Anda di halaman 1dari 9

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PENGUATAN MASYARAKAT

”KUIS”

OLEH
KELOMPOK V

1. Ni Putu Wiwiek Hita Febrianti Y P07120218 021


2. Ni Komang Yuni Andriani P07120218 022
3. Ni Made Dewi Ayu Virgayanti P07120218 023
4. Kadek Linda Veniawati P07120218 024
5. I Wayan Adi Nugraha Suputra P07120218 025
6. Gede Dalem Gilang Mahajaya Putra P07120218 026

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
TK III / SEMESTER V
2020
SOAL :
1. Mengapa diperlukan pemberdayaan pada setiap kegiatan di keluarga dan masyarakat?
2. Apa sj yg perlu diketahui dan dipersiapkan perawat sebelum melakukan pemberdayaan
tsb?

JAWABAN :
1. Pada hakekatnya upaya pemberdayaan keluarga merupakan upaya untuk menjadikan
keluarga sebagai pelaku dalam pembangunan, dimana keluarga dapat mampu tidak hanya
memperdayakan keluarga saja namun juga masyarakat. Oleh karena itu fokus upaya
pemberdayaan keluarga antara lain adalah membantu keluarga terutama keluarga pra
sejahtera dan keluarga sejahtera dalam memenuhi kebutuhan dasar, sosial dan psikologis
untuk meningkatkan kesejahteraan dan ketahanan keluarga.
Dan pada prinsipnya pemberdayaan masyarakat adalah menumbuhkan
kemampuan masyarakat dari dalam masyarakat itu sendiri. Dan Karna pemberdayaan itu
di perlukan untuk membantu memampukan memandirikan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat perlu dilakukan karena memiliki urgensi atau arti penting
sebagai berikut :
 Memberikan pencerahan terhadap perubahan mindset masyarakat,
disamping perubahan sikap dan ketrampilan.
 Menumbuhkan partisipasi dan keswadayaan masyarakat
 Membantu pendanaan sumber pembiayaan pembangunan
 Melahirkan dukungan dan legitimasi sosial
 Merevitalisasi local wisdom gotong royong masyarakat yang telah berakar
dalam sistem sosial masyarakat.
Dalam rangka membantu keluarga untuk mencapai kesejahteraan dan ketahanan keluarga
maka kebijakan umum Program Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga pada
garis besarnya diarahkan untuk meningkatkan kualitas penduduk melalui peningkatan
kualitas keluarga yang bercirikan kemandirian dan ketahanan keluarga dalam rangka
mewujudkan keluarga yang berkualitas kebijakan tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut:

2
1. Meningkatkan Upaya-upaya Pembinaan Ketahanan Keluarga.
Kebijakan ini diarahkan untuk mendoron setiap keluarga melaksanakan fungsi-fungsi
keluarga secara optimal sehingga dapat hidup mandiri dan produktif serta dapat
menghasilkan sumber daya manusia yang potensial. Oleh karena itu kebijakan ini
dilaksanakan sesuai dengan siklus hidup dari sejak dalam kandungan, pra nikah
sampai dengan lanjut usia dengan perluasan sasaran program melalui keterpaduan
program, wadah kegiatan maupun sasaran khalayaknya.
2. Penigkatan Upaya Pemberdayaan Keluarga dalam Bidang Ekonomi.
Kebijakan ini diarahkan untuk membantu keluarga memenuhi kebutuhan dasarnya
agar keluarga-keluarga tersebut dapat meningkatkan tahapan keluarganya dan pada
gilirannya akan meningkatkan pula kesejahteraannya. Dalam hal ini keluarga diajak
bergabung dalam kelompok UPPKS untuk melakukan kegiatan usaha ekonomi
produktif atrau kegiatan peningkatan keterampilan untuk dapat menjadi pekerja yang
terampil.
3. Mengembangkan Upaya Peninkatan Kesadaran Keluarga dalam Pemeliharaan,
Pemanfaatan dan Pelestarian Lingkungan.
Kebijakan ini diarahkan untuk membangun keluarga dan masyarakat Indonesia yang
mencintai lingkungan yan sehat, baik lingkungan fisik, bioloik dan psikososial.
Kesadaran keluarga akan lingkungan keluarga yang sehat juga diperlukan untuk
mendorong kehidupan keluarga yang saling asih, asuh dan asah dalam melindunggi
keluarga dari ancaman bahaya lingkungan guna menciptakan ketahanan keluarga dari
pengaruh globalisasi dan modernisasi.
4. Penguatan Kelembagaan dan Jejaring KB.
Kebijakan ini diarahkan untuk lebih meningkatkan peran serta masyarakat dan
institusi agar semakin memiliki kepedulian yang tinggi dan semakin kuat berperan
sebagai pengelola program keluarga berencana nasional sehingga secara bertahap
akan berkemban kearah kemandirian. Jaringan kelembagaan penyelenggaraan
pelayanan program tersebut akan menjadi tumpuan utama dalam penyelenggaraan
program KB Nasional dimasa mendatang.
5. Penyelenggaraan Advokasi, Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) yang Lebih
Terbuka.

