Anda di halaman 1dari 4

Menilik Peran Mahasiswa di Masa Pandemi

Sesuai dengan Namanya Tri yang berarti tiga, Tri Dharma perguruan tinggi
merupakan tiga poin penting yang wajib untuk diimplementasikan oleh perguruan tinggi
yang ada di seluruh penjuru negeri. Tidak hanya mahasiswa saja, namun dosen dan
berbagai civitas academica juga wajib ikut berperan dalam terwujudnya selurun poin
penting yang ada dalam Tri Dharma perguruan tinggi. Tiga hal penting yang terdapat
dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi adalah pendidikan dan pengajaran, penelitian dan
pengembangan, dan pengabdian kepada masyarakat. Mahasiswa merupakan agen
perubahan atau yang sering disebut dengan agent of change berdasarkan hal tersebut
tujuan dengan adanya Tri Dharma Perguruan Tinggi agar diharapkan mahasiswa
nantinya dapat menjadi pribadi yang kritis, inovatif, solutif dan dapat berperan penting
dalam mengayomi masyarakat sebagai contoh nya di masa pandemi seperti sekarang ini.

Menurut data yang saya ambil melalui website Badan Nasional Penanggulangan
Bencana per tanggal 20 September 2020 tertulis sudah terdapat 245 ribu kasus positif
Covid-19 yang ada di Indonesia. Bahkan, Indonesia termasuk dalam jajaran negara
dengan kasus positif Covid-19 terbesar di Asia. Sangat disayangkan, mewabahnya virus
corona telah merenggut kebebasan beraktivitas masyarakat dalam 6 bulan belakangan.
Ada banyak sekali dampak yang terjadi misalnya banyaknya jumlah pemutusan
hubungan kerja yang mengakibatkan jumlah pengangguran di Indonesia membeludak,
tidak heran jika jumlah angka kriminalitas pun naik drastis. Selain itu, permasalahan
global tersebut memaksa diberlakukannya social distancing atau bahkan PSBB di
daerah-daerah tertentu yang membatasi ruang gerak masyarakat. Kondisi tersebut
memaksa masyarakat harus belajar, beribadah, maupun bekerja dari rumah.

Sudah seperti rutinitas harian rasanya melihat berita tentang Covid-19 hilir-
mudik di berbagai stasiun televisi. Begitu pula dengan melihat pengorbanan para
pasukan garda terdepan Covid-19 dalam menghadapi situasi darurat seperti ini. Menilik
juga media cetak maupun elektronik yang tak kalah gencar mengedukasi masyarakat
terkait ancaman virus yang muncul di penghujung tahun lalu itu. Rangkaian himbauan
pun telah disampaikan pemerintah demi menurunnya kurva kasus positif hingga
memutus rantai penyebaran virus di masyarakat. Dari sini dapat kita lihat jika
permasalahan sebenarnya adalah kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat
terhadap bahaya dari virus ini. Masyarakat masih enggan untuk memberlakukan
protokol kesehatan dalam aktivitas sehari-hari yang sedang gencar-gencarnya di
sosialisasikan oleh pemerintah. Seyogyanya, antara pemerintah, dan masyarakat saling
bahu membahu untuk dapat memberantas penyebaran virus ini.

