Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan adalah kebutuhan dasar yang merupakan modal utama untuk hidup,
karena setiap manusia berhak untuk hidup dan memiliki kesehatan. Kenyataannya tidak
semua orang memperoleh atau memiliki derajat kesehatan yang optimal, karena berbagai
masalah secara global diantaranya adalah kesehatan lingkungan yang buruk, sosial ekonomi
yang rendah yang menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan gizi, pemeliharaan kesehatan
pendidikan dan kebutuhan lainnya. Oleh karena itu pelayanan kesehatan utama merupakan
salah satu pendekatan dan alat untuk mencapai kesehatan bagi semua, sebagai tujuan
pembangunan kesehatan dalam rangka mencapai derajad kesehatan yang optimal. ( Depkes
RI, 1992 ).
Dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal dan mampu mendorong
dirinya sendiri dalam bidang kesehatan (mandiri). Berbagai upaya kesehatan telah
diselenggarakan. Salah satu bentuk pelayanan kesehatan yaitu melalui  Puskesmas dan
Rumah Sakit sebagai rujukannya. Hal ini merupakan Sistem Pelayanan Kesehatan yang
dikembangkan dalam Sistem Kesehatan Nasional dengan melibatkan peran serta masyarakat.
Upaya untuk mengoptimalkan kesehatan masyarakat yang memerlukan dukungan
dan peran serta aktif masyarakat antara lain adalah : Pelayanan Kesehatan Dasar Puskesmas
khususnya Kesehatan Ibu dan Anak, Perbaikan Gizi, Keluarga Berencana, Pemberantasan
Penyakit Menular, Penyuluhan Kesehatan, Perawatan Kesehatan Masyarakat, Perawatan
Usia Lanjut, dan sebagainya.
Kegiatan pelayanan diberikan dalam upaya peningkatan kesehatan ( promotif ),
pencegahan penyakit ( preventif ), penyembuhan ( kuratif ), serta pemeliharaan kesehatan
( rehabilitative ), upaya yang diberikan ditekankan kepada upaya pelayanan kesehatan primer
( Primary Health Care/ PHC ) sesuai dengan wewenang, tanggung jawab dan etika profesi
keperawatan sehingga setiap orang yang menerima pelayanan kesehatan dapat mencapai
hidup sehat dan produktif.
Oleh karena itu layanan kesehatan utama merupakan salah satu pendekatan dan alat
untuk mencapai kesehatan bagi semua, sebagai tujuan pembangunan kesehatan dalam
mencapai derajat kesehatan yang optimal yang telah dicanangkan oleh pemerintah pada
pembukaan Rakernas Departemen Kesehatan RI pada tahun 1999.
Di wilayah Dukuh Bawangan RW 08. Desa Bumijawa Kecamatan Bumijawa
Kabupaten Tegal terdiri dari 201 KK dan yang terkaji sebanyak 120 KK, lebih rinci hasilnya
adalah sebagai berikut jumlah penduduk 962  jiwa ( laki-laki 511 jiwa dan
perempuan 451 jiwa ), kondisi lingkungan di RW. 08 merupakan daerah pemukiman padat,
perkampungan dengan kondisi jalan yang naik turun disekitar terdapat tebing, saluran
pembuangan yang cukup lancar, pembuangan sampah yang sembarangan, namun
dapat memungkinkan terjadinya penyakit yang berbasis menular maupun keturunan pada
lingkungan seperti gatal-gatal, demam berdarah, diare, filariasis, TBC dan lain-lain.
Untuk melaksanakan tugas tersebut dibutuhkan seorang perawat yang kompeten
dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, untuk mendapatkan hasil yang optimal
dibutuhkan pengalaman selain pengetahuan. Salah satu cara memperoleh pengalaman adalah
melalui Praktik Keperawatan Komunitas Di wilayah Dukuh Bawangan RW 08. Desa
Bumijawa Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal.

B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Membantu, memfasilitasi, memberikan dan menerapkan asuhan keperawatan
komunitas masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan yang optimal serta
mampu mengenal dirinya sendiri tentang masalah kesehatan di wilayah Dukuh
Bawangan Rw. 08 Desa Bumijawa Kec. Bumijawa Kab. Tegal.
2. Tujuan Instruksional Khusus
a. Melaksanakan pengkajian dan masalah yang muncul dalam area komunitas di
wilayah Dukuh Bawangan Rw. 08 Desa Bumijawa Kec. Bumijawa Kab. Tegal.
Meliputi:
1) Mengidentifikasi data
2) Mengumpulkan data temuan
3) Menganalisa data yang diperoleh
b. Menentukan masalah keperawatan yang terjadi di wilayah Dukuh Bawangan RW.
08 Desa Bumijawa Kec. Bumijawa Kab. Tegal
c. Merencanakan (intervensi) asuhan keperawatan komunitas di wilayah Dukuh
Bawangan RW. 08 Desa Bumijawa Kec. Bumijawa Kab. Tegal
d. Melaksanakan (implementasi)  asuhan keperawatan komunitas di wilayah Dukuh
Bawangan RW. 08 Desa Bumijawa Kec. Bumijawa Kab. Tegal
e. Mengevaluasi hasil tindakan kelompok 5 di wilayah Dukuh Bawangan RW. 08 Desa
Bumijawa Kec. Bumijawa Kab. Tegal
f. Melaporkan/menginformasikan data secara tepat dan relevan untuk meningkatkan
kualitas pemberian asuhan keperawatan komunitas