3
Kebijakan ini diarahkan agar para pembuat kebijakan/keputusan, tokoh masyarakat
dan institusi yang berpengaruh dapat mendukun program KB Nasional serta keluarga
dan masyarakat dapat terakses dan menerima informasi yang benar dan terbuka sesuai
dengan kebutuhan sehingga terbangun sikap dan perilaku yang positif dan bertangung
jawab dalam mewujudkan keluarga berkualitas.
6. Pengarusutamaan Kesetaraan dan Keadilan Jender.
Kebijakan ini diarahkan pada pengintegrasian wawasan jender dalam program-
program keluarga sejahtera dan pemberdayaan keluarga sehingga baik program
pembinaan ketahanan keluarga maupun peningkatan kesejahteraan keluarga serta
peningkatan kualitas lingkungan yang berperspektif jender.

2. Dalam hal ini yang perlu diketahui dan dipersiapkan oleh perawat sebelum melakukan
pemberdayaan, ada lima langkah persiapan pokok dalam melakukan kegiatan
pemberdayaan di masyarakat menurut Wahydi yaitu:
1. Pendekatan kepada tokoh masyarakat
2. Diagnosis masalah kesehatan oleh masyarakat
3. Perumusan upaya penanggulangan masalah kesehatan oleh masyarakat
4. Pelaksanaan kegiatan penanggulangan masalah kesehatan oleh masyarakat
5. Pembinaan dan pengembangan.
Adapun langkah-langkah secara rinci tentang pelaksanaan kegiatan pemberdayaan di
masyarakat adalah sebagai berikut:
1. Pendekatan kepada tokoh masyarakat
Pendekatan tokoh masyarakat merupakan tahap pertama yang harus dilakukan sebelum
meng-implementasikan suatu program di suatu wilayah tersebut. Tokoh masyarakat
merupakan panutan masyarakat setempat. Semua yang telah disetujui tokoh masyarakat
akan berjalan lancar, sebaliknya bila para tokoh masyarakat tidak merestui kegiatan
tersebut, jalannya program akan tersendat-sendat. Pendekatan kepada mereka dapat
dilakukan melalui hubungan antar manusia yang baik dan bersahabat

4
Forum untuk mendekati tokoh masyarakat ini antara lain melalui kunjungan rumah,
pertemuan perorangan, pembicaraan informal di berbagai kesempatan dan pertemuan
dengan kelompok kecil.
Setelah para tokoh masyarakat didekati secara interpersonal, perlu diadakan pembahasan
bersama para tokoh masyarakat tersebut antara lain melalui pertemuan khusus, misalnya:
melalui sarasehan dengan tokoh masyarakat untuk membahas program yang akan
dilaksanakan di wilayahnya. Dapat juga menggunakan forum komunikasi yang sudah ada
seperti “selapanan desa, rembuk desa” dan lain-lain, namun topik pembicaraan adalah
program yang kita maksud.
2. Diagnosis masalah kesehatan oleh masyarakat
Diagnosis masalah kesehatan oleh masyarakat merupakan kegiatan untuk mengenali
keadaan dan masalah mereka sendiri, serta potensi yang mereka miliki untuk mengatasi masalah
tersebut. Caranya dengan melakukan survei mawas diri (SDM). Melalui kegiatan SDM
masyarakat diajak untuk mengenali permasalahan kesehatan yang mereka hadapi sehingga
memperoleh gambaran masalah kesehatan menurut apa yang dirasakan dan disepakati keluarga
serta dapat mengenali potensi yang ada disekeliling mereka. Pengenalan masalah kesehatan
dapat dilakukan dengan berbagai cara misalnya :
A. Mengajak wakil keluarga untu melihat langsung cara hidup bersih dan sehat yang
dilakukan oleh keluarga desa yang lebih maju dari desa mereka.
B. Melalui foto atau gambar
C. Menggunakan alat bantu pemantauan keadaan keluarga.
Macam data yang dikumpulkan :
a. Data umum yaitu data tentang potensi desa (merupakan data sekunder, dapat diperoleh dari
data statistik desa)
b. Data khusus yaitu tentang identitas keluarga, keadaan kesehatan (misalnya diare, batuk pilek,
malaria, Tb. Paru dan lain-lain)
c. Data perilaku, sehubungan dengan masalah kesehatan yang ada misalnya tentang diare. Maka
data perilaku yang dimaksud adalah pengetahuan masyarakat tentang diare, penyebabnya, cara
pencegahannya dan kebiasaan masyarakat yang berhubungan dengan diare dan lain-lain. Atas
dasar hal tersebut diatas, petugas membantu membuat diagnosis masalah kesehatannya,