Lalu, adakah peran yang dapat dilakukan seorang mahasiswa dalam menghadapi
situasi seperti ini?. Sebenarnya, mahasiswa juga merupakan salah satu dari banyaknya
korban perihal dampak adanya virus corona. Karena, semenjak adanya pandemi ini
mahasiswa diharuskan untuk menghentikan segala aktivitas secara offline yang ada di
lingkungan kampus. Namun, kondisi seperti yang sedang terjadi sekarang bukan berarti
menyusutkan semangat mahasiswa. Bukan berarti mahasiswa hanya dapat diam
termenung sembari menunggu kapan pandemi ini akan usai. Saat ini, peran mahasiswa
dibutuhkan, seperti yang sudah saya tulis diatas bahwa mahasiswa merupakan seorang
agent of change selain itu mahasiswa juga berfungsi sebagai social control, dan iron
stock. Dalam hal ini yang dimaksud mahasiswa sebagai agent of change adalah
mahasiswa merupakan warisan permata di masa depan sehingga mahasiswa dituntut
untuk melakukan sebuah perubahan. Namun, bukan berarti mahasiswa hanya berperan
sebagai dalang dari sebuah perubahan, mahasiswa juga merupakan objek dari gagasan
yang mereka berikan. Dalam hal ini, perubahan yang dimaksud adalah perubahan
kearah yang lebih baik dengan sikap kritis dan intelektual yang telah mereka miliki.
Selanjutnya dari mahasiswa sebagai agent of change disokong dengan adanya peran
mahasiswa sebagai seorang social control artinya diharapkan mahasiswa sebagai
seorang yang berpendidikan diharuskan memiliki sifat yang peka dan tidak acuh
terhadap keadaan di sekitarnya karena sejatinya mahasiswa juga merupakan bagian dari
masyarakat maka dari itu mahasiswa harus memiliki peran yang aktif sebagai agen
penggerak di masyarakat. Lalu, fungsi mahasiswa yang terakhir adalah mahasiswa
sebagai iron stock yang memiliki arti bahwa mahasiswa merupakan calon pemimpin
masa depan. Maka dari itu, mahasiswa harus memiliki keterampilan, kemampuan yang
nantinya akan berguna demi kemajuan bangsa di masa mendatang.
Meskipun sedang berada di tengah pandemi seperti saat ini Tri Dharma
Perguruan Tinggi tetap harus dijalankan sebagaimana mestinya. Sebagai seorang
mahasiswa harus bisa mengerti makna dibalik adanya Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Contoh nyata yang dapat dilakukan kelompok mahasiswa dengan tetap mengedepankan
asa Tri Dharma yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan, dan
pengabdian kepada masyarakat adalah adanya program Kuliah Kerja Nyata atau yang
disebut juga dengan KKN dengan maksud untuk mengedukasi masyarakat tentang
pandemi khususnya masyarakat kecil yang kebanyakan kurang mengerti tentang kondisi
yang sedang dihadapi saat ini. Walaupun begitu kegiatan program Kuliah Kerja Nyata
juga tetap harus dilakukan dengan mentaati seluruh protokol kesehatan. Diharapkan
dengan adanya program KKN ini dapat membantu mengenalkan masyarakat dengan
gaya hidup bersih dan juga membantu para pejuang usaha kecil menengah untuk
mendapat inovasi baru agar usahanya dapat bertahan ditengah kondisi ekonomi yang
tidak menentu seperti saat ini. Dengan adanya program Kuliah Kerja Nyata, mahasiswa
dapat menunjukkan peran pentingnya sebagai seorang mahasiswa yang bernaungan
pada asas Tri Dharma khususnya pada poin pengabdian kepada masyarakat.

Di era serba digital dan semakin berkembang pesatnya teknologi khususnya di


bidang telekomunikasi, masyarakat dimudahkan untuk mengakses dan mendapatkan
berbagai macam berita hanya melalui media internet. Tetapi, berita yang ada di internet
lebih tepatnya media sosial belum sepenuhnya benar atau sering disebut sebagai hoax.
Maraknya isu-isu terkait Covid-19 yang belum teruji kebenarannya berdampak dengan
adanya keresahan di masyarakat. Dengan banyak beredarnya isu yang belum jelas
kebenarannya, diharapkan mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa memiliki tingkat
intelektual yang tinggi dapat berpikir secara kritis dan dapat menganalisis tentang isu
yang sedang beredar di tengah masyarakat sehingga dapat memilah mana yang harus
diikuti dan mana yang harus dihindari. Dengan kata lain, mahasiswa dapat menjadi
pengontrol dari berita berita yang belum valid kebenarannya dan dapat menanggulangi
ancaman berita hoax.

Poin selanjutnya yang ada pada Tri Dharma Perguruan Tinggi adalah adanya
penelitian dan pengembangan. Mahasiswa dididik agar menjadi seseorang yang kreatif,
tanggap, dan kritis. Dengan ini, diharapkan mahasiswa dapat selalu mengikuti isu yang
ada dan meneliti untuk mencari solusi dari permasalahan tersebut. Sebagaimana
contohnya ditaut dari kompas.com pada Maret 2020, mahasiswa Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya menciptakan adanya bilik antiseptik sebagai upaya kreatif bentuk
kepedulian dan upaya pencegahan terhadap adanya virus corona. Alat tersebut diberi
nama SICO yang merupakan singkatan dari Sikat Corona. Kegiatan positif ini
merupakan salah satu bentuk dari diimplementasikannya asas Tri Dharma dalam
kehidupan mahasiswa.

Menurut saya, asas Tri Dharma Perguruan Tinggi merupakan pion-pion penting
yang dibutuhkan dalam membangun bangsa agar lebih baik kedepannya melalui
aktivitas di lingkungan Perguruan Tinggi. Karena, mahasiswa merupakan pemuda
harapan bangsa yang nantinya juga akan menjadi pemimpin. Saya harap, dengan
diterapkannya asas Tri Dharma Perguruan Tinggi pada diri mahasiswa akan menjadikan
mahasiswa sebagai generasi penerus yang berintegritas, dan memiliki kecerdasan
intelektual tinggi untuk focus membangun bangsa tanpa menghilangkan kemajemukan
yang ada didalamnya.

Anda mungkin juga menyukai