C. Manfaat Laporan

1. Masyarakat
Memberikan gambaran demografi, jumlah populasi penduduk, kesehatan
lingkungan perumahan, pendidikan, keselamatan dan permasalahan kesehatan yang
ada serta pelayanan sosial yang ada / kegiatan sosial kemasyarakatan di wilayah
masyarakat Dukuh Bawangan RW. 08 Kec. Bumijawa Kab. Tegal
2. Puskesmas
Memberikan gambaran tentang status kesehatan dan kegiatan-kegiatan
kesehatan serta sosial kemasyarakatan yang ada di wilayah masyarakat Dukuh
Bawangan RW. 08 Kec. Bumijawa Kab. Tegal
3. Mahasiswa
Menambah pengetahuan dan pengalaman secara langsung dalam memberikan
asuhan keperawatan individu, keluarga, kelompok dan komunitas khususnya di
masyarakat Dukuh Bawangan RW. 08 Kec. Bumijawa Kab. Tegal

D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam penulisan Praktik Keperawatan
Komunitas di wilayah masyarakat Dukuh Bawangan RW. 08 Kec. Bumijawa Kab. Tegal
sebagai berikut :
Bab I   : Pendahuluan terdiri dari latar belakang, tujuan praktik, manfaat laporan, 
ruang lingkup, tindak lanjut kegiatan dan sistematika penulisan.
Bab II  : Tinjauan teori yang terdiri dari tinjauan tentang pelayanan kesehatan utama,
konsep keperawatan komunitas, peran perawat komunitas, asuhan
keperawatan komunitas, teori perubahan komunitas.
Bab III            Aplikasi Asuhan Keperawatan Komunitas yang terdiri dari tahap persiapan,
: tahap pengkajian, perumusan diagnosa keperawatan komunitas, tahap
perencanaan, tahap implementasi serta tahap evaluasi.
Pembahasan berisi tentang hal-hal yang perlu dibahas mulai dari tahap
Bab IV            persiapan, pengkajian, perumusan diagnosa keperawatan, implementasi dan
: tahap evaluasi dengan membandingkan dari teori yang ada.
Penutup yang berisi tentang simpulan dan saran

Bab V  :

E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Praktik Keperawatan Komunitas ini berada di wilayah Dukuh
Bawangan RW. 08, Desa Bumijawa Kec. Bumijawa Kab. Tegal
F. Tindak  Lanjut  Kegiatan
Setelah selesai program Praktik Keperawatan Komunitas di masyarakat Dukuh
Bawangan RW. 08 Kec. Bumijawa Kab. Tegal diharapkan ada tindak lanjut dari kegiatan
yang telah berjalan, pada kesempatan ini kelompok merekomendasikan kepada seluruh
kader RW. 08 kegiatan posyandu, RT/RW dan  Kelurahan yang telah terbentuk dengan
koordinasi dengan Puskesmas Bumijawa selaku Puskesmas yang membina wilayah di
Dukuh Bawangan RW. 08 Kec. Bumijawa Kab. Tegal
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Asuhan Keperawatan Komunitas


Pada lokakarya nasional 1983 telah disepakati pengertian keperawatan sebagai berikut,
keperawatan adalah pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio psiko sosio spiritual
yang komprehensif yang ditujukan kepada individu, kelompok dan masyarakat baik sakit
maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.

Komunitas Menurut WHO (World Health Organization) tahun 1974 sebagai suatu
kelompok social yang ditentukan oleh batas-batas wilayah, niai-nilai keyakinan dan minat yang
sama, serta ada rasa saling mengenal dan interaksi antara anggota masyarakat yang satu dan yang
lainnya

Keperawatan Komunitas menurut American Nurses Association (ANA) tahun 1973,


keperawatan komunitas merupakan suatu sintesis dari praktik keperawatan dan praktik kesehatan
masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan serta memelihara kesehatan penduduk.

Asuhan keperawatan komunitas adalah Metode asuhan keperawatan yang bersifat


alamiah, sistematis, dinamis, kontinu, dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan
masalah kesehatan dari klien, keluarga serta kelompok atau masyarakat melalui langkah-
langkah: pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi keperawatan. (Ahyar : 2010)

Asuhan keperawatan komunitas pada hakekatnya adalah proses keperawatan yang


diterapkan pada klien komunitas, yang langkah-langkahnya meliputi pengkajian, analisa data
komnuitas, diagnosa keperawatan komunitas, rencana asuhan keperawatan komunitas,
implementasi asuhan keperawatan komunitas dan evaluasi asuhan keperawatan komunitas

