lebih dari satu yang
diberikan.
e. Berikan kenyamanan
dan aktivitas lain yang
dapat membantu
relaksasi untuk
memfasilitasi
penurunan nyeri.
Kolabotasikan dengan doter
apakah obat, dosis, rute
pemberian, atau perubahan

29
interval dibutuhkan, buat
rekomendasi khusus
berdasarkan prinsip analgesik.
3. Gangguan Setelah NIC: 5820, Hal: 319
rasa aman dilakukan 1. Pengurangan
dan tindakan Kecemasan
nyaman keperawatan a. Gunakan
b/d gejala 3X24 jam. pendekatan yang
terkait Label NOC tenang dan
penyakit outcome : meyakinkan.
status b. Jelaskan semua
kenyamanan prosedur
fisik. Dengan termasuk sensasi
skala target yang akan
outcome dirasakan yang
banyak mungkin akan
terganggu (2) dialami klien
s/d tidak selama prosedur
terganggu (5). (dilkukan).
(NOC: 2010, c. Dorong keluarga
Hal : 529) untuk
mendampingin
klien dengan cara
yang tepat.
d. Dengarkan klien.
e. Kontrol stimulus
untuk kebutuhan
klien secara
tepat.
f. Pertimbangkan
kemampuan klien

30
dalam
mengambil
keputusan.
g. Kaji untuk tanda
verbal dan non
verbal
kecemasan.

NIC: 5880, Hal: 431


2. Teknik Menenangkan
a. Pertahankan
sikap yang
tenang dan hati-
hati.
b. Pertahannkan
kontak mata.
c. Yakinkan
keselamatan dan
keamanan klien.
d. Identifikasi
orang-orang
terdekat klien
yang bia
membantu klien.
e. Tawarkan mandi
air hangat.
f. Instruksikan
klien untuk
menggunakan
metode
mengurangi

31
kecemasan
(misalnya, teknik
nafas dalam,
distraksi,
visualisasi,
meditasi,
relaksasi otot
progressif,
mendengar musik
musik lembut),
jika diperlukan.

4 Gangguan Setelah NIC: 5220, Hal: 324


citra tubuh dilakukan 1. Peningkatan Citra Tubuh
b/d tindakan a. Tentukan harapan citra
perasaan keperawatan diri paien didasarkan
malu 3X24 jam. pada tahap
terhadap Label NOC perkembangan.
penampaka outcome : b. Bantu pasien
n diri dan citra tubuh. mendiskusikan
persepsi Dengan skala perubahan-perubahan
diri tentang target outcome (bagian tubuh)
ketidakbers kadang-kadang disebabkan adanya
ihan positif (3) s/d penyakit atau
konsisten pembedahan, dengan
positif (5). cara yang tepat.
(NOC: 1200, c. Tentukan perubahan
Hal : 79) fisik saat ini apakah
berkontribusi pada citra
diri pasien.
d. Bantu pasien

32
mendiskusikan sterssor
yang mempengaruhi
citra diri terakait dengan
kondisi kongenital,
cedera, penyakit, atau
pembedahan.
e. Monitor frekuensi dari
pernyataan mengkritisi
diri.
f. Tentukan apakah
perubahan citra tubuh
berkontribusi pada
peningkatan isolasi
sosial.
g. Bantu pasien
mengidentifikasi
tindakan-tindakan yang
akan meningkatkan
penampilan.
Indentifikasi kelompok
pendukung yyang tersedia bgi
pasien.
5 Resiko Setelah NIC: 6550, Hal: 398
infeksi b/d dilakukan 1. Perlindungan Infeksi
lesi, tindakan a. Monitor adanya tanda
bercak- keperawatan dan gejal infeksi
bercak 3X24 jam. sistemik dan lokal.
merah Label NOC b. Moniter kerentanan
pada kulit outcome : terhadap infeksi.
keparahan c. Batasi jumlah
infeksi. pengunjung, yang sesuai.