5
membantu mencarikan cara yang tepat agar mempermudah mereka mengenali dan menggali
potensi yang mereka miliki.
Hasil SDM setelah direkapitulasi dibawa ke forum Musyawarah Masyarakat Desa (MMD).
Dalam MMD ini diundang para pemimpin baik formal maupun informal, para tokoh masyarakat
dan anggota masyarakat. Dalam pertemuan ini disampaikan temuan dari survei mawas diri untuk
dibahas bersama upaya mengatasinya.
Langkah-langkah pembahasan pada musyawarah masyarakat desa adalah sebagai berikut :
a. Pemaparan temuan serangkaian masalah kesehatan dan sederetan potensi/sumber daya
setempat yang mungkin bisa digunakan untuk menanggulanginya.
b. Memandu peserta musyawarah untuk menggali tenaga, dana, material atau pemikiran inovatif
lainnya.
c. Atas dasar prioritas masalah yang telah disusun dan potensi masyarakat yang tergali, dibuat
rencana kegiatan penanggulangan masalah, lengkap dengan jadwal kegiatannya.
3. Perumusan upaya penanggulangan masalah kesehatan oleh masyarakat dan perencanaan
Perumusan upaya penanggulangan masalah kesehatan oleh masyarakat atas dasar musyawarah
ini merupakan kekuatan politis yang tangguh untuk menggali dan meningkatkan peran
masyarakat, serta menjamin kelestarian program.Peran petugas dalam musyawarah masyarakat
ini adalah memandu jalannya musyawarah agar berjalan lancar dan mencapai tujuan.
Ada beberapa patokan yang dapat digunakan untuk menentukan skala prioritas masalah, antara
lain :
a. Kegawatannya : besar/kecilnya akibat masalah kesehatan ini bagi masyarakat.
b. Mendesaknya : berkaitan dengan waktu. Kalau tidak segera ditanggulangi akan menimbulkan
akibat yang serius.
c. Penyebarannya : semakin banyak penduduk atau semakin luas wilayah yang terkena, menjadi
semakin penting.
d. Sumber daya yang dimiliki : kaitannya dengan kemampuan yang mereka miliki untuk
mengatasi masalah tersebut dana, sarana, tenaga, dan teknologinya.
Pelaksanaan kegiatan penanggulangan masalah kesehatan oleh masyarakat.
Pelaksanaan kegiatan penaggulangan masalah kesehatan oleh masyarakat, merupakan rangkaian
penerapan kegiatan sebagai penjabaran dari perumusan upaya penaggulangan yang telah disusun
menjadi suatu rencana kegiatan, yang dilaksanakan untuk mengatasi masalah kesehatan.

6
Rangkaian kegiatan ini dapat berjangka waktu pendek, sedang dan lama. Namun minimal 1
tahun berjalan harus diadakan penilaian. Jenis kegiatan bervariasi mulai dari yang sangat
sederhana sampai yang rumit, semua tergantung pada kesepakatan yang diambil dalam
musyawarah masyarakat.
Pelaksanaan kegiatan penanggulangan masalah kesehatan oleh masyarakat dibagi menjadi 4
tahap yaitu :
a. Tahap persiapan (P1)
Mempersiapkan tenaga pelaksana yaitu tenaga pembangunan desa yang sudah dipilih
sebelumnya dan sudah melaksanakan SDM dengan pelatihan, orientasi, lokakarya dan lain-lain,
pelatihan yang diselengarakan harus praktis, mengutamakan latihan keterampilan. Metode yang
banyak digunakan dalam pelatihan antara lain demonstrasi, bermain peran/permainan simulasi,
diskusi kelompok. Lamanya pelatihan tergantung jenis kegiatan yang akan dilaksanakan.
Disamping pelatihan atau orientasi upaya untuk meningkatkan pengetahuan, kemauan dan
keterampilan petugas dan masyarakat dapat melalui cara-cara sebagai berikut :
1) Diskusi kelompok terarah (DKT), bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, kemauan,
keterampilan keluarga/masyarakat dalam menggali dan mengatasi masalah kesehatan yang
dihadapi.
2) Kunjungan rumah (memberikan informasi yang lebih rinci).
3) Penyuluhan massa, menciptakan kesadaran dan membentuk opini yang mendukung
Tahap pelaksanaan (P2)
Sesudah tenaga pelaksana dilatih, diharapkan mampu melaksanakan kegiatan yang telah disusun,
sehingga secara bertahap dapat mengatasi masalah kesehatan yang mereka hadapi, sekaligus,
membuktikan apakah “rencana” yang mereka susun sudah tepat. Namun demikian petugas perlu
memantau bila ternyata ada kekeliruan bisa segera diperbaiki. Peran petugas adalah memberikan
bimbingan teknis secara teratur dan berkesinambungan.
Tahap menilai kegiatan yang sudah dilaksanakan
Penilaian merupakan suatu hal yang penting dalam proses perubahan. Masyarakat harus dapat
melihat sampai dimana rencana kegiatan yang telah mereka susun sudah terlaksana. Apakah ada
hal-hal yang perlu penyempurnaan atau perbaikan.Pada tahap ini diharapkan masyarakat
melakukan penilaian yang mereka susun. Penilaian dilakukan secara sederhana dan praktis.
Pembinaan dan pengembangan.