B. Ciri Keperawatan Komunitas


Ciri –Ciri Keperawatan Komunitas adalah :
1. Perpaduan antara pelayanan keperawatan dengan kesehatan komunitas
2. Adanya kesinambungan pelayanan kesehatan (continuity of care)
3. Fokus pelayanan pada upaya promotif dan preventif.
4. Terjadi proses alih peran dari perawat kesehatan komunitas kepada klien (individu,
keluarga, kelompok, masyarakat) sehingga terjadi kemandirian.
5. Ada kemitraan perawat kesehatan komunitas dengan masyarakat dalam upaya
kemandirian klien.
6. Memerlukan kerja sama dengan tenaga kesehatan lain dan masyarakat.
C. Prinsip Keperawatan Komunitas
Beberapa prinsip dalam melaksanakan keperawatan komunitas antara lain sebagai
berikut :
1) Kemanfaatan
Intevensi atau pelaksanaan asuhan keperawatan yang dilakukan harus
memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada keseimbangan antara
manfaat dan kerugian.
2) Otonomi
Dalam keperawatan komuitas, masyarakat diberikan kebebasan untuk melakukan
atau memilih alternatif terbaik yang disediakan.
3) Keadilan
Hal ini menegaskan bahwa upaya atau tindakan yang dilakukan sesuai dengan
kemampuan atau kapasitas komuintas

D. Falsafah Keperawatan Komunitas


Falsafah kepearwatan merupakan pandangan mendasar tentang hakikat manusia dan
esensi keperawatan yang menjadi kerangka dasar dalam praktik keperawatan. Keperawatan
komunitas merupakan pelayanan yang memberikan perhatian terhadap pengaruh lingkungan;
baik biologis, psikologis, social, kultural dan spiritual terhadap kesehatan komunitas. Selain itu,
hal ini juga memberikan prioritas pada strategi pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan.
Falsafah yang melandasi keperawatan komunitas mengacu kepada paradigma keperawatan yang
terdiri dari 4 hal penting, yaitu: manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan sehingga dapat
dirumuskan sebagai berikut:

1) Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang luhur dan


manusiawi yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
2)  Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasarkan kemanusiaan untuk
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi terwujudnya manusia yang sehat
khususnya dan masyarakat yang sehat pada umumnya.
3) Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat diterima oleh
semua orang dan merupakan bagian integral dari upaya kesehatan
4) Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa mengabaikan upaya kuratif
dan rehabilitatif.
5) Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan berlangsung secara
berkesinambungan.
6) Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien sebagai consumer pelayanan
keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu hubungan yang saling mendukung dan
mempengaruhi perubahan dalam kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan ke arah
peningkatan status kesehatan masyarakat.
7) Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan secara
berkesinambungan dan terus-menerus.
8) Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas kesehatannya, ia harus
ikut dalam upaya mendorong, mendidik dan berpartisipasi aktif dalam pelayanan
kesehatan mereka sendiri
Dijabarkan masing-masing unsur sebagai berikut :
a. Manusia.
Komunitas sebagai klien berarti B sekumpulan individu / klien yang berada pada
lokasi atau B batas geografi tertentu yang memiliki niliai-nilai, keyakinan dan minat yang
relatif sama serta adanya interaksi satu sama lain untuk mencapai Tujuan.Komunitas
merupakan sumber dan lingkungan bagi keluarga, komunitas. Komunitas sebagai klien yang
dimaksud termasuk kelompok resiko tinggi antara lain: daerah terpencil, daerah rawan,
daerah kumuh
b. Kesehatan.
Sehat adalah suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan dasar
klien / komunitas. Sehat merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari
keberhasilan mengatasi stressor.
c. Lingkungan.
Semua factor internal dan eksternal atau pengaruh disekitar klien yang bersifat
biologis, psikologis, social, cultural dan spiritual.
d. Keperawatan.
Intervensi / tindakan yang bertujuan untuk menekan stressor, melalui pencegahan
primer, sekunder dan tersier.

e. Asumsi Dan Kepercayaan Terhadapa Keperawatan Komunitas Menurut


(A.N.A) American Nursing Association
1. Asumsi
a. Sistem pemeliharaan yang kompleks.
b. Komponen sistem pemeliharaan kesehatan primer, sekunder dan tersier.
c. Perawatan subsistem pemeliharaan kesehatan dan produk pendidikan dasar praktek
penelitian.
d. Pemeliharaan kesehatan primer lebih menonjol dari sekunder dan tersier.
e. Perawatan kesehatan menyangkut setting pemeliharaan kesehatan primer.

2. Kepercayaan
a. Pemeliharaan kesehatan harus memadai dan diterima semua orang.
b. Orang yang menerima asuhan harus dilibatkan.
c. Perawat sebagai pemberi dan klien sebagai konsumen pelayanan kesehatan.
d. Lingkungan berdampak terhadap kesehatan populasi dan individu.
e. Pencegahan penyakit bagian esensial dari peningkatan kesehatan.
f. Kesehatan sebagai proses menyangkut kehidupan dalam jangka waktu yang lama.
g. Klien hanya anggota tetap dari tim pemeliharaan kesehatan.
h. Individu dalam sistem kesehatan masyarakat bertanggung jawab secara mandiri dan
aktif berpartisipasi dalam pemeliharaan kesehatan

f. Tujuan Keperawatan Komunitas dan Tujuan Asuhan Keperawatan Komunitas


1. Tujuan Keperawatan Komunitas
Tujuan keperawatan komunitas adalah untuk pencegahan dan peningkatan
kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut :
a. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu, keluarga,
dan kelompik dalam konteks komunitas.
b.      Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health general community) dengan
mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan masyarakat yang dapat memengaruhi
keluarga, individu, dan kelompok.
Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
mempunyai kemampuan untuk :
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi.
b. Menetapkan masalah kesehatan/keperawatan dan prioritas masalah.
c. Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah kesehatan/ keperawatan.
d. Menanggulangi masalah kesehatan/keperawatan yang mereka hadapi.
e. Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah kesehatan/ keperawatan.
f. Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelayanan
kesehatan/keperawatan
g. Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri (self care).
h. Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan kesehatan.
i. Menunjang fungsi puskesmas dalam menurunkan angka kematian bayi, ibu dan balita
serta diterimanya norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
j. Tertanganinya kelompok-kelompok resiko tinggi yang rawan terhadap masalah
kesehatan.