33
Dengan skala d. Pertahankan asepsis
target outcome terhdap pasien yang
sedang (3) s/d beresiko.
tidak ada (5). e. Tingkatkan asupan
(NOC: 0703, nutrisi yang cukup.
Hal : 145) f. Annjurkan asupan cairan
dengan tepat.
g. Anjurkan istirahat.
h. Instruksikan pasien
untuk minum antibiotik
yang diresepkan.
i. Jaga penggunaan
antibiotik dengan
bijaksana.
j. Anjurkan pasien dan
keluarganya mengenai
perbedaan-perbedaan
antara infeksi-infeksi
virus dan bakteri.
k. Ajarkan pasien dan
keluarga mengenai tanda
dan gejala infeksi dan
kapan harus
melaporkannya ke
pemberi layanan
kesehatan.

34
4. IMLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status
kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang lebih baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.

5. EVALUASI KEPERAWATAN
Menurut Keliat, 1998 evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk
menilai efek dari tindakan keperawatan pada klien.
Evaluasi dapat dilakukan berdasarkan SOAP sebagai pola pikir.
S : respon subjektif dari klien terhadap intervensi keperawatan
O : respon objektif dari klien terhadap intervensi keperawatan
A : analisa ulang atas dasar subjek dan objek untuk mengumpulkan apakah
masalah masih ada, munculnya masalah baru, atau ada data yang
berlawanan dengan masalah yang masih ada.
P : perencanaan atau tindakan lanjut berdasarkan hasil analisa pada respon
klien

35
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dermatitis adalah suatu peradangan pada dermis dan epidermis yang dalam
perkembangannya memberikan gambaran klinik berupa efloresensi polimorf
dan pada umumnya memberikan gejala subjektif gatal.
Secara umum penyebab dari dermatitis yaitu : respon kulit terhadap agen-
agen yang beraneka ragam, mis: zat kimia, protein, bakteri adanya respon
alergi.
Secara umum manifestasi klinis dari dermatitis yaitu secara Subyektif ada
tanda–tanda radang akut terutama pruritus ( sebagai pengganti dolor). Selain
itu terdapat pula kenaikan suhu (kalor), kemerahan (rubor), edema atau
pembengkakan dan gangguan fungsi kulit (function laisa).Sedangkan secara
Obyektif, biasanya batas kelainan tidak tegas dan terdapat lesi polimorfi yang
dapat timbul secara serentak atau beturut-turut.
Komplikasi dengan penyakit lain yang dapat terjadi adalah sindrom
pernapasan akut, gangguan ginjal, Infeksi kulit oleh bakteri-bakteri yang lazim
dijumpai terutamastaphylococcus aureus, jamur, atau oleh virus misalnya
herpes simpleks.

B. SARAN
Kepada pembaca disarankan agar dapat mengambil pelajaran dari makalah
ini sehingga apabila terdapat tanda dan gejala penyakit dermatitis pada
seseorang maka kita dapat melakukan tindakan yang tepat agar penyakit
tersebut tidak berlanjut ke arah yang lebih buruk.Dan disarankan kepada orang
tua agar menjaga/menghindarkan anak-anak dari bahan-bahan yang dapat
menyelbabkan dermatitis.

36
DAFTAR PUSTAKA

Djuanda Adhi. 2010. Ilmu penyakit kulit dan kelamin edisi 6. Jakarta:FKUI.

Doenges, Marilyn E. 2014. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi III.
Jakarta : EGC

NANDA .2012.Diagnosis keperawatan NANADA: Definisi dan klasifikasi.

Nurjannah, Intansari, dkk. 2016. Nursing Interventions Classification (NIC) Edisi


Keenam. Elsevier Inc.

Nurjannah, Intansari, dkk. 2016. Nursing Outcomes Classification (NOC) Edisi


Keenam. Elsevier Inc.

Saputra Lyndon, Evi Luvina Dwisang (Ed). 2010. Anatomi dan fisiologi untuk
perawat dan paramedis. Tangerang: Binarupa aksara.

37

Anda mungkin juga menyukai