Ketentuan tentang Sekolah Adiwiyata tertera dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5
Tahun 2013 tentang pedoman pelaksanaan Program Adiwiyata.
Gelar ‘Sekolah Adiwiyata’ diberikan pada sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan.
Program Adiwiyata sendiri merupakan sebuah program dengan tujuan untuk mewujudkan
sekolah yang demikian. Program ini dilaksanakan dengan berdasarkan pada tiga prinsip utama,
yaitu edukatif, partisipatif, dan berkelanjutan.
Sekolah Adiwiyata juga merupakan gelar bagi sekolah yang dianggap sudah baik dan ideal
sebagai tempat untuk mendapatkan ilmu pengetahuan serta norma dan etika bagi siswa-siswinya
sehingga dapat menjadi dasar bagi terciptanya kesejahteraan.
Hasil penilaian dari tim penilai provinsi akan disampaikan kepada tim penilai nasional. Sama
dengan tim penilai provinsi, tim penilai nasional juga akan melakukan penilaian terhadap
pencapaian sekolah tersebut.
Hasil penilaian dari tim penilai nasional selanjutnya disampaikan kepada menteri melalui dewan
pertimbangan adiwiyata.
Nantinya, sekolah yang memenuhi nilai capaian akan mendapatkan penghargaan Sekolah
Adiwiyata. Penghargaan tingkat kabupaten/kota akan diberikan oleh bupati/walikota,
penghargaan tingkat provinsi akan diberikan oleh gubernur, dan penghargaan tingkat nasional
serta mandiri akan diberikan oleh menteri terkait.
Sekolah yang sudah mengikuti program ini akan mendapatkan bantuan berupa dana
pendampingan yang sesuai dengan kebutuhan sekolah dan yang telah disetujui oleh kementerian.
Kenapa Diadakan Program Adiwiyata?
Kamu telah mengetahui bahwa Program Adiwiyata dilaksanakan dengan prinsip edukatif,
partisipatif, dan berkelanjutan.
Prinsip edukatif tentu saja terjadi karena program ini memberikan informasi baru yang
bermanfaat bagi seluruh warga sekolah. Seluruh warga sekolah terlibat, lho, dalam keseluruhan
proses (perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi) pada program ini. Inilah yang dimaksud dengan
prinsip partisipatif.
Sementara itu, prinsip berkelanjutan ditunjukkan dengan kegiatan-kegiatan dalam program yang
harus dilakukan dengan perencanaan baik sehingga dapat terus dilakukan secara terus-menerus.
Tidak hanya itu, kebiasaan baik yang dibiasakan bagi seluruh warga sekolah juga tentu saja akan
sangat berguna bila diterapkan warga sekolah saat mereka tidak ada di dalam lingkungan sekolah
sekalipun.
Contohnya, kalian bisa mengadakan ‘Gerebek Sampah’ di kawasan pasar gajrug. Mereka
membawa plastik sampah lalu bekerja sama memungut sampah di kawasan tersebut dengan
ikhlas. Wih! Enggak heran, SMPN 8 Solo meraih penghargaan Sekolah Adiwiyata tingkat
Provinsi Jateng, ya!
Lalu, ada pula teman-teman kita di SMPN 17 Bekasi yang mengadakan program ‘Nol Sampah’
dan budidaya tanaman hidroponik di sekolahnya. Mereka bahkan mengajak para penjual di
kantin untuk tidak menggunakan kemasan plastik, lho. Keren!
Bagaimana, Quipperian? Sudah terinspirasi? Kamu beserta seluruh warga sekolahmu juga pasti
bisa lho, menjadi Sekolah Adiwiyata bila kalian bekerja sama dengan sepenuh hati.
Bukan hanya tentang penghargaan, kegiatan ini juga pasti sangat bermanfaat bagi Bumi, kan?
Ingat, kita enggak punya planet cadangan untuk hidup! Jadi, jagalah selalu kelestarian
lingkungan demi Bumi kita. Setuju?