2. Tujuan Asuhan Keperawatan Komunitas


a. Agar diperoleh asuhan keperawatan komunitas yang bermutu, efektif dan
efisien sesuai dengan permasalahan yang terjadi pada masyarakat.
b. Agar pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas dapat dilakukan secara
sistematis, dinamis, berkelanjutan dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Sedangkan tujuan dari asuhan keperawatan adalah :
1) Memberi bantuan yang paripurna dan efektif kepada semua orang yang memerlukan
pelayanan kesehatan sesuai dengan Sistem Kesehatan Nasional.
2) Menjamin semua bantuan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan klien.
3) Melibatkan klien dalam perencanaan dan pelaksanaan asuhan keperawatan.
4) Memelihara hubungan kerja yang efektif dengan semua anggota tim kesehatan.
5) Meningkatkan status kesehatan masyarakat. Perawat kesehatan komunitas harus
memiliki ketrampilan dasar tentang epidemiologi penelitian, pengajaran, organisasi
masyarakat dan hubungan interpersonal yang baik.

g. Fungsi Proses Keperawatan Komunitas.


1. Memberikan pedoman yangsistematis dan ilmiah bagi tenaga kesehatan masyarakat
dan keperawatan dalam memecahkan masalah klien melalui asuhan keperawatan.
2. Agar masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal sesuai dengan
kebutuhannya.
3. Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan masalah,
komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran serta masyarakat.
4. Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan permasalahan
atau kebutuhannya, Sehingga mendapat pelayanan yang cepat agarmemepercepat
proses penyembuhan
h. Sasaran
Sasaran perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang mempunyai masalah kesehatan/perawatan.
1. Individu
Individu adalah bagian dati anggota keluarga. Apabila individu tersebut
mempunyai masalah kesehatan/keperawatan karena ketidakmampuan merawat diri
sendiri oleh suatu hal dan sebab, maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga
lainnya baik secara fisik, mental maupun sosial
2. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala keluarga,
anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam suatu rumah tangga karena
pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi, satu dengan lainnya saling tergantung
dan berinteraksi. Bila salah satu atau beberapa anggota keluarga mempunyai masalah
kesehatan/keperawatan, maka akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya dan
keluarga-keluarga yang aada di sekitarnya
3. Kelompok Khusus
Kelompok hkusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis
kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap
masalah kesehatan. Termasuk diantaranya adalah:
Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat perkembangan dan
pertumbuhannya, seperti :
a. Ibu hamil
b. Bayi baru lahir
c. Balita
d. Anak usia sekolah
e. Usia lanjut
f. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan bimbingan
serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:
1) Penderita penyakit menular, seperti TBC, lepra, AIDS, penyakit kelamin
lainnya.
2) Penderita dengan penyakit tak menular, seperti: penyakit diabetes mellitus,
jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain sebagainya
g. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya:
1) Wanita tuna susila
2) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
3) Kelompok-kelompok pekerja tertentu, dan lain-lain.
h. Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:
1) Panti wredha
2) Panti asuhan
3) Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)
4) balita
4. Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerjasama cukup lama
sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai satu
kesatuan sosial dengan batas-batas yang telah ditetapkan dengan jelas. Masyarakat
merupakan kelompok individu yang saling berinteraksi, saling tergantung dan
bekerjasama untuk mencapai tujuan. Dalan berinteraksi sesama anggota masyarakat akan
muncul banyak permasalahan, baik permasalahan sosial, kebudayaan, perekonomian,
politik maupun kesehatan khususnya

i. Strategi Keperawatan Komunitas


Strategi intervensi keperawatan komunitas meliputi :
a. Proses kelompok.
b. Pendidikan kesehatan.
c. Kerja sama (partnership)