7
Langkah terakhir dari serangkaian kegiatan pemberdayaan masyarakat adalah pembinaan dan
pengembangan program. Setiap pelaksanaan program harus dibina agar mantap jalannya. Setelah
mantap harus dikembangkan, agar tidak jenuh dan makin maju tingkat pencapaiannya.
Pemantapan dan pembinaan juga bermaksud memantapkan dan mambina pengetahuan, sikap,
keterampilan dan motivasi para tenaga pembangunan desa, masyarakat dan keluarga sendiri di
bidang kesehatan.
Pembinaan dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain :
a. Supervisi
Banyak hasil penilaian mengungkapkan bahwa supervisi petugas amat menentukan tingkat
keberhasilan program. Oleh karena itu, supervisi secara berkala perlu dilakukan. Bila
memungkinkan, supervisi ke bawah sebaiknya dikembangkan menjadi suatu sistem penilaian
yang utuh.
b. Forum komunikasi
Forum komunikasi antara petugas lintas program dan sektor di tingkat kabupaten, maupun
kecamatan merupakan wahana pemantauan yang baik. Pada forum ini dapat dibahas rencana
supervisi terpadu, hasil supervisi dari petugas yang turun ke lapangan, sekaligus dapat membahas
upaya untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ditemui di lapangan. Di lapangan atau
desa, forum komunikasi ini juga perlu dibentuk sebagai wadah berkumpulnya pelaksana
pembangunan desa dengan toloh masyarakat baik formal maupun non formal. Dalam forum ini
pelaksana pembangunan desa dapat menyampaikan pelaksanaan rencana kegiatan yang telah
disusun, hambatan-hambatan serta keberhasilan yang telah dicapai. Forum ini sekaligus sebagai
wadah untuk pemecahan masalah, menyempurnakan rencana yang disusun dan lain-lain
sehingga dapat berfungsi untuk pemantauan dan penilaian oleh masyarakat sendiri.
c. Menunjukkan film-film pembangunan kesehatan untuk memotivasi pelaksana pembangunan
desa dan masyarakat.
d. Kunjungan tamu dari luar
Kegiatan ini dapat merangsang masyarakat untuk membenahi desanya karena akan kedatangan
tamu, namun harus dijaga jangan sampai terlalu sering, bisa membosankan dan mengganggu
kegiatan masyarakat.
e. Wisata karya ke tempat lain yang lebih maju
Kegiatan ini dapat memperluas wawasan, dan memotivasi masyarakat untuk lebih maju.

8
f. Perlombaan-perlombaan desa sehat secara teratur.
g. Penerbitan majalah dinding buatan sendiri yang memuat antara lain :
Kegiatan-kegiatan di desa bersangkutan, cara pencegahan penyakit yang sedang berjangkit,
misalnya muntah berak, atau demam berdarah, pengalaman pelaksana pembangunan desa, dll
h. Pengembangan kegiatan pemberdayaan masyarakat
Pengembangan dilakukan apabila kegiatan di wilayah uji coba telah seperti yang diharapkan,
maka perlu dilakukan kegiatan perluasan atau pengembangan ke daerah terutama di wilayah
sekitarnya. Kegiatan yang dilakukan adalah:
1) Pertama-tama wilayah uji coba menyiapkan dokumentasi kegiatan serta hasil yang
diperoleh
2) Selanjutnya mengundang tokoh masyarakat yang ada di wilayah sekitar daerah uji
coba untuk mengikuti pertemuan serta melakukan peninjauan di wilayah yang sudah
berhasil. Pada acara pertemuan para tamu ditunjukkan dokumentasi (slide, film atau foto)
yang telah berhasil beserta gambaran proses kegiatannya.
3) Pada akhir pertemuan atau kunjungan dilakukan pembahasan kemungkinan
menerapkan kegiatan serupa di wilayah sekitarnya.
4) Pengembangan kegiatan pemberdayaan ada dua macam yaitu: pengembangan daerah
dan pengembangan program.
5) Dalam pengembangan kegiatan ke daerah lain harus dicegah adanya “penjiplakan”,
namun harus berdasarkan kebutuhan, kemampuan serta karakteristik wilayah tersebut.

Anda mungkin juga menyukai