j. Ruang Lingkup Perawatan Komunitas


Ruang lingkup praktik keperawatan komunitas meliputi: upaya-upaya
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaan kesehatan dan
pengobatan (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan mengembalikan serta
memfungsikan kembali baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat ke lingkungan
sosial dan masyarakatnya (resosialisasi).
Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, kegiatan yang ditekankan adalah
upaya preventif dan promotif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif, rehabilitatif dan
resosialitatif
1. Upaya Promotif
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan:
a. Penyuluhan kesehatan masyarakat
b. Peningkatan gizi
c. Pemeliharaan kesehatan perseorangan
d. Pemeliharaan kesehatan lingkungan
e. Olahraga secara teratur
f. Rekreasi
g. Pendidikan seks
2. Upaya Preventif
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan
terhadap kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat melalui kegiatan:
a. Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil
b. Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas maupun
kunjungan rumah
c. Pemberian vitamin A dan yodium melalui posyandu, puskesmas ataupun di rumah.
d. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui
3. Upaya Kuratif
Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota keluarga,
kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit atau masalah kesehatan, melalui 
kegiatan:
a. Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
b. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas dan rumah
sakit
c. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan nifas
d. Perawatan payudara
e.  Perawatan tali pusat bayi baru lahi
4. Upaya Rehabilitatif
Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-
penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu yang
menderita penyakit yang sama, misalnya kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya., dilakukan
melalui kegiatan
a. Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita kusta, patah
tulang maupun kelainan bawaan
b. Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu, misalnya
TBC, latihan nafas dan batuk, penderita stroke: fisioterapi manual yang mungkin
dilakukan oleh perawat
5. Upaya Resosialitatif
Upaya resosialitatif adalah upaya mengembalikan individu, keluarga dan
kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat, diantaranya adalah kelompok-
kelompok yang diasingkan oleh masyarakat karena menderita suatu penyakit, misalnya
kusta, AIDS, atau kelompok-kelompok masyarakat khusus seperti Wanita Tuna Susila
(WTS), tuna wisma dan lain-lain. Di samping itu, upaya resosialisasi meyakinkan
masyarakat untuk dapat menerima kembali kelompok yang mempunyai masalah
kesehatan tersebut dan menjelaskan secara benar masalah kesehatan yang mereka derita.
Hal ini tentunya membutuhkan penjelasan dengan pengertian atau batasan- batasan yang
jelas dan dapat dimengerti.

K. Kegiatan Praktek Keperawatan Komunitas


Kegiatan praktek keperawatan komunitas yang dilakukan perawat mempunyai lahan
yang luas dan tetap menyesuaikan dengan tingkat pelayanan kesehatan, wilayah kerja
perawat tetapi secara umum kegiatan praktek keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:
Tahap Persiapan:
a. Pembekalan dari departemen komunitas dan dinas kesehatan tentang program
praktek.
b. Penjajakan ke daerah, meliputi wilayah, sistem dalam komunitas, masalah dan
kesehatan utama.
c. Penyusunan instrumen data.
d. Uji coba instrumen pengumpulan data.
e. Pertemuan awal dengan komunitas dan keluarga untuk perkenalan, penjelasan
program praktek dan mengadakan kontrak dengan komunitas.
f. Melaksanakan pendataan dengan melibatkan tokoh-tokoh dan kader kesehatan
setempat.
g. Melakukan tabulasi data, menganalisa data dengan pendekatan demografi,
epidemiologi dan statistik serta membuat visualisasi/penyajian data.
h. Mengidentifikasi pra musyawarah komunitas: menyusun kepanitiaan, menyiapkan
dan melatih masyarakat yang akan terlibat dalam musyawarah dan menyebarkan
undangan.
i. Melaksanakan musyawarah komunitas tingkat RW:
1) Penyajian data hasil pengkajian kesehatan masyarakat
a. Diskusi kelompok untuk menetapkan hasil masalah, prioritas masalah, garis besar
rencana kegiatan
b. Membentuk kelompok kerja kesehatan sesuai dengan masalah yang telah ditetapkan.
c. Tanggapan-tanggapan dari tokoh-tokoh masyarakat dan petugas kesehatan dari
instansi terkait

Tahap Pelaksanaan:
a. Menyusun kembali rencana kerja hasil musyawarah bersama dengan kelompok kerja
kesehatan.
b. Melaksanakan kegiatan di komunitas bersama-sama dengan kelompok kerja
kesehatan:
1) Pelatihan kader kesehatan
2) Penyuluhan kesehatan
3) Simulasi/demonstrasi
4) Pembuatan model/percontohan
5) Kunjungan rumah (home health care)
6) Kerja bakti, daan lain-lain.
c. Berkoordinasi dengan puskesmas dan instansi terkait dalam pelaksanaan kegiatan

Tahap Evaluasi:
a. Mengevaluasi setiap kegiatan yang dilakukan di komunitas dalam hal kesesuaian,
kefektifan dan keberhasilan kegiatan serta aktivitas dari komunitas.
b. Mengevaluasi seluruh kegiatan di komunitas dalam hal pencapaian tujuan,
keberhasilan pemecahan masalah dan kemampuan komunitas dalam pemecahan
masalah
Tahap Asuhan Keperawatan Komunitas
Mengunakan pendekatan proses keperawatan, dengan langkah-langkah :
1. Pengkajian
2. Diagnosa Keperawatan
3. Perencanaan
4. Pelaksanaan
5. Evaluasi.

M.   Peran Perawat Komunitas


Peran perawat komunitas terdiri dari :
1. Peran pada individu atau keluarga
Peran perawat komunitas pada individu atau keluarga adalah sebagai berikut:
a. Peran sebagai pelaksana kesehatan
Peran ini meliputi seluruh kegiatan/upaya pelayanan kesehatan masyarakat
dan puskesmas dalam mencapai tujuan kesehatan melalui kerja sama dengan tim
kesehatan lain, sehingga tercipta keterpaduan dalam sistem pelayanan kesehatan.
Dalam melaksanakan peran tersebut, perawat menggunakan pendekatan
pemecahan masalah klien melalui proses keperawatan. Perawat bertindak selaku :
1) Pemberi rasa nyaman
2) Pelindung dan pembela ( protector and advocad )
3) Komunikator
4) Mediator
5) Rehabilitator.
b. Peran sebagai pendidik
Fokus Pengajaran :
1) Penanaman perilaku sehat
2) Peningkatan nutrisi dan pengaturan diet
3) Olahraga
4) Pengelolaan dan manajemen stress
5) Pendidikan tentang proses penyakit dan pentingnya pengobatan
berkelanjutan
6) Pendidikan tentang pengguanaan obat
7) Pendidikan tentang perawatan mandiri.
c. Peran sebagai administrator.
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai
kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban
tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
d. Peran sebagai konselor.
Perawat komunitas dapat dijadikan sebagai tempat bertanya oleh individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat untuk memecahkan berbagai permasalahan
dalam bidang kesehatan dan keperawatan yang dihadapi.
e. Peran sebagai Peneliti.
Peran sebagai peneliti, yaitu melakukan identifikasi terhadap fenomena
yang terjadi di masyarakat dan dapt berpengaruh pada penurunan kesehatan,
bahkan mengancam kesehatan.
2.      Peran Manajerial
a. Pengambil keputusan
b. Pemikul tanggung jawab
c. Mengerahkan sumber daya untuk mencapai tujuan
d. Pemikir konseptual
e. Bekerja sama dengan dan melalui orang lain
f. Mediator, politikus, dan diploma
3.      Peran konsultan
Konsultasi merupakan suatu interaksi interpersonal untuk membuat perubahan
perilaku yang konstruksi. Tujuannya adalah untuk merangsang klien agar lebih
bertanggung jawab, merasa lebih aman, dan membimbing perilaku konstruktif.
4.      Peran Advokator.
Kaitan dengan legal aspek, bukan pemberi layanan hukum. Misalnya kerusakan
lingkungan, apa dampak terhadap kesehatan, penyelesaian apa yang perlu dilakukan oleh
masyarakat.
5.      Perawat kesehatan masyarakat sekolah.
Kegiatan yang dilakukan adalah screening, penemuan kasus, surveillance status
imunisasi, pengelolaan keluhan ringan, dan pemberian obat-obatan.
6.      Peran perawat bidang kesehatan kerja
Peran perawat kesehatan masyarakat di tempat kerja dapat berupa pelayanan
langsung dan pengelolaan layanan kesehatan. Hal-hal yang peril diperhatikan oleh
perawat antara lain :
a. Karakteristik demogradi dan geografi
b. Karakteristik Pekerjaan
c. Interaksi antara pekerjaan dan layanan pekerjaan
d. Elemen epidemiologi dari kesehatan kerja, yang meliputi :
1) Agent: biologi, kimia, fisik dan psikologis
2) Lingkungan
3) Interaksi antar host-agent-enviroment
7.      Perawatan Kesehatan di rumah
Perawatan kesehatan di rumah adalah bagian dari rangkaian perawatan kesehatan
umum yang disediakan bagi individu dan keluarga untuk meningkatkan, memelihara, dan
memulihkan kesehatan guna memaksimalkan kesehatan dan meminimalkan penyakit.
Tujuan akhir perawat komunitas adalah kemandirian keluarga yang terkait dengan
lima tugas kesehatan, yaitu: mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan tindakan
kesehatan, merawat anggota keluarga, menciptakan lingkungan yang dapat mendukung
upaya peningkatan kesehatan keluarga serta memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
yang tersedia, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pemecahan masalah
keperawatan yaitu melalui proses keperawatan
BAB III
ASKEP KOMUNITAS
A. Pengkajian

Tahap pertama dalam asuhan keperawatan komunitas adalah pengkajian yang


terdiri dari pengumpulan data, pengelolaan data dan analisa data. Sebelum melakukan
pengkajian mahasiswa melakukan kepada masyarakat, tokoh masyarakat, kader, ketua RT,
ketua RW dan orang-orang yang berpengaruh di wilayah dukuh Bawangan RW 08 desa
Bumijawa kecamatan Bumijawa kabupaten Tegal. Dengan terbinanya hubungan saling
percaya antara mahasiswa dengan masyarakat dengan mencapi derajat kesehatan yang
optimal, maka dilakukan pendataan kesehatan masyarakat.
Proses pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan pengumpulan
data. Data yang di kumpulkan melalui data demografi (usia, jenis kelamin, pekerjaan,
pendidikan, perumahan, pelayanan kesehatan, ekonomi dan derajat kesehatan spesifik). Hal
ini disesuaikan dengan konsep keperawatan komunitas menurut kesehatan Neuman dan
Anderson (1985). Wawancara dilakukan pada masyarakat semua, kader kesehatan dan tokoh
masyarakat setempat. Pengkajian dilakukan selama  tanggal 29 Oktober – 4 November  2015.
Berikut ini akan dijelaskan beberapa hal yang mempengaruhi dalam pengkajian:
1.      Kekuatan
Pelaksanaan pengkajian di wilayah dukuh Bawangan RW 08 desa Bumijawa kecamatan
Bumijawa kabupaten Tegal oleh mahasiswa mendapatkan dukungan dari dinas kesehatan
setempat, yaitu kepala puskesmas, kelurahan, ketua RT, ketua RW, dan tokoh masyarakat dalam
kelancaran pelaksanaan asuhan keperawatann komunitas, kesediaan masyarakat dalam pendataan
dapat memudahkan mahasiswa untuk mengumpulkan data.

2.      Kelemahan
Diwilayah dukuh Bawangan RW 08 desa Bumijawa kecamatan Bumijawa kabupaten
Tegal masih banyak warga yang belum dapat bekerja sama, terutama kerja samanya dalam hal
memberikan data serta tidak sesuainya data kependudukan yang ada dengan kondisi yang di kaji
saat ini.
3.      Kesempatan
Terbinanya hubungan kerja sama yang baik antara mahasiswa dengan warga dukuh
Bawangan RW 08 desa Bumijawa kecamatan Bumijawa kabupaten Tegal sebagai lahan praktek
kelompok mahasiswa, sehingga memacu masyarakat dalam mengenal kesehatan di wilayah
tersebut.
4.      Ancaman
Meningkatnya arus pertumbuhan penduduk, maka perlu strategi dan metode yang tepat
yang dilakukan tenaga dalam pengumpulan data demografi dan status kesehatan di wilayah
dukuh Bawangan RW 08 desa Bumijawa kecamatan Bumijawa kabupaten Tegal.
B.     ANALISA DATA
DATA MASALAH
Ds: Dari hasil wawancara Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
-  Ketua RW mengatakan sebanyak 80 % berhubungan dengan ketidakmampuan untuk
warganya kurang begitu memperhatikan membuat penilaian yang tepat tentang
perilaku hidup bersih dan sehat. kesehatan (PHBS)
-  Warga mengatakan di Dukuh Bawangan
tidak mempunyai tempat pembuangan
sampah.
-  Warga mengatakan cara penyajian makanan
tertutup tapi kadang terbuka
-  Warga mengatakan tidak mengetahui jika
tidak menuras bak mandi akan mengakibatkan
timbulnya jentik-jentik nyamuk.
-  Warga mengatakan tempat pembuangan
limbah hanya dialirkan melalui selokan tanpa
ada septic tank.

DO:
-  Dari 201 KK sebanyak 90 % rumah padat,
lembab, dan pembuangan sampah masih
didekat pekarangan.
-  Ventilasi rumah kurang memadai dan
pencahayaan kurang
-  Sebanyak 85 % warga yang merokok
didalam rumah.
-  Sebanyak 65 % warga masih kurang
kesadarannya dalam menguras bak mandi
seminggu sekali.
-  Terdapat sumber polusi yaitu berupa air
selokan sehingga memungkinkan terjadinya
penyakit yang berbasis pada lingkungan
seperti demam berdarah, ISPA, diare, dll.
-  Sebanyak 50 % ibu menyusui tidak
memeberikan ASI eksklusif selama 6 bulan
dengan alasan bekerja.
-  Sebanyak 95 % warganya tidak pernah
melakukan olahraga dengan alasan bekerja
saja sudah dianggap berolahraga.
-  Sebanyak 85 % warga sudah mempunyai WC
dirumah masing-masing.

Ds: Dari hasil wawancara Perilaku kesehatan berisiko berhubungan


-  Warga mengatakan sebagian besar atau 83 % dengan status sosioekonomi rendah
bekerja sebagai petani atau buruh dengan
penghasilan dibawah UMR (< Rp. 980.000).
-  Warga mengatakan sekitar 35 % ibu
melahirkan dirumah karena tidak adanya
tenaga kesehatan di dukuh bawangan dan
akses menuju pelayanan kesehatan terdekat
cukup jauh.
-  Warga mengatakan sebagian besar tidak
memiliki jaminan kesehatan seperti BPJS dan
lainnya.
-  Sebanyak 97 % laki-laki dewasa merokok.

DO:
-  Dari 201 KK sebanyak 83 % warga bekerja
sebagai petani dan buruh.
-  Sebanyak 97 % laki-laki dewasa merokok.
-  Sebanyak 50 % ibu menyusui tidak
memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan
penuh tetapi diberikan makanan pendamping
ASI.
Ds: Dari hasil wawancara Ketidakefektifan manajemen kesehatan diri
-  Ketua RW mengatakan 78 % warga berhubungan dengan kurang pengetahuan
berpendidikan SD tentang penyakit
-  Warga mengatakan kurang mengetahui
tentang penyakit yang sering muncul di
Dukuh Bawangan.
-  Warga mengatakan

DO:
-  Di RW 8 Dukuh Bawangan tidak terdapat
sarana pendidikan seperti SD, SMP, dan SMA
-  Sebanyak 83 % warga kurang pengetahuan
tentang penyakit
C.  PRIORITAS MASALAH

Keterangan :
A.    = Resiko Terjadi                            Pembobotan :
B.     = Resiko Parah
C.     = Potensial Untuk Pendidikan Kesehatan 1.      Sangat rendah
D.    = Minat Masyarakat 2.      Rendah
E.     = Mungkin Di Atasi 3.      Cukup
F.      = Sesuai Program Pemerintah 4.      Tinggi
G.    = Waktu 5.      Sangat tinggi
H.    = Waktu
I.       = Dana
J.       = Fasilitas Kesehatan
K.    = Sumber Dana

D. Diagnosa
1) Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan ketidakmampuan untuk
membuat penilaian yang tepat tentang kesehatan (PHBS)
2) Ketidakefektifan manajemen kesehatan diri berhubungan dengan pengetahuan tentang
penyakit
3) Perilaku kesehatan berisiko berhubungan dengan status sosial-ekonomi rendah

E. RENCANA KEPERAWATAN
Setelah dilakukan pengumpulan data selama 7 hari, data diolah dan dianalisa, kelompok
merumuskan masalah melalui MMD II, hasil pengumpulan data dipresentasikan oleh mahasiswa
pada ketua RT, RW, tokoh masyarakat, tokoh agama, kader dan masyarakat. Kemudian bersama-
sama menentukan prioritas masalah, maka disusun rencana kegiatan untuk menyelesaikan
masalah yang muncul.
Bentuk kegiatan yang direncanakan mencakup pendidikan kesehatan, penyebaran leflet
pada tahap perencanaan ini kelompok menentukan pada 3 aspek penting yaitu: pencegahan
primer, sekunder dan tersier. Model keperawatan yang dilakukan adalah perencanaan social, aksi
social dan pengembangan masyarakat, sehingga dengan menggunakan pendekatan tersebut dapat
meningkatkan partisipasi masyarakat dukuh Bawangan RW 08 desa Bumijawa kecamatan
Bumijawa kabupaten Tegal dalam prilaku hidup sehat.
Berikut ini di uraikan beberapa hal yang mempengaruhi dalam perencanaan tersebut
yaitu:
1.      Kekuatan
Dalam penyususuna perencaan berupa adanya dukungan dan peran serta aktifdari
masyarakat dan tingginya kesadaran tentang kesehatan dari ketua Rt, Rw, Tokoh masyarakat dan
Kader
2.      Kelemahan
Kelemahann dalamperencanaan tindakan meliputi adanya perbedaan persepsi yang di
sebabkan oleh tingkat pendidikan yang bervariasi sehingga mempengaruhi dalam penenuan
prioritas masalah kesehatan yang ada di wilayah dukuh Bawangan RW 08 desa Bumijawa
kecamatan Bumijawa kabupaten Tegal. Disamping itu adanya keterbatasan waktu dari masig-
masig warga mempengaruhi dalam penentuan jadwal pelaksanaan kegiatan
3.      Kesempatan
Dalam perencanaan kegiatan, adanya izin dari pihak puskesmas kecamatan Bumijawa
bagi mahasiswa dalam melaksanakan asuhan keperawatan di kecamatan Bumijawa dengan
adanya dukungan dari masyarakat setempat, untuk membantu perencanaan dan menyusun
masalah kesehatan yang di temukan.
4.      Ancaman
Beberapa metode yang ditemukan perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi
terhadap perencanaan kegiatan tersebut. Faktor tersebut antara lain: sumber daya, waktu, dana,
dan fasilitas kesehatan.

F.     Pelaksanaan
Pelaksaan kegiatan keperawatan komunitas di dukuh Bawangan RW 08 desa Bumijawa
kecamatan Bumijawa kabupaten Tegal, fokus pada tingkat pencegahan primer, sekunder dan
tertier. Adapun kegiatan yang di lakukan di antaranya adalah penyuluhan kesehatan yang terkait
dengan masalah kesehatan yang ditemukan yaitu penyuluhan tentang PHBS dan Jenis-jenis
penyakit menular dan keturunan, serta kerja bakti yang dilakukan bersama masyarakat setempat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan kegiatan yaitu kesehatan dalam mengatasi :
1. Kekuatan
Kekuatan dalam melaksanakan tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah kesehatan di
dukuh Bawangan RW 08 desa Bumijawa kecamatan Bumijawa kabupaten Tegal adalah adanya
dukungan dari bu kader, ketua Rt/Rw, serta dari pihak puskesmas.
2. Kelemahan
Kelemahan dalam pelaksanaan adalah kurangnya minat masyarakat mengikuti kegiatan,
kurangnya fasilitas pelengkap.
3. Kesempatan
Adanya program pemerintah di bidang kesehatan dalam mengatasi masalah kesehatan di
dukuh Bawangan RW 08 desa Bumijawa kecamatan Bumijawa kabupaten Tegal, seperi
peningkatan kesehatan balita, berupa kegiata posyandu, keaktifa kader dalam penyuluhan
kesehatan.
4. Ancaman
Ancaman dalam melaksanakan kegiatan tersebut yaitu ancaman dari luar seperi cuaca
yang sangat panas, serta adanya beberapa masyarakat yang masih malas dalam melaksanakan
kegiatan, baik kegiatan penyuluhan maupun kerja bakti.

G.    Evaluasi
Evaluasi dilakukan melalui penilaian terhadap program yang dilakukan dan di
bandingkan dengan tujuan yang telah di tetapkan, dan tujuan tersebut di jadiakan dasar
memodifikasi rencana yang telah dilakukan oleh masyarakat. Tindakan yang telah dilakukan
oleh mayarakat dan di fasilitasi oleh mahasiswa selama 45 hari pada umumnya berjalan dengan
baik.

Anda mungkin juga menyukai